dear johan,
Living Buddha atau ngga, silahkan dilihat dari keseharian beliau....... sama seperti apakah seorang itu Buddhis atau bukan
Tinggal dilihat dari Mahapadana Sutta aja kok :
"Kesabaran adalah tapa yang paling tinggi
Para Buddha bersabda: "Nibbana yang tertinggi dari segala sesuatu"
Beliau bukanlah pertapa yang merugikan orang lain atau pertapa yang tidak menyebabkan orang lain menjadi susah.
Tidak melakukan kejahatan,
Mengembangkan kebajikan,
Mensucikan batin.
Itulah ajaran para Buddha
Tidak memfitnah, tidak menganiaya
Mengendalikan diri sesuai dengan peraturan
Makan dan tidur secukupnya, dan hidup menyepi
Senantiasa berpikir luhur
Itulah ajaran para Buddha."
Buat saya sih, ga perlu ngurus hal2 spt itu karena ajaran semua Buddha sebenarnya adalah sama
Jadi jika ada yg mengklaim sebagai Buddha, dsbnya, silahkan dilihat kembali apakah ajaran itu selaras dengan Mahapadana Sutta diatas
Tidak memfitnah
Teman saya begitu bersemangat mengatakan
buku Lu Shen Yen di toko buku laris manis...
habis semua.... juga karnagaya penulisannya...
gamblang, tanpa menutup-nutup....
dan katanya...
Lu Shen Yen pernah ngobrol minum kopi
bersama Buddha Gautama di New york...
(Buddha memiliki 3 bentuk tubuh....)
Apa sebenarnya arti kalimat tsb...
Apa kalimat tsb masuk dlm PERKATAAN BENAR ?
mohon menjelasan....supaya tidak salah
memilih Buddha...
dear Johan
Dalam Abhayarajakumara Sutta, Majjhima Nikaya 58, Sang Buddha menunjukkan faktor-faktor yang turut menentukan suatu ucapan patut dan tidak patut dikemukakan.
Faktor-faktor yang utama adalah:
1. Apakah pernyataan itu benar atau salah,
2. Apakah pernyataan itu bermanfaat atau tidak,
3. Apakah pernyataan itu dikehendaki/ disetujui oleh orang-orang lain atau tidak.
Sang Buddha sendiri akan mengemukakan hal-hal yang benar dan bermanfaat, dan mengetahui saatnya yang tepat, sesuatu yang menyenangkan dan sesuatu yang tidak menyenangkan pun patut dikemukakan.
Mengenai minum kopi di New York : Buddha Gautama sudah mahaparinibbana dimana beliau sudah keluar dari lingkaran samsara, jadi sudah tidak mungkin minum kopi lagi di New York
Mengenai salah memilih Buddha : Kalau saya bilang sih, jangan lihat dari gurunya tapi lihatlah pada ajarannya.
Jika memang ada ajaran lain yg bisa bermanfaat, yg bisa mengikis LDM dan membawa ke pencapaian Nibbana yg sesungguhnya (bukan nibbana sementara, atau serasa nibbana), silahkan itu dijalankan
Referensinya silahkan dilihat kembali ke konsep dasar buddhis yaitu pengikisan Lobha, Dosa dan Moha sehingga merealisasi Nibbana
semoga bermanfaat
metta