//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: berkhayal  (Read 17626 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline exam

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 533
  • Reputasi: 9
Re: berkhayal
« Reply #15 on: 12 November 2011, 12:25:00 AM »
waktu sidharta masih muda, saat itu kepercayaan yg mendominasi/majority sudah exist
tapi sidharta saat itu tidak terima begitu saja paham yg sudah ada, tidak puas hanya menerima paham daripada guru(s)

lalu dia explore sendiri hingga ketemu "obatnya",  begitu juga para scientist akhir abad ini yg terus mengxplore mencari solusi masalah yg exist




mengikuti analogi anda, Sang Buddha sudah mengajarkan cara untuk tidak terkena usus buntu, seorang yg tidak terkena penyakit usus buntu tidak perlu diobati kan? jika dihubungkan dengan hukum karma, mengalami penyakit usus buntu itu pasti terjadi jika kondisinya pas, tidak ada yg bisa kita lakukan untuk mencegahnya, tapi dengan perkembangan teknologi medis, maka kita bisa disembuhkan, dan ini adalah karma baik yg bekerja sehingga kita bisa sembuh.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: berkhayal
« Reply #16 on: 12 November 2011, 12:30:31 AM »
waktu sidharta masih muda, saat itu kepercayaan yg mendominasi/majority sudah exist
tapi sidharta saat itu tidak terima begitu saja paham yg sudah ada, tidak puas hanya menerima paham daripada guru(s)

lalu dia explore sendiri hingga ketemu "obatnya",  begitu juga para scientist akhir abad ini yg terus mengxplore mencari solusi masalah yg exist





para scientist mengexplore untuk mencari solusi, sedangkan kita sudah memiliki solusinya, jadi apa lagi yg perlu dicari? kita tidak perlu repot2 mencari sendiri, karena formula untuk mencapai solusi itu sudah diajarkan oleh Sang Buddha, kita hanya perlu menjalaninya saja.

sudah terbukti bahwa banyak orang yg dapat mencapai kebebasan dari karma buruk walaupun tanpa pengetahuan karma. kita pun punya peluang yg sama. hanya saja mungkin kita tidak memiliki tekad dan kondisi yg sama dengan mereka

Offline exam

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 533
  • Reputasi: 9
Re: berkhayal
« Reply #17 on: 12 November 2011, 11:08:21 AM »
menurut anda sendiri ada manfaatnya tidak apabila kita bisa lebih mengerti bgm karma bekerja secara lebih detil ?

mungkin saat ini anda kehidupan anda sedang fine-fine saja, dalam artian tidak memiliki kesulitan hidup seperti memiliki kanker ganas atau anak yang mengidap penyakit berat,

jika kondisi anda seperti asumsi saya di atas, saya bisa mengerti anda merasa puas dengan pengetahuan yg exist sekarang
shg anda tidak terlalu pusing lagi tentang penyebab detil dan bgm "mengobatinya".

tapi jika anda mengalami hal-hal di atas, kemungkinan besar anda akan penasaran , dan bertanya adakah taburan yg lebih spesifik agar bisa membebaskan/mengobati penderitaan anda
atau penderitaan yg sedang di alami keluarga,orang tua, anak atau tetangga, shg timbul keinginan utk mencari solusi yang lebih spesifik, utk menolong orang-orang yang anda kasihi, utk membebaskan orang2 yg anda cintai dari penderitaan

seperti sidharta muda yang tidak begitu saja menerima solusi yg di ajarkan para guru di zamannya


anda saat ini mungkin sehat, tanpa penderitaan yg berarti, shg masih merasa cukup dengan apa yg di ajarkan budism
tapi saat anda berada dalam posisi seperti orang yg kena kanker, saya rasa anda juga penasaran karma baik apa yg hrs di tabur agar bisa menyembuhkan kanker anda
selain tentunya berobat ke dokter

atau saat anak anda,orang tua anda sakit keras, bukankah akan ada keinginan utk mencari solusi yang lebih spesifik, bukan yg general seperti banyak berdana serta menjalankan pancasila budhis dsb



memang setiap orang kondisinya beda, shg pandangan masing-masing pun beda, saya bisa mengerti akan hal itu

anyway terima kasih atas opininya

mengikuti analogi anda, Sang Buddha sudah mengajarkan cara untuk tidak terkena usus buntu, seorang yg tidak terkena penyakit usus buntu tidak perlu diobati kan? jika dihubungkan dengan hukum karma, mengalami penyakit usus buntu itu pasti terjadi jika kondisinya pas, tidak ada yg bisa kita lakukan untuk mencegahnya, tapi dengan perkembangan teknologi medis, maka kita bisa disembuhkan, dan ini adalah karma baik yg bekerja sehingga kita bisa sembuh.
« Last Edit: 12 November 2011, 11:17:10 AM by exam »

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: berkhayal
« Reply #18 on: 12 November 2011, 11:17:05 AM »
Andaikan khayalan bro exam benar, dan sekarang ini ada Arahat yang sakti pun tetap tidak bisa menolong, atau bisa membuat keyakinan bertambah kuat !

kita tahu bukan kesaktian yang bisa membuat manusia bahagia, yang ada malah kesaktian membuat LDM tambah tebal.
Bhikkhu Devadatta cukup sakti tapi harus menjadi penghuni neraka Avici.
mengapa Buddha Gotama tidak menggunakan kesaktian utk menolong mertuanya Pangeran Siddharta yaitu Raja Suphabuddha supaya bebas dari neraka Avici !
apakah Buddha Gotama tidak cukup sakti dan sempurna ? dan Beliau sangat Sempurna.

Sang Bhagava hanya bisa menunjukkan 'jalan', selebihnya kita praktek sendiri, mau mencapai kebahagiaan sejati prakteklah Buddha Dhamma dengan serius.

Ingat perenungan dibawah ini
Kammassakomhi
Kammadayado
Kammayoni
Kammabandhu
Kammapatisarano
Yam kammam karissami
Kalyanam va papakam va
Tasa dayado bhavissami

Aku adalah pemilik perbuatanku sendiri
Terwarisi oleh perbuatanku sendiri
Lahir dari perbuatanku sendiri
Berkerabat dengan perbuatanku sendiri
Tergantung dengan perbuatanku sendiri
Perbuatan apa pun yang kulakukan baik atau buruk,
perbuatan itulah yang akan kuwarisi
  _/\_
« Last Edit: 12 November 2011, 11:25:05 AM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline exam

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 533
  • Reputasi: 9
Re: berkhayal
« Reply #19 on: 12 November 2011, 11:23:21 AM »
sebenarnya bukan itu maksud saya, bukan berharap arahat bisa menolong kita
tapi menjelaskan lebih detil penyebab karma seseorang dan bgm menetralisir/mengobati secara lebih tepat sasaran
shg orang yg "sakit" lalu bisa melakukan taburan yg sesuai (makan obat yg tepat), bukan hanya solusi yg terlalu general

dan juga bagi yg ingin "menuai" bisa menabur buah yg tepat

saya rasa memang hanya orang yg sedang "sakit" yg bisa mengerti kebutuhan akan hal ini, dan lebih membutuhkannya
jika anda sedang hidup happy, mungkin belum timbul urgensi akan hal tsb



Andaikan khayalan bro exam benar, dan sekarang ini ada Arahat yang sakti pun tetap tidak bisa menolong, atau bisa membuat keyakinan bertambah kuat !

kita tahu bukan kesaktian yang bisa membuat manusia bahagia, yang ada malah kesaktian membuat LDM tambah tebal.
Bhikkhu Devadatta cukup sakti tapi harus menjadi penghuni neraka Avici.
mengapa Buddha Gotama tidak menggunakan kesaktian utk menolong mertuanya Pangeran Siddharta yaitu Raja Suphabuddha supaya bebas dari neraka Avici !
apakah Buddha Gotama tidak cukup sakti dan sempurna ? dan Beliau sangat Sempurna.

Sang Bhagava hanya bisa menunjukkan 'jalan', selebihnya kita praktek sendiri, mau mencapai kebahagiaan sejati prakteklah Buddha Dhamma dengan serius.

Ingat perenungan dibawah ini
Kammassakomhi
Kammadayado
Kammayoni
Kammabandhu
Kammapatisarano
Yam kammam karissami
Kalyanam va papakam va
Tasa dayado bhavissami

Aku adalah pemilik perbuatanku sendiri
Terwarisi oleh perbuatanku sendiri
Lahir dari perbuatanku sendiri
Berkerabat dengan perbuatanku sendiri
Tergantung dengan perbuatanku sendiri
Perbuatan apa pun yang kulakukan baik atau buruk, perbuatan itulah yang akan kuwarisi
  _/\_
« Last Edit: 12 November 2011, 11:25:29 AM by exam »

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: berkhayal
« Reply #20 on: 12 November 2011, 11:39:16 AM »
sekiranya ada pelaksana budhisme yang telah mencapai tingkat kesucian tinggi sehingga berkemampuan melihat kehidupan masa lalu orang lain, [...]
Tingkat kesucian adalah beda dengan kesaktian. Dikatakan bahwa seorang puthujjana sakti, bahkan bisa ingat sampai puluhan kappa kehidupan lampau, sementara ada juga Arahat yang tidak punya kesaktian sama sekali.


Quote
dan lalu menguatkan/bersaksi atas kebenaran tentang hukum karma (yang lebih detil) mengenai sebab musabab seseorang memiliki kelebihan dan kekurangan dalam kehidupan sekarang, tentu kesaksian ini bisa membuat keyakinan pengikut budhisme menjadi lebih kuat lagi.  hanya khayalan saya semata.....   
Jika saya mampu mengingat kehidupan lampau, maka itu menjadi bukti untuk saya sendiri. Tapi bagi orang lain, itu hanyalah 'cerita yang disampaikan', maka tidak akan menjadi bukti. Namun memang benar, kisah lampau seseorang yang disampaikan dengan bijaksana pada kesempatan yang tepat, bisa menginspirasi kita dalam belajar dhamma. Tapi jika tidak tepat, maka orang bisa jadi spekulan kamma. ini yang sangat berbahaya. Kalau saran saya, pelajarilah kamma sejauh konsepnya, jangan berusaha membuktikan karena itu bukan kapasitas kita. Kalau hanya cerita, sudah banyak cerita di sutta. Tentang kehidupan lampau, boleh ditekadkan dari sekarang untuk mencapai kemampuan tersebut.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: berkhayal
« Reply #21 on: 12 November 2011, 11:45:30 AM »
sebenarnya bukan itu maksud saya, bukan berharap arahat bisa menolong kita
tapi menjelaskan lebih detil penyebab karma seseorang dan bgm menetralisir/mengobati secara lebih tepat sasaran
shg orang yg "sakit" lalu bisa melakukan taburan yg sesuai (makan obat yg tepat), bukan hanya solusi yg terlalu general

ya pemikiran model bro exam memang banyak.
andai ada kesaktian yang bisa menjelaskan mengapa demikian, apakah bisa berubah sakitnya ?

di sutta pitaka kanon pali tidak ada obat khusus atau penawar yang bisa menetralisir penyakit agar bisa terobati dengan tepat.


Quote
dan juga bagi yg ingin "menuai" bisa menabur buah yg tepat
saya rasa memang hanya orang yg sedang "sakit" yg bisa mengerti kebutuhan akan hal ini, dan lebih membutuhkannya
jika anda sedang hidup happy, mungkin belum timbul urgensi akan hal tsb


sayanknya menabur yang tepat juga belum tentu akan berbuah sesuai dengan waktunya keinginan si penabur.
jadi praktek kebajikan harus dilandasi dengan pengertian benar dan latihan melepas.

« Last Edit: 12 November 2011, 11:47:07 AM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline exam

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 533
  • Reputasi: 9
Re: berkhayal
« Reply #22 on: 12 November 2011, 04:27:36 PM »
jangan terlalu terpaku pada kitab

ingat...
Kata ehipassiko berasal dari kata ehipassika yang terdiri dari 3 suku kata yaitu ehi, passa dan ika. Secara harafiah ”ehipassika” berarti datang dan lihat. Ehipassikadhamma merupakan sebuah undangan kepada siapa saja untuk datang, melihat serta membuktikan sendiri kebenaran yang ada dalam Dhamma.
Istilah ehipassiko ini tercantum dalam Dhammanussati (Perenungan Terhadap Dhamma) yang berisi tentang sifat-sifat Dhamma.

Guru Buddha mengajarkan untuk menerapkan sikap ehipassiko di dalam menerima ajaranNya. Guru Buddha mengajarkan untuk ”datang dan buktikan” ajaranNya, bukan ”datang dan percaya”. Ajaran mengenai ehipassiko ini adalah salah satu ajaran yang penting dan yang membedakan ajaran Buddha dengan ajaran lainnya.
Salah satu sikap dari Guru Buddha yang mengajarkan ehipassiko dan memberikan kebebasan berpikir dalam menerima suatu ajaran terdapat dalam perbincangan antara Guru Buddha dengan suku Kalama berikut ini:

"Wahai, suku Kalama. Jangan begitu saja mengikuti tradisi lisan, ajaran turun-temurun, kata orang, koleksi kitab suci, penalaran logis, penalaran lewat kesimpulan, perenungan tentang alasan, penerimaan pandangan setelah mempertimbangkannya, pembicara yang kelihatannya meyakinkan, atau karena kalian berpikir, `Petapa itu adalah guru kami. `Tetapi setelah kalian mengetahui sendiri, `Hal-hal ini adalah bermanfaat, hal-hal ini tidak tercela; hal-hal ini dipuji oleh para bijaksana; hal-hal ini, jika dilaksanakan dan dipraktekkan, menuju kesejahteraan dan kebahagiaan`, maka sudah selayaknya kalian menerimanya.” (Kalama Sutta; Anguttara Nikaya 3.65)

Sikap awal untuk tidak percaya begitu saja dengan mempertanyakan apakah suatu ajaran itu adalah bermanfaat atau tidak, tercela atau tidak tecela; dipuji oleh para bijaksana atau tidak, jika dilaksanakan dan dipraktekkan, menuju kesejahteraan dan kebahagiaan atau tidak, adalah suatu sikap yang akan menepis kepercayaan yang membuta terhadap suatu ajaran. Dengan memiliki sikap ini maka nantinya seseorang diharapkan dapat memiliki keyakinan yang berdasarkan pada kebenaran.


di sutta pitaka kanon pali tidak ada obat khusus atau penawar yang bisa menetralisir penyakit agar bisa terobati dengan tepat.



Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: berkhayal
« Reply #23 on: 12 November 2011, 04:36:29 PM »
jangan terlalu terpaku pada kitab

ingat...
Kata ehipassiko berasal dari kata ehipassika yang terdiri dari 3 suku kata yaitu ehi, passa dan ika. Secara harafiah ”ehipassika” berarti datang dan lihat. Ehipassikadhamma merupakan sebuah undangan kepada siapa saja untuk datang, melihat serta membuktikan sendiri kebenaran yang ada dalam Dhamma.
Istilah ehipassiko ini tercantum dalam Dhammanussati (Perenungan Terhadap Dhamma) yang berisi tentang sifat-sifat Dhamma.

Guru Buddha mengajarkan untuk menerapkan sikap ehipassiko di dalam menerima ajaranNya. Guru Buddha mengajarkan untuk ”datang dan buktikan” ajaranNya, bukan ”datang dan percaya”. Ajaran mengenai ehipassiko ini adalah salah satu ajaran yang penting dan yang membedakan ajaran Buddha dengan ajaran lainnya.
Salah satu sikap dari Guru Buddha yang mengajarkan ehipassiko dan memberikan kebebasan berpikir dalam menerima suatu ajaran terdapat dalam perbincangan antara Guru Buddha dengan suku Kalama berikut ini:

"Wahai, suku Kalama. Jangan begitu saja mengikuti tradisi lisan, ajaran turun-temurun, kata orang, koleksi kitab suci, penalaran logis, penalaran lewat kesimpulan, perenungan tentang alasan, penerimaan pandangan setelah mempertimbangkannya, pembicara yang kelihatannya meyakinkan, atau karena kalian berpikir, `Petapa itu adalah guru kami. `Tetapi setelah kalian mengetahui sendiri, `Hal-hal ini adalah bermanfaat, hal-hal ini tidak tercela; hal-hal ini dipuji oleh para bijaksana; hal-hal ini, jika dilaksanakan dan dipraktekkan, menuju kesejahteraan dan kebahagiaan`, maka sudah selayaknya kalian menerimanya.” (Kalama Sutta; Anguttara Nikaya 3.65)

Sikap awal untuk tidak percaya begitu saja dengan mempertanyakan apakah suatu ajaran itu adalah bermanfaat atau tidak, tercela atau tidak tecela; dipuji oleh para bijaksana atau tidak, jika dilaksanakan dan dipraktekkan, menuju kesejahteraan dan kebahagiaan atau tidak, adalah suatu sikap yang akan menepis kepercayaan yang membuta terhadap suatu ajaran. Dengan memiliki sikap ini maka nantinya seseorang diharapkan dapat memiliki keyakinan yang berdasarkan pada kebenaran.


jadi jika ada seorang Arahat muncul di hadapan anda dan menjelaskan kepada anda tentang karma apa yg anda lakukan di masa lalu yg mengakibatkan apa yg anda alami sekarang, bagaimanakah anda harus menyikapnya?

Offline Mahadeva

  • Sebelumnya: raynoism
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 602
  • Reputasi: 10
  • Gender: Male
Re: berkhayal
« Reply #24 on: 12 November 2011, 06:53:13 PM »
sekiranya ada pelaksana budhisme yang telah mencapai tingkat kesucian tinggi sehingga berkemampuan melihat kehidupan masa lalu orang lain, dan lalu menguatkan/bersaksi atas kebenaran tentang hukum karma (yang lebih detil) mengenai sebab musabab seseorang memiliki kelebihan dan kekurangan dalam kehidupan sekarang, tentu kesaksian ini bisa membuat keyakinan pengikut budhisme menjadi lebih kuat lagi.  hanya khayalan saya semata.....   

seandaipun ada orang yang bisa liat kehidupan lampau dan bersaksi bahwa hukum karma memang ada, tetap saja kalau ada orang yang memang dasarnya tidak percaya hukum karma ya tetap tidak percaya. ntar orang yang ga percaya bilang, "oh, dia cuma mengkhayal bisa melihat kehidupan lampau orang lain, toh tidak bisa dibuktikan, cuma imajinasi dia belaka..hanya khayalan dia semata.....   " dsb..

Lagian Buddha kan diceritakan sudah bisa lihat jalannya hukum karma dan sudah memberi tahu untuk banyak berbuat baik, tinggal dilaksanakan

Offline exam

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 533
  • Reputasi: 9
Re: berkhayal
« Reply #25 on: 12 November 2011, 07:36:04 PM »
sebenarnya harapan saya, pengetahuan cara kerja hukum karma bisa terexplore lebih dalam, seperti halnya para ilmuwan yang terus tiada henti mengexplore pengetahuan, dan mendokumentasikan penemuan mereka, sharing riset mereka, tidak hanya di simpan sendiri, shg pemahaman terhadap teknologi semakin dalam yg manfaatnya jadi lebih besar utk kebaikan manusia.

sama seperti mindset sidharta yg masih mau mengxplore mencari lebih dalam (hingga sempat menyiksa diri), utk kebaikan manusia, bukan hanya merasa puas dengan yg sudah ada

kira-kira seperti itu, semoga anda mengerti

jadi jika ada seorang Arahat muncul di hadapan anda dan menjelaskan kepada anda tentang karma apa yg anda lakukan di masa lalu yg mengakibatkan apa yg anda alami sekarang, bagaimanakah anda harus menyikapnya?
« Last Edit: 12 November 2011, 07:37:49 PM by exam »

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: berkhayal
« Reply #26 on: 12 November 2011, 09:12:34 PM »
sebenarnya harapan saya, pengetahuan cara kerja hukum karma bisa terexplore lebih dalam, seperti halnya para ilmuwan yang terus tiada henti mengexplore pengetahuan, dan mendokumentasikan penemuan mereka, sharing riset mereka, tidak hanya di simpan sendiri, shg pemahaman terhadap teknologi semakin dalam yg manfaatnya jadi lebih besar utk kebaikan manusia.

sama seperti mindset sidharta yg masih mau mengxplore mencari lebih dalam (hingga sempat menyiksa diri), utk kebaikan manusia, bukan hanya merasa puas dengan yg sudah ada

kira-kira seperti itu, semoga anda mengerti


postingan saya sebelumnya adalah untuk menjawab postingan anda sehubungan dengan Ehipassiko, bagaimana anda ber-ehipassiko jika harapan anda itu terpenuhi? menurut saya, tidak ada cara lain selain melalui pengetahuan langsung yang dialami oleh diri sendiri, bukan dengan cara diberitahu.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: berkhayal
« Reply #27 on: 13 November 2011, 06:24:03 AM »
jangan terlalu terpaku pada kitab
ingat...
Kata ehipassiko berasal dari kata ehipassika yang terdiri dari 3 suku kata yaitu ehi, passa dan ika. Secara harafiah ”ehipassika” berarti datang dan lihat. Ehipassikadhamma merupakan sebuah undangan kepada siapa saja untuk datang, melihat serta membuktikan sendiri kebenaran yang ada dalam Dhamma.
Istilah ehipassiko ini tercantum dalam Dhammanussati (Perenungan Terhadap Dhamma) yang berisi tentang sifat-sifat Dhamma.

Guru Buddha mengajarkan untuk menerapkan sikap ehipassiko di dalam menerima ajaranNya. Guru Buddha mengajarkan untuk ”datang dan buktikan” ajaranNya, bukan ”datang dan percaya”. Ajaran mengenai ehipassiko ini adalah salah satu ajaran yang penting dan yang membedakan ajaran Buddha dengan ajaran lainnya.
Salah satu sikap dari Guru Buddha yang mengajarkan ehipassiko dan memberikan kebebasan berpikir dalam menerima suatu ajaran terdapat dalam perbincangan antara Guru Buddha dengan suku Kalama berikut ini:

"Wahai, suku Kalama. Jangan begitu saja mengikuti tradisi lisan, ajaran turun-temurun, kata orang, koleksi kitab suci, penalaran logis, penalaran lewat kesimpulan, perenungan tentang alasan, penerimaan pandangan setelah mempertimbangkannya, pembicara yang kelihatannya meyakinkan, atau karena kalian berpikir, `Petapa itu adalah guru kami. `Tetapi setelah kalian mengetahui sendiri, `Hal-hal ini adalah bermanfaat, hal-hal ini tidak tercela; hal-hal ini dipuji oleh para bijaksana; hal-hal ini, jika dilaksanakan dan dipraktekkan, menuju kesejahteraan dan kebahagiaan`, maka sudah selayaknya kalian menerimanya.” (Kalama Sutta; Anguttara Nikaya 3.65)

Sikap awal untuk tidak percaya begitu saja dengan mempertanyakan apakah suatu ajaran itu adalah bermanfaat atau tidak, tercela atau tidak tecela; dipuji oleh para bijaksana atau tidak, jika dilaksanakan dan dipraktekkan, menuju kesejahteraan dan kebahagiaan atau tidak, adalah suatu sikap yang akan menepis kepercayaan yang membuta terhadap suatu ajaran. Dengan memiliki sikap ini maka nantinya seseorang diharapkan dapat memiliki keyakinan yang berdasarkan pada kebenaran.


bro exam mengetahui isi Kalama Sutta juga dari Kitab Tipitaka Kanon Pali !
atau mengingat kembali penjelasan dari 'orang sakti jaman dulu'
atau ber EHIPASIKO !

saya setuju dengan pendapat bro Indra seperti postingan diatas
tidak ada cara lain selain melalui pengetahuan langsung yang dialami oleh diri sendiri, bukan dengan cara diberitahu.

« Last Edit: 13 November 2011, 06:40:17 AM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: berkhayal
« Reply #28 on: 13 November 2011, 08:30:29 AM »
sebenarnya harapan saya, pengetahuan cara kerja hukum karma bisa terexplore lebih dalam, seperti halnya para ilmuwan yang terus tiada henti mengexplore pengetahuan, dan mendokumentasikan penemuan mereka, sharing riset mereka, tidak hanya di simpan sendiri, shg pemahaman terhadap teknologi semakin dalam yg manfaatnya jadi lebih besar utk kebaikan manusia.

sama seperti mindset sidharta yg masih mau mengxplore mencari lebih dalam (hingga sempat menyiksa diri), utk kebaikan manusia, bukan hanya merasa puas dengan yg sudah ada

kira-kira seperti itu, semoga anda mengerti


saya mengerti yang anda tulis ^^
dan bro exam masih tidak mengerti karena maunya banyak ...

Petapa Gotama bahkan tidak diberitahu oleh mahluk lain cara pencapaian, kemudian Beliau bisa mencapai pencerahan sempurna dan menjadi SammasamBuddha.

sedangkan bro exam sudah mengetahui dari membaca Sutta atau Dhamma yang sudah dibabarkan dengan sempurna dan juga tercatat di Kitab Tipitaka, masih juga tidak bisa mengerti dan senang berKHAYAL , mengapa ya ? ???
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline Kang_Asep

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 528
  • Reputasi: -14
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: berkhayal
« Reply #29 on: 13 November 2011, 09:39:46 AM »
Quote from: adi lim
Petapa Gotama bahkan tidak diberitahu oleh mahluk lain cara pencapaian, kemudian Beliau bisa mencapai pencerahan sempurna dan menjadi SammasamBuddha.

Beliau melihat makhluk-makhluk terlahir, tua dan mati. apakah itu tidak berarti pemberitahuan oleh makhluk lain tentang fakta kehidupan ini? Bukankah petapa Gotama telah belajar dari alam semesta? bukankah alam semesta itu adalah makhluk lain?