//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Sampah dan Pencerahan  (Read 77951 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Sampah dan Pencerahan
« Reply #210 on: 09 June 2011, 01:05:57 PM »
Saya ngerti sikap anda sekalian, kenapa anda begitu keras langsung menolak hal yang ditulis oleh seseorang mengenai pengalamanya dalam belajar dharma tanpa melihat lebih dalam karena anda sekalian lebih khawatir terjadi salah penafsiran oleh orang yang tidak mengerti dharma yang membaca postingan tersebut.

Tujuan saya sebenarnya awalnya hanya ingin berbagi pengalaman dengan teman - teman yang telah berpraktek sehingga bisa saling tukar pengalaman dan saling belajar.Mungkin pengalaman dan pandangan pribadi tidak boleh di posting disini karena mungkin tidak pada tempatnya mungkin pada forum yang lebih kecil dan terbatas.

Jika pengalaman pribadi adalah hal yang tabu di forum ini, saya rasa sia sia saja saya mempostingnya disini, karena selalu ada saja yang melihatnya dari sisi lain dan tidak melihat hal yang ingin disampaikan dan menanggapinya secara negatif.

Pernyataan diatas mungkin hanya ilusi saya(tentang kekhawatiran anda sekalian terhadap salah penafsiran tersebut), mungkin anda sekalian tidak seperti itu. Tetapi saya lebih suka melihatnya seperti itu. Jika anda tidak seperti itu, itu kembali lagi ke masing masing orang.


Saya rasa cukup sekian dari saya.
JIka ada perkataan yang salah , mohon dimaafkan dan dilupakan saja.

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Sampah dan Pencerahan
« Reply #211 on: 09 June 2011, 01:11:26 PM »
Itu bukan jawaban dari pertanyaan saya. Jika anda memahami dengan yang anda tulis dan bukan menelan bulat-bulat. Seharusnya anda sudah membandingkan dengan kehidupan nyata. Dan saya mengajukan pertanyaan yang memang terjadi dalam kehidupan nyata dan bagaimana cara anda mengantisipasi-nya atau mencari solusi-nya dengan sumber tulisan anda tersebut.
Itu karena anda tidak bertanya pada konteks tulisan saya. Anda jangan keluar dari konteks awal tulisan saya yang anda respon. Makanya saya menjawab dalam konteks yang ingin disampaikan. Saya membuat postingan tersebut karena ingin menyampaikan pandangan saya.

Itulah hal sebenarnya yang ingin saya sampaikan. Bukan yang lain. Karna saya lebih konsen pada praktek diri sendiri dan melihat batin dan pikiran sendiri bukan pada hal ekternal. Karena segala hal ekternal selalu bermuara kembali ke batin dan pikiran bagaimana kita menyikapi nya itu hal yang menentukan pikiran dan perbuatan selanjutnya orang tersebut.

Postingan artikel saya lebih bersifat pemahaman saya bagaimana kita berpraktek dan melihat fenomena tersebut.
« Last Edit: 09 June 2011, 01:13:32 PM by djoe »

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Sampah dan Pencerahan
« Reply #212 on: 09 June 2011, 01:31:47 PM »
Itu karena anda tidak bertanya pada konteks tulisan saya. Anda jangan keluar dari konteks awal tulisan saya yang anda respon. Makanya saya menjawab dalam konteks yang ingin disampaikan. Saya membuat postingan tersebut karena ingin menyampaikan pandangan saya.

Itulah hal sebenarnya yang ingin saya sampaikan. Bukan yang lain. Karna saya lebih konsen pada praktek diri sendiri dan melihat batin dan pikiran sendiri bukan pada hal ekternal. Karena segala hal ekternal selalu bermuara kembali ke batin dan pikiran bagaimana kita menyikapi nya itu hal yang menentukan pikiran dan perbuatan selanjutnya orang tersebut.

Postingan artikel saya lebih bersifat pemahaman saya bagaimana kita berpraktek dan melihat fenomena tersebut.
Saya melihat konteks tulisan anda dan jawaban anda terhadap postingan bro candra. Dan pertanyaan saya itu menyangkut bagaimana anda praktekkan pemahaman anda pada persoalan tersebut.

Dan postingan artikel anda di tempatkan di tempat umum. Jika anda tidak ingin ditanya dengan berbagai hal seharus-nya anda bisa posting ditempat yang tidak dilihat orang banyak.
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Sampah dan Pencerahan
« Reply #213 on: 09 June 2011, 01:33:42 PM »
Saya rasa ada banyak kata melekat disitu. Seseorang bisa melihat secara keseluruhan arti artikel tersebut. Mungkin saya melihat anda terlalu tinggi ternyata kemampuan anda segitu.

Anda hanya melihat 7 kata disitu dan mengambil kesimpulan. Penafsiran yang hebat dari seorang maestro sutta
Ah, master of illusion, mau menjebak pembaca dengan ilusi lagi yah? Coba temukan kata 'melekat' di kalimat ini:

"Pikiran anda terkontanminasi dengan kebaikan anda sendiri."

NB: mohon abaikan kelebihan 'n' dalam 'terkontanminasi', hanya dikutip sebagaimana adanya.
Spoiler: ShowHide
'n' ada atau tidak hanyalah ilusi

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Sampah dan Pencerahan
« Reply #214 on: 09 June 2011, 01:38:08 PM »
Yang mana yang merupakan Grasshopper?

Spoiler: ShowHide

[spoiler=Yang ini?]

Atau yang ini?: ShowHide

[/spoiler]
Yang ini tentunya:

Spoiler: ShowHide

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Sampah dan Pencerahan
« Reply #215 on: 09 June 2011, 01:47:49 PM »
Saya melihat konteks tulisan anda dan jawaban anda terhadap postingan bro candra. Dan pertanyaan saya itu menyangkut bagaimana anda praktekkan pemahaman anda pada persoalan tersebut.

Dan postingan artikel anda di tempatkan di tempat umum. Jika anda tidak ingin ditanya dengan berbagai hal seharus-nya anda bisa posting ditempat yang tidak dilihat orang banyak.
Sayangnya pertanyaan anda diluar kontek tulisan saya. Tetapi sayangnya saya tidak punya pengalaman disitu dan tidak ingin membayangkan dan berandai andai. Saya lebih senang lihat yang nyata dan yg sedang terjadi sekarang.

Tetapi jika anda ingin mencari jawaban tersebut, maka saya bisa membantu anda bagaiman menjawabnya tetapi anda harus kerja sama karena ini juga melibatkan anda karena anda yang mengajukan pertanyaan tersebut dengan membayang bayangkan ada kejadian seperti itu karena  mungkin hal tersebut menjadi ganjalan anda karena pengalaman masa lalu.

Untuk menjawab pertanyaan tersebut coba anda bayangkan bagaiman itu terjadi pada diri anda pada skenario pertanyaan no 2. Bayangkan perasaan batin dan perasan anda. Dikatakan bayangkan karena pertanyaan anda bersifat bayangan dan berandai andai, maka anda harus membayangkan pada saat itu sedang terjadi.
Coba anda ceritakan kepada saya bagaimana perasaan anda dikala kejadian itu sedang terjadi dan bergilir dan di lihat oleh sekeluarga anda?
Bagaimana perasaan anda? Bagaimana anda membayangkan perasaan keluarga anda? Dengan perasaan tersebut mampukah anda bertahan? Apa yang akan anda lakukan ?

Anda boleh saja mengabaikan post ini, tetapi jika anda memang butuh jawabanya, silahkan respon. Saya akan berusaha membantu anda menjawabnya.



Offline M14ka

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.821
  • Reputasi: 94
  • Gender: Female
  • Live your best life!! ^^
Re: Sampah dan Pencerahan
« Reply #216 on: 09 June 2011, 01:49:00 PM »
Saya ngerti sikap anda sekalian, kenapa anda begitu keras langsung menolak hal yang ditulis oleh seseorang mengenai pengalamanya dalam belajar dharma tanpa melihat lebih dalam karena anda sekalian lebih khawatir terjadi salah penafsiran oleh orang yang tidak mengerti dharma yang membaca postingan tersebut.

Tujuan saya sebenarnya awalnya hanya ingin berbagi pengalaman dengan teman - teman yang telah berpraktek sehingga bisa saling tukar pengalaman dan saling belajar.Mungkin pengalaman dan pandangan pribadi tidak boleh di posting disini karena mungkin tidak pada tempatnya mungkin pada forum yang lebih kecil dan terbatas.

Jika pengalaman pribadi adalah hal yang tabu di forum ini, saya rasa sia sia saja saya mempostingnya disini, karena selalu ada saja yang melihatnya dari sisi lain dan tidak melihat hal yang ingin disampaikan dan menanggapinya secara negatif.

Pernyataan diatas mungkin hanya ilusi saya(tentang kekhawatiran anda sekalian terhadap salah penafsiran tersebut), mungkin anda sekalian tidak seperti itu. Tetapi saya lebih suka melihatnya seperti itu. Jika anda tidak seperti itu, itu kembali lagi ke masing masing orang.


Saya rasa cukup sekian dari saya.
JIka ada perkataan yang salah , mohon dimaafkan dan dilupakan saja.

Jangan donk kk djoe... menurutku kita tidak bisa memaksakan pendapat kalo orang lain gak mau terima... Mungkin di sini kita gak sependapat, tapi di hal lain kita sependapat hehe....

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Sampah dan Pencerahan
« Reply #217 on: 09 June 2011, 01:50:34 PM »
yaahhh om ini... kok malah ambil sample yg jelas2 tidak sesuai dengan pengetahuan saat ini...
td kan lagi bahas ttg "yang Buddha omong yah bener"... yg aku maksud "tergantung siapa yg meyakininya" terkait dengan hal itu...

tp aku coba jawab ya...  ;D
setauku, org2 abad ke berapa gitu (aku bukan sejarahwan, jd ga apal) kan beranggapan kalo bumi itu datar... dan itu berlaku sebagai kebenaran pada saat itu...
nah, sesuai dengan dhamma bahwa tidak ada yg kekal, maka kebenaran pun bisa bergeser... karena benar atau salah td hanya sebuah 'label'...
dengan penelitian yg ada, menyatakan bahwa bumi itu bulat... dan tentunya kebenaran adalah yg sesuai kenyataan... maka definisi bentuk bumi yg diberi label 'benar' saat ini adalah bulat...
bisa jadi dengan penelitian yg lebih lanjut lagi (berandai-andai sedikit), di masa depan diketahui bahwa bumi ternyata bentuknya elips... maka label 'benar' itu pun akan bergeser lagi, dan bentuk bumi = bulat menjadi salah...

demikian halnya dengan ajaran Sang Buddha, apakah yg dikatakan beliau selalu benar?  bagi yg tidak meyakininya, sudah pasti pada titik awal akan mengatakan kalo perkataan beliau sesat atau cuma omong kosong...
tp mungkin bagi umat buddhist yg telah menyelami apa sih yg dikatakan beliau, menganalisa, dan memahaminya... dia bisa mengatakan kalo itu adalah jalan yg benar...
sama halnya dengan beberapa sutta yg berisi perkataan Sang Buddha yg menyebutkan beberapa lokasi, yg sampai sekarang blm bisa ditemukan atau dperkirakan oleh manusia (aku lupa detailnya)...  apakah Sang Buddha saat itu mengatakan itu sebagai kiasan, arti yg sebenarnya (kebenaran), atau yg menuliskan ke dlm sutta2 tipitaka yg kurang pas penggambarannya...  siapa atau apa yg bisa memastikan "yang Buddha omong yah bener", karena pikiran dan batin kita terbatas pada pikiran dan batin seorang manusia, apalagi aku hanya seorang umat awam...

kalo ada pandangan2 yg salah, mohon koreksinya ya..  _/\_
Berarti kalau menurut anda, Ajaran Buddha tidak berlaku bagi yang tidak beragama Buddha?

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Sampah dan Pencerahan
« Reply #218 on: 09 June 2011, 01:53:29 PM »
Ada badut juga disini. Mungkin saya sedang berilusi. Tetapi gpp, Badut ini sangat lucu dan menghibur ;D
ah aye masih kalah lah sama LSY =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Sampah dan Pencerahan
« Reply #219 on: 09 June 2011, 02:00:58 PM »
Ah, master of illusion, mau menjebak pembaca dengan ilusi lagi yah? Coba temukan kata 'melekat' di kalimat ini:

"Pikiran anda terkontanminasi dengan kebaikan anda sendiri."

NB: mohon abaikan kelebihan 'n' dalam 'terkontanminasi', hanya dikutip sebagaimana adanya.
Spoiler: ShowHide
'n' ada atau tidak hanyalah ilusi


Berbuat baik juga tidak perlu karena , pikiran bisa terkontaminasi oleh perbuatan baik kita. ;D

Yang merah siapa yang tulis yah, capek dehhhhhhhh.
Dikatakan pikiran terkontaminasi  terkontaminasi oleh perbuatan baik kita dalam hal seperti dibawah ini.

Berikut Postingan aslinya
Dalam konteks orang awam, kita berbicara benar dan salah. Perbuatan benar dan salah harus bisa dibedakan. Tetapi dalam konteks pencapaian kebenaran sejati, kita tidak boleh melekat pada benar apalagi yang salah. Buddha mengajarkan agar kita menjauhi perubuatan jahat dan melakukan perbuatan baik. Tetapi anda jangan sampai melekat pada kebaikan, melekat pada pandangan anda telah berbuat baik Jika anda berpandangan anda telah melakukan banyak kebaikan anda telah melekat padanya dan praktek anda menjadi terkontaminasi. Usaha anda dalam mencari dan mewujudkan kebenaran sejati akan sia sia. Jika anda melekat pada perbuatan baik yang telah anda lakukan dan seseorang yang telah menerima kebaikan anda menyakiti anda, maka anda mulai berbicara kebaikan anda  sendiri. Pikiran anda terkontanminasi dengan kebaikan anda sendiri. Dengan Pikiran seperti ini praktek anda sia sia belaka dalam mencapai pencerahan
Dalam konteks praktek mencari kebenaran sejati untuk mencapai pencerahan, maka anda harus melepas ke 2 extrim tersebut dan berdiam diam di tengah. (Dalam konteks batin dan pikiran anda sendiri harus seperti ini).

Karena ada orang tolor yang gak bisa membaca dan salah penafsiran dan menjustifikasi orang lain tolor dengan berkata
Berbuat baik juga tidak perlu karena , pikiran bisa terkontaminasi oleh perbuatan baik kita. ;D

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Sampah dan Pencerahan
« Reply #220 on: 09 June 2011, 02:05:05 PM »
Sayangnya pertanyaan anda diluar kontek tulisan saya. Tetapi sayangnya saya tidak punya pengalaman disitu dan tidak ingin membayangkan dan berandai andai. Saya lebih senang lihat yang nyata dan yg sedang terjadi sekarang.

Tetapi jika anda ingin mencari jawaban tersebut, maka saya bisa membantu anda bagaiman menjawabnya tetapi anda harus kerja sama karena ini juga melibatkan anda karena anda yang mengajukan pertanyaan tersebut dengan membayang bayangkan ada kejadian seperti itu karena  mungkin hal tersebut menjadi ganjalan anda karena pengalaman masa lalu.

Untuk menjawab pertanyaan tersebut coba anda bayangkan bagaiman itu terjadi pada diri anda pada skenario pertanyaan no 2. Bayangkan perasaan batin dan perasan anda. Dikatakan bayangkan karena pertanyaan anda bersifat bayangan dan berandai andai, maka anda harus membayangkan pada saat itu sedang terjadi.
Coba anda ceritakan kepada saya bagaimana perasaan anda dikala kejadian itu sedang terjadi dan bergilir dan di lihat oleh sekeluarga anda?
Bagaimana perasaan anda? Bagaimana anda membayangkan perasaan keluarga anda? Dengan perasaan tersebut mampukah anda bertahan? Apa yang akan anda lakukan ?

Anda boleh saja mengabaikan post ini, tetapi jika anda memang butuh jawabanya, silahkan respon. Saya akan berusaha membantu anda menjawabnya.



Nah, disitulah terbalik-nya. Saya menanyakan kepada anda tapi anda membalikkan kepada saya. Jika saya jadi anda, saya akan jawab saya tidak tahu jika saya tidak tahu, saya akan jawab tidak bisa jika saya tidak bisa, atau saya akan menerangkan jika saya mampu memahami persoalan itu berdasarkan teori/pandangan yang saya lontarkan.
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline CandraWie

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 145
  • Reputasi: 5
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Sampah dan Pencerahan
« Reply #221 on: 09 June 2011, 02:15:42 PM »
Berarti kalau menurut anda, Ajaran Buddha tidak berlaku bagi yang tidak beragama Buddha?

berlaku...
hanya saja, diakui benar atau tidak nya yg relatif...

 ;D jangan2 yg coba aku jelaskan ga nyambung ya bro sama yg bro Kainyn tanyakan?
..lebih baik melihat ke dalam cermin dan perbaiki yg ada daripada selalu melihat ke luar jendela dan mengeluhkan apa yg ada...

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Sampah dan Pencerahan
« Reply #222 on: 09 June 2011, 02:21:02 PM »
Berbuat baik juga tidak perlu karena , pikiran bisa terkontaminasi oleh perbuatan baik kita. ;D

Yang merah siapa yang tulis yah, capek dehhhhhhhh.
Dikatakan pikiran terkontaminasi  terkontaminasi oleh perbuatan baik kita dalam hal seperti dibawah ini.

Berikut Postingan aslinya
Karena ada orang tolor yang gak bisa membaca dan salah penafsiran dan menjustifikasi orang lain tolor dengan berkata
Berbuat baik juga tidak perlu karena , pikiran bisa terkontaminasi oleh perbuatan baik kita. ;D

;D Master jangan kehilangan kendali begitu, nanti kelihatan dungunya lho.

Saya beri logika menurut saya nih:
1. Seseorang bisa keracunan karena makan jamur.
2. Seseorang bisa keracunan karena makan jamur yang tidak matang.

Beda atau tidak? Kalau jawabannya 'sama saja', abaikan tulisan selanjutnya. 

1. Kalau seseorang bisa keracunan karena makan jamur, maka lebih baik tidak makan jamur.
2. Kalau seseorang bisa keracunan karena makan jamur yang tidak matang, maka bukan jamurnya yang tidak cocok dimakan, tapi cara mengolahnya yang harus diperbaiki.


Sekarang kasus berbuat baik.
(Master) Pikiran anda terkontanminasi dengan kebaikan anda sendiri.
(Saya) Pikiran terkontaminasi karena kemelekatan pada kebaikan.

Jika pikiran terkontaminasi karena kebaikan diri sendiri, maka lebih baik tidak usah berbuat baik, maka pikiran tetap bersih.

Jika pikiran terkontaminasi karena kemelekatan pada kebaikan, maka bukan kebaikannya yang bermasalah, melainkan kemelekatan pada kebaikannya.

Kata-kata master itu mengisyaratkan kebaikanlah yang bikin pikiran terkontaminasi. Apalagi didukung dengan tidak adanya baik/buruk karena semua hanyalah label. Master bisa lihat perbedaan kata bisa mengakibatkan perubahan makna demikian jauh?


Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Sampah dan Pencerahan
« Reply #223 on: 09 June 2011, 02:23:31 PM »
Nah, disitulah terbalik-nya. Saya menanyakan kepada anda tapi anda membalikkan kepada saya. Jika saya jadi anda, saya akan jawab saya tidak tahu jika saya tidak tahu, saya akan jawab tidak bisa jika saya tidak bisa, atau saya akan menerangkan jika saya mampu memahami persoalan itu berdasarkan teori/pandangan yang saya lontarkan.

Terserah anda mau jawaban atau tidak. Karena ilusi itu ada dipikiran anda seperti seorang gila yang berkonsultasi kepada dokter jiwa. Kemudian pasien tersebut bertanya tentang kondisi dan pikirannya, halusinasinya bisa sepoerti itu? Jika pasien tersebut ingin sembuh maka ceritakanlah kondisi jiwa dan batin anda.

Kemudian pasien berkata kepada dokter jiwa tersebut, kok anda megembalikan hayalan saya kepada saya dok?
Dokter juga jadi bingung dan berkata, mau sembuh tidak? Kalau anda tidak cerita kondisi batin dan pikiran anda, gimana saya bisa cari penyebabnya?

Sayangnya pertanyaan anda diluar kontek tulisan saya. Tetapi sayangnya saya tidak punya pengalaman disitu dan tidak ingin membayangkan dan berandai andai. Saya lebih senang lihat yang nyata dan yg sedang terjadi sekarang.

Tetapi jika anda ingin mencari jawaban tersebut, maka saya bisa membantu anda bagaiman menjawabnya tetapi anda harus kerja sama karena ini juga melibatkan anda karena anda yang mengajukan pertanyaan tersebut dengan membayang bayangkan ada kejadian seperti itu karena  mungkin hal tersebut menjadi ganjalan anda karena pengalaman masa lalu.

Untuk menjawab pertanyaan tersebut coba anda bayangkan bagaiman itu terjadi pada diri anda pada skenario pertanyaan no 2. Bayangkan perasaan batin dan perasan anda. Dikatakan bayangkan karena pertanyaan anda bersifat bayangan dan berandai andai, maka anda harus membayangkan pada saat itu sedang terjadi.
Coba anda ceritakan kepada saya bagaimana perasaan anda dikala kejadian itu sedang terjadi dan bergilir dan di lihat oleh sekeluarga anda?
Bagaimana perasaan anda? Bagaimana anda membayangkan perasaan keluarga anda? Dengan perasaan tersebut mampukah anda bertahan? Apa yang akan anda lakukan ?

Anda boleh saja mengabaikan post ini, tetapi jika anda memang butuh jawabanya, silahkan respon. Saya akan berusaha membantu anda menjawabnya.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Sampah dan Pencerahan
« Reply #224 on: 09 June 2011, 02:32:57 PM »
berlaku...
hanya saja, diakui benar atau tidak nya yg relatif...
Jika memang berlaku, bisakah dibuktikan?


Quote
;D jangan2 yg coba aku jelaskan ga nyambung ya bro sama yg bro Kainyn tanyakan?
Sebetulnya maksud saya sederhana, yaitu mengatakan bahwa persepsi adalah hal yang relatif. Namun kenyataan sebagaimana adanya bukanlah hal relatif. Kalau dibilang semuanya relatif, maka saya mempertanyakannya.
Memangnya kalau dari bro Candra, apa yang hendak disampaikan?

 

anything