//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Adakah Neraka pada Buddhism ?  (Read 64293 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Suchamda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 556
  • Reputasi: 14
Re: Adakah Neraka pada Buddhism ?
« Reply #165 on: 11 September 2007, 11:09:54 AM »
Wah, karena ga ada yang tanggepin maka saya kasih penjelasan maksud saya deh.

Menurut saya, kondisi kehidupan manusia ini bisa dari sesuatu yang sangat bahagia hingga pada taraf yang sangat mengenaskan. Walaupun kita tidak mengalami titik2 ekstrim itu tapi kita bisa membayangkannya. Dengan kekuatan imaginasi maka tiada batas dari sesuatu yg dibayangkan itu. Dimana kebahagiaan tertinggi dinamakan sebagai surga dan kesengsaraan terdalam dinamakan neraka.
Keberadaan surga dan neraka dapat dideduksi dari penalaran ini. Sumbernya darimana? Tidak lain daripada dari batin kita sendiri.

Menurut saya, orang kuno mencoba memberikan penjelasan yang mudah tentang fenomena ini sebagai sebuah tempat. Karena konsep2 ini sudah ada dan dipercaya orang sebelum Sang Buddha mengajar, maka Sang Buddha pun mengambil konsep ini untuk pengajaran. Tapi orang modern kemudian menjadi skeptis dan tidak percaya dengan konsep ini, mereka bertanya "bila surga dan neraka adalah tempat, mengapa tidak bisa saya temukan dengan science?"

Menurut saya jawabannya adalah karena tempat yang dicari oleh science adalah sebatas ruang waktu dalam dimensi fisik ini, sedangkan keberadaan surga dan neraka itu sebenarnya adalah suatu manifestasi dalam ruang batin. Soal apakah nanti setelah kematian benar2 ada tempat yang digambarkan semacam itu, untuk sementara ini saya belum bisa menjawab, akan tetapi saya memiliki keyakinan (belief) tentang hal itu. Yah, sekedar belief, tapi belief itu saya pelihara karena bisa memotivasi kita untuk mempraktekkan Dharma dengan lebih baik.

Mendengar penjelasan saya diatas, tentu anda bisa menangkap suatu pengertian bahwa walaupun saya memelihara suatu belief, akan tetapi belief itu bukan merupakan suatu kepercayaan buta. Belief itu didasari oleh sebuah pengertian abstrak tentang suatu kompleksitas kondisi batin manusia yang dapat dideduksi dengan penalaran yg sudah ada. Disamping itu adapula evidence2 yang mendukung kemungkinan kebenaran dari doktrin itu.

Agama-agama mencoba menggambarkan kompleksitas batin yang menderita dalam 'neraka' itu dengan berbagai mitos dan simbolisme. Di agama kristiani mereka menggambarkan bagaimana Tuhan menjadi manusia untuk menyelamatkan manusia dari api neraka abadi, dan untuk itu Yesus dalam kematiannya turun ke neraka untuk mematahkan kuasa kegelapan.
Demikian juga simbolisme yang terdapat pada tantric buddhism spt misalnya Yamantaka.
Di dunia modern, penggambaran itu muncul dalam film The Rising of Hannibal dalam sebuah film horror yang menggambarkan proses kejiwaan seseorang.

Bermacam2 penggambaran itu dapat kita pahami benang merahnya. Begini analisa saya:

Neraka adalah suatu kondisi jiwa yang sangat menderita yang berlangsung terus menerus. Terkadang karena suatu penderitaan kecil kita bereaksi dengan memunculkan suatu perbuatan salah. Perbuatan salah itu pada lanjutnya memancing suatu kondisi yang semakin menyengsarakan kita. Hal itu terus berlanjut hingga akhirnya kita semakin terperosok pada lingkaran setan kesengsaraan. Dimanakah batas akhir dari intensitas kesengsaraan itu?
Dalam badan fisik, maka kesengsaraan itu memiliki batas berupa kesakitan fisik yang amat sangat tapi ada batasnya. Tetapi didalam alam batin / perasaan, maka kesakitan batin itu tiada batasnya. Apalagi bila setelah kematian kita tidak memiliki referensi kesakitan itu dengan fisik, maka proses imaginasi batin itu bisa berkembang terus menerus hingga taraf siksaan yang tanpa batas. Barangkali itulah neraka.

Kita lihat bahwa Yamantaka tadinya adalah seorang pertapa yang hampir mencapai kesuksesan / kesucian dalam pertapaannya selama 2 th 11 bln 29 hari. Hanya kurang hari maka ia mencapai kesucian. Tapi karena dibunuh secara kejam oleh perampok, maka 'jiwa'nya menjadi penasaran dan penuh kemarahaan dan kebencian yang hebat dipenuhi keinginan balas dendam.
Demikian pula Hannibal Lecter, seorang bocah kecil yang manis di th.1944 hingga suatu saat keluarganya terbunuh karena pertempuran di dekat villanya, dan ia bersama adik perempuannya yang masih bayi di sekap oleh para perampok. Dikarenakan kondisi kelaparan, dan waktu itu adalah musim dingin di tempat terpencil, maka satu2nya makanan bagi perampok itu adalah memakan adik perempuannya yang masih kecil itu. Hal ini menimbulkan goncangan kejiwaan yang sangat dahsyat bagi Hannibal kecil. Kemurungan dan awan gelap yang mewarnai jiwanya menyebabkan ia bertumbuh menjadi pemuda yang murung dan antisosial. Hal ini pada akibatnya justru menimbulkan reaksi2 keras dari masyarakat yg menjadi tidak bersahabat pada dia. Kekerasan mewarnai jalan hidupnya. Mimpi2 buruknya muncul setiap malam mengulang2 kejadian ketika adik perempuan yg sangat dikasihinya sedang disembelih perampok untuk dimakan mentah2. Goncangan kejiwaan yg dahsyat ini yang menyebabkan kegilaannya. Rasa cinta yang tak berdaya, kebencian yang amat sangat, ketakutan luar biasa, kejijikan, merasa diperkosa jiwanya, keputus-asaan, perasaan kehilangan, dsb dsb semua menghantui hidupnya.
Walaupun ia adalah pemuda genius yang bersekolah di fakultas kedokteran, akan tetapi ia bukan manusia lagi. Semangat tinggi belajar kedokteran semata-mata karena didasari oleh obsesinya untuk menyayat2 atau mengobrak abrik tubuh manusia, yang merupakan representasi dari obsesinya terhadap kondisi Mischa (adiknya). Ia pun terobsesi untuk mencari anggota kawanan perampok yang dulu memakan hidup2 Mischa itu. Ditambah karena kondisi yang mendukung untuk melancarkan amarahnya itu (ia dilatih beladiri oleh seorang tantenya) ia menjadi seorang pembunuh yang mengerikan.

Yamantaka pun menghabisi sebuah desa dan membunuh orang2nya tak peduli tua muda, laki perempuan semata karena rasa sakit yg pedih menyayat dalam jiwanya. Ia ingin mencari pelepasan tapi satu2nya cara yg tersedia adalah dengan cara menghabisi nyawa manusia dan menyakitinya.
Milarepa pun mengalami suatu kondisi yang sama. Ia dengan penuh kebencian belajar black magic untuk membalaskan kebencian atas kematian ayahnya oleh karena pamannya. Bahkan ia pun menghabisi seluruh penduduk sebuah desa dengan kekuatan black magicnya.

Perhatikan, bahwa seseorang yang menjadi semakin baik, seseorang yg bermeditasi dan jiwanya menjadi semakin halus dan lembut, bukan berarti bebas dari resiko 'neraka' ini. Sudah kita ketahui semua bahwa kala kita semakin sering bermeditasi maka perasaan kita pun menjadi semakin sensitif. Selama dalam meditasi atau praktek kebajikan itu akar loba-dosa-moha belum tercabut, maka ada peluang bahwa setetes kecil sisa kekotoran batin itu bisa meledak menjadi sebuah kekejian dan balas dendam mengerikan bila kita mengalami suatu kasus yang dahsyat yg menghantam jiwa kita. Oleh karena itulah maka pemahaman dan peresapan Dhamma sangat penting. Dari sini kita bisa melihat betapa mutlaknya makna kita berlindung pada Buddha, Dharma, Sangha sebagai sebuah titik referensi untuk berpegangan manakala ombak dan badai menghantam kita.

Selanjutnya kita kembali lagi pada Yamantaka dan Milarepa. Marilah kita analisis  apa yang terjadi pada Yamantaka dan Milarepa pada proses perkembangan selanjutnya? Mereka akhirnya mengenal Dharma dan mencapai suatu persentuhan dengan makna kesunyataan. Disitulah segala penyakitnya terobati dan hilang seakar2nya. Kebencian itu tiada lain adalah awan-awan ilusi yang muncul tenggelam di langit biru kekosongan.
Kisah Yesus turun ke neraka pun menggambarkan bagaimana kondisi 'neraka' itu bisa dikalahkan apabila kita mengorbankan diri kita atau dengan kata lain mencapai kondisi tanpa-aku.

Begitulah rekan2, gambaran yang saya ingin coba sampaikan tentang pengertian saya tentang neraka.
Pada senyatanya saat ini dalam tiap detik kehidupan kita, setiap langkah kaki kita, sebenarnya kita sedang mengukir dimanakah kita akan berada, apakah kita akan berada dalam kondisi 'surga', ataukah berada dalam kondisi 'neraka'. Bila kondisi 'neraka' itu yang kita terus kembangkan dan biarkan berlarut-larut, maka saya yakin bahwa setelah kematian nantinya, batin ini akan mengalami neraka yang sesungguhnya.

Akhirnya, sampai disini dulu kontribusi saya, nanti kalau ada insight lagi akan saya tambahkan. Mohon maaf apabila kurang berkenan di hati anda.

Salam,
Suchamda
« Last Edit: 11 September 2007, 11:25:04 AM by Suchamda »
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Adakah Neraka pada Buddhism ?
« Reply #166 on: 11 September 2007, 11:19:51 AM »
Kurasa saya mengerti apa yang anda katakan, dalam pengertian saya juga begitu, kita bisa menciptakan neraka atau surga bagi diri sendiri dengan bagaimana bersikap, seperti kalau kita marah maka akan mendekati neraka begitu juga sebaliknya. Thanks atas masukannya. Tp boleh saya tau dalam pengalaman anda meditasi, apakah yang sudah anda pahami mengenai kondisi seperti 31 alam yang ada dalam ajaran agama Buddha.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Suchamda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 556
  • Reputasi: 14
Re: Adakah Neraka pada Buddhism ?
« Reply #167 on: 11 September 2007, 09:25:12 PM »
Tp boleh saya tau dalam pengalaman anda meditasi, apakah yang sudah anda pahami mengenai kondisi seperti 31 alam yang ada dalam ajaran agama Buddha.

Saya belum paham apa-apa ^:)^
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: Adakah Neraka pada Buddhism ?
« Reply #168 on: 12 September 2007, 05:40:58 PM »
Tp boleh saya tau dalam pengalaman anda meditasi, apakah yang sudah anda pahami mengenai kondisi seperti 31 alam yang ada dalam ajaran agama Buddha.

Saya belum paham apa-apa ^:)^


hehehe... ko dan, jangan merendah gtu ah... ko dan ini low profile loh  :D

Offline Hendra Susanto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.197
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • haa...
Re: Adakah Neraka pada Buddhism ?
« Reply #169 on: 12 September 2007, 05:42:05 PM »
ada bleh neraka dunia... :))

Offline cowcool

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 132
  • Reputasi: 7
Re: Adakah Neraka pada Buddhism ?
« Reply #170 on: 21 September 2007, 01:43:13 AM »
Tentu neraka ada tapi neraka bukanlah suatu tempat, bukan suatu tempat dimana sedang dilakukan pengadilan/penyiksaan massal.

Neraka adalah kondisi batin/pikiran yang amat amat sangat menderita dan berkepanjangan... neraka adalah multi dimesional dan bisa dialami pada kehidupan mendatang bisa juga dialami pada kehidupan saat ini juga.

Surga/Svarga/Swarga pun bukan suatu tempat melainkan stage of mind, kondisi pikiran dan batin yang amat sangat berbahagia dan bisa dialami pada kehidupan saat ini juga.



Adakah Neraka pada Buddhism ?
kalau ada...
  Siapa yg mengatur seorang Mahluk masuk neraka?
  Apa fungsi Dewa/Raja Yama ?
  Siapa Raja/Dewa Yama ?

ShoeDistro.com
Depotkantor.com

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Adakah Neraka pada Buddhism ?
« Reply #171 on: 21 September 2007, 05:57:55 AM »
Surga/Svarga/Swarga pun bukan suatu tempat melainkan stage of mind, kondisi pikiran dan batin yang amat sangat berbahagia dan bisa dialami pada kehidupan saat ini juga.

Kalau ini pernah dibahas deh di thread lain.
Jawaban surga itu state of mind atau alam kelahiran itu tergantung cara pandang kita.

btw tentang surga sebagai state of mind itu ada referensi sutta-nya tidak yah ?
There is no place like 127.0.0.1

Offline cowcool

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 132
  • Reputasi: 7
Re: Adakah Neraka pada Buddhism ?
« Reply #172 on: 21 September 2007, 09:33:49 AM »
Yg mengatur masuk neraka adalah diri sendiri ... tidak ada mahluk lain yg sengaja ingin menjebloskan mahluk lain ke neraka. Oleh diri sendiri karma diciptakan dan oleh diri sendiri pula harus dipikul . Kadang2 sang Buddha menggunakan metafor ... mungkin maksudnya agar mudah dipahami org awam pada zaman itu. Tapi sungguh tidak ada suatu orang ataupun dewan hakim neraka yang menjatuhkan hukuman terhadap anda. . 

Adakah Neraka pada Buddhism ?
kalau ada...
  Siapa yg mengatur seorang Mahluk masuk neraka?
  Apa fungsi Dewa/Raja Yama ?
  Siapa Raja/Dewa Yama ?

[/quote]
ShoeDistro.com
Depotkantor.com

Offline cowcool

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 132
  • Reputasi: 7
Re: Adakah Neraka pada Buddhism ?
« Reply #173 on: 21 September 2007, 09:35:09 AM »
IMHo ruang dan waktu adalah ciptaan pikiran. Segala sesuatu di alam semesta ini kecuali nibbana adalah IMHO state of consciousness or mind.



Surga/Svarga/Swarga pun bukan suatu tempat melainkan stage of mind, kondisi pikiran dan batin yang amat sangat berbahagia dan bisa dialami pada kehidupan saat ini juga.

Kalau ini pernah dibahas deh di thread lain.
Jawaban surga itu state of mind atau alam kelahiran itu tergantung cara pandang kita.

btw tentang surga sebagai state of mind itu ada referensi sutta-nya tidak yah ?
ShoeDistro.com
Depotkantor.com

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Adakah Neraka pada Buddhism ?
« Reply #174 on: 21 September 2007, 09:49:19 AM »
jadi, rebirth di surga/neraka tidak ada ? semua dimanusia. surga adalah stage of mind dan neraka juga yah ?
There is no place like 127.0.0.1

Offline cowcool

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 132
  • Reputasi: 7
Re: Adakah Neraka pada Buddhism ?
« Reply #175 on: 21 September 2007, 10:03:29 AM »
rebirth di surga/neraka tentu saja ada . Tapi untuk mengetahui rasanya surga dan neraka tidak perlu rebirth dulu dapat dialami pada kehidupan ini juga.

Bahkan dengan melalui meditasi jhana, orang tidak perlu rebirth dulu untuk mengalami alam brahma.Segala sesuatunya adalah ciptaan/persepsi pikiran termasuk ruang dan waktu ...... segala sesuatu adalah ilusi ... ilusi sifatnya bisa terjadi kapan saja di mana saja.
ShoeDistro.com
Depotkantor.com

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Adakah Neraka pada Buddhism ?
« Reply #176 on: 21 September 2007, 10:24:25 AM »
sip deh kalo gitu

soalnya waktu baca tulisan
Quote
Surga/Svarga/Swarga pun bukan suatu tempat melainkan stage of mind, kondisi pikiran dan batin yang amat sangat berbahagia dan bisa dialami pada kehidupan saat ini juga.

terkesan rebirth ke alam2x lain itu tidak ada.
There is no place like 127.0.0.1

Offline Muten Roshi

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 366
  • Reputasi: 2
  • http://en.wikipedia.org/wiki/Muten-R%C3%B4shi
Re: Adakah Neraka pada Buddhism ?
« Reply #177 on: 25 September 2007, 01:19:51 PM »
rebirth di surga/neraka tentu saja ada . Tapi untuk mengetahui rasanya surga dan neraka tidak perlu rebirth dulu dapat dialami pada kehidupan ini juga.

Bahkan dengan melalui meditasi jhana, orang tidak perlu rebirth dulu untuk mengalami alam brahma.Segala sesuatunya adalah ciptaan/persepsi pikiran termasuk ruang dan waktu ...... segala sesuatu adalah ilusi ... ilusi sifatnya bisa terjadi kapan saja di mana saja.
kalau gitu peristiwa kerusuhan mei itu sesungguhnya siapa yang masuk neraka? amoy-amoy cantik atau pemerkosa biadab..?

kalau surga dan neraka cuma di pikiran saja coba kita analisa pikiran kedua tokoh dalam peristiwa kerusuhan mei 1998:
- amoy-amoy menderita dan menangis karena dirampok dan diperkosa  lalu dibakar

- pemerkosanya merasa senang, "kapan lagi euy... bisa ***** ama amoy  =P~".. pemerkosa mendapatkan banyak harta dari rampokan. pulang kerumah bawa oleh-oleh TV baru, kulkas baru, buat anak istrinya... tidak satupun dari mereka yang tertangkap atau diadili....

semua itu menyisakan satu pertanyaan:
Bila konsep neraka adalah alam pikiran, maka Siapakah yang sesungguhnya masuk neraka dalam peristiwa kerusuhan mei 1998 ini???




bayangkan bila amoy-amoy itu adalah istri anda, putri-putri anda, atau bahkan ibu kandung anda sendiri...



ADMIN: *Please Bro Muten, jangan dipasang lagi gambarnya, pakai kata2x sudah cukup rasanya.*
« Last Edit: 25 September 2007, 01:57:18 PM by Sumedho »

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Adakah Neraka pada Buddhism ?
« Reply #178 on: 25 September 2007, 01:23:50 PM »
Webek bang muten, kemana aja ? banyak yg kangen loh
There is no place like 127.0.0.1

Offline Muten Roshi

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 366
  • Reputasi: 2
  • http://en.wikipedia.org/wiki/Muten-R%C3%B4shi
Re: Adakah Neraka pada Buddhism ?
« Reply #179 on: 25 September 2007, 01:40:19 PM »
koq kangen ama gue? banyak utang kali ye..? hehehe..  :)) :)) :))