Maafkan dan lupakan.
Anda juga harus menyadari bahwa untuk membalas dendam terhadap orang yang membuat kesulitan terhadap anda hanya menciptakan masalah dan kesulitan baru. Anda harus menyadari bahwa perasaan negatif dan tindakan negatif hanya membawa celaka dan penderitaan pada anda dan orang yang membawa celaka dan penderitaan pada anda dan orang lain yang membuat kesulitan itu. Untuk membalas dengan anda harus menciptakan kebencian dalan hati anda. Kebencian itu bagaikan vaksin yang pertama-tama harus anda injeksi ke dalam anda sendiri dan baru kemudian anda injeksikan ke dalam orang lain yang membuat kesulitan itu. Sebelum anda dapat menularkan vaksin sapi pada orang lain, anda harus mengotori diri anda dulu dengan vaksin sapi tersebut.
Kelakuan anda sama dengan orang yang bodoh. Karenanya, tidak ada perbedaan pokok antara anda dan si penjahat itu. Dengan membenci orang lain, anda hanya memberi mereka kekuasaan atas anda, tetapi anda tidak menyelesaikan masalah. Jika anda menjadi marah terhadap orang lain dan ia hanya tersenyum balik pada anda tanpa kemarahan sedikitpun, maka anda adalah orang yang kalah, Karena ia tidak ikut serta memenuhi keinginan anda. Ia yang menang, andalah yang kalah. Buddha berkata: “Bahagialah yang hidup tanpa kebencian di antara orang yang membenci. Di tengah-tengah orang yang membenci, kita hidup tanpa membenci”. Mungkin anda tidak cukup kuat untuk mencintai musuh anda; tetapi demi kesehatan dan kebahagiaan anda sendiri, anda harus belajar, paling tidak, bagaimana untuk memaafkan dan melupakan.
Dengan tidak membenci atau mengutuk orang yang menciptakan kesulitan bagi anda, maka anda bertindak sebagai beradab dan bijaksana. Untuk melakukan tindakan ini, anda harus mengerti bahwa orang lain itu diracuni dengan keserakahan, kemarahan, iri hati, dan kebodohan. Dia tidak berbeda dari manusia lainnya yang juga suatu saat diracuni oleh keadaan pikiran negatif yang sama. Buddha suatu ketika berkata : “Si pembuat kejahatan bukanlah kejam dari mulanya. Banyak orang melakukan kejahatan karena ketidaktahuannya, karena mereka tidak tahu, kita tidak seharusnya mengutuk atau menghukum mereka dalam penderitaan selamanya. Sebaliknya, kita harus mencoba memperbaiki mereka. Kita harus mencoba menjelaskan bahwa mereka salah”.
Dengan pengertian ini, anda dapat memperlakukan si penjahat sebagai pasien yang menderita penyakit. Jika anda dapat menolong menghilangkan penyebab penyakit itu, maka si pasien dapat disembuhkan dan dapat sehat serta bahagia. Jika seseorang berbuat suatu kesalahan pada anda akibat ketidaktahuan atau kesalahpahamannya, maka inilah saatnya anda memancarkan cinta kasih dan kasih sayang pada orang yang melakukan kejahatan, karena pada suatu ketika ia akan menyadari kebodohannya dan membuang kebiasaan jahatnya. Hal itu adalah lebih baik, karena memberinya kesempatan untuk menjadi baik.
Jika anda dapat memancarkan cinta kasih dan kasih sayang pada orang yang mempersulit anda, maka pada suatu ketika ia akan menjadi orang yang lebih baik. Buddha suatu ketika berkata : “Kebencian tidak akan berakhir bila dibalas dengan kebencian; hanya dengan cinta kasih kebencian dapat dihentikan. Inilah hukum abadi”. Jika anda dapat menggunakan cara memancarkan cinta kasih dan kasih sayang ini, maka tidak ada kejahatan yang menghampiri anda bila anda coba memperbaiki si penjahat itu.