Bukan sewot sis, tetapi konon sudah punah, dan konon Sangha hanya bisa didirikan oleh Sammasambuddha. Dan dikatakan orang yang mengaku-aku sebagai Sangha tanpa penahbisan yang sah adalah pencuri terbesar. Mereka yang demikian tidak bisa mencapai jhana apalagi tingkat kesucian dalam kehidupan ini.
Ada Para Bhikkhu atas dasar cinta kasih mati-matian mempertahankan Vinaya agar Dhamma bisa bertahan lebih lama, demi para makhluk yang ada, bahkan ada yang rela mati daripada minum setetes susu sesudah siang. Ada juga yang atas dasar cinta kasih pula Sangha menentang Sangha Bhikkhuni, agar mereka tidak menderita. Di berbagai negara Buddhis, menjadi Bhikkhuni bisa berakibat negatif, karena masyarakat tidak bisa menerima. Jadi bukannya tidak mau menahbiskan, tetapi lebih ke status quo. (bukan atas dasar ego atau merasa superior)
Berbagai interpretasi Sangha Bhikkhuni bisa didirikan lagi atau tidak, saya anggap ini urusan Sangha. Bukan hak saya menginterpretasikan Vinaya dan bukan hak saya mengatur Sangha.
Masing-masing pihak punya argumentasi masing-masing, silahkan ditelaah mana yang baik dan benar. Saya belum pernah ketemu argumentasi dari Sangha Bhikkhu yang alasannya adalah superioritas atau egoisme. Dan satu hal kenapa hal ini bisa terjadi, dalam Buddhisme adalah tidak ada satu pihak yang dianggap sebagai pemimpin tunggal setelah Sang Buddha meninggal, bahkan Murid-Murid yang terkemuka pun tidak berhak menjadi pemimpin tunggal.