Thx. Bro Djoe untuk jawabannya..
dalam pandangan Bro Djoe,
1. apakah membedakan Ajaran Buddha dengan agama? (terlepas dr konsep ke-Tuhanan)
2. melihat kepercayaan Ajaran Buddha yang tdk men-Tuhankan sesuatu, apakah hal ini dpt disamakan dengan kaum atheis (maaf)? jika tidak, dimakah perbedaannya?
NB: setau saya pikiran orang Atheis adalah lebih baik dia tdk mempercayai satu ajaran-Tuhan pun yg penting dpt hidup lbh baik dr pd org yg beragama..
Trmksh. (untuk no.2.. 1x lg maap.. bkn mksd ingin menyinggung)
Sebenarnya tidak ada yang namanya agama. Agama adalah label yang digunakan orang untuk membedakan kelompoknya. Ajaran Buddha adalah bagaimana mengakhiri duka dan mencari kebenaran tersebut. Agama adalah ciptaan manusia. Agama adalah hal duniawi dimana segala hal duniawi selalu membawa penderitaan. Segala hal duniawi selalu berakhir dengan dua poros extrem, bahagia dan duka. Ajaran Buddha adalah tentang bagiaman mengakhiri ke 2 poros extrem tersebut dan membuat sebab - sebab yang melampaui ke 2 poros extrem tersebut.
Jika anda melekat pada hal duniawi maka anda akan berputar dalam poros bahagia dan duka. Kadang anda diatas roda kadang anda di bawah roda. Jika anda tetap menjaga kondisi batin dan pikiran anda di tengah roda dan tidak melekat, maka anda tidak akan terjebak dalam perputaran tersebut. Anda tidak berada diatas maupun di bawah, karena batin dan pikiran anda melampau atas dan bawah.
Atheis atau tidak itu juga adalah label yang diberikan orang. Tidak ada perbedaan antara atheis dan non atheis. Pikiran manusialah yang membeda - bedakan. Dikatakan ateis jika ia tidak mempercayai tuhan dan dikatakan non ateis jika ia mempercayai tuhan. Benarkah ada perbedaan diantara ateis dan non ateis. Jika berbeda, apa yang membedakan diantara mereka?Mukanya, hatinya atau isi perutnya?
Misalnya jika disini saya mengatakan jika anda percaya saya maka anda benar dan jika anda tidak percaya pada saya maka anda salah. Adakah perbedaan diantara mereka?
Jika seseorang masih terlibat dalam hal tersebut, itu hanyalah kebodohan, kekotoran batin. Ia hanya terjebak dalam hal dualisme pikiran.
Yang membedakan antara seseorang dengan orang lain hanyalah kekotoran batin yang dibawanya. Jika seseorang bisa tetap berada di tengah - tengah roda, walaupun secara ekternal ia tidak beda antara ateis dan non ateis, tetapi di dalam kondisi batinnya terdapat kedamaian, terdapat ketenangan. Ia tidak terpengaruh oleh segala hal fenomena ekternal maupun internal. Ia melihatnya segala sesuatu adalah tidak tetap dan tidak melekat pada hal tersebut dan melepaskannya. Seperti cermin yang tidak berdebu, ia menyadari segala sesuatu terjadi tetapi tidak terpengaruh oleh kondisi tersebut. Karena ia sibuk mendaur kekotoran duniawi menjadi kebijaksanaan dan bukan mencicipinya. Itulah yang membedakan kondisi batin seseorang yang mendapat siraman dharma dengan orang awam. Segala kekotoran duniawi merupakan asupan gij bagi pertumbuhan batin dan pikirannya seperti dalam contoh bunga teratai tersebut.