tapi hal ini bertentangan dengan doktrin theravada yg mengatakan bahwa seseorang langsung terlahir kembali pada saat kematian terjadi. bagaimana penjelasannya Sis? dan bagaimana pandangan para dosen di sana?
Dalam ajaran Theravada memang demikian, dan disanapun juga demikian keyakinan mereka, bahkan disana lebih gila lagi kalo dibandingkan dengan tradisi Indonesia, dimana keluarga akan menangis terus sepanjang hari di hari kematiannya, dan masih memeluk jasadnya, banyak sekali saya lihat di tanah air sini hal demikian, kalo disana begitu meninggal para family TIDAK diperkenankan mendekat/menyentuh, keluarga segera menghubungi pihak2 berwenang bahwa family mereka meninggal, bila meninggal dari RS gampang langsung bisa mengurus ke krematorium tapi bila meninggal di rmh maka keluarga segera mengurus ke pihak berwenang utk surat kematian baru ngurus ke krematorium. Saya tanya mengapa demikian, mereka bilang bahwa bersamaan disaat kita menutup mata itu terjadi proses beraneka macam, yang mana bila kamma buruk yang matang maka dia akan terlahir di neraka saat itu juga, sehingga kita dilarang menyetuhnya karena dia sedang menderita kesakitan dll. Jika kebajikan kita banyak sehingga mampu menolong kita dari neraka maka diwaktu yang bersamaan dikala dia sedang sakit tersiksa di neraka kebajikan akan datang menolong, kita yang tidak memiliki abhinna tidak mampu melihat semua proses itu, sehingga kita tidak mendengar atau melihat betapa begitu banyak proses yang terjadi dikala itu, itulah sebabnya kita dilarang mendekat/menyetuh jenasah.
Sejak hari kematiannya hingga 7 hari akan diselenggarakan pirith semalam suntuk, bagi keluarga mampu mereka menyelenggarakan dengan besar2an, bagi keluarga sederhana mereka hanya mengadakan patidana tiap hari secara sederhana dengan pirith semalam suntuk di hari meninggalnya saja. setelah itu 30 hari, 100 hari, 1 thn, 2 thn, 1000 hari. Kalo ini mirip dengan tradisi kita hanya sedikit beda yang 30hari, bagi etnis Tionghoa akan memakai 49 hari, sedang orang Indonesia umum (berbagai suku dan agama) akan memakai 40 hari.
Ini tradisi disana ya bro, dan mereka sangat disiplin sekali menjalankannya, bahkan hingga puluhan tahunpun masih mereka jalankan, saya sering juga mendapat undangan patidana untuk 28thn peringatan kematian suami/istri/ortu, bahkan pernah 15thn peringatan kematian anjingnya (***kalo ini saya salut banget, anjing aja sampai spt itu mendapat perlakuannya). Mereka memiliki faham bahwa anjing bisa menjadi anjing mereka pasti dahulu famili mereka, karena kemelekatannya pada keluarga dan tidak memiliki kebajikan yang cukup mengakibatkan mereka terlahir sbg anjing di keluarga mereka. Itulah sebabnya mereka melakukan patidana untuk anjing mereka agar membantu dia terlahir kealam yang lebih baik.
Ajaran dosen saya kurang lebih juga mirip demikian, bahwa setelah menutup mata segera kita terlahir kembali, bila kamma buruk yg matang maka segera kita terlahir di neraka, tanpa menunggu sekian hari masa tunggu. Justru itulah patidana dilakukan agar segera menolong almarhum.
***kok ketikan saya tidak rapi ya? nyari untuk merapikan ketikan "justify" juga tidak ada tu di menu. gimana sih cara merapikan ketikan yg langsung ketik di reply ?