//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Kosmologi Non-Saintifik dalam Agama Buddha  (Read 50161 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Kosmologi Non-Saintifik dalam Agama Buddha
« Reply #105 on: 26 April 2012, 09:38:47 AM »
om moprh, kalau artifak gambar2 UFO suku maya itu beneran ga?
gambarnya beneran, tapi apakah maksudnya ufo atau barang lain, itu yg masih diperdebatkan.

ada program di history channel, ancient aliens, yg isinya membahas artifak2 seperti ini.
imo, artifak2 ini sebagian bener2 misterius, tak terjelaskan dan sebagian kesimpulannya melompat.
yah, dinikmati saja...
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Kosmologi Non-Saintifik dalam Agama Buddha
« Reply #106 on: 26 April 2012, 09:44:52 AM »
Evolusi Alam Abhasvara apakah masuk akal? Manusia evolusi dari dewa? Ini tipikal penjelasan agama-agama dan paham-paham kuno. Shinto juga demikian. Atau agama2 Samawi. Atau mungkin ini indikasi buat orang-orang yang mengatakan dulu para Alien berkelana di bumi dan mengajari manusia peradaban?  8) sehingga kadang muncul anggapan kalau Tuhan = Alien?  salah satu referensi: gambar suku Maya di atas  ;D
nah itu dia, di thread lain saya bilang cerita manusia dari abhasara itu sudah gugur di mata science, sehingga berlebihan kalo bilang agama buddha itu ilmiah.
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline EonStrife

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 14
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Kosmologi Non-Saintifik dalam Agama Buddha
« Reply #107 on: 26 April 2012, 11:00:59 AM »
nah itu dia, di thread lain saya bilang cerita manusia dari abhasara itu sudah gugur di mata science, sehingga berlebihan kalo bilang agama buddha itu ilmiah.

energi itu di alam semesta konstan, tapi berubah bentuk..jadi secara kasar bisa dibilang makhluk2 cahaya tersebut yg berupa energi berubah jadi makhluk kasar ?
Bisa aja ada yg evolusi cahaya -> kasar -> berbudaya lebih cepat, dan ada yg lebih lambat..yg lebih cepat memiliki teknologi maju duluan dibandingkan yang lebih lambat...tapi ini semua hanya.....tebakan2an aja, masih blom bisa dibuktikan secara ilmiah :))

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Kosmologi Non-Saintifik dalam Agama Buddha
« Reply #108 on: 26 April 2012, 11:17:29 AM »
nah itu dia, di thread lain saya bilang cerita manusia dari abhasara itu sudah gugur di mata science, sehingga berlebihan kalo bilang agama buddha itu ilmiah.

Menurut saya kisah Abhassara -> manusia  tidak bisa dibilang ilmiah atau tidak, sebab memang itu tidak menjelaskan tentang evolusi fisiologis/biologis manusia (walaupun umat Buddha sekarang sering sama2kan untuk propaganda menyaingi [kebodohan] propaganda lainnya, menurut saya). Dalam Agannasutta (untuk Pali, dan untuk sumber Sanskrit, kalau ada yang mirip, mungkin Bro Gandalf bisa tolong berikan referensinya), dijelaskan bagaimana 'kejatuhan' manusia dari puas dengan kebahagiaan pikiran (yang pada saat itu tidak ada kasta, semua sama), menuju kehausan akan pemuasan indriah, seksualitas, dan akhirnya kepemilikan yang menyebabkan sistem sosial terbentuk, dan otomatis masyarakat terbagi dalam perannya masing-masing, lalu muncullah kasta.

Proses kemunculan kasta ini yang menjadi fokus Buddha dalam Agannasutta, untuk menjelaskan bahwa tidak ada kasta tinggi atau rendah, lahir dari mulut/dada/perut/kaki Brahma, sebab semuanya asalnya makhluk yang terkotori oleh noda bathin dan terkondisi oleh sistem masyarakat.

Ketika mulai dipaksa ke ranah biologi, pakai tafsir ini-itu, barulah bisa dibandingkan, memang SEDIKIT lebih ilmiah dari kebanyakan kepercayaan seperti misalnya kreasionisme yang punya waktu definitif 6000 tahun dan tidak ada evolusi. Namun secara keseluruhan, masih sangat tidak tepat untuk dikatakan 'ilmiah'.


Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Kosmologi Non-Saintifik dalam Agama Buddha
« Reply #109 on: 26 April 2012, 02:29:45 PM »
energi itu di alam semesta konstan, tapi berubah bentuk..jadi secara kasar bisa dibilang makhluk2 cahaya tersebut yg berupa energi berubah jadi makhluk kasar ?
Bisa aja ada yg evolusi cahaya -> kasar -> berbudaya lebih cepat, dan ada yg lebih lambat..yg lebih cepat memiliki teknologi maju duluan dibandingkan yang lebih lambat...tapi ini semua hanya.....tebakan2an aja, masih blom bisa dibuktikan secara ilmiah :))
agama lain dan fiksi2 yang juga mengatakan hal yang sama.
imo, umat buddha tidak perlu merendahkan levelnya ke level harun yahya. umat buddha justru harus banyak belajar dari kebodohan2 itu untuk mengingatkan dirinya agar tidak melakukan hal yang sama.

sekali lagi, menurut saya, kita lebih baik mendudukkan buddha dhamma ke tempat yang sepatutnya sebagai ajaran yang memberikan solusi pada problem terpenting manusia, yaitu dukkha... hanya itu.
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Kosmologi Non-Saintifik dalam Agama Buddha
« Reply #110 on: 09 March 2013, 10:12:08 PM »
baiklah, karena maunya di sini, maka saya turuti, semoga berkenan menjawab:

Rekan Ariya, untuk jelasnya saya salin kembali tulisan saya.

Saya sama sekali tidak menyebut 84.000 ajaran, tapi 84.000.

Maksud saya, istilah 84.000 itu juga ditemukan dalam kata (misalnya): 84.000 tahun (usia manusia kelak, mengacu para ramalan Buddha), serta 84.000 yojana (satuan ukuran). Jika ditilik dari banyaknya istilah 84.000, bukankah ada indikasi bahwa angka ini sering digunakan untuk sesuatu yang belum terjangkau oleh pikiran, entah itu usia yang sangat panjang, atau juga ukuran yang luar biasa besar. Terkait pembahasan kita tentang makna harfiah dan kiasan, maka maksud saya dengan memperluas sampel pengamatan akan didapatkan makna yang lebih menyeluruh tentang arti kata/istilah 84.000 tersebut.

Semoga kali ini jelas.

Untuk pertanyaan Anda tentang apakah 84.000 ajaran bisa membawa pada Kebuddhaan, tergantung. Jika yang dimaksud adalah makna kiasan, jawaban saya: Tentu bisa. Namun jika yang dimaksud makna harfiah (berarti 84.000 yang diajarkan Buddha di planet ini pada kehidupan-Nya sebagai Siddharta Gautama) maka jawaban saya tidak.

Yang diajarkan Beliau pada pemutaran roda dharma pertama lebih pada Kearahatan, daripada Samma Sambuddha. Sedangkan pada pemutaran roda kedua (Mahayana) baru fokus Beliau pada Kebuddhaan Sempurna (Samma Sambuddha).

Polemik tentang perbedaan pandangan mungkin bisa dilanjutkan di thread lain, agar topik ini tidak melebar dan keluar dari jalur (OOT).

Oke, selamat berakhir pekan dan semoga berbahagia.  _/\_

Rekan Sunya, di sutta apakah ada tertulis tentang 84.000 tahun dan 84.000 yojana itu? ref pls

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: Kosmologi Non-Saintifik dalam Agama Buddha
« Reply #111 on: 09 March 2013, 10:39:54 PM »
Rekan Sunya, di sutta apakah ada tertulis tentang 84.000 tahun dan 84.000 yojana itu? ref pls

1. Cakkavatti-Sihanada Sutta, Sutta ke-26 dari Digha Nikaya.
"Pada saat itu kota yang sekarang merupakan Varanasi akan menjadi sebuah ibu kota yang bernama Ketumati, kuat dan makmur, dipadati oleh rakyat dan berkecukupan. Di Jambudvipa akan terdapat 84.000 kota yang dipimpin oleh Ketumati sebagai ibu kota. Dan pada saat itu orang akan memiliki usia kehidupan sepanjang 84.000 tahun, di kota Ketumati akan bangkit seorang raja bernama Sankha, seorang Cakkavati (Raja Dunia), seorang raja yang baik, penakluk keempat penjuru. Dan pada saat orang memiliki harapan hidup hingga 84.000 itulah muncul di dunia seorang Yang Terberkahi, Arahat, Sammasambuddha bernama Metteya"

2. Sattasuriya sutta (AN 4.99).
‘‘Sineru, bhikkhave, pabbatarājā caturāsītiyojanasahassāni āyāmena, caturāsītiyojanasahassāni vitthārena, caturāsītiyojanasahassāni mahāsamudde ajjhogāḷho, caturāsītiyojanasahassāni mahāsamuddā accuggato."

"Sineru, o monks, the king of the mountains, is 84000 yojanas high from the sea level, 84000 yojanas wide, 84000 yojanas deep in the great ocean."


 _/\_

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Kosmologi Non-Saintifik dalam Agama Buddha
« Reply #112 on: 09 March 2013, 11:18:13 PM »
1. Cakkavatti-Sihanada Sutta, Sutta ke-26 dari Digha Nikaya.
"Pada saat itu kota yang sekarang merupakan Varanasi akan menjadi sebuah ibu kota yang bernama Ketumati, kuat dan makmur, dipadati oleh rakyat dan berkecukupan. Di Jambudvipa akan terdapat 84.000 kota yang dipimpin oleh Ketumati sebagai ibu kota. Dan pada saat itu orang akan memiliki usia kehidupan sepanjang 84.000 tahun, di kota Ketumati akan bangkit seorang raja bernama Sankha, seorang Cakkavati (Raja Dunia), seorang raja yang baik, penakluk keempat penjuru. Dan pada saat orang memiliki harapan hidup hingga 84.000 itulah muncul di dunia seorang Yang Terberkahi, Arahat, Sammasambuddha bernama Metteya"

2. Sattasuriya sutta (AN 4.99).
‘‘Sineru, bhikkhave, pabbatarājā caturāsītiyojanasahassāni āyāmena, caturāsītiyojanasahassāni vitthārena, caturāsītiyojanasahassāni mahāsamudde ajjhogāḷho, caturāsītiyojanasahassāni mahāsamuddā accuggato."

"Sineru, o monks, the king of the mountains, is 84000 yojanas high from the sea level, 84000 yojanas wide, 84000 yojanas deep in the great ocean."


 _/\_

anda tidak mencantumkan sumbernya, tapi sumber DCpedia tidak menyebutkan demikian:

23. ‘Di antara mereka yang memiliki umur kehidupan delapan puluh ribu tahun, anak-anak perempuan menikah dalam usia lima ratus tahun. Dan orang-orang pada masa itu hanya mengetahui tiga jenis penyakit: keserakahan, lapar, dan usia tua.[18] Dan pada masa itu, Benua Jambudīpa akan kuat dan makmur, dan jarak antar desa dan kota hanya sejauh jarak terbang ayam antara satu sama lainnya.[19] Jambudīpa ini seperti Avīci,[20] ramai oleh manusia bagaikan hutan belantara yang dipenuhi tanaman merambat dan semak belukar. Pada masa itu, Vārāṇasi[21] sekarang adalah kota kerajaan yang bernama Ketumatī, kuat dan makmur, ramai oleh orang-orang dan memiliki persediaan yang sangat mencukupi. Di Jambudīpa akan terdapat delapan puluh empat ribu kota dengan Ketumatī sebagai ibu kota kerajaan.’
24. ‘Dan pada masa itu, ketika manusia memiliki umur kehidupan delapan puluh ribu tahun, akan muncul di ibu kota Ketumatī seorang raja bernama Sankha, seorang raja pemutar-roda, raja yang jujur dan adil, penakluk empat penjuru (seperti paragraf 2).’
25. ‘Dan pada masa itu, ketika manusia memiliki umur kehidupan delapan puluh ribu tahun, [76] akan muncul di dunia ini Sang Tathāgata, seorang Arahant, Buddha yang mencapai Penerangan Sempurna bernama Metteyya,[22] memiliki kebijaksanaan dan perilaku sempurna, Yang Sempurna menempuh Sang Jalan, Pengenal seluruh alam, Penjinak manusia yang dapat dijinakkan yang tiada bandingnya, guru para dewa dan manusia, Tercerahkan dan Terberkahi, seperti halnya Aku sekarang ini. Beliau akan mengetahui segalanya dengan pengetahuan-super yang Beliau miliki, dan menyatakan, di semesta ini dengan para dewa dan māra dan Brahmā, para petapa dan Brāhmaṇa, dan generasi ini dengan para raja dan umat manusia, seperti yang Kulakukan sekarang. Beliau akan mengajarkan Dhamma yang indah di awal, indah di pertengahan, dan indah di akhir, dalam makna dan katanya, dan membabarkan, seperti yang Kulakukan sekarang, kehidupan suci dalam kesempurnaannya dan kemurniannya. Ia akan diiringi oleh ribuan bhikkhu, seperti halnya Aku diiringi ratusan bhikkhu.’


dalam Pali:

107. ‘‘Asītivassasahassāyukesu, bhikkhave, manussesu metteyyo nāma bhagavā loke uppajjissati arahaṃ sammāsambuddho vijjācaraṇasampanno sugato lokavidū anuttaro purisadammasārathi satthā devamanussānaṃ buddho bhagavā. Seyyathāpāhametarahi loke uppanno arahaṃ sammāsambuddho vijjācaraṇasampanno sugato lokavidū anuttaro purisadammasārathi satthā devamanussānaṃ buddho bhagavā. So imaṃ lokaṃ sadevakaṃ samārakaṃ sabrahmakaṃ sassamaṇabrāhmaṇiṃ pajaṃ sadevamanussaṃ sayaṃ abhiññā sacchikatvā pavedessati, seyyathāpāhametarahi imaṃ lokaṃ sadevakaṃ samārakaṃ sabrahmakaṃ sassamaṇabrāhmaṇiṃ pajaṃ sadevamanussaṃ sayaṃ abhiññā sacchikatvā pavedemi. So dhammaṃ desessati ādikalyāṇaṃ majjhekalyāṇaṃ pariyosānakalyāṇaṃ sātthaṃ sabyañjanaṃ kevalaparipuṇṇaṃ parisuddhaṃ brahmacariyaṃ pakāsessati; seyyathāpāhametarahi dhammaṃ desemi ādikalyāṇaṃ majjhekalyāṇaṃ pariyosānakalyāṇaṃ sātthaṃ sabyañjanaṃ kevalaparipuṇṇaṃ parisuddhaṃ brahmacariyaṃ pakāsemi. So anekasahassaṃ [anekasatasahassaṃ (ka.)] bhikkhusaṃghaṃ pariharissati, seyyathāpāhametarahi anekasataṃ bhikkhusaṃghaṃ pariharāmi.

hint: angka 4 adalah "catu" dalam pali.
Asītivassasahassāyukesu -->  Asīti=80, vassa=tahun, sahassa=seribu, āyukesu=umur kehidupan.

dan saya tidak menemukan sutta AN 4.99 Sattasuriya Sutta, karena AN 4.99 dalam banyak versi yg saya temukan adalah Sikkha Sutta (versi ATI), dan  Sikkhāpadasuttaṃ (versi Pali dari http://tipitaka.org)
« Last Edit: 09 March 2013, 11:38:19 PM by Indra »

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Kosmologi Non-Saintifik dalam Agama Buddha
« Reply #113 on: 10 March 2013, 09:06:39 AM »
Master Sunya ....

Offline urban888

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 134
  • Reputasi: 2
  • Gender: Male
  • Kebetulan terjerumus ke DC
Re: Kosmologi Non-Saintifik dalam Agama Buddha
« Reply #114 on: 10 March 2013, 06:07:19 PM »
Visuddhi-magga mengatakan diameter bulan itu 49 yojana dan diameter matahari 50 yojana.

Abhidharmakosa mengatakan diameter bulan itu 50 yojana dan diameter matahari 51 yojana.

Bayangkan diameter matahari dan bulan cuma beda 1 yojana, padahal 1 yojana = 10 km.

Secara perhitungan saja sudah salah.
50 yojana x 10 km = 500 km (kira2 diameter matahari / bulan)

Padahal kita tahu diameter bulan itu sekitar 3500 km dan matahari jauh lebih besar lagi.

Jarak antara bulan dan bumi yaitu 42,000 yojana memang sesuai dengan sains, seperti dalam buku bro. Ivan Taniputera.

Namun masalahnya jarak bumi dengan matahari menurut Buddhis juga 42,000 yojana, lebih sedikit (satu sumber mengatakan 8000 wah saja), padahal kita tahu bahwa jarak bumi dan matahari ya jauh sekali.

Bagaimana menurut pendapat temen2?

Kalau menurut Dalai Lama:

"Jika kita meneliti secara ilmiah,.. contohnya matahari dan bulan. Aku tidak ingat berapa persisnya, namun diameter matahari jauh lebih besar daripada bulan. Kita dapat melihatnya dengan persepsi visual yang valid; ini telah dapat dilihat kasat mata. Namun, Abhidharmakosa mengatakan bahwa diameter bulan 50 yojana dan matahari 51 yojana - hanya bebreda 1 yojana."

"Ketika Abhidharmakosa berkata bahwa diameter bulan dan matahari adalah 50 dan 51 yojana, maka ini harus disangkal sebagai makna yang perlu diinterpretasi. Untuk mengatakan 'apa yang kita lihat dalam konteks perhitungan matematis bukanlah permasalahan di sini - ini adalah penampakan yang menipu - dan apa yang dikatakan Vasubandhu di dalam Kosha tentang diameter 50 dan 51 yojana itu adalah benar', kita tentu tidak dapat berkata seperti itu. Ini adalah sikap Buddhis yang mendasar: bila ada penemuan sains yang telah dibuktikan, kita harus menerimanya."

 _/\_
The Siddha Wanderer

ukuran adalah sesuatu yg relative dalam ruang and waktu.....setiap zaman(alam kehidupan) memiliki standar ukuran internasional yg beda......kalo di bumi human si ukuran pake centimeter, inchi, feet, ect.....di alam dewa si ukurannya beda lagi....so wajar2 sj ada ambigu

The Siddha Wanderer  _/\_
Lebih baik punya 1 sahabat daripada 1000 teman lebih baik punya 1000 teman daripada 1 musuh

Offline Landy Chua

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 678
  • Reputasi: 29
  • Gender: Female
  • Berkelana untuk belajar Dhamma ^^
Re: Kosmologi Non-Saintifik dalam Agama Buddha
« Reply #115 on: 10 March 2013, 06:33:19 PM »
1. Cakkavatti-Sihanada Sutta, Sutta ke-26 dari Digha Nikaya.
"Pada saat itu kota yang sekarang merupakan Varanasi akan menjadi sebuah ibu kota yang bernama Ketumati, kuat dan makmur, dipadati oleh rakyat dan berkecukupan. Di Jambudvipa akan terdapat 84.000 kota yang dipimpin oleh Ketumati sebagai ibu kota. Dan pada saat itu orang akan memiliki usia kehidupan sepanjang 84.000 tahun, di kota Ketumati akan bangkit seorang raja bernama Sankha, seorang Cakkavati (Raja Dunia), seorang raja yang baik, penakluk keempat penjuru. Dan pada saat orang memiliki harapan hidup hingga 84.000 itulah muncul di dunia seorang Yang Terberkahi, Arahat, Sammasambuddha bernama Metteya"

2. Sattasuriya sutta (AN 4.99).
‘‘Sineru, bhikkhave, pabbatarājā caturāsītiyojanasahassāni āyāmena, caturāsītiyojanasahassāni vitthārena, caturāsītiyojanasahassāni mahāsamudde ajjhogāḷho, caturāsītiyojanasahassāni mahāsamuddā accuggato."


"Sineru, o monks, the king of the mountains, is 84000 yojanas high from the sea level, 84000 yojanas wide, 84000 yojanas deep in the great ocean."


 _/\_


Buddha Gautama bukanlah Buddha yang pertama di dalam masa-dunia ini (masa-dunia atau kalpa; satu kalpa lamanya kurang lebih 4.320.000.000 tahun). Buddha-Buddha sebelumnya adalah Buddha Kakusandha, Buddha Konagamana, Buddha Kassapa, Buddha yang akan datang adalah Buddha Mettaya (Maitreya). Dalam Cakkavatti-Sihanada Sutta, Sutta ke-26 dari Digha Nikaya dikatakan bahwa:

"Pada saat itu kota yang sekarang merupakan Varanasi akan menjadi sebuah ibu kota yang bernama Ketumati, kuat dan makmur, dipadati oleh rakyat dan berkecukupan. Di Jambudvipa akan terdapat 84.000 kota yang dipimpin oleh Ketumati sebagai ibu kota. Dan pada saat itu orang akan memiliki usia kehidupan sepanjang 84.000 tahun, di kota Ketumati akan bangkit seorang raja bernama Sankha, seorang Cakkavati (Raja Dunia), seorang raja yang baik, penakluk keempat penjuru. Dan pada saat orang memiliki harapan hidup hingga 84.000 itulah muncul di dunia seorang Yang Terberkahi, Arahat, Sammasambuddha bernama Metteya"
Di dalam Buddhavacana Maitreya Bodhisattva Sutra disebutkan juga:

"O, Arya Sariputra! Pada saat Buddha baru tersebut dilahirkan di dunia Jambudvipa. Situasi dan kondisi dunia Jambudvipa ini jauh lebih baik daripada sekarang! Air laut agak susut dan daratan bertambah. Diameter permukaan laut dari keempat lautan masing-masing akan menyusut kira-kira 3000 yojana, Bumi Jambudvipa dalam 10.000 yojana persegi, persis kaca dibuat dari permata lazuardi dan permukaan buminya demikian rata dan bersih"

sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Maitreya



According to Sattasuriya sutta (AN 4.99):

‘‘Sineru, bhikkhave, pabbatarājā caturāsītiyojanasahassāni āyāmena, caturāsītiyojanasahassāni vitthārena, caturāsītiyojanasahassāni mahāsamudde ajjhogāḷho, caturāsītiyojanasahassāni mahāsamuddā accuggato."

"Sineru, o monks, the king of the mountains, is 84000 yojanas high from the sea level, 84000 yojanas wide, 84000 yojanas deep in the great ocean."

sumber : http://www.dhammawheel.com/viewtopic.php?f=23&t=5689&start=0


bantuin om sunya mungkin beliau lagi sibuk .. CMIIW   _/\_


Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: Kosmologi Non-Saintifik dalam Agama Buddha
« Reply #116 on: 11 March 2013, 03:30:07 AM »
ukuran adalah sesuatu yg relative dalam ruang and waktu.....setiap zaman(alam kehidupan) memiliki standar ukuran internasional yg beda......kalo di bumi human si ukuran pake centimeter, inchi, feet, ect.....di alam dewa si ukurannya beda lagi....so wajar2 sj ada ambigu

The Siddha Wanderer  _/\_ 

Koq salamnya sama persis, klonengannya Gandalf kah?  ::) :whistle:
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Offline urban888

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 134
  • Reputasi: 2
  • Gender: Male
  • Kebetulan terjerumus ke DC
Re: Kosmologi Non-Saintifik dalam Agama Buddha
« Reply #117 on: 11 March 2013, 07:59:13 AM »
Koq salamnya sama persis, klonengannya Gandalf kah?  ::) :whistle:

bukan Koh....cuma2 niru2 doang  ;)
Lebih baik punya 1 sahabat daripada 1000 teman lebih baik punya 1000 teman daripada 1 musuh