Kalo aye sich agak aneh pengalamannya..
kenapa Buddha Dhamma sangat diyakini oleh Tekkss?
sejak kecil kalo kagak salah umur sekitar 7 tahun gt, saya sering melihat orang tua saya menyiapkan susu bagi saya, swkt saya melihat mereka, saya mulai berpikir, apakah dipikiran mereka sama seperti pikiran saya, apakah setiap manusia memiliki tingkat pikiran yg sama, yg memiliki daya kemampuan memikirkan sesuatu atau hanya sayakah sendiri yg mampu berpikir demikian.. itu tahapan pertama
terus saya jg terkadang berpikir, saya masih kecil, kelak kalo saya dewasa, saya akan dgn cepat menjadi tua dan akan mati,,, dan saya menjadi takut akan kematian.. itu tahapan kedua proses pemikiran ku
kemudian saya mulai dgn pemikiran lainnya, saya harus menemukan suatu cara agar bebas dari kematian tp saya tdk bisa bertemu cr itu, gmana cr itu sebenarnya... itu tahapan ke tiga
kemudian saya mulai berpikir ortu saya sering sembayang, apakah dgn demikian bisa bebas dr kematian, tp saya rasa tdk karena tetap ada yg meninggal, kenapa Tuhan harus menciptakan org jika suatu saat harus mati juga... itu tahapan pemikiran ke 4 dimana saya mulai meragukan tuhan
Kemudian saya mulai bermeditasi sendiri (saya juga agak lupa kenapa wkt masih kecil bisa meditasi, ntah apa penyebabnya, apakah karena nontin TV atao apa) dan sering melihat warna warna didalam meditasi saya, maka saya menganti fokus saya ke warna warna tersebut. tp menjelang beberapa lama saya berhenti meditasi karena takut diblg aneh, soalnya anak anak seusia saya tdk ada satupun yg bermeditasi, dan sayapun mulai bersosialisasi dgn org lain
Sampai saya SD kelas brapa gt, saya membaca suatu Buku Buddhist, lebih tepatnya nyanyian Buddhist berjudul 6 Tahun Sengsara. saat saya menyanyikannya, bulu kuduk saya berdiri semua, perasaan haru dan kagum terhadap sesosok Manusia, sampai sampai saya meneteskan air mata karena terharu...
kemudian wkt SMP mulai belajar agama Buddha, SMA ka****k dan setelah Tamat, baru mulai mendalami Dhamma, dan semua yg ada di Dhamma sangat sesuai dgn apa yg saya cari cari selama ini, oleh sebab itu saya tdk meragukan Sang Buddha. Apalagi Buddha Dhamma sangat realistis bagi saya, sangat masuk akal. Keyakinan Tumbuh karena jodoh, Keyakinan Tumbuh karena kecocokan, Keyakinan Tumbuh karena Realitas