//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Kelahiran Kembali dan Antarabhava/Bardo  (Read 65534 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline jung13

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 18
  • Reputasi: 2
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Kelahiran Kembali dan Antarabhava/Bardo
« Reply #15 on: 13 July 2013, 12:05:32 AM »

misi, numpang tanya..diparitta kan ada buddhanussati, dhammanussati n sanghanussati..
jadi bagaimana sebaiknya saya merenungkannya masing2..?
apa waktu buddhanussati saya membayangkan person buddha yg sedang posisi meditasi ato gmn?
trs klo dhammanussati n sanghanussati gmn banyanginnya..?
makasi sebelumnya..

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: Kelahiran Kembali dan Antarabhava/Bardo
« Reply #16 on: 13 July 2013, 07:42:47 AM »
misi, numpang tanya..diparitta kan ada buddhanussati, dhammanussati n sanghanussati..
jadi bagaimana sebaiknya saya merenungkannya masing2..?
apa waktu buddhanussati saya membayangkan person buddha yg sedang posisi meditasi ato gmn?
trs klo dhammanussati n sanghanussati gmn banyanginnya..?
makasi sebelumnya..
mungkin bisa baca artinya, dan direnungkan, diresapi. ;D
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline Shasika

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.152
  • Reputasi: 101
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Kelahiran Kembali dan Antarabhava/Bardo
« Reply #17 on: 13 July 2013, 09:11:13 AM »
tapi hal ini bertentangan dengan doktrin theravada yg mengatakan bahwa seseorang langsung terlahir kembali pada saat kematian terjadi. bagaimana penjelasannya Sis? dan bagaimana pandangan para dosen di sana?
Dalam ajaran Theravada memang demikian, dan disanapun juga demikian keyakinan mereka, bahkan disana lebih gila lagi kalo dibandingkan dengan tradisi Indonesia, dimana keluarga akan menangis terus sepanjang hari di hari kematiannya, dan masih memeluk jasadnya, banyak sekali saya lihat di tanah air sini hal demikian, kalo disana begitu meninggal para family  TIDAK diperkenankan mendekat/menyentuh, keluarga segera menghubungi pihak2 berwenang bahwa family mereka meninggal, bila meninggal dari RS gampang langsung bisa mengurus ke krematorium tapi bila meninggal di rmh maka keluarga segera mengurus ke pihak berwenang utk surat kematian baru ngurus ke krematorium. Saya tanya mengapa demikian, mereka bilang bahwa bersamaan disaat kita menutup mata itu terjadi proses beraneka macam, yang mana bila kamma buruk yang matang maka dia akan terlahir di neraka saat itu juga, sehingga kita dilarang menyetuhnya karena dia sedang menderita kesakitan dll. Jika kebajikan kita banyak sehingga mampu menolong kita dari neraka maka diwaktu yang bersamaan dikala dia sedang sakit tersiksa di neraka kebajikan akan datang menolong, kita yang tidak memiliki abhinna tidak mampu melihat semua proses itu, sehingga kita tidak mendengar atau melihat betapa begitu banyak proses yang terjadi dikala itu, itulah sebabnya kita dilarang mendekat/menyetuh jenasah.

Sejak hari kematiannya hingga 7 hari akan diselenggarakan pirith semalam suntuk, bagi keluarga mampu mereka menyelenggarakan dengan besar2an, bagi keluarga sederhana mereka hanya mengadakan patidana tiap hari secara sederhana dengan pirith semalam suntuk di hari meninggalnya saja. setelah itu 30 hari, 100 hari, 1 thn, 2 thn, 1000 hari. Kalo ini mirip dengan tradisi kita hanya sedikit beda yang 30hari, bagi etnis Tionghoa akan memakai 49 hari, sedang orang Indonesia umum (berbagai suku dan agama) akan memakai 40 hari.

Ini tradisi disana ya bro, dan mereka sangat disiplin sekali menjalankannya, bahkan hingga puluhan tahunpun masih mereka jalankan, saya sering juga mendapat undangan patidana untuk 28thn peringatan kematian suami/istri/ortu, bahkan pernah 15thn peringatan kematian anjingnya (***kalo ini saya salut banget, anjing aja sampai spt itu mendapat perlakuannya). Mereka memiliki faham bahwa anjing bisa menjadi anjing mereka pasti dahulu famili mereka, karena kemelekatannya pada keluarga dan tidak memiliki kebajikan yang cukup mengakibatkan mereka terlahir sbg anjing di keluarga mereka. Itulah sebabnya mereka melakukan patidana untuk anjing mereka agar membantu dia terlahir kealam yang lebih baik.

Ajaran dosen saya kurang lebih juga mirip demikian, bahwa setelah menutup mata segera kita terlahir kembali, bila kamma buruk yg matang maka segera kita terlahir di neraka, tanpa menunggu sekian hari masa tunggu. Justru itulah patidana dilakukan agar segera menolong almarhum.

***kok ketikan saya tidak rapi ya? nyari untuk merapikan ketikan "justify" juga tidak ada tu di menu. gimana sih cara merapikan ketikan yg langsung ketik di reply ?
« Last Edit: 13 July 2013, 09:15:48 AM by Shasika »
I'm an ordinary human only

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Kelahiran Kembali dan Antarabhava/Bardo
« Reply #18 on: 13 July 2013, 10:16:25 AM »
Dalam ajaran Theravada memang demikian, dan disanapun juga demikian keyakinan mereka, bahkan disana lebih gila lagi kalo dibandingkan dengan tradisi Indonesia, dimana keluarga akan menangis terus sepanjang hari di hari kematiannya, dan masih memeluk jasadnya, banyak sekali saya lihat di tanah air sini hal demikian, kalo disana begitu meninggal para family  TIDAK diperkenankan mendekat/menyentuh, keluarga segera menghubungi pihak2 berwenang bahwa family mereka meninggal, bila meninggal dari RS gampang langsung bisa mengurus ke krematorium tapi bila meninggal di rmh maka keluarga segera mengurus ke pihak berwenang utk surat kematian baru ngurus ke krematorium. Saya tanya mengapa demikian, mereka bilang bahwa bersamaan disaat kita menutup mata itu terjadi proses beraneka macam, yang mana bila kamma buruk yang matang maka dia akan terlahir di neraka saat itu juga, sehingga kita dilarang menyetuhnya karena dia sedang menderita kesakitan dll. Jika kebajikan kita banyak sehingga mampu menolong kita dari neraka maka diwaktu yang bersamaan dikala dia sedang sakit tersiksa di neraka kebajikan akan datang menolong, kita yang tidak memiliki abhinna tidak mampu melihat semua proses itu, sehingga kita tidak mendengar atau melihat betapa begitu banyak proses yang terjadi dikala itu, itulah sebabnya kita dilarang mendekat/menyetuh jenasah.

Sejak hari kematiannya hingga 7 hari akan diselenggarakan pirith semalam suntuk, bagi keluarga mampu mereka menyelenggarakan dengan besar2an, bagi keluarga sederhana mereka hanya mengadakan patidana tiap hari secara sederhana dengan pirith semalam suntuk di hari meninggalnya saja. setelah itu 30 hari, 100 hari, 1 thn, 2 thn, 1000 hari. Kalo ini mirip dengan tradisi kita hanya sedikit beda yang 30hari, bagi etnis Tionghoa akan memakai 49 hari, sedang orang Indonesia umum (berbagai suku dan agama) akan memakai 40 hari.

Ini tradisi disana ya bro, dan mereka sangat disiplin sekali menjalankannya, bahkan hingga puluhan tahunpun masih mereka jalankan, saya sering juga mendapat undangan patidana untuk 28thn peringatan kematian suami/istri/ortu, bahkan pernah 15thn peringatan kematian anjingnya (***kalo ini saya salut banget, anjing aja sampai spt itu mendapat perlakuannya). Mereka memiliki faham bahwa anjing bisa menjadi anjing mereka pasti dahulu famili mereka, karena kemelekatannya pada keluarga dan tidak memiliki kebajikan yang cukup mengakibatkan mereka terlahir sbg anjing di keluarga mereka. Itulah sebabnya mereka melakukan patidana untuk anjing mereka agar membantu dia terlahir kealam yang lebih baik.

Ajaran dosen saya kurang lebih juga mirip demikian, bahwa setelah menutup mata segera kita terlahir kembali, bila kamma buruk yg matang maka segera kita terlahir di neraka, tanpa menunggu sekian hari masa tunggu. Justru itulah patidana dilakukan agar segera menolong almarhum.

***kok ketikan saya tidak rapi ya? nyari untuk merapikan ketikan "justify" juga tidak ada tu di menu. gimana sih cara merapikan ketikan yg langsung ketik di reply ?

Penelitian atas sutta2 oleh Ajahn Sujato juga menemukan bahwa tidak ada bukti mengenai kelahiran kembali yg terjadi langsung pada saat kematian yg tercatat dalam sutta2. kira2 apakah Sis mengetahui apa latar belakang para sesepuh Theravada menggagas doktrin ini?

Offline Shasika

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.152
  • Reputasi: 101
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Kelahiran Kembali dan Antarabhava/Bardo
« Reply #19 on: 13 July 2013, 10:24:42 AM »
Penelitian atas sutta2 oleh Ajahn Sujato juga menemukan bahwa tidak ada bukti mengenai kelahiran kembali yg terjadi langsung pada saat kematian yg tercatat dalam sutta2. kira2 apakah Sis mengetahui apa latar belakang para sesepuh Theravada menggagas doktrin ini?
Ada dalam Abhidhamma bro, pada saat proses kematian patisandhi berlangsung, itu nafas msh ada tapi amat sangat lemah sekali hingga kitapun tidak mampu melihat (makanya dokter membuat surat kematian setelah 3 jam kematian, karena hal ini, mereka menyadari bahwa sebelum 3 jam, mereka tidak dapat membuat surat kematian seseorang). disinilah proses dari patisandhi ke cutisandhi, dimana CUTISANDHI inilah yang membawa kita jadi manusia lagi (jika kebajikan kita cukup) ato jadi anjing keluarga kita karena kita terlalu melekat dengan keluarga dan kurang memiliki kebajikan, ato membawa kita ke neraka.
I'm an ordinary human only

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Kelahiran Kembali dan Antarabhava/Bardo
« Reply #20 on: 13 July 2013, 05:48:04 PM »
Ada dalam Abhidhamma bro, pada saat proses kematian patisandhi berlangsung, itu nafas msh ada tapi amat sangat lemah sekali hingga kitapun tidak mampu melihat (makanya dokter membuat surat kematian setelah 3 jam kematian, karena hal ini, mereka menyadari bahwa sebelum 3 jam, mereka tidak dapat membuat surat kematian seseorang). disinilah proses dari patisandhi ke cutisandhi, dimana CUTISANDHI inilah yang membawa kita jadi manusia lagi (jika kebajikan kita cukup) ato jadi anjing keluarga kita karena kita terlalu melekat dengan keluarga dan kurang memiliki kebajikan, ato membawa kita ke neraka.

Maksud om Indra adalah bahwa dalam sutta-sutta justru secara tersirat mendukung keberadaan keadaan peralihan (antarabhava) tsb, setidaknya menurut penelitian Bhikkhu Sujato, selengkapnya ada di Kelahiran Kembali dan Keadaan Antara Dalam Buddhisme Awal
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline Shasika

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.152
  • Reputasi: 101
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Kelahiran Kembali dan Antarabhava/Bardo
« Reply #21 on: 13 July 2013, 06:31:29 PM »
Penelitian atas sutta2 oleh Ajahn Sujato juga menemukan bahwa tidak ada bukti mengenai kelahiran kembali yg terjadi langsung pada saat kematian yg tercatat dalam sutta2. kira2 apakah Sis mengetahui apa latar belakang para sesepuh Theravada menggagas doktrin ini?
Maksud om Indra adalah bahwa dalam sutta-sutta justru secara tersirat mendukung keberadaan keadaan peralihan (antarabhava) tsb, setidaknya menurut penelitian Bhikkhu Sujato, selengkapnya ada di Kelahiran Kembali dan Keadaan Antara Dalam Buddhisme Awal
Makasih bro Ariyakumara  ;D
Iya, setelah saya teliti kembali ternyata sayalah yang tidak cermat membaca, maaf ya bro Indra  ^:)^
Makasih link nya, saya baru baca ini, kalo tidak dikasih link ama bro saya tidak tahu ada penelitian terhadap antarabhava untuk Theravadin  ;D

Quote
“Dan lebih jauh, Guru Gotama, ketika suatu makhluk telah meletakkan tubuh ini, tetapi belum terlahir kembali pada tubuh lainnya, apakah yang Guru Gotama nyatakan sebagai bahan bakarnya?”
 
 “Vaccha, ketika suatu makhluk meletakkan tubuh ini, tetapi belum terlahir kembali pada tubuh lainnya, Ku-katakan ia diberi bahan bakar oleh keinginan.[25] Karena, Vaccha, pada saat itu, keinginan adalah bahan bakarnya.”[26]


« Last Edit: 13 July 2013, 06:33:37 PM by Shasika »
I'm an ordinary human only

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Kelahiran Kembali dan Antarabhava/Bardo
« Reply #22 on: 13 July 2013, 07:08:28 PM »
Mungkin sebaiknya pembahasan lebih lanjut tentang antarabhava ini dijadikan topik tersendiri, karena bukan perbincangan untuk pemula lagi ;D
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline Shasika

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.152
  • Reputasi: 101
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Kelahiran Kembali dan Antarabhava/Bardo
« Reply #23 on: 13 July 2013, 07:19:24 PM »
Mungkin sebaiknya pembahasan lebih lanjut tentang antarabhava ini dijadikan topik tersendiri, karena bukan perbincangan untuk pemula lagi ;D
SETUJU  ;D
I'm an ordinary human only

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Kelahiran Kembali dan Antarabhava/Bardo
« Reply #24 on: 13 July 2013, 08:34:51 PM »
Mungkin sebaiknya pembahasan lebih lanjut tentang antarabhava ini dijadikan topik tersendiri, karena bukan perbincangan untuk pemula lagi ;D

Setuju.
Ada yang mau jadi TS-nya?
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Kelahiran Kembali dan Antarabhava/Bardo
« Reply #25 on: 13 July 2013, 09:39:58 PM »
Biar mods aja yang split jadi thread baru ;D
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline Shasika

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.152
  • Reputasi: 101
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Kelahiran Kembali dan Antarabhava/Bardo
« Reply #26 on: 14 July 2013, 01:24:06 AM »
menyimak aja.... ;D
I'm an ordinary human only

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Kelahiran Kembali dan Antarabhava/Bardo
« Reply #27 on: 16 July 2013, 12:01:18 PM »
Sebelum berlanjut, ada yang bisa menjelaskan apa itu mati menurut agama Buddha? (agar tidak dikomplain belakangan, bisa disertakan juga rujukan yang valid)

Saya perjelas, makhluk hidup (terutama manusia) dikatakan mati , apa cirinyam kriterianya apa?
« Last Edit: 16 July 2013, 12:10:01 PM by Kelana »
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Kelahiran Kembali dan Antarabhava/Bardo
« Reply #28 on: 16 July 2013, 12:28:49 PM »
Sebelum berlanjut, ada yang bisa menjelaskan apa itu mati menurut agama Buddha? (agar tidak dikomplain belakangan, bisa disertakan juga rujukan yang valid)

Saya perjelas, makhluk hidup (terutama manusia) dikatakan mati , apa cirinyam kriterianya apa?

MN 43 Mahavedalla Sutta:

24. “Teman, ketika jasmani ini kehilangan berapa kondisikah maka jasmani ini dilepaskan dan ditinggalkan, dibiarkan mati bagaikan balok kayu?”

“Teman, ketika jasmani ini kehilangan tiga kondisi – vitalitas, panas, dan kesadaran – maka jasmani ini dilepaskan dan ditinggalkan, dibiarkan mati bagaikan balok kayu.”

25. “Teman, apakah perbedaan antara seseorang yang mati, yang telah menyelesaikan waktunya, dan seorang bhikkhu yang memasuki lenyapnya persepsi dan perasaan?”

“Teman, dalam hal seorang yang mati, yang telah menyelesaikan waktunya, bentukan-bentukan jasmaninya telah memudar dan sirna, bentukan-bentukan ucapannya telah memudar dan sirna; bentukan-bentukan pikirannya telah memudar dan sirna, vitalitasnya padam, panasnya berhamburan, dan indria-indrianya hancur seluruhnya. Dalam hal seorang bhikkhu yang memasuki lenyapnya persepsi dan perasaan,  bentukan-bentukan jasmaninya telah memudar dan sirna, bentukan-bentukan ucapannya telah memudar dan sirna, tetapi vitalitasnya tidak padam, panasnya tidak berhamburan, dan indria-indrianya menjadi sangat jernih.  Ini adalah perbedaan antara seseorang yang mati, yang telah menyelesaikan waktunya, dan seorang bhikkhu yang memasuki lenyapnya persepsi dan perasaan.”
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Kelahiran Kembali dan Antarabhava/Bardo
« Reply #29 on: 16 July 2013, 12:51:13 PM »
Sebelum berlanjut, ada yang bisa menjelaskan apa itu mati menurut agama Buddha? (agar tidak dikomplain belakangan, bisa disertakan juga rujukan yang valid)

Saya perjelas, makhluk hidup (terutama manusia) dikatakan mati , apa cirinyam kriterianya apa?

dari MN 9 Sammaditthi Sutta


22. “Dan apakah penuaan dan kematian, apakah asal-mula penuaan dan kematian, apakah lenyapnya penuaan dan kematian, apakah jalan menuju lenyapnya penuaan dan kematian? Penuaan makhluk-makhluk dalam berbagai urutan penjelmaan, usia tua, gigi tanggal, rambut memutih, kulit keriput, kemunduran kehidupan, indria-indria melemah – ini disebut penuaan. Berlalunya makhluk-makhluk dalam berbagai urutan makhluk-makhluk, kematiannya, terputusnya, lenyapnya, sekarat, selesainya waktu, hancurnya kelompok-kelompok unsur kehidupan,  terbaringnya tubuh – ini disebut kematian. Maka penuaan ini dan kematian ini adalah apa yang disebut dengan penuaan dan kematian. Dengan munculnya kelahiran maka muncul pula penuaan dan kematian. Dengan lenyapnya kelahiran maka lenyap pula penuaan dan kematian. Jalan menuju lenyapnya penuaan dan kematian adalah Jalan Mulia Berunsur Delapan ini; yaitu, pandangan benar … konsentrasi benar.

 

anything