//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: brahmajala sutta - pandangan berbelit2  (Read 22399 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« on: 30 March 2009, 05:31:03 PM »
4 PANDANGAN BERBELIT-BELIT

17. “Para bhikkhu, ada beberapa pertapa dan brahmana yang berpandangan dengan bersikap “berbelit-belit”. Seandainya suatu hal ditanyakan, mereka akan menjawab dengan berbelit-belit sehingga membingungkan. Pandangan ini diuraikan dalam empat cara. Apakah asal mula dan dasarnya maka mereka berpandangan demikian?”

Pandangan Ketigabelas

18. “Para bhikkhu, ada beberapa pertapa dan brahmana yang tidak mengerti dengan baik, hal sesungguhnya yang dimaksudkan dengan “baik” atau “buruk”. Ia menyadari, “Saya tidak mengerti dengan jelas hal sesungguhnya yang dimaksudkan dengan baik atau buruk. Demikianlah, seandainya saya menyatakan bahwa “ini baik” atau “itu buruk”, maka saya akan dipengaruhi oleh perasaan-perasaan, keinginan, penolakan dan ketidaksukaan. Berdasarkan pada hal tersebut, saya akan salah, dan kesalahan tersebut menyebabkan saya menyesal, dan perasaan menyesal ini menyebabkan suatu penghalang bagiku.” Demikianlah, karena rasa takut atau tidak suka pada kesalahan disebabkan menyatakan pandangan, ia tidak akan menyatakan sesuatu itu baik atau buruk. Seandainya suatu pertanyaan diajukan kepadanya, ia akan menjawab dengan berbelit-belit dan membingungkan, dengan menyatakan: saya tidak mengatakan demikian, saya tidak mengatakan yang lainnya, saya tidak mengatakan berbeda pendapat, saya tidak menolak pendapatmu, saya tidak mengatakan begini atau begitu.”

Pandangan Keempatbelas

19. “Selanjutnya para bhikkhu, ada beberapa pertapa dan brahmana yang tidak mengerti dengan baik, hal sesungguhnya yang dimaksudkan dengan “baik” atau “buruk”. Ia menyadari, “Saya tidak mengerti dengan jelas hal sesungguhnya yang dimaksudkan dengan baik atau buruk. Demikianlah, seandainya saya menyatakan bahwa “ini baik” atau “itu buruk”, maka saya akan dipengaruhi oleh perasaan-perasaan, keinginan, penolakan dan ketidaksukaan. Berdasarkan pada hal tersebut, saya akan terikat pada keadaan batin yang menyebabkan kelahiran kembali, dan ikatan itu akan menyebabkan saya menyesal, dan perasaan menyesal ini menyebabkan suatu penghalang bagiku.” Demikianlah, karena rasa takut atau tidak suka pada kesalahan disebabkan menyatakan pandangan, ia tidak akan menyatakan sesuatu itu baik atau buruk. Seandainya suatu pertanyaan diajukan kepadanya, ia akan menjawab dengan berbelit-belit dan membingungkan, dengan menyatakan: saya tidak mengatakan demikian, saya tidak mengatakan yang lainnya, saya tidak mengatakan berbeda pendapat, saya tidak menolak pendapatmu, saya tidak mengatakan begini atau begitu.”

Pandangan Kelimabelas

20. “Selanjutnya para bhikkhu, ada beberapa pertapa dan brahmana yang tidak mengerti dengan baik, hal sesungguhnya yang dimaksudkan dengan “baik” atau “buruk”. Ia menyadari: saya tidak mengerti dengan jelas hal sesungguhnya yang dimaksudkan dengan baik atau buruk. Tetapi, ada pertapa dan brahmana yang pandai, cerdik, pengalaman dalam berdebat, pintar mencari kesalahan, pandai mengelak, yang mampu mematahkan pandangan orang lain dengan kebijaksanaan mereka. Maka, seandainya saya menyatakan ini baik atau itu buruk, mereka datang padaku, meminta pendapatku, dan menunjukkan kesalahan-kesalahanku. Karena mereka bersikap begitu padaku, saya tidak sanggup memberikan jawaban. Dan, hal ini akan menyebabkan saya menyesal, dan rasa penyesalan ini akan menjadi suatu penghalang bagiku.”

Pandangan Keenambelas

21. “Selanjutnya para bhikkhu, ada beberapa pertapa dan brahmana yang bodoh dan dungu. Dan karena kebodohan dan kedunguannya, maka seandainya ada pertanyaan yang diajukan kepadanya, ia akan menjawab berbelit-belit dan membingungkan, dengan menyatakan, bahwa seandainya ada pertanyaan kepadaku:

• Apakah ada dunia lain? Jikalau saya pikir ada, saya akan menjawab begitu. Tetapi, saya tidak mengatakan demikian. Saya tidak berpandangan begini atau begitu. Saya pun tidak berpandangan “bukan kedua-duanya”. Saya tidak membantahnya. Saya tidak mengatakan ada atau tidak ada dunia lain. Demikianlah, ia bersikap berbelit-belit. Begitu pula sikap dan jawabannya kalau ditanyakan masalah-masalah:
• Tidak ada dunia lain.
• Ada atau tidak ada dunia lain.
• Bukan ada dan bukan tidak ada dunia lain.

• Ada makhluk yang terlahir secara spontan [langsung], tanpa melalui rahim ibu (opapatika).
• Tidak ada makhluk opapatika.
• Ada atau tidak ada makhluk opapatika.
• Bukan ada dan bukan tidak ada makhluk opapatika.

• Ada buah sebagai akibat perbuatan baik atau buruk.
• Tidak ada buah sebagai akibat perbuatan baik atau buruk.
• Ada atau tidak ada buah sebagai akibat perbuatan baik atau buruk.
• Bukan ada dan bukan tidak ada buah sebagai akibat perbuatan baik atau buruk.

• Setelah meninggal, Tathagata tetap ada.
• Setelah meninggal, Tathagata tidak ada.
• Setelah meninggal, Tathagata ada atau tidak ada.
• Setelah meninggal, Tathagata bukan ada dan bukan tidak ada.”


-----------------------
23. Mereka semua menerima perasaan-perasaan tersebut melalui kontak yang berlangsung terus menerus dengan (saraf) penerima (dari indera-indera). Berdasarkan pada perasaan-perasaan (vedana) muncul keinginan (tanha), karena adanya keinginan muncul kemelekatan (upadana), karena adanya kemelekatan muncul proses menjadi (bhava), karena adanya proses menjadi muncul kelahiran (jati), karena adanya kelahiran terjadi kematian (marana), kesedihan, ratap tangis, kesakitan, kesusahan dan putus asa (soka parideva dukkha domanassa upayasa). Tatkala seorang bhikkhu mengerti hal itu sebagaimana hakekatnya, asal mula dan akhirnya, kenikmatan, bahaya dan cara membebaskan diri dari pemuasan enam inderanya, maka ia dapat mengetahui segala yang termulia dan tertinggi dari semuanya itu.

24. “Para bhikkhu, siapa pun, apakah ia pertapa dan brahmana yang ajaran atau paham mereka berkenaan dengan keadaan masa lampau atau berkenaan dengan keadaan masa yang akan datang, atau pun berpaham kedua-duanya, berspekulasi mengenai keadaan yang lampau dan yang akan datang, yang dengan bermacam-macam dalil menerangkan tentang keadaan yang lampau dan yang akan datang, mereka semua telah terjerat di dalam jala 62 pandangan ini. Dengan berbagai keadaan mereka jatuh dan berada di dalamnya, dan dengan berbagai cara mereka berusaha melepaskan diri, tetapi sia-sia belaka karena mereka terjerat di dalamnya. Bagaikan seorang penjala ikan yang pandai akan menjala di sebuah kolam kecil dengan sebuah jala yang baik, berpikir: ikan apa pun yang berada dalam kolam ini, walaupun berusaha membebaskan diri, tetap semuanya akan terperangkap di dalam jala ini.”


25. “Para bhikkhu, bagi Dia yang di luar jala, Ia yang telah mencapai kesempurnaan, Tathagata, yang sedang berada di hadapan kamu, karena segala belenggu pengikat penyebab kelahiran kembali telah diputuskannya. Selama kehidupan jasmaninya masih ada, maka selama itu para dewa dan manusia dapat melihatnya. Tetapi tatkala kehidupan jasmaninya terputus di akhir masa kehidupannya, maka para dewa dan manusia tidak dapat lagi melihatnya. Bagaikan sebatang pohon mangga yang ditebang, maka semua buah yang ada di pohon mengikutinya. Demikian pula, walaupun tubuh jasmani dari Dia yang telah mencapai kesempurnaan, Tathagata, masih berada di depan kamu, namun demikian semua belenggu penyebab kelahiran kembali telah diputuskannya. Selama kehidupan jasmaninya masih ada, maka selama itu para dewa dan manusia dapat melihatnya. Tetapi tatkala kehidupan jasmaninya terputus di akhir masa kehidupannya, maka para dewa dan manusia tidak dapat lagi melihatnya.”


semoga kita semua tidak berada dalam jala-jala ini....dan mencapai nibbana. "akhir dari derita"

salam metta.
« Last Edit: 30 March 2009, 05:33:11 PM by marcedes »
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #1 on: 30 March 2009, 05:40:14 PM »
tambahan utk referensi yg lebih baru ;D

http://dhammacitta.org/tipitaka/dn/dn.01.wlsh.html
There is no place like 127.0.0.1

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #2 on: 30 March 2009, 05:43:59 PM »
Kurang

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia oleh
Indra Anggara

yang di kanan kecil bener
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #3 on: 30 March 2009, 06:04:41 PM »
::)

i liat sutta nya aja dah berbelit2 , ngomongin yg berbelit2

i'm just a mammal with troubled soul



Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #4 on: 30 March 2009, 07:18:24 PM »
2.23. "Ada, para bhikkhu, beberapa pertapa dan Brahmana yang adalah geliat-belut.48 Saat ditanya tentang masalah ini atau itu, mereka menggunakan pernyataan-pernyataan menghindar, dan mereka menggeliat bagaikan belut dalam empat cara. Apakah itu?"

2.24. [Pandangan salah 13] "Dalam hal ini ada seorang pertapa atau Brahmana yang tidak mengetahui yang sebenarnya apakah suatu hal baik atau buruk. Ia berpikir: 'Aku tidak mengetahui sebenarnya apakah hal ini baik [25] atau buruk. Tanpa mengetahui apakah ini benar, aku menyatakan: "Itu baik", atau "Itu buruk", dan hal itu mungkin suatu kebodohan, dan akan membuatku menderita.Dan jika aku menderita, itu akan menjadi rintangan bagiku.49' Demikianlah karena takut berbohong, tidak suka berbohong,50 tetapi ketika ia ditanya tentang persoalan itu, ia menghindar dan menggeliat seperti belut: 'Aku tidak mengatakan ini, aku tidak mengatakan itu, aku tidak mengatakan sebaliknya. Aku tidak mengatakan tidak. Aku tidak tidak mengatakan tidak' Ini adalah kasus pertama."

2.25. [Pandangan salah 14] "Apakah cara ke dua? Di sini seorang pertapa atau Brahmana yang tidak mengetahui yang sebenarnya apakah suatu hal baik atau buruk. Ia berpikir: 'Aku akan menyatakan: "Itu baik", atau "Itu buruk", dan aku akan merasakan keinginan atau nafsu atau kebencian atau penolakan. Jika aku merasakan keinginan atau nafsu atau kebencian atau penolakan, itu akan menjadi kemelekatan bagiku. Jika aku merasakan kemelekatan, itu akan membuatku menderita, dan jika aku menderita, itu akan menjadi rintangan bagiku.' [26] Demikianlah, karena takut akan kemelekatan, tidak menyukai kemelekatan, ia menghindar ... ini adalah kasus ke dua."

2.26. [Pandangan salah 15] "Apakah cara ke tiga? Di sini seorang pertapa atau Brahmana yang tidak mengetahui yang sebenarnya apakah suatu hal baik atau buruk. Ia berpikir: 'Aku akan menyatakan: "Itu baik", atau "Itu buruk", tetapi ada para pertapa dan Brahmana yang bijaksana, terampil, pendebat terlatih, bagaikan pemanah yang dapat membelah rambut, yang mengembara menghancurkan pandangan-pandangan orang lain dengan kebijaksanaan mereka, dan mereka akan menanyaiku, menuntut alasan-alasanku dan berdebat. Dan aku mungkin tidak mampu menjawab. Tidak mampu menjawab akan membuatku menderita, dan jika aku menderita, itu akan menjadi rintangan bagiku.' Demikianlah, karena takut berdebat, tidak suka berdebat, ia menghindar. Ini adalah kasus ke tiga." [27]

2.27. [Pandangan salah 16] "Apakah cara ke empat? Di sini, seorang pertapa atau Brahmana adalah tumpul dan bodoh.51 Karena ketumpulan dan kebodohannya, ketika ia ditanya, ia akan mengemukakan pernyataan menghindar dan menggeliat seperti belut: 'Jika engkau bertanya kepadaku apakah ada dunia lain jika aku berpikir demikian, aku akan mengatakan ada dunia lain. Tetapi aku tidak mengatakan demikian. Dan aku tidak mengatakan sebaliknya. Dan aku tidak mengatakan tidak ada, dan aku tidak tidak mengatakan tidak ada.' 'Apakah tidak ada dunia lain? ...' 'Apakah ada dunia lain dan juga tidak ada dunia lain? ...' 'Apakah bukan ada dunia lain dan juga bukan tidak ada dunia lain? ...'52 'Apakah ada makhluk-makhluk yang terlahir secara spontan? ...'53 'Apakah tidak ada ...?' 'Keduanya ...?' 'Bukan keduanya ... ?' 'Apakah Tathagata ada setelah kematian? Apakah Beliau tidak ada setelah kematian? Apakah Beliau ada dan juga tidak ada setelah kematian? Apakah Beliau bukan ada dan juga bukan tidak ada setelah kematian? ...'54 'Jika aku berpikir demikian, aku akan mengatakan demikian ... Aku tidak mengatakan tidak.' Ini adalah kasus ke empat."

2.28. "Ini adalah empat cara [28] yang oleh para pertapa dan Brahmana yang adalah geliat-belut gunakan untuk menghindar ... Tidak ada cara lain."

------

3.71. "Sehubungan dengan semua ini ..., [45] mereka mengalami perasaan-perasaan ini melalui kontak yang berulang-ulang melalui enam landasan-indria;77 perasaan mengkondisikan keinginan; keinginan mengkondisikan kemelekatan; kemelekatan mengkondisikan penjelmaan; penjelmaan mengkondisikan kelahian; kelahiran mengkondisikan ketuaan dan kematian, dukacita, ratapan, kesedihan dan kesusahan.78"

"Ketika, para bhikkhu, seorang bhikkhu memahami sebagaimana adanya muncul dan lenyapnya enam landasan kontak, keindahan dan bahayanya, dan kebebasan darinya, ia mengetahui apa yang melampaui semua pandangan ini."

3.72. "Pertapa dan Brahmana yang manapun yang adalah para spekulator tentang masa lampau atau masa depan atau keduanya, memiliki pandangan kokoh pada persoalan tersebut dan mengusulkan pandangan spekulatif, semua ini terperangkap dalam jaring dengan enam puluh dua bagian, dan kemanapun mereka masuk dan mencoba untuk keluar, mereka tertangkap dan terkurung dalam jaring ini. Bagaikan seorang nelayan ahli atau pembantunya yang menutup sebagian air dengan jaring yang baik, berpikir: 'Makhluk besar apapun yang ada di air ini, mereka semuanya terperangkap dalam jaring, [46] dan terkurung dalam jaring', demikian pula dengan semua ini: mereka terperangkap dan tertangkap dalam jaring ini."

3.73. "Para bhikkhu, jasmani Sang Tathagata yang berdiri tegak dengan unsur-unsur yang menghubungkannya dengan jasmani akan menjadi hancur.79 Selama jasmani ini ada, para dewa dan manusia dapat melihatnya. Tetapi saat hancurnya jasmani dan habisnya umur kehidupan, para dewa dan manusia tidak akan melihatnya lagi. Para bhikkhu, bagaikan ketika tangkai serumpun mangga dipotong, maka semua mangga pada rumpun itu akan jatuh bersamanya, demikian pula jasmani Sang Tathagata dengan unsur-unsurnya yang menghubungknnya dengan penjelmaan telah terpotong. Selama jasmani ini ada, para dewa dan manusia dapat melihatnya. Tetapi saat hancurnya jasmani dan habisnya umur kehidupan, para dewa dan manusia tidak akan melihatnya lagi."

seperti nya sama saja arti nya suhu sumedho...^^

apa perlu saya ganti kata-katanya biar lebih spesifik?
tetapi disini bakalan menambah kebencian jika tidak waspada..
tetapi jika waspada,bahkan mendatangkan kebijaksanaan,

salam metta.
« Last Edit: 30 March 2009, 07:26:04 PM by marcedes »
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #5 on: 30 March 2009, 09:20:48 PM »
 [at] wolverine: thanks bos for pointing that out. soal kecil sih yah emang sengaja kan informasi itu repetitive, nanti terlalu "kenceng" lagi :)

 [at] marcedes: bukannya beda koq, cuma lagi numpang promosi edisi Walshe punya aj hehehhe
« Last Edit: 30 March 2009, 09:36:36 PM by Sumedho »
There is no place like 127.0.0.1

Offline coedabgf

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 946
  • Reputasi: -2
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #6 on: 31 March 2009, 10:29:29 AM »
bro and sis semua...,
lepaskan cangkang... segala (kelekatan) kewujudan. Contoh perumpamaan level tinggi adalah seperti syair guru Buddha tentang bahkan (pengetahuan tertinggi) Dhammapun seperti sebuah rakit yang harus ditinggalkan/ditanggalkan untuk menjejak di pantai seberang, apalagi yang (bersifat) fenomena atau bukan yang nyata/sejati, hanya (bersifat) sementara.

Dari kemelekatan timbul kesedihan, dari kemelekatan timbul ketakutan; bagi orang yang telah bebas dari kemelekatan, tiada lagi kesedihan maupun ketakutan
(Dhammapada 214)
bro coedabgf yang bijak,

silahkan jawab pertanyaan saya,
"apakah  (kelahiran = penderitaan) itu merupakan kebenaran sejati"?

kalau anda menyebut rakit, saya menyebut demikian.
"seseorang yang belum melihat "kelahiran=penderitaan", jangan kan menaiki rakit, melihat rakit saja belum bisa"

Dari kemelekatan timbul kesedihan, dari kemelekatan timbul ketakutan; bagi orang yang telah bebas dari kemelekatan, tiada lagi kesedihan maupun ketakutan
(Dhammapada 214)

yah tentu saja syair ini realita., dari kemelekatan ada kelahiran, dari kelahiran ada jara-marana.
siapa bebas dari kelahiran sama saja bebas dari jara-marana..

kok arti syair nya beda dengan kutipan sutra? ^^

atau mungkin sama seperti kata Ajahn Brahm,
"seseorang saat ini biasanya memakai rakit,belum sampai di tujuan malah sudah di lepas ditengah lautan"

orang seperti ini biasanya menganggap bahwa mencari "pembebasan" adalah kemelekatan itu sendiri.
dan orang seperti ini menganggap bahwa diri-nya telah berusaha "melepas"
sayang-nya yang terjadi justru "melepas" di tengah lautan.

salam metta.


Siapakah umat Buddhist (baik rohaniawan atau awam) yang sudah tercerahkan?
bro mercedes, tahukan anda dari semua bahasan tulisan anda, bahkan secara umum pandangan siapapun umat (baik rohaniawan ataupun awam) dalam status tingkatan rohani yang berbeda, apa bedanya dengan bahasan tulisan saya?, seperti(nya) anda menghilangkan bagian yang terpenting ini pada brahmajala sutta, tetapi malah saya menimbulkan kutipan brahmajala sutta ini pada jawaban tulisan saya sebagai berikut dibawah ini :

Siapakah masih didalam jala dan yang diluar jala? yang bersikokoh membicarakan realitas keberadaan kebenaran dalam jaring (seolah-olah) sebagai kebenaran nyata/sejati, dan keberadaannya tetap (mempertahankan) didalam jaring, bahwa itulah sebagai kebenaran yang (harus) dipertahankan.
kutipan brahmajala sutta yang tak dikutip pada pembahasan sebelumnya :
"Ketika, para bhikkhu, seorang bhikkhu memahami sebagaimana adanya muncul dan lenyapnya enam landasan kontak, keindahan dan bahayanya, dan kebebasan darinya, ia mengetahui apa yang melampaui semua pandangan ini."

3.72. "Pertapa dan Brahmana yang manapun yang adalah para spekulator tentang masa lampau atau masa depan atau keduanya, memiliki pandangan kokoh pada persoalan tersebut dan mengusulkan pandangan spekulatif, semua ini terperangkap dalam jaring dengan enam puluh dua bagian, dan kemanapun mereka masuk dan mencoba untuk keluar, mereka tertangkap dan terkurung dalam jaring ini. Bagaikan seorang nelayan ahli atau pembantunya yang menutup sebagian air dengan jaring yang baik, berpikir: 'Makhluk besar apapuandangan kokoh pada persoalan tersebut dan mengusulkan pandangan spekulatif, semua ini terperangkap dalam jaring dengan enam puluh dua bagian, dan kemanapun mereka masuk dan mencoba untuk keluar, mereka tertangkap dan terkurung dalam jaring ini. Bagaikan seorang nelayan ahli atau pembantunya yang menutup sebagian air dengan jaring yang baik, berpikir: 'Makhluk besar apapun yang ada di air ini, mereka semuanya terperangkap dalam jaring, [46] dan terkurung dalam jaring', demikian pula dengan semua ini: mereka terperangkap dan tertangkap dalam jaring ini."

3.73. "Para bhikkhu, jasmani Sang Tathagata yang berdiri tegak dengan unsur-unsur yang menghubungkannya dengan jasmani akan menjadi hancur.79 Selama jasmani ini ada, para dewa dan manusia dapat melihatnya. Tetapi saat hancurnya jasmani dan habisnya umur kehidupan, para dewa dan manusia tidak akan melihatnya lagi. Para bhikkhu, bagaikan ketika tangkai serumpun mangga dipotong, maka semua mangga pada rumpun itu akan jatuh bersamanya, demikian pula jasmani Sang Tathagata dengan unsur-unsurnya yang menghubungknnya dengan penjelmaan telah terpotong. Selama jasmani ini ada, para dewa dan manusia dapat melihatnya. Tetapi saat hancurnya jasmani dan habisnya umur kehidupan, para dewa dan manusia tidak akan melihatnya lagi."

2.15. "Ini, para bhikkhu, Sang Tathagata memahami: sudut-sudut pandang ini [22] yang digenggam secara demikian dan karenanya akan membawa menuju alam kelahiran kembali ini dan itu di alam lain. Ini, Sang Tathagata mengetahui, dan lebih jauh lagi, namun Beliau tidak melekat pada pengatahuan itu. Dan karena tidak melekat, Beliau mengalami bagi diriNya sendiri kedamaian sempurna, dan setelah memahami sepenuhnya muncul dan lenyapnya perasaan, keindahan dan bahayanya dan kebebasan darinya, Sang Tathagata terbebaskan tanpa sisa."

"Ini, para bhikkhu, adalah hal-hal lain tersebut, yang mendalam, sulit dilihat, sulit dipahami, damai, luhur, melampaui sekedar pikiran, halus, yang harus dialami oleh para bijaksana, yang Sang Tathagata, setelah mencapainya dengan pengetahuan-agung-Nya sendiri, menyatakan, dan tentang hal-hal yang diucapkan dengan benar oleh ia yang sungguh-sungguh memuji Sang Tathagata."


Seperti syair guru Buddha tentang bahkan (pengetahuan tertinggi) Dhammapun seperti sebuah rakit yang harus ditinggalkan/ditanggalkan untuk menjejak di pantai seberang, apalagi yang (bersifat) fenomena atau bukan yang nyata/sejati, hanya (bersifat) sementara, berasal dari yang (bersifat) sementara/khayal/ilusi, bukan yang sesungguhnya. Seperti yang guru Buddha bilang bahwa semua hanyalah (bersifat) spekulasi, spekulator, para pembicara tentang hal-hal itu pada kenyataannya.


semoga teman-teman Buddhist dapat melihat mutiara dalam tulisan dan kenyataan pandangan yang benar ajaran guru Buddha mengenai pembebasan
good hope and love
coedabgf


nb : karena keterbatasan tulisan (ruang), untuk menjadi suatu gambaran bagian yang lebih utuh, menjadi lebih jelas, silahkan mengulas, membacanya  juga  pada tulisan-tulisan dan pertanyaan-pertanyaan untuk saya di topik Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda... by coedabgf (Mahayana)
« Last Edit: 31 March 2009, 10:45:37 AM by coedabgf »
iKuT NGeRumPI Akh..!

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #7 on: 31 March 2009, 10:50:18 AM »
 [at]  coedabgf

Jadi, point-nya apa?

Offline coedabgf

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 946
  • Reputasi: -2
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #8 on: 31 March 2009, 11:21:30 AM »
dalam satu sutta yang sama atau dalam pembahasan DHAMMA lainnya, (kecenderungan) pointnya apa yang ditunjukan/diributkan teman-teman Buddhist dan apa bedanya (pointnya) dengan yang saya tunjukan? apa maksudnya yang guru Buddha bilang semua (masih) bersifat spekulasi (dan pembicaranya/penganutnya disebut spekulator)?
bingung gak, coba telusuri/renungkan perbedaan point tujuan pembahasan pada tulisan-tulisan topik ini, tetapi point penting kebenaran sesungguhnya apa yang sebenarnya yang ditunjukan (ditujukan bagi umat) oleh guru Buddha pada sutta brahmajala ini?  ;D
« Last Edit: 31 March 2009, 11:35:42 AM by coedabgf »
iKuT NGeRumPI Akh..!

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #9 on: 31 March 2009, 11:25:57 AM »
agnostik berarti masuk dalam jala-jala itu yak?
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline coedabgf

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 946
  • Reputasi: -2
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #10 on: 31 March 2009, 11:44:51 AM »
dicari dari dictionary, penjelasannya adalah :
a person who holds that the existence of the ultimate cause, as God, and the essential nature of things are unknown and unknowable, or that human knowledge is limited to experience.

mengapa? seperti tertulis sebab 'that human knowledge is limited to experience'. Itu dari sudut pandang pikiran/pemikiran/kebijaksanaan (kelekatan/cekatan yang sangat kuat) apa/siapa? (Aku diri Atta anicca anatta, kesementaraan)

makanya kawan-kawan jangan bangga-bangga ngaku-ngaku agama agnostic loh.
« Last Edit: 31 March 2009, 11:54:35 AM by coedabgf »
iKuT NGeRumPI Akh..!

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #11 on: 31 March 2009, 11:45:19 AM »
dalam satu sutta yang sama atau dalam pembahasan DHAMMA lainnya, (kecenderungan) pointnya apa yang ditunjukan/diributkan teman-teman Buddhist dan apa bedanya (pointnya) dengan yang saya tunjukan? apa maksudnya yang guru Buddha bilang semua (masih) bersifat spekulasi (dan pembicaranya/penganutnya disebut spekulator)?
bingung gak, coba telusuri/renungkan perbedaan point tujuan pembahasan pada tulisan-tulisan topik ini, tetapi point penting kebenaran sesungguhnya apa yang sebenarnya yang ditunjukan (ditujukan bagi umat) oleh guru Buddha pada sutta brahmajala ini?  ;D

Ya, memang yang dibahas di sini semua adalah masih spekulasi. Maka alangkah baiknya tidak menunjuk kepercayaan sendiri paling benar dan orang lain salah, karena kalau kita belum mencapai kesucian, omongan dhamma yang kita bicarakan juga hanya spekulasi saja.

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #12 on: 31 March 2009, 11:59:36 AM »
Teman-teman sekalian,

Pandangan bahwa ada orang yang telah mencapai kesucian merupakan suatu spekulasi, tetapi harus diingat bahwa pandangan bahwa tidak ada orang yang mencapai kesucian, entah bhikkhu, entah umat awam, juga hanya merupakan sebuah spekulasi belaka...

Sulit membuktikan bahwa ada orang yang telah mencapai kesucian, tetapi harus diingat bahwa juga hal yang sangat sulit membuktikan bahwa tidak ada orang yang mencapai kesucian..

Jadi yang penting kita membicarakan Dhamma adalah Dhamma, jangan dikaitkan dengan persona, karena Dhamma di realisasi dalam diri sendiri, hanya orang suci (ariya puggala) yang memiliki abhinna yang mampu mengetahui seseorang telah mencapai kesucian.

Dan yang terpenting coba bermeditasi untuk berusaha membuktikan apakah apa yang ada pada teori benar atau tidak..?

Hanya orang yang telah menyelidiki dengan seksama (melalui teori dan praktek terarah) yang mengetahui apakah teori Dhamma spekulasi atau bukan...

semoga bermanfaat.

 _/\_
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #13 on: 31 March 2009, 12:03:15 PM »
menyatakan orang lain berspekulasi juga pernyataan yg spekulasi bukan ;D

Quote

Hanya orang yang telah menyelidiki dengan seksama (melalui teori dan praktek terarah) yang mengetahui apakah teori Dhamma spekulasi atau bukan...

nah.... yg menjadi permasalahan bukannya hal tersebut adalah spekulasi atau bukan...

tetapi apakah kita mau menyelidiki spekulasi tersebut dalam Dhamma sang Buddha.. itu yg jadi point.
« Last Edit: 31 March 2009, 12:05:17 PM by hatRed »
i'm just a mammal with troubled soul



Offline coedabgf

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 946
  • Reputasi: -2
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #14 on: 31 March 2009, 12:11:49 PM »
saya mo meluruskan bahwa saya tidak berspekulasi bahwa tidak ada orang yang mencapai kesucian, entah bhikkhu, entah umat awam. Tetapi saya hanya menimbulkan suatu pertanyaan untuk membangkitkan/menggairahkan umat melepaskan kemandekan pengetahuan dan mengorek/menggali lebih dalam lagi kebenaran Dhamma dan melepaskan/membebaskan diri dari cangkang kemapanan diri dari pengetahuan/kebijakan yang sudah didapat/dicapai dari pandangan yang sudah secara umum diajarkan.

Menimbulkan suatu pertanyaan dengan menyatakan/menunjuk, apakah yang suatu spekulasi?


semoga melihat dengan hati yang dingin (tenang).
good hope and love
coedabgf
iKuT NGeRumPI Akh..!

Offline coedabgf

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 946
  • Reputasi: -2
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #15 on: 31 March 2009, 12:13:08 PM »
lha koq jadi istilah yang diributkan yah....  ;D
iKuT NGeRumPI Akh..!

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #16 on: 31 March 2009, 12:22:12 PM »
Saya rasa rekan2 disini memang berhasrat tuk berehipassiko ria :D

so... dalam bahasa yg simpel... kita cukup mengingatkan untuk ehipassiko dan kalama sutta kan ;D


semoga ane ma ente faham :D
i'm just a mammal with troubled soul



Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #17 on: 31 March 2009, 01:36:48 PM »
menyatakan orang lain berspekulasi juga pernyataan yg spekulasi bukan ;D

Iya benar...setuju... Tapi... saya tak mengatakan siapa berspekulasi kan...? Sebab saya sendiri kadang-kadang juga berspekulasi tanpa saya sadari....  ;D  Kita hanya saling asah...asih...asuh...kan? (ceu Lily mode on...)   :)

Quote
Quote

Hanya orang yang telah menyelidiki dengan seksama (melalui teori dan praktek terarah) yang mengetahui apakah teori Dhamma spekulasi atau bukan...

nah.... yg menjadi permasalahan bukannya hal tersebut adalah spekulasi atau bukan...

tetapi apakah kita mau menyelidiki spekulasi tersebut dalam Dhamma sang Buddha.. itu yg jadi point.

Memang inilah maksud saya, kita jangan terburu-buru men-judge (mengenai Dhamma), kita coba buktikan... sebelum menilai...

Saya rasa rekan2 disini memang berhasrat tuk berehipassiko ria :D

so... dalam bahasa yg simpel... kita cukup mengingatkan untuk ehipassiko dan kalama sutta kan ;D


semoga ane ma ente faham :D

Agree... no preconceived idea... ehipassiko dan Kalama Sutta

semoga kita semua mendapatkan kemajuan spiritual...

sukhi hotu,

 _/\_
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #18 on: 31 March 2009, 02:57:09 PM »
saya mo meluruskan bahwa saya tidak berspekulasi bahwa tidak ada orang yang mencapai kesucian, entah bhikkhu, entah umat awam. Tetapi saya hanya menimbulkan suatu pertanyaan untuk membangkitkan/menggairahkan umat melepaskan kemandekan pengetahuan dan mengorek/menggali lebih dalam lagi kebenaran Dhamma dan melepaskan/membebaskan diri dari cangkang kemapanan diri dari pengetahuan/kebijakan yang sudah didapat/dicapai dari pandangan yang sudah secara umum diajarkan.

Menimbulkan suatu pertanyaan dengan menyatakan/menunjuk, apakah yang suatu spekulasi?


semoga melihat dengan hati yang dingin (tenang).
good hope and love
coedabgf
Kemapanan dhamma kalau bisa kasih contohnya dong :D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #19 on: 31 March 2009, 03:35:19 PM »
saudara coedabgf, yang bijak

hanya pertanyaan simple saja saya tanyakan....
"apakah kelahiran=penderitaan itu adalah kenyataan atau bukan"

hanya ini saja.........
ibarat seseorang bertanya "apakah sakit perut itu menyenangkan?"

apakah harus dijawab dengan, sakit adalah ilusi, ilusi adalah kosong, kosong ada begini-begitu..
lalu atta, anatta,anicca dan segala teori tingkat tinggi dan lengkap sudah. ^^
===========================================
saya jadi ingat ketika membaca buku ajahn Brahm, mengenai pertanyaan Ajahn chah yang ditujukan kepada Ajahn Brahm yakni "brahmavamso,mengapa?"

lalu Ajahn Brahm tidak tahu harus menjawab apa dan berkata "saya tidak mengerti"
kemudian Ajahn Chah tersenyum, dan berkata "setiap seseorang bertanya,Mengapa? maka jawaban paling tepat adalah "tidak ada apa-apa"

karena memang tidak ada apa-apa...

====

masalah spekulasi,

apakah saya berspekulasi masalah ini?....satu hal yang mungkin dilupakan.
kenyataan tetap kenyataan.. tidak akan bisa di rubah atau dispekulasikan.

tanyakan sekarang "apakah saya sedang mengalami proses kelapukan?"
(nyata sekarang saja lagi)
------------
"Pertapa dan Brahmana yang manapun yang adalah para spekulator tentang masa lampau atau masa depan atau keduanya, memiliki pandangan kokoh pada persoalan tersebut dan mengusulkan pandangan spekulatif, semua ini terperangkap dalam jaring dengan enam puluh dua bagian, dan kemanapun mereka masuk dan mencoba untuk keluar, mereka tertangkap dan terkurung dalam jaring ini. Bagaikan seorang nelayan ahli atau pembantunya yang menutup sebagian air dengan jaring yang baik, berpikir: 'Makhluk besar apapuandangan kokoh pada persoalan tersebut dan mengusulkan pandangan spekulatif, semua ini terperangkap dalam jaring dengan enam puluh dua bagian, dan kemanapun mereka masuk dan mencoba untuk keluar, mereka tertangkap dan terkurung dalam jaring ini. Bagaikan seorang nelayan ahli atau pembantunya yang menutup sebagian air dengan jaring yang baik, berpikir: 'Makhluk besar apapun yang ada di air ini, mereka semuanya terperangkap dalam jaring, [46] dan terkurung dalam jaring', demikian pula dengan semua ini: mereka terperangkap dan tertangkap dalam jaring ini."
------------
saya tidak tahu anda pernah meditasi atau tidak...........
jika anda pernah, maka apakah tarikan nafas yang anda rasakan itu SPEKULATOR(masa lalu / masa depan) atau kenyataan saat ini?

(ehipassiko sekarang pun boleh, tarikan nafas tidak butuh waktu banyak ^^)

Quote
Siapakah umat Buddhist (baik rohaniawan atau awam) yang sudah tercerahkan?
sudah di bilang 3x dan mungkin ini 4x -nya. ^^
"pemikiran" seperti ini hanya ada pada umat "awam" yang belum punya kebijaksanaan tentang ini.
sedangkan apabila seseorang sudah "memiliki" kebijaksanaan, itu "telah di-alami-nya" dan bukan "akan dialami-nya"

salam metta namaste
« Last Edit: 31 March 2009, 03:43:37 PM by marcedes »
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #20 on: 31 March 2009, 03:41:05 PM »
menyatakan orang lain berspekulasi juga pernyataan yg spekulasi bukan ;D

Iya benar...setuju... Tapi... saya tak mengatakan siapa berspekulasi kan...? Sebab saya sendiri kadang-kadang juga berspekulasi tanpa saya sadari....  ;D  Kita hanya saling asah...asih...asuh...kan? (ceu Lily mode on...)   :)

Quote
Quote

Hanya orang yang telah menyelidiki dengan seksama (melalui teori dan praktek terarah) yang mengetahui apakah teori Dhamma spekulasi atau bukan...

nah.... yg menjadi permasalahan bukannya hal tersebut adalah spekulasi atau bukan...

tetapi apakah kita mau menyelidiki spekulasi tersebut dalam Dhamma sang Buddha.. itu yg jadi point.

Memang inilah maksud saya, kita jangan terburu-buru men-judge (mengenai Dhamma), kita coba buktikan... sebelum menilai...

Saya rasa rekan2 disini memang berhasrat tuk berehipassiko ria :D

so... dalam bahasa yg simpel... kita cukup mengingatkan untuk ehipassiko dan kalama sutta kan ;D


semoga ane ma ente faham :D

Agree... no preconceived idea... ehipassiko dan Kalama Sutta

semoga kita semua mendapatkan kemajuan spiritual...

sukhi hotu,

 _/\_
saudara fabian yang bijak,,
kalau ada seseorang sudah mengalami dan menilai sendiri realita, tetapi disitu ada "keraguan" dimana kenyataan yang terjadi tidak sama yang dipikiran...
itu disebut apa?

salam metta namaste
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline coedabgf

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 946
  • Reputasi: -2
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #21 on: 31 March 2009, 05:34:26 PM »
Kemapanan, cangkang, kebanggaan atta diri, (senantiasa) terjebak dalam jala.

maaf bro fabian dan mercedes...,
keliatannya pada kalimat di atas bro mercedes menegur melihat (seolah-olah) ada keraguan (kemunduran) pada bro fabian pada kalimat sebagai berikut :
saudara fabian yang bijak,,
kalau ada seseorang sudah mengalami dan menilai sendiri realita, tetapi disitu ada "keraguan" dimana kenyataan yang terjadi tidak sama yang dipikiran...
itu disebut apa?

salam metta namaste
tetapi yang sebenarnya adalah dimana bro fabian dapat melihat kenyataan (bercermin diri) ada kebenaran dari tulisan-tulisan diskusi sebelumnya, bukan bersikap mundur (kalah/mengalah) karena keraguan.


Buat menjawab pertanyaan sdr marcedes dengan penjelasan, sekalian saya hubungkan dengan jawaban pertanyaan ryu 'Kemapanan dhamma kalau bisa kasih contohnya dong'.
Pertama  saya koreksi dulu kalimat perkataan ryu tersebut sebab saya bukan menulis itu melainkan saya menulis 'untuk membangkitkan/menggairahkan umat melepaskan kemandekan pengetahuan dan mengorek/menggali lebih dalam lagi kebenaran Dhamma dan melepaskan/membebaskan diri dari cangkang kemapanan diri dari pengetahuan/kebijakan yang sudah didapat/dicapai dari pandangan yang sudah secara umum diajarkan.'
sebagai contoh jawaban atas pertanyaan sdr ryu adalah jawaban pertanyaan dan proses penerimaan kebenaran sdr wolverine :
agnostik berarti masuk dalam jala-jala itu yak?

dan saya menjawab :
dicari dari dictionary, penjelasannya adalah :
a person who holds that the existence of the ultimate cause, as God, and the essential nature of things are unknown and unknowable, or that human knowledge is limited to experience.

mengapa? seperti tertulis sebab 'that human knowledge is limited to experience'. Itu dari sudut pandang pikiran/pemikiran/kebijaksanaan (kelekatan/cekatan yang sangat kuat) apa/siapa? (Aku diri Atta anicca anatta, kesementaraan)

makanya kawan-kawan jangan bangga-bangga ngaku-ngaku agama agnostic loh.

Seperti juga pertanyaan bro marcedes berkali-kali dengan maksud tujuan jenis pertanyaan yang sama :
saudara coedabgf, yang bijak

hanya pertanyaan simple saja saya tanyakan....
"apakah kelahiran=penderitaan itu adalah kenyataan atau bukan"

hanya ini saja.........
ibarat seseorang bertanya "apakah sakit perut itu menyenangkan?"

apakah harus dijawab dengan, sakit adalah ilusi, ilusi adalah kosong, kosong ada begini-begitu..
lalu atta, anatta,anicca dan segala teori tingkat tinggi dan lengkap sudah. ^^
===========================================
masalah spekulasi,

apakah saya berspekulasi masalah ini?....satu hal yang mungkin dilupakan.
kenyataan tetap kenyataan.. tidak akan bisa di rubah atau dispekulasikan.

tanyakan sekarang "apakah saya sedang mengalami proses kelapukan?"
(nyata sekarang saja lagi)
------------
saya tidak tahu anda pernah meditasi atau tidak...........
jika anda pernah, maka apakah tarikan nafas yang anda rasakan itu SPEKULATOR(masa lalu / masa depan) atau kenyataan saat ini?

(ehipassiko sekarang pun boleh, tarikan nafas tidak butuh waktu banyak ^^)

Quote
Siapakah umat Buddhist (baik rohaniawan atau awam) yang sudah tercerahkan?
sudah di bilang 3x dan mungkin ini 4x -nya. ^^
"pemikiran" seperti ini hanya ada pada umat "awam" yang belum punya kebijaksanaan tentang ini.
sedangkan apabila seseorang sudah "memiliki" kebijaksanaan, itu "telah di-alami-nya" dan bukan "akan dialami-nya"

salam metta namaste

Seperti juga sikap bro fabian yang kelihatan mengalah (mundur dari keyakinan) tetapi yang sebenarnya (bercermin diri) melihat kenyataan kebenaran, begitu juga gambaran seperti bro wolverine bila dapat menerima jawaban atas pertanyaannya, tidak mengkokohkan diri dengan kemapanan pengetahuan (kebanggaan aku diri (atta)), 
seperti yang di jelaskan guru Buddha sebagai berikut :
"Pertapa dan Brahmana yang manapun yang adalah para spekulator tentang masa lampau atau masa depan atau keduanya, memiliki pandangan kokoh pada persoalan tersebut dan mengusulkan pandangan spekulatif, semua ini terperangkap dalam jaring dengan enam puluh dua bagian, dan kemanapun mereka masuk dan mencoba untuk keluar, mereka tertangkap dan terkurung dalam jaring ini. Bagaikan seorang nelayan ahli atau pembantunya yang menutup sebagian air dengan jaring yang baik, berpikir: 'Makhluk besar apapuandangan kokoh pada persoalan tersebut dan mengusulkan pandangan spekulatif, semua ini terperangkap dalam jaring dengan enam puluh dua bagian, dan kemanapun mereka masuk dan mencoba untuk keluar, mereka tertangkap dan terkurung dalam jaring ini. Bagaikan seorang nelayan ahli atau pembantunya yang menutup sebagian air dengan jaring yang baik, berpikir: 'Makhluk besar apapun yang ada di air ini, mereka semuanya terperangkap dalam jaring, [46] dan terkurung dalam jaring', demikian pula dengan semua ini: mereka terperangkap dan tertangkap dalam jaring ini.",
seperti juga satu pertanyaan bro marcedes yang mewakili semua jenis maksud tujuan pertanyaannya yang sama kepada saya berkali-kali pada kutipan tulisan selanjutnya diatas, yang sudah saya jawab pada reply #6 tulisan yang warna hijau, dimana bro marcedes tidak dapat atau belum dapat atau tidak mau melihat/mencari maksud kebenaran penjelasan tulisan saya. Apa sebabnya? Sebab yang menimbulkan perbedaan adalah dari sisi mana kita memandang, sehingga saat kesementaraan itu masih dianggap merupakan suatu keberadaan yang nyata/sejati, maka segala ciri-ciri dari yang sementara itu sebagai suatu yang sejati/nyata, sebagai contoh mengapa timbul perbedaan cara pandang awan dengan mereka yang tercerahkan atas semua segala keberadaan duniawi. Makanya ada saya tulis pada Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #246 on: 29 March 2009, 10:25:36 AM »
:
Kenyataan atau kritik pedas buat seluruh umat (Buddhist)!
wah bro mod jangan dilock dulu yach. Saya mo jelaskan/kasih gambaran mengapa umat awam jalan umum (masih bersifat dangkal/jasmaniah, dimana pengajaran oleh guru Buddha diajarkan agar pembina umum/umat awam jalan umum untuk dapat mengenali/menanggalkan/memisahkan/melepaskan kelekatan ciri atta diri) sebelum dapat mengerti tentang pada akhirnya untuk mencapai keberhasilan para pembina yang bertekad, tulus dan murni  harus masuk melalui jalan mulia (mahayana) untuk dapat menembus pengetahuan sejati pencerahan (hati bodhi/hati sunya/keBuddhaan/pengalaman nibanna).
Gambaran umum umat (jalan awam) keadaannya seperti syairku pada poemofpathofwisdom.blogspot.com :
Semua (masih) hanyalah kekhayalan
Mau keluar kekhayalan memakai kekhayalan
Menyelami yang sejati (masih) terikat pada yang terkondisi
Menilai yang Mutlak dari (keterbatasan) pengalaman persepsi kemelekatan (pada) yang sementara

tetapi bila semua masih diukur dari oleh karena masih tercekatnya (belum dapat menanggalkan) pada atta diri yang annica anatta, semua pengetahuan kebijaksanaan apapun yang ada hanyalah (hanya berasal dari sudut pandang pengetahuan kebijaksanaan pengalaman kenyataan keberadaan atta (yabg anicca anatta) diri) ilusi yaitu kekhayalan dan kebanggaan (kemelekatan) atta diri. (Seperti kisah Ananda tercerahkan.)

Apalagi atau lebih parah lagi melekat keluar (takhayul) seperti yang diajarkan dan dipraktekkan pada beberapa aliran Buddhisme, seperti melalui sex, melalui penyiksaan diri, melalui kemelekatan/pengandalan kepada seseorang (pengakuan) manifestasi Buddha/Bodhisatva hidup di dunia, benda-benda yang dibilang suci/jimat-jimat/mengandung kekuatan gaib  dsbnya.


semoga ada yang dapat merenungi dan mengerti menanggalkan/meninggalkan rakit (khayalan diri/palsu) yang sebenarnya bukan rakit karena sebenarnya belum membebaskan diri/menanggalkan diri berpindah (menaiki) ke rakit Dharma yang sebenarnya atau masih (menginjak) di daratan di seberang sana hilir mudik dengan (menunggangi) pengetahuan palsu sejati attanya dengan kebanggaan pengetahuannya.
Semoga tidak marah/tersinggung (attanya).  ;D
good hope and love
coedabgf

Juga pada Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #250 on: 29 March 2009, 06:19:04 PM »
Juga pada Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #254 on: Yesterday at 07:54:19 AM »


seperti apa yang sudah dijelaskan oleh guru Buddha pada brahmajala sutta berikut ini :
3.73. "Para bhikkhu, jasmani Sang Tathagata yang berdiri tegak dengan unsur-unsur yang menghubungkannya dengan jasmani akan menjadi hancur.79 Selama jasmani ini ada, para dewa dan manusia dapat melihatnya. Tetapi saat hancurnya jasmani dan habisnya umur kehidupan, para dewa dan manusia tidak akan melihatnya lagi. Para bhikkhu, bagaikan ketika tangkai serumpun mangga dipotong, maka semua mangga pada rumpun itu akan jatuh bersamanya, demikian pula jasmani Sang Tathagata dengan unsur-unsurnya yang menghubungknnya dengan penjelmaan telah terpotong. Selama jasmani ini ada, para dewa dan manusia dapat melihatnya. Tetapi saat hancurnya jasmani dan habisnya umur kehidupan, para dewa dan manusia tidak akan melihatnya lagi."

2.15. "Ini, para bhikkhu, Sang Tathagata memahami: sudut-sudut pandang ini [22] yang digenggam secara demikian dan karenanya akan membawa menuju alam kelahiran kembali ini dan itu di alam lain. Ini, Sang Tathagata mengetahui, dan lebih jauh lagi, namun Beliau tidak melekat pada pengatahuan itu. Dan karena tidak melekat, Beliau mengalami bagi diriNya sendiri kedamaian sempurna, dan setelah memahami sepenuhnya muncul dan lenyapnya perasaan, keindahan dan bahayanya dan kebebasan darinya, Sang Tathagata terbebaskan tanpa sisa."

"Ini, para bhikkhu, adalah hal-hal lain tersebut, yang mendalam, sulit dilihat, sulit dipahami, damai, luhur, melampaui sekedar pikiran, halus, yang harus dialami oleh para bijaksana, yang Sang Tathagata, setelah mencapainya dengan pengetahuan-agung-Nya sendiri, menyatakan, dan tentang hal-hal yang diucapkan dengan benar oleh ia yang sungguh-sungguh memuji Sang Tathagata."


pertanyaan saya untuk direnungi adalah siapakah yang masih di dalam jala karena keterbatasan cangkang diri seperti syair ini bahwa : semua ini terperangkap dalam jaring dengan enam puluh dua bagian, dan kemanapun mereka masuk dan mencoba untuk keluar, mereka tertangkap dan terkurung dalam jaring ini. Bagaikan seorang nelayan ahli atau pembantunya yang menutup sebagian air dengan jaring yang baik, berpikir: 'Makhluk besar apapuandangan kokoh pada persoalan tersebut dan mengusulkan pandangan spekulatif, semua ini terperangkap dalam jaring dengan enam puluh dua bagian, dan kemanapun mereka masuk dan mencoba untuk keluar, mereka tertangkap dan terkurung dalam jaring ini. Bagaikan seorang nelayan ahli atau pembantunya yang menutup sebagian air dengan jaring yang baik, berpikir: 'Makhluk besar apapun yang ada di air ini, mereka semuanya terperangkap dalam jaring, [46] dan terkurung dalam jaring', demikian pula dengan semua ini: mereka terperangkap dan tertangkap dalam jaring ini?
mengapa?, terjebak oleh apa?, jawabannya adalah karena belum bebas dari cangkang diri. (penjelasannya silahkan renungkan pada isi tulisan.)

makanya saya ada pertanyakan 'siapakah umat (rohaniawan atau awam) yang sudah tercerahkan?'


semoga dapat berpaling melihat kepada yang sejati
good hope and love
sahabatmu
« Last Edit: 31 March 2009, 05:41:48 PM by coedabgf »
iKuT NGeRumPI Akh..!

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #22 on: 01 April 2009, 12:22:13 AM »
Quote
semoga ada yang dapat merenungi dan mengerti menanggalkan/meninggalkan rakit (khayalan diri/palsu)
sahabat coedabgf yang bijak,
oke lah andaikata saya salah dan masih melekat dengan khayalan diri/atta,dll....

saya ganti bertanya dengan memohon petunjuk dari anda,
"kelahiran harus dipandang seperti apa?"


salam metta.
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline coedabgf

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 946
  • Reputasi: -2
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #23 on: 01 April 2009, 07:03:19 AM »
Quote
semoga ada yang dapat merenungi dan mengerti menanggalkan/meninggalkan rakit (khayalan diri/palsu)
sahabat coedabgf yang bijak,
oke lah andaikata saya salah dan masih melekat dengan khayalan diri/atta,dll....

saya ganti bertanya dengan memohon petunjuk dari anda,
"kelahiran harus dipandang seperti apa?"

salam metta.


kesementaraan (ketidak-kekalan). Bukan (realitas/kenyataan) kebenaran yang asli/sejati.
 _/\_

« Last Edit: 01 April 2009, 07:05:10 AM by coedabgf »
iKuT NGeRumPI Akh..!

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #24 on: 01 April 2009, 10:23:46 AM »
Quote
semoga ada yang dapat merenungi dan mengerti menanggalkan/meninggalkan rakit (khayalan diri/palsu)
sahabat coedabgf yang bijak,
oke lah andaikata saya salah dan masih melekat dengan khayalan diri/atta,dll....

saya ganti bertanya dengan memohon petunjuk dari anda,
"kelahiran harus dipandang seperti apa?"

salam metta.


kesementaraan (ketidak-kekalan). Bukan (realitas/kenyataan) kebenaran yang asli/sejati.
 _/\_
kalimat nya mengartikan menjadi :
jadi kesementaraan / ketidakkekalan bukan nyata menurut anda?
ataukah kalimat nya mengartikan menjadi
"kesementaraan yang dicapai saat ini belum menujukkan jawaban sebenar-benar-nya"

salam metta.
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #25 on: 01 April 2009, 10:54:07 AM »
menyatakan orang lain berspekulasi juga pernyataan yg spekulasi bukan ;D

Iya benar...setuju... Tapi... saya tak mengatakan siapa berspekulasi kan...? Sebab saya sendiri kadang-kadang juga berspekulasi tanpa saya sadari....  ;D  Kita hanya saling asah...asih...asuh...kan? (ceu Lily mode on...)   :)

Quote
Quote

Hanya orang yang telah menyelidiki dengan seksama (melalui teori dan praktek terarah) yang mengetahui apakah teori Dhamma spekulasi atau bukan...

nah.... yg menjadi permasalahan bukannya hal tersebut adalah spekulasi atau bukan...

tetapi apakah kita mau menyelidiki spekulasi tersebut dalam Dhamma sang Buddha.. itu yg jadi point.

Memang inilah maksud saya, kita jangan terburu-buru men-judge (mengenai Dhamma), kita coba buktikan... sebelum menilai...

Saya rasa rekan2 disini memang berhasrat tuk berehipassiko ria :D

so... dalam bahasa yg simpel... kita cukup mengingatkan untuk ehipassiko dan kalama sutta kan ;D


semoga ane ma ente faham :D

Agree... no preconceived idea... ehipassiko dan Kalama Sutta

semoga kita semua mendapatkan kemajuan spiritual...

sukhi hotu,

 _/\_
saudara fabian yang bijak,,
kalau ada seseorang sudah mengalami dan menilai sendiri realita, tetapi disitu ada "keraguan" dimana kenyataan yang terjadi tidak sama yang dipikiran...
itu disebut apa?

salam metta namaste

Saudara Marcedes yang baik,
Mohon dijelaskan lebih lanjut apa inti pertanyaan saudara, karena seseorang yang telah "melihat realita yang sesungguhnya" tak akan ada keraguan terhadap pengalaman yang dilihatnya/dialaminya.

Ia masih mungkin ragu terhadap hal-hal lain atau berbicara untuk menghilangkan keraguan orang lain atau mengemukakan pandangan orang lain yang merasa ragu, tetapi ia sendiri tak akan mengemukakan keraguan terhadap apa yang dialaminya.

Sama perumpamaan seseorang yang telah pergi ke Ancol, ia tak akan ragu mengenai Ancol, bahwa ada ancol, ada jalan ke Ancol.

Tetapi ia masih mungkin berbicara dari sudut pandang orang yang merasa ragu apakah Ancol ada atau tidak ada (hanya sekedar supaya pembicaraan nyambung), apakah ada jalan ke Ancol dsbnya. Tetapi ia sendiri tak akan ragu terhadap apa yang sudah dialaminya.

Umpamanya bila dia berbicara dengan orang yang tak percaya bahwa ada Ancol:
-"Saya mengerti anda beranggapan bahwa Ancol tidak ada"
- "Bagi orang yang percaya Ancol ada itu merupakan spekulasi, bagi orang yang tak percaya Ancol ada juga merupakan spekulasi"
- "Oleh karena itu yang terbaik adalah mencoba menyelidiki sendiri"

Apakah dengan pernyataan itu mencerminkan bahwa ia merasa tidak yakin dengan apa yang dialaminya?

sukhi hotu,

 _/\_
« Last Edit: 01 April 2009, 11:24:59 AM by fabian c »
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #26 on: 01 April 2009, 11:29:48 AM »
Quote
Saudara Marcedes yang baik,
Mohon dijelaskan lebih lanjut apa inti pertanyaan saudara, karena seseorang yang telah "melihat realita yang sesungguhnya" tak akan ada keraguan terhadap pengalaman yang dilihatnya/dialaminya.

Ia masih mungkin ragu terhadap hal-hal lain atau berbicara untuk menghilangkan keraguan orang lain atau mengemukakan pandangan orang lain yang merasa ragu, tetapi ia sendiri tak akan mengemukakan keraguan terhadap apa yang dialaminya.

Sama perumpamaan seseorang yang telah pergi ke Ancol, ia tak akan ragu mengenai Ancol, bahwa ada ancol, ada jalan ke Ancol.

Tetapi ia masih mungkin berbicara dari sudut pandang orang yang merasa ragu apakah Ancol ada atau tidak ada (hanya sekedar supaya pembicaraan nyambung), apakah ada jalan ke Ancol dsbnya. Tetapi ia sendiri tak akan ragu terhadap apa yang sudah dialaminya.

Umpamanya bila dia berbicara dengan orang yang tak percaya bahwa ada Ancol:
-"Saya mengerti anda beranggapan bahwa Ancol tidak ada"
- "Bagi orang yang percaya Ancol ada itu merupakan spekulasi, bagi orang yang tak percaya Ancol ada juga merupakan spekulasi"
- "Oleh karena itu yang terbaik adalah mencoba menyelidiki sendiri"

Apakah dengan pernyataan itu mencerminkan bahwa ia merasa tidak yakin dengan apa yang dialaminya?

sukhi hotu,

 Namaste

Sebagai tambahan,

Apakah perkataan percaya atau tidak percaya relevan bagi mereka yang telah mengalami? Perkataan percaya atau tidak percaya relevan bagi mereka yang belum mengalami.

Semoga saudara Marcedes mengerti maksud tulisan saya.

 _/\_
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #27 on: 01 April 2009, 11:36:24 AM »
Quote
semoga ada yang dapat merenungi dan mengerti menanggalkan/meninggalkan rakit (khayalan diri/palsu)
sahabat coedabgf yang bijak,
oke lah andaikata saya salah dan masih melekat dengan khayalan diri/atta,dll....

saya ganti bertanya dengan memohon petunjuk dari anda,
"kelahiran harus dipandang seperti apa?"

salam metta.


kesementaraan (ketidak-kekalan). Bukan (realitas/kenyataan) kebenaran yang asli/sejati.
 _/\_



Saudara Coedabgf yang baik (soesah banget menghafal namanya),

Jadi kebenaran yang asli apa? Saudara mengatakan cangkang diri itu maksudnya apa? lantas yang ada dalam cangkang itu apa?

Sukhi hotu

 _/\_
« Last Edit: 01 April 2009, 11:37:58 AM by fabian c »
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #28 on: 01 April 2009, 04:02:52 PM »

saudara Marcedes yang baik,
Mohon dijelaskan lebih lanjut apa inti pertanyaan saudara, karena seseorang yang telah "melihat realita yang sesungguhnya" tak akan ada keraguan terhadap pengalaman yang dilihatnya/dialaminya.

Ia masih mungkin ragu terhadap hal-hal lain atau berbicara untuk menghilangkan keraguan orang lain atau mengemukakan pandangan orang lain yang merasa ragu, tetapi ia sendiri tak akan mengemukakan keraguan terhadap apa yang dialaminya.

Sama perumpamaan seseorang yang telah pergi ke Ancol, ia tak akan ragu mengenai Ancol, bahwa ada ancol, ada jalan ke Ancol.

Tetapi ia masih mungkin berbicara dari sudut pandang orang yang merasa ragu apakah Ancol ada atau tidak ada (hanya sekedar supaya pembicaraan nyambung), apakah ada jalan ke Ancol dsbnya. Tetapi ia sendiri tak akan ragu terhadap apa yang sudah dialaminya.

Umpamanya bila dia berbicara dengan orang yang tak percaya bahwa ada Ancol:
-"Saya mengerti anda beranggapan bahwa Ancol tidak ada"
- "Bagi orang yang percaya Ancol ada itu merupakan spekulasi, bagi orang yang tak percaya Ancol ada juga merupakan spekulasi"
- "Oleh karena itu yang terbaik adalah mencoba menyelidiki sendiri"

Apakah dengan pernyataan itu mencerminkan bahwa ia merasa tidak yakin dengan apa yang dialaminya?

sukhi hotu,
 _/\_
sahabat Fabian C yang bijak,
maka oleh sebab itu, saya mempertanyakan "apakah kelahiran=penderitaan menurut semua disini"?

saya menyatakan demikian, dikarenakan tidak ada keraguan sama sekali dalam pandangan saya bahwa "kelahiran = penderitaan"
saya sangat yakin pernyataan ini dikarenakan memang sesuai kenyataan yang saya lihat.
bukan spekulasi, atau mengada-ngada atau khayalan tingkat tinggi.

======================

masalah mengapa disebut ada keraguan...


Quote
Apakah perkataan percaya atau tidak percaya relevan bagi mereka yang telah mengalami? Perkataan percaya atau tidak percaya relevan bagi mereka yang belum mengalami.

ini sama seperti yang saya ungkapkan...
pemikiran dimana "percaya atau tidak, dan "kelahiran=penderitaan relevan bagi siapa pun" adalah orang yang "belum" mengalami realita.

sedangkan seseorang yang "telah" mengalami nya tidak akan mungkin berpikir demikian.


dan menurut Saudara Coedabgf mungkin(dan mudah-mudahan tidak seperti yang saya harapkan), disitu semua disini hanya masih "awam" dan tidak ada yang tercerahkan....jadi berdiskusi dengan menggunakan berbagai kata- apapun "di-anggap-nya" adalah teori saja...tanpa realita...

maka oleh sebab itu saya berani mempernyatakan bahwa "kelahiran = penderitaan"

1.5. "Para bhikkhu, jika seseorang menghinaKu, Dhamma atau Sangha, [3] kalian tidak boleh marah, tersinggung atau terganggu akan hal itu. Jika kalian marah atau tidak senang akan penghinaan itu, maka itu akan menjadi rintangan bagi kalian. Karena jika orang lain menghinaKu, Dhamma atau Sangha, dan kalian marah atau tidak senang, dapatkah kalian mengetahui apakah yang mereka katakan itu benar atau salah?" "Tidak, Bhagava" "Jika orang lain menghinaKu, Dhamma atau Sangha, maka kalian harus menjelaskan apa yang tidak benar sebagai tidak benar, dengan mengatakan: 'Itu tidak benar, itu salah, itu bukan jalan kami,4 itu tidak ada pada kami.'"

1.6. "Jika orang lain memujiKu, Dhamma atau Sangha, [3] kalian tidak boleh gembira, bahagia atau senang akan hal itu. Jika kalian gembira, bahagia atau senang akan pujian itu, maka itu akan menjadi rintangan bagi kalian. Jika orang lain memujiKu, Dhamma atau Sangha, kalian harus mengakui kebenaran sebagai kebenaran, dengan mengatakan: 'Itu benar, itu tepat sekali, itu adalah jalan kami, itu ada pada kami.'"

--------------------------

saya persingkat menjadi sebuah peristiwa,


jika ada seseorang telah di tembak anak-panah dan tertusuk...."orang ini menderita"
orang ini mengetahui dengan pasti "bahwa penderitaan-nya ada karena anak-panah tertancap ditubuh-nya"

anak panah ini mencari obat, yang mampu mencabut anak-panah dari tubuh-nya.
apapun obat yang dicari-nya, tujuan nya adalah SATU.
yaitu "mencabut anak-panah"

sama hal nya kelahiran, membawa penderitaan...tanpa kelahiran tidak ada penderitaan....
demikian kemana-pun orang ini berguru...mencari pertapa atau pendeta/pastor/ustad/brahmana/dewa/dewi/bikkhu/bikkhuni/atau orang jahat sekalipun...
tujuan nya tetap sama "bebas dari kelahiran"

----
nah,bagaimana jika ada seseorang tertancap anak-panah, kemudian orang tersebut "tidak-mengetahui dengan pasti dirinya sedang menderita atau tidak, atau bahkan jika orang ini mengetahui bahwa penyebab derita nya adalah anak-panah ini tertancap di tubuh-nya

orang ini mencari obat, walau dari mana pun juga,
tetapi berpikir"saya tidak tahu pasti saya sedang menderita atau tidak"
atau kah orang ini berpikir "saya sedang menderita, tetapi saya tidak tahu dari mana sumber derita-nya"

apakah orang ini dapat menemukan obat yang cocok?

atau bahkan "ketika dia mengetahui sedang menderita akibat anak-panah" dirinya bukan mencari jalan mencabut anak-panah...tetapi mencari jalan untuk menancapkan anak-panah ke-2x-nya atau bahkan lebih,
dan berpikir "mungkin sakit ini bisa teratasi dengan membuat badan menjadi kebal dengan rasa sakit."


demikian seperti dikatakan Ven,Ajahn Chah,
gatal di kepala, garuk nya di pantat.


oleh karena itu "seseorang" yang telah pergi ke-ancol, mengetahui dengan pasti Ancol seperti apa..
tidak lah mungkin berpikir
"yang saya lihat ini masih khayalan,dan orang lain semua melihat nya belum tentu sama seperti saya"

sama seperti seseorang yang telah menyelami realita "penderitaan=kelahiran" apakah seseorang ini masih bisa berpikir "yang saya alami ini belum nyata masih khayalan, dan orang lain juga belum tentu berpikir sama?"

maka oleh itu saudara Coedabgf yang bijak,ketika saya mengganti pertanyaan.
Quote
kalimat nya mengartikan menjadi :
jadi kesementaraan / ketidakkekalan bukan nyata menurut anda?
ataukah kalimat nya mengartikan menjadi
"kesementaraan yang dicapai saat ini belum menujukkan jawaban sebenar-benar-nya"

sebenarnya yang saya tanyakan disitu, adalah
"jika  penderitaan=kelahiran bukan realita atau kebenaran sejati, lantas kebenaran sejati itu apa?
hanya saja pertanyaan ini agaknya menyudutkan member dan tidak sejalan rule forum.

dikarenakan anda mengatakan "semua" ini bukan kebenaran sejati, berati anda tahu "kebenaran sejati".. tetapi jika saya tanyakan kepada anda lalu anda mengatakan "bahwa saya juga masih belum mengetahui"

mengapa anda katakan "semua ini bukan kebenaran sejati"?

ibarat anda belum pernah memakan garam, lalu saya katakan garam itu asin, anda bilang bukan...
kemudian saya lanjutkan "anda sudah pernah makan garam?, lalu anda bilang belum....
dari mana jawaban "bukan-nya"

inilah pandangan berbelit-belit.


mohon maaf kan saya jika tidak berkenaan...
semoga kita bukan menambah kebencian, bahkan menambah wawasan bagaimana hebat nya cinta kasih.
salam metta.
« Last Edit: 01 April 2009, 04:13:29 PM by marcedes »
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #29 on: 01 April 2009, 04:12:46 PM »
[...]
sebenarnya yang saya tanyakan disitu, adalah
"jika  penderitaan=kelahiran bukan realita atau kebenaran sejati, lantas kebenaran sejati itu apa?
hanya saja pertanyaan ini agaknya menyudutkan member dan tidak sejalan rule forum.

Silahkan ditanyakan saja.
Dalam diskusi 2 argumen berbeda, pasti argumen yang satu menyudutkan yang lain. Selama yang disudutkan bukan pribadi dan masih relevan dengan konteks yang dibahas, tidak melanggar rule forum kok.

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #30 on: 01 April 2009, 04:14:53 PM »
[...]
sebenarnya yang saya tanyakan disitu, adalah
"jika  penderitaan=kelahiran bukan realita atau kebenaran sejati, lantas kebenaran sejati itu apa?
hanya saja pertanyaan ini agaknya menyudutkan member dan tidak sejalan rule forum.

Silahkan ditanyakan saja.
Dalam diskusi 2 argumen berbeda, pasti argumen yang satu menyudutkan yang lain. Selama yang disudutkan bukan pribadi dan masih relevan dengan konteks yang dibahas, tidak melanggar rule forum kok.

terima kasih atas info - nya
salam metta.
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #31 on: 01 April 2009, 05:03:31 PM »

saudara Marcedes yang baik,
Mohon dijelaskan lebih lanjut apa inti pertanyaan saudara, karena seseorang yang telah "melihat realita yang sesungguhnya" tak akan ada keraguan terhadap pengalaman yang dilihatnya/dialaminya.

Ia masih mungkin ragu terhadap hal-hal lain atau berbicara untuk menghilangkan keraguan orang lain atau mengemukakan pandangan orang lain yang merasa ragu, tetapi ia sendiri tak akan mengemukakan keraguan terhadap apa yang dialaminya.

Sama perumpamaan seseorang yang telah pergi ke Ancol, ia tak akan ragu mengenai Ancol, bahwa ada ancol, ada jalan ke Ancol.

Tetapi ia masih mungkin berbicara dari sudut pandang orang yang merasa ragu apakah Ancol ada atau tidak ada (hanya sekedar supaya pembicaraan nyambung), apakah ada jalan ke Ancol dsbnya. Tetapi ia sendiri tak akan ragu terhadap apa yang sudah dialaminya.

Umpamanya bila dia berbicara dengan orang yang tak percaya bahwa ada Ancol:
-"Saya mengerti anda beranggapan bahwa Ancol tidak ada"
- "Bagi orang yang percaya Ancol ada itu merupakan spekulasi, bagi orang yang tak percaya Ancol ada juga merupakan spekulasi"
- "Oleh karena itu yang terbaik adalah mencoba menyelidiki sendiri"

Apakah dengan pernyataan itu mencerminkan bahwa ia merasa tidak yakin dengan apa yang dialaminya?

sukhi hotu,
 _/\_
sahabat Fabian C yang bijak,
maka oleh sebab itu, saya mempertanyakan "apakah kelahiran=penderitaan menurut semua disini"?

saya menyatakan demikian, dikarenakan tidak ada keraguan sama sekali dalam pandangan saya bahwa "kelahiran = penderitaan"
saya sangat yakin pernyataan ini dikarenakan memang sesuai kenyataan yang saya lihat.
bukan spekulasi, atau mengada-ngada atau khayalan tingkat tinggi.

======================

masalah mengapa disebut ada keraguan...


Quote
Apakah perkataan percaya atau tidak percaya relevan bagi mereka yang telah mengalami? Perkataan percaya atau tidak percaya relevan bagi mereka yang belum mengalami.

ini sama seperti yang saya ungkapkan...
pemikiran dimana "percaya atau tidak, dan "kelahiran=penderitaan relevan bagi siapa pun" adalah orang yang "belum" mengalami realita.

sedangkan seseorang yang "telah" mengalami nya tidak akan mungkin berpikir demikian.


dan menurut Saudara Coedabgf mungkin(dan mudah-mudahan tidak seperti yang saya harapkan), disitu semua disini hanya masih "awam" dan tidak ada yang tercerahkan....jadi berdiskusi dengan menggunakan berbagai kata- apapun "di-anggap-nya" adalah teori saja...tanpa realita...

maka oleh sebab itu saya berani mempernyatakan bahwa "kelahiran = penderitaan"

1.5. "Para bhikkhu, jika seseorang menghinaKu, Dhamma atau Sangha, [3] kalian tidak boleh marah, tersinggung atau terganggu akan hal itu. Jika kalian marah atau tidak senang akan penghinaan itu, maka itu akan menjadi rintangan bagi kalian. Karena jika orang lain menghinaKu, Dhamma atau Sangha, dan kalian marah atau tidak senang, dapatkah kalian mengetahui apakah yang mereka katakan itu benar atau salah?" "Tidak, Bhagava" "Jika orang lain menghinaKu, Dhamma atau Sangha, maka kalian harus menjelaskan apa yang tidak benar sebagai tidak benar, dengan mengatakan: 'Itu tidak benar, itu salah, itu bukan jalan kami,4 itu tidak ada pada kami.'"

1.6. "Jika orang lain memujiKu, Dhamma atau Sangha, [3] kalian tidak boleh gembira, bahagia atau senang akan hal itu. Jika kalian gembira, bahagia atau senang akan pujian itu, maka itu akan menjadi rintangan bagi kalian. Jika orang lain memujiKu, Dhamma atau Sangha, kalian harus mengakui kebenaran sebagai kebenaran, dengan mengatakan: 'Itu benar, itu tepat sekali, itu adalah jalan kami, itu ada pada kami.'"

--------------------------

saya persingkat menjadi sebuah peristiwa,


jika ada seseorang telah di tembak anak-panah dan tertusuk...."orang ini menderita"
orang ini mengetahui dengan pasti "bahwa penderitaan-nya ada karena anak-panah tertancap ditubuh-nya"

anak panah ini mencari obat, yang mampu mencabut anak-panah dari tubuh-nya.
apapun obat yang dicari-nya, tujuan nya adalah SATU.
yaitu "mencabut anak-panah"

sama hal nya kelahiran, membawa penderitaan...tanpa kelahiran tidak ada penderitaan....
demikian kemana-pun orang ini berguru...mencari pertapa atau pendeta/pastor/ustad/brahmana/dewa/dewi/bikkhu/bikkhuni/atau orang jahat sekalipun...
tujuan nya tetap sama "bebas dari kelahiran"

----
nah,bagaimana jika ada seseorang tertancap anak-panah, kemudian orang tersebut "tidak-mengetahui dengan pasti dirinya sedang menderita atau tidak, atau bahkan jika orang ini mengetahui bahwa penyebab derita nya adalah anak-panah ini tertancap di tubuh-nya

orang ini mencari obat, walau dari mana pun juga,
tetapi berpikir"saya tidak tahu pasti saya sedang menderita atau tidak"
atau kah orang ini berpikir "saya sedang menderita, tetapi saya tidak tahu dari mana sumber derita-nya"

apakah orang ini dapat menemukan obat yang cocok?

atau bahkan "ketika dia mengetahui sedang menderita akibat anak-panah" dirinya bukan mencari jalan mencabut anak-panah...tetapi mencari jalan untuk menancapkan anak-panah ke-2x-nya atau bahkan lebih,
dan berpikir "mungkin sakit ini bisa teratasi dengan membuat badan menjadi kebal dengan rasa sakit."


demikian seperti dikatakan Ven,Ajahn Chah,
gatal di kepala, garuk nya di pantat.


oleh karena itu "seseorang" yang telah pergi ke-ancol, mengetahui dengan pasti Ancol seperti apa..
tidak lah mungkin berpikir
"yang saya lihat ini masih khayalan,dan orang lain semua melihat nya belum tentu sama seperti saya"

sama seperti seseorang yang telah menyelami realita "penderitaan=kelahiran" apakah seseorang ini masih bisa berpikir "yang saya alami ini belum nyata masih khayalan, dan orang lain juga belum tentu berpikir sama?"

maka oleh itu saudara Coedabgf yang bijak,ketika saya mengganti pertanyaan.
Quote
kalimat nya mengartikan menjadi :
jadi kesementaraan / ketidakkekalan bukan nyata menurut anda?
ataukah kalimat nya mengartikan menjadi
"kesementaraan yang dicapai saat ini belum menujukkan jawaban sebenar-benar-nya"

sebenarnya yang saya tanyakan disitu, adalah
"jika  penderitaan=kelahiran bukan realita atau kebenaran sejati, lantas kebenaran sejati itu apa?
hanya saja pertanyaan ini agaknya menyudutkan member dan tidak sejalan rule forum.

dikarenakan anda mengatakan "semua" ini bukan kebenaran sejati, berati anda tahu "kebenaran sejati".. tetapi jika saya tanyakan kepada anda lalu anda mengatakan "bahwa saya juga masih belum mengetahui"

mengapa anda katakan "semua ini bukan kebenaran sejati"?

ibarat anda belum pernah memakan garam, lalu saya katakan garam itu asin, anda bilang bukan...
kemudian saya lanjutkan "anda sudah pernah makan garam?, lalu anda bilang belum....
dari mana jawaban "bukan-nya"

inilah pandangan berbelit-belit.


mohon maaf kan saya jika tidak berkenaan...
semoga kita bukan menambah kebencian, bahkan menambah wawasan bagaimana hebat nya cinta kasih.
salam metta.

Saudara marcedes yang baik,
Nampaknya ada salah paham disini, saya tak pernah mengatakan bahwa terlahir bukan dukkha, bukan hanya waktu terlahir, waktu kita berada dalam kandunganpun juga sudah dukkha.

Setiap saat kita mengalami dukkha, tetapi tidak banyak orang yang menyadari hal ini. Bagi orang yang tak pernah melihat dukkha atau yang membutakan matanya terhadap dukkha, maka dukkha baginya tidak lebih dari suatu khayalan (ini bisa juga disebabkan motif diskusi mencari pembenaran bukan mencari kebenaran), karena ia tidak lagi berbicara dari segi realitas sesungguhnya berdasarkan apa yang dialaminya, tetapi berdasarkan buku dan menolak kenyataan yang terjadi pada dirinya sendiri.

Kita bisa melihat contoh orang-orang yang mengalami bencana, mereka berusaha menghibur diri, menyangkal diri sendiri dengan mengatakan bahwa bencana itu adalah suatu "cobaan" yang merupakan berkah, ia bahkan mungkin berterima kasih dan mengatakan ia berbahagia terhadap cobaan ini dengan alasan Tuhan masih memperhatikannya dengan memberikan "cobaan"

Pernahkah saudara Marcedes menemui orang seperti ini?

Bantahan saya pada postingan sebelumnya saya tujukan kepada orang-orang yang menganggap bahwa tidak ada orang suci di dunia ini.
Memang pada jaman tiada Sammasambuddha sulit menemui orang suci, tetapi sekarang adalah jaman dimana ajaran Sang Buddha Gotama masih mudah didapatkan, sehingga masih banyak orang suci bertebaran, bahkan hingga saat ini.

Tetapi bagaimana kita bisa membuktikan hal itu ? Oleh karena itu walaupun dalam hati nurani kita tidak menerima (termasuk saya juga tidak sependapat bila dikatakan pada jaman sekarang tak ada orang suci di dunia ini) tetapi dengan pahit kita harus mengakui bahwa kita tak dapat membuktikan bahwa banyak orang suci di dunia ini.. ya kan...? Argumen apapun yang kita ajukan dengan mudah ditolak.

Oleh karena itu jalan paling baik bagi orang-orang yang tidak percaya untuk membuktikan sendiri...demikian juga orang yang percaya...

Sehingga tidak lagi terombang-ambing, percaya... tidak percaya.... karena ia sudah membuktikan sendiri.

Semoga menjadi jelas

sukhi hotu,

 _/\_
« Last Edit: 01 April 2009, 05:08:00 PM by fabian c »
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #32 on: 01 April 2009, 07:28:24 PM »
Saudara marcedes yang baik,
Nampaknya ada salah paham disini, saya tak pernah mengatakan bahwa terlahir bukan dukkha, bukan hanya waktu terlahir, waktu kita berada dalam kandunganpun juga sudah dukkha.

Setiap saat kita mengalami dukkha, tetapi tidak banyak orang yang menyadari hal ini. Bagi orang yang tak pernah melihat dukkha atau yang membutakan matanya terhadap dukkha, maka dukkha baginya tidak lebih dari suatu khayalan (ini bisa juga disebabkan motif diskusi mencari pembenaran bukan mencari kebenaran), karena ia tidak lagi berbicara dari segi realitas sesungguhnya berdasarkan apa yang dialaminya, tetapi berdasarkan buku dan menolak kenyataan yang terjadi pada dirinya sendiri.

Kita bisa melihat contoh orang-orang yang mengalami bencana, mereka berusaha menghibur diri, menyangkal diri sendiri dengan mengatakan bahwa bencana itu adalah suatu "cobaan" yang merupakan berkah, ia bahkan mungkin berterima kasih dan mengatakan ia berbahagia terhadap cobaan ini dengan alasan Tuhan masih memperhatikannya dengan memberikan "cobaan"

Pernahkah saudara Marcedes menemui orang seperti ini?

Bantahan saya pada postingan sebelumnya saya tujukan kepada orang-orang yang menganggap bahwa tidak ada orang suci di dunia ini.
Memang pada jaman tiada Sammasambuddha sulit menemui orang suci, tetapi sekarang adalah jaman dimana ajaran Sang Buddha Gotama masih mudah didapatkan, sehingga masih banyak orang suci bertebaran, bahkan hingga saat ini.

Tetapi bagaimana kita bisa membuktikan hal itu ? Oleh karena itu walaupun dalam hati nurani kita tidak menerima (termasuk saya juga tidak sependapat bila dikatakan pada jaman sekarang tak ada orang suci di dunia ini) tetapi dengan pahit kita harus mengakui bahwa kita tak dapat membuktikan bahwa banyak orang suci di dunia ini.. ya kan...? Argumen apapun yang kita ajukan dengan mudah ditolak.

Oleh karena itu jalan paling baik bagi orang-orang yang tidak percaya untuk membuktikan sendiri...demikian juga orang yang percaya...

Sehingga tidak lagi terombang-ambing, percaya... tidak percaya.... karena ia sudah membuktikan sendiri.

Semoga menjadi jelas

sukhi hotu,

 _/\_
sahabat fabian, bukan anda yang saya maksudkan disitu...
tetapi kepada saudara coedabgf. mungkin lebih tepat nya "anda lah yang salah paham" ^^


pertanyaan saya kepada anda, adalah
Quote
saudara fabian yang bijak,,
kalau ada seseorang sudah mengalami dan menilai sendiri realita, tetapi disitu ada "keraguan" dimana kenyataan yang terjadi tidak sama yang dipikiran...
itu disebut apa?

salam metta namaste

atau lebih disederhanakan menjadi
disebut apakah "orang ini" apabila setelah makan garam dan merasa ASIN, tetapi masih ada keraguan bahwa dan berpikir "apa memang rasa garam asin?"
padahal dipikirnya sebelum memakan garam adalah "netral alias tidak ada rasa apa-apa"



Quote
Setiap saat kita mengalami dukkha, tetapi tidak banyak orang yang menyadari hal ini. Bagi orang yang tak pernah melihat dukkha atau yang membutakan matanya terhadap dukkha, maka dukkha baginya tidak lebih dari suatu khayalan (ini bisa juga disebabkan motif diskusi mencari pembenaran bukan mencari kebenaran), karena ia tidak lagi berbicara dari segi realitas sesungguhnya berdasarkan apa yang dialaminya, tetapi berdasarkan buku dan menolak kenyataan yang terjadi pada dirinya sendiri.

Kita bisa melihat contoh orang-orang yang mengalami bencana, mereka berusaha menghibur diri, menyangkal diri sendiri dengan mengatakan bahwa bencana itu adalah suatu "cobaan" yang merupakan berkah, ia bahkan mungkin berterima kasih dan mengatakan ia berbahagia terhadap cobaan ini dengan alasan Tuhan masih memperhatikannya dengan memberikan "cobaan"

Pernahkah saudara Marcedes menemui orang seperti ini?
ya, itu yang saya maksudkan, ketika seseorang belum pernah melihat dukkha, mereka akan menolak penyataan bahwa kelahiran = dukkha"

sama seperti menolak bahwa rasa garam adalah ASIN.
orang seperti ini adalah seperti contoh saya...

Quote
nah,bagaimana jika ada seseorang tertancap anak-panah, kemudian orang tersebut "tidak-mengetahui dengan pasti dirinya sedang menderita atau tidak, atau bahkan jika orang ini mengetahui bahwa penyebab derita nya adalah anak-panah ini tertancap di tubuh-nya

orang ini mencari obat, walau dari mana pun juga,
tetapi berpikir"saya tidak tahu pasti saya sedang menderita atau tidak"
atau kah orang ini berpikir "saya sedang menderita, tetapi saya tidak tahu dari mana sumber derita-nya"

apakah orang ini dapat menemukan obat yang cocok?

atau bahkan "ketika dia mengetahui sedang menderita akibat anak-panah" dirinya bukan mencari jalan mencabut anak-panah...tetapi mencari jalan untuk menancapkan anak-panah ke-2x-nya atau bahkan lebih,
dan berpikir "mungkin sakit ini bisa teratasi dengan membuat badan menjadi kebal dengan rasa sakit."
orang ini tidak tahu persis ataukah tahu persis apa yang membuat nya menderita....tetapi mencari obat menghilangkan penderitaan....adalah hal gatal di kepala tetapi garuk dipantat.

dan jika anda saudara fabian bertanya apakah saya pernah bertemu dengan orang seperti ini.....
jawabannya adalah saya adalah orang nya dahulu dan memang agama yang saya anut adalah agama yang identik dengan "cobaan" pada waktu itu....
bahkan pada waktu itu saya adalah "pengurus dan aktivis gerej* selama kurang lebih 3 thn.

coba banyangkan sudah 3 tahun tenggelam dalam khayalan,akan tetapi sebelum 3 tahun itu juga lebih parah lagi....
jadi jangan tanyakan lagi agama apa yang saya anut sebelum nasran*


Quote
Bantahan saya pada postingan sebelumnya saya tujukan kepada orang-orang yang menganggap bahwa tidak ada orang suci di dunia ini.
Memang pada jaman tiada Sammasambuddha sulit menemui orang suci, tetapi sekarang adalah jaman dimana ajaran Sang Buddha Gotama masih mudah didapatkan, sehingga masih banyak orang suci bertebaran, bahkan hingga saat ini.

Tetapi bagaimana kita bisa membuktikan hal itu ? Oleh karena itu walaupun dalam hati nurani kita tidak menerima (termasuk saya juga tidak sependapat bila dikatakan pada jaman sekarang tak ada orang suci di dunia ini) tetapi dengan pahit kita harus mengakui bahwa kita tak dapat membuktikan bahwa banyak orang suci di dunia ini.. ya kan...? Argumen apapun yang kita ajukan dengan mudah ditolak.

Oleh karena itu jalan paling baik bagi orang-orang yang tidak percaya untuk membuktikan sendiri...demikian juga orang yang percaya...
namaste
kata-kata anda itu sudah saya tulis berkali-kali dalam bentuk bahasa berbeda

dimana ketika saudara Coedabgf yang bijak menuliskan syair - nya
dan saya me-reply dengan
"pemikiran seperti ini, hanya ada pada orang "awam" yang belum melihat kenyataan"

mengapa?
karena orang yang sudah melihat kenyataan, mana mungkin berkata "disini semua khayalan"

ibarat orang buta berkata "semua disini warna hitam"

apa orang yang mata nya masih baik, mengatakan demikian?
tentu tidak mungkin...

maka dari itu saya mengatakan "pemikiran itu" hanya dimiliki orang "awam" saja yang belum melihat kenyataan.
sama seperti orang buta yang hanya melihat semua hitam....dan berkata "yang saya lihat kenyataan"
tetapi tidak sadar dirinya sedang "buta"


Quote
Oleh karena itu jalan paling baik bagi orang-orang yang tidak percaya untuk membuktikan sendiri...demikian juga orang yang percaya...

Sehingga tidak lagi terombang-ambing, percaya... tidak percaya.... karena ia sudah membuktikan sendiri.
sebuah diskusi tentu baik jika ada persamaan dalam sebuah titik tengah...karena tanpa itu diskusi tidak akan mendapatkan jawaban.

nah, untuk mendapatkan titik tengah itu...saya merumuskan sebuah pertanyaan
"apakah kelahiran=penderitaan?"
inilah titik tengah yang saya rumuskan....

ketika semua umat mahayana sudah mengatakan "tidak" maka dari awalnya sudah saya stop membahas ini.
makanya ketika saudara Edward mengatakan "YA" , maka saya menujukkan jawabannya itu ber-kotradiksi dengan yang di pelajari mahayana.

karena mana ada orang yang sudah tahu bahwa "kelahiran=penderitaan", tetapi masih ingin lahir lagi? apakah orang ini bijak?
seperti contoh saya....
sudah tertusuk anak panah, dan mengatakan "saya menderita karena anakpanah ini"
akan tetapi bukan mencari cara untuk mencabut anak-panah, melainkan mencari cara MENUSUK kan lagi sampai 2 atau lebih.

sudah tahu "kelahiran=penderitaan", tetapi masih mau lahir lagi 2x atau lebih.
apakah kebahagiaan yang dicari? bagian mana kebahagiaan itu?

"ada penderitaan tetapi tidak ada yang menderita
ada jalan tetapi tidak ada yang menempuh-nya
ada nibbana tetapi tidak ada yang mencapai-nya"



================
masalah mengapa saya munculkan brahmajala sutta.. ^^
disitu cukup jelas

ketika "saya mempertanyakan bahwa apakah garam rasa-nya asin"
saudara coedabgf menjawab
Quote
Semua (masih) hanyalah kekhayalan
Mau keluar kekhayalan memakai kekhayalan
Menyelami yang sejati (masih) terikat pada yang terkondisi
Menilai yang Mutlak dari (keterbatasan) pengalaman persepsi kemelekatan (pada) yang sementara
jadi kebenaran sejati itu seperti apa?
karena seandai-nya kalau anda bilang "tidak tahu" mengapa anda mengatakan bahwa itu "semua khayalan"

ini sama persis dengan masalah "rahasia Tuh*n"
ketika kita bertanya jauh kepada seorang pendet*, maka pendet* berkata "ini rahasia Tuha*"
berarti pendet* tersebut tahu persis rahasia-nya.

jadi sebaiknya kepada saudara coedabgf membocorkan sedikit, "kebenaran sejati itu apa" kepada kita semua.
^^


salam metta.
« Last Edit: 01 April 2009, 07:32:51 PM by marcedes »
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline coedabgf

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 946
  • Reputasi: -2
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #33 on: 01 April 2009, 09:32:29 PM »
bro mercedes.., makanya saya bilang beda kan... tuh, menunjuk (menyatakan pada pribadi bukan secara umum) dengan mempertanyakan.
klo mempertanyakan itu menimbulkan suatu pencarian atau pembuktian. Klo karena ada kelekatan keakuan, menunjuk/pernyataan bisa-bisa sifatnya subyektif (sedikit kearah fanatisme, keyakinan yang menggebu-gebu), padahal bukan karena keraguan pada keyakinan yang sedang dijalani, tetapi bro fabian melihat secara obyektif tentang kemungkinan masih adanya sikap spekulatif.
iKuT NGeRumPI Akh..!

Offline coedabgf

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 946
  • Reputasi: -2
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #34 on: 01 April 2009, 09:34:35 PM »
untuk jawaban pertanyaan bor mercedes dan fabian, sabar dulu...... saya lagi gak bisa lama di kompinya.
iKuT NGeRumPI Akh..!

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #35 on: 01 April 2009, 11:00:08 PM »
bro mercedes.., makanya saya bilang beda kan... tuh, menunjuk (menyatakan pada pribadi bukan secara umum) dengan mempertanyakan.
klo mempertanyakan itu menimbulkan suatu pencarian atau pembuktian. Klo karena ada kelekatan keakuan, menunjuk/pernyataan bisa-bisa sifatnya subyektif (sedikit kearah fanatisme, keyakinan yang menggebu-gebu), padahal bukan karena keraguan pada keyakinan yang sedang dijalani, tetapi bro fabian melihat secara obyektif tentang kemungkinan masih adanya sikap spekulatif.
sahabat coedabgf,
saya menanti jawaban anda...^^

masalah saudara fabian melihat spekulatif, saya langsung saja tanyakan
"apakah pandangan (kelahiran = penderitaan) merupakan kenyataan atau khayalan?"
silahkan saudara fabian jawab sendiri..

salam metta.
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #36 on: 02 April 2009, 04:27:15 PM »
bro mercedes.., makanya saya bilang beda kan... tuh, menunjuk (menyatakan pada pribadi bukan secara umum) dengan mempertanyakan.
klo mempertanyakan itu menimbulkan suatu pencarian atau pembuktian. Klo karena ada kelekatan keakuan, menunjuk/pernyataan bisa-bisa sifatnya subyektif (sedikit kearah fanatisme, keyakinan yang menggebu-gebu), padahal bukan karena keraguan pada keyakinan yang sedang dijalani, tetapi bro fabian melihat secara obyektif tentang kemungkinan masih adanya sikap spekulatif.

Saudara Coedabgf yang baik,

Sikap spekulatif hanya milik orang-orang yang tak pernah melihat atau tak pernah mengalami atau tak mengerti atau berusaha mencari pembenaran.

Saya tak menyalahkan sikap-sikap spekulatif (karena itu adalah hak individu), tetapi bukan berarti saya sependapat.

[at] saudara Marcedes yang baik,

Saya kira sudah clear, mungkin dapat menghindarkan salah paham jika lain kali ditambah [at]......

Semoga menjadi jelas.

Sukhi hotu

 _/\_
« Last Edit: 02 April 2009, 04:31:12 PM by fabian c »
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline coedabgf

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 946
  • Reputasi: -2
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #37 on: 02 April 2009, 06:11:09 PM »
bro mercedes.., makanya saya bilang beda kan... tuh, menunjuk (menyatakan pada pribadi bukan secara umum) dengan mempertanyakan.
klo mempertanyakan itu menimbulkan suatu pencarian atau pembuktian. Klo karena ada kelekatan keakuan, menunjuk/pernyataan bisa-bisa sifatnya subyektif (sedikit kearah fanatisme, keyakinan yang menggebu-gebu), padahal bukan karena keraguan pada keyakinan yang sedang dijalani, tetapi bro fabian melihat secara obyektif tentang kemungkinan masih adanya sikap spekulatif.

Saya menjelaskan kutipan diatas berdasarkan kutipan dibawah ini bro fab.

menyatakan orang lain berspekulasi juga pernyataan yg spekulasi bukan ;D

Iya benar...setuju... Tapi... saya tak mengatakan siapa berspekulasi kan...? Sebab saya sendiri kadang-kadang juga berspekulasi tanpa saya sadari....  ;D  Kita hanya saling asah...asih...asuh...kan? (ceu Lily mode on...)   :)

Quote
Quote

Hanya orang yang telah menyelidiki dengan seksama (melalui teori dan praktek terarah) yang mengetahui apakah teori Dhamma spekulasi atau bukan...

nah.... yg menjadi permasalahan bukannya hal tersebut adalah spekulasi atau bukan...

tetapi apakah kita mau menyelidiki spekulasi tersebut dalam Dhamma sang Buddha.. itu yg jadi point.

Memang inilah maksud saya, kita jangan terburu-buru men-judge (mengenai Dhamma), kita coba buktikan... sebelum menilai...

Saya rasa rekan2 disini memang berhasrat tuk berehipassiko ria :D

so... dalam bahasa yg simpel... kita cukup mengingatkan untuk ehipassiko dan kalama sutta kan ;D


semoga ane ma ente faham :D

Agree... no preconceived idea... ehipassiko dan Kalama Sutta

semoga kita semua mendapatkan kemajuan spiritual...

sukhi hotu,

 _/\_


semoga ada kerendahan hati, kerelaan hati/berbesar hati juga.
iKuT NGeRumPI Akh..!

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #38 on: 02 April 2009, 08:24:22 PM »
bro mercedes.., makanya saya bilang beda kan... tuh, menunjuk (menyatakan pada pribadi bukan secara umum) dengan mempertanyakan.
klo mempertanyakan itu menimbulkan suatu pencarian atau pembuktian. Klo karena ada kelekatan keakuan, menunjuk/pernyataan bisa-bisa sifatnya subyektif (sedikit kearah fanatisme, keyakinan yang menggebu-gebu), padahal bukan karena keraguan pada keyakinan yang sedang dijalani, tetapi bro fabian melihat secara obyektif tentang kemungkinan masih adanya sikap spekulatif.

Saya menjelaskan kutipan diatas berdasarkan kutipan dibawah ini bro fab.

menyatakan orang lain berspekulasi juga pernyataan yg spekulasi bukan ;D

Iya benar...setuju... Tapi... saya tak mengatakan siapa berspekulasi kan...? Sebab saya sendiri kadang-kadang juga berspekulasi tanpa saya sadari....  ;D  Kita hanya saling asah...asih...asuh...kan? (ceu Lily mode on...)   :)

Quote
Quote

Hanya orang yang telah menyelidiki dengan seksama (melalui teori dan praktek terarah) yang mengetahui apakah teori Dhamma spekulasi atau bukan...

nah.... yg menjadi permasalahan bukannya hal tersebut adalah spekulasi atau bukan...

tetapi apakah kita mau menyelidiki spekulasi tersebut dalam Dhamma sang Buddha.. itu yg jadi point.

Memang inilah maksud saya, kita jangan terburu-buru men-judge (mengenai Dhamma), kita coba buktikan... sebelum menilai...

Saya rasa rekan2 disini memang berhasrat tuk berehipassiko ria :D

so... dalam bahasa yg simpel... kita cukup mengingatkan untuk ehipassiko dan kalama sutta kan ;D


semoga ane ma ente faham :D

Agree... no preconceived idea... ehipassiko dan Kalama Sutta

semoga kita semua mendapatkan kemajuan spiritual...

sukhi hotu,

 _/\_


semoga ada kerendahan hati, kerelaan hati/berbesar hati juga.

Saudara Coedabgf yang baik,

Saya maksudkan adalah sikap spekulatif orang-orang yang tak mendalami Dhamma (mungkin non-buddhis, umat awam, atau bisa juga bhikkhu). Sepanjang pengetahuan saya berusaha ber-ehipassiko, saya tidak melihat bahwa Dhamma bersifat spekulatif, apa yang saya alami dalam mempraktekkan Dhamma sejauh ini masih sejalan dengan apa yang tertulis di Tipitaka/atthakatha.

Sifat spekulatif biasanya dimiliki oleh mereka yang tak pernah melihat Dhamma atau tak pernah mengalami Dhamma atau tak mengerti Dhamma atau berusaha mencari pembenaran terhadap pendapat sendiri.

Dengan kata lain karena mereka tidak berusaha mempraktekkan atau mendalami Dhamma.

Ketika saya belum berusaha mempraktekkan Dhamma (bermeditasi) harus saya akui saya juga seorang spekulator. Sampai sekarang saya juga masih berspekulasi atas beberapa hal (misalnya: apakah alam dewa ada atau tidak ada dsbnya), Tetapi saya tidak lagi menjadi spekulator apakah mungkin perhatian kita menyatu dengan objek dalam meditasi? karena saya sudah mengalami.

Itu sebabnya saya memaklumi spekulasi terhadap Dhamma. Karena bila sudah melihat, mengalami, atau mendalami Dhamma maka ia secara otomatis bukan spekulator kan? ia lebih tepat disebut "eyewitness".

Semoga menjadi jelas,

sukhi hotu,

 _/\_
« Last Edit: 02 April 2009, 08:52:48 PM by fabian c »
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline ENCARTA

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 797
  • Reputasi: 21
  • Gender: Male
  • love letters 1945
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #39 on: 02 April 2009, 08:41:18 PM »
mereka yang tak pernah melihat Dhamma ?

tak pernah mengalami Dhamma ?

tak mengerti Dhamma ?

= Dengan kata lain karena mereka tidak berusaha mempraktekkan atau mendalami Dhamma.

===================================

Dhamma itu bagaimana? yg harus dilihat, mengalami, mengerti ?

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #40 on: 02 April 2009, 08:47:50 PM »
mereka yang tak pernah melihat Dhamma ?

tak pernah mengalami Dhamma ?

tak mengerti Dhamma ?

= Dengan kata lain karena mereka tidak berusaha mempraktekkan atau mendalami Dhamma.

===================================

Dhamma itu bagaimana? yg harus dilihat, mengalami, mengerti ?

Saudara Encarta,

Apakah saudara Encarta pernah bermeditasi memusatkan pikiran? misalnya pada keluar masuk napas (anapanasati?)

sukhi hotu,

 _/\_
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline ENCARTA

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 797
  • Reputasi: 21
  • Gender: Male
  • love letters 1945
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #41 on: 02 April 2009, 09:13:32 PM »
saudara fabian c yg sangat baik

saya tidak mengerti maksud dhamma nya , apa dhamma itu harus dirasakan dan mengetahuinya
seperti pertanyaan untuk salah satu dhamma, yg ini dhamma yg benar dan yg ini dhamma yg salah

Offline coedabgf

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 946
  • Reputasi: -2
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #42 on: 02 April 2009, 09:14:18 PM »
ya... saya mengerti bro fabian seperti yang anda tulis. saya hanya membantu menjelaskan kepada bro mercedes tentang pernyataannya kepada anda tentang kata 'keraguan', apa yang saya maksud seperti yang anda tulis.
kutipan tulisan anda :
'saya tidak melihat bahwa Dhamma bersifat spekulatif'
'apa yang saya alami dalam mempraktekkan Dhamma sejauh ini masih sejalan dengan apa yang tertulis di Tipitaka/atthakatha'
'Ketika saya belum berusaha mempraktekkan Dhamma (bermeditasi) harus saya akui saya juga seorang spekulator. Sampai sekarang saya juga masih berspekulasi atas beberapa hal (misalnya: apakah alam dewa ada atau tidak ada dsbnya), Tetapi saya tidak lagi menjadi spekulator apakah mungkin perhatian kita menyatu dengan objek dalam meditasi? karena saya sudah mengalami.'


kutipan tulisan saya kepada bro mercedes :
bro mercedes.., makanya saya bilang beda kan... tuh, menunjuk (menyatakan pada pribadi bukan secara umum) dengan mempertanyakan.
klo mempertanyakan itu menimbulkan suatu pencarian atau pembuktian. Klo karena ada kelekatan keakuan, menunjuk/pernyataan bisa-bisa sifatnya subyektif (sedikit kearah fanatisme, keyakinan yang menggebu-gebu), padahal bukan karena keraguan pada keyakinan yang sedang dijalani, tetapi bro fabian melihat secara obyektif tentang kemungkinan masih adanya sikap spekulatif.

semoga tidak ada kesalah-pahaman di antara kita dan dia  _/\_  :))
iKuT NGeRumPI Akh..!

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #43 on: 02 April 2009, 09:35:45 PM »
bro mercedes.., makanya saya bilang beda kan... tuh, menunjuk (menyatakan pada pribadi bukan secara umum) dengan mempertanyakan.
klo mempertanyakan itu menimbulkan suatu pencarian atau pembuktian. Klo karena ada kelekatan keakuan, menunjuk/pernyataan bisa-bisa sifatnya subyektif (sedikit kearah fanatisme, keyakinan yang menggebu-gebu), padahal bukan karena keraguan pada keyakinan yang sedang dijalani, tetapi bro fabian melihat secara obyektif tentang kemungkinan masih adanya sikap spekulatif.
sahabat coedabgf,
saya menanti jawaban anda...^^

masalah saudara fabian melihat spekulatif, saya langsung saja tanyakan
"apakah pandangan (kelahiran = penderitaan) merupakan kenyataan atau khayalan?"
silahkan saudara fabian jawab sendiri..

salam metta.

Saudara Coedabgf yang baik,

Saya sependapat dengan Saudara Marcedes mengenai kelahiran=penderitaan, dan itu kenyataan, bukan khayalan, bagaimana dengan saudara Coeda?

Semoga tak ada kesalah pahaman diantara anda berdua   :))

sukhi hotu

 _/\_
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #44 on: 02 April 2009, 09:40:43 PM »
saudara fabian c yg sangat baik

saya tidak mengerti maksud dhamma nya , apa dhamma itu harus dirasakan dan mengetahuinya
seperti pertanyaan untuk salah satu dhamma, yg ini dhamma yg benar dan yg ini dhamma yg salah

Saudara Encarta yang baik,

Saya tak mau mengeluarkan pernyataan yang dianggap tendensius, Dhamma ini salah dan Dhamma itu benar. Tetapi saudara ingin mengetahui Dhamma yang saya maksud kan? Oleh karena itu saya ulangi lagi pertanyaannya.

Quote
Apakah saudara Encarta pernah bermeditasi memusatkan pikiran? misalnya pada keluar masuk napas (anapanasati?)

sukhi hotu

 _/\_
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline coedabgf

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 946
  • Reputasi: -2
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #45 on: 02 April 2009, 09:42:30 PM »
sabar...! tunggu saja waktunya masak, bisa muncul disini bisa muncul disana.  :))
« Last Edit: 02 April 2009, 09:44:31 PM by coedabgf »
iKuT NGeRumPI Akh..!

Offline ENCARTA

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 797
  • Reputasi: 21
  • Gender: Male
  • love letters 1945
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #46 on: 02 April 2009, 09:54:02 PM »
saudara fabian c yg sangat baik

kalau saya jawab apa bukan tendesius ^^

yah saya mencobanya dan tidak ada yg bisa saya dapat darinya. apa yg saya harap dapat dari meditasi anapanasati?

_/\_

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #47 on: 02 April 2009, 10:43:51 PM »
saudara fabian c yg sangat baik

kalau saya jawab apa bukan tendesius ^^

yah saya mencobanya dan tidak ada yg bisa saya dapat darinya. apa yg saya harap dapat dari meditasi anapanasati?

_/\_

Saudara Encarta yang baik,

Saya tidak menganggap jawaban saudara yang ini bersifat tendensius.
Bolehkah saya tahu apa yang tidak saudara dapatkan dari meditasi? Apa yang saudara harapkan dari meditasi Anapanasati?

sukhi hotu

 _/\_
« Last Edit: 02 April 2009, 10:45:24 PM by fabian c »
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #48 on: 02 April 2009, 10:52:24 PM »
saudara Coedabgf yang bijak,
saya masih menunggu jawaban anda....

saudara Encarta yang bijak,
tidak lah penting ini "dhamma" ini bukan "dhamma".....kata "dhamma" memiliki banyak arti disini sekarang...karena-nya lebih baik kalau memakai "kenyataan" sebagai "pengganti kata "dhamma"

bukankah ajaran buddha mengenai "Dhamma" itu semua sesuai "kenyataan."
jadi secara ringkas "Dhamma = kenyataan."

salam metta.
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline ENCARTA

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 797
  • Reputasi: 21
  • Gender: Male
  • love letters 1945
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #49 on: 02 April 2009, 11:11:18 PM »
saudara fabian c yg sangat baik

kalau saya jawab apa bukan tendesius ^^

yah saya mencobanya dan tidak ada yg bisa saya dapat darinya. apa yg saya harap dapat dari meditasi anapanasati?

_/\_

Saudara Encarta yang baik,

Saya tidak menganggap jawaban saudara yang ini bersifat tendensius.
Bolehkah saya tahu apa yang tidak saudara dapatkan dari meditasi? Apa yang saudara harapkan dari meditasi Anapanasati?

sukhi hotu

 _/\_

Saudara Fabian c yang baik

maaf jadi pertanyaan meditasi
kalau saya meditasi memakai cara anapanasati misalnya, saya cuma duduk diam memperhatikan nafas saya, dari mulai duduk dan hitungan tarikan nafas pertama, sampai saya bangun dari duduk bersila .
tidak ada perubahan , cuma duduk diam dan memperhatikan nafas saja :P
yang saya harapkan sih cuma.. ada yg berbeda saja. he..

 [at] marcedes yg bijak: dhamma adalah dhamma , kenyataan adalah kenyataan . makanya ada katanya
menurut saya sih tidak terlalu tepat. kenyataan masih termasuk dalam dhamma

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #50 on: 02 April 2009, 11:55:51 PM »
saudara fabian c yg sangat baik

kalau saya jawab apa bukan tendesius ^^

yah saya mencobanya dan tidak ada yg bisa saya dapat darinya. apa yg saya harap dapat dari meditasi anapanasati?

_/\_

Saudara Encarta yang baik,

Saya tidak menganggap jawaban saudara yang ini bersifat tendensius.
Bolehkah saya tahu apa yang tidak saudara dapatkan dari meditasi? Apa yang saudara harapkan dari meditasi Anapanasati?

sukhi hotu

 _/\_

Saudara Fabian c yang baik

maaf jadi pertanyaan meditasi
kalau saya meditasi memakai cara anapanasati misalnya, saya cuma duduk diam memperhatikan nafas saya, dari mulai duduk dan hitungan tarikan nafas pertama, sampai saya bangun dari duduk bersila .
tidak ada perubahan , cuma duduk diam dan memperhatikan nafas saja :P
yang saya harapkan sih cuma.. ada yg berbeda saja. he..

 [at] marcedes yg bijak: dhamma adalah dhamma , kenyataan adalah kenyataan . makanya ada katanya
menurut saya sih tidak terlalu tepat. kenyataan masih termasuk dalam dhamma
dan dhamma termasuk dalam kenyataan. ^^
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline ENCARTA

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 797
  • Reputasi: 21
  • Gender: Male
  • love letters 1945
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #51 on: 03 April 2009, 09:23:48 AM »
dan dhamma termasuk dalam kenyataan. ^^

kenyataan masih banyak kemungkinan2. kalau pandangan kenyataan dalam buddhism mungkin saja adalah anatta
kalau kalimat kenyataan tapi bukan dhamma bagaimana (alias bukan dalam buddhism) ;D

Offline Hendra Susanto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.197
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • haa...
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #52 on: 03 April 2009, 10:18:47 AM »
 [at]  encarta

menurut pengalaman pribadi saya mengenai pengharapan dalam hasil bermeditasi malah menjadi semacam hambatan bagi saya, oleh karena itu saya melepaskan/membuang jauh2 setiap pengharapan saya, apa yang terjadi biarlah itu terjadi...

semoga diskusi ini berlanjut dengan nyaman

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #53 on: 04 April 2009, 12:06:43 PM »
saudara fabian c yg sangat baik

kalau saya jawab apa bukan tendesius ^^

yah saya mencobanya dan tidak ada yg bisa saya dapat darinya. apa yg saya harap dapat dari meditasi anapanasati?

_/\_

Saudara Encarta yang baik,

Saya tidak menganggap jawaban saudara yang ini bersifat tendensius.
Bolehkah saya tahu apa yang tidak saudara dapatkan dari meditasi? Apa yang saudara harapkan dari meditasi Anapanasati?

sukhi hotu

 _/\_

Saudara Fabian c yang baik

maaf jadi pertanyaan meditasi
kalau saya meditasi memakai cara anapanasati misalnya, saya cuma duduk diam memperhatikan nafas saya, dari mulai duduk dan hitungan tarikan nafas pertama, sampai saya bangun dari duduk bersila .
tidak ada perubahan
, cuma duduk diam dan memperhatikan nafas saja :P
yang saya harapkan sih cuma.. ada yg berbeda saja. he..

 [at] marcedes yg bijak: dhamma adalah dhamma , kenyataan adalah kenyataan . makanya ada katanya
menurut saya sih tidak terlalu tepat. kenyataan masih termasuk dalam dhamma


Saudara Encarta yang baik,

Boleh diperjelas apa yang saudara lakukan pada waktu duduk bermeditasi, berapa lama? apa yang saudara alami? (pertanyaan saya ini nanti berkaitan dengan topik Dhamma)

Sukhi hotu.

 _/\_
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline ENCARTA

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 797
  • Reputasi: 21
  • Gender: Male
  • love letters 1945
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #54 on: 04 April 2009, 12:12:40 PM »
saudara fabian c yg baik
meditasi anapanasati aye=
waktu mulai duduk dan memejamkan mata, memperhatikan nafas.. kosongkan pikiran, cukup memperhatikan nafas.
kalau ada imej datang coba tak dipikirkan, terus memperhatikan nafas.
nafas masuk yg panjang, nafas keluar yg pendek..
kelamaan tergantung.. paling top itu 1 jam

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #55 on: 04 April 2009, 12:27:50 PM »
saudara fabian c yg baik
meditasi anapanasati aye=
waktu mulai duduk dan memejamkan mata, memperhatikan nafas.. kosongkan pikiran, cukup memperhatikan nafas.
kalau ada imej datang coba tak dipikirkan, terus memperhatikan nafas.
nafas masuk yg panjang, nafas keluar yg pendek..
kelamaan tergantung.. paling top itu 1 jam

Saudara Encarta yang baik,

Apakah saudara mampu duduk satu jam, perintahkan pikiran agar tidak berpikir selama satu jam?

sukhi hotu

 _/\_
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline ENCARTA

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 797
  • Reputasi: 21
  • Gender: Male
  • love letters 1945
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #56 on: 04 April 2009, 12:41:48 PM »
tentu saja tidak bisa, kadang-kadang keenakan mikir yg enak :P
apa anapanasati harus sati terus baru ada hasilnya?
masalanya saya melakukannya sama saja pengalamannya. yg bisa saya ingat cuma.. saya duduk dan melakukan pengamatan pada keluar masuk nafus, dan sedikit gambar2. sudah itu pergi tidur

Offline Gunawan

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 374
  • Reputasi: 28
  • Gender: Male
  • Siswa Berbaju Putih
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #57 on: 04 April 2009, 12:45:02 PM »
tentu saja tidak bisa, kadang-kadang keenakan mikir yg enak :P
apa anapanasati harus sati terus baru ada hasilnya?
masalanya saya melakukannya sama saja pengalamannya. yg bisa saya ingat cuma.. saya duduk dan melakukan pengamatan pada keluar masuk nafus, dan sedikit gambar2. sudah itu pergi tidur

Apakah Tahap Meditasi yang dilakukan oleh Bro Encarta masih Tahap Khanika Samadhi?
Yo kho Vakkali dhamma? passati so ma? passati; yo ma? passati so dhamma? passati.
Dhammañhi, vakkali, passanto ma? passati; ma? passanto dhamma? passati"

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #58 on: 04 April 2009, 01:15:56 PM »
tentu saja tidak bisa, kadang-kadang keenakan mikir yg enak :P
apa anapanasati harus sati terus baru ada hasilnya?
masalanya saya melakukannya sama saja pengalamannya. yg bisa saya ingat cuma.. saya duduk dan melakukan pengamatan pada keluar masuk nafus, dan sedikit gambar2. sudah itu pergi tidur

Saudara Encarta yang baik,

Ok, tidak bisa, saya setuju, sekarang saya bertanya apakah bila seseorang dalam meditasi berdoa kepada mahluk Adi Kuasa, meminta bantuan/karunianya, supaya pikirannya mau menurut, berhenti bila disuruh berhenti, apakah hal itu mungkin terjadi?

sukhi hotu,

 _/\_
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline ENCARTA

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 797
  • Reputasi: 21
  • Gender: Male
  • love letters 1945
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #59 on: 04 April 2009, 01:26:53 PM »
usaha sendiri?
he... apa yg saudara fabian c yg baik harapkan dari meditasi anapanasati?

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #60 on: 04 April 2009, 01:54:02 PM »
 :backtotopic: Please.

"Brahmajala Sutta - Pandangan Berbelit-belit"

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #61 on: 04 April 2009, 09:08:28 PM »
usaha sendiri?
he... apa yg saudara fabian c yg baik harapkan dari meditasi anapanasati?

Saudara Encarta yang baik,

Bagaimana menurut saudara Encarta, apakah pikiran yang berkelana dapat dihentikan dengan doa kepada mahluk Adikuasa? Apakah pikiran yang berhenti disebabkan oleh mahluk Adikuasa?

Pada waktu saya berlatih meditasi Anapanasati saya mengharapkan agar saya dapat mengikuti dan menguasai semua yang diajarkan oleh guru pembimbing saya pada waktu itu.

Saudara Encarta mengharapkan ada yang berbeda pada waktu duduk bermeditasi, apakah saudara Encarta tidak mendapatkan perbedaan pada waktu bermeditasi atau saudara Encarta sendiri yang tidak melihat perbedaan pada waktu saudara duduk bermeditasi?

sukhi hotu,

 _/\_
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #62 on: 04 April 2009, 09:15:26 PM »
:backtotopic: Please.

"Brahmajala Sutta - Pandangan Berbelit-belit"

Saudara kainyn yang baik,

Maaf agak berputar sedikit. Saya merasa pembahasan mengenai mahlluk AdiKuasa juga merupakan bagian dari sutta mengenai jaring-jaring Brahma.

Sebenarnya tujuannya untuk mencakup aspek yang mendukung topik diskusi ini,
agar perbedaan antara percaya, tidak percaya dan mengalami menjadi jelas.

sukhi hotu,

 _/\_
« Last Edit: 04 April 2009, 09:19:56 PM by fabian c »
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline ENCARTA

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 797
  • Reputasi: 21
  • Gender: Male
  • love letters 1945
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #63 on: 04 April 2009, 09:25:49 PM »
mahkluk adikuasa saya tidak percaya
kalau sesuatu yg belum saya paham yg berjumlah wah saya percaya ;D

perbedaan seperti apa yg saya harapkan..
kalau semua nya adalah sama
pandangan, doktrin, ajaran, copy paste. tidak ada hal yg baru :P

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #64 on: 04 April 2009, 09:57:47 PM »
mahkluk adikuasa saya tidak percaya
kalau sesuatu yg belum saya paham yg berjumlah wah saya percaya ;D

perbedaan seperti apa yg saya harapkan..
kalau semua nya adalah sama
pandangan, doktrin, ajaran, copy paste. tidak ada hal yg baru :P

Saudara Encarta yang baik,

Jawaban saudara Encarta nampaknya didasarkan pada kecenderungan pribadi yang merupakan hasil spekulasi, tetapi bila dicoba juga hasilnya akan seperti yang diduga saudara Encarta, yaitu pikiran yang berkelana tidak tergantung apakah kita berdoa kepada mahluk tertentu atau tidak, jadi selain diri kita tak ada mahluk lain yang dapat membantu kita mengendalikan pikiran kita sendiri. Oleh karena itu Sang Buddha mengatakan, "jadilah pulau pelindung bagi dirimu sendiri".

Jadi menurut kesimpulan saya bahwa saudara telah mengalami susahnya mengendalikan pikiran. Apakah hal ini sejalan atau tidak sejalan dengan yang dikatakan oleh Sang Buddha dalam Dhammapada, bahwa pikiran sukar dikendalikan dan mengembara sesukanya?

Mengenai poin susahnya mengendalikan pikiran, apakah saudara Encarta berada pada tataran orang yang percaya, tak percaya atau mengalami (eyewitness?).

Satu hal yang menjadi jelas yang saudara dapatkan adalah understanding bahwa: pikiran susah dikendalikan dan mengembara semaunya. Ini juga merupakan suatu bentuk kebijaksanaan yang didapat karena mempraktekkan meditasi.

Hal ini juga sesuai dengan yang tertulis dalam kitab suci Tipitaka bahwa buah dari bhavana (pengembangan batin salah satu diantaranya adalah berkembangnya panna/kebijaksanaan/pengertian/understanding.

Semoga keterangan ini bermanfaat,

Sukhi hotu,

 _/\_
« Last Edit: 04 April 2009, 10:00:20 PM by fabian c »
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline ENCARTA

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 797
  • Reputasi: 21
  • Gender: Male
  • love letters 1945
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #65 on: 04 April 2009, 11:41:59 PM »
saudara fabian yg baik.
menurut saya semuanya memang masih spekulasi, tanpa terkecuali ;D
(tujuan dari meditasi adalah untuk mencapai kesunyian yang indah, keheningan dan kejernihan pikiran.)
apa tidak bisa damai dengan mata terbuka? kenapa harus meditasi.. kalau memang sudah tahu hasil dari meditasi?

agama buddha adalah Philosophy bukan ?

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #66 on: 05 April 2009, 09:26:11 AM »
saudara fabian yg baik.
menurut saya semuanya memang masih spekulasi, tanpa terkecuali ;D
(tujuan dari meditasi adalah untuk mencapai kesunyian yang indah, keheningan dan kejernihan pikiran.)
apa tidak bisa damai dengan mata terbuka? kenapa harus meditasi.. kalau memang sudah tahu hasil dari meditasi?

agama buddha adalah Philosophy bukan?

Saudara Encarta yang baik,

Saya menghargai pendapat saudara, saya tak akan argue pendapat saudara, reply #32 untuk saudara Marcedes di thread yang sama ini, dan opening artikel yang baik dari saudara Marcedes mungkin boleh dipertimbangkan untuk dibaca ulang.

Philosophy atau bukan? shakespeare bilang: "A rose by any other name....."

Sampai bertemu dalam topik yang lain...Semoga kita semua tetap maju dalam Dhamma...

sukhi hotu,

 _/\_
« Last Edit: 05 April 2009, 09:29:08 AM by fabian c »
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline ENCARTA

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 797
  • Reputasi: 21
  • Gender: Male
  • love letters 1945
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #67 on: 05 April 2009, 09:41:23 AM »
terima kasih saudara fabian c yg baik

_/\_

:backtotopic: :P

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #68 on: 05 April 2009, 01:11:16 PM »
saya hanya menunggu jawaban dari seseorang yang telah mengetahui kebenaran sejati atas pertanyaan saya.
 _/\_

salam metta.
« Last Edit: 05 April 2009, 01:14:06 PM by marcedes »
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline ENCARTA

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 797
  • Reputasi: 21
  • Gender: Male
  • love letters 1945
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #69 on: 05 April 2009, 01:15:49 PM »
sejati adalah kosa kata yg unik :P

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #70 on: 06 April 2009, 09:02:26 AM »
:backtotopic: Please.

"Brahmajala Sutta - Pandangan Berbelit-belit"

Saudara kainyn yang baik,

Maaf agak berputar sedikit. Saya merasa pembahasan mengenai mahlluk AdiKuasa juga merupakan bagian dari sutta mengenai jaring-jaring Brahma.

Sebenarnya tujuannya untuk mencakup aspek yang mendukung topik diskusi ini,
agar perbedaan antara percaya, tidak percaya dan mengalami menjadi jelas.

sukhi hotu,

 _/\_

Bro fabian c, pembahasan mahluk adikuasa tentu saja masih dalam lingkup topiknya. Yang saya maksudkan sebelumnya adalah pembahasan tentang meditasinya (dan bukan ditujukan khusus kepada anda sendiri). Pengalaman dalam meditasi adalah bersifat pribadi dan sama halnya seperti doa kepada Tuhan, sulit untuk dijelaskan dan dibandingkan. Jadi lebih baik kita persempit pembahasan dalam batasan "konsep dan pandangan" saja.

Terima kasih untuk pengertiannya.
 _/\_

Offline coedabgf

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 946
  • Reputasi: -2
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #71 on: 06 April 2009, 09:11:34 AM »
dan jawaban saya sudah pindah tempat tuh.... 
bisa ngikutin gak?  ^-^
iKuT NGeRumPI Akh..!

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #72 on: 06 April 2009, 09:38:15 AM »
aku pusing bacanya....kekekek
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline coedabgf

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 946
  • Reputasi: -2
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #73 on: 06 April 2009, 09:44:12 AM »
klo pusing, moga-moga bisa mengalami (masak) pengalaman seperti pencerahan pustakawan YA Ananda tuh.  ;D
iKuT NGeRumPI Akh..!

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: brahmajala sutta - pandangan berbelit2
« Reply #74 on: 06 April 2009, 10:19:41 AM »
dan jawaban saya sudah pindah tempat tuh.... 
bisa ngikutin gak?  ^-^
pindah ke mana?
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

 

anything