sampe akhirnye dia orang ktemu tali perak, tali emas dan tali berlian..si A dan B selalu mengganti tali yg ditemui dan mengambil yg terbaik...tapi si C..yg hanya memikul tali batu..akhirne menyesal...
-------------------------------------------------------
pesan yg mo gw sampaiin...kalo gk ada Keinginantahuan ato ogah cari tahu...itu sama seperti gk mao melaksanakan perjalanan...tapi memilih berhenti dan duduk disana...bukankah itu sangat bodoh? bukankah lama2 akan jadi Blind faith..seperti selam2 dan Karesten?
jika kita meneruskan perjalanan..suatu hari nanti kita pasti akan menemukan Tali berlian tersebut..dan akhirnya kita bisa membuang semua tali2 yg tidak berguna...it's better than merasa puas terhadap kebijaksanaan yg tidak perfect..bukankah begitu?
bang sol, analogi dan logika anda valid, tapi menurut saya arah pengambilan kesimpulannya kurang tepat...
"tali" dalam hal ini adalah pengertian dan wisdom secara spiritual melalui pengalaman dan penembusan batin, bukan intelektual...
bisa dibilang, pengertian intelektual mengenai karma itu tali berlian imitasi. tentu saja berlian imitasi tidak sama dengan berlian asli (dalam hal ini penembusan batin mengenai karma).
itulah sebabnya memahami hukum karma secara intelektual (tanam baek dapet baek, tanem buruk dapet buruk), tidak bisa membuat seseorang menjadi baek. orang yg belajar karma secara intelektual, masih saja menanam yg buruk2. seperti orang yg mempelajari nama latin jeruk, rangkaian kode dna jeruk namun tidak pernah mencicipi jeruk. apakah pernah kita melihat orang yg cuman membaca jadi baek atau suci? apakah ada orang yg lihay main bola dari kursus tertulis?
memperbandingkan nibbana, sebab awal, tuhan, karma, 31 alam itu secara intelektual sama saja dengan memperbandingkan tali emas imitasi dengan tali berlian imitasi dengan tali perak imitasi. sama2 imitasinya! sama2 tidak tahunya!
di sini saya merasa, muslim teoritis dengan kristian teoritis dengan buddhis teoritis itu tidaklah berbeda banyak. mereka sama2 tidak tahunya, berbicara dengan mengutip teori dari buku atau suhunya. pengetahuan imitasi...
muslim atau kristian atau buddhis yg meraih pemahaman dan wisdom dengan mengalami sendiri itulah yg berhasil mengganti tali murah dengan tali yg lebih berharga seperti perumpamaan buddha di atas...
mungkin yg dimaksud mbah menyan di atas, dia memilih duduk diam ketika orang memperbincangkan tali2 imitasi dan mendingan mencari tali2 yg asli dan lebih baik dari tali batunya yg sekarang...