//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Hubungan Musik dengan Dhamma?  (Read 62348 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Hubungan Musik dengan Dhamma?
« Reply #15 on: 23 March 2011, 02:00:19 PM »
jadi ingat kisah petapa Siddharta yang menyiksa diri, kemudian "sadar" bahwa metodenya keliru setelah mendengarkan lirik pemusik yang kira2 berbunyi "apabila tali gitar dipetik terlalu keras, maka talinya akan putus. apabila tali gitar ditarik terlalu lemah, maka tidak ada suaranya"..

apa jadinya kalau saat itu petapa Siddharta hanya mendengarkan musik, tapi tidak memperhatikan liriknya? 8)

inilah yang saya maksud dengan bedanya antara makan kacangnya atau kulitnya..
kalau mau makan 2-2nya juga boleh, tapi perlu diingat bahwa makan kulit kacang bisa membuat tersedak.. ^-^
Kisah ini tidak ada dalam Tipitaka, mungkin hanya 'legenda' yang diturunkan secara tradisi. Kisah serupa sebetulnya dikisahkan Buddha menasihati muridnya, Sona Kolivisa yang terlalu keras dalam berlatih (ia meditasi jalan sampai kakinya berdarah), membandingkan senar yang terlalu keras dan terlalu kendur. Buddha memberikan perumpamaan senar karena Sona adalah seorang pemain vina (sejenis alat musik petik) sebelum menjadi bhikkhu.


Offline M14ka

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.821
  • Reputasi: 94
  • Gender: Female
  • Live your best life!! ^^
Re: Hubungan Musik dengan Dhamma?
« Reply #16 on: 23 March 2011, 02:00:29 PM »
saya tiba2 ingat kisah petapa Siddharta yang menyiksa diri, kemudian "sadar" bahwa metodenya keliru setelah mendengarkan lirik pemusik yang kira2 berbunyi "apabila tali gitar dipetik terlalu keras, maka talinya akan putus. apabila tali gitar ditarik terlalu lemah, maka tidak ada suaranya"..

apa jadinya kalau saat itu petapa Siddharta hanya mendengarkan musik, tapi tidak memperhatikan liriknya? 8)

inilah yang saya maksud dengan bedanya antara makan kacangnya atau kulitnya..
kalau mau makan 2-2nya juga boleh, tapi perlu diingat bahwa makan kulit kacang bisa membuat tersedak.. ^-^
GItar aja bisa jadi pencerahan Buddha, berarti gitar dan piano, bukan kemelekatan dong? karena berhubungan dengan musik?
« Last Edit: 23 March 2011, 02:08:20 PM by M14ka »

Offline rooney

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.750
  • Reputasi: 47
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia...
Re: Hubungan Musik dengan Dhamma?
« Reply #17 on: 23 March 2011, 02:01:07 PM »
saya tiba2 ingat kisah petapa Siddharta yang menyiksa diri, kemudian "sadar" bahwa metodenya keliru setelah mendengarkan lirik pemusik yang kira2 berbunyi "apabila tali gitar dipetik terlalu keras, maka talinya akan putus. apabila tali gitar ditarik terlalu lemah, maka tidak ada suaranya"..

apa jadinya kalau saat itu petapa Siddharta hanya mendengarkan musik, tapi tidak memperhatikan liriknya? 8)

inilah yang saya maksud dengan bedanya antara makan kacangnya atau kulitnya..
kalau mau makan 2-2nya juga boleh, tapi perlu diingat bahwa makan kulit kacang bisa membuat tersedak.. ^-^

Hmmm, kalo dalam cerita itu si pemusik hanya sekedar berbicara bahwa "apabila tali gitar dipetik terlalu keras, maka talinya akan putus. apabila tali gitar ditarik terlalu lemah, maka tidak ada suaranya"

atau

sedang bermain musik dengan lagu yang berlirik "apabila tali gitar dipetik terlalu keras, maka talinya akan putus. apabila tali gitar ditarik terlalu lemah, maka tidak ada suaranya". Rasanya aneh ya kalo ada lagu liriknya seperti itu hahaha

:-?

Offline bodhi

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 832
  • Reputasi: 8
Re: Hubungan Musik dengan Dhamma?
« Reply #18 on: 23 March 2011, 02:01:20 PM »
saya tiba2 ingat kisah petapa Siddharta yang menyiksa diri, kemudian "sadar" bahwa metodenya keliru setelah mendengarkan lirik pemusik yang kira2 berbunyi "apabila tali gitar dipetik terlalu keras, maka talinya akan putus. apabila tali gitar ditarik terlalu lemah, maka tidak ada suaranya"..

apa jadinya kalau saat itu petapa Siddharta hanya mendengarkan musik, tapi tidak memperhatikan liriknya? 8)

inilah yang saya maksud dengan bedanya antara makan kacangnya atau kulitnya..
kalau mau makan 2-2nya juga boleh, tapi perlu diingat bahwa makan kulit kacang bisa membuat tersedak.. ^-^

abis perumpamaannya pake kacang dan kulitnya sih, coba kalau di ganti jadi apel dan kulitnya, kan bisa dimakan tuh bagus buat kesehatan katanya
:whistle: ZzZzzZzzzZZz
M14ka: "the nature of things are unstable.. "

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Hubungan Musik dengan Dhamma?
« Reply #19 on: 23 March 2011, 02:02:14 PM »
Dari  the Buddhit Monastic Code II Chapter 10 by Ven. Thanissaro

There is a dukkaṭa for going to see dancing, singing, or music. According to the Commentary, dancing includes going to see even peacocks dancing. It also includes dancing oneself and getting others to dance. (The Roṇa Sutta — AN III.103 — notes that, in the discipline of the noble ones, dancing counts as insanity.) Singing includes drama music as well as "sādhu music," which the Commentary to Bhikkhunī Pc 10 defines as songs sung "at the time of the total Unbinding of a noble one, connected with the virtues of the Triple Gem." The Sub-commentary to Cv.V.36 defines it as music dealing with Dhamma themes such as impermanence. Other religious music would come under this prohibition as well. The Commentary adds that singing also includes singing oneself and getting others to sing. The same holds true for "playing music." (The Roṇa Sutta also notes that, in the discipline of the noble ones, singing counts as wailing.) However, there is no offense in snapping one's fingers or clapping one's hands in irritation or exasperation. There is also no offense if, within the monastery, one happens to see/hear dancing, singing, or music, but if one goes from one dwelling to another with the intention to see/hear, one incurs a dukkaṭa. The same holds true for getting up from one's seat with the intention to see/hear; or if, while standing in a road, one turns one's neck to see.


---------------------

tentu saja aturan di atas adalah untuk para bhikkhu/ni. tapi juga dapat menjadi gambaran bagi umat awam

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Hubungan Musik dengan Dhamma?
« Reply #20 on: 23 March 2011, 02:08:30 PM »
tambah lagi

Cullavaga V.33.1 = Vin.II.139:

Now at that time Yameḷu and Tekula were the names of two monkks who were brothers, brahmans by birth, with lovely voices, with lovely enunciation. They approached the Lord; having approached, having greeted the Lord, they sat down at a respectful distance, these monks spoke thus to the Lord: "at present Lord, monks of various names, various clans, various social strata have gone forth from various families; these corrupt the speech of the Awakened One in using his own dialect.
1. Now we, Lord, give the speech of the Awakened One in metrical form."
2. the Awakened One, the Lord rebuked them saying: How can you, foolish men, speak thus: 'Now we, Lord, give the speech of the Awakened One in metrical form'? It is not, foolish men for pleasing them who are not (yet) pleased, not for increasing the number of those who are pleased, but, monks, it is displeasing to those who are not pleased as well as to those who are pleased, and it causes wavering in some." And having rebuked them, having given reasoned talk, he addressed the monks, saying, "monks, the speech of the Awakened One should not be given in metrical form. Whoever should (so) give it, there is an offence of wrong-doing. I allow you monks to learn the speech of the Awakened one according to his own dialect.

Offline M14ka

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.821
  • Reputasi: 94
  • Gender: Female
  • Live your best life!! ^^
Re: Hubungan Musik dengan Dhamma?
« Reply #21 on: 23 March 2011, 02:11:43 PM »
ok, berarti intinya musik itu kemelekatan...got it. Thank you  _/\_
Trus defenisi musik itu sendiri seperti apa? apakah waktu kebaktian baca paritta bernada dengan alat tok tok tok, ting dan teng (maap saya lupa namanya), itu termasuk musik?

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Hubungan Musik dengan Dhamma?
« Reply #22 on: 23 March 2011, 02:14:38 PM »
tambah lagi

Cullavaga V.33.1 = Vin.II.139:

Now at that time Yameḷu and Tekula were the names of two monkks who were brothers, brahmans by birth, with lovely voices, with lovely enunciation. They approached the Lord; having approached, having greeted the Lord, they sat down at a respectful distance, these monks spoke thus to the Lord: "at present Lord, monks of various names, various clans, various social strata have gone forth from various families; these corrupt the speech of the Awakened One in using his own dialect.
1. Now we, Lord, give the speech of the Awakened One in metrical form."
2. the Awakened One, the Lord rebuked them saying: How can you, foolish men, speak thus: 'Now we, Lord, give the speech of the Awakened One in metrical form'? It is not, foolish men for pleasing them who are not (yet) pleased, not for increasing the number of those who are pleased, but, monks, it is displeasing to those who are not pleased as well as to those who are pleased, and it causes wavering in some." And having rebuked them, having given reasoned talk, he addressed the monks, saying, "monks, the speech of the Awakened One should not be given in metrical form. Whoever should (so) give it, there is an offence of wrong-doing. I allow you monks to learn the speech of the Awakened one according to his own dialect.
"Metrical form" di sini, dalam artian puisi atau lagu (atau keduanya)?

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Hubungan Musik dengan Dhamma?
« Reply #23 on: 23 March 2011, 02:16:46 PM »
"Metrical form" di sini, dalam artian puisi atau lagu (atau keduanya)?

IMO, berlagu, membaca puisi kan juga berlagu walaupun kurang melodious daripada musik lagu

Offline M14ka

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.821
  • Reputasi: 94
  • Gender: Female
  • Live your best life!! ^^
Re: Hubungan Musik dengan Dhamma?
« Reply #24 on: 23 March 2011, 02:21:09 PM »
IMO, berlagu, membaca puisi kan juga berlagu walaupun kurang melodious daripada musik lagu
berarti puisi boleh ditulis tapi tidak boleh dibaca kk?  :))
maap kalo ada salah kata ya... ^:)^

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Hubungan Musik dengan Dhamma?
« Reply #25 on: 23 March 2011, 02:25:44 PM »
ok, berarti intinya musik itu kemelekatan...got it. Thank you  _/\_
Musiknya sendiri netral, bukan kemelekatan, tapi memang potensi untuk menimbulkan kemelekatan.

Quote
Trus defenisi musik itu sendiri seperti apa? apakah waktu kebaktian baca paritta bernada dengan alat tok tok tok, ting dan teng (maap saya lupa namanya), itu termasuk musik?
Kalau yang pakai 'tok-tok-tok, ting, teng, tang' dan sebagainya, mungkin untuk menandakan irama saja supaya bareng dan teratur. Sepertinya tidak bisa disebut musik.



berarti puisi boleh ditulis tapi tidak boleh dibaca kk?  :))
maap kalo ada salah kata ya... ^:)^
;D bukan tidak boleh kali, semua juga boleh-boleh saja, asal diketahui saja yang namanya kesenangan indriah tetap kesenangan indriah, jangan mencari pembenaran dengan mengatakan konten-nya paritta atau apa.


Offline Mr. pao

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 792
  • Reputasi: 29
  • KeperibadianMuYanGakuSuka
Re: Hubungan Musik dengan Dhamma?
« Reply #26 on: 23 March 2011, 02:31:32 PM »
GItar aja bisa jadi pencerahan Buddha, berarti gitar dan piano, bukan kemelekatan dong? karena berhubungan dengan musik?

Pencerahan Buddha tidak datang dari lagu. Pencerahannya datang dari usaha keras belajar meditasi. Sang Buddha udah beri contoh tuh... Kalo mau contohin dia, tinggalin lagu dan latih meditasi.
Jika ada yang menampar pipi kananku aku akan segera memberikan pipi kirinya telapak kananku, karena dengan demikian hutang karma kita akan segera selesai ditempat. ;D

Offline M14ka

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.821
  • Reputasi: 94
  • Gender: Female
  • Live your best life!! ^^
Re: Hubungan Musik dengan Dhamma?
« Reply #27 on: 23 March 2011, 02:34:47 PM »
Pencerahan Buddha tidak datang dari lagu. Pencerahannya datang dari usaha keras belajar meditasi. Sang Buddha udah beri contoh tuh... Kalo mau contohin dia, tinggalin lagu dan latih meditasi.
Maksudnya kenapa Sang Buddha berpikir gitar bs menghasilkan nada yang bagus, dan tidak berpikir, gitar itu tidak ada gunanya, main musik tidak ada gunanya... berarti tidak ada yang salah dengan gitar dan piano, dan yg memainkannya jg tidak salah?
Terus apakah belajar les musik itu baik ato buruk? menurut kk kainyn n indra khususnya...karena kalo uda blajar musik, otomatis kemelekatan akan semakin besar...apalagi saya bercita2 jadi gru les piano...huhu...
« Last Edit: 23 March 2011, 02:37:52 PM by M14ka »

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Hubungan Musik dengan Dhamma?
« Reply #28 on: 23 March 2011, 02:38:57 PM »
Maksudnya kenapa Sang Buddha berpikir gitar bs menghasilkan nada yang bagus, dan tidak berpikir, gitar itu tidak ada gunanya, main musik tidak ada gunanya... berarti tidak ada yang salah dengan gitar dan piano, dan yg memainkannya jg tidak salah?

Dalam beberapa kisah, ada bhikkhu yang bunuh diri dan ketika akan mati, merenungkan kematian dan menjadi Arahat. Berarti tidak ada yang salah dengan bunuh diri, dan yang bunuh diri tidak salah. Ayolah kita 'praktek', silahkan dimulai dari sis M14ka.  >:D


Quote
Terus apakah belajar les musik itu baik ato buruk? menurut kk kainyn n indra khususnya...karena kalo uda blajar musik, otomatis kemelekatan akan semakin besar...apalagi saya bercita2 jadi gru les piano...huhu...
Kemelekatan makin besar bukan karena bisa atau tidak bisa musik. Lalu tidak ada yang salah dengan bermain musik seperti juga tidak ada salahnya cari cewek cantik/cowok ganteng. Yang penting jangan punya pandangan salah bahwa "musik + paritta = lagu rohani = bukan kesenangan indriah". Sadarilah bahwa itu semua adalah kemelekatan dan jangan sampai terobsesi. Saya dukung sis jadi guru piano. Saya juga dulu kuliah dari hasil mengajar musik, salah satunya.
« Last Edit: 23 March 2011, 02:44:04 PM by Kainyn_Kutho »

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Hubungan Musik dengan Dhamma?
« Reply #29 on: 23 March 2011, 02:47:20 PM »
Maksudnya kenapa Sang Buddha berpikir gitar bs menghasilkan nada yang bagus, dan tidak berpikir, gitar itu tidak ada gunanya, main musik tidak ada gunanya... berarti tidak ada yang salah dengan gitar dan piano, dan yg memainkannya jg tidak salah?
Terus apakah belajar les musik itu baik ato buruk? menurut kk kainyn n indra khususnya...karena kalo uda blajar musik, otomatis kemelekatan akan semakin besar...apalagi saya bercita2 jadi gru les piano...huhu...

saya juga seorang yg sangat melekat pada musik. tapi sejauh kita menghubungkan dengan Dhamma, lagu memang tidak ada gunanya dalam spiritualitas.
tidak ada salahnya menjadi guru les piano, bahkan sesungguhnya profesi guru adalah salah satu profesi yg mulia. tapi yg sesuatu bertentangan dengan Dhamma tetap bertentangan dengan Dhamma. seperti kata Bro Kutho, tidak perlu mencari pembenaran.

saya tidak tahu bagaimana pikiran Sang Buddha, tapi musik memang bisa berguna dalam hal, bisa memberikan hiburan dikala sedih atau gelisah, tapi ini adalah kegunaan dalam konteks keduniawian, dan ini tidak ada hubungan dengan spiritual buddhis.