//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism  (Read 39083 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline dewi_go

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.848
  • Reputasi: 69
  • Gender: Female
The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« on: 16 May 2011, 03:23:03 PM »
1 Jangan mengidolakan atau terikat pada suatu doktrin, teori, atau idiologi, termasuk ajaran Buddha. Cara pandangan buddhis adalah alat penuntun, bukan kebenaran yang mutlak.

2 Jangan berpendapat bahwa pengetahuan yang anda miliki sekarang adalah kebenaran yang mutlak dan tidak akan berubah. Hindari pemikiran yang sempit dan terikat pada pandangan yang sekarang dianut. Belajar dan berlatih untuk tidak melekat pada pandangan agar bisa menerima sudut pandang orang lain. Kebenaran ditemukan dalam hidup dan bukan pada
sekedar konsep. Bersiaplah untuk senantiasa belajar sepanjang hidupmu dan mengamati realita dalam dirimu dan dunia.

3 Jangan memaksa orang lain, termasuk anak-anak dengan cara apapun, untuk menganut pandangan anda, apakah melalui kekuasaan, paksaan, uang, propaganda, atau bahkan pendidikan. Namun, melalui dialog yang penuh cinta kasih, bantu orang lain untuk meninggalkan sifat fanatik dan pikiran yang sempit.

4 Jangan menghindari penderitaan atau menutup mata pada penderitaan. Jangan kehilangan kesadaran akan adanya penderitaan dalam kehidupan di dunia. Carilah jalan untuk bertemu dengan mereka yang menderita, termasuk kontak pribadi, kunjungan, melalui hubungan visual dan dan suara. Dengan cara itu, bangunkan kesadaran diri anda dan orang lain akan realita penderitaan di dunia.

5 Jangan menimbun kekayaan bila ada berjuta-juta orang menderita. Jangan menjadikan kemasyuran, keuntungan, kekayaan, atau kenikmatan sensual sebagai tujuan hidup. Hiduplah sederhana dan berbagilah waktu, semangat, dan materi dengan mereka yang membutuhkan.

6 Jangan memendam kemarahan dan kebencian. Belajarlah untuk meredakan dan mengubahnya selagi masih berupa benih dalam kesadaranmu. Segera setelah kebencian muncul, pindahkan perhatian pada nafas untuk melihat dan memahami sifat alaminya.

7 Jangan terlarut pada suasana di sekitar anda. Letakkan perhatian pada nafas untuk kembali menyadari apa yang terjadi pada saat ini. Tetaplah berhubungan pada apa yang menakjubkan, menyegarkan, dan menyehatkan baik di dalam diri anda dan sekitar anda. Tanamlah benih, kebahagiaan, kedamaian, dan penuh pengertian dalam dirimu agar transformasi bisa bekerja pada kesadaranmu yang dalam.

8 Jangan mengucapkan kata-kata yang bisa menimbulkan perselisihan dan menyebabkan perpecahan. Buat segala usaha untuk mendamaikan dan menyelesaikan semua konflik, sekecil apapun.

9 Jangan berkata hal yang tidak benar demi keuntungan pribadi atau untuk mempengaruhi orang. Jangan mengucapkan kata-kata yang menyebakan perpecahan dan kebencian. Jangan menyebarkan berita yang tidak pasti kebenarannya. Jangan mengkritik atau menyalahkan sesuatu yang anda tidak yakin kebenarannya. Selalu berkata benar dan membangun.
Punyailah keberanian untuk mengutarakan tentang ketidakadilan, meskipun bisa membahayakan diri anda.

10 Jangan menggunakan komunitas buddhis untuk keuntungan pribadi, atau mengubah komunitas anda menjadi partai politik. Meskipun demikian, komunitas religius harus punya pendirian tegas menentang penindasan dan ketidakadilan dan harus berjuang untuk mengubah keadaan tanpa terlibat dalam konflik kelompok.

11 Jangan hidup dengan pekerjaan yang membahayakan manusia atau alam. Jangan berinvestasi dalam perusahaan yang menghilangkan kesempatan hidup orang lain. Pilih pekerjaan yang mendukung realisasi ideologi cinta kasih anda.

12 Jangan membunuh. Jangan biarkan orang lain membunuh. Carilah cara untuk melindungi kehidupan dan mencegah peperangan.

13 Jangan mengambil hak orang lain. Hargailah kekayaan orang lain, tetapi cegah orang lain mengambil keuntungan dari penderitaan orang lain atau mahluk lain di dunia.

14 Jangan perlakukan tubuh dengan cara yang salah. Belajar untuk menghargainya. Jangan memandang tubuh ini hanya sebagai alat. Peliharalah energi vital untuk merealisasikan Jalan. (Untuk umat awam) jangan melakukan hubungan seksual tanpa cinta dan komitmen. Dalam hubungan seksual, sadarlah akan penderitaan di masa depan yang bisa timbul. Untuk menjagakebahagiaan orang lain, hargai hak dan komitmen orang lain. Sadarlah sepenuhnya akan tanggung jawab saat membawa kehidupan baru di dunia. Renungkan dalam dunia mana anda membawa kehidupan baru itu.

From the book ‘Interbeing’: Fourteen Guidelines for Engaged Buddhism, revised edition: Oct. l993 by Thich Nhat Hanh, published by Parallax
Press, Berkeley, California

dari http://buddhism.kalachakranet.org/resources/14_precepts.htm/
Sweet things are easy 2 buy,
but sweet people are difficult to find.
Life ends when u stop dreaming, hope ends when u stop believing,
Love ends when u stop caring,
Friendship ends when u stop sharing.
So share this with whom ever u consider a friend.
To love without condition... ......... .........

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #1 on: 17 May 2011, 06:08:18 AM »
1 Jangan mengidolakan atau terikat pada suatu doktrin, teori, atau idiologi, termasuk ajaran Buddha. Cara pandangan buddhis adalah alat penuntun, bukan kebenaran yang mutlak.

Sedangkan didalam Buddha Dhamma, menyatakan 4 Kebenaran Mulia itu Kebenaran Mutlak  8->
bagaimana pulak  menjelaskannya ?   :)
« Last Edit: 17 May 2011, 06:10:22 AM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #2 on: 19 May 2011, 03:30:42 PM »
1 Jangan mengidolakan atau terikat pada suatu doktrin, teori, atau idiologi, termasuk ajaran Buddha. Cara pandangan buddhis adalah alat penuntun, bukan kebenaran yang mutlak.

2 Jangan berpendapat bahwa pengetahuan yang anda miliki sekarang adalah kebenaran yang mutlak dan tidak akan berubah. Hindari pemikiran yang sempit dan terikat pada pandangan yang sekarang dianut. Belajar dan berlatih untuk tidak melekat pada pandangan agar bisa menerima sudut pandang orang lain. Kebenaran ditemukan dalam hidup dan bukan pada sekedar konsep. Bersiaplah untuk senantiasa belajar sepanjang hidupmu dan mengamati realita dalam dirimu dan dunia.

1. Jika pikiran sudah dipenuhi doktrin, teori atau idiologi, maka cara berpikir seseorang menjadi seperti robot, kaku dan mati.

 
2Kebanyakan tinta diatas kertas menutup pandangan seseorang dan tidak bisa menerima sudut pandang orang lain. Bukan tinta diatas kertas. Tinta diatas kertas tidak bisa mewakili kebenaran. Tinta diatas kertas tidak bisa menjadi kebenaran. Tinta diatas kertas hanya bisa mencatat kebenaran dalam hidup, tetapi tidak pernah bisa menjadi kebenaran yang hidup.

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #3 on: 19 May 2011, 03:33:06 PM »
1 Jangan mengidolakan atau terikat pada suatu doktrin, teori, atau idiologi, termasuk ajaran Buddha. Cara pandangan buddhis adalah alat penuntun, bukan kebenaran yang mutlak.

2 Jangan berpendapat bahwa pengetahuan yang anda miliki sekarang adalah kebenaran yang mutlak dan tidak akan berubah. Hindari pemikiran yang sempit dan terikat pada pandangan yang sekarang dianut. Belajar dan berlatih untuk tidak melekat pada pandangan agar bisa menerima sudut pandang orang lain. Kebenaran ditemukan dalam hidup dan bukan pada
sekedar konsep. Bersiaplah untuk senantiasa belajar sepanjang hidupmu dan mengamati realita dalam dirimu dan dunia.

3 Jangan memaksa orang lain, termasuk anak-anak dengan cara apapun, untuk menganut pandangan anda, apakah melalui kekuasaan, paksaan, uang, propaganda, atau bahkan pendidikan. Namun, melalui dialog yang penuh cinta kasih, bantu orang lain untuk meninggalkan sifat fanatik dan pikiran yang sempit.

4 Jangan menghindari penderitaan atau menutup mata pada penderitaan. Jangan kehilangan kesadaran akan adanya penderitaan dalam kehidupan di dunia. Carilah jalan untuk bertemu dengan mereka yang menderita, termasuk kontak pribadi, kunjungan, melalui hubungan visual dan dan suara. Dengan cara itu, bangunkan kesadaran diri anda dan orang lain akan realita penderitaan di dunia.

5 Jangan menimbun kekayaan bila ada berjuta-juta orang menderita. Jangan menjadikan kemasyuran, keuntungan, kekayaan, atau kenikmatan sensual sebagai tujuan hidup. Hiduplah sederhana dan berbagilah waktu, semangat, dan materi dengan mereka yang membutuhkan.

6 Jangan memendam kemarahan dan kebencian. Belajarlah untuk meredakan dan mengubahnya selagi masih berupa benih dalam kesadaranmu. Segera setelah kebencian muncul, pindahkan perhatian pada nafas untuk melihat dan memahami sifat alaminya.

7 Jangan terlarut pada suasana di sekitar anda. Letakkan perhatian pada nafas untuk kembali menyadari apa yang terjadi pada saat ini. Tetaplah berhubungan pada apa yang menakjubkan, menyegarkan, dan menyehatkan baik di dalam diri anda dan sekitar anda. Tanamlah benih, kebahagiaan, kedamaian, dan penuh pengertian dalam dirimu agar transformasi bisa bekerja pada kesadaranmu yang dalam.

8 Jangan mengucapkan kata-kata yang bisa menimbulkan perselisihan dan menyebabkan perpecahan. Buat segala usaha untuk mendamaikan dan menyelesaikan semua konflik, sekecil apapun.

9 Jangan berkata hal yang tidak benar demi keuntungan pribadi atau untuk mempengaruhi orang. Jangan mengucapkan kata-kata yang menyebakan perpecahan dan kebencian. Jangan menyebarkan berita yang tidak pasti kebenarannya. Jangan mengkritik atau menyalahkan sesuatu yang anda tidak yakin kebenarannya. Selalu berkata benar dan membangun.
Punyailah keberanian untuk mengutarakan tentang ketidakadilan, meskipun bisa membahayakan diri anda.

10 Jangan menggunakan komunitas buddhis untuk keuntungan pribadi, atau mengubah komunitas anda menjadi partai politik. Meskipun demikian, komunitas religius harus punya pendirian tegas menentang penindasan dan ketidakadilan dan harus berjuang untuk mengubah keadaan tanpa terlibat dalam konflik kelompok.

11 Jangan hidup dengan pekerjaan yang membahayakan manusia atau alam. Jangan berinvestasi dalam perusahaan yang menghilangkan kesempatan hidup orang lain. Pilih pekerjaan yang mendukung realisasi ideologi cinta kasih anda.

12 Jangan membunuh. Jangan biarkan orang lain membunuh. Carilah cara untuk melindungi kehidupan dan mencegah peperangan.

13 Jangan mengambil hak orang lain. Hargailah kekayaan orang lain, tetapi cegah orang lain mengambil keuntungan dari penderitaan orang lain atau mahluk lain di dunia.

14 Jangan perlakukan tubuh dengan cara yang salah. Belajar untuk menghargainya. Jangan memandang tubuh ini hanya sebagai alat. Peliharalah energi vital untuk merealisasikan Jalan. (Untuk umat awam) jangan melakukan hubungan seksual tanpa cinta dan komitmen. Dalam hubungan seksual, sadarlah akan penderitaan di masa depan yang bisa timbul. Untuk menjagakebahagiaan orang lain, hargai hak dan komitmen orang lain. Sadarlah sepenuhnya akan tanggung jawab saat membawa kehidupan baru di dunia. Renungkan dalam dunia mana anda membawa kehidupan baru itu.

From the book ‘Interbeing’: Fourteen Guidelines for Engaged Buddhism, revised edition: Oct. l993 by Thich Nhat Hanh, published by Parallax
Press, Berkeley, California

dari http://buddhism.kalachakranet.org/resources/14_precepts.htm/

Postingan yang sangat universal karena berisi kebenaran universal. Terima kasih.
Bisa langsung dipraktekkan dan tidak ribet. Anda tidak perlu hafal mati sutta.

Dharma yang hidup bisa ditemukan di sekeliling kita

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #4 on: 19 May 2011, 03:44:34 PM »

6 Jangan memendam kemarahan dan kebencian. Belajarlah untuk meredakan dan mengubahnya selagi masih berupa benih dalam kesadaranmu. Segera setelah kebencian muncul, pindahkan perhatian pada nafas untuk melihat dan memahami sifat alaminya.

7 Jangan terlarut pada suasana di sekitar anda. Letakkan perhatian pada nafas untuk kembali menyadari apa yang terjadi pada saat ini. Tetaplah berhubungan pada apa yang menakjubkan, menyegarkan, dan menyehatkan baik di dalam diri anda dan sekitar anda. Tanamlah benih, kebahagiaan, kedamaian, dan penuh pengertian dalam dirimu agar transformasi bisa bekerja pada kesadaranmu yang dalam.


Berdasarkan buku Ajahn Chah, saya hanya melihat segala fenomena pikiran sebagai tidak tetap, muncul dan lenyap dan tidak mengikutinya. Dengan hanya melihatnya tanpa ada usaha untuk meredamkannya.
Sebelum saya membaca buku Ajahn Chah, saya berusaha keras untuk meredamkannya. Tetapi semakin berusaha semakin kecewa karena pikiran itu tidak bisa ditahan.  Kita hanya perlu melihatnya muncul dan lenyap, kemudian selesai.

Akhirnya stelah mengerti hal tersebut tanpa melakukan usaha yang keras, saya bisa lebih rileks dan bisa menerima segala kondisi pikiran saya tanpa mengikutinya dan batinpun menjadi lebih damai.

Demikian juga dengan meditasi.


Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #5 on: 19 May 2011, 03:45:41 PM »
1. Jika pikiran sudah dipenuhi doktrin, teori atau idiologi, maka cara berpikir seseorang menjadi seperti robot, kaku dan mati.
justru karena teori itu membuat pikiran orang akan berkembang tidak seperti robot,kaku dan mati, karena kita akan mencari isi dari teori itu benar atau tidaknya, sehingga tidak asal makan tidak asal cerna
Quote
2Kebanyakan tinta diatas kertas menutup pandangan seseorang dan tidak bisa menerima sudut pandang orang lain. Bukan tinta diatas kertas. Tinta diatas kertas tidak bisa mewakili kebenaran. Tinta diatas kertas tidak bisa menjadi kebenaran. Tinta diatas kertas hanya bisa mencatat kebenaran dalam hidup, tetapi tidak pernah bisa menjadi kebenaran yang hidup.

di situ anda menulis sendiri , tinta diatas kertas mencatat kebenaran dalam hidup, bukankah itu mewakili kebenaran? dan tinta di atas kertas yang anda maksud adalah kebenaran juga? jika tinta diatas kertas tidak berisi kebenaran, bagaimana orang akan menjadikan sebagai penuntun?
« Last Edit: 19 May 2011, 03:48:55 PM by wang ai lie »
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #6 on: 19 May 2011, 03:46:45 PM »
Berdasarkan buku Ajahn Chah, saya hanya melihat segala fenomena pikiran sebagai tidak tetap, muncul dan lenyap dan tidak mengikutinya. Dengan hanya melihatnya tanpa ada usaha untuk meredamkannya.
Sebelum saya membaca buku Ajahn Chah, saya berusaha keras untuk meredamkannya. Tetapi semakin berusaha semakin kecewa karena pikiran itu tidak bisa ditahan.  Kita hanya perlu melihatnya muncul dan lenyap, kemudian selesai.

Akhirnya stelah mengerti hal tersebut tanpa melakukan usaha yang keras, saya bisa lebih rileks dan bisa menerima segala kondisi pikiran saya tanpa mengikutinya dan batinpun menjadi lebih damai.

Demikian juga dengan meditasi.



surprise... kok anda jadi ikut2an membaca tinta di atas kertas?

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #7 on: 19 May 2011, 03:47:29 PM »
Berdasarkan buku Ajahn Chah, saya hanya melihat segala fenomena pikiran sebagai tidak tetap, muncul dan lenyap dan tidak mengikutinya. Dengan hanya melihatnya tanpa ada usaha untuk meredamkannya.
Sebelum saya membaca buku Ajahn Chah, saya berusaha keras untuk meredamkannya. Tetapi semakin berusaha semakin kecewa karena pikiran itu tidak bisa ditahan.  Kita hanya perlu melihatnya muncul dan lenyap, kemudian selesai.

Akhirnya stelah mengerti hal tersebut tanpa melakukan usaha yang keras, saya bisa lebih rileks dan bisa menerima segala kondisi pikiran saya tanpa mengikutinya dan batinpun menjadi lebih damai.

Demikian juga dengan meditasi.
ternyata mengeluarkan teori juga dari tinta di atas kertas... jadi anda sendiri mengakui jika tinta di atas kertas berisi kebenaran.
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #8 on: 19 May 2011, 03:48:12 PM »
surprise... kok anda jadi ikut2an membaca tinta di atas kertas?

lah kok bisa sama bro... kita gak janjian ya  :))
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #9 on: 19 May 2011, 03:50:46 PM »
1 Jangan mengidolakan atau terikat pada suatu doktrin, teori, atau idiologi, termasuk ajaran Buddha. Cara pandangan buddhis adalah alat penuntun, bukan kebenaran yang mutlak.

2 Jangan berpendapat bahwa pengetahuan yang anda miliki sekarang adalah kebenaran yang mutlak dan tidak akan berubah. Hindari pemikiran yang sempit dan terikat pada pandangan yang sekarang dianut. Belajar dan berlatih untuk tidak melekat pada pandangan agar bisa menerima sudut pandang orang lain. Kebenaran ditemukan dalam hidup dan bukan pada
sekedar konsep.
Bersiaplah untuk senantiasa belajar sepanjang hidupmu dan mengamati realita dalam dirimu dan dunia.


Baca yang dibold

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #10 on: 19 May 2011, 03:54:12 PM »
justru karena teori itu membuat pikiran orang akan berkembang tidak seperti robot,kaku dan mati, karena kita akan mencari isi dari teori itu benar atau tidaknya, sehingga tidak asal makan tidak asal cerna
di situ anda menulis sendiri , tinta diatas kertas mencatat kebenaran dalam hidup, bukankah itu mewakili kebenaran? dan tinta di atas kertas yang anda maksud adalah kebenaran juga? jika tinta diatas kertas tidak berisi kebenaran, bagaimana orang akan menjadikan sebagai penuntun?

Tolong dicerna ini, dan jangan membuat komentar oot
Darimana anda tahu yang dicatat itu benar atau salah, jika anda tidak bisa melihat hal yang dicatatnya, yang ada disekeliling anda?
« Last Edit: 19 May 2011, 03:57:27 PM by djoe »

Offline kuswanto

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 399
  • Reputasi: 16
  • kematian bisa saja menghampiriku hari ini..
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #11 on: 19 May 2011, 03:54:38 PM »

2 Jangan berpendapat bahwa pengetahuan yang anda miliki sekarang adalah kebenaran yang mutlak dan tidak akan berubah.[/size][/color] [/size]Hindari pemikiran yang sempit dan terikat pada pandangan yang sekarang dianut. Belajar dan berlatih untuk tidak melekat pada pandangan agar bisa menerima sudut pandang orang lain. Kebenaran ditemukan dalam hidup dan bukan pada
sekedar konsep. Bersiaplah untuk senantiasa belajar sepanjang hidupmu dan mengamati realita dalam dirimu dan dunia.



nice.. cocok buat aku, dia dan semua2nya.

aku mungkin salah dgn pandangan ku yg sekarang, anda terima kemungkinan itu?

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #12 on: 19 May 2011, 03:59:02 PM »
Baca yang dibold

jika apa yang saya pelajari bukan suatu kebenaran, dan apa yang dikatakan oleh buddha yang di tulis kembali dalam berbagai sutta bukan lah kebenaran , maka saya berani bilang sang buddha pembohong, tapi kenapa justru saya percaya kepada sang buddha yang jelas2 saya sebelumnya bukan buddhis,saya membaca yang anda katakan sebagai tinta di atas kertas dan hanya teori , adalah suatu kebenaran yang sudah saya lihat dan buktikan , yang dapat mengubah cara pandang saya yang salah pada sosok buddha dan berbalik menjadi pengikut buddha.
seperti yang saya bilang di tread sebelah yang belum anda jawab. dalam teori dan tinta diatas kertas tertulis "kita akan mengalami tua , sakit , dan mati" itu suatu kebenaran atau hanya rekayasa, atau sekedar teori bohong?

Quote
2 Jangan berpendapat bahwa pengetahuan yang anda miliki sekarang adalah kebenaran yang mutlak dan tidak akan berubah. Hindari pemikiran yang sempit dan terikat pada pandangan yang sekarang dianut. Belajar dan berlatih untuk tidak melekat pada pandangan agar bisa menerima sudut pandang orang lain. Kebenaran ditemukan dalam hidup dan bukan pada
sekedar konsep. Bersiaplah untuk senantiasa belajar sepanjang hidupmu dan mengamati realita dalam dirimu dan dunia.

3 Jangan memaksa orang lain, termasuk anak-anak dengan cara apapun, untuk menganut pandangan anda, apakah melalui kekuasaan, paksaan, uang, propaganda, atau bahkan pendidikan. Namun, melalui dialog yang penuh cinta kasih, bantu orang lain untuk meninggalkan sifat fanatik dan pikiran yang sempit.

« Last Edit: 19 May 2011, 04:02:31 PM by wang ai lie »
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #13 on: 19 May 2011, 04:04:39 PM »
dalam teori dan tinta diatas kertas tertulis "kita akan mengalami tua , sakit , dan mati" itu suatu kebenaran atau hanya rekayasa, atau sekedar teori bohong?

Anda tidak menyimak jawabnya, bahkan ada dalam postingan anda sendiri. Hanya anda yang bingung tidak bisa melihatnya.

Jika disekliling anda ada makhluk yang dilahirkan dan tidak mengalami tua, sakit dan mati, apakah tinta diatas kertas itu mencatat kebenaran "kita akan mengalami tua, sakit dan mati?

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #14 on: 19 May 2011, 04:08:04 PM »
Anda tidak menyimak jawabnya, bahkan ada dalam postingan anda sendiri. Hanya anda yang bingung tidak bisa melihatnya.

Jika disekliling anda ada makhluk yang dilahirkan dan tidak mengalami tua, sakit dan mati, apakah tinta diatas kertas itu mencatat kebenaran "kita akan mengalami tua, sakit dan mati?
bisa berikan contohnya, dan saya belum pernah melihat anda menjawab, tetapi anda memberikan statment berputar, coba lihat lagi pertanyaan yang saya berikan. apa kata2 itu hanya sekedar rekayasa?
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

 

anything