//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: berdana tidak boleh sembarangan ?  (Read 3509 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline exam

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 533
  • Reputasi: 9
berdana tidak boleh sembarangan ?
« on: 09 November 2011, 05:43:07 PM »
kalau tidak salah, umat di sarankan utk berdana kepada anggota sangha (para biksu,biksuni)
krn buahnya lebih besar
kira-kira bgm pendapat rekan-rekan tentang hal ini ?

lalu apa berarti lebih baik berdana kepada anggota sangha,daripada kepada orang yg membutuhkan, seperti orang sakit ?  orang kelaparan ?  orang jompo, anak yatim ?


apakah seseorang yg krn belas kasihnya memilih berdana kepada orang sakit, akan kalah pahalanya di banding orang yg berdana kepada para biksu ?

silahkan pendapatnya

terima kasih
« Last Edit: 09 November 2011, 05:46:32 PM by exam »

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: berdana tidak boleh sembarangan ?
« Reply #1 on: 09 November 2011, 05:56:44 PM »
memang benar, jika mengacu pada MN 142 Dakkhinavibhanga Sutta

Quote

5. “Terdapat empat belas jenis persembahan pribadi, Ānanda.  Seseorang yang memberikan suatu pemberian kepada Sang Tathāgata, yang sempurna dan tercerahkan sempurna; ini adalah persembahan pribadi jenis pertama. Seseorang yang memberikan suatu pemberian kepada seorang Paccekabuddha; ini adalah persembahan pribadi jenis ke dua. Seseorang yang memberikan suatu pemberian kepada seorang Arahant siswa Sang Tathāgata; ini adalah persembahan pribadi jenis ke tiga. Seseorang yang memberikan suatu pemberian kepada seorang yang telah memasuki jalan untuk mencapai buah Kearahatan; ini adalah persembahan pribadi jenis ke empat. Seseorang yang memberikan suatu pemberian kepada seorang yang-tidak-kembali; ini adalah persembahan pribadi jenis lima. [255] Seseorang yang memberikan suatu pemberian kepada seorang yang telah memasuki jalan untuk mencapai buah yang-tidak-kembali; ini adalah persembahan pribadi jenis ke enam. Seseorang yang memberikan suatu pemberian kepada seorang yang-kembali-sekali; ini adalah persembahan pribadi jenis tujuh. Seseorang yang memberikan suatu pemberian kepada seorang yang telah memasuki jalan untuk mencapai buah yang-kembali-sekali; ini adalah persembahan pribadi jenis ke delapan. Seseorang yang memberikan suatu pemberian kepada seorang pemasuk-arus; ini adalah persembahan pribadi jenis sembilan. Seseorang yang memberikan suatu pemberian kepada seorang yang telah memasuki jalan untuk mencapai buah memasuki-arus;  ini adalah persembahan pribadi jenis ke sepuluh. Seseorang memberikan suatu pemberian kepada seseorang di luar [Pengajaran] yang bebas dari nafsu akan kenikmatan indria;  ini adalah persembahan pribadi jenis ke sebelas. Seseorang memberikan suatu pemberian kepada seorang biasa yang bermoral; ini adalah persembahan pribadi jenis ke dua belas. Seseorang memberikan suatu pemberian kepada seorang biasa yang tidak bermoral; ini adalah persembahan pribadi jenis ke tiga belas. Seseorang memberikan suatu pemberian kepada binatang: ini adalah persembahan pribadi jenis ke empat belas.

6. “Di sini, Ānanda, dengan memberikan suatu pemberian kepada seekor binatang, maka persembahan itu diharapkan akan menghasilkan balasan seratus kali lipat.  Dengan memberikan suatu pemberian kepada seorang biasa yang tidak bermoral, maka persembahan itu diharapkan akan menghasilkan balasan seribu kali lipat. Dengan memberikan suatu pemberian kepada seorang biasa yang bermoral, maka persembahan itu diharapkan akan menghasilkan balasan seratus ribu kali lipat. Dengan memberikan suatu pemberian kepada seseorang di luar [Pengajaran] yang bebas dari nafsu akan kenikmatan indria, maka persembahan itu diharapkan akan menghasilkan balasan seratus ribu kali seratus ribu kali lipat.

“Dengan memberikan suatu pemberian kepada seorang seorang yang telah memasuki jalan untuk mencapai buah memasuki-arus, maka persembahan itu diharapkan akan menghasilkan balasan yang tidak terhitung, tidak terukur. Apakah lagi yang harus dikatakan tentang pemberian kepada seorang pemasuk-arus? Apakah lagi yang harus dikatakan tentang pemberian kepada seorang yang telah memasuki jalan untuk mencapai buah yang-kembali-sekali … kepada yang-kembali-sekali … kepada seorang yang telah memasuki jalan untuk mencapai buah yang-tidak-kembali … kepada seorang yang-tidak-kembali … kepada seorang yang telah memasuki jalan untuk mencapai buah Kearahatan … kepada seorang Arahant … kepada seorang Paccekabuddha? Apakah lagi yang harus dikatakan tentang pemberian kepada seorang Tathāgata, yang sempurna dan tercerahkan sempurna?


tapi coba perhatikan Anguttara Nikaya 9:20 berikut ini

Quote
[Sang Buddha berkata kepada Anāthapiṇḍika:] “Di masa lampau, perumah tangga, ada seorang brahmana bernama Velāma. Ia memberikan persembahan besar sebagai berikut: delapan puluh empat ribu mangkuk emas penuh dengan perak; delapan puluh empat ribu mangkuk perak penuh dengan emas; delapan puluh empat ribu mangkuk perunggu penuh dengan emas dan perak; delapan puluh empat ribu gajah, sapi susu, pelayan, dan alas duduk, jutaan kain halus, dan makanan, minuman, salep, dan alas tidur dalam jumlah yang sangat banyak.

“Sebanyak persembahan yang diberikan oleh Brahmana Velāma, adalah bahkan lebih berbuah jika seseorang memberi makan satu orang yang memiliki pandangan benar.  Sebanyak persembahan yang diberikan oleh Brahmana Velāma, dan walaupun seseorang mampu memberi makan kepada seratus orang yang memiliki pandangan benar, adalah bahkan lebih berbuah jika seseorang memberi makan satu orang yang-kembali-sekali. Sebanyak persembahan yang diberikan oleh Brahmana Velāma, dan walaupun seseorang mampu memberi makan kepada seratus orang yang-kembali-sekali adalah bahkan lebih berbuah jika seseorang memberi makan satu orang yang-tidak-kembali. Sebanyak persembahan yang diberikan oleh Brahmana Velāma, dan walaupun seseorang mampu memberi makan kepada seratus orang yang-tidak-kembali adalah bahkan lebih berbuah jika seseorang memberi makan satu orang Arahant. Sebanyak persembahan yang diberikan oleh Brahmana Velāma, dan walaupun seseorang mampu memberi makan kepada seratus orang Arahant adalah bahkan lebih berbuah jika seseorang memberi makan satu orang paccekabuddha.  Sebanyak persembahan yang diberikan oleh Brahmana Velāma, dan walaupun seseorang mampu memberi makan kepada seratus orang paccekabudha adalah bahkan lebih berbuah jika seseorang memberi makan satu Buddha yang tercerahkan sempurna ... adalah bahkan lebih berbuah jika seseorang memberi makan Saṅgha para bhikkhu yang dipimpin oleh Sang bdudha dan membangun vihara untuk Saṅgha dari empat penjuru … adalah bahkan lebih berbuah jika, dengan pikiran penuh keyakinan, seseorang berlindung kepada Buddha, Dhamma, dan Saṅgha, dan menjalankan lima aturan: menghindari perbuatan menghancurkan kehidupan, menghindari perbuatan mengambil apa yang tidak diberikan, menghindari melakukan hubungan seksual yang salah, menghindari kebohongan, dan menghindari minuman memabukkan. Sebanyak apa pun semua ini, adalah bahkan lebih berbuah jika seseorang mengembangkan pikiran cinta-kasih bahkan selama waktu yang diperlukan untuk menarik ambing susu sapi. Dan  sebanyak apa pun semua ini, adalah bahkan lebih berbuah jika seseorang mengembangkan persepsi ketidak-kekalan bahkan selama waktu yang diperlukan untuk menjentikkan jari.”


sutta ini mengatakan bahwa mengembangkan pikiran cinta kasih walaupun hanya sesaat buahnya adalah lebih besar daripada semua dana-dana di atas.

jadi, memberikan dana kepada orang sakit, orang kelaparan, dsb, sebagai wujud dari cinta kasih tentu saja juga berbuah besar yg tidak kurang jika dibandingkan dengan berdana kepada para bhikkhu.
« Last Edit: 09 November 2011, 06:02:31 PM by Indra »

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: berdana tidak boleh sembarangan ?
« Reply #2 on: 09 November 2011, 08:03:19 PM »
kalau tidak salah, umat di sarankan utk berdana kepada anggota sangha (para biksu,biksuni)
krn buahnya lebih besar
kira-kira bgm pendapat rekan-rekan tentang hal ini ?

lalu apa berarti lebih baik berdana kepada anggota sangha,daripada kepada orang yg membutuhkan, seperti orang sakit ?  orang kelaparan ?  orang jompo, anak yatim ?


apakah seseorang yg krn belas kasihnya memilih berdana kepada orang sakit, akan kalah pahalanya di banding orang yg berdana kepada para biksu ?

silahkan pendapatnya

terima kasih

mas bro... klo emang kita mau berdana untuk orang sakit, ya berdana lah dgn pengertian benar yaitu untuk membantu orang yg sakit tersebut, klo mau berdana untuk anak yatim, ya berdana dgn tujuan n niat yg baik yaitu agar anak yatim dapat terpenuhi kebutuhan nya dan dapat bersekolah...

klo ada kesempatan berdana ke vihara dan ke bhikkhu, maka berdana lah dengan benar pula, dengan tujuan membantu perkembangan dhamma

jd berdana dengan dilandasi kebijaksanaan dan pengertian yg benar, akan memberikan manfaat bagi penerima dana yg otomatis jg memberikan kebahagiaan bagi kita... bkn berdana karena motivasi pahala/buah yg akan diterima setelah berdana, ini adalah bentuk dana dengan pengertian yg salah...

memang, jk di urutkan, ada tingkatan dalam berdana... tp jgn dijadikan sebagai alasan kita dalam berdana, karena akan membuat kita memilih2 dalam berdana dan membatasi kita dalam berdana, padahal yg membutuhkan dana bkn cm tuk kalangan tertentu.

inti dr berdana adalah latihan untuk melepas yg dilandasi kebijaksanaan dan untuk membantu orang yg membutuhkan... bkn ajang mencari pahala/buah kebahagiaan sebesar-besar nya...

Offline exam

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 533
  • Reputasi: 9
Re: berdana tidak boleh sembarangan ?
« Reply #3 on: 11 November 2011, 11:07:21 PM »
motivasi orang tentu beda-beda sesuai kondisi yang berbeda pula

seperti anak kecil yg mau belajar krn di janjikan hadiah oleh orang tua dengan mahasiswa yang belajar krn ingin berbakti utk masyarakat

atau seperti rakyat jelata yang masih mikirin kebutuhan primer dan pengusaha yang mindsetnya sudah sampai level  ingin berbuat utk masyarakat luas

anda tidak salah, cuma memang tiap orang kondisinya berbeda, shg pendekatannya juga tidak sama

gak bisa pukul rata, setahap demi setahap dululah, krn levelnya juga gak sama

mas bro... klo emang kita mau berdana untuk orang sakit, ya berdana lah dgn pengertian benar yaitu untuk membantu orang yg sakit tersebut, klo mau berdana untuk anak yatim, ya berdana dgn tujuan n niat yg baik yaitu agar anak yatim dapat terpenuhi kebutuhan nya dan dapat bersekolah...

klo ada kesempatan berdana ke vihara dan ke bhikkhu, maka berdana lah dengan benar pula, dengan tujuan membantu perkembangan dhamma

jd berdana dengan dilandasi kebijaksanaan dan pengertian yg benar, akan memberikan manfaat bagi penerima dana yg otomatis jg memberikan kebahagiaan bagi kita... bkn berdana karena motivasi pahala/buah yg akan diterima setelah berdana, ini adalah bentuk dana dengan pengertian yg salah...

memang, jk di urutkan, ada tingkatan dalam berdana... tp jgn dijadikan sebagai alasan kita dalam berdana, karena akan membuat kita memilih2 dalam berdana dan membatasi kita dalam berdana, padahal yg membutuhkan dana bkn cm tuk kalangan tertentu.

inti dr berdana adalah latihan untuk melepas yg dilandasi kebijaksanaan dan untuk membantu orang yg membutuhkan... bkn ajang mencari pahala/buah kebahagiaan sebesar-besar nya...

Offline anyen

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 2
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: berdana tidak boleh sembarangan ?
« Reply #4 on: 12 November 2011, 12:26:30 AM »
apakah   seorang   biksu   diperbolehkan   meminta   sumbangan  berupa  uang dari   toko   ke   toko?   Apa   yg   sebaiknya   diberikan   makanan   atau   uang?

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: berdana tidak boleh sembarangan ?
« Reply #5 on: 12 November 2011, 04:25:20 PM »
apakah   seorang   biksu   diperbolehkan   meminta   sumbangan  berupa  uang dari   toko   ke   toko?   Apa   yg   sebaiknya   diberikan   makanan   atau   uang?
tentunya tidak boleh...
coba buka link ini: http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=21452.0
disana ada penjelasan rinci tentang kehidupan bebas dari uang

kalau mau, sebaiknya diberikan makanan saja...
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

 

anything