dlm pandangan bro djoe atau pun teman2 DC lainnya, apakah seseorang itu perlu bertahan dalam kondisi sampah seperti itu dengan berusaha menumbuhkan teratai dari sampah, ataukan lebih baik keluar dari sampah agar tidak tertular sebagai sampah?
secara teori, pengendalian pikiran dan batin benar-benar diperlukan utk menghadapi hal seperti itu...
tp secara praktis, lebih baik menumbuhkan bunga teratai di lingkungan yg bersih dari sampah (yg lebih mendukung teratai tumbuh), ataukah berusaha mati-matian berada di lingkungan sampah dan mengolahnya?
Bertahan : Bukan bertahan, tetapi memahami kotoran tersebut, sebab munculnya kotoran tersebut, hilangnya kotoran tersebut dan jalan menuju berakhirnya kotoran tersbut.
Buddha mengajarkan agar kita menyadari penderitaan itu seperti apa dan melihatnya seperti apa adanya tanpa mengikuti penderitaan tersebut. Jika saudara bertanya pada diri sendiri kenapa anda marah, benci, menderita pada diri sendiri dan merenungkanya dalam - dalam, maka anda akan menemukan jawaban bahwa diri kitalah yang membuat kita menderita dan bukan orang lain.
Pada saat kita marah, rasakanlah marah itu secara penuh sadar. Pada saat kita benci rasakanlah kebencian itu dengan penuh sadar dan lihat kedalam batin anda sampai pada satu titik kemarahan dan kebencian itu akan hilang pada titik fenomena tersebut muncul.
Anda hanya cuma perlu merubah pandang anda tentang kotoran/penderitaan tersebut saja.
Anda membedakan ada kondisi tempat yang bersih dan kondisi yang kotor. Sehingga anda tidak betah di tempat yang kotor dan lebih suka ditempat yang bersih. Sebenarnya tidak ada yang kotor dan tidak ada yang bersih, karena kita punya kecenderungan pada hal - hal menyenangkan dan menolak hal - hal yang tidak menyenangkan.
Jika anda bisa melihat semua hal - hal tersebut adalah setara dan tidak membedakan, maka kita bisa berdiam dimanapun tanpa merasa menderita.
Karena sebenarnya tidak ada tempat yang bersih. Jika misalnya anda mengatakan tempat kerja sekarang anda tidak menyenangkan, maka anda kemudian berhenti dan pindah ketempat lain yang menurut anda menyenangkan. Tetapi keadaan anda tidak akan bertahan lama, karena pasti selalu ada hal - hal tidak menyenangkan diantara hal - hal yang menyenangkan. Anda hanya tidak menyadarinya, karena pada saat itu anda hanya melihat satu sisi dari koin. Keadaan yang menyenangkan dan tidak menyenangkan seperti telapak tangan. Pada saat kita melihat sisi kebahagian, sebenarnya ketidak bahagian tersembunyi dibelkang kebahagiaan. Itu hanya masalah waktu saja sampai anda merasakan kembali ketidakbahagiaan, kemudian anda memutuskan untuk pindah lagi. Anda akan melarikan diri terus dari kenyataan ini. Sampai kapan anda akan melarikan diri sementara waktu kita di dunia semakin tipis,
Seperti seseorang yang ingin membuka usaha. Pada saat anda memulai usaha, anda butuh modal kerja. Anda mengajukan kredit ke bank untuk mendapatkan modal. Dalam penantian ini akan merasa gelisah dan tidak tenang. Tidur juga tidak tenang. Anda merasakan penderitaan. Anda akan lebih kecewa dan sedih ketika anda tidak mendapatkan modal kerja.
Tetapi Ketika anda berhasil mendapatkan modal, anda merasakan kebahagiaan, sebenarnya pada saat ini penderitaan yang lebih besar sedang menanti anda. Ketika modal kerja diperoleh dan usaha mulai berjalan, Tiap detik anda akan merasa khawatir, khawatir usaha anda bangkrut dan dikejar - kejar pihak bank. Khawatir istri dan anak anda tidak punya rumah tinggal karena takut rumah anda disita.
Penderitaan ini tidak akan berakhir. Ketika usaha anda meningkat anda bahagia, sebenarnya pada saat anda mendapatkan kebahagiaan, ketidak bahagian sedang mengintai anda.
Demikian sekilas, Anda bisa membaca artikel ini : dharma talks by Ajahn Chah
http://www.ajahnchah.org/book/Understanding_Dukkha1.phphttp://www.ajahnchah.org/book/Knowing_World1.phpMungkin bisa membantu anda memahami batin dan pikiran anda.