//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: PESAN-PESAN ZEN DARI RINZAI, oleh Rinzai  (Read 25801 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
PESAN-PESAN ZEN DARI RINZAI, oleh Rinzai
« on: 10 February 2009, 03:37:00 PM »
PESAN-PESAN ZEN DARI RINZAI
(Translation in English by Burton Watson, Paul Reps, and D.T.Suzuki from
"The Zen Teachings of Master Lin-Chi"])

Terjemahan bebas ke dalam bahasa Indonesia oleh Ahmad Yulden Erwin


1
Para penempuh Jalan, jangan mempertimbangkan Buddha sebagai semacam tujuan terakhir. Di dalam pandanganku Buddha tak lebih seperti lubang pada suatu WC umum. Para Bodhisattva dan Arhat hanya menjadi rantai yang membelenggu orang-orang yang mempercayai mereka. Oleh karena itu, Manjushri mencabut pedangnya, siap untuk membunuh Gautama. Dan Angulimala, dengan sebilah pisau di tangan, mencoba untuk melukai Shakyamuni.


2
Hal yang paling mendesak saat ini adalah kamu harus mencari kenyataan, pemahaman dan persepsi yang benar, baru setelah itu kamu dapat bebas di dunia ini dan tidak dibingungkan oleh para penganut spiritualisme biasa, yang hanya disibukkan dengan hal-hal yang bersifat dangkal. Hal terbaik untuk dilakukan adalah "tidak memiliki obsesi". Namun, jangan pula berusaha untuk "tidak memiliki obsesi". Lantas bagaimana caranya? Biasa-biasa saja, cukuplah menjadi dirimu sendiri. Kamu selama ini selalu cenderung untuk mencari berbagai hal di tempat lain, di luar dirimu sendiri. Kamu selalu mengandalkan orang lain, daripada menggunakan kedua tangan dan kakimu sendiri, dan ini adalah pandangan yang keliru.


3
Kesadaran-Murni dapat memasuki yang biasa, yang suci, yang bersih, yang kotor, yang riil, hingga yang konvensional; tetapi Kesadaran-Murni bukanlah pikiran-pikiranmu tentang "yang riil" atau "yang konvensional," "yang biasa" atau "yang suci." Kesadaran-Murni dapat menaruh label pada semua hal yang konvensional dan yang riil, yang biasa dan yang suci. Tetapi yang konvensional dan yang riil, yang biasa dan yang suci, tidak bisa memberi label pada Kesadaran Murni di dalam diri seseorang. Jika kamu dapat meraih Kesadaran-Murni, maka gunakanlah Kesadaran-Murni itu, tanpa meletakkan label apa pun  pada Kesadaran-Murni itu.


4
Ketika para pengikut Zen datang untuk menemuiku, aku memahami mereka dengan sepenuhnya. Bagaimana mungkin aku melakukan hal ini? Hanya sebab persepsiku adalah mandiri -- secara eksternal aku tidak menyerap yang biasa atau yang suci, secara internal aku tidak memikirkan hal yang fundamental. Aku selalu "Terjaga" di semua jalan dan tidak ada lagi keraguan, sehingga aku tak lagi berbuat salah.


5
Enam "kesadaran-pancaindera" yang telah tercerahkan adalah kemampuan untuk memasuki dunia penglihatan tanpa dibingungkan oleh bentuk, untuk memasuki dunia pendengaran tanpa dibingungkan oleh bunyi, untuk memasuki dunia pembauan tanpa dibingungkan oleh bau, untuk memasuki dunia pencecapan tanpa dibingungkan oleh rasa di lidah, untuk masuk dunia perabaan tanpa dibingungkan oleh benda-benda, memasuki dunia pikiran tanpa dibingungkan oleh pemikiran.


6
Cukuplah untuk menjadi mandiri di mana saja kamu berada, dan selalu sadar! Maka situasi apa pun yang muncul tidak bisa mengubah kamu. Sekalipun kamu mempunyai kebiasaan tidak baik, kamu akan secara spontan dibebaskan dari kebiasaan yang tidak baik itu.



7
Jika kamu ingin dapat merasa dan memahami secara obyektif, jangan ijinkan dirimu untuk dibingungkan oleh pendapat atau prasangka orang lain. Lepaskan semua yang kamu anggap sebagai milikmu, baik di dalam maupun di luar dirimu -- lepaskan dirimu dari berbagai agama, tradisi, dan segala hal yang telah dikondisikan oleh masyarakat, dan baru setelah itu kamu akan mencapai pembebasan. Ketika kamu tidak terikat lagi oleh berbagai hal, maka berarti kamu telah bebas dan menjadi mandiri.


8
Ketika aku berkata tidak ada apapun di luar diri, para murid yang tidak memahami aku, menafsirkan hal ini dalam kaitannya semata-mata dengan dunia batin, sehingga mereka duduk diam dan tak melakukan apa-apa. Lalu mereka menganggap bahwa hal itu adalah Zen. Sungguh, ini adalah suatu kekeliruan besar. Jika kamu menganggap keadaan pasif itu sebagai Zen, maka berarti kamu menganggap kemalasan sebagai guru, kamu telah diperbudak oleh kebodohanmu sendiri.


9
Jika kamu mencoba untuk menghayati Zen dengan bergerak, hal itu berarti memasuki keheningan. Jika kamu mencoba untuk menghayati Zen di dalam keheningan, hal itu berarti memasuki gerak. Hal itu seperti seekor ikan yang pergi meninggalkan suatu mata air, mengikuti gerak ombak dan menari dengan bebas. Gerak dan keheningan adalah dua keadaan. Guru Zen, yang tidak tergantung pada apapun, menggunakan dengan bebas baik gerak maupun keheningan.


10
Para pengikut yang buta, sering  menyalahartikan Zen. Mereka seperti orang yang memakan batu kerikil, sibuk melakukan Zazen (meditasi duduk) dan berbagai latihan meditasi lainnya, dan selalu sibuk mengendalikan pikiran mereka, takut dengan kebisingan dan begitu gelisah untuk mencari ketenangan. Semua itu bukanlah Zen, sebab mereka terjebak pada bentuk-bentuk luar dan mereka memberinya nama sebagai Zen.


11
Para murid Zen berada di dalam rantai ketika mereka pergi kepada seorang guru, dan guru menambahkan rantai yang lainnya. Para murid dibutakan, tidak mampu untuk membedakan satu hal dari hal lainnya. Ini disebut seorang tamu memperhatikan seorang tamu.


12
Setiap orang yang ingin menempuh Jalan, harus bertekad untuk menemukan Kesadaran-Murni. Ketika Kesadaran-Murni ini ditemukan, maka kamu tidak akan dipengaruhi lagi oleh siklus kelahiran dan kematian. Apakah berjalan atau diam, kamu akan tetap menjadi guru bagi dirimu sendiri. Bahkan ketika kamu tidak berusaha untuk mencapai sesuatu yang luar biasa, hal yang luar biasa itu justru akan datang kepada kamu dengan sendirinya.



13
O Para penempuh Jalan, sejak zaman dahulu, masing-masing pendahuluku mempunyai jalannya sendiri untuk melatih para muridnya. Namun, sesungguhnya, seperti juga jalanku saat ini, Jalan itu hanya satu adanya, yaitu: memandu setiap orang agar tidak tertipu oleh orang lain, hingga mereka bisa menemukan Jati-Diri mereka sendiri. Jadilah "mandiri". Dan teruskan perjalananmu kapan pun kamu menginginkannya: tanpa keraguan.


14
Apakah kamu mengetahui satu jenis penyakit mental yang membuat kamu terhalang untuk mencapai Kesadaran-Murni? Penyakit itu benama "ilusi". Dan ilusi itu timbul ketika kamu tidak punya keyakinan di dalam dirimu. Ketika keyakinan di dalam dirimu berkurang, maka kamu pastikan akan menemukan dirimu diseret oleh orang lain di setiap Jalan. Pada setiap pertemuan dengan seseorang yang kamu anggap sebagai guru, kamu justru akan dikendalikan oleh orang itu dengan berbagai cara. Dan kamu tidak lagi menjadi guru bagi dirimu sendiri.


15
Sesungguhnya segala yang diperlukan hanyalah: segera menghentikan dirimu untuk mencari hal-hal yang eksternal. Ketika hal ini dilaksanakan, maka kamu akan menemukan bahwa Dirimu tidak berbeda dari para Buddha atau Tetua Zen. Tahukah kamu siapa sesungguhnya yang disebut Buddha atau Tetua Zen? Ia adalah tidak lain dari orang yang pada saat ini, duduk di hadapanku, mendengarkan pembicaraanku tentang Dharma. Namun, karena kamu tidak punya keyakinan diri, maka kamu selalu sibuk mencari orang lain di suatu tempat di luar dirimu. Lantas apakah yang akan kautemukan? Tak lain hanya kata-kata dan nama, bagaimana pun sempurnanya. Kau tidak akan pernah mencapai Kesadaran-Murni seperti yang telah dicapai oleh para Buddha atau Tetua Zen.


16
Yakinlah, wahai para penempuh Jalan, jika kamu tidak menemukan Jati-Diri di dalam hidup kali ini, maka kamu akan berulang kali dilahirkan di dalam ketiga dunia, yaitu dunia ketamakan, dunia kemarahan, dan dunia ilusi. Kamu akan "menjadi" sesuai dengan "apa yang kamu pikir". Tetapi, sungguh malang, bila kamu berpikir telah lahir dalam kondisi yang tercerahkan dan bahagia, padahal kamu masih berada dalam ketidaksadaran dan penderitaan.


17
Namun, O para penempuh Jalan, sesungguhnya kamu tidaklah berbeda dari Shakyamuni. Dalam semua aktivitas harian, adakah yang kita rasakan kurang? Padahal dengan sangat indah, cahaya dari enam "kesadaran-pancaindera", tak pernah sedetik pun berhenti terpancar. Jika kamu bisa melihat Jalan ini, maka kamu akan menjadi orang  yang "Terjaga", dan tidak ada yang musti kamu cari lagi di dalam sisa hidupmu.


18
O penempuh Jalan yang teguh dalam keyakinan, tidak ada keselamatan di dalam ketiga dunia itu, yaitu: dunia ketamakan, dunia kemarahan, dan dunia ilusi. Ketiga dunia itu seperti suatu rumah yang terbakar. Ketiga dunia itu bukan tempat bagimu untuk hidup abadi! Sifat tidak tahan lama merupakan "hukum" di dalam ketiga dunia itu. Dan kematian akan segera menyerangmu, tidak peduli apakah kamu orang miskin atau kaya, orang muda atau tua.


19
Jika kamu ingin tidak berbeda dari para Buddha dan Tetua Zen, jangan pernah mencari sesuatu  di luar dirimu sendiri. Pikiran-Yang-Murni adalah Tubuh-Hakiki-Buddha yang berdiam di dalam dirimu. Pikiran-Yang-Tidak-Memisahkan adalah Tubuh-Karma-Buddha yang ada di dalam dirimu. Pikiran Yang-Tidak-Mendiskriminasi adalah Tubuh-Transformatif-Buddha yang ada di dalam dirimu. Tiga jenis Tubuh-Buddha ini berada dalam dirimu sendiri, orang  yang berdiri di hadapanku sekarang dan mendengarkan pengajaran tentang Dharma! Dan hanya jika kamu tidak cepat-cepat mencari sesuatu di luar dirimu sendiri, maka kamu dapat menggunakan ketiga Tubuh-Buddha yang bagus ini.


20
Menurut kitab suci dan berbagai risalah Buddhisme, ketiga Tubuh-Buddha itu merupakan tujuan terakhir dari seorang penempuh Jalan. Tetapi menurutku, ketiga Tubuh-Buddha itu bukanlah tujuan akhir. Ketiga Tubuh-Buddha itu tak lain hanya sekedar konsep.


21
Sebab, wahai para penempuh Jalan, badan fisikmu tersusun dari empat unsur yang tidak mengetahui bagaimana cara mengkhotbahkan Dharma atau mendengarkan Dharma. Perut dan limpamu, empedu dan hatimu, tak mengetahui bagaimana cara mengkhotbahkan Dharma atau mendengarkan Dharma. Ruang yang kosong tidak mengetahui bagaimana cara mengkhotbahkan Dharma atau mendengarkan Dharma. Lantas siapakah yang mengetahui bagaimana cara mengkhotbahkan Dharma atau mendengarkan Dharma? Yang mengetahui itu adalah Jati-Dirimu, Cahaya Yang Tunggal, tanpa bentuk apa pun. Hanya Jati-Dirimu yang  mengetahui bagaimana cara mengkhotbahkan Dharma dan mendengarkan Dharma. Jika kamu dapat melihat Jalan ini, kamu tidak berbeda dari para Buddha dan Tetua Zen.


22
Jati-Dirimu itu tidak pernah sekejap pun berpisah darimu. Jati-Dirimu juga ada di mana-mana, segala yang kaulihat adalah Jati-Dirimu. Tetapi ketika yang merasa melihat dan mengetahui itu mulai muncul, maka kebijaksanaan dihalangi. Ketika si peragu dalam pemikiran muncul, maka kenyataan menghilang. Oleh karena itulah kamu selalu dilahirkan kembali berulang-ulang di dalam ketiga dunia dan mengalami bermacam kesengsaraan. Tetapi menurutku, tidak satupun dari kamu yang tidak mampu untuk mencapai pemahaman mendalam ini, tidak satupun dari kamu yang tidak mampu untuk pembebasan.


23
Para pengikut Jalan, apa yang disebut pikiran tidak punya bentuk yang tetap; pikiran menembus semua dari sepuluh arah. Di dalam mata, kita menyebutnya penglihatan; di dalam telinga, kita menyebutnya pendengaran; di dalam hidung, kita menyebutnya penciuman; di dalam mulut, kita menyebutnya pembicaraan; di dalam tangan, kita menyebutnya perabaan; di dalam kaki kita menyebutnya kemampuan untuk berlari. Pada dasarnya pikiran ini merupakan suatu intisari cerdas yang tunggal, tetapi pikiran itu juga membagi dirinya sendiri ke dalam ini enam fungsi. Dan karena pikiran yang tunggal ini tidak punya bentuk yang tetap, maka di mana-mana pikiran ini berada dalam keadaan pembebasan.



24
Seseorang bertanya: "Apakah Setan itu?" Rinzai berkata: "Jika kamu mempunyai keraguan di dalam pikiranmu untuk sekejap saja, itulah Setan. Tetapi jika kamu dapat memahami bahwa sepuluh ribu gejala tidak pernah dilahirkan, bahwa pikiran hanyalah seperti suatu muslihat tukang sihir. Di dalam muslihat pikiran itu, memang tak satu butir debu pun yang ada, tak satu gejala pun yang muncul. Maka, segalanya akan terlihat bersih dan murni, dan segalanya akan menjadi Buddha. Buddha dan Setan hanya mengacu pada dua bentuk keadaan, dari satu 'Keadaan-Murni' yang sama. Menurutku, di dalam 'Keadaan-Murni' itu tidak ada Buddha, tidak ada mahluk hidup, tidak ada masa lalu, tidak ada masa kini. Jika kamu ingin mengalami 'Keadaan-Murni' itu, maka kamu justru tidak akan pernah mengalami 'Keadaan-Murni' itu, karena hal itu berarti kamu memerlukan upaya, dan setiap upaya berarti memerlukan jangka waktu, sedangkan 'Keadaan-Murni' itu mengatasi waktu. Di sana tidak ada praktek religius, tidak ada pencerahan, tidak ada apa pun yang perlu dicapai, dan tidak ada yang akan kehilangan apa pun. Hanya inilah Dharma, tak ada ada yang lain. Jika seseorang mengaku ada suatu Dharma yang lebih tinggi daripada ini, maka aku katakan bahwa hal itu hanyalah suatu mimpi, atausemacam hantu. Semua yang aku harus katakan kepada kamu hanya ini.


25
Para penempuh Jalan, Kesadaran-Murni yang tunggal ini, yang ada di depan mataku sekarang, adalah orang yang saat ini dengan bersahaja mendengarkan aku -- orang yang tidak dirintangi oleh apa pun, tetapi menembus ke sepuluh arah, dan sepenuhnya bebas. Apa pun juga lingkungan yang ia hadapi, dengan keanehan dan perbedaannya, ia tidak bisa digoyang atau ditarik ke kondisi yang serba salah lagi. Lantas di dalam ruang kosong, pada suatu saat tertentu, ia membuat jalannya sendiri ke dalam Realitas-Dharma. Setelah itu, jika ia bertemu seorang Buddha, maka ia khotbahkan hal itu kepada Buddha. Jika ia bertemu seorang Tetua Zen, maka ia khotbahkan hal itu kepada Tetua Zen. Jika ia bertemu seorang Arhat, ia khotbahkan hal itu kepada Arhat. Jika ia bertemu hantu lapar, maka ia khotbahkan hal itu juga kepada hantu lapar. Ia pergi ke mana-mana, mengembara melalui banyak negeri, membagikan pengajaran dan mengubah hidup mahluk, namun tidak pernah menjadi terpisah dari Kesadaran-Murni yang tunggal ini. Tiap-tiap tempat baginya adalah bersih dan murni, pencerahannya menembus ke sepuluh arah, sepuluh ribu gejala baginya hanyalah satu kesatuan yang tak terpisahkan.



26
Seseorang bertanya: "Apa Tujuan Bodhidharma datang dari barat?" Rinzai berkata: "Jika ia memiliki suatu tujuan, ia bahkan tidak akan pernah mampu menyelamatkan dirinya sendiri!" Penanya berkata: " Jika ia tidak punya tujuan, kemudian bagaimana cara Tetua Zen yang kedua, Hui-Ke, mendapatkan Dharma itu?" Rinzai berkata: "Berupaya artinya tanpa upaya." Penanya berkata: "Jika berupaya artinya tanpa upaya, maka apa maksudmu dengan tidak berupaya?" Rinzai berkata: "Kamu terlihat tidak bisa menghentikan pikiranmu yang selalu bergerak tergesa dan mencari sesuatu yang tak jelas di luar dirimu sendiri. Itulah mengapa seorang Tetua Zen berkata: 'Sungguh sia-sia para pengikut itu -- mereka menggunakan kepala untuk mencari kepala mereka sendiri!' Kamu saat ini harus segera memutar cahayamu yang selalu terarah ke luar agar bersinar menerangi dirimu, yang berarti tidak mencari sesuatu di luar dirimu sendiri. Kemudian kamu akan memahami bahwa di dalam jiwa dan ragamu itu, 'Ada' yang tidak berbeda dari para Tetua Zen dan Buddha, sehingga tidak ada satu pun yang perlu dilakukan lagi. Laksanakan hal itu, baru setelah itu kamu boleh berbicara tentang upaya untuk meraih Dharma."



27
Para penempuh Jalan, tidak ada Buddha untuk dicapai. Seluruh ajaran ini hanyalah obat untuk menyembuhkan penyakit. Dan semuanya tidak mempunyai Realitas.


28
Aku tidak punya ajaran untuk diberikan kepada orang-orang -- Aku hanya mengobati penyakit dan membuka kunci belenggu.


29
Seseorang yang selaras dengan Zen dari saat ke saat tidak pernah mengijinkan gangguan apa pun di dalam pikirannya. Ketika Sang Guru Besar, Bodhidharma, datang dari barat, ia hanya mencari seorang laki-laki yang tidak akan disesatkan oleh segala sesuatu yang lain di luar dirinya. Kemudian Tetua Zen Kedua, Hui-ke, bertemu Bodhidharma, dan setelah ia mendengar satu kalimat dari Bodhidharma, ia pun tercerahkan. Begitulah, untuk pertama kali, ia menyadari bahwa selama ini ia telah disibukkan dengan berbagai usaha yang sia-sia.


30
"Pemahamanku saat ini" adalah "tidak berbeda" dari "Para Tetua Zen dan Buddha". Jika kamu menjadi sadar dengan ungkapan yang pertama, kamu bisa menjadi seorang guru bagi Para Tetua Zen dan Buddha. Jika kamu menjadi sadar dengan ungkapan yang kedua, kamu bisa menjadi seorang guru bagi manusia dan mahluk surgawi. Jika kamu menjadi sadar dengan ungkapan yang ketiga, kamu tidak akan bisa menyelamatkan dirimu sendiri!



KETERANGAN:
Rinzai atau Lin-chi adalah seorang Master Zen yang hidup di Cina dan meninggal pada tahun 867 Masehi. Sebagai seorang Master Zen, metode mengajarnya sangat unik, sehingga Osho -- seorang Master Spiritual dari India pada abad ke-20 -- menjuluki Rinzai sebagai The Master of Irrasional. Gaya mengajarnya tidak lazim seperti guru Zen lain pada masanya, yaitu dengan menggunakan teriakan: "HO!", dengan cekikan, tamparan, bantingan, dan cerita-cerita paradoks yang sekarang dikenal dengan istilah "Koan". Di tangan Rinzai, ajaran Zen berkembang dari sekedar satu sekte dalam Buddhisme menjadi ajaran "Spiritual Universal". Seperti juga para pendahulunya, yaitu Bodhidharma atau Hui-ke atau Hui-neng, Rinzai memang telah mencapai hakikat Zen. Bagi Rinzai apa yang disebut dengan istilah Buddha, Dharma, Kesadaran-Murni, pikiran, aktivitas sehari-hari, dan benda-benda adalah "Satu". Semua itu hanyalah sekedar istilah untuk mengungkapkan satu "Keadaan-Murni" yang saat ini sering disebut sebagai "Tauhid-Universal", atau Kesatuan-Dari-Segala-Sesuatu, atau Keberadaan itu sendiri.

Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: PESAN-PESAN ZEN DARI RINZAI, oleh Rinzai
« Reply #1 on: 10 February 2009, 03:39:32 PM »
Manjushri mencabut pedangnya, siap untuk membunuh Gautama

kisah ini ada di Sutra mana yah?
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: PESAN-PESAN ZEN DARI RINZAI, oleh Rinzai
« Reply #2 on: 10 February 2009, 03:45:32 PM »
Quote
KETERANGAN:
Rinzai atau Lin-chi adalah seorang Master Zen yang hidup di Cina dan meninggal pada tahun 867 Masehi. Sebagai seorang Master Zen, metode mengajarnya sangat unik, sehingga Osho -- seorang Master Spiritual dari India pada abad ke-20 -- menjuluki Rinzai sebagai The Master of Irrasional. Gaya mengajarnya tidak lazim seperti guru Zen lain pada masanya, yaitu dengan menggunakan teriakan: "HO!", dengan cekikan, tamparan, bantingan, dan cerita-cerita paradoks yang sekarang dikenal dengan istilah "Koan". Di tangan Rinzai, ajaran Zen berkembang dari sekedar satu sekte dalam Buddhisme menjadi ajaran "Spiritual Universal". Seperti juga para pendahulunya, yaitu Bodhidharma atau Hui-ke atau Hui-neng, Rinzai memang telah mencapai hakikat Zen. Bagi Rinzai apa yang disebut dengan istilah Buddha, Dharma, Kesadaran-Murni, pikiran, aktivitas sehari-hari, dan benda-benda adalah "Satu". Semua itu hanyalah sekedar istilah untuk mengungkapkan satu "Keadaan-Murni" yang saat ini sering disebut sebagai "Tauhid-Universal", atau Kesatuan-Dari-Segala-Sesuatu, atau Keberadaan itu sendiri.

ney orang gila ya?
i'm just a mammal with troubled soul



Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: PESAN-PESAN ZEN DARI RINZAI, oleh Rinzai
« Reply #3 on: 10 February 2009, 03:52:13 PM »
Quote
14
Apakah kamu mengetahui satu jenis penyakit mental yang membuat kamu terhalang untuk mencapai Kesadaran-Murni? Penyakit itu benama "ilusi". Dan ilusi itu timbul ketika kamu tidak punya keyakinan di dalam dirimu. Ketika keyakinan di dalam dirimu berkurang, maka kamu pastikan akan menemukan dirimu diseret oleh orang lain di setiap Jalan. Pada setiap pertemuan dengan seseorang yang kamu anggap sebagai guru, kamu justru akan dikendalikan oleh orang itu dengan berbagai cara. Dan kamu tidak lagi menjadi guru bagi dirimu sendiri.

yup... ILUSI... ILUSI...
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: PESAN-PESAN ZEN DARI RINZAI, oleh Rinzai
« Reply #4 on: 10 February 2009, 03:58:35 PM »
Quote
KETERANGAN:
Rinzai atau Lin-chi adalah seorang Master Zen yang hidup di Cina dan meninggal pada tahun 867 Masehi. Sebagai seorang Master Zen, metode mengajarnya sangat unik, sehingga Osho -- seorang Master Spiritual dari India pada abad ke-20 -- menjuluki Rinzai sebagai The Master of Irrasional. Gaya mengajarnya tidak lazim seperti guru Zen lain pada masanya, yaitu dengan menggunakan teriakan: "HO!", dengan cekikan, tamparan, bantingan, dan cerita-cerita paradoks yang sekarang dikenal dengan istilah "Koan". Di tangan Rinzai, ajaran Zen berkembang dari sekedar satu sekte dalam Buddhisme menjadi ajaran "Spiritual Universal". Seperti juga para pendahulunya, yaitu Bodhidharma atau Hui-ke atau Hui-neng, Rinzai memang telah mencapai hakikat Zen. Bagi Rinzai apa yang disebut dengan istilah Buddha, Dharma, Kesadaran-Murni, pikiran, aktivitas sehari-hari, dan benda-benda adalah "Satu". Semua itu hanyalah sekedar istilah untuk mengungkapkan satu "Keadaan-Murni" yang saat ini sering disebut sebagai "Tauhid-Universal", atau Kesatuan-Dari-Segala-Sesuatu, atau Keberadaan itu sendiri.

ney orang gila ya?

yg mana maksudnya? Osho atau Rinzai?

setelah baca beberapa pesan dari Rinzai, IMO Rinzai ga gila kok, justru ia orang yg "sadar".
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: PESAN-PESAN ZEN DARI RINZAI, oleh Rinzai
« Reply #5 on: 10 February 2009, 04:13:02 PM »
 [at] Tesla

si Rinzai nya. kok pake tereak2, nyekek ma nampar2, banting2.
i'm just a mammal with troubled soul



Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: PESAN-PESAN ZEN DARI RINZAI, oleh Rinzai
« Reply #6 on: 10 February 2009, 04:38:25 PM »
begitulah Zen

kalau baca pesan2x nya... apalagi yg no.1 memang extreme gayanya... tapi apa yg dikatakan imo, benar kok
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: PESAN-PESAN ZEN DARI RINZAI, oleh Rinzai
« Reply #7 on: 10 February 2009, 04:39:20 PM »
Manjushri mencabut pedangnya, siap untuk membunuh Gautama

kisah ini ada di Sutra mana yah?


MahaRatnakuta Sutra bab 105.

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: PESAN-PESAN ZEN DARI RINZAI, oleh Rinzai
« Reply #8 on: 10 February 2009, 04:42:17 PM »

Manjusri ketemu gautama dimana ?
« Last Edit: 10 February 2009, 04:51:37 PM by dilbert »
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: PESAN-PESAN ZEN DARI RINZAI, oleh Rinzai
« Reply #9 on: 10 February 2009, 05:07:09 PM »

Manjusri ketemu gautama dimana ?

maksudnye??

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: PESAN-PESAN ZEN DARI RINZAI, oleh Rinzai
« Reply #10 on: 10 February 2009, 05:10:27 PM »
Manjushri mencabut pedangnya, siap untuk membunuh Gautama

kisah ini ada di Sutra mana yah?


MahaRatnakuta Sutra bab 105.

ow thanks thanks, berarti bisa menegaskan bahwa Manjushri telah ada pada masa adanya Buddha sesuai versi Mahayana dan bukan bodhisatva mistis
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: PESAN-PESAN ZEN DARI RINZAI, oleh Rinzai
« Reply #11 on: 10 February 2009, 05:32:34 PM »
Manjushri mencabut pedangnya, siap untuk membunuh Gautama

kisah ini ada di Sutra mana yah?


MahaRatnakuta Sutra bab 105.

ow thanks thanks, berarti bisa menegaskan bahwa Manjushri telah ada pada masa adanya Buddha sesuai versi Mahayana dan bukan bodhisatva mistis

makanya nanya Manjusri ketemu Gotama dimana ? Di Sutra Mahayana kan...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: PESAN-PESAN ZEN DARI RINZAI, oleh Rinzai
« Reply #12 on: 10 February 2009, 05:47:36 PM »
Manjushri mencabut pedangnya, siap untuk membunuh Gautama

kisah ini ada di Sutra mana yah?


MahaRatnakuta Sutra bab 105.

ow thanks thanks, berarti bisa menegaskan bahwa Manjushri telah ada pada masa adanya Buddha sesuai versi Mahayana dan bukan bodhisatva mistis

makanya nanya Manjusri ketemu Gotama dimana ? Di Sutra Mahayana kan...
haha..namanya juga Manjusri. Ya jelas Mahayana lah.. ;D kaya ga tau aja.. :))

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: PESAN-PESAN ZEN DARI RINZAI, oleh Rinzai
« Reply #13 on: 10 February 2009, 05:58:44 PM »
Manjushri mencabut pedangnya, siap untuk membunuh Gautama

kisah ini ada di Sutra mana yah?


MahaRatnakuta Sutra bab 105.

ow thanks thanks, berarti bisa menegaskan bahwa Manjushri telah ada pada masa adanya Buddha sesuai versi Mahayana dan bukan bodhisatva mistis

makanya nanya Manjusri ketemu Gotama dimana ? Di Sutra Mahayana kan...

imo, yg dibunuh adalah tujuan menjadi Buddha, Arhat, dst... (obsesi menjadi suci)
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: PESAN-PESAN ZEN DARI RINZAI, oleh Rinzai
« Reply #14 on: 10 February 2009, 06:25:23 PM »
Manjushri mencabut pedangnya, siap untuk membunuh Gautama

kisah ini ada di Sutra mana yah?


MahaRatnakuta Sutra bab 105.

ow thanks thanks, berarti bisa menegaskan bahwa Manjushri telah ada pada masa adanya Buddha sesuai versi Mahayana dan bukan bodhisatva mistis

makanya nanya Manjusri ketemu Gotama dimana ? Di Sutra Mahayana kan...

imo, yg dibunuh adalah tujuan menjadi Buddha, Arhat, dst... (obsesi menjadi suci)

Kisah ini berawal dari 500 bodhisatva yg telah mencapai jhana 4 dan 5 kekuatan batin, namun blum mencapai anutpatika dharma ksanti, mereka sanggup mengingat jauh di salah satu kehidupan lalu mereka pernah membunuh orang tua, arahat dan merusak tempat tinggal sangha. Karena mengingat kejahatan masa lalu ini, mereka menjadi gelisah sampai tidak sanggup lagi mencapai tahap lebih maju. Atas dasar ini, Buddha dan Manjusri menggunakan metode terampil utk menyadarkan 500 bodhisatva ini dgn cara membiarkan Manjusri mencabut pedang mengancam Buddha. Buddha berkata bahwa diri ini adalah tanpa diri. Setelah 500 bodhisatva mendengar ucapan Buddha, mereka seketika menyadari hakikat ilusif ttg diri, akhirnya mencapai tahapan Anutpatika dharma ksanti. 

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: PESAN-PESAN ZEN DARI RINZAI, oleh Rinzai
« Reply #15 on: 10 February 2009, 09:43:52 PM »
Manjushri mencabut pedangnya, siap untuk membunuh Gautama

kisah ini ada di Sutra mana yah?


MahaRatnakuta Sutra bab 105.

ow thanks thanks, berarti bisa menegaskan bahwa Manjushri telah ada pada masa adanya Buddha sesuai versi Mahayana dan bukan bodhisatva mistis

makanya nanya Manjusri ketemu Gotama dimana ? Di Sutra Mahayana kan...

imo, yg dibunuh adalah tujuan menjadi Buddha, Arhat, dst... (obsesi menjadi suci)

Kisah ini berawal dari 500 bodhisatva yg telah mencapai jhana 4 dan 5 kekuatan batin, namun blum mencapai anutpatika dharma ksanti, mereka sanggup mengingat jauh di salah satu kehidupan lalu mereka pernah membunuh orang tua, arahat dan merusak tempat tinggal sangha. Karena mengingat kejahatan masa lalu ini, mereka menjadi gelisah sampai tidak sanggup lagi mencapai tahap lebih maju. Atas dasar ini, Buddha dan Manjusri menggunakan metode terampil utk menyadarkan 500 bodhisatva ini dgn cara membiarkan Manjusri mencabut pedang mengancam Buddha. Buddha berkata bahwa diri ini adalah tanpa diri. Setelah 500 bodhisatva mendengar ucapan Buddha, mereka seketika menyadari hakikat ilusif ttg diri, akhirnya mencapai tahapan Anutpatika dharma ksanti. 

manjusri sudah bodhisatva tingkat berapa dalam cerita ini ? sedangkan yang 500 bodhisatva itu pada tingkatan berapa ? Dan apa tingkatan 500 bodhisatva itu setelah mencapai tahapan anutpatika dharma ksanti ?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: PESAN-PESAN ZEN DARI RINZAI, oleh Rinzai
« Reply #16 on: 11 February 2009, 12:09:17 AM »
PESAN-PESAN ZEN DARI RINZAI
Para penempuh Jalan, jangan mempertimbangkan Buddha sebagai semacam tujuan terakhir. Di dalam pandanganku Buddha tak lebih seperti lubang pada suatu WC umum. Para Bodhisattva dan Arhat hanya menjadi rantai yang membelenggu orang-orang yang mempercayai mereka. Oleh karena itu, Manjushri mencabut pedangnya, siap untuk membunuh Gautama. Dan Angulimala, dengan sebilah pisau di tangan, mencoba untuk melukai Shakyamuni.
[/i]


Apakah Angulimala mencoba melukai Sakyamuni karena menganggap Buddha tak lebih dari lubang WC dan merupakan belenggu orang2 yg meyakini?
yaa... gitu deh

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: PESAN-PESAN ZEN DARI RINZAI, oleh Rinzai
« Reply #17 on: 11 February 2009, 07:53:12 AM »
Quote
manjusri sudah bodhisatva tingkat berapa dalam cerita ini ? sedangkan yang 500 bodhisatva itu pada tingkatan berapa ? Dan apa tingkatan 500 bodhisatva itu setelah mencapai tahapan anutpatika dharma ksanti ?

Manjusri setahu saya sudah mencapai tingkatan ke - 10 [Dharmamegha].

Sedangkan Anutpattika Dharma Ksanti [Wusheng Faren] dicapai sepenuhnya pada Bodhisattva tingkat 8 (Acala).

Kemudian aku mengalami Anutpattika-dharma-ksanti dan dari itu mencapai tingkat Arahat. Kemudian dengan mengembangkan pikiranku, aku memasuki tahapan Bodhisattva.
(Shurangama Sutra)

Ket: Arahat = tingkat ketujuh Bodhisattva. "Memasuki tahapan Bodhisattva" = masuk ke tingkat kedelapan Bodhisattva.

"Status seungguhnya dari Bodhisattva adalah anutpattika dharma ksanti. Setelah mencapai dharma ksanti ini, ia memahami seluruh dunia sebagai sunya dan tetap sepenuhnya tidak terikat dalam hatinya. Tetap teguh di dalam sifat sejati semua fenomena, ia tidak lagi melekati dunia dengan nafsu."
(Mahaprajnaparamita Sastra oleh Nagarjuna)

"Tak terikat, tak melekat, setara dengan Ruang, setelah masuk ke dalam hakekat keterbukaan - ini disebut penerimaan ketanpa-asalan segala sesuatu [Anutpattika dharma ksanti]. kemudian, dikaruniai dengan penerimaan ini, begitu para Bodhisattva mencapai tingkat kedelapan, Tak Tergoyahkan (Acala), mereka mencapai kediaman mulia para Bodhisattva."
(Dasabhumika Sutra)

One could translate the first part of this (Hybrid) Sanskrit composite anutpattikadharmaksanti as "(having) patient endurance (ksanti) (in seeing) all phenomena (dharma) as unborn, uncreated (anutpattika).

Ngomong2 ngapain nanya ini bro. dilbert? Kayanya gak terlalu berkaitan dengan apa yang dibahas... lama2 melenceng dari Rinzai yang merupakan topik ini loh....

 _/\_
The Siddha Wanderer
« Last Edit: 11 February 2009, 08:00:09 AM by GandalfTheElder »
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: PESAN-PESAN ZEN DARI RINZAI, oleh Rinzai
« Reply #18 on: 11 February 2009, 01:34:56 PM »
Bahkan dalam suatu ajaran yang berisi banyak makna yang mendalam, orang-orang lebih suka meributkan persoalan di permukaan belaka. Apa yang keliru dengan diri kita?
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: PESAN-PESAN ZEN DARI RINZAI, oleh Rinzai
« Reply #19 on: 11 February 2009, 01:37:01 PM »
Maka sungguh benar kata-kata Rinzai; "Tahukah kamu siapa sesungguhnya yang disebut Buddha atau Tetua Zen? Ia adalah tidak lain dari orang yang pada saat ini, duduk di hadapanku, mendengarkan pembicaraanku tentang Dharma. Namun, karena kamu tidak punya keyakinan diri, maka kamu selalu sibuk mencari orang lain di suatu tempat di luar dirimu. Lantas apakah yang akan kautemukan? Tak lain hanya kata-kata dan nama, bagaimana pun sempurnanya."
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: PESAN-PESAN ZEN DARI RINZAI, oleh Rinzai
« Reply #20 on: 12 February 2009, 08:13:34 AM »

[/quote]
Maka sungguh benar kata-kata Rinzai; "Tahukah kamu siapa sesungguhnya yang disebut Buddha atau Tetua Zen? Ia adalah tidak lain dari orang yang pada saat ini, duduk di hadapanku, mendengarkan pembicaraanku tentang Dharma. Namun, karena kamu tidak punya keyakinan diri, maka kamu selalu sibuk mencari orang lain di suatu tempat di luar dirimu. Lantas apakah yang akan kautemukan? Tak lain hanya kata-kata dan nama, bagaimana pun sempurnanya."

Kalo (permukaan) yg di bawah ini, sungguh benar juga gak ya?:

PESAN-PESAN ZEN DARI RINZAI
Para penempuh Jalan, jangan mempertimbangkan Buddha sebagai semacam tujuan terakhir. Di dalam pandanganku Buddha tak lebih seperti lubang pada suatu WC umum. Para Bodhisattva dan Arhat hanya menjadi rantai yang membelenggu orang-orang yang mempercayai mereka. Oleh karena itu, Manjushri mencabut pedangnya, siap untuk membunuh Gautama. Dan Angulimala, dengan sebilah pisau di tangan, mencoba untuk melukai Shakyamuni.
[/i]

yaa... gitu deh

Offline Johsun

  • Sebelumnya Jhonson
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.503
  • Reputasi: -3
  • Gender: Male
  • ??
Re: PESAN-PESAN ZEN DARI RINZAI, oleh Rinzai
« Reply #21 on: 12 February 2009, 10:40:15 AM »

mau tanya, apakah kesadaran murni yang katanya bebas dari konsep buddha dan mara, apakah kesadaran murni ini termasuk atta?
Dan apakah jati diri juga termasuk atta?
CMIIW.FMIIW.

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: PESAN-PESAN ZEN DARI RINZAI, oleh Rinzai
« Reply #22 on: 12 February 2009, 03:50:31 PM »


Kalo (permukaan) yg di bawah ini, sungguh benar juga gak ya?:


PESAN-PESAN ZEN DARI RINZAI
Para penempuh Jalan, jangan mempertimbangkan Buddha sebagai semacam tujuan terakhir. Di dalam pandanganku Buddha tak lebih seperti lubang pada suatu WC umum. Para Bodhisattva dan Arhat hanya menjadi rantai yang membelenggu orang-orang yang mempercayai mereka. Oleh karena itu, Manjushri mencabut pedangnya, siap untuk membunuh Gautama. Dan Angulimala, dengan sebilah pisau di tangan, mencoba untuk melukai Shakyamuni.
[/i]


Kalau anda melihat ke makna yang dimaksudnya, bukan pada kata-katanya saja... Andaikan demikian....
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: PESAN-PESAN ZEN DARI RINZAI, oleh Rinzai
« Reply #23 on: 12 February 2009, 06:20:02 PM »

mau tanya, apakah kesadaran murni yang katanya bebas dari konsep buddha dan mara, apakah kesadaran murni ini termasuk atta?
Dan apakah jati diri juga termasuk atta?

kesadaran murni yang dimaksud mungkin kurang lebih sama dengan "sati" dalam Theravada. Sedangkan yang diterjemahkan sebagai "jati-diri" dalam tulisan ini adalah "Diri Kebuddhaan" atau "Sifat Dasar" yang umumnya disebut sebagai Boddhicitta. Sedangkan umumnya "atta" seringkali disebut sebagai "diri-ego". "Jati-Diri" sifatnya bersih, murni dan tenang pada dirinya sendiri, sedangkan "diri-ego" adalah tercemar, kotor dan penuh kecemasan yang lahir akibat kontak inderawi. Walaupun "Jati-Diri" disebut sebagai "diri", ia bukanlah suatu bentuk keakuan layaknya atta/diri-ego. Sebaliknya ia meliputi segala sesuatu tanpa pemisahan antara aku dan bukan-aku; ia meliputi seluruh alam semesta. Tidak dilahirkan ataupun mati, berubah atau menetap.

Penjelasan lebih gamblang soal ini bisa baca di posting lain:
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=8867.0
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline Johsun

  • Sebelumnya Jhonson
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.503
  • Reputasi: -3
  • Gender: Male
  • ??
Re: PESAN-PESAN ZEN DARI RINZAI, oleh Rinzai
« Reply #24 on: 12 February 2009, 11:13:26 PM »
Bismillah,

kalau begitu apa bedanya jati diri murni,( meliputi alam semesta dan tak dilahirkan tak termusnahkan ) itu dengan hati nurani ( roh suci laumu dalam diri ), atau dengan atman ( percikan hyang widi wasa dalam diri),
karena dikatakan mldd "hati nurani" juga tidak dilahirkan, tidak termusnahkan, meliputi alam semesta,
begitu pula atman pun tidak dilahirkan, tidak musnah dan meliputi segalanya??
Jadi jati diri murni bukan atta/ego diri yang berubah krna panca khanda,
jadi boleh donk, kalau nanti mereka juga berkata hati nurani atau roh suci pun bukan atta,
atau atman pun bukan atta,
:hammer:
apa begitu?
CMIIW.FMIIW.

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: PESAN-PESAN ZEN DARI RINZAI, oleh Rinzai
« Reply #25 on: 12 February 2009, 11:55:37 PM »


Kalo (permukaan) yg di bawah ini, sungguh benar juga gak ya?:


PESAN-PESAN ZEN DARI RINZAI
Para penempuh Jalan, jangan mempertimbangkan Buddha sebagai semacam tujuan terakhir. Di dalam pandanganku Buddha tak lebih seperti lubang pada suatu WC umum. Para Bodhisattva dan Arhat hanya menjadi rantai yang membelenggu orang-orang yang mempercayai mereka. Oleh karena itu, Manjushri mencabut pedangnya, siap untuk membunuh Gautama. Dan Angulimala, dengan sebilah pisau di tangan, mencoba untuk melukai Shakyamuni.
[/i]


Kalau anda melihat ke makna yang dimaksudnya, bukan pada kata-katanya saja... Andaikan demikian....

Yang saya pertanyakan (sekali lagi) adalah permukaannya,

Menurut anda,
hanya berdasar pada kata2nya saja,
Apakah sungguh benar dan pantas ?
yaa... gitu deh

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: PESAN-PESAN ZEN DARI RINZAI, oleh Rinzai
« Reply #26 on: 13 February 2009, 11:07:24 AM »
Bismillah,

kalau begitu apa bedanya jati diri murni,( meliputi alam semesta dan tak dilahirkan tak termusnahkan ) itu dengan hati nurani ( roh suci laumu dalam diri ), atau dengan atman ( percikan hyang widi wasa dalam diri),
karena dikatakan mldd "hati nurani" juga tidak dilahirkan, tidak termusnahkan, meliputi alam semesta,
begitu pula atman pun tidak dilahirkan, tidak musnah dan meliputi segalanya??
Jadi jati diri murni bukan atta/ego diri yang berubah krna panca khanda,
jadi boleh donk, kalau nanti mereka juga berkata hati nurani atau roh suci pun bukan atta,
atau atman pun bukan atta,
:hammer:
apa begitu?

Bedanya tidak ada konsep ketuhanan di dalamnya, "Jati-Diri" bukan roh atau arwah
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: PESAN-PESAN ZEN DARI RINZAI, oleh Rinzai
« Reply #27 on: 13 February 2009, 11:09:02 AM »

Yang saya pertanyakan (sekali lagi) adalah permukaannya,

Menurut anda,
hanya berdasar pada kata2nya saja,
Apakah sungguh benar dan pantas ?

kalau soal kata-kata yang ada hanya sependapat atau tidak sependapat, saya sependapat dengannya. Kalau yang lebih dalam, harus dialami sendiri...
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline Johsun

  • Sebelumnya Jhonson
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.503
  • Reputasi: -3
  • Gender: Male
  • ??
Re: PESAN-PESAN ZEN DARI RINZAI, oleh Rinzai
« Reply #28 on: 13 February 2009, 11:30:00 AM »
Bismillah,

kalau demikian apakah jati diri yang dikatakan master zen rinzai itu identik dengan nibbana itu sendiri?
Jati diri > nibbana?

cmiiw
CMIIW.FMIIW.

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: PESAN-PESAN ZEN DARI RINZAI, oleh Rinzai
« Reply #29 on: 13 February 2009, 11:41:29 AM »
Gatha dari Shen Xiu (murid kepala) dari Master Zen ke-5 Hong Ren...

Tubuh adalah pohon pencerahan
Pikiran adalah tempat berdirinya cermin bersih kemilau
Usaplah setiap hari dengan penuh perhatian dan tanpa henti
Agar tetap bersih dari debu keduniawian


Kemudian Hui Neng (Master Zen ke-6) yang bahkan belum menjadi murid Hong Ren, tetapi hanya bekerja di dapur vihara menuliskan gatha pembanding sebagai berikut :

Pada hakekatnya tidak ada pohon pencerahan
Tidak juga ada cermin bersih kemilau dan tempat berdirinya
Karena sejak dari semula semuanya kosong
Dimana pula debu bisa melekat ?


Karena Gatha ini-lah, kemudian Master Hong Ren diam diam menyuruh Hui Neng ke kamarnya pada malam hari-nya dan membabarkan Sutra Intan kepada Hui Neng yang tercerahkan sepenuhnya ketika mendengar kalimat "JAGALAH PIKIRANMU DENGAN PENUH KEWASPADAAN".

Berikut kalimat terakhir BUDDHA GOTAMA sesaat sebelum parinibbana...

"vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Semua yang berkondisi adalah tidak kekal, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: PESAN-PESAN ZEN DARI RINZAI, oleh Rinzai
« Reply #30 on: 15 February 2009, 08:42:37 AM »
Bismillah,

kalau demikian apakah jati diri yang dikatakan master zen rinzai itu identik dengan nibbana itu sendiri?
Jati diri > nibbana?

cmiiw

Tidak. Bodhicitta adalah kondisi yang dapat membantu seseorang mencapai Pencerahan Sempurna, namun bukan nibbana itu sendiri.
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline Johsun

  • Sebelumnya Jhonson
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.503
  • Reputasi: -3
  • Gender: Male
  • ??
Re: PESAN-PESAN ZEN DARI RINZAI, oleh Rinzai
« Reply #31 on: 15 February 2009, 02:21:49 PM »
Bismillah,

tadi sobat katakan jati diri meliputi alam semesta, tidak lahir dan tidak musnah, tapi jati diri juga bukan nibbana,
berarti ada 2 jenis ya, yang dimaksud sang buddha dalam kitab udana, bhwa yg dimaksud itu berarti
1. Nibbana,
2. Jati diri,

:confused:

dan sobat katakan bodhicitta atau jati diri itu kondisi yg membantu untk mencapai nibbana, apakah kondisi itu, dapat lebih specific bro?
CMIIW.FMIIW.

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: PESAN-PESAN ZEN DARI RINZAI, oleh Rinzai
« Reply #32 on: 15 February 2009, 06:27:44 PM »
bodhicitta = arahatta magga (JALAN)

bodhi = arahat PHALA (Buah) = Nibbana...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: PESAN-PESAN ZEN DARI RINZAI, oleh Rinzai
« Reply #33 on: 15 February 2009, 07:04:18 PM »
bodhicitta = arahatta magga (JALAN)

bodhi = arahat PHALA (Buah) = Nibbana...

Arahat Phala tidak mewakili keseluruhan Bodhicitta, melainkan hanya satu bagian elemen dari Bodhicitta, Bodhicitta lebih tepatnya sama dgn Abhinihara (Cita2 Agung utk menjadi Sammasambudha)

Offline Johsun

  • Sebelumnya Jhonson
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.503
  • Reputasi: -3
  • Gender: Male
  • ??
Re: PESAN-PESAN ZEN DARI RINZAI, oleh Rinzai
« Reply #34 on: 15 February 2009, 08:13:59 PM »
Bismillah,

weu, tambah rumit,

berarti bodhicitta=abnihara=cita2 agung menjadi sammasambuddha,

cita2 ini terlahirkan atau tidak?
Apakah cita2 ini tidak lahir dan tidak musnah?
Bila sang petapa sudah menjadi sammasambuddha, apakah masih ada cita2? Krnakan bodhicitta dikatakan sobatdharma adalah tidak lahr dan tidak musnah dan meliputi alam semesta,
sdang abnihara=cita2 untk menjadi sammasambuddha=bodhicitta,

sdang cita2 ini muncul karna sebab2, jd tidak dpat dikatakan bodhicitta ini tak lahir dan tak musnah , dan meliputi alam semesta,
karena bodhicitta ini muncul brupa cita2.
CMIIW.FMIIW.

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: PESAN-PESAN ZEN DARI RINZAI, oleh Rinzai
« Reply #35 on: 15 February 2009, 08:18:35 PM »
Bismillah,

weu, tambah rumit,

berarti bodhicitta=abnihara=cita2 agung menjadi sammasambuddha,

cita2 ini terlahirkan atau tidak?
Apakah cita2 ini tidak lahir dan tidak musnah?
Bila sang petapa sudah menjadi sammasambuddha, apakah masih ada cita2? Krnakan bodhicitta dikatakan sobatdharma adalah tidak lahr dan tidak musnah dan meliputi alam semesta,
sdang abnihara=cita2 untk menjadi sammasambuddha=bodhicitta,

sdang cita2 ini muncul karna sebab2, jd tidak dpat dikatakan bodhicitta ini tak lahir dan tak musnah , dan meliputi alam semesta,
karena bodhicitta ini muncul brupa cita2.

maaf ye, saya tidak paham arah pertanyaan anda.. hehe
Rekan lain yg paham mungkin bisa membantu.
Salam..

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: PESAN-PESAN ZEN DARI RINZAI, oleh Rinzai
« Reply #36 on: 16 February 2009, 10:05:46 AM »
Quote
bodhicitta = arahatta magga (JALAN)

bodhi = arahat PHALA (Buah) = Nibbana...

Perasaan kagak ada istilah "Bodhicitta" dalam Theravada......

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: PESAN-PESAN ZEN DARI RINZAI, oleh Rinzai
« Reply #37 on: 16 February 2009, 02:05:02 PM »
Bodhicitta (Ch. 菩提心, pudixin, Jp. bodaishin) bisa berarti cita-cita untuk mencapai Sammasambuddha yang dibangkitkan oleh seorang Boddhisattva dengan pikiran atau ikrar untuk menyelamatkan seluruh makhluk hidup.

Namun jika dikaji secara etimologis, kata tersebut merupakan kombinasi dari bahasa sansekerta "bodhi" dan "citta." Bodhi berarti "Pencerahan". Citta diambil dari akar kata sansekerta "cit", dan diartikan sebagai pikiran atau kesadaran. Bodhicitta dapat diterjemahkan sebagai  "Pikiran yang Tercerahkan".

Dalam tradisi Mahāyanā Boddhicitta dapat diartikan sebagai:

    * Bodhicitta relatif, di mana seorang praktisi bekerja untuk kebaikan semua makhluk hidup seperti halnya untuk dirinya sendiri.
    * Bodhicitta absolut, yang diartikan sebagai kebijaksanaan shunyata (śunyatā)

Oleh karena itu ketika saya menyinggung tentang Bodhicitta yang tidak lahir dan tidak mati, tidak berubah dan tidak tetap, yang saya maksudkan adalah bodhicitta sebagai shunyata atau pikiran yang tercerahkan.

Sedangkan ketika bro chingik bicara tentang bodhicitta sebagai abnihara, maka yang dimaksud adalah bodhicitta relatif. Pengertian yang ini seringkali digunakan dalam Mahayana dalam istilah "membangkitkan bodhicitta"

Boddhicitta relatif adalah pintu masuknya, sedangkan boddhicitta absolut adalah bentuk pencapaiannya. Santideva pernah berkata bahwa tahu jalan yang akan dituju tidak sama dengan ketika sedang melalui jalan tersebut. 
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: PESAN-PESAN ZEN DARI RINZAI, oleh Rinzai
« Reply #38 on: 16 February 2009, 09:31:26 PM »
Bodhicitta (Ch. 菩提心, pudixin, Jp. bodaishin) bisa berarti cita-cita untuk mencapai Sammasambuddha yang dibangkitkan oleh seorang Boddhisattva dengan pikiran atau ikrar untuk menyelamatkan seluruh makhluk hidup.

Namun jika dikaji secara etimologis, kata tersebut merupakan kombinasi dari bahasa sansekerta "bodhi" dan "citta." Bodhi berarti "Pencerahan". Citta diambil dari akar kata sansekerta "cit", dan diartikan sebagai pikiran atau kesadaran. Bodhicitta dapat diterjemahkan sebagai  "Pikiran yang Tercerahkan".

Dalam tradisi Mahāyanā Boddhicitta dapat diartikan sebagai:

    * Bodhicitta relatif, di mana seorang praktisi bekerja untuk kebaikan semua makhluk hidup seperti halnya untuk dirinya sendiri.
    * Bodhicitta absolut, yang diartikan sebagai kebijaksanaan shunyata (śunyatā)

Oleh karena itu ketika saya menyinggung tentang Bodhicitta yang tidak lahir dan tidak mati, tidak berubah dan tidak tetap, yang saya maksudkan adalah bodhicitta sebagai shunyata atau pikiran yang tercerahkan.

Sedangkan ketika bro chingik bicara tentang bodhicitta sebagai abnihara, maka yang dimaksud adalah bodhicitta relatif. Pengertian yang ini seringkali digunakan dalam Mahayana dalam istilah "membangkitkan bodhicitta"

Boddhicitta relatif adalah pintu masuknya, sedangkan boddhicitta absolut adalah bentuk pencapaiannya. Santideva pernah berkata bahwa tahu jalan yang akan dituju tidak sama dengan ketika sedang melalui jalan tersebut. 

sip.

Offline Triyana2009

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 756
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: PESAN-PESAN ZEN DARI RINZAI, oleh Rinzai
« Reply #39 on: 15 January 2011, 07:35:20 PM »
Namo Buddhaya,

Pesan Master Rinzai langsung to the point...............  :)

 _/\_

Offline Mr.Jhonz

  • Sebelumnya: Chikennn
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.164
  • Reputasi: 148
  • Gender: Male
  • simple life
Re: PESAN-PESAN ZEN DARI RINZAI, oleh Rinzai
« Reply #40 on: 15 January 2011, 07:46:15 PM »
Tanya; zen juga mengajarkan saddharma pundarika sutra,sutra intan?
Zen juga memuja bodhisattva ksitigarbha,mmanjusri?
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: PESAN-PESAN ZEN DARI RINZAI, oleh Rinzai
« Reply #41 on: 15 January 2011, 07:58:31 PM »
Tanya; zen juga mengajarkan saddharma pundarika sutra,sutra intan?
Zen juga memuja bodhisattva ksitigarbha,mmanjusri?


Bukan, bukan ZEN yang mengajarkan Saddharma Pundarika Sutra, Sutra Intan, dst, tetapi SANG BUDDHA lah yang mengajarkan sutra-sutra tsb (menurut pandangan Mahayana). Juga bukan ZEN yang memuja Bodhisattva Ksitigarbha dan Manjusri, tetapi PENGIKUT MAHAYANA lah yg memuja Bodhisattva2 tsb.....
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline Mr.Jhonz

  • Sebelumnya: Chikennn
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.164
  • Reputasi: 148
  • Gender: Male
  • simple life
Re: PESAN-PESAN ZEN DARI RINZAI, oleh Rinzai
« Reply #42 on: 15 January 2011, 09:49:32 PM »
 [at] seniya
Tapi,pada buku 'awan kosong,Xu-yun' otobiografi seorang master zen..
Sang master sering membabarkan sutra2 yg disebutkan diatas,dan memuja bodhisatva2 diatas..
Bagaimana sebenarnya ini?
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: PESAN-PESAN ZEN DARI RINZAI, oleh Rinzai
« Reply #43 on: 16 January 2011, 01:23:17 PM »
Kalau itu, saya kurang tahu, tanya ama TS aja, saya bukan penganut Zen....

Ini dari Wikipedia:

Quote
Zen emphasizes experiential Wisdom in the attainment of enlightenment. As such, it de-emphasizes theoretical knowledge in favor of direct realization through meditation and dharma practice. The teachings of Zen include various sources of Mahāyāna thought, including the Prajñāpāramitā literature and the teachings of the Yogācāra and Tathāgatagarbha schools.

In its beginnings in China, Zen primarily referred to the Mahāyāna sūtras and especially to the Laṅkāvatāra Sūtra. As a result, early masters of the Zen tradition were referred to as "Laṅkāvatāra masters". Accounts recording the history of this early period are to be found in Records of the Laṅkāvatāra Masters (Ch. 楞伽師資記, Léngqié Shīzī Jì). Since the theoretical reference for the Zen was primarily the Laṅkāvatāra Sūtra, the Zen school had strong associations with this text. As the Laṅkāvatāra Sūtra teaches the doctrine of the "One Vehicle" (Skt. Ekayāna), the early Zen school was sometimes referred to as the "One Vehicle School".[20] In other early texts, the school that would later become known as Zen is sometimes even referred to as simply the "Laṅkāvatāra school" (Ch. 楞伽宗, Léngqié Zōng).[21]

During the Tang Dynasty, the Zen school's central text shifted to the Diamond Sūtra (Vajracchedikā Prajñāpāramitā Sūtra). Thereafter, the essential texts of the Zen school were often considered to be the Laṅkāvatāra Sūtra and the Diamond Sūtra.[22] However, a review of the early historical documents and literature of early Zen masters clearly reveals that they were all well-versed in numerous Mahāyāna Buddhist sūtras. For example, in the Platform Sūtra of the Sixth Patriarch, Huineng cites and explains the Diamond Sūtra, the Lotus Sūtra (Saddharma Puṇḍarīka Sūtra), the Vimalakīrti Nirdeśa Sūtra, the Śūraṅgama Sūtra, and the Laṅkāvatāra Sūtra.

Jadi walaupun dalam Zen berusaha untuk mencapai kebijaksanaan melalui realisasi langsung di luar kitab suci, tetapi sumber teoritisnya dari sutra2 Mahayana juga.

Quote
Zen asserts, as do other schools in Mahāyāna Buddhism, that all sentient beings have Buddha-nature (Skt. Buddhadhātu, Tathāgatagarbha), the universal nature of transcendent wisdom (Skt. prajñā), and emphasizes that Buddha-nature is nothing other than the essential nature of the mind itself. The aim of Zen practice is to discover this Buddha-nature within each person, through meditation and practice of the Buddha's teachings. The ultimate goal of this is to become a Completely Enlightened Buddha (Skt. Samyak­saṃbuddha). As a school of Mahāyāna Buddhism, Zen draws many of its basic driving concepts from that tradition, such as the bodhisattva ideal. Buddhas and bodhisattvas such as Amitābha, Avalokiteśvara, Mañjuśrī, Samantabhadra, and Kṣitigarbha are also venerated alongside Gautama Buddha.

Sebagai bagian dari Mahayana, Zen juga menghormati para Buddha dan Bodhisattva dalam pantheon Mahayana. Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Zen
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline Triyana2009

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 756
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: PESAN-PESAN ZEN DARI RINZAI, oleh Rinzai
« Reply #44 on: 16 January 2011, 04:07:25 PM »
Namo Buddhaya,

MahaRatnakuta Sutra bab 105.


ow thanks thanks, berarti bisa menegaskan bahwa Manjushri telah ada pada masa adanya Buddha sesuai versi Mahayana dan bukan bodhisatva mistis


makanya nanya Manjusri ketemu Gotama dimana ? Di Sutra Mahayana kan...


imo, yg dibunuh adalah tujuan menjadi Buddha, Arhat, dst... (obsesi menjadi suci)


Kisah ini berawal dari 500 bodhisatva yg telah mencapai jhana 4 dan 5 kekuatan batin, namun blum mencapai anutpatika dharma ksanti, mereka sanggup mengingat jauh di salah satu kehidupan lalu mereka pernah membunuh orang tua, arahat dan merusak tempat tinggal sangha. Karena mengingat kejahatan masa lalu ini, mereka menjadi gelisah sampai tidak sanggup lagi mencapai tahap lebih maju. Atas dasar ini, Buddha dan Manjusri menggunakan metode terampil utk menyadarkan 500 bodhisatva ini dgn cara membiarkan Manjusri mencabut pedang mengancam Buddha. Buddha berkata bahwa diri ini adalah tanpa diri. Setelah 500 bodhisatva mendengar ucapan Buddha, mereka seketika menyadari hakikat ilusif ttg diri, akhirnya mencapai tahapan Anutpatika dharma ksanti. 

Minta Sutra lengkapnya Pak kalo ada, sebelumnya terima kasih  :)

 _/\_

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: PESAN-PESAN ZEN DARI RINZAI, oleh Rinzai
« Reply #45 on: 16 January 2011, 05:28:29 PM »
Namo Buddhaya,

Minta Sutra lengkapnya Pak kalo ada, sebelumnya terima kasih  :)

 _/\_

Maharatnakuta Sutra sutra 36 taisho 310. Kutipannya bisa dilihat di buku A treasury of Mahāyāna sūtras: selections from the Mahāratnakūṭa sūtra oleh Chen-chi Chang hal. 66 yg bisa dibaca isinya di Google Books http://books.google.co.id/books?id=isX-VNSxgdQC&pg=PA66&lpg=PA66&dq=Manjusri+kill+the+buddha&source=bl&ots=fgWgcWA7wl&sig=YVyQf2KsLDt90Nr1Cq2cpXscJJ0&hl=id&ei=jsYyTdHxA4LQceinmcwH&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=7&ved=0CEoQ6AEwBg#v=onepage&q=Manjusri%20kill%20the%20buddha&f=false
« Last Edit: 16 January 2011, 05:33:53 PM by seniya »
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline Triyana2009

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 756
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: PESAN-PESAN ZEN DARI RINZAI, oleh Rinzai
« Reply #46 on: 16 January 2011, 11:00:11 PM »
Namo Buddhaya,

Maharatnakuta Sutra sutra 36 taisho 310. Kutipannya bisa dilihat di buku A treasury of Mahāyāna sūtras: selections from the Mahāratnakūṭa sūtra oleh Chen-chi Chang hal. 66 yg bisa dibaca isinya di Google Books http://books.google.co.id/books?id=isX-VNSxgdQC&pg=PA66&lpg=PA66&dq=Manjusri+kill+the+buddha&source=bl&ots=fgWgcWA7wl&sig=YVyQf2KsLDt90Nr1Cq2cpXscJJ0&hl=id&ei=jsYyTdHxA4LQceinmcwH&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=7&ved=0CEoQ6AEwBg#v=onepage&q=Manjusri%20kill%20the%20buddha&f=false

Terima kasih  :)

 _/\_