mudahnya manusia dipengaruhi
.
begitulah adanya, sering saya jalan-jalan sambil menguping pembicaraan orang-orang di sekeliling, kalo diperhatikan isinya cuma saling mempengaruhi
.
seperti obrolan ibu-ibu waktu nongkrong di warung tetangganya, sedangkan sayanya lagi godain penjual pulsa di samping warung
.
a= "wah si itu mah ngak beres, masa dia begini-begitu"
b= "ah.. masak sih, tapi setahu saya ngak gitu deh"
c= "ia dia ngak gitu mbak, tapi memang kelihatannya aja begitu"
a= "yeh... aku lihat sendiri kok, pas aku ngak sengaja lewat depan rumahnya, dia itu...."
b,c= "astaga"
b= "sebenarnya sih saya memang ragu sama dia sih".
c= "iya sih, kalo memang dia itu baik, mestinya memang ngak boleh begitu"
dst.. dst.. dimana si b dan si c sudah mulai terpengaruh, padahal sebelumnya pikiran negatifnya belum muncul
.
tidak hanya cerita di atas, tapi kalo kita mau melihat ke sekitar pasti banyak situasi yang seperti itu, membicarakan hal-hal yang tidak diketahui sendiri
.
dengan menganggap biasa percaya begitu saja pada orang lain, lama kelamaan hal ini menjadi suatu yang biasa, pendengar hanya tertarik pada keseruan saja dalam mendengarkan sesuatu, dia tidak lagi bersemangat untuk membuktikan hal yang sebenarnya
.
dari sini muncullah komunitas-komunitas mini
.
kalo dikembangkan lagi komunitas-komunitas mini ini akan terus bergerak, entah menjadi besar, atau terpecah , atau mungkin malah lenyap, atau kemungkinan lainnya
.
dan begitulah yang terjadi di dunia selama ini
.
tapi kalo kita tergerak untuk mencari sumbernya, maka sumbernya itu adalah pada perasaan
. perasaanlah yang menghanyutkan kita kesegala arah
, perasaanlah yang mendorong pikiran hingga kita melakukan perbuatan secara jasmani
.
tidak percaya?
silahkan selidiki sendiri
.