//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Perasaan Bukan Aku Juga Bukan Diri-ku  (Read 69068 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Perasaan Bukan Aku Juga Bukan Diri-ku
« Reply #60 on: 19 June 2011, 12:23:31 AM »

??? Maksudnya menurut kamu, setelah sel ovum dan sel sperma bertemu sehingga menjadi embrio, maka kromosom pun terbentuk dan ada karakter (kepribadian) yang langsung terbentuk di sana?
Saya pakai bahasa sehari-hari saja yah. Embrio itu kemudian bertumbuh dan berkembang, salah satu yang berkembang otak. Dan otak tiap manusia berbeda kapasitas-nya.

Yang bahkan mau ikut seminar apa-pun, dan diajarin bagaimanapun tetap tidak akan berguna buat orang tersebut. Apa kira-kira bro bisa menangkap maksud saya?
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Perasaan Bukan Aku Juga Bukan Diri-ku
« Reply #61 on: 19 June 2011, 12:23:50 AM »
kk upasaka apakah cara pembentukan genetik tidak ad hubannya dgn karma masa lalu juga? Apakah kepribadian Sang Buddha adalah hasil ciptaan orang tuanya bkn krn karmanya?

Cara pembentukkan genetik, seperti yang saya sharing ke Bro Forte; adalah bersifat random (acak) dan tidak dapat diketahui dengan jelas. Mari kita berandai-andai bahwa ada peranan kamma masa lampau di tahap ini. Lalu kenapa Adolf Hitler (orang sejahat itu) bisa terlahir di dunia dengan sehat dan selamat? Bukankah jika Hitler pada dahulunya adalah orang jahat (versi mitos Buddhisme: sehingga membawa sifat jahat juga), maka seharusnya tidak memiliki genetik yang sehat saat tahap itu?

Saya melihat Sang Buddha memiliki kepribadian seperti itu karena pengaruh besar dari kemuliaan sifat Ibunda-Nya. Kepribadian-Nya semakin matang saat Beliau dengan komitmen kuat "mengubah" kepribadian duniawi-Nya menjadi kepribadian seorang Pemimpin Spiritual. Ingat! Kepribadian bisa diubah. Saya sendiri tidak seperti ini saat masih sekolah dulu. Kini banyak teman-teman saya yang heran: Apa yang terjadi pada upasaka sehingga bisa menjadi seperti ini? Bagaimana bisa??!!". :D

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Perasaan Bukan Aku Juga Bukan Diri-ku
« Reply #62 on: 19 June 2011, 12:27:29 AM »
Quote from: wang ai lie
yang masih mengganjal di pikiran saya, apa hanya dengan olah raga dipagi hari/ berlari bisa membuat perasaan yang setress bisa happy, sedangkan masalah timbul (pikiran setress ) tidak bisa di atur, bisa tengah malah, bisa subuh, bisa siang , bisa sore.

Intinya bukan pada aktivitas berlari, Bro. Intinya adalah pada aktivitas menyenangkan yang memicu adrenalin dan adanya pelepasan hormon endorfin yang membuat euforia. Kalau Bro pernah main ke Dunia Fantasi bersama istri atau teman wanita Bro, cobalah tanyakan! Pasti mereka merasa sangat senang dan euforia itu bisa bertahan sampai beberapa hari! Ya, beberapa hari dan mereka (wanita) masih suka bercerita tentang bagaimana serunya main di Dufan itu. ;D


Quote from: wang ai lie
kalau soal ini menurut yang saya temui, kebetulan punya sepupu kembar identik, kepribadian nya tidak sama, tapi ada beberapa kesamaan dari perasaan. jika si A sakit maka si B akan merasakan (gelisah dll) kesukaan pun berbeda, misal jika A suka warna biru , si B malah warna merah.

Thanks atas sharing-nya.

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Perasaan Bukan Aku Juga Bukan Diri-ku
« Reply #63 on: 19 June 2011, 12:29:41 AM »
Saya pakai bahasa sehari-hari saja yah. Embrio itu kemudian bertumbuh dan berkembang, salah satu yang berkembang otak. Dan otak tiap manusia berbeda kapasitas-nya.

Yang bahkan mau ikut seminar apa-pun, dan diajarin bagaimanapun tetap tidak akan berguna buat orang tersebut. Apa kira-kira bro bisa menangkap maksud saya?

Ya, saya menangkap maksud kamu. Kapasitas intelejensi manusia adalah satu hal yang saya akui memiliki batas dan sudah teratur saat embrio terbentuk. Oleh karena itulah ada namanya "anak yang terlahir idiot". Hal ini muncul akibat pengaruh genetik dan faktor biologis lainnya (faktor x).

Offline M14ka

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.821
  • Reputasi: 94
  • Gender: Female
  • Live your best life!! ^^
Re: Perasaan Bukan Aku Juga Bukan Diri-ku
« Reply #64 on: 19 June 2011, 12:30:13 AM »
Kita kan gak tau karma lalu hitler. Apakah genetik yg cacat tuh bkn hasil karma lampau? Tentu disini pasti ada kesamaan karma antara ortu n anak. 

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Perasaan Bukan Aku Juga Bukan Diri-ku
« Reply #65 on: 19 June 2011, 12:31:35 AM »
Intinya bukan pada aktivitas berlari, Bro. Intinya adalah pada aktivitas menyenangkan yang memicu adrenalin dan adanya pelepasan hormon endorfin yang membuat euforia. Kalau Bro pernah main ke Dunia Fantasi bersama istri atau teman wanita Bro, cobalah tanyakan! Pasti mereka merasa sangat senang dan euforia itu bisa bertahan sampai beberapa hari! Ya, beberapa hari dan mereka (wanita) masih suka bercerita tentang bagaimana serunya main di Dufan itu. ;D


itu yang menjadi kendala bro, seseorang yang sedang setress belum tentu dapat memikirkan hal2 lain yang dapat membuatnya rilek, kebanyakan orang2 tersebut lebih memikirkan permasalahan yang sedang di hadapi, terkecuali ada campur tangan pihak lain, itu akan sedikit membantu, itu menurut saya bro, maaf kalau salah  ;D
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Perasaan Bukan Aku Juga Bukan Diri-ku
« Reply #66 on: 19 June 2011, 12:34:07 AM »
Kita kan gak tau karma lalu hitler. Apakah genetik yg cacat tuh bkn hasil karma lampau? Tentu disini pasti ada kesamaan karma antara ortu n anak.

Ujung-ujungnya adalah: "kita tidak tahu dengan jelas."

Spoiler: ShowHide
Setelah tidak tahu kejelasannya, manusia pada umumnya akan mengobati kehausan otaknya dengan kesimpulan:
1. mungkin ini pengaruh hukum kamma
2. mungkin ini hoki-hokian
3. mungkin ini rencana Tuhan
4. dll

:D

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Perasaan Bukan Aku Juga Bukan Diri-ku
« Reply #67 on: 19 June 2011, 12:36:38 AM »
Cara pembentukkan genetik, seperti yang saya sharing ke Bro Forte; adalah bersifat random (acak) dan tidak dapat diketahui dengan jelas. Mari kita berandai-andai bahwa ada peranan kamma masa lampau di tahap ini. Lalu kenapa Adolf Hitler (orang sejahat itu) bisa terlahir di dunia dengan sehat dan selamat? Bukankah jika Hitler pada dahulunya adalah orang jahat (versi mitos Buddhisme: sehingga membawa sifat jahat juga), maka seharusnya tidak memiliki genetik yang sehat saat tahap itu?

Saya melihat Sang Buddha memiliki kepribadian seperti itu karena pengaruh besar dari kemuliaan sifat Ibunda-Nya. Kepribadian-Nya semakin matang saat Beliau dengan komitmen kuat "mengubah" kepribadian duniawi-Nya menjadi kepribadian seorang Pemimpin Spiritual. Ingat! Kepribadian bisa diubah. Saya sendiri tidak seperti ini saat masih sekolah dulu. Kini banyak teman-teman saya yang heran: Apa yang terjadi pada upasaka sehingga bisa menjadi seperti ini? Bagaimana bisa??!!". :D
Apa bedanya dengan devadatta juga tidak terjadi cacat? Dan tidak semua orang bisa merubah kepribadian. Dari yang saya temui, tidak usah yang idiot. Yang manusia normal saja, sangat jarang sekali bisa merubah.
Dan hal itu yang membuat saya mencari tahu, sehingga saya ketemu tentang dopamin. Lihat saja di uji coba tikus tersebut, ada tikus yang mengeluarkan dopamin ketika terkena listrik ada yang tidak/sedikit.

Tikus yang mengeluarkan dopamin dia akan menghindari listrik. Sedangkan yang tidak mengeluarkan/sedikit dopamin dia tetap akan terkena listrik lagi.
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Perasaan Bukan Aku Juga Bukan Diri-ku
« Reply #68 on: 19 June 2011, 12:36:57 AM »
itu yang menjadi kendala bro, seseorang yang sedang setress belum tentu dapat memikirkan hal2 lain yang dapat membuatnya rilek, kebanyakan orang2 tersebut lebih memikirkan permasalahan yang sedang di hadapi, terkecuali ada campur tangan pihak lain, itu akan sedikit membantu, itu menurut saya bro, maaf kalau salah  ;D

Saya paham maksud kamu. ;D Itulah kenapa saya sering memarahi teman saya dengan kalimat ini:

Spoiler: ShowHide
Kalau kamu stress dan sedih, kamu hanya punya dua pilihan. Kamu bisa menikmati kesedihan dan rasa frustrasi kamu dengan menutup diri dari dunia. Atau kamu bisa membuka diri pada dunia dan membuang dua hal menjijikkan itu. Kamu malas berolahraga sekarang? OK! Selamat menikmati kesedihan dan rasa frustrasi kamu!

[spoiler]Cobalah paksa diri kamu berolahraga dan lihat apa yang terjadi!
[/spoiler]
« Last Edit: 19 June 2011, 12:53:48 AM by upasaka »

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Perasaan Bukan Aku Juga Bukan Diri-ku
« Reply #69 on: 19 June 2011, 12:37:36 AM »
Kembar identik memiliki beberapa sifat yang hampir mirip. Gak usah jauh-jauh deh, si Citta Devi dan Thirravaddhani (padahal bukan kembar identik), bisa punya sifat yang hampir sama. ;D Tanya Bro Indra deh kalau gak percaya.

Menurut saya, kembar identik (identically monozygotic twins), pada dasarnya memiliki potensi untuk identik pula dalam kepribadian. Namun seperti yang saya singgung di posting sebelumnya, interaksi tiap orang dengan lingkungan dan orang lain pasti berbeda. Katakanlah kembar yang A suka didudukkan ke arah kanan, kembar yang B sering didudukkan ke arah kiri; maka si A dan si B akan melihat dunia pada sisi yang berbeda. Dari contoh sederhana ini, menunjukkan bahwa pengalaman, informasi dan sugesti yang diterima si kembar identik pun berbeda. Akumulasi dari semua hal ini akan menghasilkan kepribadian yang tidak terlalu identik pada identically monozygotic twins.

Bagaimana menurut opini Bro Forte?
menurut saya ada banyak faktor, dan perbedaan kepribadian tidak bisa hanya dilihat dari kasus perbedaan penerimaan faktor lingkungan..
Ada beberapa kasus seperti terjadinya metilasi DNA bisa menyebabkan perubahan perilaku, padahal secara genetik, memiliki genetik yang sama.. Akibat dari metilasi DNA ini akan mengakibatkan gene silencing.. sehingga menyebabkan perbedaan diferensiasi sel itu sendiri.. Dan perbedaan diferensiasi sel ini akan menyebabkan juga perubahan epigenetika itu sendiri.. sehingga memungkinkan untuk muncul kasus perbedaan kepribadian itu sendiri pada identically monozygot twins.. Bahkan lebih ekstrim lagi, pada tikus kloningan dengan adanya metilasi DNA juga akan memberikan perbedaan epigenetika.. ;D Dan gene silencing ini kerap terjadi pada saat meiosis.

Jadi menurut saya, terlalu dini menyimpulkan hanya berkaitan dengan faktor lingkungan saja.. karena bisa jadi pada saat lahir, kembar identik itu bisa jadi sudah berbeda.. walau memiliki gen yang sama..

Spoiler: ShowHide

Mohon maaf jika banyak bahasa antah berantah
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline M14ka

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.821
  • Reputasi: 94
  • Gender: Female
  • Live your best life!! ^^
Re: Perasaan Bukan Aku Juga Bukan Diri-ku
« Reply #70 on: 19 June 2011, 12:38:31 AM »
Tentu jwbannya no 1 krn aku percaya hukum karma... Kayanya aneh kalo anak cacat mental cuma karena sial, jenius krn hoki, ​​​​atau krn ketidakadilan HE³³E³;){^⌣^}HE³³E³;)³E³:D

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Perasaan Bukan Aku Juga Bukan Diri-ku
« Reply #71 on: 19 June 2011, 12:39:45 AM »
Quote from: sriyeklina
Apa bedanya dengan devadatta juga tidak terjadi cacat? Dan tidak semua orang bisa merubah kepribadian. Dari yang saya temui, tidak usah yang idiot. Yang manusia normal saja, sangat jarang sekali bisa merubah.
Dan hal itu yang membuat saya mencari tahu, sehingga saya ketemu tentang dopamin. Lihat saja di uji coba tikus tersebut, ada tikus yang mengeluarkan dopamin ketika terkena listrik ada yang tidak/sedikit.

Semua manusia bisa mengubah kepribadiannya. Yang kamu temui hanyalah orang yang tidak mau mengubah kepribadiannya.


Quote from: sriyeklina
Tikus yang mengeluarkan dopamin dia akan menghindari listrik. Sedangkan yang tidak mengeluarkan/sedikit dopamin dia tetap akan terkena listrik lagi.

Hubungannya dengan topik ini apa yah?
« Last Edit: 19 June 2011, 12:44:39 AM by upasaka »

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Perasaan Bukan Aku Juga Bukan Diri-ku
« Reply #72 on: 19 June 2011, 12:42:13 AM »
Tentu jwbannya no 1 krn aku percaya hukum karma... Kayanya aneh kalo anak cacat mental cuma karena sial, jenius krn hoki, ​​​​atau krn ketidakadilan HE³³E³;){^⌣^}HE³³E³;)³E³:D

Di antara rentetan daftar mitos di luar sana, hukum kamma masih yang paling masuk akal. Ini saya beri opini jujur loh. Tapi saya tetap tidak akan percaya pasti bahwa hukum kamma, karena saya belum tahu. Karena saya belum tahu, saya hanya katakan saya belum tahu. ;D

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Perasaan Bukan Aku Juga Bukan Diri-ku
« Reply #73 on: 19 June 2011, 12:42:20 AM »
menurut saya ada banyak faktor, dan perbedaan kepribadian tidak bisa hanya dilihat dari kasus perbedaan penerimaan faktor lingkungan..
Ada beberapa kasus seperti terjadinya metilasi DNA bisa menyebabkan perubahan perilaku, padahal secara genetik, memiliki genetik yang sama.. Akibat dari metilasi DNA ini akan mengakibatkan gene silencing.. sehingga menyebabkan perbedaan diferensiasi sel itu sendiri.. Dan perbedaan diferensiasi sel ini akan menyebabkan juga perubahan epigenetika itu sendiri.. sehingga memungkinkan untuk muncul kasus perbedaan kepribadian itu sendiri pada identically monozygot twins.. Bahkan lebih ekstrim lagi, pada tikus kloningan dengan adanya metilasi DNA juga akan memberikan perbedaan epigenetika.. ;D Dan gene silencing ini kerap terjadi pada saat meiosis.

Jadi menurut saya, terlalu dini menyimpulkan hanya berkaitan dengan faktor lingkungan saja.. karena bisa jadi pada saat lahir, kembar identik itu bisa jadi sudah berbeda.. walau memiliki gen yang sama..
Spoiler: ShowHide

Mohon maaf jika banyak bahasa antah berantah


Terimakasih atas opininya. Ini menambah wawasan saya. Dan, saya lihat opini ini juga masuk akal!

Offline M14ka

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.821
  • Reputasi: 94
  • Gender: Female
  • Live your best life!! ^^
Re: Perasaan Bukan Aku Juga Bukan Diri-ku
« Reply #74 on: 19 June 2011, 12:47:25 AM »
Ohh aku kira kk pilih no 2 hoki2an ok deh ‎​​​‎​​​☆ †h♌ηк γ☺ǖ ☆ :) sharingnya...

 

anything