apakah seorang dapat dikatakan biku, dilihat dari
botak?
berjubah?
bertasbeh?
mengucapkan buddha?
dll...
trims untuk post picturenya...
Bagaimana dengan gambar yang ini??
(http://i.imgur.com/eohIm.jpg)
Bagaimana dengan gambar yang ini??
(http://i.imgur.com/eohIm.jpg)
Bagaimana dengan gambar yang ini??Ternyata setelah dicari2 hasilnya :
Ternyata setelah dicari2 hasilnya :
0 Results
Searched over 2.1771 billion images.
Kesimpulan : foto ini cuma ada satu2nya di sini.
Artinya ? ::) :-? rada2 bau amis nih.... :whistle:
Kalau yang ini??Sama, cuma ada di http://imgur.com/wNAAA.jpg
(http://imgur.com/wNAAA.jpg)
yang gue pengen komen..Inilah yg disebut ali sina sebagai dhimmitude, sikap mental mereka yg sudah ditundukkan 15l*m, tunduk tanpa syarat. ::)
kenapa sih harus biksu(ulama buddhist) yang ikutin ritual mereka...
yg jadi pertanyaan... apakah ada ulama dari mereka (mooslim) yang pernah ikutin ritual/kebaktian kita gak... (ikutan beribadah di vihara)
Sama, cuma ada di http://imgur.com/wNAAA.jpg
Hasilnya :
0 Results
Searched over 2.1771 billion images.
for file: http://imgur.com/wNAAA.jpg
Jadi cuma di situ saja foto ini ada, tidak ada website lain yg memuatnya.
Kesimpulan akhir ? --> makin bau amis :-?
---> http://www.tibetoday.com/news_610.htm
Gambarnya gak bisa keluar pas gw buka :(
Keterangan fotonya :
Tibetan spiritual leader Dalai Lama prays at the Jama Maszid, or Mosque, in New Delhi, India, Sunday, June 1, 2008. The Dalai Lama during an international conference on terrorism on Sunday said that the international community needs to deal with the root causes of terrorism and it is wrong to brand all Muslims as militants.(AP Photo/Manish Swarup)
Statement politically correct ::)
Pasti yg disalahkan faktor : ekonomi, ketidakadilan, penindasan agama, dizalimi, dll di luar doktrin agama itu sendiri.
Kalau faktor di atas benar, pastilah orang Tibet, orang Burma, falungong, bahkan jemaat Yasmin, akan jadi teroris semua :P ;D
Karena mereka semua tertindas, dizalimi, atau ekonominya susah. Ternyata tidak ada tuh dari mereka2 yg jadi teroris, ngebunuh orang, ngebom, atau bakar2an. Paling2 cuma bakar diri sendiri :whistle:
Kalau itu benar fotonya maka kemungkinan doa Nya begini" Semoga semua makhluk yang disini membina jodoh dengan Triratna mulai detik ini dan di kehidupan mendatang dimana pun dilahirkan dan berada selalu membina jodoh dengan Buddha,Dharma,Sangha, berlindung hanya kepada Buddha,dharma,Sangha dan menjunjung tinggi Buddha Dharma Sangha sebagai satu-satunya yang paling luhur.Menjalankan ajaran dharma dengan baik sampai mencapai pencerahan,bebas dari alam samsara,,,,sadhu,,sadhu,,,sadhu,,,"
menurut saya tidak ada yang salah dengan gambar2 tersebutmenghargai perbedaan itu bukan berarti "menyamakan" lho..
itu hanya menunjukan bahwa para bikhu dan bahkan Dalai Lama sangat menghargai perbedaan
menghargai perbedaan itu bukan berarti "menyamakan" lho..bisa di perjelas maksud nya?
ini yang sering salah kaprah..
bisa di perjelas maksud nya?Saya coba jelaskan dalam bentuk cerita, biar tidak bosan
saya takut termasuk yang salah kaprah juga _/\_
mohon pencerahan
Saya coba jelaskan dalam bentuk cerita, biar tidak bosan
Seperti yang kita tahu,
Agama I, mengenal puasa yang diawali dengan sahur dan diakhiri dengan berbuka, dan selama range waktu tersebut tidak makan dan minum
Agama K, mengenal puasa 40 hari yang di dalamnya ada pantangan garam juga, jadi makanan disajikan tanpa garam
Agama B, mengenal sila ke 7, menghindari makan makanan lewat tengah hari, tapi masih boleh minum
Alkisah, ada sekelompok teman terdiri dari Indah beragama I, Kiki beragama K, dan Budi beragama B.
Mereka bertiga sangat akur dan menghargai perbedaan.
Dan bisakah bentuk tindakan menghargai perbedaan tersebut diwujudkan dalam :
- Ketika bulan Ramadhan tiba, Indah tidak melakukan sahur, tetap makan seperti biasa hanya saja tidak menggunakan garam
- Ketika hari Uposatha tiba, Budi sahur, dan berbuka pada jam 6 sore
- Ketika hari Rabu Abu tiba, Kiki makan seperti biasa menggunakan garam, dan mulai berpuasa setelah jam 12 lewat
Semoga cerita ini bisa dipahami...
Saya coba jelaskan dalam bentuk cerita, biar tidak bosanjawaban saya: tidak bisa
Seperti yang kita tahu,
Agama I, mengenal puasa yang diawali dengan sahur dan diakhiri dengan berbuka, dan selama range waktu tersebut tidak makan dan minum
Agama K, mengenal puasa 40 hari yang di dalamnya ada pantangan garam juga, jadi makanan disajikan tanpa garam
Agama B, mengenal sila ke 7, menghindari makan makanan lewat tengah hari, tapi masih boleh minum
Alkisah, ada sekelompok teman terdiri dari Indah beragama I, Kiki beragama K, dan Budi beragama B.
Mereka bertiga sangat akur dan menghargai perbedaan.
Dan bisakah bentuk tindakan menghargai perbedaan tersebut diwujudkan dalam :
- Ketika bulan Ramadhan tiba, Indah tidak melakukan sahur, tetap makan seperti biasa hanya saja tidak menggunakan garam
- Ketika hari Uposatha tiba, Budi sahur, dan berbuka pada jam 6 sore
- Ketika hari Rabu Abu tiba, Kiki makan seperti biasa menggunakan garam, dan mulai berpuasa setelah jam 12 lewat
Semoga cerita ini bisa dipahami...
jawaban saya: tidak bisaBetul. Bentuk toleransi adalah menghargai orang lain melakukan ibadah sesuai dengan kepercayaannya..
bentuk ibadah masing2 agama berbeda dan bentuk dari menghargai perbedaan agama adalah menghargai orang lain melakukan ibadah sesuai kepercayaannya
dan menurut saya pribadi tidaklah masalah untuk mengikuti ibadah agama lain selama tidak menggangu dan melanggar sila
_/\_
Betul. Bentuk toleransi adalah menghargai orang lain melakukan ibadah sesuai dengan kepercayaannya..betul juga, terima kasih telah di cerahkan _/\_
Memang ada beberapa ibadah agama lain tidak melanggar sila (misal : berdoa atau sholat, berbeda dengan ibadah mengorbankan hewan kurban yang jelas pelanggaran sila 1).
Namun tampaknya bro hanya berpatokan pada tidak melanggar sila, padahal ada juga yang penting, yaitu JMB8
- Kepada siapa doa / sholat yang dilakukan oleh umat agama tetangga ? Jawabnya tuhan.
Mereka memohon dan meminta perlindungan pada tuhan. Sedangkan dalam ajaran Buddhisme, tidak dikenal adanya makhluk adikodrati, dan termasuk dalam pandangan yang keliru (CMIIW)
Jadi ada baiknya cukup membiarkan orang lain melakukan ibadahnya sesuai dengan kepercayaan masing-masing, tanpa harus berusaha menyamakan apa yang sebenarnya berbeda..
betul juga, terima kasih telah di cerahkan _/\_oke.. sekarang saya coba ikuti apa yang anda inginkan, yaitu menggunakan cara agama lain, tapi isinya : semoga semua makhluk berbahagia.. Dan selanjutnya kita bahas mengenai cara berdoa :
tapi yang saya maksud sih dia berdoa cara agama dia dan saya dengan cara yang saya percayai walaupun dalam acara misal nya selamatan atau perayaan natal dsb, mereka memohon kepada Tuhan, saya berdoa semoga mereka dan semua mahluk berbahagia _/\_
oke.. sekarang saya coba ikuti apa yang anda inginkan, yaitu menggunakan cara agama lain, tapi isinya : semoga semua makhluk berbahagia.. Dan selanjutnya kita bahas mengenai cara berdoa :saya setuju dalam kegiatan ibadah yang personal sebaiknya di lakukan masing2 dengan cara masing2
1. Dalam agama I, pada saat sholat, ada sembah sujud dengan kiblat ke arah mekkah.
Pertanyaannya : apa manfaat seorang Buddhist mengikuti sembah sujud tersebut sesuai arah kiblat ?
Yang kita sujud hanyalah kaabah. Sedangkan salah satu syair dari Manggala Sutta : Hormat yang patut dihormat, itulah berkah utama. Apakah kaabah merupakan sesuatu yang perlu dihormati dalam agama Buddha dan membawa berkah utama ?
2. Dalam agama K, sebelum berdoa membentuk tanda salib. Guna bentuk tanda salib sepengetahuan saya sebagai bentuk iman akan trinitas pada konsep agama K. Apa tujuan seorang Buddhist melakukan tanda salib sebelum berdoa ? Apakah Buddhist menganut konsep trinitas juga ?
Mungkin ini setidaknya yang saya pikirkan dan menjadi alasan lebih baik menggunakan cara doa masing2 saja..
paling ekstrim foto terakhir.. :))kalau anjali sepengetahuan saya bukan milik Buddhisme semata. Anjali itu bentuk mudra dalam pemberian salam yang berasal dari India. Dan biasanya dilakukan oleh praktisi yoga juga
* wkt zaman skul di skul yg basicnya kr****n , pas mereka masuk gereja siswa yg berumat lain ngaso di dalam kelas , begitu juga sebaliknya skul di skul Buddhis , non buddhis di perbolehkan utk tdk mengikuti kebaktian . nggak ada pemaksaan untuk beribadah tidak sesuai keyakinan.
* utk bbrp situasi misalnya doa wkt upacara semua siswa /siswi wajib untuk anjali baik Buddhis maupun nonbuddhis , begitu juga doa sebelum belajar dan sebelum pulang . apa yg umat Buddha pelajari "suka nggak suka"mereka (non Buddhis ) juga harus pelajari, mghafalkan sutta , cara namaskara dll .. melakukan krn memang kewajiban, kecuali kalau mau nilai agamanya kebakaran . ;D
* KEmbali pada pribadi msg2.. : bbrp guru ada yg ikut anjali wkt doa , bbrp lagi hanya menunduk , kdg walikota yg kebetulan ada acara di skul juga ikutan anjali sekalipun beliau nonBuddhis , doa nya versi Buddhis .. menghormati situasi / lingkungan dan sama sekali tidak mempengaruhi keimanan .
kalau anjali sepengetahuan saya bukan milik Buddhisme semata. Anjali itu bentuk mudra dalam pemberian salam yang berasal dari India. Dan biasanya dilakukan oleh praktisi yoga juga
yoi .. cuma situasinya kan lg doa "versi" umat Buddha.. bukan lagi yoga atau beri salam India.. posisi merangkap kedua tangan di TKP mengartikan "anjali" ritualnya umat Buddha..ic.. kalau IMHO, mungkin saya memilih untuk bersikap biasa saja.
iseng2 browsing ketemu ini, tidak ada keterangan lain. cuma photo saja.
silahkan disimak :
sesuai judul, bagaimana menurut pendapat anda?
Menyebut tentang solat, kami ingin berkongsi emel yang telah dikirimkan seorang pembaca SuperSyok. Situasi ini khabarnya berlaku di Perak pada awal 2009. Kisah 2 orang bekas sami Buddha yang telah memeluk Islam dan bersolat bersama jemaah masjid.
Thread yang bagus. :)persepsi? ???