//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Argumen Ego  (Read 9425 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Argumen Ego
« on: 22 November 2012, 10:23:34 AM »
Karena yang tingkat tinggi sudah tidak komentar, maka saya mau coba berikan pendapat tingkat rendah. Dalam pemahaman dasar, shunyata tidak berbeda antara pemahaman Theravada maupun Mahayana, yaitu berasal dari kanon Pali Culasuññatasutta yang menjelaskan bahwa segala fenomena adalah kosong dari diri.

Belakangan di satu hari yang indah, sekonyong-konyong ada yang merumuskan kitab dari Tavatimsa yang mengategorikan nibbana sebagai satu elemen yang terpisah, maka sekonyong-konyong pula ada yang ke alam naga sebagai tandingan dan menyatakan nibbana bukan elemen yang terpisah (nibbana=samsara; samsara=nibbana). Bagaimana kekosongan itu ada/tidak ada adalah sebab kita masih terkondisi dalam kekotoran bathin, maka pada hakekatnya, kekosongan tidak terpisahkan dari fenomena, hanya bagaimana kita memahami 'kekosongan vs fenomena' yang membedakan orang yang telah merealisasi dengan orang biasa.

Jadi dari sutra ini, sebetulnya kita diajak untuk tidak 'mencari' satu elemen pembebasan yang seperti 'eksis di luar samsara', namun dengan cara memahami samsara itu sendiri yang adalah shunya.

Argumen ego adalah argumen yang hanya untuk bertujuan untuk menang sendiri atas argumen orang lain yang menyatakan hal yang sama. Tetapi dikarenakan ego menutupi nya sehingga tidak melihat inti argumen dari orang lain dan melencengkan ke arah lain dengan membuat argumen asal asalan.

Dikarenakan ia hanya melihat apa yang ada di pikirannya

Karena ia tidak mengenalinya ketika yang dibold diungkapkan dalam bahasa yang berbeda disebabkan kemelekatan pada kata kata yang tertimbun dalam pikiran

Inilah yang dimaksud dengan argumen ego.
« Last Edit: 22 November 2012, 10:28:30 AM by djoe »

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Argumen Ego
« Reply #1 on: 22 November 2012, 10:39:13 AM »
Argumen ego adalah argumen yang hanya untuk bertujuan untuk menang sendiri atas argumen orang lain yang menyatakan hal yang sama. Tetapi dikarenakan ego menutupi nya sehingga tidak melihat inti argumen dari orang lain dan melencengkan ke arah lain dengan membuat argumen asal asalan.

Dikarenakan ia hanya melihat apa yang ada di pikirannya

Karena ia tidak mengenalinya ketika yang dibold diungkapkan dalam bahasa yang berbeda disebabkan kemelekatan pada kata kata yang tertimbun dalam pikiran

Inilah yang dimaksud dengan argumen ego.
Hehehe maksudnya egomu terusik sampai harus membuat topik baru, djoe? ;D

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Argumen Ego
« Reply #2 on: 22 November 2012, 10:41:37 AM »
Hehehe maksudnya egomu terusik sampai harus membuat topik baru, djoe? ;D

Menyadari adanya ego yang terusik adalah awal dari praktek dan memahaminya bukan mengikutinya
Tidak menyadarinya adalah ilusi

Offline cumi polos

  • Sebelumnya: Teko
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.130
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
  • mohon transparansinya
Re: Argumen Ego
« Reply #3 on: 22 November 2012, 10:42:22 AM »
Argumen ego adalah argumen yang hanya untuk bertujuan untuk menang sendiri atas argumen orang lain yang menyatakan hal yang sama. Tetapi dikarenakan ego menutupi nya sehingga tidak melihat inti argumen dari orang lain dan melencengkan ke arah lain dengan membuat argumen asal asalan.

Dikarenakan ia hanya melihat apa yang ada di pikirannya

Karena ia tidak mengenalinya ketika yang dibold diungkapkan dalam bahasa yang berbeda disebabkan kemelekatan pada kata kata yang tertimbun dalam pikiran

Inilah yang dimaksud dengan argumen ego.

kalau cumpol melenceng, tolong diingatin ya....
merryXmas n happyNewYYYY 2018

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Argumen Ego
« Reply #4 on: 22 November 2012, 10:46:24 AM »
Menyadari adanya ego yang terusik adalah awal dari praktek.
Tidak menyadarinya adalah ilusi
Oh, jadi anda berlindung di balik 'saya menyadari ego' jadi membenarkan mengumbar ego di status baru?

Silahkan bahas apa yang mau dibahas, kalau memang semata hanya topik cengeng pengumbar ego dengan dalih 'sudah menyadari ego', maka saya akan hapus. Ini juga demi anda sendiri supaya tidak terkenal dengan kelakuan seperti ini. Saya tunggu sampai tengah hari.

Silahkan.

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Argumen Ego
« Reply #5 on: 22 November 2012, 10:49:36 AM »
Oh, jadi anda berlindung di balik 'saya menyadari ego' jadi membenarkan mengumbar ego di status baru?

Silahkan bahas apa yang mau dibahas, kalau memang semata hanya topik cengeng pengumbar ego dengan dalih 'sudah menyadari ego', maka saya akan hapus. Ini juga demi anda sendiri supaya tidak terkenal dengan kelakuan seperti ini. Saya tunggu sampai tengah hari.

Silahkan.

Takut dan malu yah,  jejak egonya keliatan
Napa harus malu n takut, dengan menyadari ego adalah langkah awal praktek.
Mungkin anda bisa hapus tulisan ini tetapi anda tidak bisa hapus ketakutan dan kemaluan bro

« Last Edit: 22 November 2012, 10:52:09 AM by djoe »

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Argumen Ego
« Reply #6 on: 22 November 2012, 10:55:37 AM »
Takut dan malu yah,  jejak egonya keliatan
Napa harus malu n takut, dengan menyadari ego adalah langkah awal praktek.
Mungkin anda bisa hapus tulisan ini tetapi anda tidak bisa hapus ketakutan dan kemaluan bro


;D Oh, anda pikir saya yang takut & malu? Berarti anda tidak mengerti niat baik saya untuk membantu anda. Baiklah, thread ini akan terus ada untuk memperlihatkan siapakah 'master' djoe ini. Kita lanjutkan.

Apa yang ingin anda bahas di thread ini? Tampaknya dari postingan awal, anda ingin mengatakan bahwa saya mengatakan hal yang sama dengan yang anda katakan? Jangan bermimpi. Saya tidak akan mengatakan pria dan wanita sama saja.

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Argumen Ego
« Reply #7 on: 22 November 2012, 11:03:20 AM »
 _/\_
Saya rasa cukup sampai disini.

Biarlah thread ini menjadi pengingat bagi kita semua

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Argumen Ego
« Reply #8 on: 22 November 2012, 11:03:49 AM »
Apa yang ingin anda bahas di thread ini? Tampaknya dari postingan awal, anda ingin mengatakan bahwa saya mengatakan hal yang sama dengan yang anda katakan? Jangan bermimpi. Saya tidak akan mengatakan pria dan wanita sama saja.

bahkan jika anda ditunjuk jadi duta KB?

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Argumen Ego
« Reply #9 on: 22 November 2012, 11:04:38 AM »
_/\_
Saya rasa cukup sampai disini.

Biarlah thread ini menjadi pengingat bagi kita semua

Lho, tadi katanya mau lanjut, bahkan mau membuat saya takut dan malu. Gimana sih, master djoe?

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Argumen Ego
« Reply #10 on: 22 November 2012, 11:06:46 AM »
bahkan jika anda ditunjuk jadi duta KB?
Saya akan katakan laki atau perempuan sama-sama anak sendiri, sama-sama bisa berkualitas, sama-sama bisa membahagiakan orang tua; namun saya belum cukup 'tidak waras' mengatakan laki-laki = perempuan kalau anda tutup mata.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Argumen Ego
« Reply #11 on: 22 November 2012, 11:10:28 AM »
_/\_
Saya rasa cukup sampai disini.

Biarlah thread ini menjadi pengingat bagi kita semua


Takut dan malu yah,  jejak egonya keliatan
Napa harus malu n takut, dengan menyadari ego adalah langkah awal praktek.
Mungkin anda bisa hapus tulisan ini tetapi anda tidak bisa hapus ketakutan dan kemaluan bro



sekarang kita tau siapa yg takut dan malu.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Argumen Ego
« Reply #12 on: 22 November 2012, 11:30:12 AM »
Supaya jejak tidak hilang, seperti pesan master djoe, saya tampilkan apa yang memotori topik ini dibuat.

Ini pendapat master djoe:
Adakah wujud tanpa kosong, kosong tanpa wujud?

Jika ada, maka seseorang bisa memisahkan antara wujud dan kosong.
Bisakah seseorang memisahkan wujud dan kosong.?

Wujud tanpa kosong dan
kosong tanpa wujud

Seseorang yg terdelusi berusaha memisahkan wujud dan kosong. Tidak menyadari itu hanyahlah persepsi dari pikiran yang membeda bedakan dan terjebak pada dualisme.

Orang yang terdelusi terjebak pada pandangan gelas itu setengah berisi dan yang lain mengatakan gelas itu setengah kosong.

Lebih jauh:

Jika berdasarkan pisik pria dan wanita ada, maka berdasarkan pisik tutup mata , pria dan wanita dipatahkan. Itulah pointnya. Kenapa masih melihat dengan cara yg sama


Ini adalah penjelasan saya:
Karena yang tingkat tinggi sudah tidak komentar, maka saya mau coba berikan pendapat tingkat rendah. Dalam pemahaman dasar, shunyata tidak berbeda antara pemahaman Theravada maupun Mahayana, yaitu berasal dari kanon Pali Culasuññatasutta yang menjelaskan bahwa segala fenomena adalah kosong dari diri.

Belakangan di satu hari yang indah, sekonyong-konyong ada yang merumuskan kitab dari Tavatimsa yang mengategorikan nibbana sebagai satu elemen yang terpisah, maka sekonyong-konyong pula ada yang ke alam naga sebagai tandingan dan menyatakan nibbana bukan elemen yang terpisah (nibbana=samsara; samsara=nibbana). Bagaimana kekosongan itu ada/tidak ada adalah sebab kita masih terkondisi dalam kekotoran bathin, maka pada hakekatnya, kekosongan tidak terpisahkan dari fenomena, hanya bagaimana kita memahami 'kekosongan vs fenomena' yang membedakan orang yang telah merealisasi dengan orang biasa.

Jadi dari sutra ini, sebetulnya kita diajak untuk tidak 'mencari' satu elemen pembebasan yang seperti 'eksis di luar samsara', namun dengan cara memahami samsara itu sendiri yang adalah shunya.

Penjelasan saya ini diklaim oleh master sebagai sama dengan punyanya dan saya tulis hanya untuk memuaskan ego saya.

Saya kemukakan perbedaannya:
-menurut master, semua sama saja tergantung persepsi. Berarti dengan kata lain, tergantung persepsi lagi, semua juga bisa berbeda.
-Menurut doktrin Madhyamika tentang Shunyata yang saya pahami adalah bahwa semua fenomena itu kosong; rupa adalah shunya, vijnana adalah shunya, PERSEPSI pun adalah shunya, dst. Jadi BUKAN melihat semua hal sebagai sama, namun melihat kekosongan dari semua fenomena tersebut, dan tidak mencari kekosongan sebagai satu elemen yang terpisah sendiri.

Apakah berarti pemahaman saya sama dengan "semua bisa jadi sama dengan cara memainkan persepsi"? Biarlah pembaca yang menilai.


Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: Argumen Ego
« Reply #13 on: 22 November 2012, 02:08:01 PM »
ego atau tidak ego, semuanya sama saja,,,,
untuk apa ribut2???  :-?
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline cumi polos

  • Sebelumnya: Teko
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.130
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
  • mohon transparansinya
Re: Argumen Ego
« Reply #14 on: 22 November 2012, 02:26:38 PM »
_/\_
Saya rasa cukup sampai disini.

Biarlah thread ini menjadi pengingat bagi kita semua

bagaimana kalau dgn saya bro Djoe... ?
   anggaplah utk asah otak, bukan utk pamer ego ?  :o
merryXmas n happyNewYYYY 2018

Offline cumi polos

  • Sebelumnya: Teko
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.130
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
  • mohon transparansinya
Re: Argumen Ego
« Reply #15 on: 22 November 2012, 02:27:07 PM »
ego atau tidak ego, semuanya sama saja,,,,
untuk apa ribut2???  :-?

kalau gak ada suara, apakah benar dikatakan ribut ?
merryXmas n happyNewYYYY 2018

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Argumen Ego
« Reply #16 on: 22 November 2012, 02:47:27 PM »
ego atau tidak ego, semuanya sama saja,,,,
untuk apa ribut2???  :-?
Tidak apa ribut2 jika diributin sama yang masih ego. Tapi kalau diributin sama yang sudah tidak ego, bagaimana? ;D

Bisa dilihat dari sudut satunya lagi juga: ribut ga ribut sama aja, jadi jangan protes.

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: Argumen Ego
« Reply #17 on: 22 November 2012, 03:47:50 PM »
protes gak protes juga sama aja, jadi lebih baik gak komentar...
tapi mau komentar atau gak komentar juga sebenarnya sama saja... :hammer: :hammer: :hammer:

makin lama makin bingung dah kena paparan "kosong=isi"   ~X( ~X( ~X(

kalau gak ada suara, apakah benar dikatakan ribut ?
ada suara atau tidak ada suara, sama saja...
bro masih belum mengerti2 juga nihh
« Last Edit: 22 November 2012, 03:49:23 PM by will_i_am »
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.155
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Argumen Ego
« Reply #18 on: 22 November 2012, 04:14:30 PM »
sepengetahuan wa kosong yang di maksud ini adalah anatta (tanpa inti) jadi dalam bahasa sana mungkin ada kesusahan menjelaskan anatta biar mudah di pahami oleh umat.

anatta (kosong=isi), wa rasa ada benarnya, suatu kondisi yang tidak tetap silih berganti, ada tapi terus berubah jadi seperti tidak ada karena bila kita membuat nya dalam sebuah frame maka terlihat misal nya isinya ada 5 buah benda dengan bentuk dan warna masing masing sesaat kemudian isi nya mungkin masih lima bentuk sama tapi warna nya telah berbeda sesaat kemudian satu warna tapi ada 10 benda yang berbeda bentuk nya  sesaat kemudia hanya ada 3 benda yang berbentuk sama berbeda warna dan terus berubah rubah.

yah ini hanya pandangn pribadi saja.

Offline cumi polos

  • Sebelumnya: Teko
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.130
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
  • mohon transparansinya
Re: Argumen Ego
« Reply #19 on: 22 November 2012, 07:53:02 PM »
sepengetahuan wa kosong yang di maksud ini adalah anatta (tanpa inti) jadi dalam bahasa sana mungkin ada kesusahan menjelaskan anatta biar mudah di pahami oleh umat.

anatta (kosong=isi), wa rasa ada benarnya, suatu kondisi yang tidak tetap silih berganti, ada tapi terus berubah jadi seperti tidak ada karena bila kita membuat nya dalam sebuah frame maka terlihat misal nya isinya ada 5 buah benda dengan bentuk dan warna masing masing sesaat kemudian isi nya mungkin masih lima bentuk sama tapi warna nya telah berbeda sesaat kemudian satu warna tapi ada 10 benda yang berbeda bentuk nya  sesaat kemudia hanya ada 3 benda yang berbentuk sama berbeda warna dan terus berubah rubah.

yah ini hanya pandangn pribadi saja.

penjelasan yg malah membingunkan....
utk mengkomunikasi sesuatu, siapa lawan bicara kita dulu....

 _/\_
merryXmas n happyNewYYYY 2018

Offline cumi polos

  • Sebelumnya: Teko
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.130
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
  • mohon transparansinya
Re: Argumen Ego
« Reply #20 on: 22 November 2012, 08:11:33 PM »
mana master Djoe,... jangan kabur dunngg.. :whistle: :whistle:
merryXmas n happyNewYYYY 2018

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Argumen Ego
« Reply #21 on: 23 November 2012, 05:43:37 AM »
mana master Djoe,... jangan kabur dunngg.. :whistle: :whistle:

jika tidak salah memang master djoe terkenal sebagai sang master lalat
sesuai predikatnya, dimana ada kekotoran disitu dia hinggap, jadi susah untuk menahannya :))
« Last Edit: 23 November 2012, 05:46:24 AM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline cumi polos

  • Sebelumnya: Teko
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.130
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
  • mohon transparansinya
Re: Argumen Ego
« Reply #22 on: 23 November 2012, 06:08:50 AM »
jika tidak salah memang master djoe terkenal sebagai sang master lalat
sesuai predikatnya, dimana ada kekotoran disitu dia hinggap, jadi susah untuk menahannya :))

bisakah membuat sedikit kotoran utk mengundang master djoe disini  ? plz plz plz... :P :P
merryXmas n happyNewYYYY 2018

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Argumen Ego
« Reply #23 on: 23 November 2012, 09:15:10 AM »
Mana nih Sang Master? Bukannya kemarin sesumbar mau mengungkap ego saya, kok sekarang tidak kelihatan batang hidungnya? Ayolah, master djoe, mau mengajar orang jangan tanggung-tanggung donk. Sudah bikin thread capek2, 3x reply langsung selesai?

Seperti petinju sesumbar meng-KO lawan, tapi begitu naik ring, lompat, tersandung tali, jatuh - mendarat dengan muka, KO sendiri. Sesumbar jadi basi, penonton kecewa, promotor ga bayar pemain, lawan ga dapet honor, semua pihak rugi deh.


Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: Argumen Ego
« Reply #24 on: 23 November 2012, 08:45:01 PM »
Mana nih Sang Master? Bukannya kemarin sesumbar mau mengungkap ego saya, kok sekarang tidak kelihatan batang hidungnya? Ayolah, master djoe, mau mengajar orang jangan tanggung-tanggung donk. Sudah bikin thread capek2, 3x reply langsung selesai?

Seperti petinju sesumbar meng-KO lawan, tapi begitu naik ring, lompat, tersandung tali, jatuh - mendarat dengan muka, KO sendiri. Sesumbar jadi basi, penonton kecewa, promotor ga bayar pemain, lawan ga dapet honor, semua pihak rugi deh.


anda masih ego, belum cocok ngomong sama lalat yang sudah tidak punya ego....

[spoiler]
=))
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Argumen Ego
« Reply #25 on: 24 November 2012, 08:35:52 AM »
anda masih ego, belum cocok ngomong sama lalat yang sudah tidak punya ego....

Spoiler: ShowHide

=))

Iya, saya tahu lah belum selevel sama master, makanya mau belajar nih. Lagipula coba perhatikan deh, ini 'ring tinju' 'kan bukan saya yang buat, bukan saya yang mengundang pula.

Offline cumi polos

  • Sebelumnya: Teko
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.130
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
  • mohon transparansinya
Re: Argumen Ego
« Reply #26 on: 24 November 2012, 01:05:27 PM »
diamana argument EGO nya... koq beberapa posting udah kabur master DJOE ?  :'( :'(
kesini lagu dungg
merryXmas n happyNewYYYY 2018

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Argumen Ego
« Reply #27 on: 24 November 2012, 01:43:37 PM »
sepengetahuan wa kosong yang di maksud ini adalah anatta (tanpa inti) jadi dalam bahasa sana mungkin ada kesusahan menjelaskan anatta biar mudah di pahami oleh umat.

anatta (kosong=isi), wa rasa ada benarnya, suatu kondisi yang tidak tetap silih berganti, ada tapi terus berubah jadi seperti tidak ada karena bila kita membuat nya dalam sebuah frame maka terlihat misal nya isinya ada 5 buah benda dengan bentuk dan warna masing masing sesaat kemudian isi nya mungkin masih lima bentuk sama tapi warna nya telah berbeda sesaat kemudian satu warna tapi ada 10 benda yang berbeda bentuk nya  sesaat kemudia hanya ada 3 benda yang berbentuk sama berbeda warna dan terus berubah rubah.

yah ini hanya pandangn pribadi saja.

Pertama, saya tidak menemukan pembahasan istilah kosong= isi atau sunya = asunya/ purna (lawan kata dari sunya/kosong) dalam Prajnaparamita Hrdaya Sutra. Yang ada adalah pembahasan sunya tidak terlepas/dipisahkan dari rupa (panca skanda), dan juga bukan sunya=rupa.

Kedua, benar bahwa kekosongan yang dimaksud adalah anatta, namun bukan berarti kosong=isi, isi=kosong. Jika ya maka anatta=isi atau tanpa inti/bukan aku= isi, ini menjadi kacau dan tidak terdapat dalam ajaran Buddha.

Berbeda ketika dikatakan anatta tidak terlepas dari rupa. Ini jelas sesuai dengan ajaran Sang Buddha yang mengatakan sabbe dhamma anatta, ini berarti rupa juga tidak lepas dari anatta

Saya pribadi berharap tidak ada lagi yang memegang konsep kosong=isi, isi=kosong, selain mengandung kesalahan juga membuat pikiran jadi error dan sudah memakan jatuh korban dari anggota DC.
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Pengetahuan dan Ignorance
« Reply #28 on: 11 March 2013, 10:24:54 AM »
Pengetahuan adalah kebodohan. Kebenaran tidak dapat dipikirkan sebagai pengetahuan. Kebenaran bukan cendikiawan atau orang pintar, atau pengetahuan itu sendiri. Kebenaran tidak punya arti, karena kebenaran itu sendiri adalah artinya.

sekali anda mengetahui arti dari sesuatu (pengetahuan) maka sesuatu tersebut menjadi tidak berarti, kehilangan semua arti. Sekali anda mengetahui kebenaran, maka anda telah kehilangan kebenaran, kebenaran itu menjadi palsu, karena ia menjelma menjadi pengetahuan.

Sesuatu pada saat kita mengetahui arti tersebut menjadi tidak berarti. Karena kebenaran sendiri adalah artinya, tetapi kebenaran tidak mengenal kebenaran, kebenaran tidak mengenal arti dari kebenaran. Karena itu adalah misteri dari kehidupan.

Pengetahuan membuat seseorang menjadi tumpul dan mereka terus membawa dalam kepalanya pengetahuan pengetahuan tersebut. Pengetahuan mereka tidak lain daripada adalah labellling, penamaan.

Ada bunga yang mekar dan seseorang bertanya, apakah itu? dan anda menjawab bunga rose. dan anda berpikir (berhayal ) telah menjawab pertanyaan orang tersebut. Apakah ini adalah jawabagan? dengan memberi nama pada salah satu misteri kehidupan, memberi nama pada salah satu realita?

Apakah anda berpikir anda telah mengetahui ? apakah anda berpikir telah memiliki pengetahuan tersebut? hanya dengan mengatakan itu adalah bunga, anda bahkan tidak mengatakan sedikit apapun tentang bunga rose tersebut? bahkan tidak sedikitpun tentang kebenaran dari bunga rose tersebut.

anda hanya berhayal dengan pengetahuan yang anda bawa dalam kepala bahwa anda telah mengetahui dan menjawab pertanyaan tersebut,. anda berhayal telah mengetahui tentang rose tersebut.

Ingat Berpikir tentang makan tidak akan membuat anda kenyang, Berpikir tentang rose tidak membuat anda telah mengeetahui rose tersebut.

Karena rose tersebut tidak punya nama, tidak punya identitas, tidak terpisahkan. Persepsi kita membuat garis dan batas terhadap segala sesuatu yang kita cerap dan memberinya nama. Itu hanyalah pemisahan, pengklasifikasian dari realita, eksistensi. Jadi apa yang anda masuk dengan memanggilnya sebagai bunga rose?

Anda kemudian memberinya nama lain, akan tetapi bunga tersebut tetaplah bunga tersebut. Ia tidak berubah. Jadi "nama" bukanlah "bunga rose" tersebut. Hanya dengan memanggilnya namanya, maka anda telah dibodohin., Pengetahuan telah membodohkan anda. Anda berpikir anda tahu, anda telah melabelkan. tetapi labelling / penamaan bukanlah mengetahui - begitulah science da pengethuan adalah tentang labelling

Berpikir tidak akan membuat anda tahu. Berpikir anda sedang makan tidak akan membuat anda kenyang


[gmod=KK]Note: di-merge agar TS mengetahui menembus kebenaran makna "bertanggung-jawab" atas pernyataan dan argumentasinya, bukan selalu lari dan membuat topik baru.[/gmod]
« Last Edit: 11 March 2013, 10:46:13 AM by Kainyn_Kutho »

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Pengetahuan dan Ignorance
« Reply #29 on: 11 March 2013, 10:36:37 AM »
Orang Gila

Misalkan suatu pagi, di tengah jalan kamu pergi kerja ada seseorang memakimu. Begitu kamu dengar makiannya, pikiranmu langsung berubah dari biasanya. Kamu merasa tidak enak. Marah & sakit. Kamu ingin membalas!

Beberapa hari kemudian, ada orang lain ke rumahmu & memberitahu, "Orang yg dulu memakimu itu orang gila. Sudah bertahun-tahun! Dia memperlakukan semua orang seperti itu. Tidak seseorangpun memperdulikan yg dia katakan." Begitu kamu mendengar ini, kamu lega. Kemarahan & rasa sakit yg kamu pendam beberapa hari ini hilang. Kenapa? Karena kamu sudah tau yg sebenarnya. Sebelumnya kamu belum tau. Kamu pikir orang itu tidak gila, jadi kamu marah padanya & itu membuat kamu susah. Begitu kamu tau yg sebenarnya, semua jadi berubah: "Oh, dia gila! Begitu toh!"

Ketika kamu mengerti ini, kamu merasa baik karena kamu tahu kondisi dirimu. Setelah tau, kamu bisa melewatkannya. Jika kamu tidak tahu yg sebenarnya, kamu akan melekat pada masalah itu terus. Ketika kamu pikir orang yg mengganggumu itu normal, mungkin kamu mau membunuhnya. Tapi setelah kamu tau dia gila, kamu merasa lebih baik. Inilah pengetahuan dari kebenaran.

Seseorang melihat Dhamma akan memiliki pengalaman serupa. Keserakahan, kebencian & delusi menghilang dg cara yg sama. Selama kamu tidak tahu, kamu berpikir, "Apa yg harus kulakukan? Saya punya banyak keserakahan & kebencian." Ini bukan pengetahuan yg sebenarnya. Ini seperti kamu berpikir orang gila itu tidak gila. Ketika kamu tau ia gila, kamu jadi lega. Tidak seorangpun yg mampu menunjukkan kamu hal ini. Hanya jika bathin dapat mengerti dirinya sendiri, dia akan mengangkat dan membersihkan kemelekatan.
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Pengetahuan dan Ignorance
« Reply #30 on: 11 March 2013, 10:43:07 AM »
post di atas dimaksudkan utk memberi pemahaman saja, ga ada niat nuduh orang lain "gila" yah :)
murni cerita ajahn chah lebih mudah dipahami, tegas, jelas, ga berbelit-belit
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: Pengetahuan dan Ignorance
« Reply #31 on: 11 March 2013, 12:22:32 PM »
post di atas dimaksudkan utk memberi pemahaman saja, ga ada niat nuduh orang lain "gila" yah :)
murni cerita ajahn chah lebih mudah dipahami, tegas, jelas, ga berbelit-belit

O ga ada hubungannya dengan ceritanya ya.  ::)
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pengetahuan dan Ignorance
« Reply #32 on: 11 March 2013, 01:26:52 PM »
Orang Gila

Misalkan suatu pagi, di tengah jalan kamu pergi kerja ada seseorang memakimu. Begitu kamu dengar makiannya, pikiranmu langsung berubah dari biasanya. Kamu merasa tidak enak. Marah & sakit. Kamu ingin membalas!

Beberapa hari kemudian, ada orang lain ke rumahmu & memberitahu, "Orang yg dulu memakimu itu orang gila. Sudah bertahun-tahun! Dia memperlakukan semua orang seperti itu. Tidak seseorangpun memperdulikan yg dia katakan." Begitu kamu mendengar ini, kamu lega. Kemarahan & rasa sakit yg kamu pendam beberapa hari ini hilang. Kenapa? Karena kamu sudah tau yg sebenarnya. Sebelumnya kamu belum tau. Kamu pikir orang itu tidak gila, jadi kamu marah padanya & itu membuat kamu susah. Begitu kamu tau yg sebenarnya, semua jadi berubah: "Oh, dia gila! Begitu toh!"

Ketika kamu mengerti ini, kamu merasa baik karena kamu tahu kondisi dirimu. Setelah tau, kamu bisa melewatkannya. Jika kamu tidak tahu yg sebenarnya, kamu akan melekat pada masalah itu terus. Ketika kamu pikir orang yg mengganggumu itu normal, mungkin kamu mau membunuhnya. Tapi setelah kamu tau dia gila, kamu merasa lebih baik. Inilah pengetahuan dari kebenaran.

Seseorang melihat Dhamma akan memiliki pengalaman serupa. Keserakahan, kebencian & delusi menghilang dg cara yg sama. Selama kamu tidak tahu, kamu berpikir, "Apa yg harus kulakukan? Saya punya banyak keserakahan & kebencian." Ini bukan pengetahuan yg sebenarnya. Ini seperti kamu berpikir orang gila itu tidak gila. Ketika kamu tau ia gila, kamu jadi lega. Tidak seorangpun yg mampu menunjukkan kamu hal ini. Hanya jika bathin dapat mengerti dirinya sendiri, dia akan mengangkat dan membersihkan kemelekatan.



post di atas dimaksudkan utk memberi pemahaman saja, ga ada niat nuduh orang lain "gila" yah :)
murni cerita ajahn chah lebih mudah dipahami, tegas, jelas, ga berbelit-belit

Tulisan bro untuk mengklarifikasi menunjukkan persepsi bro atas cerita murni ajahn chah hanya sebatas pengetahuan, pengumpulan pengetahuan . Pengumpulan pengetahuan hanya menjadi beban karena tidak berkembang menjadi suatu pemahaman / pengertian.

Cerita ajahn chah murni menunjukkan suatu proses pengetahuan yang berkembang menjadi suatu pemahaman dan pengertian, tetapi bro melihatnya sebagai pengetahuan dan melekat padanya, tidak bisa melihat intisari dari cerita tersebut.

Quote
Selama kamu tidak tahu, kamu berpikir, "Apa yg harus kulakukan? Saya punya banyak keserakahan & kebencian." Ini bukan pengetahuan yg sebenarnya."
Ini yang dimaksud dengan pengetahuan. Ini adalah pengetahuan tetapi bukan pengetahuan sejati. Kebanyakan kaum yg merasa banyak pengetahuan, mengandalkan pengetahuan sejenis untuk mempersepsikan segala sesuatu. Bahkan ajakan sederhana dari org utk melakukan perbuatan bermanfaat, tetapi pengetahuannyanya menghalanginya melihatnya.

Diskusi menjadi alat bagi yg berpengetahuan untuk menunjukkan pengetahuannya/ignorance kepada orang lain. Karena diskusi dijadikan sebagai ajang untuk mempertontonkan isi kepalanya. Lupa pada intisari sebenarnya

Quote
Ketika kamu tau ia gila, kamu jadi lega.
Ketika kamu tahu dari kepalsuan pengetahuan tersebut, yg tidak bisa membawa pada pembebasan tetapi kemelekatan, ignorance itu membuat anda menjadi lega, karena pengetahuan tersebut bertransformasi menjadi suatu pengertyian dan pemahaman
Anda terbebaskan dari pengetahuan tersebut. Anda tidak lagi sebagai pengumpul seperti kumbang, tetapi sebagai prosesor kompos
« Last Edit: 11 March 2013, 01:31:31 PM by djoe »

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Argumen Ego
« Reply #33 on: 11 March 2013, 02:15:36 PM »
bagaimana Anda tau saya melekat pada pengetahuan?
bagaimana Anda tau saya mengandalkan pengetahuan "yg bukan pengetahuan sejati"?
dan ujung2 Anda menyamakan pengetahuan & ignorance...

Quote
Diskusi menjadi alat bagi yg berpengetahuan untuk menunjukkan pengetahuannya/ignorance kepada orang lain.
kepalsuan pengetahuan?

yah sudahlah, Anda bebas mo mikir apa aja tentang saya dan orang lain :)
post di atas tentang Ajahn Chah bukan khusus utk djoe, melainkan utk pembaca lain, yg mungkin bisa mendapatkan manfaatnya.
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: Argumen Ego
« Reply #34 on: 11 March 2013, 02:29:42 PM »
lucu permainan persepsinya..
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline Sunyata

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.082
  • Reputasi: 52
Re: Argumen Ego
« Reply #35 on: 11 March 2013, 05:13:01 PM »
 [at] djoe hmm... baru tau kalo pengetahuan=ignorance. Emang hubungannya dimana ya?

Offline Sunyata

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.082
  • Reputasi: 52
Re: Argumen Ego
« Reply #36 on: 11 March 2013, 05:17:04 PM »
ohh... mungkin ini seperti isi=kosong kosong=isi, ya? Jadi pengetahuan=ketidaktahuan ketidaktahuan=pengetahuan, gitu?

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Argumen Ego
« Reply #37 on: 11 March 2013, 06:52:17 PM »
[...]
"Appassutopi ce hoti, sīlesu asamāhito; Ubhayena naṃ garahanti, sīlato ca sutena ca.
(Seseorang yang belajar sedikit, tidak terkendali oleh sila; dicela dalam kedua hal, sila dan pembelajarannya)

Appassutopi ce hoti, sīlesu susamāhito; Sīlato naṃ pasaṃsanti, tassa sampajjate sutaṃ.
(Seseorang yang belajar sedikit, terkendali oleh sila; dipuji untuk silanya, dan dicela dalam pembelajarannya)

Bahussutopi ce hoti, sīlesu asamāhito; Sīlato naṃ garahanti, nāssa sampajjate sutaṃ.
(Seseorang yang banyak belajar, tidak terkendali oleh sila; dicela untuk silanya, tapi tidak dalam pembelajarannya)

Bahussutopi ce hoti, sīlesu susamāhito; Ubhayena naṃ pasaṃsanti, sīlato ca sutena ca."
(Seseorang yang banyak belajar, terkendali oleh sila; dipuji untuk keduanya, sila dan pembelajarannya)
[...]
-Anguttara Nikaya, Appassutasutta-