//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Sampah dan Pencerahan  (Read 77904 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Sampah dan Pencerahan
« on: 03 June 2011, 10:13:07 AM »
Jika pikiran penuh dengan sampah/kekotoran batin, maka Kata - kata yang keluar dan terucap adalah sampah juga. Segalah hal yang dilihat adalah sampah. Segala sampah yang dilihat adalah emas. Ia tidak menyadari sedang mengkokmsumsi sampah dan tidak menyadari sedang membuang emas.

Jika seseorang mempunyai samadhi dan kebijaksanaan, maka kata - kata yang terdengar itu bukanlah sampah melainkan sumber daya yang dapat digunakan untuk melatih kebijaksanaan seseorang. Sampah tersbut tidak bisa mengotorinya. Karena walaupun ia exist diantara sampah, ia dan sampah terpisah jelas berada dalam hubungan yang harmoni dan saling mendukung satu sama lain. Seperti lumpur yang membuat bunga teratai menjadi indah, dan bunga teratai memperindah lingkungan lumpur tersebut.

Jika seseorang tidak mempunyai samadhi dan kebijaksanaan, maka ia akan mengkomsumsi sampah tersebut mentah - mentah, Ia akan terkontaminasi dengan sampah tersebut karena Ia tidak mendaurnya menjadi pupuk, Sehingga pikiran penuh dengan sampah dan yang keluar juga sampah yang akhirnya dikomsumsi kembali dalam siklus yang terus menerus seperti proses GIGO (Garbage IN Garbage Out)

Tetapi anda tidak usah khawatir jika pikiran anda penuh sampah. Karena umat Buddha sejati mengandalkan sampah untuk menjadi Buddha. Seperti bunga teratai yang hidup dalam kubangan lumpur, tetapi keindahannya tidak terpenuhi dengan kotoran tersebut. Bunga teratai bisa mendaur kotoran menjadi pupuk sehingga  bunga teratai tersebut tumbuh menjadi indah dan tidak terkontaminasi dengan lingkungannya. Itulah keindahan yang sejati ditengah - tengah kekotoran. Semakin kotor kubangan lumpur tersebut, maka bunga teratai akan semakin Indah. Sehingga keindahannya mampu membuat sekelilingnya tumbuh menjadi indah.

Tetapi anda tidak usah khawatir pikiran anda penuh dengan sampah dan kotoran,, karena Buddha mengajarkan kita cara mendaur sampah - sampah pikiran ini menjadi pupuk dengan demikian bibit tersebut bisa tumbuh dan berakar menjadi bunga teratai yang indah didalam kubangan lumpur.

Jangan menjadi seperti orang yang megkomsumsi sampah mentah mentah sehingga pikiran penuh dengan sampah, dan yang keluar dari pikiraan sampah semua seperti ini
Garbage In Garbage Out. Jangan terjebak dalam siklus tersebut. Ajaran Buddha mengajarkan kita menghentikan proses Garbage In Garbage Out.

Jika kita punya kebijaksanaan,  Ketika Garbage In, maka kita mampu mendaur sampah tersebut menjadi pupuk sehingga batin / benih teratai tersebut tumbuh dan berkembang. Pada saat itu sampah - sampah disekeliling anda  bukanlah sampah lagi tetapi merupakan sumber alam yang dapat anda gunakan untuk melatih kebijaksanaan. Pada saat anda mengkomsumsi sampah tersebut, dan tidak lagi mengalami penderitaan dari kekotoran sampah. Anda tidak lagi merasa kotor, karena anda mendaur sampah tersebut menjadi sesuatu yang berguna. Seperti bunga teratai yang hidup dikubangan lumpur. Lumpur dan Bunga teratai tersebut hidup berdampingan secara harmoni. Lumpur tidak mengotori dan bunga teratai memperindah lumpur tersebut dan menunjukkan bahwa lumpur tertersebut masih berguna. Ketika ada sampah, sampah tersebut membantu bunga teratai tersebut tumbuh menjadi sesuatu yang indah.

Pada saat itu sampah dan batin/bunga teratai adalah 2 hal yang terpisah. Walaupun hidup disekitar sampah, tetapi sampah dan bunga teratai tersebut adalah 2 hal yang berbeda. Terdapat perbedaan yang jelas antara sampah dan bunga teratai tersebut. Walaupun hidup disekitar sampah, sampah tersebut tidak bisa mempengaruhi keindahan bunga teratai tersebut.

Kita hendaknya seperti itu.
Jadilah seperti bunga teratai tersebut, bukan orang yang mengkomsumsi sampah mentah mentah dan menghasilkan sampah dan mengotori sekelilingnya.
 
« Last Edit: 03 June 2011, 10:15:12 AM by djoe »

Offline CandraWie

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 145
  • Reputasi: 5
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Sampah dan Pencerahan
« Reply #1 on: 03 June 2011, 10:59:20 AM »
 _/\_
artikel yg sangat dekat dengan peristiwa sehari-hari...
dari tulisan bro djoe, aku menangkap 'sampah' adalah fleksibel terkait dengan 5 indria kita.

bro djoe, aku berada di kondisi yg kurang lebih bisa dibilang sebagai 'sampah' oleh beberapa pihak yg merasa dirugikan.
mengelola sampah butuh usaha ekstra... karena saat awal menerima sampah tersebut, pasti timbul pikiran-pikiran menolak, kebencian, dan rasa sakit hati.. apapun bentuk sampah itu...
dikata-katain dengan kata2 kasar dan dihadapan banyak orang, bukan lagi suatu pemandangan aneh di lingkunganku, padahal aku bukan orang lapangan.
reaksi pertama saat aku yg mengalami hal itu adalah perasaan benci dan sakit hati... karena tekanan yg berlanjut, perasaan itu berkembang menjadi penolakan terhadap apapun yg berhubungan dengan pihak tersebut.

dlm pandangan bro djoe atau pun teman2 DC lainnya, apakah seseorang itu perlu bertahan dalam kondisi sampah seperti itu dengan berusaha menumbuhkan teratai dari sampah, ataukan lebih baik keluar dari sampah agar tidak tertular sebagai sampah?
secara teori, pengendalian pikiran dan batin benar-benar diperlukan utk menghadapi hal seperti itu...
tp secara praktis, lebih baik menumbuhkan bunga teratai di lingkungan yg bersih dari sampah (yg lebih mendukung teratai tumbuh), ataukah berusaha mati-matian berada di lingkungan sampah dan mengolahnya?
..lebih baik melihat ke dalam cermin dan perbaiki yg ada daripada selalu melihat ke luar jendela dan mengeluhkan apa yg ada...

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Sampah dan Pencerahan
« Reply #2 on: 03 June 2011, 11:38:35 AM »
dlm pandangan bro djoe atau pun teman2 DC lainnya, apakah seseorang itu perlu bertahan dalam kondisi sampah seperti itu dengan berusaha menumbuhkan teratai dari sampah, ataukan lebih baik keluar dari sampah agar tidak tertular sebagai sampah?
secara teori, pengendalian pikiran dan batin benar-benar diperlukan utk menghadapi hal seperti itu...
tp secara praktis, lebih baik menumbuhkan bunga teratai di lingkungan yg bersih dari sampah (yg lebih mendukung teratai tumbuh), ataukah berusaha mati-matian berada di lingkungan sampah dan mengolahnya?

Bertahan : Bukan bertahan, tetapi memahami kotoran tersebut, sebab munculnya kotoran tersebut, hilangnya kotoran tersebut dan jalan menuju berakhirnya kotoran tersbut.
Buddha mengajarkan agar kita menyadari penderitaan itu seperti apa dan melihatnya seperti apa adanya tanpa mengikuti penderitaan tersebut. Jika saudara bertanya pada diri sendiri kenapa anda marah, benci, menderita pada diri sendiri dan merenungkanya dalam - dalam, maka anda akan menemukan jawaban bahwa diri kitalah yang membuat kita menderita dan bukan orang lain.
Pada saat kita marah, rasakanlah marah itu secara penuh sadar. Pada saat kita benci rasakanlah kebencian itu dengan penuh sadar dan lihat kedalam batin anda sampai pada satu titik kemarahan dan kebencian itu akan hilang pada titik fenomena tersebut muncul.

Anda hanya cuma perlu merubah pandang anda tentang kotoran/penderitaan tersebut saja.

Anda membedakan ada kondisi tempat yang bersih dan kondisi yang kotor. Sehingga anda tidak betah di tempat yang kotor dan lebih suka ditempat yang bersih.  Sebenarnya tidak ada yang kotor dan tidak ada yang bersih, karena kita punya kecenderungan pada hal - hal menyenangkan dan menolak hal - hal yang tidak menyenangkan.

Jika anda bisa melihat semua hal - hal tersebut adalah setara dan tidak membedakan, maka kita bisa berdiam dimanapun tanpa merasa menderita.
Karena sebenarnya tidak ada tempat yang bersih. Jika misalnya anda mengatakan tempat kerja sekarang anda tidak menyenangkan, maka anda kemudian berhenti dan pindah ketempat lain yang menurut anda menyenangkan. Tetapi keadaan anda tidak akan bertahan lama, karena pasti selalu ada hal - hal tidak menyenangkan diantara hal - hal yang menyenangkan. Anda hanya tidak menyadarinya, karena pada saat itu anda hanya melihat satu sisi dari koin. Keadaan yang menyenangkan dan tidak menyenangkan seperti telapak tangan. Pada saat kita melihat sisi kebahagian, sebenarnya ketidak bahagian tersembunyi dibelkang kebahagiaan. Itu hanya masalah waktu saja sampai anda merasakan kembali ketidakbahagiaan, kemudian anda memutuskan untuk pindah lagi. Anda akan melarikan diri terus dari kenyataan ini. Sampai kapan anda akan melarikan diri sementara waktu kita di dunia semakin tipis,

Seperti seseorang yang ingin membuka usaha. Pada saat anda memulai usaha, anda butuh modal kerja. Anda mengajukan kredit ke bank untuk mendapatkan modal. Dalam penantian ini akan merasa gelisah dan tidak tenang. Tidur juga tidak tenang. Anda merasakan penderitaan. Anda akan lebih kecewa dan sedih ketika anda tidak mendapatkan modal kerja.
Tetapi Ketika anda berhasil mendapatkan modal, anda merasakan kebahagiaan, sebenarnya pada saat ini penderitaan yang lebih besar sedang menanti anda. Ketika modal kerja diperoleh dan usaha mulai berjalan, Tiap detik anda akan merasa khawatir, khawatir usaha anda bangkrut dan dikejar - kejar pihak bank. Khawatir istri dan anak anda tidak punya rumah tinggal karena takut rumah anda disita.
Penderitaan ini tidak akan berakhir. Ketika usaha anda meningkat anda bahagia, sebenarnya pada saat anda mendapatkan kebahagiaan, ketidak bahagian sedang mengintai anda.

Demikian sekilas, Anda bisa membaca artikel ini : dharma talks by Ajahn Chah
http://www.ajahnchah.org/book/Understanding_Dukkha1.php
http://www.ajahnchah.org/book/Knowing_World1.php

Mungkin bisa membantu anda memahami batin dan pikiran anda.


« Last Edit: 03 June 2011, 11:40:27 AM by djoe »

Offline Blacquejacque

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 229
  • Reputasi: 7
Re: Sampah dan Pencerahan
« Reply #3 on: 03 June 2011, 11:49:32 AM »
tp secara praktis, lebih baik menumbuhkan bunga teratai di lingkungan yg bersih dari sampah (yg lebih mendukung teratai tumbuh), ataukah berusaha mati-matian berada di lingkungan sampah dan mengolahnya?

Kedua langkah tersebut sama-sama memberikan manfaat yang baik. Gunakan kebijaksanaan dalam memutuskannya.


Bergantung pada kondisi yang ada, pertimbangkan keduanya dengan bijak, pikirkan manfaat baik dan buruk yang dapat dperoleh dari kedua langkah tersebut, dan mana yang dapat anda jalankan.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Sampah dan Pencerahan
« Reply #4 on: 03 June 2011, 07:50:37 PM »
kayaknya menghadapi 'sampah' benaran paling gampang pakai sapu lidi atau sapu ijuk  :)) :))
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Sampah dan Pencerahan
« Reply #5 on: 03 June 2011, 08:02:16 PM »
bahh, kentuttttt!!!!!
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Sampah dan Pencerahan
« Reply #6 on: 03 June 2011, 08:11:57 PM »
bahh, kentuttttt!!!!!
zen banget brooo :))
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Sampah dan Pencerahan
« Reply #7 on: 03 June 2011, 08:22:02 PM »
zen banget brooo :))
ZEN khan harus di bales dengan ZEN ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: Sampah dan Pencerahan
« Reply #8 on: 04 June 2011, 09:37:38 AM »
ZEN khan harus di bales dengan ZEN ;D
bahh, kentuttttt!!!!!
bah, jd ganas gini
Samma Vayama

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Sampah dan Pencerahan
« Reply #9 on: 04 June 2011, 10:38:17 AM »
bah, jd ganas gini

'Zen yang Dalam' memang kelihatan ganas,  :)
pernah baca slogan ZEN, jika ketemu buda bunuhlah buda.  :))
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.155
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Sampah dan Pencerahan
« Reply #10 on: 04 June 2011, 12:51:31 PM »
sebenarnya mesin pengolah sampah nya kan dah dikasih sama sang Buddha.

pengertian benar, dengan pemahan yang benar kita mulai melihat dan mengerti jenis jenis sampah.

pikiran benar mulai mensortir tuh sampah.

perbuatan benar,  sampah nya di tempatkan sesuai jenisnya pada tempat yang ditentukan.

ucapan benar, nah setelah banyak mulai di laksanakan recycle tergantung jenis sampah.

mata pencharian benar, adalah produksi dari bahan hasil recycle.

daya upaya benar, mulai memanfaatkan brg2 hasil recycle.

perhatian benar, mulai memperhatikan prosedur pemakain dengan benar barang2 hasil recycle. 

samadhi benar, mendapatkan manfaat/keuntungan dari pemakaian barang2 hasil recycle tsb.

ingat ini hanya candaan jgn terlalu di seriussi.

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: Sampah dan Pencerahan
« Reply #11 on: 05 June 2011, 07:24:22 AM »
'Zen yang Dalam' memang kelihatan ganas,  :)
pernah baca slogan ZEN, jika ketemu buda bunuhlah buda.  :))
heh? hudoyo ye? pernah debat sama si eka kan
ekekekek
Samma Vayama

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Sampah dan Pencerahan
« Reply #12 on: 05 June 2011, 12:03:30 PM »
Bertahan : Bukan bertahan, tetapi memahami kotoran tersebut, sebab munculnya kotoran tersebut, hilangnya kotoran tersebut dan jalan menuju berakhirnya kotoran tersbut.
Buddha mengajarkan agar kita menyadari penderitaan itu seperti apa dan melihatnya seperti apa adanya tanpa mengikuti penderitaan tersebut. Jika saudara bertanya pada diri sendiri kenapa anda marah, benci, menderita pada diri sendiri dan merenungkanya dalam - dalam, maka anda akan menemukan jawaban bahwa diri kitalah yang membuat kita menderita dan bukan orang lain.
Pada saat kita marah, rasakanlah marah itu secara penuh sadar. Pada saat kita benci rasakanlah kebencian itu dengan penuh sadar dan lihat kedalam batin anda sampai pada satu titik kemarahan dan kebencian itu akan hilang pada titik fenomena tersebut muncul.
Bro djoe, ada yang ingin saya tanyakan. Seandai-nya kejadian yang saya ceritakan dibawah ini terjadi pada diri anda,

1. Anda tinggal di suatu lingkungan yang mempunyai profesi maling, rampok, pelacur yang otomatis dengan keseharian-nya tidak lepas dari judi, mabuk-mabukkan dengan alkohol maupun obat-obatan. Dan anda mempunyai sepasang anak yang menjelang remaja. Apa yang anda lakukan kepada anak supaya mereka tidak terjerumus didalam pergaulan seperti itu?
2. Dan ternyata pada suatu hari, rumah anda dimasuki perampok yang merampok harta anda. Dan memperkosa anak gadis anda didepan mata anda. Bagaimanakah cara faktor batin anda bekerja untuk tidak menganggap itu bukan suatu penderitaan?

Bagaimana dengan lingkungan yang penuh dengan kekotoran itu, anda menjadi bunga teratai yang cantik?

PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Sampah dan Pencerahan
« Reply #13 on: 05 June 2011, 01:14:05 PM »
^^^
[dju] tinta diatas kertas
 =))
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Sampah dan Pencerahan
« Reply #14 on: 05 June 2011, 09:57:39 PM »
daripada membicarakan sampah apa tidak lebih baik bro djoe mencari akar?  :)

apalagi di zen mengajarkan tidak mendukung atau pun menyangkal sudut pandang konseptual manapun, dengan demikian ia tidak memerlukan bahasa untuk pengungkapannya ;D

lah kok bro djoe malah mempermasalahkan  (tidak medukung dan menyangkal) sudut pandang konseptual yang ada pada forum  :)
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

 

anything