//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Andil dalam membunuh  (Read 46109 times)

0 Members and 2 Guests are viewing this topic.

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: Andil dalam membunuh
« Reply #30 on: 09 January 2013, 07:04:33 AM »
Ada yang tersindir?

Dua kelompok kegemaran langsung muncul.  ;D

Mari kita berdiskusi dengan baik.  _/\_

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: Andil dalam membunuh
« Reply #31 on: 09 January 2013, 07:05:57 AM »
kalau boleh bertanya balik, apakah orang yg mabuk itu adalah :

1. manusia g0b0l0k
2. manusia badut
3. manusia belut
4. manusia yg menyalahkan alkohol

?

apakah pengendara mabuk yg membunuh org dgn tabrakan dijalan hukumannya lebih berat dari pada yg gak mabuk ? ohh udah jelas yg mabuk jauh lebih berat....

don't drink n drive!

Yang mengatakan orang mabuk itu tidak memiliki niat bukan saya (mohon dibaca ulang). Salam.  _/\_

Offline cumi polos

  • Sebelumnya: Teko
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.130
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
  • mohon transparansinya
Re: Andil dalam membunuh
« Reply #32 on: 09 January 2013, 07:09:17 AM »
Yang mengatakan orang mabuk itu tidak memiliki niat bukan saya (mohon dibaca ulang). Salam.  _/\_
apakah muridnya master sunya yg mengatakan hal tsb ?  :P
merryXmas n happyNewYYYY 2018

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Andil dalam membunuh
« Reply #33 on: 09 January 2013, 09:09:01 AM »
Ada yang tersindir?

Dua kelompok kegemaran langsung muncul.  ;D

Mari kita berdiskusi dengan baik.  _/\_

ngaku nih menyindir !
sudah disarankan jangan pakai naluri hewan utk diskusi
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Andil dalam membunuh
« Reply #34 on: 09 January 2013, 09:32:32 AM »
Perhatikan ini:

[...]

Tentang cetana, kita melakukan secara sadar, terlepas dari terpaksa ataupun tidak. Sepengetahuan/sepemahaman saya, karma tetap berbuah bila perbuatan dilandasi dengan keterpaksaan, ketidaktahuan, keteledoran (misalnya lupa membungkus kabel listrik secara benar, orang lain tersambar listrik hingga cedera).
Berarti jika kita melakukan sesuatu secara sadar, dan keburukan terjadi, maka ada karma terjadi walaupun tanpa niat buruk.

Lucunya dilanjutkan begini:

Quote
Suatu karma tidak berbuah ketika tidak ada niat (cetana). Misalnya kita berjalan dan asyik mengobrol, saat melihat ke bawah baru sadar banyak makhluk kecil (semut dan serangga lain) terinjak mati.
Di sini orang melakukan sesuatu secara sadar (berjalan), dan keburukan terjadi (semut mati), tapi tidak ada karma.

Kontradiktif dengan pernyataannya sendiri di atas:

Quote
Sepengetahuan/sepemahaman saya, karma tetap berbuah bila perbuatan dilandasi dengan keterpaksaan, ketidaktahuan, keteledoran


Kemudian membelut ke kasus guru menabrak murid.

[...]
Niat: Memindahkan mobil (baik, agar lapangan lebih luas).
Pelaksanaan: Teledor dalam berkendaraan, sehingga murid TK yang sedang berolah raga malah tertabrak.
Tidak ada niat menabrak, namun murid tertabrak. Berarti ada karma buruk.

Lalu membelut ke kebijaksanaan.

Quote
Ada perbedaan antara sengaja tidak sengaja, dengan teledor/lalai/ceroboh dengan ketekunan (sungguh-sungguh).
Yang pertama itu berkaitan dengan nasib dan kondisi (tidak terduga, tidak diatur/dikendalikan). Yang kedua berhubungan dengan kearifan (prajna/panna/wisdom/kebijaksanaan).

Dalam agama Buddha menekankan pengembangan kearifan dalam menyikapi hidup, sehingga masalah besar bisa diperkecil, masalah kecil bisa ditiadakan atau diminimalisir. Jika alasannya tidak sengaja lalu mengabaikan unsur kelalaian, sepertinya juga tidak arif (hukum pun tetap memproses sebuah tindakan akibat dari kelalaian).


Quote
Jadi tolong dibedakan, sengaja tidak sengaja, dan teledor/lalai/ceroboh/slebor. Ini perbedaan cukup kontras.
Iya, jadi 'tidak sengaja' ini kontras dengan 'lalai'.
Kalau masak mie instant malam-malam dan tidak sengaja ketiduran sehingga rumah kebakaran, ini tidak ada karma.
Kalau masak mie instant malam-malam dan lalai ketiduran sehingga rumah kebakaran, ini menghasilkan karma.

 ^:)^

Offline M14ka

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.821
  • Reputasi: 94
  • Gender: Female
  • Live your best life!! ^^
Re: Andil dalam membunuh
« Reply #35 on: 09 January 2013, 09:42:35 AM »
Niat pasti menghasilkan karma (entah itu pikiran, ucapan/tulisan, maupun perbuatan).
Yang saya sama sekali tidak sependapat: Niat baik menghasilkan karma baik.

Sebenarnya cukup simpel, dalam hal ini ada 4 poin yang kita bahas terkait karma:
1. Ada atau tidak ada niat.
2. Tahu atau tidak tahu.
3. Niat buruk atau baik.
4. Sengaja atau tidak sengaja.

Nah, yang ingin kita ketahui dan bahas bersama, mana yang membuahkan karma 'kan? Bukan begitu?

Poin 1, jika ada niat tentu menghasilkan karma. Dalam hal ini niat = karma.
Kedua, tahu dan tidak tahu, tetap menghasilkan karma. Bermain api tanpa tahu api itu panas, tangan tetap terbakar.
Niat buruk atau baik, hasilnya relatif (seperti kasus guru dan kabel listrik tersebut).
Keempat, sengaja jelas membuahkan karma, dan tidak sengaja (tidak tahu/sadar) jelas tidak membuahkan karma. Ini saya jelaskan dengan contoh menginjak serangga di hal. 1.

Yang agak mirip mungkin poin pertama dan ketiga, dimana poin pertama berbunyi "ada niat", sedangkan poin ketiga membahas niat tersebut baik atau buruk. Disini mungkin perlu ekstra cermat, karena kalau salah maka akan menjadi rancu (salah interpretasi).

Saya kira ini juga yang disalahartikan rekan Kainyn? Semoga demikian. Dan semoga penjelasan ini bisa memperbaiki misinterpretasi tersebut.

Salam.  _/\_

kk gmn bs tau niat guru n tukang kabel itu baik/buruk? Guru n tukang kabel tsb kan bukan sengaja, brarti tidak sengaja donk? Kl yg contoh menginjak nyamuk napa bukan termasuk ceroboh krn ga berjalan hati"?

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Andil dalam membunuh
« Reply #36 on: 09 January 2013, 10:43:19 AM »
konsep Kamma-Vipaka, memang gampang2 susah..

Gampangnya:
karena simple sekali, yaitu:
kamma adalah perbuatan yg dilandasi niat
vipaka adalah hasil kamma

Susahnya:
~ dalam perenungan praktiknya, kita sering kesulitan menentukan mana yg kamma dan mana yg vipaka.
Contoh: apakah menangis adalah kamma ataukah vipaka? apakah kesedihan adalah kamma ataukah vipaka? apakah kegembiraan adalah kamma ataukah vipaka? apakah bersenang2 dalam kemewahan adalah kamma ataukah vipaka? ... hal2 begini cukup sulit ditentukan.

~ kedua, kita seringkali tergoda untuk membuat koneksi antara kamma dan vipaka 'ala kita'. Contoh paling jelas adalah kasus 'kabel' ini.

Niat untuk membantu menyambungkan kabel adalah niat baik, artinya jelas: kamma baik. Sedangkan kondisi orang tersengat listrik adalah: vipaka buruk orang tsb. hal ini saja sudah jelas tidak konek.

Tapi Bro..., akibatnya kita akan dituntut. Ok, "dituntut" adalah vipaka jelek kita. Disini perlu diperhatikan baik2: "dituntut krn orang tersengat kabel" penyebab (kamma) terdekatnya bukanlah karena kita berniat membantu orang lain tetapi karena kita ceroboh/tidak piawai dalam menyambung kabel. Kecerobohan adalah penyebab terdekat kita mendapatkan buah buruk akibat perbuatan kita.

Jika mau dilanjutkan lagi, apa penyebab sehingga kita ceroboh? Mungkin karena kebiasan2 jelek yg kita pupuk setiap hari: kebiasaan tidak memeriksa ulang hasil pekerjaan, kebiasaan terburu2, kebiasaan menduga2 tanpa memastikan, dstnya... Kesemua kebiasaan jelek ini suatu waktu, jika kondisinya pas, pasti akan menimbulkan hasil yg jelek pula.... Jadi kesemua kebiasaan jelek ini, yg kita pupuk sendiri, ditambah kamma lampau kita dengan si yg tersengat, atau mungkin juga kondisi2 lainnya yg tidak kita ketahui.. kesemuanya ini mengakibatkan kita dituntut. Jadi penyebab kita dituntut krn kecerobohan kita, sangat banyak dan tidak mungkin ditelusuri secara komplit. Yg dapat kita renungkan saat ini hanyalah penyebab terdekat, yakni: kecerobohan kita yg diakibatkan akumulasi perbuatan kita sendiri.

Bagaimana dengan niat baik kita ingin menolong orang (dgn menyambungkan kabel tsb)? Niat baik ini, tentu suatu saat akan berkontribusi menghasilkan vipaka baik juga... tidak tau pasti apa hasilnya... yah mungkin saja tuntutan dibatalkan keluarga si korban, krn dia mempertimbangkan niat baik kita... nggak bisa dipastikan.

Jadi, akibat kamma dan penyebab vipaka tidak mungkin untuk diketahui secara pasti, namun untuk perenungan kita, kita dapat melihat korelasi terdekat. Sehingga kita tidak akan kebingungan sendiri berasumsi bahwa niat baik bisa menghasilkan buruk, atau kamma terbagi atas lalai dan tidak-sengaja, dan kesimpulan lain yg aneh2 seperti diatas..


::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Andil dalam membunuh
« Reply #37 on: 09 January 2013, 11:16:37 AM »
konsep Kamma-Vipaka, memang gampang2 susah..

Gampangnya:
karena simple sekali, yaitu:
kamma adalah perbuatan yg dilandasi niat
vipaka adalah hasil kamma

Susahnya:
~ dalam perenungan praktiknya, kita sering kesulitan menentukan mana yg kamma dan mana yg vipaka.
Contoh: apakah menangis adalah kamma ataukah vipaka? apakah kesedihan adalah kamma ataukah vipaka? apakah kegembiraan adalah kamma ataukah vipaka? apakah bersenang2 dalam kemewahan adalah kamma ataukah vipaka? ... hal2 begini cukup sulit ditentukan.

~ kedua, kita seringkali tergoda untuk membuat koneksi antara kamma dan vipaka 'ala kita'. Contoh paling jelas adalah kasus 'kabel' ini.

Niat untuk membantu menyambungkan kabel adalah niat baik, artinya jelas: kamma baik. Sedangkan kondisi orang tersengat listrik adalah: vipaka buruk orang tsb. hal ini saja sudah jelas tidak konek.

Tapi Bro..., akibatnya kita akan dituntut. Ok, "dituntut" adalah vipaka jelek kita. Disini perlu diperhatikan baik2: "dituntut krn orang tersengat kabel" penyebab (kamma) terdekatnya bukanlah karena kita berniat membantu orang lain tetapi karena kita ceroboh/tidak piawai dalam menyambung kabel. Kecerobohan adalah penyebab terdekat kita mendapatkan buah buruk akibat perbuatan kita.

Jika mau dilanjutkan lagi, apa penyebab sehingga kita ceroboh? Mungkin karena kebiasan2 jelek yg kita pupuk setiap hari: kebiasaan tidak memeriksa ulang hasil pekerjaan, kebiasaan terburu2, kebiasaan menduga2 tanpa memastikan, dstnya... Kesemua kebiasaan jelek ini suatu waktu, jika kondisinya pas, pasti akan menimbulkan hasil yg jelek pula.... Jadi kesemua kebiasaan jelek ini, yg kita pupuk sendiri, ditambah kamma lampau kita dengan si yg tersengat, atau mungkin juga kondisi2 lainnya yg tidak kita ketahui.. kesemuanya ini mengakibatkan kita dituntut. Jadi penyebab kita dituntut krn kecerobohan kita, sangat banyak dan tidak mungkin ditelusuri secara komplit. Yg dapat kita renungkan saat ini hanyalah penyebab terdekat, yakni: kecerobohan kita yg diakibatkan akumulasi perbuatan kita sendiri.

Bagaimana dengan niat baik kita ingin menolong orang (dgn menyambungkan kabel tsb)? Niat baik ini, tentu suatu saat akan berkontribusi menghasilkan vipaka baik juga... tidak tau pasti apa hasilnya... yah mungkin saja tuntutan dibatalkan keluarga si korban, krn dia mempertimbangkan niat baik kita... nggak bisa dipastikan.

Jadi, akibat kamma dan penyebab vipaka tidak mungkin untuk diketahui secara pasti, namun untuk perenungan kita, kita dapat melihat korelasi terdekat. Sehingga kita tidak akan kebingungan sendiri berasumsi bahwa niat baik bisa menghasilkan buruk, atau kamma terbagi atas lalai dan tidak-sengaja, dan kesimpulan lain yg aneh2 seperti diatas..


::
Sebetulnya menurut saya kamma itu adalah konsep yang hanya perlu diterima sebagai konsep. Yang paling keliru dan sangat banyak terjadi adalah justru upaya-upaya untuk menspekulasikan kamma, seperti bro Willi bilang mencoba menghubungkan "ini" adalah hasil "ini".

Kamma adalah niat. Keputusan untuk tidak peduli adalah niat. Lari dari tanggung jawab adalah niat. Namun sesuatu yang tidak diketahui, yang tidak disengaja, bukanlah niat.

Jadi dalam kasus kabel:
1. jika kita lihat kabel di tempat umum yang kita tahu bisa nyetrum, kita cuek aja dan ada orang kesetrum, kita tidak menanam kamma menyetrum orang, tapi kita menanam kamma ketidak-pedulian.

2. jika kita lihat kabel di tempat umum yang kita tahu bisa nyetrum, kita biarkan dan berharap ada orang kesetrum, maka kita menanam kamma bersenang atas penderitaan orang.

3. jika kita adalah tukang kabel yang tahu ada kabel ga bener, kita cuek aja tapi tanpa niat agar orang lain kesetrum, maka kita menanam kamma ketidak-pedulian dan lari dari tanggung jawab

4. jika kita lihat kabel rusak, kita berusaha perbaiki dengan harapan orang tidak kesetrum, namun ternyata gagal dan tetap menyetrum orang, maka tetap yang ditanam adalah kamma baik untuk menolong sesama

dst...

Jadi kamma baik atau buruk dilihat dari niat, bukan dari hasil perbuatan. Sama juga orang mo transfer duit ke teroris untuk bikin bom, namun karena lalai/teledor/tidak sengaja, ternyata salah nomor rekening, transfer ke Palang Merah Internasional, maka tetap yang ditanam adalah kamma buruk.
« Last Edit: 09 January 2013, 11:18:19 AM by Kainyn_Kutho »

Offline bluppy

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.163
  • Reputasi: 65
  • Gender: Female
Re: Andil dalam membunuh
« Reply #38 on: 09 January 2013, 11:26:00 AM »

4. jika kita lihat kabel rusak, kita berusaha perbaiki dengan harapan orang tidak kesetrum, namun ternyata gagal dan tetap menyetrum orang, maka tetap yang ditanam adalah kamma baik untuk menolong sesama


untuk point 4,
selain kamma baik ingin menolong sesama
apakah juga menanam kamma "sok tahu" ?
tidak paham ttg kabel listrik, tapi mencoba mengurus kabel sendiri.

jika niat baik menolong sesama + kebijaksanaan,
mungkin bisa dipertimbangkan
memanggil tukang listrik untuk memperbaiki kabel,
jadi niat baik menolong orang dengan hati2,
dan tidak menimbulkan hasil yg sia-sia
atau resiko mencelakaan org karena proses yg ceroboh

NB: thank untuk penjabaran dari bro williamhalim en bro kainyn
sangat membantu memperjelas proses kamma2
« Last Edit: 09 January 2013, 11:31:03 AM by bluppy »

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Andil dalam membunuh
« Reply #39 on: 09 January 2013, 11:37:19 AM »
untuk point 4,
selain kamma baik ingin menolong sesama
apakah juga menanam kamma "sok tahu" ?
tidak paham ttg kabel listrik, tapi mencoba mengurus kabel sendiri.

jika niat baik menolong sesama + kebijaksanaan,
mungkin bisa dipertimbangkan
memanggil tukang listrik untuk memperbaiki kabel,
jadi niat baik menolong orang dengan hati2,
dan tidak menimbulkan resiko mencelakaan org karena proses yg ceroboh

NB: thank untuk penjabaran dari bro williamhalim en bro kainyn
sangat membantu memperjelas proses kamma2
Kalau untuk 'detail' sebetulnya tergantung batin masing-masing dan bisa sangat variasi. Misalnya bisa juga mau sok tahu, nyari pujian, sok pahlawan, dll, tapi dalam contoh ke 4 itu yang mau saya bahas adalah niat yang baik (murni agar orang lain tidak kesetrum) tapi tidak dilakukan dengan benar. Walaupun hasilnya buruk, karena tindakan dilandasi niat baik, maka kamma yang ditanam adalah kamma bermanfaat dan vipakanya akan berupa kebahagiaan.

Niat baik yang bodoh, membuta, bukan tidak berbuah baik, namun buahnya tidak akan maksimal. Untuk itu kita perlu mengembangkan kebijaksanaan agar hasilnya bisa maksimal. Tapi jangan pernah takut berbuat baik hasilnya buruk. Lakukan yang terbaik yang bisa dilakukan. Jika hasil masih buruk, jangan kecewa, tetap berbuat baik sambil belajar dari pengalaman, perbanyak belajar, dengarkan nasihat orang, dan lain-lain.


Offline Hadisantoso

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 310
  • Reputasi: 9
  • Gender: Male
Re: Andil dalam membunuh
« Reply #40 on: 09 January 2013, 12:07:55 PM »
punya niat baik untuk memperbaiki kabel listrik-----dapat 1 poin karma baik.
sebetulnya kabel itu hanya dikhawatirkan,tapi dibenahi dengan ceroboh/lalai,sehingga justru mencederai orang-----dapat 1 poin karma buruk.

niat untuk membantu teroris dengan tranfer dana-----dapat 1 poin karma buruk.
ada kesalahan/ceroboh ternyata uang ditranfer ke yayasan sosial untuk korban tsunami----tidak dapat karma baik ?

sebuah kecerobohan yang mengakibatkan kerugian mendapat karma buruk.
sebuah kecerobohan yang menghasilkan kebaikan tidak mendapat karma baik.
sepertinya ada kejanggalan,tidak adil ?

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: Andil dalam membunuh
« Reply #41 on: 09 January 2013, 01:19:55 PM »
punya niat baik untuk memperbaiki kabel listrik-----dapat 1 poin karma baik.
sebetulnya kabel itu hanya dikhawatirkan,tapi dibenahi dengan ceroboh/lalai,sehingga justru mencederai orang-----dapat 1 poin karma buruk.

niat untuk membantu teroris dengan tranfer dana-----dapat 1 poin karma buruk.
ada kesalahan/ceroboh ternyata uang ditranfer ke yayasan sosial untuk korban tsunami----tidak dapat karma baik ?

sebuah kecerobohan yang mengakibatkan kerugian mendapat karma buruk.
sebuah kecerobohan yang menghasilkan kebaikan tidak mendapat karma baik.
sepertinya ada kejanggalan,tidak adil ?
jelas tidak adil om, karna yang dicoret itu seharusnya g ada kamma buruk.
memang kamma kayak undian yah pake poin2. :hammer:
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline Hadisantoso

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 310
  • Reputasi: 9
  • Gender: Male
Re: Andil dalam membunuh
« Reply #42 on: 09 January 2013, 01:32:25 PM »
jelas tidak adil om, karna yang dicoret itu seharusnya g ada kamma buruk.
memang kamma kayak undian yah pake poin2. :hammer:

hehehe kata poin hanya untuk menunjukkan perolehan sesuatu.
berarti hasil akhir sebuah kebaikan maupun keburukan,yang tanpa disengaja/tanpa niat ,tidak mendapat karma apapun.seperti itukah?

trim pencerahannya.rekan Hemayanty.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Andil dalam membunuh
« Reply #43 on: 09 January 2013, 01:40:33 PM »
Niat Cunda adalah beri Buddha makanan yang terbaik.
Hasilnya sakit perut Buddha kambuh.

Ada karma buruk tertanam di sana?

Offline Hadisantoso

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 310
  • Reputasi: 9
  • Gender: Male
Re: Andil dalam membunuh
« Reply #44 on: 09 January 2013, 02:06:41 PM »
Niat Cunda adalah beri Buddha makanan yang terbaik.
Hasilnya sakit perut Buddha kambuh.

Ada karma buruk tertanam di sana?

karena ada tanda tanya di kalimat terakhir,maka pengertiannya adalah ----tidak ada karma buruk.

kalau ini adalah konsep yang ada di ajaran Buddha,tidak perlu di debat lagi.namun dari sudut pandang seorang pemula seperti saya,menjadi agak ragu dan penuh tanda tanya.
alasannya-----

dari sisi manfaat sebagai pelajaran/pendidikan umat, konsep ini ada sisi negatifnya,yaitu umat cenderung tidak belajar untuk meningkatkan ketelitian,kewaspadaan,pengetahuan,wawasan.

masih lebih baik hukum negara(dari sisi pendidikan),kecelakaan yang mengakibatkan adanya korban,walaupun tidak ada unsur sengaja tetap dihukum ,walau lebih ringan dibandingkan dengan yang di sengaja.

maaf ini bukan mau menyangkal,tapi tujuannya untuk menghilangkan rasa ragu.
mohon pencerahannya.
terima kasih.

 

anything