//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Share (Curhat): Menghadapi perasaan kecewa  (Read 7947 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Satyagraha

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 4
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Share (Curhat): Menghadapi perasaan kecewa
« Reply #15 on: 20 February 2013, 03:32:24 PM »
Dalam hidup terkadang banyak hal yang sepertinya tidak sesuai dengan yang kita inginkan, dan itu menimbulkan perasaan kecewa, baik itu mungkin timbul karena kondisi ataupun orang lain yang tidak selaras dengan keinginan kita...
Dan saat timbul perasaan kecewa itu, normalnya akan timbul banyak pikiran tidak baik/negatif terhadap situasi/oknum yang menimbulkan perasaan kecewa.
Sebagai seorang yang masih belajar tentang Buddhis, saya banyak membaca bahwa terkadang kekecewaan timbul mungkin dikarenakan karma buruk kita yang sedang berbuah dan disarankan untuk lebih banyak berbuat kebajikan dengan harapan mungkin akan sedikit membuat keadaan menjadi lebih baik.

Dan itu yang coba saya terapkan saat ini, yaitu dengan lebih banyak membaca paritta ataupun berbuat kebajikan tetapi sepertinya belum banyak membawa dampak dalam diri saya. Atau mungkin ini saya lakukan dalam keadaan (quote unquote) pamrih karena berharap bisa mempercepat berbuahnya karma baik ...

Mungkin ada teman-teman seDhamma disini yang bisa share pengalaman pribadi dengan terapan seperti yang saya sebutkan diatas (berbuat kebajikan) memang bisa membantu kita mengatasi perasaan kecewa ini...

Saya lagi mencari inspirasi agar bisa menghadapi perasaan kekecewaan ini dengan lebih bijaksana...mungkin ada yang bisa membantu disini....

 _/\_

saya pribadi jg baru2 ini mengalami hal yg serupa dgn sis......saya kasih tips nih kalo pada saat detik2 berbuat kebajikan, mantapkan niat baik dan pancaran metta anda agar kamma baik yg berbuah semakin besar  :D

Offline DeNova

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.067
  • Reputasi: 106
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Share (Curhat): Menghadapi perasaan kecewa
« Reply #16 on: 20 February 2013, 11:53:08 PM »
dulu sering nih saya kecewa, tapi sejak baca suatu kisah saya jadi kecewanya gag lama2...  ;D ;D


Ini ringkasannya lho...


Waktu masa Sang Buddha setiap peralatan makan yang dipakai bersama selalu dianggap "sudah rusak" maksudnya kalau gelas ya sudah pecah, piringpun begitu jadi kalau nantinya kelak piring, gelas atau peralatan makan lain pecah, rusaj atau hilang tidak ada perasaan kecewa, marah atau sedih jika mereka tak sengaja merusakkan/ menghilangkan karena dari awal brg tersebut sudah rusak....


Apa yang menyebabkan kekecewaan terletak pada cara kita memandang suatu hal, kejadian, barang atau apapun, ketika kita memandang seseorang, sesuatu ataupun suatu kejadian indah, baik dan menyenangkan kita cenderung "melekatinya" dengan cara menyayangi, mencintai dan mengganggapnya "milikku" ataupun jika suatu kejadian kita menjadi org yang ingin stuck di masa itu aja alias gag mau maju sehingga kalau mengalami sesuatu yang tidak menyenangkan cenderung kecewa, sedih bahkan marah....


jika kita memandang semua yang kita miliki seperti keindahan ragawi, barang2 yang kita cintai atau seseorang yang kita sayangi adalah akan berlalu, lenyap bahkan hilang  maka perasaan kecewa itu akan berkurang bahkan mungkin hilang sehingga pada tahap tertentu semua perasaan senang, sedih adalah sama saja sehingga tidak mengenal lagi perasaan yang disebut "kekecewaan" itu  _/\_

Offline enlightened_heart

  • Teman
  • **
  • Posts: 62
  • Reputasi: 2
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Share (Curhat): Menghadapi perasaan kecewa
« Reply #17 on: 21 February 2013, 09:37:33 AM »
jangan dipikirkan bold, itu yang paling gak gampang  :/
Quote

setuju, untuk tidak memikirkan itu yang paling susah... :|
saya pribadi jg baru2 ini mengalami hal yg serupa dgn sis......saya kasih tips nih kalo pada saat detik2 berbuat kebajikan, mantapkan niat baik dan pancaran metta anda agar kamma baik yg berbuah semakin besar  :D

Terima kasih tipsnya... :) terkadang segitu banyaknya pikiran pas mau melakukan kebajikan malah pikiran jadi kecenderungan kosong haha....

dulu sering nih saya kecewa, tapi sejak baca suatu kisah saya jadi kecewanya gag lama2...  ;D ;D


Ini ringkasannya lho...


Waktu masa Sang Buddha setiap peralatan makan yang dipakai bersama selalu dianggap "sudah rusak" maksudnya kalau gelas ya sudah pecah, piringpun begitu jadi kalau nantinya kelak piring, gelas atau peralatan makan lain pecah, rusaj atau hilang tidak ada perasaan kecewa, marah atau sedih jika mereka tak sengaja merusakkan/ menghilangkan karena dari awal brg tersebut sudah rusak....


Apa yang menyebabkan kekecewaan terletak pada cara kita memandang suatu hal, kejadian, barang atau apapun, ketika kita memandang seseorang, sesuatu ataupun suatu kejadian indah, baik dan menyenangkan kita cenderung "melekatinya" dengan cara menyayangi, mencintai dan mengganggapnya "milikku" ataupun jika suatu kejadian kita menjadi org yang ingin stuck di masa itu aja alias gag mau maju sehingga kalau mengalami sesuatu yang tidak menyenangkan cenderung kecewa, sedih bahkan marah....


jika kita memandang semua yang kita miliki seperti keindahan ragawi, barang2 yang kita cintai atau seseorang yang kita sayangi adalah akan berlalu, lenyap bahkan hilang  maka perasaan kecewa itu akan berkurang bahkan mungkin hilang sehingga pada tahap tertentu semua perasaan senang, sedih adalah sama saja sehingga tidak mengenal lagi perasaan yang disebut "kekecewaan" itu  _/\_

betul, karena ada ke-Aku-an itu yang membuat kita lebih cenderung lebih mudah kecewa....masih butuh banyak pencerahan rasanya saya ini..haha..... _/\_

Offline juanpedro

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 949
  • Reputasi: 48
  • Gender: Male
Re: Share (Curhat): Menghadapi perasaan kecewa
« Reply #18 on: 21 February 2013, 12:41:10 PM »
kalo boleh tahu kapan terakhir kali TS berolah raga?

Offline enlightened_heart

  • Teman
  • **
  • Posts: 62
  • Reputasi: 2
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Share (Curhat): Menghadapi perasaan kecewa
« Reply #19 on: 21 February 2013, 01:02:32 PM »
 
kalo boleh tahu kapan terakhir kali TS berolah raga?

 Haha...hubnya аpa ya? Sudh bbrp bulan sptnya Gªª olahraga sih...
;D

Offline juanpedro

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 949
  • Reputasi: 48
  • Gender: Male
Re: Share (Curhat): Menghadapi perasaan kecewa
« Reply #20 on: 21 February 2013, 01:06:50 PM »

 Haha...hubnya аpa ya? Sudh bbrp bulan sptnya Gªª olahraga sih...
;D
hahaha ada hubungannya kok. orang yang jarang olga lebih sering depresi loh :)

Offline enlightened_heart

  • Teman
  • **
  • Posts: 62
  • Reputasi: 2
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Share (Curhat): Menghadapi perasaan kecewa
« Reply #21 on: 21 February 2013, 01:12:17 PM »
hahaha ada hubungannya kok. orang yang jarang olga lebih sering depresi loh :)

Haha...sebenarnya pas awal2 menghadapi masalah,memang sempat olahraga tapi rasanya Gªª banyak membantu sih..karena (mudah2an) belum sampai tahap depresi, cuma masih merasa aϑα kekecewaan saja menghadapi kenyataan yang Gªª sesuai ϑi harapkan...:s

Offline HerdiWijaya

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 26
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Share (Curhat): Menghadapi perasaan kecewa
« Reply #22 on: 21 February 2013, 01:15:14 PM »
Quote
jika kita memandang semua yang kita miliki seperti keindahan ragawi, barang2 yang kita cintai atau seseorang yang kita sayangi adalah akan berlalu, lenyap bahkan hilang  maka perasaan kecewa itu akan berkurang bahkan mungkin hilang sehingga pada tahap tertentu semua perasaan senang, sedih adalah sama saja sehingga tidak mengenal lagi perasaan yang disebut "kekecewaan" itu  _/\_


saya tidak mengerti bagamana cara kita memandang yang kita miliki sebagai keindahan ragawi ? mohon pencerahannya thx  _/\_
Berjuang untuk menjadi lebih baik dari sekarang

Offline Satyagraha

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 4
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Share (Curhat): Menghadapi perasaan kecewa
« Reply #23 on: 21 February 2013, 01:20:24 PM »
Quote
Terima kasih tipsnya... :) terkadang segitu banyaknya pikiran pas mau melakukan kebajikan malah pikiran jadi kecenderungan kosong haha....

kosong isi isi kosong
setelah kita melakukan kebajikan ole2 aja kita merenungkan kebajikan kita tersebut yg penting kita gak mengharapkan imbalan(pamrih) ntar ngefek ke buah pahala kammanya  ;)

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Share (Curhat): Menghadapi perasaan kecewa
« Reply #24 on: 21 February 2013, 01:28:21 PM »
kosong isi isi kosong
setelah kita melakukan kebajikan ole2 aja kita merenungkan kebajikan kita tersebut yg penting kita gak mengharapkan imbalan(pamrih) ntar ngefek ke buah pahala kammanya

kalo mengharapkan imbalan, efeknya apa? apakah pahalanya mengecil?
« Last Edit: 21 February 2013, 01:32:26 PM by dhammadinna »

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Share (Curhat): Menghadapi perasaan kecewa
« Reply #25 on: 21 February 2013, 01:56:50 PM »
dulu sering nih saya kecewa, tapi sejak baca suatu kisah saya jadi kecewanya gag lama2...  ;D ;D

Ini ringkasannya lho...

Waktu masa Sang Buddha setiap peralatan makan yang dipakai bersama selalu dianggap "sudah rusak" maksudnya kalau gelas ya sudah pecah, piringpun begitu jadi kalau nantinya kelak piring, gelas atau peralatan makan lain pecah, rusaj atau hilang tidak ada perasaan kecewa, marah atau sedih jika mereka tak sengaja merusakkan/ menghilangkan karena dari awal brg tersebut sudah rusak....

[...]

Setau saya, cara pandang tersebut bukan dari "suatu waktu di masa Sang Buddha". CMIIW.

Tapi Ajahn Chah pernah memberi nasehat yang seperti itu, judulnya "Gelas Minum".

Spoiler: ShowHide

Gelas Minum
oleh: Ajahn Chah

Bagaimana Anda bisa menemukan pemahaman yang benar?

Saya bisa menjawabnya dengan gelas air yang saya pegang ini. Tampaknya, gelas ini bersih dan bermanfaat, sesuatu yang digunakan untuk minum dan bisa disimpan untuk jangka waktu yang lama. Pemahaman yang benar adalah dengan melihat bahwa ini adalah kaca yang pecah, seakan-akan gelas ini telah hancur berkeping-keping. Cepat atau lambat, gelas ini akan hancur.

Apabila Anda berpikiran seperti ini selama menggunakannya—bahwa semuanya adalah gabungan dari berbagai unsur yang bersatu dan kemudian bercerai—maka apapun yang terjadi pada gelas itu, Anda tidak akan terusik.

Gelas itu juga nanti akan hancur dan lenyap. Anda harus memahaminya.

Walaupun demikian, tidak berarti bahwa Anda harus mengasingkan diri dan membunuh diri, begitu pula Anda tidak mengambil gelas itu dan memecahkannya atau membuangnya. Gelas itu bisa dipergunakan hingga waktunya pecah menurut caranya yang alami. Demikian pula halnya, badan kita adalah sarana yang bisa digunakan hingga waktunya aus.

Note: link-nya tidak bisa saya copas karena dari forum lain.

« Last Edit: 21 February 2013, 01:58:33 PM by dhammadinna »

Offline DeNova

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.067
  • Reputasi: 106
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Share (Curhat): Menghadapi perasaan kecewa
« Reply #26 on: 22 February 2013, 07:56:33 AM »
Setau saya, cara pandang tersebut bukan dari "suatu waktu di masa Sang Buddha". CMIIW.

Tapi Ajahn Chah pernah memberi nasehat yang seperti itu, judulnya "Gelas Minum".

Spoiler: ShowHide

Gelas Minum
oleh: Ajahn Chah

Bagaimana Anda bisa menemukan pemahaman yang benar?

Saya bisa menjawabnya dengan gelas air yang saya pegang ini. Tampaknya, gelas ini bersih dan bermanfaat, sesuatu yang digunakan untuk minum dan bisa disimpan untuk jangka waktu yang lama. Pemahaman yang benar adalah dengan melihat bahwa ini adalah kaca yang pecah, seakan-akan gelas ini telah hancur berkeping-keping. Cepat atau lambat, gelas ini akan hancur.

Apabila Anda berpikiran seperti ini selama menggunakannya—bahwa semuanya adalah gabungan dari berbagai unsur yang bersatu dan kemudian bercerai—maka apapun yang terjadi pada gelas itu, Anda tidak akan terusik.

Gelas itu juga nanti akan hancur dan lenyap. Anda harus memahaminya.

Walaupun demikian, tidak berarti bahwa Anda harus mengasingkan diri dan membunuh diri, begitu pula Anda tidak mengambil gelas itu dan memecahkannya atau membuangnya. Gelas itu bisa dipergunakan hingga waktunya pecah menurut caranya yang alami. Demikian pula halnya, badan kita adalah sarana yang bisa digunakan hingga waktunya aus.

Note: link-nya tidak bisa saya copas karena dari forum lain.




di t4 Saya Judulnya Gelas Yang Pecah, emg itu dari Ajahn Chah, saya salah mengutipnya trims atas koreksinya  _/\_ _/\_




saya tidak mengerti bagamana cara kita memandang yang kita miliki sebagai keindahan ragawi ? mohon pencerahannya thx  _/\_
Maksud saya ada beberapa orang yang bangga dengan kesempurnaan fisik, wajah ataupun kelebihan bagian2 tuuh lainnya mata dsb, bukankah keindahan tsb akan pudar seiring berjalannya waktu, semuanya akan mengalami ketuaan, yang tadinya indah jadi gag lagi sedap dipandang, kulit akan jadi keriput dan beberapa bagian tubuh akan kendor, lalu kalau kita terlalu membanggakannya, apa gunanya toh semuanya adalah tak kekal termasuk keindahan fisik yang kita miliki.  _/\_

Offline juanpedro

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 949
  • Reputasi: 48
  • Gender: Male
Re: Share (Curhat): Menghadapi perasaan kecewa
« Reply #27 on: 22 February 2013, 08:35:32 AM »
Haha...sebenarnya pas awal2 menghadapi masalah,memang sempat olahraga tapi rasanya Gªª banyak membantu sih..karena (mudah2an) belum sampai tahap depresi, cuma masih merasa aϑα kekecewaan saja menghadapi kenyataan yang Gªª sesuai ϑi harapkan...:s
oh gitu y... bagi beberapa orang, olah raga jadi sumber kebahagiaan. dan mereka yang banyak memiliki sumber kebahagiaan lebih ringan menghadapi kekecewaan daripada mereka yang sedikit memiliki sumber kebahagiaan :D

kosong isi isi kosong
setelah kita melakukan kebajikan ole2 aja kita merenungkan kebajikan kita tersebut yg penting kita gak mengharapkan imbalan(pamrih) ntar ngefek ke buah pahala kammanya  ;)
apa bisa merenung kebajikan tanpa mengharap imbalan? ;D