//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: [Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha  (Read 17883 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
[Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha
« on: 13 March 2009, 04:41:20 PM »
Sehubungan dengan keberadaan Buddha Bar, yang sebetulnya motivasi dari si pemilik kita tidak tahu, banyak orang yang merasa "gurunya terhina", dan perlu semacam tindakan "mengembalikan kehormatan" entah dengan demonstrasi dan lainnya.

Berhubung di sutta Pali tidak ada bahasan tentang "patungnya", maka baiklah kita bicarakan "Buddhanya". Apakah yang Buddha lakukan ketika dirinya dihina?

Suatu ketika, Magandiya yang menyimpan dendam kepada Buddha, menyewa orang-orang kota untuk menghina Buddha yang masuk kota untuk menerima dana makanan. Mereka menyebutkan kata-kata seperti: "pencuri", "orang bodoh", "unta", "keledai", "penghuni neraka". Ananda, mendengar hal seperti ini, memohon pada Buddha agar pindah ke kota lain saja, namun Buddha menolaknya. Menurut Buddha, "di kota mana pun juga, kita bisa tetap dihina dan tidak tepat jika setiap bertemu masalah, kita menghindarinya. Lebih baik kita menyelesaikan masalah di mana masalah itu timbul". Lalu, sikap Buddha apakah yang diambil untuk menyelesaikan masalah? Buddha berkata:

"Bagaikan gajah di medan perang, bertahan dari panah, demikian juga saya akan bertahan dari penghinaan. Sesungguhnya, banyak orang yang tidak memiliki moralitas."

"Hanya gajah dan kuda terlatih yang dibawa ke kumpulan manusia; Raja hanya menunggangi gajah dan kuda terlatih. Yang termulia di antara manusia adalah yang telah jinak, yang bertahan dari penghinaan."

"Bagal, kuda keturunan murni, kuda dari Sindhu, dan gajah besar, adalah mulia hanya ketika mereka terlatih; tetapi seseorang yang telah menjinakkan dirinya dengan pengetahuan jalan, adalah jauh lebih mulia." (Dhammapada 320-322)

Mendengar kata-kata ini, orang-orang yang menghina Buddha menyadari kesalahannya dan menghormat kepada Buddha. Beberapa di antara mereka menjadi Sotapanna. Bisa dilihat bagaimana sikap mengendalikan diri demikian bermanfaat bagi orang lain.


Di lain waktu, seorang Brahmana dari Suku Bharadvaja yang marah karena banyak anggota sukunya menjadi pengikut Buddha, datang untuk menghina Buddha. Buddha mengatakan:
"Bagi yang tidak marah, seorang yang telah jinak, hidup tanpa gejolak, maka tidak ada kemarahan.
Dia menjadi tenang dan terbebaskan, mengetahui dengan benar.
Demikian juga tidak pantas untuk marah kepada orang yang marah kepadamu
Ia yang tidak membalas memarahi, telah memenangkan pertempuran yang sulit.
Ia memberikan manfaat bagi dirinya dan orang lain
Mengetahui seseorang marah, jika kamu menenangkan diri dengan penuh perhatian, kamu telah membantu dirimu sendiri dan orang lain.
Mereka yang tidak pandai dalam dhamma, berpikir orang (yang tidak membalas) demikian adalah bodoh." (Sagatha Vagga, Akkosaka Sutta.)

Kemudian Brahmana itu menjadi Bhikkhu dan kemudian menjadi Arahat. Demikianlah Buddha mengatakan bahwa jika kita tidak terusik walaupun diusik, tidak marah walaupun dibuat marah, maka kita bisa menjadi perlindungan bagi orang lain.



Kemudian akan timbul pertanyaan, bagaimanakah penghormatan terbaik yang bisa kita berikan? (Yang pasti bukan dengan namaskara 84.000 kali di depan rupang Buddha.)

Setelah pemberitahuan Buddha mengenai Parinibbana yang akan berlangsung dalam 3 bulan, banyak bhikkhu yang ingin selalu berada di dekat Buddha. Tetapi bhikkhu-bhikkhu seperti Attadattha, Tissa, dan Dhammarama, malah mengasingkan diri di hutan, dengan maksud mencapai buah tertinggi kehidupan suci (Arahatta) sebelum Buddha Parinibbana. Bhikkhu-bhikkhu yang tidak mengerti malah menuduh mereka tidak menghargai Buddha dan membawanya kepada Buddha. Tetapi Buddha berkata kepada mereka, "Para Bhikkhu, mereka yang mengasihi dan menghormatiku, harus bersikap seperti Attadattha. Kalian TIDAK menghormatiku dengan persembahan bunga, wangi-wangian dan dupa, dan datang menemuiku; kalian menghormatiku hanya dengan menjalankan dhamma yang telah saya ajarkan kepada kalian, yaitu Dhamma yang melampaui duniawi."

Demikian juga saat-saat menjelang mahaparinibbana itu, ada hujan bunga-bunga surgawi, nyanyian para dewa terdengar dan bunga yang sebelum musimnya mekar. Buddha mengatakan belum pernah ada penghormatan seperti itu, tetapi Bhikkhu, Bhikkhuni, Upasaka, Upasika mana pun yang mempraktikkan jalan Dhamma dengan sungguh-sungguh, ia telah memberikan penghormatan yang paling tinggi kepada Tathagata.

« Last Edit: 13 March 2009, 04:44:44 PM by Kainyn_Kutho »

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: [Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha
« Reply #1 on: 13 March 2009, 04:45:18 PM »
walau penolakan terhadap buddha bar bukan sebuah penghormatan tertinggi,

setidaknya ini juga sebagai wujud penghormatan.
i'm just a mammal with troubled soul



Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: [Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha
« Reply #2 on: 13 March 2009, 04:48:42 PM »
walau penolakan terhadap buddha bar bukan sebuah penghormatan tertinggi,

setidaknya ini juga sebagai wujud penghormatan.

Betul. Seperti orang yang mampu memberikan kain kualitas terbaik, namun tidak melakukannya dan hanya membawa kain robek untuk diberikan kepada gurunya.


Offline coedabgf

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 946
  • Reputasi: -2
Re: [Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha
« Reply #3 on: 13 March 2009, 04:51:56 PM »
kutipan :
Kalian TIDAK menghormatiku dengan persembahan bunga, wangi-wangian dan dupa, dan datang menemuiku; kalian menghormatiku hanya dengan menjalankan dhamma yang telah saya ajarkan kepada kalian, yaitu Dhamma yang melampaui duniawi.


klo aku berusaha menjelaskan/membagi pengetahuan sejalan dengan pengajaran guru Buddha berarti aku termasuk yang menghormati dong..., bukan karena dibilang umat atau yang (melakukan tindakan) menyembah?  :))
iKuT NGeRumPI Akh..!

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: [Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha
« Reply #4 on: 13 March 2009, 04:54:35 PM »
kutipan :
Kalian TIDAK menghormatiku dengan persembahan bunga, wangi-wangian dan dupa, dan datang menemuiku; kalian menghormatiku hanya dengan menjalankan dhamma yang telah saya ajarkan kepada kalian, yaitu Dhamma yang melampaui duniawi.


klo aku berusaha menjelaskan/membagi pengetahuan sejalan dengan pengajaran guru Buddha berarti aku termasuk yang menghormati dong..., bukan karena dibilang umat atau yang (melakukan tindakan) menyembah?  :))

Membagi pengetahuan yang benar juga merupakan penghormatan, namun penghormatan tertinggi adalah dengan "menjalankan" dhamma itu sendiri.

Offline coedabgf

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 946
  • Reputasi: -2
Re: [Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha
« Reply #5 on: 13 March 2009, 04:56:27 PM »
 _/\_ ya... om... kenyataan bukan mengenai.
iKuT NGeRumPI Akh..!

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: [Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha
« Reply #6 on: 13 March 2009, 07:25:32 PM »
walau penolakan terhadap buddha bar bukan sebuah penghormatan tertinggi,

setidaknya ini juga sebagai wujud penghormatan.

Betul. Seperti orang yang mampu memberikan kain kualitas terbaik, namun tidak melakukannya dan hanya membawa kain robek untuk diberikan kepada gurunya.



walau merasa mampu, namun biarlah kain robek ini menjadi penghangat sang Guru "sementara" selama saya mengambilkan kain sutra tersebut...
i'm just a mammal with troubled soul



Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: [Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha
« Reply #7 on: 14 March 2009, 09:02:31 AM »
walau merasa mampu, namun biarlah kain robek ini menjadi penghangat sang Guru "sementara" selama saya mengambilkan kain sutra tersebut...

Ya, silahkan. Itu 'kan pilihan masing-masing.
Ada mereka yang hidup dengan orientasi masa lalu berpikir, "Saya PERNAH memberikan yang terbaik";
ada juga mereka yang hidup dengan orientasi masa depan berpikir, "Saya NANTI AKAN memberikan yang terbaik";
dan ada yang berorientasi pada saat kini berpikir, "Saya SEKARANG memberikan yang terbaik yang bisa saya berikan (walaupun yang ada sekarang belum cukup baik)". 


Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: [Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha
« Reply #8 on: 14 March 2009, 10:35:23 PM »
To Moderator:
Menurut saya rasanya tidak tepat jika topik ini di satukan di forum Sutra/Sutta. Sepemahaman saya, forum sutra/sutta adalah forum untuk membahas secara obyektif sutra/sutta itu sendiri, sedangkan topik ini merupakan pembahasan perilaku dengan sutta sebagai penunjangnya/acuannya.

Selebihnya saya serahkan kepada kebijaksanaan moderator.
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: [Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha
« Reply #9 on: 16 March 2009, 08:31:53 AM »
To Moderator:
Menurut saya rasanya tidak tepat jika topik ini di satukan di forum Sutra/Sutta. Sepemahaman saya, forum sutra/sutta adalah forum untuk membahas secara obyektif sutra/sutta itu sendiri, sedangkan topik ini merupakan pembahasan perilaku dengan sutta sebagai penunjangnya/acuannya.

Selebihnya saya serahkan kepada kebijaksanaan moderator.

Karena ini adalah posisi "warisan" dan saya melihat banyak juga topik yang tidak spesifik membahas suatu sutta/sutra tertentu, tetapi suatu aspek kehidupan yang berhubungan dengan sutta/sutra (seperti topik "Membaca Sutta secara kritis" atau "kutipan sutta terindah menurut anda"), maka saya pikir tidak ada salahnya membahas permasalahan apa pun di sini selama pembicaraan berdasarkan atau berhubungan dengan suatu sutta/sutra (di topik ini saya membahas berdasarkan Dhammapada [Khuddaka Nikaya], Sagatha Vagga [Samyutta NIkaya], dan Mahaparinibbana Sutta [Digha Nikaya]), bukan hanya berdasarkan pendapat pribadi semata.

Terima Kasih untuk masukannya.


Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: [Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha
« Reply #10 on: 16 March 2009, 09:29:05 AM »
Sabbe danam, Dhammadanam jinnati

Dari semua dana, yg tertinggi adalah Dhammadana
Namun bukan berarti lalu menisbikan Amisadana dan Abhayadana.

Praktek yg selama ini sering terjadi adl memberikan dana secara pilih2, hny mau berdana kepada vihara/sesama buddhis saja
padahal tujuan dana adalah mengikis kemelekatan, yg seyogyanya dapat dilakukan secara universal kepada siapa saja yg membutuhkan
ada teman yg butuh bantuan, lalu ditolong (walau remeh dan kecil) : itu adalah dana

Demikian juga pada penghormatan
Tujuan penghormatan kepada Buddha adl refleksi/perenungan kepada diri sendiri bhw ada mahluk yg bisa mencapai pembebasan, yg sebenarnya sama dengan menghormat bendera, patung, dsbnya
Dengan perenungan ini, akan membuat adhitthana menjadi bertambah sehingga lebih memantapkan batin utk selalu berusaha menjalankan Dhamma dalam keseharian

Secarik kain robek dan lusuh pun, jika diberikan dengan penuh perhatian, penuh pikiran kusala akan memberikan manfaat yg sangat besar ketimbang kain terbaik tp diberikan dengan hati yg penuh pamrih/lobha

Inilah Dhamma yg hendaknya selalu kita usaha utk dipraktekkan dalam hidup keseharian kita semua yaitu menambah kusala dan mengurangi akusala serta menyucikan batin

semoga bermanfaat

metta

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: [Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha
« Reply #11 on: 16 March 2009, 10:29:33 AM »
Sabbe danam, Dhammadanam jinnati

Dari semua dana, yg tertinggi adalah Dhammadana
Namun bukan berarti lalu menisbikan Amisadana dan Abhayadana.
Adakah postingan sebelumnya yang menisbikan Amisadana dan Abhayadana?


Quote
Praktek yg selama ini sering terjadi adl memberikan dana secara pilih2, hny mau berdana kepada vihara/sesama buddhis saja
padahal tujuan dana adalah mengikis kemelekatan, yg seyogyanya dapat dilakukan secara universal kepada siapa saja yg membutuhkan
ada teman yg butuh bantuan, lalu ditolong (walau remeh dan kecil) : itu adalah dana
Betul sekali. Dana sekecil apa pun, tetap bermanfaat.
Juga, mengarahkan pikiran melekati objek apa pun yang dianggap sebagai, "aku", "milikku", "agamaku", "simbol agamaku", bukanlah suatu bentuk dana, tentunya.


Quote
Demikian juga pada penghormatan
Tujuan penghormatan kepada Buddha adl refleksi/perenungan kepada diri sendiri bhw ada mahluk yg bisa mencapai pembebasan, yg sebenarnya sama dengan menghormat bendera, patung, dsbnya
Dengan perenungan ini, akan membuat adhitthana menjadi bertambah sehingga lebih memantapkan batin utk selalu berusaha menjalankan Dhamma dalam keseharian

Betul sekali. Ketika kita melihat patung atau gambaran dari Buddha atau Dhamma, maka kita mengingat 9 kualitas Buddha atau 6 kualitas Dhamma, bukan melihat "ada sesuatu yang suci" di patung atau simbol.



Quote
Secarik kain robek dan lusuh pun, jika diberikan dengan penuh perhatian, penuh pikiran kusala akan memberikan manfaat yg sangat besar ketimbang kain terbaik tp diberikan dengan hati yg penuh pamrih/lobha

Inilah Dhamma yg hendaknya selalu kita usaha utk dipraktekkan dalam hidup keseharian kita semua yaitu menambah kusala dan mengurangi akusala serta menyucikan batin

semoga bermanfaat

metta

Dana apa pun yang diberikan TIDAK dengan Pandangan Benar, Pikiran Benar, Ucapan Benar, Perbuatan Benar, Penghidupan Benar, Usaha Benar, Perhatian Benar, dan Konsentrasi yang benar, adalah seperti bagaikan petani yang membawa bajak dan biji-biji memasuki belukar, dan di dalam belukar itu ia menanam biji-biji yang telah pecah, berjamur, yang disebabkan oleh angin dan panas, di tanah yang belum disiapkan, tidak subur dan banyak tanggul pohon yang tidak dicabut, bukan pada keadaan yang baik, tidak pada musim yang tepat, dan dewa pun tidak memberikan hujan tepat pada musimnya.
 
Dana apa pun yang diberikan dengan Pandangan Benar, Pikiran Benar, Ucapan Benar, Perbuatan Benar, Penghidupan Benar, Usaha Benar, Perhatian Benar, dan Konsentrasi yang benar, adalah bagaikan petani yang membawa bajak dan biji-biji memasuki belukar, dan di dalam belukar itu ia menanam biji-biji yang baik, tidak berjamur, tidak diganggu oleh angin dan panas, di tanah yang telah disiapkan, subur, bersih dari tanggul pohon, pada keadaan yang baik, pada musim yang tepat, dan dewa pun memberi hujan tepat pada musimnya.
(ref: Digha Nikaya, Maha Vagga, 23. Payasi Sutta)


Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: [Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha
« Reply #12 on: 17 March 2009, 08:29:19 AM »
Sabbe danam, Dhammadanam jinnati

Dari semua dana, yg tertinggi adalah Dhammadana
Namun bukan berarti lalu menisbikan Amisadana dan Abhayadana.
Adakah postingan sebelumnya yang menisbikan Amisadana dan Abhayadana?

dear bro

ini bukan berhubungan dengan postingan sebelumnya melainkan pada sehari2 bnyk rekan2 yg bertujuan pada "yang tertinggi" atau "yg lebih tinggi" termasuk dalam berdana

hal yg paling jelas adalah pada saat Luang Pu Am Dhammakaro berkunjung ke indonesia dimana ada beberapa rekan dari luar kota yg bertanya "apa perlu saya berdana pada beliau?"

hal ini saya sayangkan karena mempersempit esensi dari berdana itu sendiri yaitu dari mengikis kemelekatan, menjadi keharusan berdana kepada "arahat" saja
atau juga berdana seolah harus ke vihara atau kalangan buddhism saja dimana ini sudah saya tuliskan diatas

semoga bs dimengerti

metta

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: [Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha
« Reply #13 on: 17 March 2009, 11:28:06 AM »
dear bro

ini bukan berhubungan dengan postingan sebelumnya melainkan pada sehari2 bnyk rekan2 yg bertujuan pada "yang tertinggi" atau "yg lebih tinggi" termasuk dalam berdana

hal yg paling jelas adalah pada saat Luang Pu Am Dhammakaro berkunjung ke indonesia dimana ada beberapa rekan dari luar kota yg bertanya "apa perlu saya berdana pada beliau?"

hal ini saya sayangkan karena mempersempit esensi dari berdana itu sendiri yaitu dari mengikis kemelekatan, menjadi keharusan berdana kepada "arahat" saja
atau juga berdana seolah harus ke vihara atau kalangan buddhism saja dimana ini sudah saya tuliskan diatas

semoga bs dimengerti

metta

Oh, begitu maksudnya. Thanx penjelasannya, Bro Markos.
Itu memang perilaku yang sangat disayangkan. Kalau berdana dengan pandangan benar, sekecil apa pun akan sangat bermanfaat. Dalam Majjhima Nikaya, 142. Dakkinavibhanga Sutta, dikatakan bahwa berdana kepada binatang saja (jika si pendana memilki pandangan dan pikiran benar) akan berbuah 100x lipat. Mengapa justru berdana, yang adalah melepas, malah hitung-hitung pahala?
Yang saya bahas sebelumnya adalah, kita bisa memberikan yang terbaik mengapa malah memberikan yang justru sebetulnya tidak diperlukan. (Guru punya kain biasa, bukannya diberikan kain yang lebih bagus, malah diberikan kain robek.)


Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: [Theravada] Penghinaan & Penghormatan terhadap Buddha
« Reply #14 on: 17 March 2009, 04:00:53 PM »
anumodana utk penjelasannya bro Kai...

dalam kasus yg anda sebut, biasanya masih terdapat kemelekatan sehingga ada hitung2an untung rugi utk memberikan kain tersebut

senang bs berdiskusi dgn anda

 

anything