[...]
Apakah benar2 bisa terjadi bisa ya dan bisa juga tidak. Apa faktor penyebabnya?
1. Kekuatan konsentrasi orang yg membacakan
2. Keyakinan dari si penerima
3. Kejodohan karma atau kamma baik yg memang berbuah
Nah bila ketiga hal diatas terpenuhi maka keberhasilan bisa saja tercapai. Ada tipe2 orang yg percaya terhadap hal diatas . Kalau dinasehati dhamma mereka malas mendengarnya, tetapi karena percayanya pada hal tsb diatas, ditambah karena mungkin dipercaya dari kekuatan avalokitesvara mereka menghargai bulu itu sedemikian rupa yg jika mereka ribut berarti mencederai kesakralan kekuatan bulu yg merupakan media dari pembacaan sutra yg berulang kali.
Sama halnya kita memancarkan metta dengan gelombang pikiran yg terus menerus kepada orang tertentu dengan tujuan baik tanpa ada keegoan, bisa nyampe juga energi itu dan orang itu bisa berubah, sejauh mana itu bisa...sejauh kekuatan konsentrasi, buah kamma dan faktor x x x lainnya.
[...]
Saya mau tanya di bagian 3 faktor ini. Jika memang tergantung kekuatan konsentrasi, mengapa dipatok 1008x? Bagi orang yang terbiasa konsentrasi, mungkin beberapa kali saja sudah bisa merenungkannya, sebaliknya bagi yang tidak biasa konsentrasi, mungkin 1008x masih sangat kurang.
1008x itu hanya anggapan saja, bukan hal yg harus....ada kemungkinan latar belakangnya pernah ada yg 1008x berhasil entah karena kebetulan atau apa lalu cerita ini menyebar dan dijadikanlah asumsi 1008x. Bisa saja 3 x cukup
Kemudian jika kembali pada karma, saya setuju itu adalah yang membuahkan karma baik. Namun jadinya apa kepentingan "Sutranya khusus", "Patungnya yang Avalokiteshvara", dan "objeknya Bulu Bebek Mandarin"? Adakah relevansinya?
Nah ini hanya masalah latar belakang yg harus diteliti, misalnya orang itu penganut Avalokitesvara, ya tentunya sutra tentang Avalokistevara yg memang ada fungsi2 tertentu seperti paritta. Kenapa patung Avalokitesvara ? itu hanya simbolis saja. Misal saya membaca tisaranam di depan Buddha rupang, mengapa Buddha rupam? karena tentang Triratna dan saya menghormatinya secara simbolis dengan adanya Buddha rupam. Maha Karuna Dharani sendiri sutra tentang Avalokitesvara.
Kenapa objeknya bulu mandarin? saya pun masih bertanya2, tetapi pemikiran saya adalah itu hanya media. Seperti bhante blessing pake media air, kenapa harus air? itu semua hanya simbolisme suatu tatacara saja. Memang hal ini kalau tidak dimengerti bisa jadi salah paham. Seperti kasus agama lain melihat kita bungkuk2 dihadapan Buddha rupang.[/size]
Terakhir keyakinan si penerima, apakah berarti kalau dibacakan orang berkonsentrasi tinggi, dibacakan dengan benar, di depan patung yang benar, dan menggunakan bulu bebek yang sesuai, tidak akan berefek jika si penerima tidak percaya?
IMO tentu saja tidak. Seperti Ketika seseorang memberi Anda Apel , lalu anda menolak apel itu. Apakah apel itu sampai ke tangan Anda?
Percaya pun kalau dia tidak mengerti ya percuma. Tetapi biasanya kalau dia sudah mau percaya berarti ada niat untuk harmonis kembali, nah tinggal usaha dan kamma baiknya. Memiliki pengertian dan mau berubah juga merupakan kamma baik. Menurut saya ini hanya tatacara masing2 sesuai tingkat kematangan pengertian seseorang. Yg pasti banyak faktor xxxx dan bersinggungan metafisika. Tetapi akan menjadi fatal bila menjadi takhayul yakni tanpa pengertian benar./size]
Nanti yang ke dukun juga ada yg berhasil. Apakah ini bisa disamakan dgn khasiat bulu bebek + sutra ? Bandingkan dgn ratana sutta yang dilafalkan oleh Buddha, isi-nya tidak ada yg metafisika. Isi-nya adalah kesunyataan, yang mana dgn kesunyataan tersebut, para dedemit, hantu dan makhluk halus lainnya "memberi muka" kpd pelafal sutta tersebut. Demikian juga misalnya kita liat angulimala sutta, kita telaah isinya, dimana yg diungkapkan oleh bhante angulimala sbg suatu kebenaran bahwa angulimala sudah menghentikan segala jenis pembunuhan setelah memasuki persamuan sangha, dgn kebenaran tersebut, membantu proses persalinan. Saya juga mau share pengalaman saya, terus terang saya sudah tidak meakukan pembunuhan makhluk apapun secara sadar mungkin sudah 5-6 tahun, jadi sewaktu istri saya bersalin, saya lantunkan terus paritta angulimala. Dan menurut suster2 di rumah sakit, proses persalinan istri saya termasuk yg sangat lancar, dimana saya juga melihat istri saya tidak begitu kesakitan (hal ini juga diamini oleh mertua cewe, yang membandingkan dgn persalinan menantu dia lainnya). Apakah memang benar seperti itu cara kerja-nya pembacaan sutta ? Bisa ya bisa tidak. Tetapi kalau saya lihat paritta perlindungan pali kanon, lebih tidak tendensius isi-nya.
Ini kan karena anda meyakini pali sutta pali kanon jadi mengatakan demikian yakni tidak tendensius bla2, diluar itu salah, aneh, dukun dan mencari2 kesalahan saja. Nyata2nya Anda sendiri baca Angulimala sutta . Nah cara kerja Angulimala sutta saja anda tidak tahu, yg sebenarnya anda yakin terhadap parita itu. Artinya parita sendiri ngak tau cara kerjanya, koq bisa2nya ngomong sutra orang lain ngawur sebelum diteliti
Masalah mahluk dengar parita bisa memberi muka dan sebagainya, itu sudah masalah metafisika. Dalam setiap agama atau Spiritual ada unsur metafisika. Makanya kalau sudah bisa lihat baru tau. Kalau tidak bisa liat langsung menuding ini itu namanya mencari pembenaran dan mencari2 kesalahan saja. Kalau saya pribadi sih...mencari tahu dulu latar belakangnya.
Anda percaya dengan pengulangan 'Buddho' 'Buddho" pertikaian anak dan ibu bisa selesai or happy ending bahkan bisa menyelesaikan balas dendam dan kemarahan yang luar biasa dan mencegah pembunuhan.?
Kalau tidak ada yg percaya silakan, tetapi saya mengalaminya dan berhasil....lalu kalau orang lain mencoba tidak berhasil....lalu apakah Buddhonya yg salah atau orgnya. Ingat semua di alam semesta ini ada hubungan sebab akibat.
Lagian kalo orang stress, tidak punya uang, kelaparan , batinnya belum matang, coba saja anda terangkan 4 KM. Kalau bisa ngerti hebat...
Sdr bond malah salah mengartikan posting-an saya... yang saya katakan bahwa bahkan ke DUKUN pun kadang bisa berhasil... Tapi lebih banyak yang tidak berhasil. Saya tidak memungkiri bahwa fenomena itu bisa terjadi. Tetapi kalau di-kait-kan dengan kelas SUTTA atau SUTRA, tentu-nya cukup tendensius, yang dimana dikatakan bahwa SUTTA/SUTRA itu dapat dikatakan sebagai penyambung lidah dari ucapan seorang BUDDHA (walaupun ada sebagian sutta yang merupakan produk dari para bhikkhu arahat).
Coba sdr bond baca sendiri RATANA SUTTA atau ANGULIMALA SUTTA, apa isi-nya ?? Apakah ada yang tendensius... Saya sendiri katakan bahwa seperti yang diyakini terjadi seperti pembacaan paritta yang diajarkan oleh BUDDHA kepada Bhante Angulimala, tentunya saya mencoba praktekkan, karena dari semangat yang terkandung di dalam Angulimala Paritta sendiri, adalah bahwa Bhante Angulimala sudah menghentikan pembunuhan sejak memasuki kehidupan ariya (persamuan bhikkhu), dan saya sendiri juga sudah menghentikan segala jenis pembunuhan secara sadar. Jadi tidak ada salahnya saya mencoba mempraktekkan pembacaan paritta tersebut.
Kemudian jika ada umat buddha yang bersalin lainnya yang kemudian membacakan paritta angulimala, tetapi tidak mendapatkan hasilnya ? Apakah paritta itu tidak bermanfaat ? Bisa juga dikatakan demikian karena hasilnya memang demikian. Lantas apakah paritta nya yang disalahkan, harus-nya kembali melihat kepada bathin pembaca paritta tersebut. Kebenaran ucapan yang dilafalkan di dalam paritta oleh pembaca paritta haruslah konsekuen... Jika pembaca paritta mengatakan bahwa dia sudah menghentikan pembunuhan tetapi pada prakteknya tidak demikian, lantas menurut sdr. BOND, secara logika saja apakah mungkin bisa ada "mukjijat" ataupun "makhluk" tertentu yang membantu-nya
ANGULIMALA PARITTAYatoham bhagini ariyaya
Jatiya jato
Nabhijanami sancicca
Panam jivita voropeta
Tena saccena sotthi te
Hotu sotthi gabbhassa
"Sejak kelahiran kami sebagai seorang Ariya ( di dalam Persaudaraan Sangha ),
Seingat kami tidak pernah membunuh dengan sadar
suatu makhluk hidup apa pun
berdasarkan kesunyataan ini,
selamatlah engkau !
Selamatlah anak yang engkau lahirkan !"
Ratana Sutta (versi bahasa Indonesia)1) Makhluk apapun juga yang berkumpul di sini, baik dari dunia maupun ruang angkasa. Semoga semua mahluk berbahagia. Dengarkanlah dengan seksama kata-kata yang Saya sabdakan.
2) Duhai para makhluk, perhatikanlah. Tunjukkanlah cinta kasihmu kepada umat manusia yang mempersembahkan sesajian kepadamu siang dan malam. Karenanya, lindungilah mereka dengan tekun.
3) Harta apa pun juga yang terdapat di sini atau di alam lain; Atau permata tak ternilai apa pun juga di alam surga. Tiada yang menyamai Sang Tathagata. Sesungguhnya, dalam Sang Buddha terdapat permata tak ternilai ini. Demi kebenaran ini, semoga semua mahluk berbahagia.
4) Sang Bijaksana Sakyamuni menemukan lenyapnya dukkha, terlepasnya keinginan, pembebasan dari kematian, yang luhur; Tiada apa pun yang dapat menyamai keagungannya. Susungguhnya, dalam Dhamma terdapat permata tak ternilai ini. Demi kebenaran ini, semoga semua mahluk berbahagia.
5) Kesucian yang dipuja oleh Sang Buddha, dinamakan samadhi dengan hasil segera --- tiada satu pun yang dapat menyamai tingkat samadhi ini. Sesungguhnya, dalam Dhamma terdapat permata tak ternilai ini. Demi kebenaran ini, semoga semua mahluk berbahagia.
6) Delapan orang yang dipuja oleh sang Budiman, Keempat pasangan ini adalah pengikut yang pantas mendapatkan pahala dari Sang Buddha --- Pahala yang berbuah berkah berlimpah. Sesungguhnya, dalam Sangha terdapat permata tak ternilai ini. Demi kebenaran ini, semoga semua mahluk berbahagia.
7) Dengan tekad teguh mereka melaksanakan ajaran Gautama, tiada nafsu, mereka menuai hasilnya; terbebaskan dari kematian, mereka menikmati kedamaian abadi. Sesungguhnya, dalam Sangha terdapat permata tak ternilai ini. Demi kebenaran ini, semoga semua mahluk berbahagia.
Bagai tertanam kokoh di dalam tanah, tak tergoyahkan oleh angin dari empat penjuru; demikianlah orang bijaksana; Saya namakan, orang bijaksana yang telah memahami Kesunyataan Mulia. Sesungguhnya, dalam Sangha terdapat permata tak ternilai ini. Demi kebenaran ini, semoga semua mahluk berbahagia.
9) Mereka yang telah memahami Kesunyataan Mulia yang dibabarkan dengan jelas olehNya dengan kebijaksanaan hakiki. Sekalipun mereka lalai, mereka tidak akan terlahir di delapan alam utama. Sesungguhnya, dalam Sangha terdapat permata tak ternilai ini. Demi kebenaran ini, semoga semua mahluk berbahagia.
10) Seseorang yang telah memahami Pandangan Benar, tiga belenggu terlepaskan serentak, --- Sakkya-ditthi (keyakinan adanya diri yang kekal), Vicikiccha (keragu-raguan) dan Silabbataparamassa (percaya pada takhyul) ---. Terbebaskan dari empat alam menyedihkan. Ia tak dapat melakukan enam kejahatan berat. Sesungguhnya, dalam Sangha terdapat permata tak ternilai ini. Demi kebenaran ini, semoga semua mahluk berbahagia.
11) Walaupun Ia bisa melakukan beberapa kesalahan dengan perbuatan, perkataan dan pikiran, Ia tak dapat menyembunyikannya; Adalah keniscayaan bagi seseorang yang telah memahami jalan mulia. Sesungguhnya, dalam Sangha terdapat permata tak ternilai ini. Demi kebenaran ini, semoga semua mahluk berbahagia.
12) Bagaikan hutan belukar bermekaran bunga pada awal musim panas, demikian agunglah Dhamma menuju Nibbana yang Ia ajarkan, suatu kebajikan sejati. Sesungguhnya, dalam Buddha terdapat permata tak ternilai ini. Demi kebenaran ini, semoga semua mahluk berbahagia.
13) Ia, Yang Maha Agung, Maha Tahu, Maha Pemberi, Pembawa Keagungan, yang mengajarkan Keagungan Dhamma. Sesungguhnya, dalam Buddha terdapat permata tak ternilai ini. Demi kebenaran ini, semoga semua mahluk berbahagia.
14) Karma mereka sirna, tiada muncul karma baru, pikiran mereka telah terbebaskan dari kelahiran kembali, benih-benih lampau dimusnahkan. Keinginan tiada timbul kembali, kebijaksanaan muncul bagaikan terang pelita ini. Sesungguhnya, dalam Sangha terdapat permata tak ternilai ini. Demi kebenaran ini, semua mahluk berbahagia.
15) Makluk apapun juga yang berada disini, baik dari dunia maupun ruang angkasa. Marilah bersama-sama kita menghormati Sang Buddha, yang dipuja dan dipuji oleh para Dewa dan Manusia. Semoga kita berbahagia.
16) Makluk apapun juga yang berada disini, baik dari dunia maupun ruang angkasa. Marilah bersama-sama kita menghormati Dhamma, yang dipuja dan dipuji oleh para Dewa dan Manusia. Semoga kita berbahagia.
17)Makluk apapun juga yang berada disini, baik dari dunia maupun ruang angkasa. Marilah bersama-sama kita menghormati Sangha, yang dipuja dan dipuji oleh para Dewa dan Manusia. Semoga kita berbahagia
-----
Kemudian kalau kita lihat KARANIYA METTA SUTTA (yang sering digunakan untuk bacaan untuk mengatasi ketakutan terhadap demit atau untuk menanggulangi demit), bahkan berisi tuntunan bahkan sampai kepada tahap TIDAK TERLAHIRKAN DI RAHIM MANAPUN JUGA (bisa diartikan sebagai mencapai minimal Anagami, karena telah berdiam di BRAHMA VIHARA - METTA - KARUNA - MUDITA - UPEKKHA)
----
Coba sdr. bond tunjukkan manakah yang tendensius di paritta dan sutta tersebut di atas ??