Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Topik Buddhisme => Studi Sutta/Sutra => Topic started by: marcedes on 17 March 2010, 12:37:17 AM

Title: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: marcedes on 17 March 2010, 12:37:17 AM
Quote
"Jika sepasang suami istri tidak rukun dan harmonis, keadaannya seperti air dan api, carikan bulu bagian belakang dari bebek mandarin, di depan rupang Bodhisattva Avalokitesvara yang Maha Pengasih, lafalkan Mantra Agung [Maha Karuna Dharani] sebanyak 1008 ditujukan kepada bulu-bulu tersebut dan berikan kepada kedua pasangan itu untuk dipakai, maka pasangan suami istri tersebut akan berbahagia dan saling menghormati dan mencintai satu dengan lainnya sampai akhir hayatnya." (Maha Karunacitta Dharani Sutra)

sbelum melanjutkan diskusi, yg saya ingin tanyakan benarkah sutra ini demikian atau sutra palsu?

pakai? memangya bulu mandarin itu di pakai di mana? di tempel kan di mana tuh :))
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: andry on 17 March 2010, 12:44:56 AM
ah, masa yakkk... kek dukun ajah...
dari pada cape2 baca 1008x, udah aja beli buluh perindu... (simpel kann) kalau emang tujuannya buat ngiket pasangan.

Rasanya akal sehat kita pun pasti berpikir, suatu sutta/sutra, yg identik dengan isinya yang "luhur" masa serendah itu?? memajukan nafsu2 manusia...
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: GandalfTheElder on 17 March 2010, 07:25:24 AM
Tidak ada yang aneh.... Sutra Asli kok itu

Di Theravada ada Telapatta Jataka yang menceritakan di mana seorang Pacceka Buddha memberikan pasir perlindungan dan benang pada Bodhisatta. Pasir perlindungan dan benang tersebut dibacakan Paritta sebelumnya dan terbukti efektif loh!!...wkwkwk...  8)  8)  8)

Demikian juga sama saja dengan Maha Karuna Dharani yang dilafalkan pada bulu bebek itu!! Dharani2 seperti ini sebenranya merupakan Sutra Tantris yang memerlukan penjelasan lebih lanjut juga!!

Tapi anehnya saya menemukan kemiripan dalam RAPB. Yaitu Maha Karuna Dharani ini menyinggung2 juga tentang penggunaan kotoran sapi (gomaya), sama dengan metode pembacaan Atanatiya Sutta dalam RAPB yang juga memakai gomaya.  8)  8)

Kalau masalah dipakai dan ditempel, yang pokoknya di tempat yang sopan dan wajar lah!! Sama saja dengan misalnya anda bawa gambar Buddha yang kecil, mo ditaruh mana gambar Buddhanya??  ^-^  ^-^  ^-^

 [at] bro andry: Kalau saya melihat sama sekali tidak rendah. Karena yang dibahas di sutra di atas adalah suami istri yang tidak rukun. Sedangkan Sang Buddha sangat menjunjung tinggi keharmonisan keluarga serta suami istri seperti dalam Sigalovada Sutta, kisah Nakulapita dsb. Tentunya adalah sangat wajar apabila Sang Buddha mengajarkan sebuah metode yang membuat suami istri harmonis toh...

Yang harus diingat adalah..... pembacaan Maha Karuna Dharani sebanyak 1008 kali itu harus didasari dan DILANDASI OLEH BODHICITTA dan MENGERTI MAKNANYA. Tanpa Bodhicitta dan memahami maknanya, maka akan sia-sia saja dan tidak beda dengan klenik.

DENGAN BODHICITTA maka tidak mustahil SUAMI ISTRI pun pasti akan RUKUN..  8)  8)  8)

 _/\_
The Siddha Wanderer
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Peacemind on 17 March 2010, 08:41:47 AM

Tapi anehnya saya menemukan kemiripan dalam RAPB. Yaitu Maha Karuna Dharani ini menyinggung2 juga tentang penggunaan kotoran sapi (gomaya), sama dengan metode pembacaan Atanatiya Sutta dalam RAPB yang juga memakai gomaya.  8)  8)


 _/\_
The Siddha Wanderer

Kotoran sapi itu digunakan untuk apa ya?
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Kelana on 17 March 2010, 10:07:18 AM

Tapi anehnya saya menemukan kemiripan dalam RAPB. Yaitu Maha Karuna Dharani ini menyinggung2 juga tentang penggunaan kotoran sapi (gomaya), sama dengan metode pembacaan Atanatiya Sutta dalam RAPB yang juga memakai gomaya.  8)  8)

Apakah memang ada kotoran sapi yang dibacakan paritta di RAPB?? :whistle:
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Wolvie on 17 March 2010, 05:12:40 PM
Di Sutra Dharani Boddhisattva Maha Cundi juga ada metode yang pake kotoran sapi.

terus sy juga kepikir mungkinkah kotoran sapi atau bulu bebek itu bukan suatu hal yang mutlak? mungkin pake sarana lain, misalnya benang (yang lebih mudah dicari), juga efekif?
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: andry on 17 March 2010, 05:33:53 PM
 [at] gandalf: kalau yg saya lihast itu RENDAH, (udah TITIK) !!!!
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: andry on 17 March 2010, 05:35:47 PM
Tentunya adalah sangat wajar apabila Sang Buddha mengajarkan sebuah metode yang membuat suami istri harmonis toh...
 _/\_
The Siddha Wanderer
Apakah Sang BUDDHA pernah berkata, bahwa suami istri harus HARMONIS, apakah ada kata2 harmonis dalam sutta? terus BUDDHA yg ente maksud ntuh buddha siapa?? amitabha yak??
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Jerry on 17 March 2010, 05:41:42 PM
Baca tulisannya Bro Gandalf jadi inget fallacy "two wrongs make a right" :D
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: GandalfTheElder on 17 March 2010, 06:02:41 PM
Quote
Di Sutra Dharani Boddhisattva Maha Cundi juga ada metode yang pake kotoran sapi.

terus sy juga kepikir mungkinkah kotoran sapi atau bulu bebek itu bukan suatu hal yang mutlak? mungkin pake sarana lain, misalnya benang (yang lebih mudah dicari), juga efekif?

Tepat sekali. Ini yang ingin saya katakan. Bulu bebek dan gomaya dan lain-lainnya itu ya sesuai dengan konteks zamannya sendiri-sendiri di mana hal-hal tersebut dianggap penting pada zaman dahulu (terutama gomaya!!).  8) 8) 

Kalau sekarang dengan air, kalung atau gelang yah sudah cukup lah!!  ^-^  ^-^ Bahkan tanpa media itu semua, asal tulus dan dengan Bodhicitta melafalkan Maha Karuna Dharani Sutra, pasti Suami Istri akan rukun harmonis!!  8)  8)  8) 8)

 [at] Samanera Peacemind:
Ada di buku RAPB hal 2015 -2016 jilid 2, di mana ada banyak kemiripan dengan metode pembacaan mantra Mahayana, misalnya:
"Si pembaca harus termotivasi oleh keinginan mencapai Pembebasan." (Ini mirip dengan Mahayana yang menekankan Bodhicitta pada pembacaan Mantra)

Kotoran sapi (gomaya) digunakan untuk melapisi tempat di mana Atanatiya Paritta dibacakan.

Quote
Baca tulisannya Bro Gandalf jadi inget fallacy "two wrongs make a right" :D

Bisa2 dua2nya memang right lo...huehuehue...  8)  8) yah aihipasyika (ehipassiko) sendiri.....

Quote
Apakah memang ada kotoran sapi yang dibacakan paritta di RAPB?? :whistle:

Tidak ada. Tapi apa maknanya tempat pembacaan paritta dikasih gomaya??  ^-^

Kalau di Maha Karuna Dharani Sutra, gomaya itu digunakan untuk pengobatan juga. Secara ilmu pengetahuan pengobatan India kuno, gomaya memang digunakan sebagai obat.

Secara ILMIAH modern, ternyata juga terbukti memang ada khasiatnya.  8)  8)

Quote
Current Research on Cow Urine and Cow Dung
A Hindu nationalist group, the Rashtriya Swayamsevak Sangh, began research on a drink made out of cow urine and were to launch it in 2009. The spokesperson for the manufacturing unit was very sure that this drink would give the western colas a run for their money. The drink was to be launched not only in it's cola form, but also as concentrates and as a juice in various flavors. Despite widespread media coverage in India, the drink never caught on.

In the city of Ahmadabad, in Gujarat, a research unit has been set up wherein studies are being undertaken to come up with medicines made from cow dung and urine to cure a wide range of diseases. The raw materials are, of course, generated on site. Over 300 cows are maintained on the grounds of the research unit. The head of research, Mr. Kesari Gumat, claims that they have come up with a range of medicines that can cure bad breath and even cancer. Derivative products are also being manufactured - shampoos, soaps, toothpaste and mosquito repellent are only a few of those.
http://biotechpharmaceuticals.suite101.com/article.cfm/holy-indian-cow

Baca juga: http://news.discovery.com/human/cow-dung-medicine-spiritual-india.html

Dan saya baru sadar juga, ternyata judul topik ini benar2 GAK SOPAN yah... untuk apa "PANTAT" disebut2 segala pdhl isi sutranya cuma "BAGIAN BELAKANG"??....kekekeke....

 _/\_
The Siddha wanderer
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Indra on 17 March 2010, 06:14:29 PM
 [at]  gandlaf, versi RAPB tidak menyebutkan bahwa pembacaan ditujukan pada kotoran sapi seperti halnya sutra ini
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: GandalfTheElder on 17 March 2010, 06:18:10 PM
Quote
[at]  gandlaf, versi RAPB tidak menyebutkan bahwa pembacaan ditujukan pada kotoran sapi seperti halnya sutra ini

Yap. Tepat sekali. Tapi apa maknanya dengan kotoran sapi dioleskan di tempat pembacaan paritta??

Kalau untuk obat seperti di Maha Karuna Dharani Sutra itu Lebih Logis karena secara ILMIAH MODERN terbukti sebagai obat toh dan banyak khasiatnya!!  8) 8) 8)

 _/\_
The Siddha Wanderer
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Indra on 17 March 2010, 06:20:50 PM
Quote
[at]  gandlaf, versi RAPB tidak menyebutkan bahwa pembacaan ditujukan pada kotoran sapi seperti halnya sutra ini

Yap. Tepat sekali. Tapi apa maknanya dengan kotoran sapi dioleskan di tempat pembacaan paritta??

Kalau untuk obat seperti di Maha Karuna Dharani Sutra itu Lebih Logis karena secara ILMIAH MODERN terbukti sebagai obat toh dan banyak khasiatnya!!  8) 8) 8)

 _/\_
The Siddha Wanderer

dalam hal ini saya tidak tau maknanya, mungkin ada pengaruh budaya, bahkan konon di India sana, kotoran sapi bisa dijadikan makanan dan termasuk makanan mewah. tapi nanti deh kita bahas soal sapi sekarang waktunya bebek.
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: GandalfTheElder on 17 March 2010, 06:34:14 PM
Quote
dalam hal ini saya tidak tau maknanya, mungkin ada pengaruh budaya, bahkan konon di India sana, kotoran sapi bisa dijadikan makanan dan termasuk makanan mewah. tapi nanti deh kita bahas soal sapi sekarang waktunya bebek.

Ok deh kita bahas bebek yaaaaaa.......

Tapi kasih bocoran dikit nih soal kotoran sapi..... Kotoran sapi (Gomaya) itu terbukti ampuh menghalau serangga maka dari itu nggak heran dioleskan di tempat pembacaan Atanatiya Paritta!!  8)  8)  8)

Soal bebek mandarin (Aix galericulata) itu memang secara budaya dijadikan lambang cinta dan kesetiaan "yuan-yang" (鴛鴦)!!

Quote
A pair of Mandarin Ducks symbolize happiness in love and suggestive of romance, devotion, affection, conjugal fidelity, togetherness and enduring love. Mandarin ducks live in couples and mourn the loss of their mates, which is why the bird has long been regarded as the most traditional and the most potent symbol of love and married bliss in Feng Shui practice.

For added benefits, sometimes a pair of Mandarin Ducks is designed accompanied with lotus flowers and leaves, and depicted biting on the stems of lotus pods with many lotus seeds in them. While Mandarin Ducks are famous and strong symbols for fidelity and love, the lotus plant plays many roles in this auspicious symbol of love.

Mandarin duck, in the last thousands of years in Chinese myths and history, was given to a representative of the long lasting love and a good reputation and played an important role in gifts to the bride and groom. People love to have Mandarin duck bath, believe that once mandarin ducks are get married, they will be together in their whole life, even either is died, the left would keep lonely in the spare life. In such a instant and practical world, this spirit is so precious that every one desires this life.

Maka dari itu kenapa digunakan suami istri biar harmonis. Selain karena adanya KEKUATAN MANTRA, suami istri yang melihat bulu bebek mandarin diharapkan akan mengingat dan merenungkan bagaimana suami istri harus saling setia dan saling mencintai!!  8) 8) 8)

 _/\_
The Siddha Wanderer
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Kelana on 17 March 2010, 06:36:44 PM
Quote
Apakah memang ada kotoran sapi yang dibacakan paritta di RAPB?? :whistle:

Tidak ada. Tapi apa maknanya tempat pembacaan paritta dikasih gomaya??  ^-^

 ^-^ Kalau kita mengerti sedikit mengenai kebudayaan setempat, maka penggunaan kotoran sapi dalam kebudayan India dan beberapa daerah di Afrika adalah hal yang wajar. Salah satu fungsi penggunaan kotoran sapi adalah untuk mengusir serangga yang merugikan. Fungsi lainnya adalah sebagai bahan bangunan rumah yang berfungsi sebagai penghangat alami, mengingat keberadaan musim dingin di India. Selanjutnya silahkan tanya Om Wiki ^-^
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: andry on 17 March 2010, 06:38:42 PM
jd yg bikin ampuh tuh, bulu bebek atau si pembacanya?
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Indra on 17 March 2010, 06:39:33 PM
tapi pembacaan ditujukan kepada bulu, berarti bulunya dong yg harmonis, kalau tujuannya untuk si pasangan, kenapa gak ditujukan ke orangnya aja?
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: GandalfTheElder on 17 March 2010, 06:40:04 PM
 [at] Kelana:
Yah... sudah aye jawab di atas...  ;D

 [at] andry:
Dua2nya. Lihat makna bebek mandarin  ;D Tapi 80% yah karena pembacanya sendiri!!  8) 8)

Quote
tapi pembacaan ditujukan kepada bulu, berarti bulunya dong yg harmonis, kalau tujuannya untuk si pasangan, kenapa gak ditujukan ke orangnya aja?

Dari bulu nanti kan ke orangnya juga. Lagipula benda2 tertentu apabila dibacakan Paritta / Mantra emang memiliki dampak tertentu toh seperti mislanya penelitian Emoto itu!!

Atau seperti di Thai banyak JATUKARM Ramathep  8)  8)

 _/\_
The Siddha Wanderer
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Kelana on 17 March 2010, 06:45:10 PM
[at] Kelana:
Yah... sudah aye jawab di atas...  ;D

Iya tuh, aye agak telat ;D
Tapi jadi kelihatannya Sdr. Gandalf, bertanya tapi jawab sendiri  ;D :P
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: GandalfTheElder on 17 March 2010, 06:46:07 PM
Quote
Iya tuh, aye agak telat ;D
Tapi jadi kelihatannya Sdr. Gandalf, bertanya tapi jawab sendiri  ;D :P

Saya bertanya untuk memancing diskusi ke arah ILMIAH  8)  8) tapi saya lihat gak bisa ya sudah saya jawab...hehe

 _/\_
The Siddha Wanderer
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: andry on 17 March 2010, 06:46:24 PM
gini loh, satu pertanyaan aku, bukannya tuh org di suruh kenal dhamma,  malah di suruh yg begituann...
ini sutta atau sutta-sutta an??
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Kelana on 17 March 2010, 06:48:54 PM
Back To Topic.
Tapi saya agak heran dengan topik ini kenapa larinya jadi ke bebek peking mandarin ya?? Apakah Sutra ini di kotbahkan di Tiongkok sehingga menggunakan perumpamaan bebek mandarin??
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: GandalfTheElder on 17 March 2010, 06:51:30 PM
Quote
gini loh, satu pertanyaan aku, bukannya tuh org di suruh kenal dhamma,  malah di suruh yg begituann...
ini sutta atau sutta-sutta an??

Wah ada banyak maknanya loh kalau anda mengerti isi Sutra tersebut.

Di awal Maha Karuna Dharani Sutra DITEKANKAN PENTINGNYA BODHICITTA!! Apa itu Bodhicitta?? Tekad dan semangat mencapai Pembebasan dan membebaskan semua makhluk. Bodhicitta adalah hati yang welas asih dan penuh kebijaksanaan.

Dengan welas asih, sebuah rasa memaafkan, pengertian satu sama lain, maka SUAMI ISTRI pasti akan harmonis. Maka dari itu penting sekali bagi umat Buddhis untuk memiliki Bodhicitta dalam melakukan segala sesuatunya.  8) 8) 8)

Jadi bukan klenik, tapi pembacaan Maha Karuna Dharani harus dilandaskan Bodhicitta dan batin yang paham akan Dharma.

Tanpa Bodhicitta... yah tuh metode memang jadi klenik.

 _/\_
The Siddha Wanderer
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: GandalfTheElder on 17 March 2010, 07:04:32 PM
Quote
Back To Topic.
Tapi saya agak heran dengan topik ini kenapa larinya jadi ke bebek peking mandarin ya?? Apakah Sutra ini di kotbahkan di Tiongkok sehingga menggunakan perumpamaan bebek mandarin??

Di India, bebek Cakra memang menjadi simbol kesetiaan / cinta antar pasangan pula  8)  8)

Atau suatu kedekatan hubungan seperti bebek yang menyimbolkan Shantaraksita dengan muridnya Kamalashila

Kenapa dipakai bebek mandarin? Tak lain yah karena waktu diterjemahkan ya harus sesuai dengan kultur setempat (Tiongkok)!! Apalagi bebek mandarin itu juga ada loh di India!!  8) 8) 8)

 _/\_
The Siddha Wanderer
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Jerry on 17 March 2010, 07:04:57 PM
Kalo memang seperti yang Bro Gandalf kasih bocoran sih, Sutra ini satu hari nanti alamat bakal jadi cerita ke-2 "Bhiksu Kepala dan Kucing yang diikat" itu jadinya.. Karena ga ada penjelasan, ntar ujung2nya orang bakalan cuman ngambil bulu bebeknya sambil bacain ini Sutra.
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: GandalfTheElder on 17 March 2010, 07:13:39 PM
Quote
Kalo memang seperti yang Bro Gandalf kasih bocoran sih, Sutra ini satu hari nanti alamat bakal jadi cerita ke-2 "Bhiksu Kepala dan Kucing yang diikat" itu jadinya.. Karena ga ada penjelasan, ntar ujung2nya orang bakalan cuman ngambil bulu bebeknya sambil bacain ini Sutra.

Maka dari itu sebenarnya Maha Karuna Dharani ini termasuk dalam kategori dharani Tantra yang perlu abhiseka dan penjelasan lebih lanjut. Dari sini kita tahu kenapa kadang Tantra tampak agak dirahasiakan!!  8) 8) 8)

Baru baca dikit udah salah paham kayak di forum ini juga toh  8) Gak heran klo Tantra agak dirahasiakan metodenya!! Setelah dikasi penjelasan Bodhicitta serta secara ILMIAH dan SAINTIFIK baru semua kebuka matanya deh klo bukan klenik!!  8) 8) 8)

 _/\_
The Siddha Wanderer
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Jerry on 17 March 2010, 07:29:38 PM
Bukan klenik tapi bertele-tele. Langsung kasih tau aja artinya ga perlu pake perumpamaan atau kalimat yang masih harus ditarik lagi artinya.. Bagian mana yang saintifik dan ilmiah dari bulu "bagian belakang" bebek mandarin? Kalo bulu "bagian leher" atau "sayap" gimana Bro?

Lagian harap dibedakan antara yang bermaksud menyerang dengan yang bermaksud menyelidiki. Hindari penggunaan kata-kata "baru kebuka semua matanya deh ..." Dari tadi juga beberapa penanya sudah membuka mata dan telinga untuk mencari tahu sejelas-jelasnya.
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Peacemind on 17 March 2010, 07:30:13 PM

 [at] Samanera Peacemind:
Ada di buku RAPB hal 2015 -2016 jilid 2, di mana ada banyak kemiripan dengan metode pembacaan mantra Mahayana, misalnya:
"Si pembaca harus termotivasi oleh keinginan mencapai Pembebasan." (Ini mirip dengan Mahayana yang menekankan Bodhicitta pada pembacaan Mantra)

Kotoran sapi (gomaya) digunakan untuk melapisi tempat di mana Atanatiya Paritta dibacakan.

The Siddha wanderer

oh..gitu. Saya pikir kotoran sapi di situ ada kekuatan magis atau sakralnya. Dalam kitab Tipitaka dan Atthakatha, memang kotoran sapi sering disebut-sebut, dan salah satu fungsinya yaitu untuk melapisi lantai. Memang tampaknya bagi kaum brahmana yang menganggap sapi sebagai binatang suci, kotoran binatang ini pun dijadikan obyek yang suci. Sebagai contoh, dalam Cundasutta dari Anguttaranikāya, seorang brahmana bernama Cunda mengungkapkan bahwa menyentuh kotoran sapi yang masih basah dianggap sebagai media untuk membersihkan diri.

Dalam kitab Komentar untuk Sekkhasutta dari Majhimanikāya, fungsi kotoran sapi inipun hanya untuk melapisi lantai. Dikatakan bahwa ketika Sang Buddha diundang orang2 Sakya untuk menempati sebuah gedung pertemuan yang baru dibangun, mereka melapisi lantai ruangan itu dengan kotoran sapi basah, dan injak2 sampai rata dan halus. Setelah itu, lantai diberi berbagai macam minyak yang harum dan ditutup dengan matras. Selanjutnya, sebagai tahap akhir, lantai tersebut ditutup dengan permadani yang dihiasi dengan berbagai macam gambar seperti kuda, singa, harimau, bulan, matahari, dll. Menggunkan kotoran sapi untuk melapisi lantai tampaknya hanya tradisi orang India yang telah dipraktikkn sebelum Sang Buddha muncul. Tradisi ini bukan diajarkan Sang BUddha, namun juga tidak ditolak oleh Sang BUddha. Bagi kaum brahmana, kotoran sapi ini dipercaya memiliki sifat sakral, tapi sejauh Tipitaka atau KOmentar memandang, kotoran sapi bukan merupakn sesuatu yang sakral.
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: GandalfTheElder on 17 March 2010, 07:47:49 PM
Quote
Bukan klenik tapi bertele-tele. Langsung kasih tau aja artinya ga perlu pake perumpamaan atau kalimat yang masih harus ditarik lagi artinya.. Bagian mana yang saintifik dan ilmiah dari bulu "bagian belakang" bebek mandarin? Kalo bulu "bagian leher" atau "sayap" gimana Bro?

Lagian harap dibedakan antara yang bermaksud menyerang dengan yang bermaksud menyelidiki. Hindari penggunaan kata-kata "baru kebuka semua matanya deh ..." Dari tadi juga beberapa penanya sudah membuka mata dan telinga untuk mencari tahu sejelas-jelasnya.

Loh-loh orang yang menyelidiki ketika ketemu jawabannya yah terbuka matanya!!  8)  8)

Kenapa bagian belakang?? Kita lihat bagian belakang bebek mandarin adalah dua "sails" seperti sayap yang berada di punggung belakang tubuhnya. Sails ini paling unik, menarik dan menonjol dari bebek mandarin dan merupakan bagian yang paling penting (karena bisa berganti2) pada saat MUSIM KAWIN!!  8) 8) 8)

The sail-like shoulder feather on the male Mandarin Duck can be replaced up to three times during the mating season if it is lost. This sail shape feature along with the white-eye stripe that extends from the bill and tapers toward the back of the head distinguishes the male from all others. The male's chestnut and green crest and the bright orange "sails" on his back are distinctive. The males are now in full breeding colours, being January in England. They will keep their wing sails until after breeding and then lose them to become plain looking birds out of breeding season. 


Bahkan (CMIIW) bulu ini dapat terlepas setelah musim kawin sehingga memungkinkan mengambil bulunya itu tanpa menyakiti si bebek!!

Wah?? Bertele2? Maha Karuna Dharani Sutra menjelaskan loh pentingnya Bodhicitta. Mereka yang teliti, pasti akan melihat bahwa dalam Sutra tersebut sebenarnya sudah ada penjelasan yang gamblang!!  8)  8)  8) Tapi biasanya banyak org sengaja / tidak sengaja nggak baca bagian awalnya sehingga sering salahh pahammm!!  8) 8) 8)

Seperti dalam Guhyasamaja Tantra. Dijelaskan loh arti2 dari sandhyabhyasanya secara gamblang!! hohoho

 _/\_
The Siddha Wanderer
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Riky_dave on 17 March 2010, 07:54:27 PM
Tidak ada yang aneh.... Sutra Asli kok itu

Di Theravada ada Telapatta Jataka yang menceritakan di mana seorang Pacceka Buddha memberikan pasir perlindungan dan benang pada Bodhisatta. Pasir perlindungan dan benang tersebut dibacakan Paritta sebelumnya dan terbukti efektif loh!!...wkwkwk...  8)  8)  8)

saya heran,yang ngasih kepada Bodhisatta kan seorang Pacceka Buddha dan yang nerima adalah Bodhisatta[harus menjadi pertimbangan hal tersebut mungkin terjadi karena yang menerima bukanlah orang sembarangan!!!]
Kenyataannya, dalam Anguttara Nikaya 5.5.43, Buddha bersabda bahwa bukanlah doa dan sumpah yang akan membuat kita mendapatkan apa yang kita inginkan, melainkan kamma (perbuatan atau tindakan). Buddha meraih pencerahan melalui Jalan Mulia Berunsur Delapan, begitu juga dengan siswa-siswa Arahat-Nya.


Quote
[at] bro andry: Kalau saya melihat sama sekali tidak rendah. Karena yang dibahas di sutra di atas adalah suami istri yang tidak rukun. Sedangkan Sang Buddha sangat menjunjung tinggi keharmonisan keluarga serta suami istri seperti dalam Sigalovada Sutta, kisah Nakulapita dsb. Tentunya adalah sangat wajar apabila Sang Buddha mengajarkan sebuah metode yang membuat suami istri harmonis toh...

Buddha mengajarkan "pelepasan" keduniawian,Buddha mengajar "kesadaran" bukan "kemelekatan"..

Quote
Yang harus diingat adalah..... pembacaan Maha Karuna Dharani sebanyak 1008 kali itu harus didasari dan DILANDASI OLEH BODHICITTA dan MENGERTI MAKNANYA. Tanpa Bodhicitta dan memahami maknanya, maka akan sia-sia saja dan tidak beda dengan klenik.

DENGAN BODHICITTA maka tidak mustahil SUAMI ISTRI pun pasti akan RUKUN..  8)  8)  8)

 _/\_
The Siddha Wanderer

Saya tidak mempercayainya... :)

Bodhicitta?apa bedanya antara baca 1 kali dengan Bodhicitta dan baca sampai ribuan kali?sampai2 ada rujukan angkanya mau baca berapa kali..tak masuk akal saya.. :)

sekali lagi merujuk pada  Anguttara Nikaya 5.5.43, Buddha bersabda bahwa bukanlah doa dan sumpah yang akan membuat kita mendapatkan apa yang kita inginkan, melainkan kamma (perbuatan atau tindakan). Buddha meraih pencerahan melalui Jalan Mulia Berunsur Delapan, begitu juga dengan siswa-siswa Arahat-Nya.

Anumodana _/\_
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Riky_dave on 17 March 2010, 07:58:48 PM
Quote
[at] Samanera Peacemind:
Ada di buku RAPB hal 2015 -2016 jilid 2, di mana ada banyak kemiripan dengan metode pembacaan mantra Mahayana, misalnya:
"Si pembaca harus termotivasi oleh keinginan mencapai Pembebasan." (Ini mirip dengan Mahayana yang menekankan Bodhicitta pada pembacaan Mantra)

Kotoran sapi (gomaya) digunakan untuk melapisi tempat di mana Atanatiya Paritta dibacakan.

Om,saya tidak menemukan rujukan yang om bilang di RAPB jilid 2 halaman 2015 - 2016...

ini saya copas dari perpusatakan DC RAPB jilid 2 halaman 2015-2016

penjelasan mengenai tindak kejahatan dengan hukumannya. Raja akan memastikan jenis kejahatan yang telah dilakukan orang itu yang disesuaikan dengan penjelasan dan daftar kejahatan yang terdapat dalam kitab, dan kemudian hukumannya akan dijatuhkan atas orang itu.
Pelaksanaan tradisi Vajjã yang dijelaskan di atas sangat menenteramkan rakyat. Saat salah satu teman atau sanak saudara mereka dihukum karena suatu tindak kejahatan, masyarakat tidak akan menyalahkan para pangeran Vajjã. Mereka memahami bahwa raja hanya menegakkan keadilan dan bahwa kesalahan terletak pada si pelaku kejahatan. Merasa puas dan terlindungi sepenuhnya oleh hukum, mereka menjalani usaha mereka dengan jujur. Oleh karena itu, ketaatan terhadap sistem keadilan yang telah berlaku sejak lama adalah fakor yang mendukung bagi kemajuan para penguasa.)
(iv) Faktor Kemajuan, Ketidakmunduran Keempat
“ânanda, apakah para pangeran Vajjã memperlakukan orang-orang yang lebih tua dengan sopan, penuh penghargaan dan penuh penghormatan, dan apakah mereka mau mempertimbangkan nasihat orang-orang yang lebih tua yang layak didengarkan? Apakah yang engkau dengar?”
“Yang Mulia, aku mendengar bahwa para pangeran Vajjã memperlakukan orang-orang yang lebih tua dengan sopan, penuh penghargaan dan penuh penghormatan, dan bahwa mereka mau mempertimbangkan nasihat orang-orang yang lebih tua yang layak didengarkan.”
“ânanda, selama para pangeran Vajjã memperlakukan orang-orang yang lebih tua dengan sopan, penuh penghargaan dan penuh penghormatan, dan mau mempertimbangkan nasihat orang-orang yang lebih tua yang layak didengarkan, mereka akan makmur; tidak ada alasan bagi kemunduran mereka.”
(Istilah ‘sopan, penuh penghargaan dan penghormatan’, semuanya menunjukkan arti yang mendalam akan penghormatan, kasih [2015]

sayang, dan kerendahan hati. ‘mendengarkan nasihat mereka’ artinya menjumpai mereka untuk berkonsultasi dua atau tiga kali setiap hari.
Jika para pangeran muda tidak memiliki rasa hormat terhadap mereka yang lebih tua dan tidak meminta nasihat dari mereka yang lebih tua, para pangeran muda itu akan diabaikan oleh para sesepuh, dan karena kurangnya bimbingan, mereka akan cenderung bersenang-senang menikmati kenikmatan indria dan melupakan tugas-tugas kerajaan mereka, sehingga mengakibatkan kejatuhan mereka.
Jika para pangeran menghormati para sesepuh, para sesepuh akan memberikan nasihat mengenai ketatanegaraan, menunjukkan praktik-praktik tradisional. Dalam hal strategi militer, mereka memiliki pengalaman sehingga jika berada dalam situasi perang, mereka dapat memberikan bimbingan seperti kapan harus maju, dan kapan harus mundur. Mengambil pelajaran dari pengalaman dan kebijaksanaan para sesepuh mereka, para pangeran dapat meneruskan tradisi mereka yang patut dibanggakan, menjaga keagungan negeri mereka.)
(v) Faktor Kemajuan, Ketidakmunduran Kelima
“ânanda, apakah para pangeran Vajjã menjauhkan diri dari mengambil dengan paksa para perempuan dan gadis-gadis dan menyekap mereka? Apakah yang engkau dengar?”
“Yang Mulia, aku mendengar bahwa para pangeran Vajjã menjauhkan diri dari mengambil dengan paksa para perempuan dan gadis-gadis dan menyekap mereka.”
“ânanda, selama para pangeran Vajjã menjauhkan diri dari mengambil dengan paksa para perempuan dan gadis-gadis, mereka akan makmur, tidak ada alasan bagi kemunduran mereka.”
(Jika para penguasa secara paksa merampas perempuan atau gadis tanpa persetujuan, orang-orang akan sangat marah. “Mereka [2016]

Anumodana _/\_
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: GandalfTheElder on 17 March 2010, 08:00:58 PM
Quote
Saya tidak mempercayainya... :)

Bodhicitta?apa bedanya antara baca 1 kali dengan Bodhicitta dan baca sampai ribuan kali?sampai2 ada rujukan angkanya mau baca berapa kali..tak masuk akal saya.. :)

sekali lagi merujuk pada  Anguttara Nikaya 5.5.43, Buddha bersabda bahwa bukanlah doa dan sumpah yang akan membuat kita mendapatkan apa yang kita inginkan, melainkan kamma (perbuatan atau tindakan). Buddha meraih pencerahan melalui Jalan Mulia Berunsur Delapan, begitu juga dengan siswa-siswa Arahat-Nya.

Anumodana _/\_

Xixixixixixixi....... anda sudah baca tekad Bodhisatta Sumedha?? Kalau gak ada tekad gimana mau BERBUAT mengumpulkan PARAMI?? Justru karena ada TEKAD maka seseorang BERTINDAK UNTUK MENCAPAI TUJUAN DENGAN MAKSIMAL toh!!  8) 8) 8)

Xixixi.... baca satu kali aja ya cukup, apalagi 1008 kali tentu saja cukup!! (Demikian ungkapan dalam Mahayana, pahami apa maknanya!! hahahaha)

Quote
Buddha mengajarkan "pelepasan" keduniawian,Buddha mengajar "kesadaran" bukan "kemelekatan"..

Hooooo.... brati Sang Buddha mengajarkan perceraian karena tidak melekat??  ^-^  ^-^ ^-^

Quote
saya heran,yang ngasih kepada Bodhisatta kan seorang Pacceka Buddha dan yang nerima adalah Bodhisatta[harus menjadi pertimbangan hal tersebut mungkin terjadi karena yang menerima bukanlah orang sembarangan!!!]
Kenyataannya, dalam Anguttara Nikaya 5.5.43, Buddha bersabda bahwa bukanlah doa dan sumpah yang akan membuat kita mendapatkan apa yang kita inginkan, melainkan kamma (perbuatan atau tindakan). Buddha meraih pencerahan melalui Jalan Mulia Berunsur Delapan, begitu juga dengan siswa-siswa Arahat-Nya.

Xixixixi... apakah anda pikir mendapatkan kesempatan menerima sebuah manfaat dari Paritta itu bukan buah Karma?? Jangan memandang Karma dengan arti sempitt.

Sama dengan uang. Dengan uang kita mendapatkan apa yang kita inginkan. Tapi juga ada faktor karma. Demikian juga kekuatan paritta / Mantra didukung oleh karma baik yah berbuahlah menjadi keberuntungan  8) 8) 8)

 _/\_
The Siddha Wanderer
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: GandalfTheElder on 17 March 2010, 08:01:42 PM
Quote
Om,saya tidak menemukan rujukan yang om bilang di RAPB jilid 2 halaman 2015 - 2016...

Silahkan tanya Om Indraaaaaa  ^-^ ^-^ ^-^

 _/\_
The Siddha Wanderer
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Riky_dave on 17 March 2010, 08:12:14 PM
Quote
Xixixixixixixi....... anda sudah baca tekad Bodhisatta Sumedha?? Kalau gak ada tekad gimana mau BERBUAT mengumpulkan PARAMI?? Justru karena ada TEKAD maka seseorang BERTINDAK UNTUK MENCAPAI TUJUAN DENGAN MAKSIMAL toh!!  8) 8) 8)

Xixixi.... baca satu kali aja ya cukup, apalagi 1008 kali tentu saja cukup!! (Demikian ungkapan dalam Mahayana, pahami apa maknanya!! hahahaha)

tentunya saya sudah baca..hehe..tapi bro..tolong jangan "lencengkan" isi topic disini ya..Tekad Petapa Sumedha itu adalah untuk menjadi Buddha,dan dia tidak hanya "bertekad" doang,tetapi dibuktikan dan direalisasikan dengan cara menyempurnakan "parami" nya..sedangkan sutra Mahayana anda itu tertulis begini :
"Jika sepasang suami istri tidak rukun dan harmonis, keadaannya seperti air dan api, carikan bulu bagian belakang dari bebek mandarin, di depan rupang Bodhisattva Avalokitesvara yang Maha Pengasih, lafalkan Mantra Agung [Maha Karuna Dharani] sebanyak 1008 ditujukan kepada bulu-bulu tersebut dan berikan kepada kedua pasangan itu untuk dipakai, maka pasangan suami istri tersebut akan berbahagia dan saling menghormati dan mencintai satu dengan lainnya sampai akhir hayatnya." (Maha Karunacitta Dharani Sutra)

dimana letak perealisasian hal tersebut?dimana usahanya?bukankah ini bisa disebut "pembodohan" umat dan membuat umat berpandangan salah dengan "takhyul" semacam ini?ini hal yang paling disukai oleh mama saya yang bersifat tradisi.. :)

Quote
Hooooo.... brati Sang Buddha mengajarkan perceraian karena tidak melekat??  ^-^  ^-^ ^-^
setahu saya dalam Vinaya,Buddha melarang seorang Bhikkhu menjadi "mak comblang" bagi umat atau pasangan tertentu..menurut anda itu apa?dan setahu saya Buddha tidak mengajarkan pernikahan,Buddha tidak juga mengajarkan perceraian,itu kan asumsi anda.. :)

setahu saya lagi ini,banyak murid Buddha yang meninggalkan kehidupan berumah tangga,saat mereka mempunyai istri dan anak[bahkan kekayaan yang melimpah ruah],silakan lihat dari tindakan bibi Pajati yang membawa para istri mantan mentri untuk memohon penabishan sebagai Bhikkhuni,,ini terbukti kan?kenapa kalau memang Buddha melarang perceraian,malah menerima mereka yang sudah berumah tangga meninggalkan istri mereka[cerai] dan malah menjalani kehidupan non rumah tangga? :)


Quote
Xixixixi... apakah anda pikir mendapatkan kesempatan menerima sebuah manfaat dari Paritta itu bukan buah Karma?? Jangan memandang Karma dengan arti sempitt.

Sama dengan uang. Dengan uang kita mendapatkan apa yang kita inginkan. Tapi juga ada faktor karma. Demikian juga kekuatan paritta / Mantra didukung oleh karma baik yah berbuahlah menjadi keberuntungan  8) 8) 8)

Jujur,saya tidak mengerti kamma secara langsung,saya hanya tahu secara teorinya doang,,,saya tidak tahu apakah anda atau pengikut Mahayana,setiap hari melapal mantra2 begituan keinginannya bisa tercapai tanpa usaha,berati mantra kalian hebat banget...turut bermuditta citta deh..tetapi saya diajarkan Buddha dalam mazhab Theravada untuk berusaha,,DO MORE TALK LESS.. :)

Anumodana _/\_
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Riky_dave on 17 March 2010, 08:14:39 PM
Quote
Om,saya tidak menemukan rujukan yang om bilang di RAPB jilid 2 halaman 2015 - 2016...

Silahkan tanya Om Indraaaaaa  ^-^ ^-^ ^-^

 _/\_
The Siddha Wanderer

hehe,kopas aja kasih saya lihat :)

kalau tidak keberatan..

Anumodana _/\_
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: GandalfTheElder on 17 March 2010, 08:24:08 PM
Quote
tentunya saya sudah baca..hehe..tapi bro..tolong jangan "lencengkan" isi topic disini ya..Tekad Petapa Sumedha itu adalah untuk menjadi Buddha,dan dia tidak hanya "bertekad" doang,tetapi dibuktikan dan direalisasikan dengan cara menyempurnakan "parami" nya..sedangkan sutra Mahayana anda itu tertulis begini :
"Jika sepasang suami istri tidak rukun dan harmonis, keadaannya seperti air dan api, carikan bulu bagian belakang dari bebek mandarin, di depan rupang Bodhisattva Avalokitesvara yang Maha Pengasih, lafalkan Mantra Agung [Maha Karuna Dharani] sebanyak 1008 ditujukan kepada bulu-bulu tersebut dan berikan kepada kedua pasangan itu untuk dipakai, maka pasangan suami istri tersebut akan berbahagia dan saling menghormati dan mencintai satu dengan lainnya sampai akhir hayatnya." (Maha Karunacitta Dharani Sutra)

dimana letak perealisasian hal tersebut?dimana usahanya?bukankah ini bisa disebut "pembodohan" umat dan membuat umat berpandangan salah dengan "takhyul" semacam ini?ini hal yang paling disukai oleh mama saya yang bersifat tradisi.. :)

Wah2 sudah dijelaskan secara ilmiah dan secara Buddhis masih dianggap takahyul... terserah anda deh!!  ^-^ ^-^ ^-^

Coba anda pikir ulang kenapa baca mantra harus disertai BODHICITTA yang MENCAKUP TEKAD MENCAPAI KE-BUDDHAAN, SEMANGAT, CINTA KASIH dan PRAJNA!! Dan apa korelasinya dengan keharmonisan suami istri??  ^-^ ^-^ ^-^

Quote
setahu saya dalam Vinaya,Buddha melarang seorang Bhikkhu menjadi "mak comblang" bagi umat atau pasangan tertentu..menurut anda itu apa?dan setahu saya Buddha tidak mengajarkan pernikahan,Buddha tidak juga mengajarkan perceraian,itu kan asumsi anda.. :)

setahu saya lagi ini,banyak murid Buddha yang meninggalkan kehidupan berumah tangga,saat mereka mempunyai istri dan anak[bahkan kekayaan yang melimpah ruah],silakan lihat dari tindakan bibi Pajati yang membawa para istri mantan mentri untuk memohon penabishan sebagai Bhikkhuni,,ini terbukti kan?kenapa kalau memang Buddha melarang perceraian,malah menerima mereka yang sudah berumah tangga meninggalkan istri mereka[cerai] dan malah menjalani kehidupan non rumah tangga? :)

Heyyy sadar bro! Yang di Maha Karuna Dharani itu antara suami istri opone seng mau dimakcomblang?? wkwkwk....... Anda tahu dalam Vinaya Dharmaguptaka seorang bhiksu diizinkan untuk merukunkan suami istri tetapi TIDAK DIIZINKAN menjodohkan laki-laki dan perempuan??  ^-^ ^-^ ^-^
Meninggalkan ya meninggalkan tapi bukan mengorbankan keluarga!! Kalau bertengkar dengan istri terus jadi bhiksu dan menelantarkan anak-anak.... INI NAMANYA KONYOL. Maka dari itu Sang Buddha memberlakukan peraturan mereka yang menjadi bhiksu harus mendapat izin terlebih dahulu dan tidak menelantarkan istri dan anak-anaknya dalam kondisi tanpa perlindungan!!

Sang Buddha tidak mengajarkan pernikahan tetapi Beliau mengajarkan BAGAIMANA MENJALANKAN KEHIDUPAN PERNIKAHAN YANG BAIK sehingga tidak terjadi itu yang namanya perceraian!!  8) 8)

Quote
Jujur,saya tidak mengerti kamma secara langsung,saya hanya tahu secara teorinya doang,,,saya tidak tahu apakah anda atau pengikut Mahayana,setiap hari melapal mantra2 begituan keinginannya bisa tercapai tanpa usaha,berati mantra kalian hebat banget...turut bermuditta citta deh..tetapi saya diajarkan Buddha dalam mazhab Theravada untuk berusaha,,DO MORE TALK LESS.. :)

Xixixixixi.... kalau Mantra dalam Mahayana hebatt, maka Paritta dalam Theravada ya Hebattt karena semua Dharma Sang Buddha!!  8) 8) 8) Kecuali kalau anda nggak ngakui paritta2 dalam Theravada ya silahkan saja...... ckckck

Quote
hehe,kopas aja kasih saya lihat :)

kalau tidak keberatan..

Males. Panjang banget.  :))

 _/\_
The Siddha Wanderer
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Riky_dave on 17 March 2010, 08:41:46 PM
Quote
Wah2 sudah dijelaskan secara ilmiah dan secara Buddhis masih dianggap takahyul... terserah anda deh!!  ^-^ ^-^ ^-^

Coba anda pikir ulang kenapa baca mantra harus disertai BODHICITTA yang MENCAKUP TEKAD MENCAPAI KE-BUDDHAAN, SEMANGAT, CINTA KASIH dan PRAJNA!! Dan apa korelasinya dengan keharmonisan suami istri??  ^-^ ^-^ ^-^

Sori ya saya baca lagi ulang dari awal,dari pertama anda berkomentar,sampai yang sekarang..

apakah yang anda maksudkan ilmiah adalah ini :

Tapi kasih bocoran dikit nih soal kotoran sapi..... Kotoran sapi (Gomaya) itu terbukti ampuh menghalau serangga maka dari itu nggak heran dioleskan di tempat pembacaan Atanatiya Paritta!!  8)  8)  8)

Soal bebek mandarin (Aix galericulata) itu memang secara budaya dijadikan lambang cinta dan kesetiaan "yuan-yang" (鴛鴦)!!

A pair of Mandarin Ducks symbolize happiness in love and suggestive of romance, devotion, affection, conjugal fidelity, togetherness and enduring love. Mandarin ducks live in couples and mourn the loss of their mates, which is why the bird has long been regarded as the most traditional and the most potent symbol of love and married bliss in Feng Shui practice.

For added benefits, sometimes a pair of Mandarin Ducks is designed accompanied with lotus flowers and leaves, and depicted biting on the stems of lotus pods with many lotus seeds in them. While Mandarin Ducks are famous and strong symbols for fidelity and love, the lotus plant plays many roles in this auspicious symbol of love.

Mandarin duck, in the last thousands of years in Chinese myths and history, was given to a representative of the long lasting love and a good reputation and played an important role in gifts to the bride and groom. People love to have Mandarin duck bath, believe that once mandarin ducks are get married, they will be together in their whole life, even either is died, the left would keep lonely in the spare life. In such a instant and practical world, this spirit is so precious that every one desires this life.

Maka dari itu kenapa digunakan suami istri biar harmonis. Selain karena adanya KEKUATAN MANTRA, suami istri yang melihat bulu bebek mandarin diharapkan akan mengingat dan merenungkan bagaimana suami istri harus saling setia dan saling mencintai!!  8) 8) 8)

Dari bulu nanti kan ke orangnya juga. Lagipula benda2 tertentu apabila dibacakan Paritta / Mantra emang memiliki dampak tertentu toh seperti mislanya penelitian Emoto itu!!

Atau seperti di Thai banyak JATUKARM Ramathep  8)  8)

Wah ada banyak maknanya loh kalau anda mengerti isi Sutra tersebut.

Di awal Maha Karuna Dharani Sutra DITEKANKAN PENTINGNYA BODHICITTA!! Apa itu Bodhicitta?? Tekad dan semangat mencapai Pembebasan dan membebaskan semua makhluk. Bodhicitta adalah hati yang welas asih dan penuh kebijaksanaan.

Dengan welas asih, sebuah rasa memaafkan, pengertian satu sama lain, maka SUAMI ISTRI pasti akan harmonis. Maka dari itu penting sekali bagi umat Buddhis untuk memiliki Bodhicitta dalam melakukan segala sesuatunya.  8) 8) 8)

Jadi bukan klenik, tapi pembacaan Maha Karuna Dharani harus dilandaskan Bodhicitta dan batin yang paham akan Dharma.

Tanpa Bodhicitta... yah tuh metode memang jadi klenik.

Di India, bebek Cakra memang menjadi simbol kesetiaan / cinta antar pasangan pula  8)  8)

Atau suatu kedekatan hubungan seperti bebek yang menyimbolkan Shantaraksita dengan muridnya Kamalashila

Kenapa dipakai bebek mandarin? Tak lain yah karena waktu diterjemahkan ya harus sesuai dengan kultur setempat (Tiongkok)!! Apalagi bebek mandarin itu juga ada loh di India!!  8) 8) 8)

Kenapa bagian belakang?? Kita lihat bagian belakang bebek mandarin adalah dua "sails" seperti sayap yang berada di punggung belakang tubuhnya. Sails ini paling unik, menarik dan menonjol dari bebek mandarin dan merupakan bagian yang paling penting (karena bisa berganti2) pada saat MUSIM KAWIN!!  8) 8) 8)

The sail-like shoulder feather on the male Mandarin Duck can be replaced up to three times during the mating season if it is lost. This sail shape feature along with the white-eye stripe that extends from the bill and tapers toward the back of the head distinguishes the male from all others. The male's chestnut and green crest and the bright orange "sails" on his back are distinctive. The males are now in full breeding colours, being January in England. They will keep their wing sails until after breeding and then lose them to become plain looking birds out of breeding season.

Bahkan (CMIIW) bulu ini dapat terlepas setelah musim kawin sehingga memungkinkan mengambil bulunya itu tanpa menyakiti si bebek!!

Wah?? Bertele2? Maha Karuna Dharani Sutra menjelaskan loh pentingnya Bodhicitta. Mereka yang teliti, pasti akan melihat bahwa dalam Sutra tersebut sebenarnya sudah ada penjelasan yang gamblang!!  8)  8)  8) Tapi biasanya banyak org sengaja / tidak sengaja nggak baca bagian awalnya sehingga sering salahh pahammm!!  8) 8) 8)

Seperti dalam Guhyasamaja Tantra. Dijelaskan loh arti2 dari sandhyabhyasanya secara gamblang!! hohoho


yang saya dapati anda ingin menunjukan bahwa "objek" tertentu itu "bermanfaat" atau berguna sesuai dengan tradisi setempat,kemudian anda mencampurkannya dengan asumsi anda sendiri bahwa bebek dijadikan lambang ini dan itu...saya mau nanya juga bunga adalah lambang cinta kasih,coklat juga lambang cinta kasih[Valentine Day],apakah dengan melafalkan matra begituan terus dikasih sama orang yang kita cintai,berapa persen tuh kita bakal diterima?

sedangkan yang saya tulis adalah :
tentunya saya sudah baca..hehe..tapi bro..tolong jangan "lencengkan" isi topic disini ya..Tekad Petapa Sumedha itu adalah untuk menjadi Buddha,dan dia tidak hanya "bertekad" doang,tetapi dibuktikan dan direalisasikan dengan cara menyempurnakan "parami" nya..sedangkan sutra Mahayana anda itu tertulis begini :
"Jika sepasang suami istri tidak rukun dan harmonis, keadaannya seperti air dan api, carikan bulu bagian belakang dari bebek mandarin, di depan rupang Bodhisattva Avalokitesvara yang Maha Pengasih, lafalkan Mantra Agung [Maha Karuna Dharani] sebanyak 1008 ditujukan kepada bulu-bulu tersebut dan berikan kepada kedua pasangan itu untuk dipakai, maka pasangan suami istri tersebut akan berbahagia dan saling menghormati dan mencintai satu dengan lainnya sampai akhir hayatnya." (Maha Karunacitta Dharani Sutra)

dimana letak perealisasian hal tersebut?dimana usahanya?bukankah ini bisa disebut "pembodohan" umat dan membuat umat berpandangan salah dengan "takhyul" semacam ini?ini hal yang paling disukai oleh mama saya yang bersifat tradisi.. :)


saya tanya sutra anda ini :
"Jika sepasang suami istri tidak rukun dan harmonis, keadaannya seperti air dan api, carikan bulu bagian belakang dari bebek mandarin, di depan rupang Bodhisattva Avalokitesvara yang Maha Pengasih, lafalkan Mantra Agung [Maha Karuna Dharani] sebanyak 1008 ditujukan kepada bulu-bulu tersebut dan berikan kepada kedua pasangan itu untuk dipakai, maka pasangan suami istri tersebut akan berbahagia dan saling menghormati dan mencintai satu dengan lainnya sampai akhir hayatnya." (Maha Karunacitta Dharani Sutra)

dimana letak BODHICITTA yang MENCAKUP TEKAD MENCAPAI KE-BUDDHAAN, SEMANGAT, CINTA KASIH dan PRAJNA!!??pada kalimat yang mana ya?tolong anda tunjukan,saya mungkin "buta" dan "tidak sati" didalam membaca..jadi mohon bimbingan anda untuk menunjukannya pada "kalimat" mana dalam "sutra" tersebut yang menunjukkan letak BODHICITTA yang MENCAKUP TEKAD MENCAPAI KE-BUDDHAAN, SEMANGAT, CINTA KASIH dan PRAJNA!!??

Anumodana _/\_
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: ryu on 17 March 2010, 08:48:05 PM
mau tanya, kenapa harus 1008x? rumusannya dari mana?
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: GandalfTheElder on 17 March 2010, 08:48:26 PM
Quote
yang saya dapati anda ingin menunjukan bahwa "objek" tertentu itu "bermanfaat" atau berguna sesuai dengan tradisi setempat,kemudian anda mencampurkannya dengan asumsi anda sendiri bahwa bebek dijadikan lambang ini dan itu...saya mau nanya juga bunga adalah lambang cinta kasih,coklat juga lambang cinta kasih[Valentine Day],apakah dengan melafalkan matra begituan terus dikasih sama orang yang kita cintai,berapa persen tuh kita bakal diterima?

Xixixixixixi........  simple jawaban saya: berapa persen itu ya juga tergantung niat + karma + kekuatan mantra kita juga toh!!  ^-^ ^-^ ^-^

Quote
dimana letak BODHICITTA yang MENCAKUP TEKAD MENCAPAI KE-BUDDHAAN, SEMANGAT, CINTA KASIH dan PRAJNA!!??pada kalimat yang mana ya?tolong anda tunjukan,saya mungkin "buta" dan "tidak sati" didalam membaca..jadi mohon bimbingan anda untuk menunjukannya pada "kalimat" mana dalam "sutra" tersebut yang menunjukkan letak BODHICITTA yang MENCAKUP TEKAD MENCAPAI KE-BUDDHAAN, SEMANGAT, CINTA KASIH dan PRAJNA!!??

Xixixixixi... makanya baca dari awal sutra dong bro!!!  8) 8) 8)

“Jika ada dari para Bikshu, Bikshuni, Upasaka, Upasika, para remaja suci yang ingin melafal dan mengingat mantra (Maha Karuna) ini, pertama-tama harus membangkitkan Hati Suci (Bodhicitta) yang berdasarkan kasih sayang agung, dan kemudian mengikuti saya melafalkan tekad-tekad bodhisattva ini (paramita):
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma;
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya memperoleh Mata Kebijaksanaan;
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya dapat menyeberangkan semua makhluk ke pantai seberang (membebaskan semua makhluk dari penderitaan);
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya memperoleh berbagai kebijakan untuk menyadarkan beragam makhluk;
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya berada dalam perahu Prajna (kebijaksanaan agung);
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya menyeberangi lautan kesengsaraan;
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna (disiplin berdasarkan peraturan Buddhis, kesadaran murni dan kebijaksanaan murni);
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mencapai puncak Nirvana;
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya berada dalam kediaman tanpa perbuatan (suatu keadaan tanpa pikiran-pikiran salah);
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya bersatu dengan Tubuh Agung Dharma (Dharma-Kaya);

(Maha Karuna Dharani Sutra Yang Disabdakan Sang Buddha)

 _/\_
The Siddha Wanderer

Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Riky_dave on 17 March 2010, 08:49:33 PM
Quote
Heyyy sadar bro! Yang di Maha Karuna Dharani itu antara suami istri opone seng mau dimakcomblang?? wkwkwk....... Anda tahu dalam Vinaya Dharmaguptaka seorang bhiksu diizinkan untuk merukunkan suami istri tetapi TIDAK DIIZINKAN menjodohkan laki-laki dan perempuan??  ^-^ ^-^ ^-^
Meninggalkan ya meninggalkan tapi bukan mengorbankan keluarga!! Kalau bertengkar dengan istri terus jadi bhiksu dan menelantarkan anak-anak.... INI NAMANYA KONYOL. Maka dari itu Sang Buddha memberlakukan peraturan mereka yang menjadi bhiksu harus mendapat izin terlebih dahulu dan tidak menelantarkan istri dan anak-anaknya dalam kondisi tanpa perlindungan!!

Sang Buddha tidak mengajarkan pernikahan tetapi Beliau mengajarkan BAGAIMANA MENJALANKAN KEHIDUPAN PERNIKAHAN YANG BAIK sehingga tidak terjadi itu yang namanya perceraian!!  8) 8)

lho saya kan da tulis dan setahu saya Buddha tidak mengajarkan pernikahan,Buddha tidak juga mengajarkan perceraian,itu kan asumsi anda.. :)

saya mau bertanya kepada anda ,ketika Pangeran Siddharta pergi mencari obat atas ke 3 penyakit,apakah itu disebut mengorbankan keluarga atau tidak?bukankah saat itu Yasodhara menentangnya?Raja Bimbisara menentangnya?Ratu Pajapati menentangnya? berati anda mungkin ingin berkata secara tak langsung bahwa tindakan pangeran Siddharta adalah KONYOL??

kalau anda membaca sutta bahwa ada salah 1 pangeran yang dilarang ibunya menjadi Bhikkhu,melakukan demo "mogok makan",anda jangan membuat semuanya menjadi "dalih" pembenaran belaka,kalau memang sudah ada tekad untuk menjalani kehidupan berumah tangga ya harus berusaha untuk merealisasikannya..bukan berkata,"Saya ditentang" "saya belum ini dan itu"..itu ALASAN namanya..Apakah harus dengan "doa" dan "mantra" setiap hari biar dapat ijin??

[Saya jadi bertanya,didalam sutta bagian mana ya Buddha pernah mengajarkan umatnya untuk belajar melafalkan mantra,dan melafal terus menerus.. :) ada yang mau membantu saya?]

Sang Buddha cukup mengajarkan KESADARAN,karena didalam KESADARAN,didalam TINDAKAN yang WASPADA niscaya selalu ada KEDAMAIAN disana..

Anumodana _/\_
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Wolvie on 17 March 2010, 08:56:34 PM
yang percaya praktekin saja, yang nda percaya juga ga ada yang maksa untuk percaya.

sebenernya juga cara lain ehipassiko bisa dengan mempraktekkannya. Terasa ga manfaatnya buat diri pribadi, klo ngga kerasa ya ga usah lanjut, sementara klo ada ya silakan ditekuni.
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Riky_dave on 17 March 2010, 09:01:06 PM
Quote
Xixixixixi... makanya baca dari awal sutra dong bro!!!  8) 8) 8)

“Jika ada dari para Bikshu, Bikshuni, Upasaka, Upasika, para remaja suci yang ingin melafal dan mengingat mantra (Maha Karuna) ini, pertama-tama harus membangkitkan Hati Suci (Bodhicitta) yang berdasarkan kasih sayang agung, dan kemudian mengikuti saya melafalkan tekad-tekad bodhisattva ini (paramita):
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma;
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya memperoleh Mata Kebijaksanaan;
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya dapat menyeberangkan semua makhluk ke pantai seberang (membebaskan semua makhluk dari penderitaan);
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya memperoleh berbagai kebijakan untuk menyadarkan beragam makhluk;
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya berada dalam perahu Prajna (kebijaksanaan agung);
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya menyeberangi lautan kesengsaraan;
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna (disiplin berdasarkan peraturan Buddhis, kesadaran murni dan kebijaksanaan murni);
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mencapai puncak Nirvana;
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya berada dalam kediaman tanpa perbuatan (suatu keadaan tanpa pikiran-pikiran salah);
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya bersatu dengan Tubuh Agung Dharma (Dharma-Kaya);
(Maha Karuna Dharani Sutra Yang Disabdakan Sang Buddha)

saya masih belum menemukan dimana letak BODHICITTA yang MENCAKUP TEKAD MENCAPAI KE-BUDDHAAN, SEMANGAT, CINTA KASIH dan PRAJNA

yang saya dapatkan dari Sutra yang anda camtumkan hanya kata "semoga saya begini dan begitu.." "semoga saya begini dan begitu" "semoga saya begini dan begitu"..

Kalau dalam Pancasila ditulis begini :
1.Saya BERUSAHA untuk menghindari pembunuhan[disana tidak ditulis Semoga dengan cepat saya menghindari pembunuhan]
2.Saya BERUSAHA untuk menghindari pencurian[disana tidak ditulis Semoga dengan cepat saya menghindari pencurian]
3.Saya BERUSAHA untuk menghindari perzinahan[disana tidak ditulis Semoga dengan cepat saya menghindari perzinahan]
4.Saya BERUSAHA untuk menghindari kata2 dusta/tidak benar[disana tidak ditulis Semoga dengan cepat saya menghindari kata2 dusta/tidak benar]
5.Saya BERUSAHA untuk menghindari makan/minum yang bisa melemahkan kesadaran[disana tidak ditulis Semoga dengan cepat saya menghindari makan/minum yang bisa melemahkan kesadaran]


Anumodana _/\_
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: GandalfTheElder on 17 March 2010, 09:03:19 PM
Quote
lho saya kan da tulis dan setahu saya Buddha tidak mengajarkan pernikahan,Buddha tidak juga mengajarkan perceraian,itu kan asumsi anda.. :)

saya mau bertanya kepada anda ,ketika Pangeran Siddharta pergi mencari obat atas ke 3 penyakit,apakah itu disebut mengorbankan keluarga atau tidak?bukankah saat itu Yasodhara menentangnya?Raja Bimbisara menentangnya?Ratu Pajapati menentangnya? berati anda mungkin ingin berkata secara tak langsung bahwa tindakan pangeran Siddharta adalah KONYOL??

kalau anda membaca sutta bahwa ada salah 1 pangeran yang dilarang ibunya menjadi Bhikkhu,melakukan demo "mogok makan",anda jangan membuat semuanya menjadi "dalih" pembenaran belaka,kalau memang sudah ada tekad untuk menjalani kehidupan berumah tangga ya harus berusaha untuk merealisasikannya..bukan berkata,"Saya ditentang" "saya belum ini dan itu"..itu ALASAN namanya..Apakah harus dengan "doa" dan "mantra" setiap hari biar dapat ijin??

[Saya jadi bertanya,didalam sutta bagian mana ya Buddha pernah mengajarkan umatnya untuk belajar melafalkan mantra,dan melafal terus menerus.. :) ada yang mau membantu saya?]

Sang Buddha cukup mengajarkan KESADARAN,karena didalam KESADARAN,didalam TINDAKAN yang WASPADA niscaya selalu ada KEDAMAIAN disana..

Xixixixixi..... apakah menurut anda Sang Buddha tidak mengajarkan para siswa-Nya untuk BACA PARITTA?? Kalau nggak, silahkan demo sana untuk menghapus pembacaan Paritta....  ^-^ ^-^ ^-^

Semua aliran Buddhis ya gak ada yang ngajarin supaya BACA MANTRA / PARITTA TOK, semua ya harus berusaha PRAKTEK LAINNYA SEPERTI MEDITASI, BERDANA, dsb....  8) 8) 8)

Hahahahha..... tahu dari mana Yasodhara menentang?? Di masa Buddha Dipankara, Sumitta / Prakrti sudah berikrar bahwa ia tidak akan pernah menghalang2i niat dan tindakan Sang Bodhisattva untuk meninggalkan keduniawian!!  8) 8) 8) Apalagi waktu itu keluarga yang ditinggalkan Siddharta hidup dalam kesejahteraan kerajaan dan bukan tidak dalam perlindungan. Pangeran Siddharta juga memiliki NIAT TULUS mengatasi 3 racun dan kembali memberikan obatnya pada seluruh anggota keluarganya dan semua makhluk.

Maka dari itu Pangeran Siddharta meninggalkan keluarga ya tidak bisa disamakan dengan orang2 yang jadi bhiksu CUMA GARA-GARA TENGKAR SAMA ISTRI DAN LARI DARI TANGGUNG JAWAB EKONOMI!!  8) 8) 8)

Coba renungkan lagi kenapa Sang Buddha membuat Vinaya yang mana mengharuskan seseorang ingin menjadi bhiksu harus mendapat izin terlebih dahulu dari keluarga yang bersangkutan!!  8)

 _/\_
The Siddha Wanderer
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Riky_dave on 17 March 2010, 09:06:01 PM
Quote
Xixixixixi.... kalau Mantra dalam Mahayana hebatt, maka Paritta dalam Theravada ya Hebattt karena semua Dharma Sang Buddha!!  8) 8) 8) Kecuali kalau anda nggak ngakui paritta2 dalam Theravada ya silahkan saja...... ckckck

Sori ya..Didalam Theravada tidak terdapat sifat "minta2" kayak gitu..maaf saja,kami yang berasal dari Theravada diajarin DO MORE TALK LESS...kalau ada USAHA pasti ada JALAN,,,bukan kalau ada DOA pasti ada JALAN...maap,saya hanya menganggap "doa" sebagai oli buat rantai sepeda,percuma olinya di kasih banyak2 tapi sepedanya tidak di gayuh ke tempat tujuan yang diinginkan... :)
[dan saya secara pribadi tidak mengakui bahwa semua Sutra Mahayana keluar langsung dari mulut Bhagava..]

Quote
Males. Panjang banget.  :))
Never mind :)

Quote
Xixixixixixi........  simple jawaban saya: berapa persen itu ya juga tergantung niat + karma + kekuatan mantra kita juga toh!!  ^-^ ^-^ ^-^

hahaha..niat = usaha tidak ya?kalau dalam anggutara dikatakan yang disebut sebagai kamma ada tindakan dari pikiran ucapan dan perbuatan yang disertai oleh kehendak/niat/cetana.. :)

Anumodana _/\_
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: GandalfTheElder on 17 March 2010, 09:06:13 PM
Quote
saya masih belum menemukan dimana letak BODHICITTA yang MENCAKUP TEKAD MENCAPAI KE-BUDDHAAN, SEMANGAT, CINTA KASIH dan PRAJNA

yang saya dapatkan dari Sutra yang anda camtumkan hanya kata "semoga saya begini dan begitu.." "semoga saya begini dan begitu" "semoga saya begini dan begitu"..

Kalau dalam Pancasila ditulis begini :
1.Saya BERUSAHA untuk menghindari pembunuhan[disana tidak ditulis Semoga dengan cepat saya menghindari pembunuhan]
2.Saya BERUSAHA untuk menghindari pencurian[disana tidak ditulis Semoga dengan cepat saya menghindari pencurian]
3.Saya BERUSAHA untuk menghindari perzinahan[disana tidak ditulis Semoga dengan cepat saya menghindari perzinahan]
4.Saya BERUSAHA untuk menghindari kata2 dusta/tidak benar[disana tidak ditulis Semoga dengan cepat saya menghindari kata2 dusta/tidak benar]
5.Saya BERUSAHA untuk menghindari makan/minum yang bisa melemahkan kesadaran[disana tidak ditulis Semoga dengan cepat saya menghindari makan/minum yang bisa melemahkan kesadaran]

Xixixixixixiixi....... tekad (ADHISTANA) tidak sama PLEK dengan pengambilan SILA lah!!..wkwkwkwk... Anda tidak menemukan itu URUSAN ANDA. Yang penting saya MENEMUKANNYA dan ketika saya berdoa "Semoga" maka dalam diri saya muncul sebuah tekad untuk membahagiakan semua makhluk seperti ucapan "Semoga semua makhluk berbahgia". Dan ini berdampak pada TINDAKAN SAYA.  8) 8) 8)

 _/\_
The Siddha Wanderer
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: GandalfTheElder on 17 March 2010, 09:07:31 PM
Quote
Sori ya..Didalam Theravada tidak terdapat sifat "minta2" kayak gitu..maaf saja,kami yang berasal dari Theravada diajarin DO MORE TALK LESS...kalau ada USAHA pasti ada JALAN,,,bukan kalau ada DOA pasti ada JALAN...maap,saya hanya menganggap "doa" sebagai oli buat rantai sepeda,percuma olinya di kasih banyak2 tapi sepedanya tidak di gayuh ke tempat tujuan yang diinginkan... :)
[dan saya secara pribadi tidak mengakui bahwa semua Sutra Mahayana keluar langsung dari mulut Bhagava..]

Xixixixixiixix....... apa anda pikir Mantra dalam Mahayana itu BUKAN OLI??? wkwkwkwkk.....  8) 8) 8)...

 _/\_
The Siddha Wanderer
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Riky_dave on 17 March 2010, 09:18:56 PM
Quote
lho saya kan da tulis dan setahu saya Buddha tidak mengajarkan pernikahan,Buddha tidak juga mengajarkan perceraian,itu kan asumsi anda.. :)

saya mau bertanya kepada anda ,ketika Pangeran Siddharta pergi mencari obat atas ke 3 penyakit,apakah itu disebut mengorbankan keluarga atau tidak?bukankah saat itu Yasodhara menentangnya?Raja Bimbisara menentangnya?Ratu Pajapati menentangnya? berati anda mungkin ingin berkata secara tak langsung bahwa tindakan pangeran Siddharta adalah KONYOL??

kalau anda membaca sutta bahwa ada salah 1 pangeran yang dilarang ibunya menjadi Bhikkhu,melakukan demo "mogok makan",anda jangan membuat semuanya menjadi "dalih" pembenaran belaka,kalau memang sudah ada tekad untuk menjalani kehidupan berumah tangga ya harus berusaha untuk merealisasikannya..bukan berkata,"Saya ditentang" "saya belum ini dan itu"..itu ALASAN namanya..Apakah harus dengan "doa" dan "mantra" setiap hari biar dapat ijin??

[Saya jadi bertanya,didalam sutta bagian mana ya Buddha pernah mengajarkan umatnya untuk belajar melafalkan mantra,dan melafal terus menerus.. :) ada yang mau membantu saya?]

Sang Buddha cukup mengajarkan KESADARAN,karena didalam KESADARAN,didalam TINDAKAN yang WASPADA niscaya selalu ada KEDAMAIAN disana..

Xixixixixi..... apakah menurut anda Sang Buddha tidak mengajarkan para siswa-Nya untuk BACA PARITTA?? Kalau nggak, silahkan demo sana untuk menghapus pembacaan Paritta....  ^-^ ^-^ ^-^

Nah,maaf ya,apakah paritta itu = berdoa?apakah paritta itu sama dengan memohon2 untuk mendapatkan apa yang kita "inginkan"?Apakah fungsi paritta seperti itu?Saya rasa paritta yang dibacakan setiap Puja Bakti mengandung makna pembacaan ulang KHOTBAH2 BUDDHA kepada YANG TAK NAMPAK,dan saya belum pernah TAHU bahwa ORANG MEMBACA PARITTA supaya HUBUNGAN SUAMI ISTRINYA MENJADI HARMONIS,atau orang yang MENDAPAT MASALAH datang dan MEMBACA PARITTA supaya MASALAHNYA SIRNA...dan setahu saya pembacaan ulang seperti pembacaan patimokkha dan sebagainya itu supaya para muridNya mengingat Ajarannya khususnya yang belum menembus tataran kesucian,dan menjadi bahan perenungan,saya tidak melihat bahwa pembacaan paritta menjadi sebuah objek permintaan,untuk memuaskan nafsu keinginan..enak aja ya,hubungan retak karena kesalahan sendiri,baca paritta bla2,hubungannya baik kembali..nanti orang2 selingkuh,tinggal baca aja tuh mantra.. :)


Quote
Semua aliran Buddhis ya gak ada yang ngajarin supaya BACA MANTRA / PARITTA TOK, semua ya harus berusaha PRAKTEK LAINNYA SEPERTI MEDITASI, BERDANA, dsb....  8) 8) 8)

=Jadi kembali ke SUTRA anda tadi ,bagaimana ya?jangan dilencengkan.. :)

Quote
Hahahahha..... tahu dari mana Yasodhara menentang?? Di masa Buddha Dipankara, Sumitta / Prakrti sudah berikrar bahwa ia tidak akan pernah menghalang2i niat dan tindakan Sang Bodhisattva untuk meninggalkan keduniawian!!  8) 8) 8) Apalagi waktu itu keluarga yang ditinggalkan Siddharta hidup dalam kesejahteraan kerajaan dan bukan tidak dalam perlindungan. Pangeran Siddharta juga memiliki NIAT TULUS mengatasi 3 racun dan kembali memberikan obatnya pada seluruh anggota keluarganya dan semua makhluk.

Oh...saya tidak mengerti mengapa ya Raja Bimbisara begitu kuatir sampai2 membangun 3 istana,dan menikahkan pangeran Siddharta pada usianya yang ke 16 dengan putri Yasodhara,dan apakah Yasodhara ada diberitahu bahwa Pajapati bukan ibu pangeran Siddharta yang sebenarnya melainkan hanya ibu tiri karena setelah 7 hari melahirkan pangeran Siddharta,Ratu Mahamaya meninggal dunia,dan sesuai ramalan dari 8 Brahma,bahwa apabila melihat 4 kondisi maka pangeran Siddharta akan menjadi Buddha,untuk menghindari Siddharta tahu bahwa ada yang dinamakannya "kematian" maka Raja Bimbisara merahasiakan kematian Mahamaya,dan Pajapati menceritakannya kepada yasodhara,untuk "mengikat" Siddharta..[Silakan baca dari Komik Bodhi by Ehipassiko Foundation]


Quote
Maka dari itu Pangeran Siddharta meninggalkan keluarga ya tidak bisa disamakan dengan orang2 yang jadi bhiksu CUMA GARA-GARA TENGKAR SAMA ISTRI DAN LARI DARI TANGGUNG JAWAB EKONOMI!!  8) 8) 8)
Saya tidak tahu apakah pada zaman Gotama atau zaman sekarang ada yang jadi Bhikkhu[Saya lagi bilang Tradisi Theravada ya,kalau Tradisi Mahayana sih saya tutup sebelah mata,karena berkali2 saya nampak tuh Suhu yang botak,ke mall jalan2..dan saya kaget baru tahu suhu tersebut berasal dari Mahayana bagian mana,dan vihara mana..] karena LARI DARI TANGGUNG JAWAB,karena SETAHU saya MENJADI BHIKKHU THERAVADA lebih SULIT daripada MENJALANI KEHIDUPAN DI PENJARA,itu saya lihat dari Buku Membuka PINTU HATI by AJAHN BRAHM..ada 227 PERATURAN,kalau BHIKKHU HUTAN ditambah 13 PERATURAN.. :)

Saya pernah membaca salah satu sutta yang menyebutkan,"Orang yang hidup perumah tangga akan sulit menjalani kehidupan non perumah tangga,bilamana pikirannya terikat oleh kesenangan kehidupan berumah tangga.." [kira2 seperti itu]

Quote
Coba renungkan lagi kenapa Sang Buddha membuat Vinaya yang mana mengharuskan seseorang ingin menjadi bhiksu harus mendapat izin terlebih dahulu dari keluarga yang bersangkutan!!  8)

 _/\_
The Siddha Wanderer

Saya tidak tahu bahwa seorang suami harus mendapat izin dari istri untuk menjadi Bhikkhu,itu tercantum dimana ya?Setahu saya hanya soal "anak" yang harus mendapat izin dari orang tuanya.. :)

Anumodana _/\_
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Riky_dave on 17 March 2010, 09:20:59 PM
Quote
Sori ya..Didalam Theravada tidak terdapat sifat "minta2" kayak gitu..maaf saja,kami yang berasal dari Theravada diajarin DO MORE TALK LESS...kalau ada USAHA pasti ada JALAN,,,bukan kalau ada DOA pasti ada JALAN...maap,saya hanya menganggap "doa" sebagai oli buat rantai sepeda,percuma olinya di kasih banyak2 tapi sepedanya tidak di gayuh ke tempat tujuan yang diinginkan... :)
[dan saya secara pribadi tidak mengakui bahwa semua Sutra Mahayana keluar langsung dari mulut Bhagava..]

Xixixixixiixix....... apa anda pikir Mantra dalam Mahayana itu BUKAN OLI??? wkwkwkwkk.....  8) 8) 8)...

 _/\_
The Siddha Wanderer

Sudah deh,tak perlu putar2...

Sutra itu jelas tertulis :
"Jika sepasang suami istri tidak rukun dan harmonis, keadaannya seperti air dan api, carikan bulu bagian belakang dari bebek mandarin, di depan rupang Bodhisattva Avalokitesvara yang Maha Pengasih, lafalkan Mantra Agung [Maha Karuna Dharani] sebanyak 1008 ditujukan kepada bulu-bulu tersebut dan berikan kepada kedua pasangan itu untuk dipakai, maka pasangan suami istri tersebut akan berbahagia dan saling menghormati dan mencintai satu dengan lainnya sampai akhir hayatnya." (Maha Karunacitta Dharani Sutra)

dimana bagian dari sutra itu yang "mengayuh" sepeda?

apakah bagian ini,"Carikan bulu bagian belakang dari bebek mandarin, di depan rupang Bodhisattva Avalokitesvara yang Maha Pengasih, lafalkan Mantra Agung [Maha Karuna Dharani] sebanyak 1008 ditujukan kepada bulu-bulu tersebut dan berikan kepada kedua pasangan itu untuk dipakai, maka pasangan suami istri tersebut akan berbahagia dan saling menghormati dan mencintai satu dengan lainnya sampai akhir hayatnya."?

mungkin masuk akal juga buat kaum Mahayana,cari bulu bebek kan perlu usaha juga :)

gitu ya maksudnya?

Anumodana _/\_
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Riky_dave on 17 March 2010, 09:32:24 PM
Quote
saya masih belum menemukan dimana letak BODHICITTA yang MENCAKUP TEKAD MENCAPAI KE-BUDDHAAN, SEMANGAT, CINTA KASIH dan PRAJNA

yang saya dapatkan dari Sutra yang anda camtumkan hanya kata "semoga saya begini dan begitu.." "semoga saya begini dan begitu" "semoga saya begini dan begitu"..

Kalau dalam Pancasila ditulis begini :
1.Saya BERUSAHA untuk menghindari pembunuhan[disana tidak ditulis Semoga dengan cepat saya menghindari pembunuhan]
2.Saya BERUSAHA untuk menghindari pencurian[disana tidak ditulis Semoga dengan cepat saya menghindari pencurian]
3.Saya BERUSAHA untuk menghindari perzinahan[disana tidak ditulis Semoga dengan cepat saya menghindari perzinahan]
4.Saya BERUSAHA untuk menghindari kata2 dusta/tidak benar[disana tidak ditulis Semoga dengan cepat saya menghindari kata2 dusta/tidak benar]
5.Saya BERUSAHA untuk menghindari makan/minum yang bisa melemahkan kesadaran[disana tidak ditulis Semoga dengan cepat saya menghindari makan/minum yang bisa melemahkan kesadaran]

Xixixixixixiixi....... tekad (ADHISTANA) tidak sama PLEK dengan pengambilan SILA lah!!..wkwkwkwk... Anda tidak menemukan itu URUSAN ANDA. Yang penting saya MENEMUKANNYA dan ketika saya berdoa "Semoga" maka dalam diri saya muncul sebuah tekad untuk membahagiakan semua makhluk seperti ucapan "Semoga semua makhluk berbahgia". Dan ini berdampak pada TINDAKAN SAYA.  8) 8) 8)

 _/\_
The Siddha Wanderer


wow.."Xixixixixixiixi....... tekad (ADHISTANA) tidak sama PLEK dengan pengambilan SILA lah!!..wkwkwkwk..." ?? baru tahu saya bahwa Tekad tidak sama dengan pengambilan SILA,apakah mungkin anda mau mengatakan bahwa pengambilan SILA itu tidak diperlukan TEKAD didalamnya? :o

saya :o ,karena setahu saya semuanya sila itu dibutuhkan "usaha" dan "tekad" yang kuat...setelah bertekad maka mereka berusaha..didalam sutra itu..kayak "doa" nya aja yang kebanyakan,dimana letak tekad dan usahanya?

kalau anda,mungkin anda cerdas,kasihan dong sama yang lainnya yang kurang cerdas..MAHAYANA= kenderaan besar kan?kenderaan yang bisa menampung semua makhluk,kenderaan yang penuh berkorban,rela berkorban,yang tekad2 nya luar binasa[lihat sutra Amitabha],nah sekarang dengan tekad Mahayana anda yang SUANGAT BESAR,tolong dibagikan pengetahuan anda itu.. :)

Anumodana _/\_
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: andry on 17 March 2010, 10:00:15 PM
Theravada diajarin DO MORE TALK LESS...kalau ada USAHA pasti ada JALAN,,,bukan kalau ada DOA pasti ada JALAN...
Anumodana _/\_
wah, ati2 bro ricky.. ente belom ngadepin raja nya mara tuhh...
ntar2 jadi DO MORE TALK MORE
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: kullatiro on 17 March 2010, 10:09:00 PM
Quote
"Jika sepasang suami istri tidak rukun dan harmonis, keadaannya seperti air dan api, carikan bulu bagian belakang dari bebek mandarin, di depan rupang Bodhisattva Avalokitesvara yang Maha Pengasih, lafalkan Mantra Agung [Maha Karuna Dharani] sebanyak 1008 ditujukan kepada bulu-bulu tersebut dan berikan kepada kedua pasangan itu untuk dipakai, maka pasangan suami istri tersebut akan berbahagia dan saling menghormati dan mencintai satu dengan lainnya sampai akhir hayatnya." (Maha Karunacitta Dharani Sutra)

sbelum melanjutkan diskusi, yg saya ingin tanyakan benarkah sutra ini demikian atau sutra palsu?

pakai? memangya bulu mandarin itu di pakai di mana? di tempel kan di mana tuh :))

wa rasa luar nya palsu tapi isinya adalah latihan konsentrasi dan kesabaran baca sampai 1008, ini juga sama menggunakan kekuatan konsentrasi yang dihasilkan oleh konsentrasi dan kesabaran.

boleh dibilang ini adalah trik untuk latihan memusat kan perhatian dengan benar bila bisa bersabar dan berkonsentras tujuan nya tersampaikan dan latihan nya sukses.
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: marcedes on 18 March 2010, 12:58:08 AM
waduh, baru buka thread ini kemarin sudah heboh...hahahaha

 [at] bro gandalf
anda negatif sekali mendengar kata "pantat"... objek itu netral bro...lagian saya mengasumsikan memang pada bagian belakang bebek dekat pantat...

oke sekarang pembahasannya..
teliti baik-baik kata sutra itu

"Jika sepasang suami istri tidak rukun dan harmonis, keadaannya seperti air dan api, carikan bulu bagian belakang dari bebek mandarin, di depan rupang Bodhisattva Avalokitesvara yang Maha Pengasih, lafalkan Mantra Agung [Maha Karuna Dharani] sebanyak 1008 ditujukan kepada bulu-bulu tersebut dan berikan kepada kedua pasangan itu untuk dipakai, maka pasangan suami istri tersebut akan berbahagia dan saling menghormati dan mencintai satu dengan lainnya sampai akhir hayatnya." (Maha Karunacitta Dharani Sutra)

dari sini kita sudah melihat bahwa anggap saja seorang suhu atau pihak ke-3...
memberikan mantra dan membacakan mantra "di depan altar" kemudian diberikan pada kedua belah pihak ( suami istri ) maka niscaya dari benci pun bisa jadi damai...... LUAR BIASA.

jadi biar agama lain asalkan dapat bulu sakti dari pihak ke - 3 ( biksu,suhu,atau apa lah ) bisa damai kah rumah tangga itu?  misalkan seorang biksu stelah menyelesaikan ritual nya, lalu cukupp memberikan pada pasangan yg sedang ribut, pasangan itu langsung jadi damai harmonis? 
kek nya HOAX neh sutra..


saya sampai tertawa membaca berbagai alasan berbagai macam guna menutup kesalahan.

Jatuhkam ramantep itu tidak menjamin BAHWA pemakai nya 100% sukses...ingat itu, gw beli Jathukam anda kalau memang 100% bisa jadi kaya raya. ;D
dan lagi sejak kapan dalam TIPITAKA ada yg namanya JATUKHAM RAMANTHEP ??  ga ada tuh..cuma tradisi dari bikkhu-bikkhu yg punya kemampuan khusus....

jadi apabila biksu sudah membacakan mantra sebanyak 1008x kemudian mengambil bulu bebek mandarin...kalau masih cerai juga berarti Tripitaka nya bohong donk? ^^

nanti kalau ada pernikahan saya sarankan di vihara mahayana saja dilaksanakan...soalnya ada amulet khusus yg boleh kita minta dari biksu misalnya yg menjamin pernikahan akan rukun sampai akhir hayat. hehehehe


Quote
"Jika sepasang suami istri tidak rukun dan harmonis, keadaannya seperti air dan api, carikan bulu bagian belakang dari bebek mandarin, di depan rupang Bodhisattva Avalokitesvara yang Maha Pengasih, lafalkan Mantra Agung [Maha Karuna Dharani] sebanyak 1008 ditujukan kepada bulu-bulu tersebut dan berikan kepada kedua pasangan itu untuk dipakai, maka pasangan suami istri tersebut akan berbahagia dan saling menghormati dan mencintai satu dengan lainnya sampai akhir hayatnya." (Maha Karunacitta Dharani Sutra)

sbelum melanjutkan diskusi, yg saya ingin tanyakan benarkah sutra ini demikian atau sutra palsu?

pakai? memangya bulu mandarin itu di pakai di mana? di tempel kan di mana tuh :))

wa rasa luar nya palsu tapi isinya adalah latihan konsentrasi dan kesabaran baca sampai 1008, ini juga sama menggunakan kekuatan konsentrasi yang dihasilkan oleh konsentrasi dan kesabaran.

boleh dibilang ini adalah trik untuk latihan memusat kan perhatian dengan benar bila bisa bersabar dan berkonsentras tujuan nya tersampaikan dan latihan nya sukses.
saudara daimond, yg membacakan mantra itu pihak ke-3 di mana seorang biksu atau siapa lah...terus di berikan pada pihak yg bersangkutan ( suami istri )
jadi suami istri ini tidak perlu membaca sutra ataupun apa....bahkan kalau agama lain pun...asalkan dapat BULU KHUSUS...maka bisa hidup harmoni saling mencintai sampai akhir hayat ;D




 [at] bro gandalf
Makna Pakai itu di pakai dimana? 
kalau jatuhkam biasanya di kalungin di leher...
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: truth lover on 18 March 2010, 04:15:43 PM
waduh, baru buka thread ini kemarin sudah heboh...hahahaha

 [at] bro gandalf
anda negatif sekali mendengar kata "pantat"... objek itu netral bro...lagian saya mengasumsikan memang pada bagian belakang bebek dekat pantat...

oke sekarang pembahasannya..
teliti baik-baik kata sutra itu

"Jika sepasang suami istri tidak rukun dan harmonis, keadaannya seperti air dan api, carikan bulu bagian belakang dari bebek mandarin, di depan rupang Bodhisattva Avalokitesvara yang Maha Pengasih, lafalkan Mantra Agung [Maha Karuna Dharani] sebanyak 1008 ditujukan kepada bulu-bulu tersebut dan berikan kepada kedua pasangan itu untuk dipakai, maka pasangan suami istri tersebut akan berbahagia dan saling menghormati dan mencintai satu dengan lainnya sampai akhir hayatnya." (Maha Karunacitta Dharani Sutra)

dari sini kita sudah melihat bahwa anggap saja seorang suhu atau pihak ke-3...
memberikan mantra dan membacakan mantra "di depan altar" kemudian diberikan pada kedua belah pihak ( suami istri ) maka niscaya dari benci pun bisa jadi damai...... LUAR BIASA.

jadi biar agama lain asalkan dapat bulu sakti dari pihak ke - 3 ( biksu,suhu,atau apa lah ) bisa damai kah rumah tangga itu?  misalkan seorang biksu stelah menyelesaikan ritual nya, lalu cukupp memberikan pada pasangan yg sedang ribut, pasangan itu langsung jadi damai harmonis? 
kek nya HOAX neh sutra..


saya sampai tertawa membaca berbagai alasan berbagai macam guna menutup kesalahan.

Jatuhkam ramantep itu tidak menjamin BAHWA pemakai nya 100% sukses...ingat itu, gw beli Jathukam anda kalau memang 100% bisa jadi kaya raya. ;D
dan lagi sejak kapan dalam TIPITAKA ada yg namanya JATUKHAM RAMANTHEP ??  ga ada tuh..cuma tradisi dari bikkhu-bikkhu yg punya kemampuan khusus....

jadi apabila biksu sudah membacakan mantra sebanyak 1008x kemudian mengambil bulu bebek mandarin...kalau masih cerai juga berarti Tripitaka nya bohong donk? ^^

nanti kalau ada pernikahan saya sarankan di vihara mahayana saja dilaksanakan...soalnya ada amulet khusus yg boleh kita minta dari biksu misalnya yg menjamin pernikahan akan rukun sampai akhir hayat. hehehehe


Quote
"Jika sepasang suami istri tidak rukun dan harmonis, keadaannya seperti air dan api, carikan bulu bagian belakang dari bebek mandarin, di depan rupang Bodhisattva Avalokitesvara yang Maha Pengasih, lafalkan Mantra Agung [Maha Karuna Dharani] sebanyak 1008 ditujukan kepada bulu-bulu tersebut dan berikan kepada kedua pasangan itu untuk dipakai, maka pasangan suami istri tersebut akan berbahagia dan saling menghormati dan mencintai satu dengan lainnya sampai akhir hayatnya." (Maha Karunacitta Dharani Sutra)

sbelum melanjutkan diskusi, yg saya ingin tanyakan benarkah sutra ini demikian atau sutra palsu?

pakai? memangya bulu mandarin itu di pakai di mana? di tempel kan di mana tuh :))

wa rasa luar nya palsu tapi isinya adalah latihan konsentrasi dan kesabaran baca sampai 1008, ini juga sama menggunakan kekuatan konsentrasi yang dihasilkan oleh konsentrasi dan kesabaran.

boleh dibilang ini adalah trik untuk latihan memusat kan perhatian dengan benar bila bisa bersabar dan berkonsentras tujuan nya tersampaikan dan latihan nya sukses.
saudara daimond, yg membacakan mantra itu pihak ke-3 di mana seorang biksu atau siapa lah...terus di berikan pada pihak yg bersangkutan ( suami istri )
jadi suami istri ini tidak perlu membaca sutra ataupun apa....bahkan kalau agama lain pun...asalkan dapat BULU KHUSUS...maka bisa hidup harmoni saling mencintai sampai akhir hayat ;D




 [at] bro gandalf
Makna Pakai itu di pakai dimana? 
kalau jatuhkam biasanya di kalungin di leher...

jadi Mahayana baca paritta ditujukan kepada bulu pantat bebek ya?    :))
Theravada gimana...? baca paritta ditujukan kepada tahi sapi nggak ya?   :whistle:
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: truth lover on 18 March 2010, 04:25:39 PM
Quote
Sori ya..Didalam Theravada tidak terdapat sifat "minta2" kayak gitu..maaf saja,kami yang berasal dari Theravada diajarin DO MORE TALK LESS...kalau ada USAHA pasti ada JALAN,,,bukan kalau ada DOA pasti ada JALAN...maap,saya hanya menganggap "doa" sebagai oli buat rantai sepeda,percuma olinya di kasih banyak2 tapi sepedanya tidak di gayuh ke tempat tujuan yang diinginkan... :)
[dan saya secara pribadi tidak mengakui bahwa semua Sutra Mahayana keluar langsung dari mulut Bhagava..]

Xixixixixiixix....... apa anda pikir Mantra dalam Mahayana itu BUKAN OLI??? wkwkwkwkk.....  8) 8) 8)...

 _/\_
The Siddha Wanderer

Sudah deh,tak perlu putar2...

Sutra itu jelas tertulis :
"Jika sepasang suami istri tidak rukun dan harmonis, keadaannya seperti air dan api, carikan bulu bagian belakang dari bebek mandarin, di depan rupang Bodhisattva Avalokitesvara yang Maha Pengasih, lafalkan Mantra Agung [Maha Karuna Dharani] sebanyak 1008 ditujukan kepada bulu-bulu tersebut dan berikan kepada kedua pasangan itu untuk dipakai, maka pasangan suami istri tersebut akan berbahagia dan saling menghormati dan mencintai satu dengan lainnya sampai akhir hayatnya." (Maha Karunacitta Dharani Sutra)

dimana bagian dari sutra itu yang "mengayuh" sepeda?

apakah bagian ini,"Carikan bulu bagian belakang dari bebek mandarin, di depan rupang Bodhisattva Avalokitesvara yang Maha Pengasih, lafalkan Mantra Agung [Maha Karuna Dharani] sebanyak 1008 ditujukan kepada bulu-bulu tersebut dan berikan kepada kedua pasangan itu untuk dipakai, maka pasangan suami istri tersebut akan berbahagia dan saling menghormati dan mencintai satu dengan lainnya sampai akhir hayatnya."?

mungkin masuk akal juga buat kaum Mahayana,cari bulu bebek kan perlu usaha juga :)

gitu ya maksudnya?

Anumodana _/\_

Mungkin itu yang dimaksud upaya kausalya, gitu lho mas dave
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: The Ronald on 18 March 2010, 05:44:44 PM
mo tanya 1008 kali.. pas nya berapa? bisa kurang dikit ga? tp hasilnya sama, jd ingat kisah 108 pendekar
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: chingik on 18 March 2010, 06:16:05 PM
Dear all,

Dalam Mahayana memang ada Sutra2 yang sifatnya memberi manfaat secara duniawi.  Kekuatan yang bersifat metafisik itu ada bukan tidak ada. 
Dharma diajarkan dengan memberi manfaat kepada siapa pun yang merasa cocok, sehingga ada yang bersifat lokiya, ada yang bersifat lokuttara, ada yg bersifat Neyartha ada yg bersifat Nitharta, ada yang bersifat  paramartha, ada yang bersifat samvrti.  Semua ditujukan tergantung pada makhluk yang berbeda-beda karakternya.
Dan satu hal lagi, kaidah penafsiran sutra mahayana tidaklah sekedar dilihat secara tersurat, apalagi secara sepotong-sepotong. Sutra-sutra itu seperti sebuah jaringan yang saling terkait satu sama lain, sehingga tidak selalu dilihat secara satu sisi saja.  Dalam konteks Mahayana , sutra seperti sebuah jejaring (net).
 
Saya tidak ingin mendebatkan isi sutra ini. Tapi mohon diingat
Sekotor apapun pandangan saudara2 terhadap sebuah sutra, adalah tidak baik bersikap  menyindir (dgn cara yg sangat halus ) atau mentertawakannya.   
 oleh karena itu mohon kendalikan batin masing2. karena akan merugikan diri sendiri , dan tidak membawa pada kemajuan. Kita sama2 merasa diri sebagai siswa Buddha, maka minimal mari berusaha bersikap seperti yang dipuji oleh para ariya.
 
 _/\_
 

Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: fabian c on 18 March 2010, 06:27:30 PM

 [at] Samanera Peacemind:
Ada di buku RAPB hal 2015 -2016 jilid 2, di mana ada banyak kemiripan dengan metode pembacaan mantra Mahayana, misalnya:
"Si pembaca harus termotivasi oleh keinginan mencapai Pembebasan." (Ini mirip dengan Mahayana yang menekankan Bodhicitta pada pembacaan Mantra)

Kotoran sapi (gomaya) digunakan untuk melapisi tempat di mana Atanatiya Paritta dibacakan.

The Siddha wanderer

oh..gitu. Saya pikir kotoran sapi di situ ada kekuatan magis atau sakralnya. Dalam kitab Tipitaka dan Atthakatha, memang kotoran sapi sering disebut-sebut, dan salah satu fungsinya yaitu untuk melapisi lantai. Memang tampaknya bagi kaum brahmana yang menganggap sapi sebagai binatang suci, kotoran binatang ini pun dijadikan obyek yang suci. Sebagai contoh, dalam Cundasutta dari Anguttaranikāya, seorang brahmana bernama Cunda mengungkapkan bahwa menyentuh kotoran sapi yang masih basah dianggap sebagai media untuk membersihkan diri.

Dalam kitab Komentar untuk Sekkhasutta dari Majhimanikāya, fungsi kotoran sapi inipun hanya untuk melapisi lantai. Dikatakan bahwa ketika Sang Buddha diundang orang2 Sakya untuk menempati sebuah gedung pertemuan yang baru dibangun, mereka melapisi lantai ruangan itu dengan kotoran sapi basah, dan injak2 sampai rata dan halus. Setelah itu, lantai diberi berbagai macam minyak yang harum dan ditutup dengan matras. Selanjutnya, sebagai tahap akhir, lantai tersebut ditutup dengan permadani yang dihiasi dengan berbagai macam gambar seperti kuda, singa, harimau, bulan, matahari, dll. Menggunkan kotoran sapi untuk melapisi lantai tampaknya hanya tradisi orang India yang telah dipraktikkn sebelum Sang Buddha muncul. Tradisi ini bukan diajarkan Sang BUddha, namun juga tidak ditolak oleh Sang BUddha. Bagi kaum brahmana, kotoran sapi ini dipercaya memiliki sifat sakral, tapi sejauh Tipitaka atau KOmentar memandang, kotoran sapi bukan merupakn sesuatu yang sakral.

Maaf mau sekedar menambahkan Samanera. Di Tipitaka juga dijelaskan bahwa kotoran sapi digunakan untuk melapisi dinding selain lantai, saya awalnya agak bingung mengapa digunakan kotoran sapi, belakangan saya tahu, karena sifatnya yang memperkuat sehingga dindingnya tidak mudah pecah setelah kering. Pengetahuan ini saya dapat setelah menonton discovery channel mengenai cara pembuatan benteng-benteng di China digunakan jerami dan alang-alang kering sebagai bahan yang memperkuat struktur benteng disana. Sifat kotoran sapi setelah kering bagai serat jerami dan alang alang sehingga bagus dipakai sebagai campuran tanah  liat dalam melapisi dinding.

Pada jaman modern bahan memperkuat ini disebut enforcement material, pada bangunan modern digunakan besi beton dan pada fiberglass digunakan serat kaca, pada jaman dahulu belum ada, jadi yang digunakan  adalah jerami, alang-alang dan kotoran sapi.

Penggunaan kotoran sapi selain melapisi bangunan bersama dengan tanah liat juga digunakan sebagai bahan bakar pengganti kayu karena sulit mendapatkan kayu di India di daerah yang gersang.

 _/\_
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Indra on 18 March 2010, 06:38:54 PM
mo tanya 1008 kali.. pas nya berapa? bisa kurang dikit ga? tp hasilnya sama, jd ingat kisah 108 pendekar

:hammer: malah tawar-menawar, emangnya dagang?
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: kullatiro on 18 March 2010, 07:59:19 PM
wah ingat cerita kisa gotami nah selain kisa gotami punya cerita ada satu lagi yaitu tiga helai kumis macan.

wa rasa yang benar bawa bulu pantat bebek itu dan baca sendiri sampai 1008 sekalian latihan kesabaran kalodah sabar bisa baca sampai 1008 pasti bisa dong bersabar sama pasangan an nya sampai 1008 kali kira-kira begitu (yah jangan minta di bacain itu sama saja boong gak ada faedah nya, yang dapet faedah/manfaat nya yah yang baca sampai 1008 itu)

Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Riky_dave on 19 March 2010, 11:11:10 AM
Quote
"Jika sepasang suami istri tidak rukun dan harmonis, keadaannya seperti air dan api, carikan bulu bagian belakang dari bebek mandarin, di depan rupang Bodhisattva Avalokitesvara yang Maha Pengasih, lafalkan Mantra Agung [Maha Karuna Dharani] sebanyak 1008 ditujukan kepada bulu-bulu tersebut dan berikan kepada kedua pasangan itu untuk dipakai, maka pasangan suami istri tersebut akan berbahagia dan saling menghormati dan mencintai satu dengan lainnya sampai akhir hayatnya." (Maha Karunacitta Dharani Sutra)

Itu yang di bold,agak aneh kalo di zaman sang buddha sudah ada rupang bodhisatva avalokitesvara. Coba aja baca sutra itu, di sana dinyatakan jelas "membaca sutra di hadapan rupang bodhisatva avalokitesvara". bagaimana mungkin di zaman sang Buddha (2500 tahn lalu) sudah ada patung. bukankah di zaman itu belum ada simbol buddhis apapun, apalagi sampai orang india membuat patung bertema figur relijius. gak usah patung avalokitesvara deh, patung buddha gotama ada gak? kayaknya seh gak pernah ada tuh di sutta maupun sutra...[atau jangan-jangan sutra Mahayana lebih pinter berimajinasi dan berkreasi??hihihi..]

patung sang buddha pertama kali dipopulerkan oleh orang yunani, ketika agama buddha menyebar sampai ke yunani. orang yunani ini ahli dalam membuat patung, salah satu tema patung karya orag yunani yg paling terkenal adala patung wanita telanjang dan patung dewa-dewi mereka. kemudian patung kepala buddha gotama juga terkenal di dunia sebagai karya orang yunani. dari karya orang yunani inilah makanya banyak pengikut buddha pun menggunakan objek patung di kemudian hari. dan JELAS PATUNG TIDAK PERNAH DIPAKAI DI ZAMAN BUDDHA GOTAMA MASIH HIDUP. ini satu fakta yg kuat. [bisa ditelurusi lewat Mr.Google :)]

jadi kesimpulannya SUTRA ITU HOAX atau memang SUTRA MAHAYANA ITU ADALAH SUTRA YANG DIBIKIN BELAKANGAN OLEH OKNUM2 TERTENTU. kalau masih dilakukan pembenaran, berarti dasar mereka itu "tidak mau mengalah" semua, MOHA.

konyol sekali di saat sang buddha menekunkan kehidupan melepaskan segala bentuk duniawi, BELIAU MALAH MENYURUH BHIKSU UNTUK MEMBACA MANTRA DI DEPAN PATUNG AVALOKITESVARA. bukankah di dalam kisah mahayana katanya avalokitesvara pun ada di zaman itu. berarti avalokitesvara itu bisa ditemui oleh orang2. kalo begitu, ngapain baca mantra di depan patung nya. mendingan juga datang dan ketemu langsung dengan avalokitesvara. ini SUTRA YANG SANGAT KONYOL.

dalam SUTTA THERAVADA, sang buddha  menyatakan bahwa kita sebaiknya menghindari mata pencahrarian yang tidak benar. mata pencahian yg tidak benar ini contohnya PENIPUAN, PENUJUMAN, PRAKTIK LINTAH DARAT, dll..[salah 1 dari 8 Jalan Mulia,mata pencaharian benar]

nah terus juga ada sutta [Digha Nikaya] di mana sang buddha menyatakan bahwa di saat petapa-petapa lain bermata pencaharian dengan meramal, menjadi makcomblang, menghitung astronomi, menjadi penengah suami-istri, memberikan jimat2, dll... kita tidak melakukan itu. "kita" yang dimaksud sang buddha adalah PARA BHIKKHU. jadi sang buddha dan para bhikkhu yang benar itu bermata pencaharian yang benar. apa yang benar itu? yang benar yah pindapata dan menerima undangan makan dari perumah tangga. asalkan perumah tangga itu setidaknya bukan orang yang mencapai tataran kesucian (sotapanna - arahat).

adi maksudnya, di zaman sang buddha, ada banyak petapa aliran lain yang dapat makan / bermata pencaharian dengan cara  meramal, menjadi makcomblang, menghitung astronomi, menjadi penengah suami-istri, memberikan jimat2, dll. NAH HAL HAL SEPERTI INI JUSTRU "DIIZINKAN" DALAM MAHAYANA. makanya secara theravada, bhiksu mahayana itu KACAU!

dan satu lagi...
dalam mahayana, sering dipakai istilah "BUddha sakyamuni". sakkyamuni ini berasal dari kata "sakya" dan "muni". "sakya" adalah nama suku siddhatha gotama. kalau "muni" itu nama gelar terhormat, seperti "MASTER" atau "guru". dalam pemahaman kita, "SAKYAMUNI" itu pengertiannya RENDAH SEKALI. SAKYAMUNI = GURU TERHORMAT DARI SUKU SAKYA

coba pahami itu! sangat rendah. sama aja seperti BATAKMUNI, JAWAMUNI, SUNDAMUNI. padahal buddha gotama itu guru seluruh alam semesta. panggilan SAKYAMUNI ini hanya terkenal dari kaum brahmana. kaum brahmana di zaman sang buddha itu sering manggil buddha gotama dengan panggilan "PETAPA GOITAMA" atau "SAKYAMUNI". karena dengan panggilan itu, para brahmana merasa tidak lebih rendah dari buddha gotama. sebab panggilan "BUDDHA" itu benar2 mulia, jadi para brahmana itu tidak mau memanggil buddha gotama dengan panggilan "BUDDHA".

istilah "SAKYAMUNI" itu adalah istilah yang dipakai oleh orang luar. orang luar itu tentu saja para brahmana dan umat awam dari sekte lain. para bhikkhu maupun umat awam yang sudah berlindung pada buddha gotama, PASTI AKAN MEMANGGIL BELIAU DENGAN SEBUTAN "SANG BUDDHA", "SANG BHAGAVA". TIDAK PERNAH ADA UMAT BUDDHA DI ZAMAN DULU YANG MANGGIL BUDDHA GOTAMA DENGAN SEBUTAN "BUDDHA SAKYAMUNI". panggilan sakyamuni benar2 mencirikan panggilan orang dari pihak  luar...[yang EGO nya masih sangat KUAT]

dan menurut suatu referensi,  istilah "SAKYAMUNI" pun lahir dari bahasa sansekerta. bahasanya para kaum elit, golongan brahmana, bahasanya para petapa aliran lain (sebab di zaman dulu, semua petapa merasa dirinya lebih tinggi dari umat awam. makanya mereka menggunakan bahasa mereka yang lebih elit, yaitu bahasa sansekerta. selain itu, bahasa sansekerta / petapa lain selalu mengucapkan mantra-mantra karena mereka percaya bahwa bahasa sansekerta itu "bahasa suci", jadi pelafalan mantra pasti akan manjur).

beda sekali dengan buddha gotama yang tidak memakai mantra atau embel embel apapun[bisa dilihat dari Anggutara Nikaya bahwa "Bukan dengan doa atau sumpah,..."]. buddha gotama mengucapkan paritta yang isinya hanya mendorong orang lain untuk mempraktikkan apa yang diucapkan dalam parita itu. coba aja teliti semua paritta theravada. semua yang diucapkan di paritta adalah hal hal yang harus dipraktikkan. ini sama seperti pembacaan tekad. paritta sering kali manjur karena diucapkan atas dasar kebenaran, kekuatan dari perkataan benar akan mendukung kebenaran untuk muncul.

misalnya paritta angulimala: "...dulu saya telah banyak membunuh makhluk hidup. dengan pernyataan kebenaran ini, semoga anda dapat melahirkan dengan selamat".[Saccakiriya Gatha]

Anumodana _/\_
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Riky_dave on 19 March 2010, 11:13:45 AM
TAMBAHKAN SATU LAGI: "KALAU SUTRA MAHAYANA SALAH, KENAPA MASIH TERUS DILAKUKAN PEMBENARAN? KALAU MEMANG SALAH YAH TERIMA AJA, TOH THERAVADA PUN MAU MENERIMA KESALAHAN YANG ADA DI SUTTA PALI SENDIRI"
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: kusalaputto on 19 March 2010, 12:10:19 PM
misalnya paritta angulimala: "...dulu saya telah banyak membunuh makhluk hidup. dengan pernyataan kebenaran ini, semoga anda dapat melahirkan dengan selamat".[Saccakiriya Gatha]
bro  sory yah sepertinya refernsi kitab yg anda dapat salah deh ini yg saya dapat artinya dari parita keluaran sti
"saudari sejak lahir sebagai seorang ariya aku tidak teringat dengan sengaja  membunuh mahluk hidup atas kebenaran ini semoga anda selamat, semoga bayi dalam kandungan selamat."

TAMBAHKAN SATU LAGI: "KALAU SUTRA MAHAYANA SALAH, KENAPA MASIH TERUS DILAKUKAN PEMBENARAN? KALAU MEMANG SALAH YAH TERIMA AJA, TOH THERAVADA PUN MAU MENERIMA KESALAHAN YANG ADA DI SUTTA PALI SENDIRI"

 bro dari yang sudah saya baca dari komen anda n gandalf sama sekali tidak mencerminkan belajar namun menghujat plz di kurangi tensinya kita sebagai sesama buddhis baiknya saling mengayomi kalau memang ada yg salah pada sutta tersebut biarkan dari pihak mahayana yg memperbaiki.
lebih baik kita proteksi dari ancaman kr****nisasi yg meraja lela
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: chingik on 19 March 2010, 02:20:49 PM
 [at] bro Riky,
Statement-statement anda sangat meresahkan umat Mahayana. Saya cukup terperangah bahwa ini bisa dilontarkan oleh seseorang yang dirinya merasa mewakili pandangan Theravada. Bahkan sebutan Sakyamuni yang sangat kita junjungi (yang bahkan sering dibacakan oleh umat Theravada sendiri dalam Ratana Sutta) juga tidak luput dari celaannya.     
Sebaiknya anda bercermin pada diri sendiri.

 
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: The Ronald on 19 March 2010, 02:36:43 PM
angulimala paritta

Quote
Yatoham bhagini ariyaya
Jatiya jato
Nabhijanami sancicca
Panam jivita voropeta
Tena saccena sotthi te
Hotu sotthi gabbhassa

"saudari,Sejak kelahiran ku sebagai seorang Ariya ( di dalam Persaudaraan Sangha ),
seingat ku, aku tidak pernah membunuh dengan sadar
suatu makhluk hidup apa pun
berdasarkan kesunyataan ini,
selamatlah engkau !
Selamatlah anak yang engkau lahirkan !"

Sister, from the day I was born of the Noble Birth, (i.e., since my Ordination), I have not consciously deprived any living being of life. By this truth may health be to thee and thy unborn child".

itu artinya...
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Forte on 19 March 2010, 03:50:25 PM
 [at]  bro Riky..
sebelum mohon maaf jika out of topic..

terlepas salah benarnya sutta yang ada di dalam mahayana.. walau Anda, Saya lebih condong ke Theravada, kita juga wajib untuk berusaha melatih sila ke 4, yaitu berkata benar. Berkata benar tidak hanya mengungkapkan sesuatu yang benar secara vulgar.. namun juga memperhatikan cara penyampaian yang sopan dan baik.. agar tidak menyakiti perasaan orang..

sebelumnya juga perlu saya perjelas, saya di sini pun bukan kapasitas menggurui karena apa yang saya katakan di atas pun masih sekedar teori.. dan kadang kala saya yang masih dipenuhi LDM ini juga menyampaikan sesuatu dengan tidak sopan dan tidak baik. Jadi postingan ini berguna sekedar saling mengingatkan antar teman.. :) semoga bro Riky berkenan mempertimbangkannya
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: K.K. on 19 March 2010, 04:00:35 PM
konyol sekali di saat sang buddha menekunkan kehidupan melepaskan segala bentuk duniawi, BELIAU MALAH MENYURUH BHIKSU UNTUK MEMBACA MANTRA DI DEPAN PATUNG AVALOKITESVARA. bukankah di dalam kisah mahayana katanya avalokitesvara pun ada di zaman itu. berarti avalokitesvara itu bisa ditemui oleh orang2. kalo begitu, ngapain baca mantra di depan patung nya. mendingan juga datang dan ketemu langsung dengan avalokitesvara. ini SUTRA YANG SANGAT KONYOL.

dalam SUTTA THERAVADA, sang buddha  menyatakan bahwa kita sebaiknya menghindari mata pencahrarian yang tidak benar. mata pencahian yg tidak benar ini contohnya PENIPUAN, PENUJUMAN, PRAKTIK LINTAH DARAT, dll..[salah 1 dari 8 Jalan Mulia,mata pencaharian benar]

nah terus juga ada sutta [Digha Nikaya] di mana sang buddha menyatakan bahwa di saat petapa-petapa lain bermata pencaharian dengan meramal, menjadi makcomblang, menghitung astronomi, menjadi penengah suami-istri, memberikan jimat2, dll... kita tidak melakukan itu. "kita" yang dimaksud sang buddha adalah PARA BHIKKHU. jadi sang buddha dan para bhikkhu yang benar itu bermata pencaharian yang benar. apa yang benar itu? yang benar yah pindapata dan menerima undangan makan dari perumah tangga. asalkan perumah tangga itu setidaknya bukan orang yang mencapai tataran kesucian (sotapanna - arahat).

adi maksudnya, di zaman sang buddha, ada banyak petapa aliran lain yang dapat makan / bermata pencaharian dengan cara  meramal, menjadi makcomblang, menghitung astronomi, menjadi penengah suami-istri, memberikan jimat2, dll. NAH HAL HAL SEPERTI INI JUSTRU "DIIZINKAN" DALAM MAHAYANA. makanya secara theravada, bhiksu mahayana itu KACAU!
Dalam mengkaji Sutra Mahayana, maka yang digunakan adalah referensi dari Mahayana juga, bukan yang lain. Jadi tidak tepat membandingkan Bhiksu Mahayana dengan peraturan Theravada.



Quote
dan satu lagi...
dalam mahayana, sering dipakai istilah "BUddha sakyamuni". sakkyamuni ini berasal dari kata "sakya" dan "muni". "sakya" adalah nama suku siddhatha gotama. kalau "muni" itu nama gelar terhormat, seperti "MASTER" atau "guru". dalam pemahaman kita, "SAKYAMUNI" itu pengertiannya RENDAH SEKALI. SAKYAMUNI = GURU TERHORMAT DARI SUKU SAKYA

coba pahami itu! sangat rendah. sama aja seperti BATAKMUNI, JAWAMUNI, SUNDAMUNI. padahal buddha gotama itu guru seluruh alam semesta. panggilan SAKYAMUNI ini hanya terkenal dari kaum brahmana. kaum brahmana di zaman sang buddha itu sering manggil buddha gotama dengan panggilan "PETAPA GOITAMA" atau "SAKYAMUNI". karena dengan panggilan itu, para brahmana merasa tidak lebih rendah dari buddha gotama. sebab panggilan "BUDDHA" itu benar2 mulia, jadi para brahmana itu tidak mau memanggil buddha gotama dengan panggilan "BUDDHA".

istilah "SAKYAMUNI" itu adalah istilah yang dipakai oleh orang luar. orang luar itu tentu saja para brahmana dan umat awam dari sekte lain. para bhikkhu maupun umat awam yang sudah berlindung pada buddha gotama, PASTI AKAN MEMANGGIL BELIAU DENGAN SEBUTAN "SANG BUDDHA", "SANG BHAGAVA". TIDAK PERNAH ADA UMAT BUDDHA DI ZAMAN DULU YANG MANGGIL BUDDHA GOTAMA DENGAN SEBUTAN "BUDDHA SAKYAMUNI". panggilan sakyamuni benar2 mencirikan panggilan orang dari pihak  luar...[yang EGO nya masih sangat KUAT]
Menurut Bro Riky sendiri, apa bedanya penghormatan penyebutan Buddha Gotama & Buddha Sakyamuni? Gotama merujuk pada marganya, sedangkan Sakya merujuk sukunya. Mengapa yang satu dianggap lebih merendahkan?
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 19 March 2010, 04:03:29 PM
dan gak perlu huruf kapital semua. dalam etika dunia maya, huruf kapital semua dianggap berteriak.
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: hatRed on 19 March 2010, 04:59:10 PM
setelah baca2 sekilas...

ada sepenggal sepenggal, bagian sutra tersebut yang memiliki pembenaran

namun secara keseluruhan mempunyai dasar yang salah...

bro Ricky_dave sepertinya cukup jelas memaparkannya :)
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: johan3000 on 19 March 2010, 06:13:56 PM
gw jadi pingin tau gimana menggunakan bulu bebek mandarin yg efektif dan benar.
Apakah tercantum pada suta (ayat) berikutnya?

mohon masukan.
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Riky_dave on 19 March 2010, 07:16:48 PM
misalnya paritta angulimala: "...dulu saya telah banyak membunuh makhluk hidup. dengan pernyataan kebenaran ini, semoga anda dapat melahirkan dengan selamat".[Saccakiriya Gatha]
bro  sory yah sepertinya refernsi kitab yg anda dapat salah deh ini yg saya dapat artinya dari parita keluaran sti
"saudari sejak lahir sebagai seorang ariya aku tidak teringat dengan sengaja  membunuh mahluk hidup atas kebenaran ini semoga anda selamat, semoga bayi dalam kandungan selamat."
thanks bro kusala atas koreksinya...saya perbaiki.

Yatoham Bhagani
Ariyaya jatiya jato,
Nabhijanami sancicca
Panam jivita voropeta
Tena saccena sotthi te
Hotu sotthi gabbhassa.
[sori OOT ,btw ada yang mau ngajarin saya gimana cara buat huruf yang ada tanda seperti itu?]

Saudari,sejak lahir sebagai seorang Ariya,
aku tidak teringat dengan sengaja membunuh makhluk hidup.
Atas pernyataan kebenaran ini,semoga Anda selamat;
semoga bayi dalam kandungan selamat.

[Semoga kaum Mahayana,bisa melihat contoh Kaum Theravada seperti saya :p kalau salah ya ngaku salah dan perbaiki kesalahannya,bukan ngotot kayak yang sering dilakukan kaum Mahayana,itu bahasa hokkiennya disebut "au ban kau e si"]




Quote

 bro dari yang sudah saya baca dari komen anda n gandalf sama sekali tidak mencerminkan belajar namun menghujat plz di kurangi tensinya kita sebagai sesama buddhis baiknya saling mengayomi kalau memang ada yg salah pada sutta tersebut biarkan dari pihak mahayana yg memperbaiki.
lebih baik kita proteksi dari ancaman kr****nisasi yg meraja lela
Bro yang baik..saya mau nanya...bagusan mana ya?Umat buddha pindah ke kr****n atau umat buddha yang sok tahu merasa "satu ajaran sesat" sebagai Ajaran Bhagava?saya lebih ironis melihat ketika banyak muncul umat Buddha yang "au ban/gk mau ngalah" "ngotot" "fanatik" terhadap Ajaran Buddha yang notabene adalah Dhamma palsu,dan menganggapnya sebagai dhamma yang asli.. Ingat bahwa didalam sutta tercantum jelas,"Siapa pun yang berpandangan salah atau menyebabkan seseorang berpandangan salah maka dia akan menuju salah 1 alam dari 2 alam yaitu Niraya atau Tirachana.."[Kalau kalian masuk neraka atau surga bukan urusan saya,tetapi menjadi problema ketika itu menyangkut nama besar Buddha,itu menghancurkan Ajaran Buddha lebih cepat daripada "kr****nisasi",kalau kita tegas didalam Dhamma asli kita,kita tidak bakal bisa dikr****nisasi,kalau anda benar2 peduli dengan Ajaran Buddha,anda pastinya tahu penyebab umat Buddha pindah ke agama kr****n,100% disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang Dhamma,menganggap yang bukan Dhamma sebagai Dhamma,yang perlu diperbaiki itu paham terhadap Ajaran Buddha,kita tidak perlu mencampuri yang bukan Ajaran Buddha,kurang kerjaan banget menurut gua,,agama sendiri aja belum beres sudah sok2an ngurus agama orang lain..Yang penting kita kokoh dan perbaiki kesalahan2 agama kita,itu dah lebih dari cukup dan menyelamatakan "Buddha Dhamma" serta generasi muda dari kehilangan Ajaran Buddha yang ASLI..] ..dan salah 1 ramalan Buddha Gotama juga menunjukan bahwa nantinya jauh setelah Buddha Gotama parinibbana maka akan muncul banyak Dhamma palsu,saya akui bahwa saya bukan seorang Ahli Dhamma atau pun orang cerdas yang hebat didalam Dhamma,tetapi saya berusaha bertindak sesuai Kalama Sutta dan Bramahjala Sutta,dan saya adalah penerus Dhamma,jikalau saya terus menerus mentolerir sutra2 palsu semacam ini,maka sutra2 palsu semacam ini akan semakin marak dan dipercayai sebagai sutra asli,ini akan menyebabkan kehancuran Dhamma..Anda seharusnya sadar sebagai pengikut Buddha,anda seharusnya berusaha melindungi Dhamma Bhagava,dengan mempertahankannya dari sutra2 palsu semacam itu..

Dhammapada Atthakantha,Sang Buddha membabarkan syair 11 dan 12 berikut :

Mereka yang menganggap ketidak-benaran sebagai kebenaran, dan kebenaran sebagai ketidak-benaran, maka mereka yang mempunyai pikiran keliru seperti itu, tak akan pernah dapat menyelami kebenaran.

Mereka yang mengetahui kebenaran sebagai kebenaran dan ketidak-benaran sebagai ketidak-benaran, maka mereka yang mempunyai pikiran benar seperti itu, akan dapat menyelami kebenaran.


16 RAMALAN SANG BUDDHA [ 2553 BE ]

Pada zaman Sang Buddha, Raja Pasenadi Kosala bermimpi tentang mimpi-mimpi yang aneh, dan ingin mengetahui apakah itu meramalkan kejadian yang baik atau buruk. Oleh karena itu Beliau meminta Sang Buddha untuk meramalkan ke-16 mimpinya.


Mimpi No.6
Raja Pasenadi Kosala bermimpi tentang tentang sekelompok orang yang mengorbankan talam emas yang berharga, sebagai tempat kencing dan berak bagi serigala-serigala.

Ramalan Sang Buddha mengenai Mimpi No.6
Jauh dimasa yang akan datang, orang-orang dungu akan membiarkan ajaran-ajaran Sang Buddha (Dhamma), disalah-gunakan dan dihancurkan oleh berbagai pemujaan keagamaan dengan cara memodifikasi Dhamma agar sesuai dengan ajaran-ajaran mereka sendiri yang tidak murni dan penuh nafsu.
Kemudian mereka akan mengatakan bahwa ajaran Sang Buddha merupakan bagian dari kepercayaan mereka. Banyak orang yang kemudian akan salah mengerti, mengira bahwa ajaran Sang Buddha itu setara dengan kepercayaan-kepercayaan lain tersebut, dan karenanya, sama saja. Kenyataannya cara-cara pemujaan itu tidak mengerti sama sekali nilai dari ajaran Sang Buddha. Orang-orang seperti mereka itu akan muncul ketika Sang Buddha telah mencapai Parinibbana. Akan ada begitu banyak cara pemujaan yang menyatakan bahwa mereka adalah agama yang benar.

Mimpi No.10
Raja Pasenadi Kosala bermimpi tentang nasi yang ditanak dalam panci, pada satu bagian panci nasinya matang, pada bagian lain setengah matang, pada bagian yang lain lagi sama sekali tidak matang.

Ramalan Sang Buddha mengenai Mimpi No.10
Jauh dimasa yang akan datang, orang akan terpecah di dalam keyakinannya. Sekelompok orang akan percaya pada ajaran-ajaran Sang Buddha, Dhamma sejati, yang ketika dipraktikkan sampai jenjang terakhir, benar dapat melenyapkan berbagai penderitaan. Kelompok ini akan mempercayai Nibbana, padamnya berbagai kekotoran batin dan penderitaan, sebagai tujuan dari jalan mulia. Mereka mempercayai bahwa ada neraka dan surga, bahwa kebajikan dan perbuatan jahat menyebabkan hasil baik dan buruk yang sesuai, dan tumimbal-lahir akan mengikuti kematian orang yang masih mempunyai kekotoran dan nafsu keinginan.
Kelompok yang lain akan ragu-ragu tentang apakah Jalan Mulia masih ada ketika agama Buddha sudah begitu lama. Mereka tidak yakin apakah ajaran Sang Buddha tetap sempurna, serta apakah masih ada bhikkhu yang baik yang bisa mencapai tingkat Nibbana. Mereka penuh dengan keragu-keraguan.
Kelompok yang lain lagi menolak mempercayai keseluruhan dari Jalam Mulia, hasil-hasilnya, serta Nibbana. Diantara kelompok ini tidak ada hal seperti neraka atau surga, maupun akibat apapun dari kebaikan dan kejahatan, ataupun kehidupan setelah kematian. Menjelang akhir dari agama Buddha, orang akan memiliki lebih banyak lagi pandangan-pandangan salah.


Mimpi No.11
Raja Pasenadi Kosala bermimpi tentang sekelompok orang menukarkan kayu wangi yang berharga dan mahal, hanya dengan satu mangkuk susu asam, yang tidak sebanding harganya.

Ramalan Sang Buddha mengenai Mimpi No.11
Jauh dimasa yang akan datang, sekelompok orang akan memperdagangkan ajaran-ajaran Sang Buddha demi uang. Mereka akan menulis berbagai buku tentang ajaran Buddha serta menjualnya sebagai penghidupan mereka. Mereka akan menyusun berbagai syair tentang ajaran serta mengajarkannya demi sesuatu yang nilainya tidak sebanding sebagai gantinya. Kejadian ini akan terjadi menjelang berakhirnya agama Buddha.

Mimpi No.12
Raja Pasenadi Kosala bermimpi tentang sebuah botol labu kering dan berlubang yang tenggelam di dalam air, bukannya mengapung seperti mestinya.

Ramalan Sang Buddha mengenai Mimpi No.12
Jauh dimasa yang akan datang, orang yang baik, berpengetahuan luas, cerdas, baik para bhikkhu maupun umat awam, tak akan dikagumi dalam masyarakat. Mereka setiap saat akan dihalangi oleh orang-orang yang jahat dan penuh dosa. Orang-orang yang jujur dan memenuhi syarat, tidak akan mendapat kesempatan untuk dipilih di dalam dewan nasional, serta untuk memimpin negara. Kalaupun mereka terpilih, mereka tidak bisa mengabdi kepada negara secara penuh. Kelompok yang dapat disuap akan berusaha memecat mereka demi kepentingannya sendiri. Menurut pendapat orang-orang yang tidak jujur, orang yang baik adalah musuh mereka, karena mereka tidak akan bekerjasama di dalam kejahatan mereka. Jadi tidak akan ada orang baik pada masyarakat semacam itu.
Demikian pula, para bhikkhu yang sejati dan baik hati, yang berlatih sesuai dengan Jalan Mulia, tak akan dihormati. Orang-orang tidak ingin mengunjungi mereka atau mendengarkan ajaran mereka. Mereka dianggap kuno dan tidak terhormat. Orang-orang tidak akan memperhatikan dan menghormati mereka. Meskipun orang-orang ini kaya-raya, tetapi mereka tidak akan memberikan apapun kepada para bhikkhu atau mereka hanya memberikan sedikit. Para bhikkhu akan menjalani kehidupan kebhikkhuan dengan sulit. Oleh sebab itu, tidak ada orang yang mau memasuki kehidupan kebhikkhuan, dan terjadilah kelangkaan bhikkhu yang baik di dalam agama Buddha. Kejadian ini akan terjadi jauh di masa yang akan datang.

Mimpi No.13
Raja Pasenadi Kosala bermimpi tentang sebongkah batu yang sebesar rumah mengapung di permukaan air, seperti perahu layar yang kosong. Biasanya batu tenggelam di air, tetapi yang satu ini mengapung di permukaan air.

Ramalan Sang Buddha mengenai Mimpi No.13
Jauh dimasa yang akan datang, orang yang jahat dan penuh dosa, yang tidak menjalankan sila apapun dan tidak bermoral, kejam, perayu dan tak tahu malu, akan dikagumi di masyarakat. Mereka akan mendapatkan kekuasaaan dan kemasyhuran serta mempunyai banyak pengikut dan pelayan. Umat awam seperti ini akan sangat dihormati, diterima dan disenangi oleh masyarakat. Sesungguhnya mereka adalah seperti cermin yang memantulkan keadaan dari masyarakat dan negara tersebut. Apakah masyarakatnya berkembang atau merosot, dapat dilihat dari cermin besar ini di dalam dewan nasional. Ini merupakan petunjuk, jendela, atau pintu dari masyarakat itu. Di suatu negara, wakil-wakil raja yang dipilih oleh masyarakat akan menunjukkan jenis masyarakat itu sendiri.
Dalam masyarakat bhikkhu dan bhikkhuni, agama bisa berkembang atau merosot adalah tergantung kepada empat kumpulan??? [maybe maksudnya 4 kebutuhan pokok]. Para bhikkhu tidak dapat hidup sendiri di dalam masyarakat. Bhikkhu akan dijadikan terkenal oleh umat awam yang SUPRANATURAL dan kesucian sang bhikkhu. Ini adalah menurut kepercayaan si umat awam tersebut tentang yang mana yang Suci. Pada saat itu, para Arahat – mereka yang telah bebas dari kekotoran batin dan penderitaan, adalah tergantung pada kepercayaan para pengikut. Pengikut pada setiap tradisi kepercayaan akan mempunyai definisinya sendiri tentang Arahat. Mereka akan memberitakan latihan keras dari bhikkhu mereka secara berlebihan. Itulah mengapa batu padat mengapung di permukaan air. Para bhikkhu yang terkenal dengan jalan ini hanya akan menggunakan pakaian kebhikkhuannya untuk usaha mereka. Mereka menggunakan agama untuk penghidupan mereka. Menjelang berakhirnya agama Buddha, orang-orang akan kehilangan rasa hormat mereka kepada agama. Kepercayaan mereka akan merosot karena mereka melihat kelakuan yang tidak baik diantara para bhikkhu. Orang bijaksana yang kokoh dalam pertimbangan akan mencari bhikkhu yang benar. Menjelang berakhirnya agama Buddha, kejadian ini akan terjadi.

Mimpi No.14
Raja Pasenadi Kosala bermimpi tentang seekor katak pohon betina mengejar seekor kobra besar untuk disantap. Ketika ia menangkap kobra itu, ia segera menelan si kobra.

Ramalan Sang Buddha mengenai Mimpi No.14
Jauh dimasa yang akan datang, para bhikkhu yang terkenal dan populer akan berbicara dengan kata-kata yang mengesankan. Mereka berkotbah seperti kobra mengembangkan kepalanya, memainkan peranan penting dalam masyarakat serta mendapatkan penghormatan dan kepercayaan dari masyarakat. Mereka menerima kekayaan, ketenaran, dan gelar yang begitu banyak sehingga mereka melupakan diri sendiri serta kehilangan kesadaran dan kebijaksanaannya. Mereka tidak memiliki pengendalian terhadap mata, telinga, hidung, lidah, dan pikiran mereka, serta membiarkan indera-inderanya menikmati berbagai bentuk, suara, bau, rasa, dan sensasi-sensasi sentuhan, sampai kesenangan hawa nafsu memenuhi benak mereka. Itulah mengapa “katak-pohon betina yang kecil” mempunyai kesempatan dan merencanakan untuk menyerang pikiran dengan muslihat serta kata-kata manis, sampai “binatang kecil itu” dapat menangkap dan menelannya pada saat yang tepat.

Mimpi No.15
Raja Pasenadi Kosala bermimpi tentang sekawanan angsa keemasan mengelilingi burung gagak. Kemana saja burung gagak itu pergi, angsa keemasan itu mengikuti di sekeliling mereka.

Ramalan Sang Buddha mengenai Mimpi No.15
Jauh dimasa yang akan datang, bhikkhu-bhikkkhu yang baru saja ditahbiskan, yang masih lugu dalam Dhamma, akan mengelilingi para bhikkhu yang tidak bermoral. Para bhikkhu baru ini akan menghormati bhikkhu-bhikkhu tersebut sebagai guru mereka. Para bhikkhu yang tidak bermoral ini pandai dalam mendapatkan harta, persis seperti burung gagak dalam mendapatkan makanan. Mereka akan memberi kepada bhikkhu-bhikkhu baru tersebut bagian mereka dari harta itu. Itulah mengapa angsa keemasan menyerah pada burung gagak. Menjelang berakhirnya agama Buddha, masyarakat kebhikkhuan akan berubah seperti ini. Jumlah bhikkhu yang tidak bermoral akan bertambah. Para bhikkhu junior yang tidak berpendidikan tak akan menjalankan aturan (vinaya) kebhikkhuan. Mereka tak akan mengetahui mana yang benar dan mana yang salah, apa yang harus dikerjakan dan apa yang tidak, serta apa saja tugas mereka. Mereka akan memasuki kehidupan kebhikkhuan hanya karena tradisi. Kejadian ini akan terjadi jauh di masa yang akan datang.



kalau memang anda menganggap sutra tersebut tidak palsu,tunjukan bahwa sutra tersebut asli dan memiliki "alibi" kuat didalamnya,bukan menyerang secara pribadi semacam ini,ini adalah taktik kotor..atau bersikap kayak bro chingik yang menulis seperti berikut :

Quote
Dear all,

Dalam Mahayana memang ada Sutra2 yang sifatnya memberi manfaat secara duniawi.  Kekuatan yang bersifat metafisik itu ada bukan tidak ada.
Dharma diajarkan dengan memberi manfaat kepada siapa pun yang merasa cocok, sehingga ada yang bersifat lokiya, ada yang bersifat lokuttara, ada yg bersifat Neyartha ada yg bersifat Nitharta, ada yang bersifat  paramartha, ada yang bersifat samvrti.  Semua ditujukan tergantung pada makhluk yang berbeda-beda karakternya.
Dan satu hal lagi, kaidah penafsiran sutra mahayana tidaklah sekedar dilihat secara tersurat, apalagi secara sepotong-sepotong. Sutra-sutra itu seperti sebuah jaringan yang saling terkait satu sama lain, sehingga tidak selalu dilihat secara satu sisi saja.  Dalam konteks Mahayana , sutra seperti sebuah jejaring (net).
 
Saya tidak ingin mendebatkan isi sutra ini. Tapi mohon diingat
Sekotor apapun pandangan saudara2 terhadap sebuah sutra, adalah tidak baik bersikap  menyindir (dgn cara yg sangat halus ) atau mentertawakannya.   
 oleh karena itu mohon kendalikan batin masing2. karena akan merugikan diri sendiri , dan tidak membawa pada kemajuan. Kita sama2 merasa diri sebagai siswa Buddha, maka minimal mari berusaha bersikap seperti yang dipuji oleh para ariya.

Apa maksud pernyataan semacam itu?Menyuruh kami "mengendalikan" batin kami masing2,tetapi ketika kalian dari kaum Mahayana,mempertanyakan sutta pali kami,seakan bersikap sangat kritis dan membombadir[semoga kaum Mahayana tidak hanya sekedar kritis terhadap Sutta pali,tetapi juga kritis terhadap Sutranya sendiri]..lihat Seniya yang aktif dalam mempertanyakan sutta Pali,apakah sudah tidak ada azas keseimbangan dan keadilan disini?Kami dari Theravada,tidak pernah tuh menggunakan "cara licik" semacam ini..Kalau Kaum Mahayana,bertanya,mengkritisi Sutta kami,kami selalu berusaha menjawab dengan pengetahuan kami,dan pastinya itu "logika" dan bisa diterima..[Saya rasa kami kaum Theravada,terutama saya,tidak pernah menjawab dengan kata "kendalikan lha batin kalian masing2" "jangan menjelek2an" "ini hanya mengenai kepercayaan" "ini hanya bla2"..Jujur saya sangat bosan melihat hal2 semacam ini,saya hanya berusaha bersikap terbuka(Sebagaimana yang kita ketahui bahwa didalam Ajaran Buddha tidak ada rahasia apapun,semuanya dijelaskan dan dibuka sebuka2nya...[mirip pansus century kan?Buka seterang2annya yang gelap...])]

jadi kalau bila ada kata2 saya yang kurang berkenan,saya secara terbuka meminta maaf,tetapi saya tidak akan menarik semua kata2 yang telah saya lontarkan...saya berharap kita semua bisa berdiskusi secara sehat,dan terpelajar,bukan selalu melihat negatif suatu objek kata,tetapi lihat "isi substansi" nya tersebut...dan setahu saya "thread" ini di taruh di board Studi Sutta/Sutra..jadi saya rasa tidak ada yang salah ,jika saya mengemukakan pendapat saya...

Anumodana _/\_
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Riky_dave on 19 March 2010, 07:28:01 PM
[at] bro Riky,
Statement-statement anda sangat meresahkan umat Mahayana. Saya cukup terperangah bahwa ini bisa dilontarkan oleh seseorang yang dirinya merasa mewakili pandangan Theravada. Bahkan sebutan Sakyamuni yang sangat kita junjungi (yang bahkan sering dibacakan oleh umat Theravada sendiri dalam Ratana Sutta) juga tidak luput dari celaannya.     
Sebaiknya anda bercermin pada diri sendiri.

 

Lho?Kalau tidak salah,tidak perlu resah,,yang resah itu ditujukan oleh orang2 yang salah,kalau sutra anda benar,maka anda tenang2 saja dengan seluruh Statement yang saya lontarkan..kalau Statement saya yang salah,maka silakan di "quote" kan dan kasih pendapat mengapa menurut anda Statement saya itu salah..nah selesai lha masalah dan jalan demokratis pun ditegakkan disini..

Ini hanya berupa pandangan saya belaka,silakan bukankah semua orang bebas berpandangan disini?atau kebebasan disini telah dibatasi?

saya menulis berdasarkan fakta yang ada,kecuali saya menulis sesuka hati saya dan mengucapkan kata2 kotor atau menghina secara "pribadi" dan lain-lain semacam itu..tetapi saya rasa konteks pernyataan saya masih sesuai atau masih dalam "ranah" diskusi ini..

Dimana TS bertanya,maka saya mengomentarinya..

Jikalau memang ada kesalahan,saya membutuhkan "bimbingan" anda,untuk menujukkan atau mengklarifikasikan pernyataan saya yang salah..Saya rasa Gandalf yang menggunakan kata2 kayak kotoran gitu,Theravada biasa2 saja dan stay cool..sudahlah jangan bersifat "posesif" berlebihan..Kita kan hanya diskusi saja..

Anumodana _/\_
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Riky_dave on 19 March 2010, 07:36:40 PM
Quote
Dalam mengkaji Sutra Mahayana, maka yang digunakan adalah referensi dari Mahayana juga, bukan yang lain. Jadi tidak tepat membandingkan Bhiksu Mahayana dengan peraturan Theravada.

Berati Buddha sudah salah ucap dong?Buddha Gotama berkata bahwa,"Semua ajaran Buddha adalah SAMA"..Berati dalam mengakaji Agama kr****n gunakanlah alkitab/referensi kr****n,dalam mengkaji Agama Islam gunakan/referensi lah Alquaran Islam,dan mengkaji Tao gunakan rujukan/referensi Tao,dalam mengkaji TriDhamma gunakanlah kitab/referensi TriDhamma..Gitu toh?berati anda harus menarik semua ucapan anda tentang TIDAK ADANYA TUHAN yang PERSONAL,karena TIDAK BISA DIBUKTIKAN lewat AJARAN BUDDHA,karena harus menggunakan AJARAN/REFERENSI kr****n[Alkitab]..[Dalam arti bahwa TUHAN menurut kr****n adalah BENAR ADANYA,karena KITA TIDAK BISA MEMBANTAHNYA karena KALAU MAU MEMBANTAHNYA harus MENGGUNAKAN REFERENSI AJARAN kr****n BUKAN AJARAN BUDDHA]lucu sekali.. :)

Quote
Menurut Bro Riky sendiri, apa bedanya penghormatan penyebutan Buddha Gotama & Buddha Sakyamuni? Gotama merujuk pada marganya, sedangkan Sakya merujuk sukunya. Mengapa yang satu dianggap lebih merendahkan?

Bro Kain yang baik,yang menjadi masalah bukan sukunya tetapi ini kalau "muni" itu nama gelar terhormat, seperti "MASTER" atau "guru"

masa Buddha Gotama dikatakan sebagai SAKYAMUNI = GURU TERHORMAT DARI SUKU SAKYA?

Setahu saya Buddha Gotama adalah Guru Para Manusia dan Deva[Sattha Devamanussanam]..

Anumodana _/\_

Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Riky_dave on 19 March 2010, 07:49:42 PM
dan gak perlu huruf kapital semua. dalam etika dunia maya, huruf kapital semua dianggap berteriak.

sori lha bro..hehehe...kepencet caps lock..alah objek itu kan netral,tak perlu lha dibombandir,yang penting kan isinya coy.. ^^

_/\_
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: marcedes on 20 March 2010, 12:18:29 AM
Quote
Dalam mengkaji Sutra Mahayana, maka yang digunakan adalah referensi dari Mahayana juga, bukan yang lain. Jadi tidak tepat membandingkan Bhiksu Mahayana dengan peraturan Theravada.
bro kaiyin, kalau membahas sutra mahayana lalu memakai refrensi mahayana...apa gunanya ada diskusi?

memakai refrensi kenyataan/realita saya rasa lebih bagus dan langsung terbukti dari pada membahas x-men memakai refrensi komik marvel.
yang kita cari d sini kebenaran realita pada kehidupan nyata. yah jelas pakai kenyataan sebagai refrensi nya juga.
itu kan guna nya diskusi..hihihi

seperti dulu ada topic kalau tidak salah mengenai Visuddhimagga mengatakan diameter matahari dan bulan...
apakah saya harus melakukan pembenaran dengan berbagai alasan kalau jelas-jelas memang SALAH !!! ? .saya rasa kita diskusi mencari kebenarna bukan pembenaran coy.
kalau memang visudhi magga mengatakan diameter cuma beda 1 yojana....ini jelas yg nulis nya salah total..


Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Hendra Susanto on 20 March 2010, 08:22:32 AM
Quote
Dalam mengkaji Sutra Mahayana, maka yang digunakan adalah referensi dari Mahayana juga, bukan yang lain. Jadi tidak tepat membandingkan Bhiksu Mahayana dengan peraturan Theravada.
bro kaiyin, kalau membahas sutra mahayana lalu memakai refrensi mahayana...apa gunanya ada diskusi?

memakai refrensi kenyataan/realita saya rasa lebih bagus dan langsung terbukti dari pada membahas x-men memakai refrensi komik marvel.
yang kita cari d sini kebenaran realita pada kehidupan nyata. yah jelas pakai kenyataan sebagai refrensi nya juga.
itu kan guna nya diskusi..hihihi

seperti dulu ada topic kalau tidak salah mengenai Visuddhimagga mengatakan diameter matahari dan bulan...
apakah saya harus melakukan pembenaran dengan berbagai alasan kalau jelas-jelas memang SALAH !!! ? .saya rasa kita diskusi mencari kebenarna bukan pembenaran coy.
kalau memang visudhi magga mengatakan diameter cuma beda 1 yojana....ini jelas yg nulis nya salah total..


klo ngomong bahasa indonesia jawabnya pake bahasa inggris... dimana keduanya tidak saling memahami kedua bahasa... apa pantas disebut diskusi??
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: marcedes on 20 March 2010, 08:40:17 AM
menurut bro hendra yg mana bahasa indo yg mana bahasa inggris?
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: K.K. on 20 March 2010, 08:46:31 AM
Berati Buddha sudah salah ucap dong?Buddha Gotama berkata bahwa,"Semua ajaran Buddha adalah SAMA"..Berati dalam mengakaji Agama kr****n gunakanlah alkitab/referensi kr****n,dalam mengkaji Agama Islam gunakan/referensi lah Alquaran Islam,dan mengkaji Tao gunakan rujukan/referensi Tao,dalam mengkaji TriDhamma gunakanlah kitab/referensi TriDhamma..Gitu toh?berati anda harus menarik semua ucapan anda tentang TIDAK ADANYA TUHAN yang PERSONAL,karena TIDAK BISA DIBUKTIKAN lewat AJARAN BUDDHA,karena harus menggunakan AJARAN/REFERENSI kr****n[Alkitab]..[Dalam arti bahwa TUHAN menurut kr****n adalah BENAR ADANYA,karena KITA TIDAK BISA MEMBANTAHNYA karena KALAU MAU MEMBANTAHNYA harus MENGGUNAKAN REFERENSI AJARAN kr****n BUKAN AJARAN BUDDHA]lucu sekali.. :)
Memang betul demikian. Karena dalam diskusi, terutama masalah kepercayaan, yang ada bukanlah benar atau salah. Semua masih dalam batas kepercayaan.
Saya ambil contoh paling gampang. Agama Nasrani mengambil referensi Alkitab bahwa Yesus yang disalib, sementara Agama Is1am mengambil referensi Al-Qur'an bahwa salah satu murid Yesuslah yang disalib. Memangnya apa yang kemudian mau didiskusikan jika masing-masing pakai referensinya sendiri?


Quote
Bro Kain yang baik,yang menjadi masalah bukan sukunya tetapi ini kalau "muni" itu nama gelar terhormat, seperti "MASTER" atau "guru"

masa Buddha Gotama dikatakan sebagai SAKYAMUNI = GURU TERHORMAT DARI SUKU SAKYA?

Setahu saya Buddha Gotama adalah Guru Para Manusia dan Deva[Sattha Devamanussanam]..
Setahu saya, Mahayana juga menggunakan "Buddha" kepada Sakyamuni. Saya pikir "Buddha" itu sudah menjelaskan segalanya, sedangkan Sakyamuni sebagai penunjuk saja untuk membedakan dengan Buddha lain seperti Buddha Amitabha atau Buddha Bhaisajyaguru.


Apa maksud pernyataan semacam itu?Menyuruh kami "mengendalikan" batin kami masing2,tetapi ketika kalian dari kaum Mahayana,mempertanyakan sutta pali kami,seakan bersikap sangat kritis dan membombadir[semoga kaum Mahayana tidak hanya sekedar kritis terhadap Sutta pali,tetapi juga kritis terhadap Sutranya sendiri]..lihat Seniya yang aktif dalam mempertanyakan sutta Pali,apakah sudah tidak ada azas keseimbangan dan keadilan disini?Kami dari Theravada,tidak pernah tuh menggunakan "cara licik" semacam ini..Kalau Kaum Mahayana,bertanya,mengkritisi Sutta kami,kami selalu berusaha menjawab dengan pengetahuan kami,dan pastinya itu "logika" dan bisa diterima..[Saya rasa kami kaum Theravada,terutama saya,tidak pernah menjawab dengan kata "kendalikan lha batin kalian masing2" "jangan menjelek2an" "ini hanya mengenai kepercayaan" "ini hanya bla2"..Jujur saya sangat bosan melihat hal2 semacam ini,saya hanya berusaha bersikap terbuka(Sebagaimana yang kita ketahui bahwa didalam Ajaran Buddha tidak ada rahasia apapun,semuanya dijelaskan dan dibuka sebuka2nya...[mirip pansus century kan?Buka seterang2annya yang gelap...])]
Tentang ini, Bro Riky, saya pikir tidak perlu membagi orang sebagai "Kaum Mahayana", "Kaum Hinayana" dan sebagainya. Itu hanyalah mengembangkan rasa "aku" dan "milikku". Jika pun Bro Riky merasa diserang atau dijelek-jelekkan, bukan selalu harus membalas dengan hal yang sama, bukan?
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: K.K. on 20 March 2010, 08:59:48 AM
Quote
Dalam mengkaji Sutra Mahayana, maka yang digunakan adalah referensi dari Mahayana juga, bukan yang lain. Jadi tidak tepat membandingkan Bhiksu Mahayana dengan peraturan Theravada.
bro kaiyin, kalau membahas sutra mahayana lalu memakai refrensi mahayana...apa gunanya ada diskusi?

memakai refrensi kenyataan/realita saya rasa lebih bagus dan langsung terbukti dari pada membahas x-men memakai refrensi komik marvel.
yang kita cari d sini kebenaran realita pada kehidupan nyata. yah jelas pakai kenyataan sebagai refrensi nya juga.
itu kan guna nya diskusi..hihihi
Dalam diskusi antara kepercayaan, memang saya setuju medianya adalah realita, tidak lebih dari itu. Maka itu gunakanlah realita, jangan referensi ajaran lain.


Quote
seperti dulu ada topic kalau tidak salah mengenai Visuddhimagga mengatakan diameter matahari dan bulan...
apakah saya harus melakukan pembenaran dengan berbagai alasan kalau jelas-jelas memang SALAH !!! ? .saya rasa kita diskusi mencari kebenarna bukan pembenaran coy.
kalau memang visudhi magga mengatakan diameter cuma beda 1 yojana....ini jelas yg nulis nya salah total..
Ya, saya setuju. Saya pun mengatakan itu keliru. Tetapi kalau memang ada orang menganggap itu kebenaran, mengapa kita harus paksa mengoreksi mereka? Memberikan fakta saja sudah cukup, biarlah orang memilih berdasarkan kecocokannya dan hormatilah pilihan mereka. Pendapat saya begitu.
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Hendra Susanto on 20 March 2010, 09:15:30 AM
menurut bro hendra yg mana bahasa indo yg mana bahasa inggris?

yang saya tanya apa pantas disebut diskusi, bukan pilihan berganda kawan.
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: K.K. on 20 March 2010, 09:34:25 AM
[...]
Ini hanya berupa pandangan saya belaka,silakan bukankah semua orang bebas berpandangan disini?atau kebebasan disini telah dibatasi?

saya menulis berdasarkan fakta yang ada,kecuali saya menulis sesuka hati saya dan mengucapkan kata2 kotor atau menghina secara "pribadi" dan lain-lain semacam itu..tetapi saya rasa konteks pernyataan saya masih sesuai atau masih dalam "ranah" diskusi ini..

Dimana TS bertanya,maka saya mengomentarinya..

Jikalau memang ada kesalahan,saya membutuhkan "bimbingan" anda,untuk menujukkan atau mengklarifikasikan pernyataan saya yang salah..Saya rasa Gandalf yang menggunakan kata2 kayak kotoran gitu,Theravada biasa2 saja dan stay cool..sudahlah jangan bersifat "posesif" berlebihan..Kita kan hanya diskusi saja..

[...]
Yang berwarna merah itu, maksudnya apa?

Harus diingat, memang semua bebas mengungkapkan pendapat, tetapi bukan berarti bebas menghina. 

Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Riky_dave on 20 March 2010, 09:47:06 AM
Quote
Memang betul demikian. Karena dalam diskusi, terutama masalah kepercayaan, yang ada bukanlah benar atau salah. Semua masih dalam batas kepercayaan.
Saya ambil contoh paling gampang. Agama Nasrani mengambil referensi Alkitab bahwa Yesus yang disalib, sementara Agama Is1am mengambil referensi Al-Qur'an bahwa salah satu murid Yesuslah yang disalib. Memangnya apa yang kemudian mau didiskusikan jika masing-masing pakai referensinya sendiri?
Nah,contoh anda tidak relevan bagi saya,mengapa demikian?Sekarang masalahnya adalah Islam dan kr****n berbeda,nabi mereka juga berbeda,nantinya kalau ada kesamaan itu berati ada penambahan disalah 1 kitab mereka..Kalau mereka memiliki kesamaan atau berasal 1 sumber yang sama yaitu TUHAN,maka tidak mungkin terjadi Perang Salib,Jihad dan semacam itu..Anda,saya dan semua orang disini tahu bahwa yang paling sering berperang adalah kr****n dan islam,,
sedangkan yang kita diskusikan disini adalah Ajaran Buddha yang katanya sumberNya sama yaitu Buddha,atau anda mau bilang antara Theravada dan Mahayana ada salah 1 dari kedua mazhab ini memiliki sumber yang tidak sama?yang 1 Buddha yang 1 lagi bukan Buddha?

Quote
Setahu saya, Mahayana juga menggunakan "Buddha" kepada Sakyamuni. Saya pikir "Buddha" itu sudah menjelaskan segalanya, sedangkan Sakyamuni sebagai penunjuk saja untuk membedakan dengan Buddha lain seperti Buddha Amitabha atau Buddha Bhaisajyaguru.
Ya,setahu anda...saya hanya memberikan info apa arti dari "muni" dan "sakya",terima tidak terima ya kembali ke masing2 pihak..

Quote
Tentang ini, Bro Riky, saya pikir tidak perlu membagi orang sebagai "Kaum Mahayana", "Kaum Hinayana" dan sebagainya. Itu hanyalah mengembangkan rasa "aku" dan "milikku". Jika pun Bro Riky merasa diserang atau dijelek-jelekkan, bukan selalu harus membalas dengan hal yang sama, bukan?
Ok,yang ini saya minta maaf...sori saya tidak merasa diserang,saya juga tidak merasa menjelek2an Mahayana,faktanya memang begitu..Apakah kebenaran terlalu pahit untuk diterima?kata Handaka[pendiri Ehipassiko Foundation],obat yang pahit adalah obat yang paling manjur.. :)

Anumodana _/\_
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Riky_dave on 20 March 2010, 09:51:25 AM
[...]
Ini hanya berupa pandangan saya belaka,silakan bukankah semua orang bebas berpandangan disini?atau kebebasan disini telah dibatasi?

saya menulis berdasarkan fakta yang ada,kecuali saya menulis sesuka hati saya dan mengucapkan kata2 kotor atau menghina secara "pribadi" dan lain-lain semacam itu..tetapi saya rasa konteks pernyataan saya masih sesuai atau masih dalam "ranah" diskusi ini..

Dimana TS bertanya,maka saya mengomentarinya..

Jikalau memang ada kesalahan,saya membutuhkan "bimbingan" anda,untuk menujukkan atau mengklarifikasikan pernyataan saya yang salah..Saya rasa Gandalf yang menggunakan kata2 kayak kotoran gitu,Theravada biasa2 saja dan stay cool..sudahlah jangan bersifat "posesif" berlebihan..Kita kan hanya diskusi saja..

[...]
Yang berwarna merah itu, maksudnya apa?

Harus diingat, memang semua bebas mengungkapkan pendapat, tetapi bukan berarti bebas menghina. 



yang menghina siapa ya?aneh banget forum ini dari dulunya..

ini tulisan Gandalf :

Di Theravada ada Telapatta Jataka yang menceritakan di mana seorang Pacceka Buddha memberikan pasir perlindungan dan benang pada Bodhisatta. Pasir perlindungan dan benang tersebut dibacakan Paritta sebelumnya dan terbukti efektif loh!!...wkwkwk...  8)  8)  8)

Tapi anehnya saya menemukan kemiripan dalam RAPB. Yaitu Maha Karuna Dharani ini menyinggung2 juga tentang penggunaan kotoran sapi (gomaya), sama dengan metode pembacaan Atanatiya Sutta dalam RAPB yang juga memakai gomaya.  8)  8)
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: ryu on 20 March 2010, 09:54:09 AM
[...]
Ini hanya berupa pandangan saya belaka,silakan bukankah semua orang bebas berpandangan disini?atau kebebasan disini telah dibatasi?

saya menulis berdasarkan fakta yang ada,kecuali saya menulis sesuka hati saya dan mengucapkan kata2 kotor atau menghina secara "pribadi" dan lain-lain semacam itu..tetapi saya rasa konteks pernyataan saya masih sesuai atau masih dalam "ranah" diskusi ini..

Dimana TS bertanya,maka saya mengomentarinya..

Jikalau memang ada kesalahan,saya membutuhkan "bimbingan" anda,untuk menujukkan atau mengklarifikasikan pernyataan saya yang salah..Saya rasa Gandalf yang menggunakan kata2 kayak kotoran gitu,Theravada biasa2 saja dan stay cool..sudahlah jangan bersifat "posesif" berlebihan..Kita kan hanya diskusi saja..

[...]
Yang berwarna merah itu, maksudnya apa?

Harus diingat, memang semua bebas mengungkapkan pendapat, tetapi bukan berarti bebas menghina. 


mungkin maksud ricky, kayak kotoran itu bukan perkataan gandalf yang kotor tapi contoh perkataan gandalf yang mengenai kotoran sapi, disambung gitu seperti menghina perkataan gandalf ya =))
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: ryu on 20 March 2010, 09:54:53 AM
salah pengertian, makanya melihat tulisan itu dicermati dulu lihat maksudnya =))
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Hendra Susanto on 20 March 2010, 09:55:07 AM
kasian sekali... berdalih kenyataan... tp pada ranah tidak nyata...
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Riky_dave on 20 March 2010, 09:57:25 AM
Oooo..jadi si Kain salah tangkap arti saya ya?walah2..pantas saya heran mengapa saya dibilang menghina..ckckck... :)
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: CHANGE on 20 March 2010, 10:24:07 AM
Menurut kesimpulan dari sudut pandang saya saja :

Tidak ada manfaat dhamma/dharma yang dapat saya petik dari diskusi ini !
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Riky_dave on 20 March 2010, 10:25:49 AM
Menurut kesimpulan dari sudut pandang saya saja :

Tidak ada manfaat dhamma/dharma yang dapat saya petik dari diskusi ini !

:) maka tinggalkan lah jika tidak bermanfaat,masih banyak orang lain yang mau membaca,bukan anda saja.. :)

_/\_
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: CHANGE on 20 March 2010, 10:35:38 AM
Menurut kesimpulan dari sudut pandang saya saja :

Tidak ada manfaat dhamma/dharma yang dapat saya petik dari diskusi ini !

:) maka tinggalkan lah jika tidak bermanfaat,masih banyak orang lain yang mau membaca,bukan anda saja.. :)

_/\_

Memang benar pandangan anda, dan yang menjadi perhatian saya  adalah Sikap dan Perilaku yang "KATANYA" bahwa yang ajaran paling hebat adalah Buddha Dhamma. Inilah kontradiksinya. Sehingga tidak ada manfaat dari kontradiksi tersebut untuk dipetik. Bagi saya, semua orang di sekeliling saya adalah guru, termasuk anda. 
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Riky_dave on 20 March 2010, 10:37:47 AM
Menurut kesimpulan dari sudut pandang saya saja :

Tidak ada manfaat dhamma/dharma yang dapat saya petik dari diskusi ini !

:) maka tinggalkan lah jika tidak bermanfaat,masih banyak orang lain yang mau membaca,bukan anda saja.. :)

_/\_

Memang benar pandangan anda, dan yang menjadi perhatian saya  adalah Sikap dan Perilaku yang "KATANYA" bahwa yang ajaran paling hebat adalah Buddha Dhamma. Inilah kontradiksinya. Sehingga tidak ada manfaat dari kontradiksi tersebut untuk dipetik. Bagi saya, semua orang di sekeliling saya adalah guru, termasuk anda. 

Nah,kalau anda tahu,mengapa anda "mempermasalahkannya" lagi?kalau bagi anda,ada kontradiksi,dan kontradiksi itu tidak membawa manfaat bagi anda,ya tinggalkan aja..make it simple aja.. :)

kata Alm.Gusdur,"Gitu aja koq repot"

_/\_
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: CHANGE on 20 March 2010, 10:46:52 AM
Menurut kesimpulan dari sudut pandang saya saja :

Tidak ada manfaat dhamma/dharma yang dapat saya petik dari diskusi ini !

:) maka tinggalkan lah jika tidak bermanfaat,masih banyak orang lain yang mau membaca,bukan anda saja.. :)

_/\_

Memang benar pandangan anda, dan yang menjadi perhatian saya  adalah Sikap dan Perilaku yang "KATANYA" bahwa yang ajaran paling hebat adalah Buddha Dhamma. Inilah kontradiksinya. Sehingga tidak ada manfaat dari kontradiksi tersebut untuk dipetik. Bagi saya, semua orang di sekeliling saya adalah guru, termasuk anda. 

Nah,kalau anda tahu,mengapa anda "mempermasalahkannya" lagi?kalau bagi anda,ada kontradiksi,dan kontradiksi itu tidak membawa manfaat bagi anda,ya tinggalkan aja..make it simple aja.. :)

kata Alm.Gusdur,"Gitu aja koq repot"

_/\_

Saya tidak mempermasalahkan, saya posting untuk semuanya, anda yang pertama kali menjawab. Inilah permasalahannya. Selalu mengangap diri sendiri tidak bermasalah, dan selalu menyalahkan orang orang lain bermasalah.

catatan :

Pada saat menpelajari Buddha Dharma/Dhamma, saya tidak mempermasalahkan 3 mahzab besar walaupun punya kecenderungan ke salah satunya. Tetapi tidak menutup bathin untuk belajar yang lainnya. Saya tidak menemukan Ajaran yang membuat saya menjadi FANATIK ( Ekstrimis ) sejauh yang saya ketahui dan baca.

Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Riky_dave on 20 March 2010, 10:49:20 AM
Menurut kesimpulan dari sudut pandang saya saja :

Tidak ada manfaat dhamma/dharma yang dapat saya petik dari diskusi ini !

ini sangat tidak netral menurut saya dan sepihak,anda mengeluarkan pandangan seperti ini berati anda "menyalahkan" 1 pihak atau anda ingin mengasumsikan bahwa "thread" ini tidak ada manfaat dhamma sama sekali?.. :)

_/\_
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Riky_dave on 20 March 2010, 10:51:45 AM
Quote
Saya tidak mempermasalahkan, saya posting untuk semuanya, anda yang pertama kali menjawab. Inilah permasalahannya. Selalu mengangap diri sendiri tidak bermasalah, dan selalu menyalahkan orang orang lain bermasalah.
baca postingan saya yang diatas..anda bilang anda tidak mempermasalahkannya,tetapi anda sendiri mengeluarkan Statement semacam itu,,..apa arti semua ini?

Quote
Pada saat menpelajari Buddha Dharma/Dhamma, saya tidak mempermasalahkan 3 mahzab besar walaupun punya kecenderungan ke salah satunya. Tetapi tidak menutup bathin untuk belajar yang lainnya. Saya tidak menemukan Ajaran yang membuat saya menjadi FANATIK ( Ekstrimis ) sejauh yang saya ketahui dan baca.
anda dan saya berbeda,kita memiliki jalan masing2,setuju?ini adalah ruang diskusi bukan ruang kepercayaan..:)
saya sampai saat ini tidak mampu membedakan antara saddha dan fanatisme,setahu saya fanastime itu biasanya didasari oleh kepercayaan membabi buta...sedangkan tulisan2 saya disini tidak sekedar kepercayaan membabi buta,apakah bisa dikategorikan sebagai fanatisme?

Anumodana _/\_
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: chingik on 20 March 2010, 10:55:04 AM
 [at] bro Riky
Maaf jika anda berpikir saya menyerang, padhal tdk ada maksud itu sama sekali. Saya hanya menghimbau yang mana ditujukan pd kita semua. (anda bisa lihat sendiri saya menyatakannya "kendali kan diri masing2" yg berarti utk kita semua")

Maaf juga , sebelum memberi himbauan, saya memang menangkap bahwa anda memang bermaksud menghina komunitas tertentu, melalui pernyataan " bhiksu Mahayana itu KACAU" . Kemudian pernyataan anda ini ditekankan lagi dengan penafsiran sepihak anda melalui mimpi raja Pasenadi dan ramalan Buddha, yang secara tidak langsung "menunjuk" pd komunitas tertentu juga.
Jika anda merasa telah menyatakan apa adanya dgn alasan bukan menghina, seharusnya anda menyadari juga bahwa yang namanya bhiksu kacau itu bukan hanya pada komunitas Mahayana. Tidak ada komunitas manapun di dunia ini  yang sikap/perilaku individunya secara keseluruhan bersih. Jadi jelas2 anda telah mengeneralisasi.

Kemudian mengenai pernyataan anda tentang Sakyamuni berkonotasi Rendah, saya rasa anda telah berlebihan. Silakan baca Ratana Sutta, di situ juga menggunakan kata Sakyamuni yang dianggap sebagai julukan yang disanjung oleh para siswa Buddha, bukan seperti perkiraan anda bahwa itu julukan yg berasal dari kaum brahmana.   

 _/\_
 
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Riky_dave on 20 March 2010, 10:58:38 AM
hebatnya forum ini...dari dulu hingga sekarang...baru menulis menurut pendapat saya,sudah kena brp 3 point,hehe,,kalau pun anda semua brp saya hingga minus,saya tidak terpengaruh olehnya... :)

"kalau anda hanya ingin mendengarkan yang menyenangkan saja,jangan membaca tulisan saya..karena tulisan saya mengandung,unsur yang menyenangkan dan tidak menyenangkan..."[nanti hanya menambah DOSA saja.. :)]

_/\_
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Riky_dave on 20 March 2010, 11:13:30 AM
[at] bro Riky
Maaf jika anda berpikir saya menyerang, padhal tdk ada maksud itu sama sekali. Saya hanya menghimbau yang mana ditujukan pd kita semua. (anda bisa lihat sendiri saya menyatakannya "kendali kan diri masing2" yg berarti utk kita semua")

Saya rasa "maaf2an" gitu tidak lah begitu penting,setuju?yang penting batin kita netral,dan masing2 tahu batinnya mengandung unsur DOSA atau tidak..saya bukan orang yang suka bermulut manis[ini sudah terjadi sejak saya menjadi member DC,sejak saya mengikuti MMD,sampai saat ini..Ini adalah gaya bicara saya,saya tidak tahu di Sutra Mahayana tercantum atau tidak cerita ini,tetapi di Sutta Theravada(Apakah saya akan ditegur lagi karena membanding antara Theravada dan Mahayana?nanti kalau saya pakai referensi Theravada saja,dikatakan saya salah rujukan,kalau saya nanya Mahayana ada atau tidak dikatakan membandingkan,serba salah memang disini..) tercantum jelas bahwa "ucapan" juga bisa menjadi "kebiasaan" tetapi tidak diikuti oleh "kehendak" jahat didalamNya,Para Ariya yang mengatakan ucapan yang terdengar kasar,bukan berati didasari oleh LDM.. :)]


Quote
Maaf juga , sebelum memberi himbauan, saya memang menangkap bahwa anda memang bermaksud menghina komunitas tertentu, melalui pernyataan " bhiksu Mahayana itu KACAU" . Kemudian pernyataan anda ini ditekankan lagi dengan penafsiran sepihak anda melalui mimpi raja Pasenadi dan ramalan Buddha, yang secara tidak langsung "menunjuk" pd komunitas tertentu juga.
Jika anda merasa telah menyatakan apa adanya dgn alasan bukan menghina, seharusnya anda menyadari juga bahwa yang namanya bhiksu kacau itu bukan hanya pada komunitas Mahayana. Tidak ada komunitas manapun di dunia ini  yang sikap/perilaku individunya secara keseluruhan bersih. Jadi jelas2 anda telah mengeneralisasi.
Maka dari itu himbau lah "komunitas" anda juga...apakah perlu saya quotekan setiap member yang "menjurus" ke Mahayana,cara postingannya?anda tentunya ikut membaca thread ini dari awal sampai akhir bukan?apakah bro Gandalf tidak pantas mendapat teguran dengan gaya bahasanya?ini namanya tidak adil...dan saya rasa anda juga tidak bisa membawa "keadilan",karena kita semuanya bukan Arahatta..
Sayangnya,anda hanya menggunakan "asumsi" sepihak tanpa melibatkan saya sebagai pihak kedua,ini sungguh disayangkan..[saya mencurigai anda,sedang memonitor gerak gerik saya,karena setiap postingan saya selalu muncul nama "anda",apakah arti semua ini?]
anda tahu bahwa pembagiaan Mahayana tidak bisa terjadi karena "pemakaian" Bhiksu itu selalu menuju ke Mahayana[tidak peduli Mahayana asli atau palsu,kalau anda memang kuatir dengan pernyataan2 saya yang dirasa "meresahkan" umat Mahayana,silakan dikonfontir,nah dengan begitu kita sama2 bisa enak kan?jangan mengekang kebebasan orang lain untuk berbicara,itu tidak "fine",Buddha sendiri tidak pernah mengekang siapapun untuk berpendapat..]

Quote
Kemudian mengenai pernyataan anda tentang Sakyamuni berkonotasi Rendah, saya rasa anda telah berlebihan. Silakan baca Ratana Sutta, di situ juga menggunakan kata Sakyamuni yang dianggap sebagai julukan yang disanjung oleh para siswa Buddha, bukan seperti perkiraan anda bahwa itu julukan yg berasal dari kaum brahmana.   

 _/\_
 

Kalimat Sakyamuni saya secara jelas sudah memberitahukan artinya dari "sakya" dan "muni",tujuan saya hanya untuk menambah pengetahuan kita disini..Kalau memang menyisakan luka di batin "seseorang" ,maka saya meminta maaf untuk pernyatan saya tersebut,tapi saya katakan sekali lagi bahwa saya tidak bermaksud untuk menghina,saya hanya mempertanyakan kata "sakyamuni" itu.. :)

Anumodana _/\_
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: CHANGE on 20 March 2010, 11:16:26 AM
Menurut kesimpulan dari sudut pandang saya saja :

Tidak ada manfaat dhamma/dharma yang dapat saya petik dari diskusi ini !

ini sangat tidak netral menurut saya dan sepihak,anda mengeluarkan pandangan seperti ini berati anda "menyalahkan" 1 pihak atau anda ingin mengasumsikan bahwa "thread" ini tidak ada manfaat dhamma sama sekali?.. :)

_/\_

Memang tulisan saya tidak netral ( bold merah ), hanya sudut pandang saya pribadi SAJA, kenapa anda mempermasalahkannya ? Artinya jika kita tahu menghargai tradisi yang lain dan bersikap dan berperilaku NETRAL berarti kita tahu MENGHARGAI dan MENGHORMATI tradisi lain , dan berarti kita tahu bagaimana bertanya yang baik dan pantas ?

Artinya apapun jawaban yang kita terima berarti menambah wawasan dan pengetahuan, kita tidak dapat MEMAKSAKAN PENDAPAT dengan cara-cara yang dapat mengeneralisasi pandangan dari sudut pandangan sendiri ( berarti tidak netral ). Karena kita belum mencapai kesucian, berarti kebenaran yang kita bahas adalah relative.

Begini saja, saya tidak akan diskusi mengenai thread ini, tetapi yang ingin saya sampaikan adalah, saya melihat anda menpunyai kemampuan dhamma yang melampaui kemampuan saya.

ALANGKAH BAIKNYA, jika dengan kemampuan anda miliki dan menggunakan semangat anda yang luar biasa untuk membabarkan dhamma, karena ini adalah salah satu cara untuk membendung kr****nisasi. Dan ini dapat dilakukan oleh manusia yang PENUH DEDIKASI dan PENUH SEMANGAT seperti anda dan  yang merupakan cikal bakal berkembangnya Buddhist. Artinya kita menggunakan energi untuk  melakukan hal yang bermanfaat. Karena saya yakin anda tentu setuju bahwa Buddha Dhamma adalah luar biasa.

 _/\_
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Riky_dave on 20 March 2010, 11:21:00 AM
yang menjadi masalah adalah Theravada selalu merujuk pada 1 komunitas yaitu Theravada,sedangkan Mahayana bisa merujuk pada banyak komunitas...jadi Mahayana mana yang bisa menjadi panutan?bagaimana kita membedakan ini Mahayana A dan ini Mahayana B?

Mungkin saya membutuhkan bantuan pakar Mahayana disini,sehingga saya tidak dituduh mengeneralisasikan semua Komunitas Mahayana,karena saya tidak bermaksud begitu,,..

Anumodana _/\_
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Kelana on 20 March 2010, 11:22:20 AM
Quote
Back To Topic.
Tapi saya agak heran dengan topik ini kenapa larinya jadi ke bebek peking mandarin ya?? Apakah Sutra ini di kotbahkan di Tiongkok sehingga menggunakan perumpamaan bebek mandarin??

Di India, bebek Cakra memang menjadi simbol kesetiaan / cinta antar pasangan pula  8)  8)

Atau suatu kedekatan hubungan seperti bebek yang menyimbolkan Shantaraksita dengan muridnya Kamalashila

Kenapa dipakai bebek mandarin? Tak lain yah karena waktu diterjemahkan ya harus sesuai dengan kultur setempat (Tiongkok)!! Apalagi bebek mandarin itu juga ada loh di India!!  8) 8) 8)

 _/\_
The Siddha Wanderer

Saya belum menemukan informasi mengenai bebek mandarin itu banyak dan berhabitat di India. Menurut Om Wiki habit mereka dari Asia Timur. India sendiri bukan di Asia Timur. Ya kecuali tuh bebek jalan-jalan terus nyasar. Tapi ini tidak mungkin untuk dijadikan acuan. Sesuatu yang dijadikan acuan seharusnya sesuatu yang umum dilihat orang.

Bebek Cakra, saya belum menemukan informasi mengenai jenis bebek ini. Saya hanya menemukan : Chakra Duck: Chunks of duck tossed w pepper sauce served in the bed of puff pastry. ;D

Jika memang bebek cakra itu ada dan itu yang dimaksud, sepertinya agak kurang lazim menggantinya dengan bebek yang ada di Tiongkok. Seharusnya penerjemah tetap menggunakan kata yang sama atau setidaknya mengadaptasikannya dalam ejaan mandarin. Contoh, kata bodhisattva menjadi pútí sà duǒ, nadanya hampir sama.

Untuk memastikan ini saya perlu melihat teks Sanskritnya, sayang belum ketemu.
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarka
Post by: bond on 20 March 2010, 11:27:02 AM
Yg aye tau dupa India juga ada yg dibuat dari kotoran sapi lho  selain untuk bahan dinding rumah ^-^

Quote
Tetapi saya diajarkan Buddha dalam mazhab Theravada untuk berusaha,,DO MORE TALK LESS..

Are you do more talk less ?
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: hatRed on 20 March 2010, 11:30:37 AM
ingin bertanya...

sejarah dan asal usul sutra tersebut, apakah ada yg dapat memaparkannya?

Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Riky_dave on 20 March 2010, 11:32:00 AM
Quote
Memang tulisan saya tidak netral ( bold merah ), hanya sudut pandang saya pribadi SAJA, kenapa anda mempermasalahkannya ? Artinya jika kita tahu menghargai tradisi yang lain dan bersikap dan berperilaku NETRAL berarti kita tahu MENGHARGAI dan MENGHORMATI tradisi lain , dan berarti kita tahu bagaimana bertanya yang baik dan pantas ?

Mengapa saya berkata tulisan anda menjadi tidak netral?walau itu asumsi atau pandangan anda pribadi?karena tulisan anda ini :

Quote
Saya tidak mempermasalahkan, saya posting untuk semuanya, anda yang pertama kali menjawab. Inilah permasalahannya. Selalu mengangap diri sendiri tidak bermasalah, dan selalu menyalahkan orang orang lain bermasalah.

dan anda menambahkan catatan :
Quote
Pada saat menpelajari Buddha Dharma/Dhamma, saya tidak mempermasalahkan 3 mahzab besar walaupun punya kecenderungan ke salah satunya. Tetapi tidak menutup bathin untuk belajar yang lainnya. Saya tidak menemukan Ajaran yang membuat saya menjadi FANATIK ( Ekstrimis ) sejauh yang saya ketahui dan baca.

masih mau bilang bahwa tulisan anda netral?masih mau bilang anda tidak mempermasalahkan thread ini padahal kalimat anda sendiri kontradiksi?

yang sering saya temukan didalam semua diskusi adalah semua orang yang berdiskusi selalu menghalalkan segala cara melakukan pembenaran atas kalimatnya sehingga sering kali mereka lupa tulisan pertama yang mereka tuliskan..

Quote
Artinya apapun jawaban yang kita terima berarti menambah wawasan dan pengetahuan, kita tidak dapat MEMAKSAKAN PENDAPAT dengan cara-cara yang dapat mengeneralisasi pandangan dari sudut pandangan sendiri ( berarti tidak netral ). Karena kita belum mencapai kesucian, berarti kebenaran yang kita bahas adalah relative.

Sammuti Sacca bukan berati tidak memiliki Paramatha Sacca,karena Sammuti Sacca juga merupakan bagian dari Paramatha Sacca,hanya saja Sammuti sacca bisa saja benar ,bisa saja salah,dia benar pada kondisi tertentu,tetapi tidaklah bijak pada kondisi tertentu..

Saya tidak memaksakan pendapat saya kepada siapapun,tetapi yang tepat menurut saya adalah saya mengeluarkan pendapat saya,kayak Bro Gandalf,toh dia bisa mengeluarkan pendapatnya,dan tidak ada yang marah2 atau merasa terhina...giliran pendapat saya,semuanya merasa terhina,resah dan sebagainya,kan aneh..lagian semua pendapat Gandalf saya tanyakan dan kami berdiskusi,bukan dengan sikap defensif seperti itu..

saya tidak "mengeneralisasikan" itu sudah saya jelaskan diatas,,,..dan gawatnya adalah anda sudah mulai masuk ke ranah "pendiskriminasian" "pembunuhan karakter" "penghakiman" secara sepihak...didalam diskusi dunia manapun ini disebut "pembunuhan karakter"..

Quote
Begini saja, saya tidak akan diskusi mengenai thread ini, tetapi yang ingin saya sampaikan adalah, saya melihat anda menpunyai kemampuan dhamma yang melampaui kemampuan saya.
kalau mau diskusi diluar thread ini,buatlah thread baru..saya tidak tahu kemampuan dhamma anda,saya juga tidak tahu kemampuan Dhamma saya,saya tidak mau menebak2..bukankah dalam sutta tertulis,jangan mengganggap lawan bicara anda "lebih tinggi,setara,atau lebih rendah dari anda".. :)

Quote
ALANGKAH BAIKNYA, jika dengan kemampuan anda miliki dan menggunakan semangat anda yang luar biasa untuk membabarkan dhamma, karena ini adalah salah satu cara untuk membendung kr****nisasi. Dan ini dapat dilakukan oleh manusia yang PENUH DEDIKASI dan PENUH SEMANGAT seperti anda dan  yang merupakan cikal bakal berkembangnya Buddhist. Artinya kita menggunakan energi untuk  melakukan hal yang bermanfaat. Karena saya yakin anda tentu setuju bahwa Buddha Dhamma adalah luar biasa.
"semangat luar biasa" saya ditujukan untuk pelatihan meditasi saya,bukan dikonfontir dengan Agama tetangga..itu namanya saya tidak bijak,cari masalah..

Buddha dhamma adalah luar biasa,saya setuju..membuddhinasikan orang lain,saya tidak setuju... :)

Anumodana _/\_

Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: K.K. on 20 March 2010, 11:36:46 AM
Nah,contoh anda tidak relevan bagi saya,mengapa demikian?Sekarang masalahnya adalah Islam dan kr****n berbeda,nabi mereka juga berbeda,nantinya kalau ada kesamaan itu berati ada penambahan disalah 1 kitab mereka..Kalau mereka memiliki kesamaan atau berasal 1 sumber yang sama yaitu TUHAN,maka tidak mungkin terjadi Perang Salib,Jihad dan semacam itu..Anda,saya dan semua orang disini tahu bahwa yang paling sering berperang adalah kr****n dan islam,,
sedangkan yang kita diskusikan disini adalah Ajaran Buddha yang katanya sumberNya sama yaitu Buddha,atau anda mau bilang antara Theravada dan Mahayana ada salah 1 dari kedua mazhab ini memiliki sumber yang tidak sama?yang 1 Buddha yang 1 lagi bukan Buddha?
Anda bilang tidak relevan padahal Yahudi, Nasrani dan Is1am berasal dari keturunan Abraham, menggunakan Kitab Taurat yang sama. Perhatikan apa yang anda tulis.


Quote
Ya,setahu anda...saya hanya memberikan info apa arti dari "muni" dan "sakya",terima tidak terima ya kembali ke masing2 pihak..
Itu sih bukan memberikan info, tetapi ditambah penilaian pribadi bahwa "Sakyamuni" adalah pernyataan merendahkan. Sekali lagi perhatikan apa yang telah anda tulis.



Quote
Ok,yang ini saya minta maaf...sori saya tidak merasa diserang,saya juga tidak merasa menjelek2an Mahayana,faktanya memang begitu..Apakah kebenaran terlalu pahit untuk diterima?kata Handaka[pendiri Ehipassiko Foundation],obat yang pahit adalah obat yang paling manjur.. :)
OK.
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: K.K. on 20 March 2010, 11:39:28 AM
[...]
Ini hanya berupa pandangan saya belaka,silakan bukankah semua orang bebas berpandangan disini?atau kebebasan disini telah dibatasi?

saya menulis berdasarkan fakta yang ada,kecuali saya menulis sesuka hati saya dan mengucapkan kata2 kotor atau menghina secara "pribadi" dan lain-lain semacam itu..tetapi saya rasa konteks pernyataan saya masih sesuai atau masih dalam "ranah" diskusi ini..

Dimana TS bertanya,maka saya mengomentarinya..

Jikalau memang ada kesalahan,saya membutuhkan "bimbingan" anda,untuk menujukkan atau mengklarifikasikan pernyataan saya yang salah..Saya rasa Gandalf yang menggunakan kata2 kayak kotoran gitu,Theravada biasa2 saja dan stay cool..sudahlah jangan bersifat "posesif" berlebihan..Kita kan hanya diskusi saja..

[...]
Yang berwarna merah itu, maksudnya apa?

Harus diingat, memang semua bebas mengungkapkan pendapat, tetapi bukan berarti bebas menghina. 


mungkin maksud ricky, kayak kotoran itu bukan perkataan gandalf yang kotor tapi contoh perkataan gandalf yang mengenai kotoran sapi, disambung gitu seperti menghina perkataan gandalf ya =))

salah pengertian, makanya melihat tulisan itu dicermati dulu lihat maksudnya =))

Selain pembaca, penulis juga perlu memperhatikan tanda baca dan tata bahasa yang baik agar tidak memberikan kalimat ambigu. Hal tersebut saya singgung karena ada laporan ke moderator, yang berarti ada pembaca yang mengartikan tulisan tersebut sebagai penghinaan.

Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Riky_dave on 20 March 2010, 11:40:07 AM
Quote
Anda bilang tidak relevan padahal Yahudi, Nasrani dan Is1am berasal dari keturunan Abraham, menggunakan Kitab Taurat yang sama. Perhatikan apa yang anda tulis.
Bro kain,yang tidak relevan itu sumbernya..yaitu TUHAN,apakah Islam,kr****n,dll sumber TUHAN adalah 1?Islam mengatakan bahwa tiada tuhan selain ALLAH...bagaimana menurut anda?relevan tidak?
sumbernya telah berbeda,mereka mengakui TUHAN,tetapi mereka mengakui TUHAN mereka masing2,,ISLAM mengakui MUHAMMAD NABI,sedangkan kr****n mengakui ,dan mereka membawa "pesan" yang berbeda..itu letak yang ingin saya sampaikan..

Sedangkan dalam Mahayana dan Theravada sumbernya 1 yaitu Buddha Gotama,kecuali anda mengasumsikannya lain..

Quote
Itu sih bukan memberikan info, tetapi ditambah penilaian pribadi bahwa "Sakyamuni" adalah pernyataan merendahkan. Sekali lagi perhatikan apa yang telah anda tulis.
OK.. :)

Anumodana _/\_
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Riky_dave on 20 March 2010, 11:41:41 AM
Quote
Selain pembaca, penulis juga perlu memperhatikan tanda baca dan tata bahasa yang baik agar tidak memberikan kalimat ambigu. Hal tersebut saya singgung karena ada laporan ke moderator, yang berarti ada pembaca yang mengartikan tulisan tersebut sebagai penghinaan.

ckckckck..tenang saja..toh beberapa hari lagi saya sudah jarang aktif disini.. :)

Anumodana _/\_
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Hendra Susanto on 20 March 2010, 11:50:43 AM
hebatnya forum ini...dari dulu hingga sekarang...baru menulis menurut pendapat saya,sudah kena brp 3 point,hehe,,kalau pun anda semua brp saya hingga minus,saya tidak terpengaruh olehnya... :)

"kalau anda hanya ingin mendengarkan yang menyenangkan saja,jangan membaca tulisan saya..karena tulisan saya mengandung,unsur yang menyenangkan dan tidak menyenangkan..."[nanti hanya menambah DOSA saja.. :)]

_/\_

hebatnya lagi dari dulu yang disalahin, forumnya muluk... padahal sich padahal... :))
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Riky_dave on 20 March 2010, 11:53:08 AM
hebatnya forum ini...dari dulu hingga sekarang...baru menulis menurut pendapat saya,sudah kena brp 3 point,hehe,,kalau pun anda semua brp saya hingga minus,saya tidak terpengaruh olehnya... :)

"kalau anda hanya ingin mendengarkan yang menyenangkan saja,jangan membaca tulisan saya..karena tulisan saya mengandung,unsur yang menyenangkan dan tidak menyenangkan..."[nanti hanya menambah DOSA saja.. :)]

_/\_

hebatnya lagi dari dulu yang disalahin, forumnya muluk... padahal sich padahal... :))

adakah saya mengatakan forumnya yang salah?sebab brp adalah orang yang membrp,terlepas dari suka tidak suka dengan pernyataan saya...itu saja.. :)

lagipula saya tidak peduli koq.. :)

forum buddhisme bukan DC saja..

Anumodana _/\_
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: CHANGE on 20 March 2010, 11:53:38 AM
Menurut kesimpulan dari sudut pandang saya saja :

Tidak ada manfaat dhamma/dharma yang dapat saya petik dari diskusi ini !

:) maka tinggalkan lah jika tidak bermanfaat,masih banyak orang lain yang mau membaca,bukan anda saja.. :)

_/\_

Memang benar pandangan anda, dan yang menjadi perhatian saya  adalah Sikap dan Perilaku yang "KATANYA" bahwa yang ajaran paling hebat adalah Buddha Dhamma. Inilah kontradiksinya. Sehingga tidak ada manfaat dari kontradiksi tersebut untuk dipetik. Bagi saya, semua orang di sekeliling saya adalah guru, termasuk anda. 

Nah,kalau anda tahu,mengapa anda "mempermasalahkannya" lagi?kalau bagi anda,ada kontradiksi,dan kontradiksi itu tidak membawa manfaat bagi anda,ya tinggalkan aja..make it simple aja.. :)

kata Alm.Gusdur,"Gitu aja koq repot"

_/\_

Saya tidak mempermasalahkan, saya posting untuk semuanya, anda yang pertama kali menjawab. Inilah permasalahannya. Selalu mengangap diri sendiri tidak bermasalah, dan selalu menyalahkan orang orang lain bermasalah.

catatan :

Pada saat menpelajari Buddha Dharma/Dhamma, saya tidak mempermasalahkan 3 mahzab besar walaupun punya kecenderungan ke salah satunya. Tetapi tidak menutup bathin untuk belajar yang lainnya. Saya tidak menemukan Ajaran yang membuat saya menjadi FANATIK ( Ekstrimis ) sejauh yang saya ketahui dan baca.



Maaf OOT sebentar,

Bro Riky, dapatkah anda memberitahu saya, yang mana tulisan saya merupakan "pembunuhan karakter " ?

 _/\_
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Riky_dave on 20 March 2010, 11:54:40 AM
Quote
Maaf OOT sebentar,

Bro Riky, dapatkah anda memberitahu saya, yang mana tulisan saya merupakan "pembunuhan karakter " ?
Saya tidak mempermasalahkan, saya posting untuk semuanya, anda yang pertama kali menjawab. Inilah permasalahannya. Selalu mengangap diri sendiri tidak bermasalah, dan selalu menyalahkan orang orang lain bermasalah.

catatan :

Pada saat menpelajari Buddha Dharma/Dhamma, saya tidak mempermasalahkan 3 mahzab besar walaupun punya kecenderungan ke salah satunya. Tetapi tidak menutup bathin untuk belajar yang lainnya. Saya tidak menemukan Ajaran yang membuat saya menjadi FANATIK ( Ekstrimis ) sejauh yang saya ketahui dan baca.


Anumodana _/\_
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Hendra Susanto on 20 March 2010, 11:57:13 AM
hebatnya forum ini...dari dulu hingga sekarang...baru menulis menurut pendapat saya,sudah kena brp 3 point,hehe,,kalau pun anda semua brp saya hingga minus,saya tidak terpengaruh olehnya... :)

"kalau anda hanya ingin mendengarkan yang menyenangkan saja,jangan membaca tulisan saya..karena tulisan saya mengandung,unsur yang menyenangkan dan tidak menyenangkan..."[nanti hanya menambah DOSA saja.. :)]

_/\_

hebatnya lagi dari dulu yang disalahin, forumnya muluk... padahal sich padahal... :))

adakah saya mengatakan forumnya yang salah?sebab brp adalah orang yang membrp,terlepas dari suka tidak suka dengan pernyataan saya...itu saja.. :)

lagipula saya tidak peduli koq.. :)

forum buddhisme bukan DC saja..

Anumodana _/\_

u r tricky boy  great!! :jempol:
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Indra on 20 March 2010, 11:58:30 AM
u r tricky boy  great!! :jempol:

orang medan bung!
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: K.K. on 20 March 2010, 12:01:07 PM
Bro kain,yang tidak relevan itu sumbernya..yaitu TUHAN,apakah Islam,kr****n,dll sumber TUHAN adalah 1?Islam mengatakan bahwa tiada tuhan selain ALLAH...bagaimana menurut anda?relevan tidak?
sumbernya telah berbeda,mereka mengakui TUHAN,tetapi mereka mengakui TUHAN mereka masing2,,ISLAM mengakui MUHAMMAD NABI,sedangkan kr****n mengakui ,dan mereka membawa "pesan" yang berbeda..itu letak yang ingin saya sampaikan..

Sedangkan dalam Mahayana dan Theravada sumbernya 1 yaitu Buddha Gotama,kecuali anda mengasumsikannya lain..
Semoga ini OOT yang terakhir.
Yahudi, Nasrani & Is1am: Asalnya dari Allah, sama-sama menerima Taurat Musa dan Mazmur Daud. Setelah beberapa generasi, muncul Yesus dengan Injil, tapi Yahudi tidak menerima. Maka pecahlah antara Yahudi dan Nasrani yang menerima Yesus. Selang beberapa generasi lagi, muncul Mohammad. Yahudi dan Nasrani tidak mengakui, maka pecah lagi dan muncul Is1am yang menerima Al-Qur'an dan Mohammad.
Apakah bisa dibilang sumbernya (Allah) adalah berbeda?
Sejauh penciptaan Adam oleh Allah, penurunan Taurat dan Mazmur, datangnya Mesias, sumbernya adalah sama bagi ketiga kepercayaan. Kemudian karena perbedaan interpretasi dari kitab tersebut, muncul 3 agama yang kita kenal sekarang.

Demikian juga ada batasan di mana awalnya semua Umat Buddha itu sama, namun setelah perbedaan interpretasi, maka lambat-laun timbullah Theravada dan Mahayana. Sebagaimana menggunakan Alkitab untuk menilai Is1am, demikian juga penggunaan Kitab Theravada untuk menilai Mahayana.
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Riky_dave on 20 March 2010, 12:05:31 PM
Ok,yang terakhir pertanyaan saya,"TuhanNya sama atau berbeda"?

dan anda hendak mengatakan bahwa sutra tersebut hanya salah "tafsir" atau ditafsir berbeda2 dan semua tafsiran adalah betul adanya?

saya tidak menangkap apa yang hendak anda sampaikan..

Jika kr****n ,Islam berdasarkan 1 sumber yang sama,maka tidak ada namanya 2 nabi yang mendapatkan wahyu,yang 1 mati di paku,yang 1 lagi hilang entah kemana..jelas nabi mereka berbeda,,..jadi nabi Mahayana siapa?nabi Theravada siapa?

dan lagi apakah ajaran Islam dan kr****n sama?Ajaran Semua Buddha adalah SAMA..

kalau masih belum nemu titik temu,mari buka thread baru di discus board..

Anumodana _/\_
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: K.K. on 20 March 2010, 12:13:25 PM
Ok,yang terakhir pertanyaan saya,"TuhanNya sama atau berbeda"?

dan anda hendak mengatakan bahwa sutra tersebut hanya salah "tafsir" atau ditafsir berbeda2 dan semua tafsiran adalah betul adanya?

saya tidak menangkap apa yang hendak anda sampaikan..

Jika kr****n ,Islam berdasarkan 1 sumber yang sama,maka tidak ada namanya 2 nabi yang mendapatkan wahyu,yang 1 mati di paku,yang 1 lagi hilang entah kemana..jelas nabi mereka berbeda,,..jadi nabi Mahayana siapa?nabi Theravada siapa?

dan lagi apakah ajaran Islam dan kr****n sama?Ajaran Semua Buddha adalah SAMA..

kalau masih belum nemu titik temu,mari buka thread baru di discus board..

Anumodana _/\_
OK, saya tidak akan menjawab di sini. Kalau mau bahas, mungkin bisa buka baru di "Diskusi Umum".

Berikutnya, perihal apa pun selain dari isi Maha Karunacitta Dharani Sutra tentang pernikahan harmonis & bulu bebek, harap dilanjutkan di tempat lain.
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Riky_dave on 20 March 2010, 12:14:44 PM
Silakan buat judulnya di Diskusi Umum,nanti saya akan check disana..tetapi harus konsistensi tentang point yang ingin kita "diskusikan",,,relevan atau tidak.. :)
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: CHANGE on 20 March 2010, 12:50:09 PM
Menurut kesimpulan dari sudut pandang saya saja :

Tidak ada manfaat dhamma/dharma yang dapat saya petik dari diskusi ini !

:) maka tinggalkan lah jika tidak bermanfaat,masih banyak orang lain yang mau membaca,bukan anda saja.. :)

_/\_

Memang benar pandangan anda, dan yang menjadi perhatian saya  adalah Sikap dan Perilaku yang "KATANYA" bahwa yang ajaran paling hebat adalah Buddha Dhamma. Inilah kontradiksinya. Sehingga tidak ada manfaat dari kontradiksi tersebut untuk dipetik. Bagi saya, semua orang di sekeliling saya adalah guru, termasuk anda. 

Nah,kalau anda tahu,mengapa anda "mempermasalahkannya" lagi?kalau bagi anda,ada kontradiksi,dan kontradiksi itu tidak membawa manfaat bagi anda,ya tinggalkan aja..make it simple aja.. :)

kata Alm.Gusdur,"Gitu aja koq repot"

_/\_

Saya tidak mempermasalahkan, saya posting untuk semuanya, anda yang pertama kali menjawab. Inilah permasalahannya. Selalu mengangap diri sendiri tidak bermasalah, dan selalu menyalahkan orang orang lain bermasalah.

catatan :

Pada saat menpelajari Buddha Dharma/Dhamma, saya tidak mempermasalahkan 3 mahzab besar walaupun punya kecenderungan ke salah satunya. Tetapi tidak menutup bathin untuk belajar yang lainnya. Saya tidak menemukan Ajaran yang membuat saya menjadi FANATIK ( Ekstrimis ) sejauh yang saya ketahui dan baca.



Minta maaf, OOT yang terakhir.

Sejujurnya sangat kebingungan jika alur ini dikatakan sebagai "pembunuhan karakter". Ya, bagaimanapun setiap orang menpunyai sudut pandang masing-masing. Agar tidak berlanjut lebih jauh, mengapa tulisan saya demikian, karena yang ingin disampaikan adalalah :

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 50,51,52, 53 dan 152 berikut :

Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh orang lain. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh diri sendiri.

Bagaikan sekuntum bunga yang indah tetapi tidak berbau harum; demikian pula akan tidak bermanfaat kata-kata mutiara yang diucapkan oleh orang yang tidak melaksanakannya.

Bagaikan sekuntum bunga yang indah serta berbau harum; demikian pula sungguh bermanfaat kata-kata mutiara yang diucapkan oleh orang yang melaksanakannya.

Bila orang bodoh dapat menyadari kebodohannya, maka ia dapat dikatakan bijaksana; tetapi orang bodoh yang menganggap dirinya bijaksana, sesungguhnya dialah yang disebut orang bodoh.

Orang yang tidak mau belajar akan menjadi tua seperti sapi; dagingnya bertambah tetapi kebijaksanaannya tidak berkembang.


saya harap dhammapada ini jangan disalahartikan.
Anumodana
 _/\_
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Riky_dave on 20 March 2010, 01:00:51 PM
Syair 50 (IV:6. Kisah Pertapa Paveyya)

Seorang wanita kaya berasal dari Savatthi telah mengangkat Paveyya, seorang pertapa, sebagai seorang anak dan memenuhi semua kebutuhannya. Ketika dia mendengar tetangganya memuji Sang Buddha, dia sangat berharap dapat mengundang Beliau ke rumahnya untuk menerima dana makanan. Maka, Sang Buddha diundang ke rumah wanita kaya tersebut dan makanan terpilih telah disiapkan.

Ketika Sang Buddha sedang menyampaikan anumodana, Paveyya, yang berada di ruang sebelah, menjadi sangat murka. Dia menyalahkan dan mengutuk wanita tersebut karena menghormati Sang Buddha. Wanita tersebut mendengar kutukan serta teriakannya, menjadi sangat malu sehingga dia tidak dapat berkonsentrasi terhadap apa yang disampaikan oleh Sang Buddha. Sang Buddha berkata kepada wanita itu agar tidak usah memperhatikan kutukan-kutukan dan perlakuan tersebut, tetapi perhatikan saja perbuatan baik dan perbuatan buruk yang dilakukan oleh dirinya sendiri.

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 50 berikut :

Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh orang lain. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh diri sendiri.

Wanita kaya tersebut mencapai tingkat kesucian sotapatti setelah khotbah Dhamma itu berakhir.

menurut saya mengutip dhammapada bukan hanya mengutip kata yang terletak pada "syair"nya saja,tetapi cerita dibalik syair tersebut juga..Yang saya boldkan diatas,,saya menangkap bahwa Buddha ingin menyampaikan pesan kepada wanita tersebut,agar tidak terpengaruh oleh kutukan2 yang tidak jelas itu,ditambahkan pada bagian akhir "perhatikanlah kebaikan dan keburukan diri sendiri.."

ini tidak relevan kalau anda "hendak" mengajari saya untuk memperhatikan kesalahan saya sendiri,ini mah namanya dalih pembenaran...

Syair 51-52 (IV:7. Kisah Chattapani, Seorang Umat Awam)

Seorang umat awam bernama Chattapani yang merupakan seorang anagami tinggal di Savatthi. Pada satu kesempatan, Chattapani menghadap Sang Buddha di Vihara Jetavana, mendengarkan khotbah Dhamma dengan penuh hormat dan penuh perhatian.

Ketika itu Raja Pasenadi juga sedang mengunjungi Sang Buddha. Chattapani tidak berdiri sebab dia berpikir bahwa berdiri berarti dia memberikan hormat kepada raja bukan kepada Sang Buddha. Raja menganggap hal ini adalah suatu penghinaan dan melanggar peraturan. Sang Buddha mengetahui pemikiran Raja Pasenadi; maka Beliau memuji Chattapani, yang sangat baik dalam Dhamma dan juga telah mencapai tingkat kesucian anagami.

Mendengar hal ini, Raja Pasenadi sangat terpesona dan memberikan penghormatan kepada Chattapani.

Pada pertemuan berikutnya, raja bertemu dengan Chattapani dan berkata, "Anda sangat pandai; dapatkah anda datang ke istana dan memberikan pelajaran Dhamma kepada kedua orang istriku ?" Chattapani menolak tetapi beliau menyarankan untuk meminta izin kepada Sang Buddha agar menugaskan seorang bhikkhu untuk memberikan pelajaran Dhamma. Raja menghampiri Sang Buddha dan menceritakan maksudnya. Sang Buddha memerintahkan Ananda untuk memberikan pelajaran Dhamma secara teratur kepada Ratu Mallika dan Ratu Vasabhakhattiya di istana.

Setelah beberapa waktu, Sang Buddha bertanya kepada Ananda tentang kemajuan dari kedua orang ratu tersebut. Ananda menjawab bahwa Ratu Mallika mendengarkan Dhamma dengan sungguh-sungguh, sedangkan Vasabhakhatiya tidak sungguh-sungguh belajar Dhamma. Mendengar ini Sang Buddha berkata bahwa Dhamma akan memberikan manfaat bagi seseorang yang mempelajarinya dengan sungguh-sungguh, penuh hormat, dan penuh perhatian serta rajin mempraktekkan apa yang telah dipelajari.

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 51 dan 52 berikut :

Bagaikan sekuntum bunga yang indah tetapi tidak berbau harum; demikian pula akan tidak bermanfaat kata-kata mutiara yang diucapkan oleh orang yang tidak melaksanakannya.

Bagaikan sekuntum bunga yang indah serta berbau harum; demikian pula sungguh bermanfaat kata-kata mutiara yang diucapkan oleh orang yang melaksanakannya.

Syair 63 (V:4. Kisah Dua Orang Pencopet)

Suatu ketika dua orang pencopet bersama-sama dengan sekelompok umat awam pergi ke Vihara Jetavana. Di sana Sang Buddha sedang memberikan khotbah. Satu di antara mereka mendengarkan dengan penuh perhatian dan mencapai tingkat kesucian sotapatti.

Tetapi pencopet satunya lagi tidak memperhatikan khotbah yang disampaikan karena ia hanya berpikir untuk mencuri sesuatu. Ia mengatur cara untuk mengambil sejumlah uang dari salah seorang umat.

Setelah khotbah berakhir mereka pulang dan memasak makan siangnya di rumah pencopet kedua, pencopet yang sudah mengatur cara untuk mengambil sejumlah uang tersebut. Istri dari pencopet kedua mencela pencopet pertama: "Kamu sangat tidak bijaksana, mengapa kamu tidak mempunyai sesuatu untuk dimasak di rumahmu."

Mendengar pernyataan tersebut, pencopet pertama berpikir,"Orang ini sangat bodoh, dia berpikir bahwa dia menjadi sangat bijaksana." Kemudian bersama-sama dengan keluarganya, ia menghadap Sang Buddha dan menceritakan apa yang telah terjadi pada dirinya.

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 63 berikut :

Bila orang bodoh dapat menyadari kebodohannya, maka ia dapat dikatakan bijaksana; tetapi orang bodoh yang menganggap dirinya bijaksana, sesungguhnya dialah yang disebut orang bodoh.

Semua keluarga pencopet pertama tersebut mencapai tingkat kesucian sotapatti setelah khotbah Dhamma itu berakhir.

saya tidak tahu apakah Dhammapada syair ke 152 lebih tepat ditujukan kepada siapa.. :)

yang aneh anda mengquote tulisan saja dan menjelaskan soal Dhammapada ini..

saya hendak menyampaikan Dhammapada juga sebagai berikut :

Sang Buddha kemudian membabarkan syair 60 dengan menggabungkan kedua pernyataan di atas seperti berikut ini :

Malam terasa panjang bagi orang yang berjaga, satu yojana terasa jauh bagi orang yang lelah; sungguh panjang siklus kehidupan bagi orang bodoh yang tak mengenal Ajaran Benar.


Anumodana _/\_
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: ryu on 20 March 2010, 02:20:19 PM
[...]
Ini hanya berupa pandangan saya belaka,silakan bukankah semua orang bebas berpandangan disini?atau kebebasan disini telah dibatasi?

saya menulis berdasarkan fakta yang ada,kecuali saya menulis sesuka hati saya dan mengucapkan kata2 kotor atau menghina secara "pribadi" dan lain-lain semacam itu..tetapi saya rasa konteks pernyataan saya masih sesuai atau masih dalam "ranah" diskusi ini..

Dimana TS bertanya,maka saya mengomentarinya..

Jikalau memang ada kesalahan,saya membutuhkan "bimbingan" anda,untuk menujukkan atau mengklarifikasikan pernyataan saya yang salah..Saya rasa Gandalf yang menggunakan kata2 kayak kotoran gitu,Theravada biasa2 saja dan stay cool..sudahlah jangan bersifat "posesif" berlebihan..Kita kan hanya diskusi saja..

[...]
Yang berwarna merah itu, maksudnya apa?

Harus diingat, memang semua bebas mengungkapkan pendapat, tetapi bukan berarti bebas menghina. 


mungkin maksud ricky, kayak kotoran itu bukan perkataan gandalf yang kotor tapi contoh perkataan gandalf yang mengenai kotoran sapi, disambung gitu seperti menghina perkataan gandalf ya =))

salah pengertian, makanya melihat tulisan itu dicermati dulu lihat maksudnya =))

Selain pembaca, penulis juga perlu memperhatikan tanda baca dan tata bahasa yang baik agar tidak memberikan kalimat ambigu. Hal tersebut saya singgung karena ada laporan ke moderator, yang berarti ada pembaca yang mengartikan tulisan tersebut sebagai penghinaan.


iya saya juga lihat, dan bingung masalah apa yang mengakibatkan pelaporan itu, mungkin karena saya mengikuti alur debat disini jadi mengerti yang di katakan ricky, dan bingung masalah pelaporan itu mengenai apa, sudah clear ya :)
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: K.K. on 20 March 2010, 02:24:03 PM
iya saya juga lihat, dan bingung masalah apa yang mengakibatkan pelaporan itu, mungkin karena saya mengikuti alur debat disini jadi mengerti yang di katakan ricky, dan bingung masalah pelaporan itu mengenai apa, sudah clear ya :)
Buat saya sudah clear. Untuk pelapor saya harap juga begitu.
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Forte on 20 March 2010, 02:29:09 PM
 [at]  all. sori OOT bentar

saya rasa ada satu sisi kelemahan penganut Buddhisme, maka yang suka berkata : ah. objek itu netral. Pandanglah segala sesuatu itu secara netral. Di sini terkesan wah.. orang tersebut "Buddhist banget"
Namun ketika seseorang tersebut mengeluarkan statement2 kasar / tidak menyenangkan, hendaknya dia lebih bercermin pada diri sendiri, apakah dia sendiri sudah baik dalam menjalankan sila / belum ? Jika belum, tidak perlu mengatakan objek itu netral, dll karena menjalankan sila aja belum sempurna.. Dan tidak perlu menggunakan statement "objek itu netral" untuk menutupi ketidakmampuan menjalankan sila dengan baik.

Tanyakan kepada diri sendiri :
- Apakah saya bisa merasa netral jika saya dihina ?
- Apakah saya bisa merasa netral jika saya diperlakukan dengan tidak layak ?

Jika hal2 tersebut di atas masih belum bisa diwujudkan, stop statement sok buddhist tersebut dan berlakulah normal, karena kita masih berada di dalam lingkungan normal dan belum mencapai tahap kesucian tertentu.
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: kusalaputto on 20 March 2010, 02:31:18 PM
[at]  all. sori OOT bentar

saya rasa ada satu sisi kelemahan penganut Buddhisme, maka yang suka berkata : ah. objek itu netral. Pandanglah segala sesuatu itu secara netral. Di sini terkesan wah.. orang tersebut "Buddhist banget"
Namun ketika seseorang tersebut mengeluarkan statement2 kasar / tidak menyenangkan, hendaknya dia lebih bercermin pada diri sendiri, apakah dia sendiri sudah baik dalam menjalankan sila / belum ? Jika belum, tidak perlu mengatakan objek itu netral, dll karena menjalankan sila aja belum sempurna.. Dan tidak perlu menggunakan statement "objek itu netral" untuk menutupi ketidakmampuan menjalankan sila dengan baik.

Tanyakan kepada diri sendiri :
- Apakah saya bisa merasa netral jika saya dihina ?
- Apakah saya bisa merasa netral jika saya diperlakukan dengan tidak layak ?

Jika hal2 tersebut di atas masih belum bisa diwujudkan, stop statement sok buddhist tersebut dan berlakulah normal, karena kita masih berada di dalam lingkungan normal dan belum mencapai tahap kesucian tertentu.
masih lom bisa netral saya ujur ajah n emosi klo ada yg melecehkan apa lagi agamma. pasti ldm g berkobar kobar :)) :))
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: naviscope on 20 March 2010, 02:32:31 PM
[at]  all. sori OOT bentar

saya rasa ada satu sisi kelemahan penganut Buddhisme, maka yang suka berkata : ah. objek itu netral. Pandanglah segala sesuatu itu secara netral. Di sini terkesan wah.. orang tersebut "Buddhist banget"
Namun ketika seseorang tersebut mengeluarkan statement2 kasar / tidak menyenangkan, hendaknya dia lebih bercermin pada diri sendiri, apakah dia sendiri sudah baik dalam menjalankan sila / belum ? Jika belum, tidak perlu mengatakan objek itu netral, dll karena menjalankan sila aja belum sempurna.. Dan tidak perlu menggunakan statement "objek itu netral" untuk menutupi ketidakmampuan menjalankan sila dengan baik.

Tanyakan kepada diri sendiri :
- Apakah saya bisa merasa netral jika saya dihina ?
- Apakah saya bisa merasa netral jika saya diperlakukan dengan tidak layak ?

Jika hal2 tersebut di atas masih belum bisa diwujudkan, stop statement sok buddhist tersebut dan berlakulah normal, karena kita masih berada di dalam lingkungan normal dan belum mencapai tahap kesucian tertentu.
object itu netral  ^-^

sebaiknya kita keluar dari lingkaran "BENAR" atau "SALAH"
tapi melihat sesuatu itu sebagaimana adanya  :whistle:

_/\_
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Forte on 20 March 2010, 02:36:01 PM
yup.. sama .. saya sendiri juga masih belum bisa netral.. dan saya rasa banyak member di sini juga masih belum netral.. Jadi sikapilah hal ini sebagai keinginan wajar manusia bahwa masih ingin dihormati, dihargai, dll

Intinya, jika misal kita melanggar batas etika.. MINTA MAAF AJA. Katanya Buddhist, katanya gak ada aku.. katanya semua anicca.. tapi MINTA MAAF aja REPOT
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: kusalaputto on 20 March 2010, 02:41:06 PM
yup.. sama .. saya sendiri juga masih belum bisa netral.. dan saya rasa banyak member di sini juga masih belum netral.. Jadi sikapilah hal ini sebagai keinginan wajar manusia bahwa masih ingin dihormati, dihargai, dll

Intinya, jika misal kita melanggar batas etika.. MINTA MAAF AJA. Katanya Buddhist, katanya gak ada aku.. katanya semua anicca.. tapi MINTA MAAF aja REPOT

luar biasa kata2 orang yg udah post lebih dari 11000 :)) :)) :))
hayo2 minta maaf deh yang ngerasa salah sebelum di banned
numpang ngejunk :)) :))
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Kelana on 20 March 2010, 02:48:11 PM
Saya sendiri menjadi heran kenapa sub forum STUDI SUTRA/ SUTTA menjadi Studi keyakinan?
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: ryu on 20 March 2010, 02:48:52 PM
EHMM!!!! :backtotopic:
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Indra on 20 March 2010, 02:50:36 PM
Saya sendiri menjadi heran kenapa sub forum STUDI SUTRA/ SUTTA menjadi Studi keyakinan?

singkat dan to the point. tanya kenapa....?
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: K.K. on 20 March 2010, 03:20:46 PM
Saya sendiri menjadi heran kenapa sub forum STUDI SUTRA/ SUTTA menjadi Studi keyakinan?

singkat dan to the point. tanya kenapa....?

Memangnya sejak kapan Studi Sutta/Sutra mengesampingkan keyakinan? Sementara Sutta/Sutra itu berasal dari Buddha atau bukan saja berlandaskan pada keyakinan masing-masing.

Kadang kaum intelektual Buddhis suka menganggap dirinya lebih superior karena pengetahuan logis yang dimiliki dan terkesan merendahkan orang lain yang berlandaskan pada keyakinan. Terlepas dari apa yang saya ketahui secara intelektual, saya pernah menyaksikan penggunaan sutta/sutra secara nyata dalam hal metafisika yang tidak bisa dijelaskan oleh kalangan intelektual Buddhis (kecuali tentu saja sekadar: "itu kekuatan bathin" atau spekulasi-spekulasi lain).

Melihat hal tersebut, saya pikir tidak ada salahnya menyertakan keyakinan dalam taraf tertentu dalam studi sutta/sutra karena toh intelektual saja tidak menjelaskan segalanya.

Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Indra on 20 March 2010, 03:24:46 PM
Saya sendiri menjadi heran kenapa sub forum STUDI SUTRA/ SUTTA menjadi Studi keyakinan?

singkat dan to the point. tanya kenapa....?

Memangnya sejak kapan Studi Sutta/Sutra mengesampingkan keyakinan? Sementara Sutta/Sutra itu berasal dari Buddha atau bukan saja berlandaskan pada keyakinan masing-masing.

Kadang kaum intelektual Buddhis suka menganggap dirinya lebih superior karena pengetahuan logis yang dimiliki dan terkesan merendahkan orang lain yang berlandaskan pada keyakinan. Terlepas dari apa yang saya ketahui secara intelektual, saya pernah menyaksikan penggunaan sutta/sutra secara nyata dalam hal metafisika yang tidak bisa dijelaskan oleh kalangan intelektual Buddhis (kecuali tentu saja sekadar: "itu kekuatan bathin" atau spekulasi-spekulasi lain).

Melihat hal tersebut, saya pikir tidak ada salahnya menyertakan keyakinan dalam taraf tertentu dalam studi sutta/sutra karena toh intelektual saja tidak menjelaskan segalanya.



saya setuju juga dengan ini, namun bukan berarti bahwa keyakinan boleh mengesampingkan kekritisan. idealnya kedua aspek ini bisa seimbang, tidak perlu meniadakan aspek kritis dengan alasan keyakinan, dan sebaliknya
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: hatRed on 20 March 2010, 06:04:02 PM
Mau tanya ulang
Ada yg tau sejarah / asal usul / riwayat sutta tersebut?
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: kullatiro on 20 March 2010, 06:38:13 PM
duh kenapa semua jadi oot begini sih lihat lah sebagaimana adanya maka kita akan mendapat manfaatnya.

ayo siapa yang bisa bercerita tentang "tiga helai kumis macan".
dengan melakukan pembandingan ini secara alami kalian akan mengerti bahwa cara yang di gunakan bulu pantat bebek ini  tidak beda jauh dengan cerita "tiga helai kumis macan" dan tentunya cara "kissa gotami" pula

ini namanya studi sutta bukan berdebat di luar hal ini balik topik yahh.
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: The Ronald on 20 March 2010, 06:54:19 PM
hmm.. keknya org yg baca Maha Karuna Dharani, entah ke bulu bebek, ato bulu apa saja, sebanyak 1008 kali, pasti termasuk org sabar..., yah gak heran klo hubnya ama pasangnnya bakal lebih damai...
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: K.K. on 20 March 2010, 07:21:34 PM
saya setuju juga dengan ini, namun bukan berarti bahwa keyakinan boleh mengesampingkan kekritisan. idealnya kedua aspek ini bisa seimbang, tidak perlu meniadakan aspek kritis dengan alasan keyakinan, dan sebaliknya
Ya, tentu saja harus seimbang maka saya bilang dalam taraf tertentu (tidak sampai tidak rasional). Kalau bahas logika "tok" yah jadi diskusi sains. Bahas keyakinan "tok" yah jadi diskusi mistis. Bahas keduanya diimbangi dengan kebijaksanaan, mungkin itu yang namanya studi sutta/sutra.

Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: K.K. on 20 March 2010, 07:22:13 PM
hmm.. keknya org yg baca Maha Karuna Dharani, entah ke bulu bebek, ato bulu apa saja, sebanyak 1008 kali, pasti termasuk org sabar..., yah gak heran klo hubnya ama pasangnnya bakal lebih damai...

Tapi di sini dikatakan orang lain yang membacakan, lalu bulu bebeknya dikasih ke pasangan, jadi "latihan kesabaran" bukan dilakukan oleh si pasangan.
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: The Ronald on 20 March 2010, 07:28:10 PM
hmm.. keknya org yg baca Maha Karuna Dharani, entah ke bulu bebek, ato bulu apa saja, sebanyak 1008 kali, pasti termasuk org sabar..., yah gak heran klo hubnya ama pasangnnya bakal lebih damai...

Tapi di sini dikatakan orang lain yang membacakan, lalu bulu bebeknya dikasih ke pasangan, jadi "latihan kesabaran" bukan dilakukan oleh si pasangan.
oh iya yah.. org lain yg bacakan dan suami istrinya tinggal terima jadi... wah klo gitu aku ga tau maksudnya apa...
tinggal di pakai bulu nya.. apa yg terjadi jika salah 1  bulunya hilang?
atau...
bulunya di kasih ke anaknya.. dan anaknya menempelkan bulu 1 nya ke cewe yg dia sukai...
bisa di jadikan seperti pelet kah?
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: kullatiro on 20 March 2010, 07:29:53 PM
jadi apa telan mentah mentah sutta tersebut gitu maksudnya? bukan kah buddha ada mengatakan tidak boleh percaya begitu saja apa yang di tulis di kitab atau dikatakan seorang Buddha tapi buktikan dulu (maksudnya di kaji kebenaran nya) jelas kita tahu dalam cerita "tiga helai kumis macan" Cara Buddha membimbing dengan merasakan sendiri atau mengalami sendiri hingga bisa memperoleh tiga helai kumis macan tersebut dan itu tentunya membantu sang perumah tangga sendiri dengan kekuatan nya sendiri bukan hal magis atau pemberian JIMAT oleh sang Buddha. 
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: kullatiro on 20 March 2010, 08:03:57 PM
cerita tiga helai kumis macan (lupa judul aslinya)

ceritanya ada perumah tangga yang mempunyai problem rumah tangga dengan suaminya, teman nya menasihati dia untuk pergi ke pertapa gotama untuk meminta nasihat atau pertolongan.

maka datang lah wanita ini ke pertapa gotama sesudah menceritakan kesulitan nya pada sang bagava.
sang bagava mengatakan akan mengabulkan keinginan nya bila wanita tersebut bisa mempersembahkan tiga helai kumis macan yang diperoleh melalui usahanya sendiri.

maka girang lah wanita tersebut dan pulang lah dia kerumah nya, keesokan hari nya dia membuat rencana dan pergi ke keluar kota dimana ada gua macan. mulai lah dia mendekati macan tersebut dengan caranya sampai iya bisa mengelus macan itu dengan tenang dan tidak di lukai/makan oleh macan tersebut sedikit demi sedikit akhirnya dia bisa mencabut bulu kumis macan satu persatu tanpa di lukai sang macan. setelah berhasil memperoleh tiga helai bulu kumis sang macan itu bersiap siap lah di pergi ke sang bagava untuk menagih janji sang bagava.

ketika bertemu dengan sang Bagava di persembahkan lah tiga helai kumis sang macan ini kehadapan sang Bagava, dan sang Bagava berkata bila sang perumah tangga itu bisa menjinakan sang macan yang buas apa yang tidak dapat di buat sang perumah tangga untuk menjinakan sang suami nya.

maka sadarlah sang perumah tangga tersebut bahwa sebenarnya dia mampu ngatasi kesulitan nya sendiri dengan daya upaya nya sendiri.
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: The Ronald on 21 March 2010, 12:17:37 AM
cerita tiga helai kumis macan (lupa judul aslinya)

ceritanya ada perumah tangga yang mempunyai problem rumah tangga dengan suaminya, teman nya menasihati dia untuk pergi ke pertapa gotama untuk meminta nasihat atau pertolongan.

maka datang lah wanita ini ke pertapa gotama sesudah menceritakan kesulitan nya pada sang bagava.
sang bagava mengatakan akan mengabulkan keinginan nya bila wanita tersebut bisa mempersembahkan tiga helai kumis macan yang diperoleh melalui usahanya sendiri.

maka girang lah wanita tersebut dan pulang lah dia kerumah nya, keesokan hari nya dia membuat rencana dan pergi ke keluar kota dimana ada gua macan. mulai lah dia mendekati macan tersebut dengan caranya sampai iya bisa mengelus macan itu dengan tenang dan tidak di lukai/makan oleh macan tersebut sedikit demi sedikit akhirnya dia bisa mencabut bulu kumis macan satu persatu tanpa di lukai sang macan. setelah berhasil memperoleh tiga helai bulu kumis sang macan itu bersiap siap lah di pergi ke sang bagava untuk menagih janji sang bagava.

ketika bertemu dengan sang Bagava di persembahkan lah tiga helai kumis sang macan ini kehadapan sang Bagava, dan sang Bagava berkata bila sang perumah tangga itu bisa menjinakan sang macan yang buas apa yang tidak dapat di buat sang perumah tangga untuk menjinakan sang suami nya.

maka sadarlah sang perumah tangga tersebut bahwa sebenarnya dia mampu ngatasi kesulitan nya sendiri dengan daya upaya nya sendiri.
klo yg ini nyambung... artinya langsung bisa saya mengerti...

klo yg baca org lain, terus suami istri... tinggal terima enaknya..ini yg agak rancu...
harusnya, salah satu membaca sampe 1008 kali, nah jika bisa sabar membacanya, kenapa gak bisa sabar dalam menghadai rumah tangga..
bayangkan yg satu sabar baca seharian, yg satu .. harus bersabar..tunggu pasanganya selesai baca baru bisa di ganggu

apa ada kesalahan terjemahan??
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: ryu on 21 March 2010, 07:19:07 AM
begini saja, bagi yang mempercayai sutta ini ya silahkan saja, bagi yang tidak mempercayai ya sudah biarkan saja, ini masalah kepercayaan antar aliran tidak bisa di ganggu gugat, misalkan sutta ini palsu pun memangnya mau diapakan? memangnya ini urusan kaum Theravada? sebaiknya mengurus diri sendiri saja untuk mencapai tujuan masing2 yang dipercaya ;D

Kisah Upananda Sakyaputta Thera
 
 
 DHAMMAPADA XII, 2
 

        Upananda adalah seorang pengkhotbah yang sangat pandai. Ia memberikan pelajaran kepada orang lain untuk tidak tamak, dan hanya memiliki sedikit keinginan. Ia pun berbicara dengan fasih tentang manfaat kepuasan, kehematan dan praktek hidup sederhana. Akan tetapi ia tidak pernah mempraktekkan apa yang diajarkannya kepada orang lain. Ia mengambil untuk dirinya sendiri seluruh jubah dan keperluan-keperluan lain yang diberikan oleh umat.

        Suatu ketika Upananda pergi ke sebuah vihara desa sesaat sebelum tiba masa vassa. Beberapa bhikkhu muda terkesan oleh kepandaiannya memberi khotbah, dan meminta kepadanya untuk bervassa di vihara mereka. Ia menanyakan kepada mereka berapa jubah biasanya yang diterima setiap bhikkhu sebagai dana pada saat akhir masa vassa di vihara mereka. Mereka mengatakan bahwa mereka biasanya menerima satu jubah untuk tiap bhikkhu. Maka ia tidak jadi menetap di vihara tersebut, tetapi ia meninggalkan sandalnya di vihara tersebut.

        Pada vihara berikutnya, ia mengetahui bahwa para bhikkhu menerima dua jubah untuk masing-masing bhikkhu sebagai dana akhir pada masa vassa. Di sana ia meninggalkan tongkatnya. Pada vihara berikutnya, para bhikkhu menerima tiga jubah masing-masing bhikkhu sebagai dana pada akhir masa vassa, di sana ia meninggalkan botol airnya. Akhirnya, di vihara di mana masing-masing bhikkhu menerima empat jubah, ia memutuskan untuk tinggal selama masa vassa.

        Pada akhir masa vassa, ia menuntut bagian jubahnya di vihara-vihara di mana ia meninggalkan barang-barang pribadinya. Kemudian dia mengumpulkan semua barang-barangnya dalam sebuah kereta dan kembali ke vihara lamanya. Dalam perjalanan ia bertemu dua bhikkhu muda yang sedang berdebat perihal pembagian dua buah jubah dan sebuah selimut dari beludru yang ada pada mereka. Karena mereka tidak memperoleh kesepakatan bersama, mereka bertanya kepada Upananda bagaimana pemecahan masalah itu. Upananda memberi mereka masing-masing sebuah jubah dan ia mengambil selimut beludru yang berharga sebagai penggantinya.

        Dua bhikkhu muda tersebut merasa tidak puas dengan keputusan tersebut tetapi mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Dengan perasaan tidak puas dan murung, mereka menemui Sang Buddha dan memberitahukan kejadian tersebut.

        Kepada mereka, Sang Buddha berkata: "Seseorang yang mengajar orang lain, seharusnya mengajar dirinya sendiri terlebih dahulu dan berkelakuan sebagaimana yang ia ajarkan".

        Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 158 berikut:

Hendaknya orang terlebih dahulu mengembangkan diri sendiri dalam hal-hal yang patut, dan selanjutnya melatih orang lain. Orang bijaksana yang berbuat demikian tak akan dicela.

        Dua bhikkhu muda tersebut mencapai tingkat kesucian sotapatti setelah khotbah Dhamma itu berakhir.***



Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Edward on 21 March 2010, 08:16:53 AM
Dear all,

Dalam Mahayana memang ada Sutra2 yang sifatnya memberi manfaat secara duniawi.  Kekuatan yang bersifat metafisik itu ada bukan tidak ada. 
Dharma diajarkan dengan memberi manfaat kepada siapa pun yang merasa cocok, sehingga ada yang bersifat lokiya, ada yang bersifat lokuttara, ada yg bersifat Neyartha ada yg bersifat Nitharta, ada yang bersifat  paramartha, ada yang bersifat samvrti.  Semua ditujukan tergantung pada makhluk yang berbeda-beda karakternya.
Dan satu hal lagi, kaidah penafsiran sutra mahayana tidaklah sekedar dilihat secara tersurat, apalagi secara sepotong-sepotong. Sutra-sutra itu seperti sebuah jaringan yang saling terkait satu sama lain, sehingga tidak selalu dilihat secara satu sisi saja.  Dalam konteks Mahayana , sutra seperti sebuah jejaring (net).
 
Saya tidak ingin mendebatkan isi sutra ini. Tapi mohon diingat
Sekotor apapun pandangan saudara2 terhadap sebuah sutra, adalah tidak baik bersikap  menyindir (dgn cara yg sangat halus ) atau mentertawakannya.   
 oleh karena itu mohon kendalikan batin masing2. karena akan merugikan diri sendiri , dan tidak membawa pada kemajuan. Kita sama2 merasa diri sebagai siswa Buddha, maka minimal mari berusaha bersikap seperti yang dipuji oleh para ariya.
 
 _/\_
 



Seingat saya, dalam Tripitaka memank terbagi menjadi beberapa segmen dan bagian. Bahkan ada sutra yang bukan berasal dari ucapan Sakyamuni Buddha sendiri, tetapi "disetarakan" kualitas-nya dengan sutra, seperti sutra altar oleh Hui Neng.
Dalam topik ini, termasuk dalam  bagian manakah sutra ini?

NB: Dlm tradisi penamaan China,  Sang Buddha Gotama biasa umum dipanggil Sakyamuni Buddha (Se Cia Mu Ni Fo), karena merujuk pada Buddha yang berasal dari suku Sakya.Tidak ada merendahkan dalam hal ini.
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: naviscope on 21 March 2010, 09:05:25 AM
begini saja, bagi yang mempercayai sutta ini ya silahkan saja, bagi yang tidak mempercayai ya sudah biarkan saja, ini masalah kepercayaan antar aliran tidak bisa di ganggu gugat, misalkan sutta ini palsu pun memangnya mau diapakan? memangnya ini urusan kaum Theravada? sebaiknya mengurus diri sendiri saja untuk mencapai tujuan masing2 yang dipercaya ;D


setuju bgtssss.....

om ryuana siti hum =))
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: truth lover on 21 March 2010, 10:44:43 AM
Quote
Hendaknya orang terlebih dahulu mengembangkan diri sendiri dalam hal-hal yang patut, dan selanjutnya melatih orang lain. Orang bijaksana yang berbuat demikian tak akan dicela.

Wayoh, mas Ryu sapa yang sudah mengembangkan hal-hal patut dan sudah bijaksana? jadi gimana dong, kalau kita tidak memenuhi kriteria itu lebih baik kita diam semua?

bukankah kita cuma kutip kata-kata Sang Buddha? kalau kata Sang Buddha di buku satu bertentangan dengan kata Sang Buddha di buku yang lain apakah kita salah?

Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: K.K. on 21 March 2010, 01:27:34 PM
jadi apa telan mentah mentah sutta tersebut gitu maksudnya? bukan kah buddha ada mengatakan tidak boleh percaya begitu saja apa yang di tulis di kitab atau dikatakan seorang Buddha tapi buktikan dulu (maksudnya di kaji kebenaran nya) jelas kita tahu dalam cerita "tiga helai kumis macan" Cara Buddha membimbing dengan merasakan sendiri atau mengalami sendiri hingga bisa memperoleh tiga helai kumis macan tersebut dan itu tentunya membantu sang perumah tangga sendiri dengan kekuatan nya sendiri bukan hal magis atau pemberian JIMAT oleh sang Buddha.
Jelas bukan telan mentah-mentah. Tapi yang namanya "diselidiki" juga bukan cuma dengan referensi lain, dengan modal logika dan tebak-tebakan saja, lantas mengatakan itu sutra ngaco, itu seperti pelet, itu rendah, dan lain-lain. Cobalah diselidiki dulu mengapa bulu belakang bebek, mengapa bebek Mandarin, mengapa 1008x, dan lain-lain. Kalau bisa coba dulu diselidiki di lapangan, observasi terhadap orang-orang yang mempraktekkan, benarkah berhasil, berapa persenkah yang berhasil, apa saja faktor yang mempengaruhinya. Kalau telah menyelidiki begitu jauh dan memiliki data yang cukup, maka kesimpulannya lebih kredibel.

Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Riky_dave on 21 March 2010, 01:31:52 PM
[at]  all. sori OOT bentar

saya rasa ada satu sisi kelemahan penganut Buddhisme, maka yang suka berkata : ah. objek itu netral. Pandanglah segala sesuatu itu secara netral. Di sini terkesan wah.. orang tersebut "Buddhist banget"
Namun ketika seseorang tersebut mengeluarkan statement2 kasar / tidak menyenangkan, hendaknya dia lebih bercermin pada diri sendiri, apakah dia sendiri sudah baik dalam menjalankan sila / belum ? Jika belum, tidak perlu mengatakan objek itu netral, dll karena menjalankan sila aja belum sempurna.. Dan tidak perlu menggunakan statement "objek itu netral" untuk menutupi ketidakmampuan menjalankan sila dengan baik.

Tanyakan kepada diri sendiri :
- Apakah saya bisa merasa netral jika saya dihina ?
- Apakah saya bisa merasa netral jika saya diperlakukan dengan tidak layak ?

Jika hal2 tersebut di atas masih belum bisa diwujudkan, stop statement sok buddhist tersebut dan berlakulah normal, karena kita masih berada di dalam lingkungan normal dan belum mencapai tahap kesucian tertentu.

Pertama gini ya bro Forte,saya minta maaf jikalau kata-kata saya dianggap kasar,clear?

Saya heran ,apakah orang yang meminta maaf = dianggap salah?apakah semua pernyataan saya salah,hanya karena pikiran[saya ingin bilang bahwa salah 1 kelemahan besar dari umat Buddhisme,merengek bagaikan bayi ketika EGO nya terserang,bukannya bercermin apakah pernyataan saya atau benar,langsung menjudge seluruh "isi" pernyataan saya sebagai kesalahan,hanya berdasarkan kata2 permukaannya,saya mau bertanya bukankah umat Mahayana sering berkata bahwa Sutranya mengandung banyak kalimat tersurat dan tersirat?berati dengan kata lain Umat Mahayana jago didalam logika membaca "makna" dibalik suatu kalimat kan?nah dengan begitu mereka tidak sekedar membaca "kata2" permukaan saja kan?jadi saya ingin bertanya adakah yang salah dengan "isi" perkataan saya atau makna dibalik perkataan saya?...] member disini menganggapnya sebagai suatu penghinaan?siapa yang merasa terhina sekarang ini?apakah dengan "paksaan" dan "tekanan" untuk mengatakan "maaf" itu sangat penting yang notabene hanya untuk kepuasaan ego beberapa kalangan member disini yang secara[pecundang] melaporkan postingan saya?

saya bukan type orang yang keras kepala,saya bukan type orang yang "au ban/gk mau ngalah",kalau kita berdiskusi alangkah baiknya masing2 mengemukan pendapatnya,diterima atau tidak terima,ya adem2 saja...masa sampai harus pakai "acara pelaporan" segala?[tapi sudah lah OOT,fine saya terima,ini merupakan kebijakan forum,dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung..Saran saya perbaiki sistem forum ini yang kadang terlalu kekanak2an dalam melihat tulisan seseorang...]

dimana letak kebebasan berbicaranya?[dalam arti saya tidak asal bicara kan?]

Sang Buddha membabarkan syair 3 dan 4 berikut ini :

"Ia menghina saya, ia memukul saya, ia mengalahkan saya, ia merampas milik saya." Selama seseorang masih menyimpan pikiran-pikiran seperti itu, maka kebencian tak akan pernah berakhir.

"Ia menghina saya, ia memukul saya, ia mengalahkan saya, ia merampas milik saya." Jika seseorang sudah tidak lagi menyimpan pikiran-pikiran seperti itu, maka kebencian akan berakhir.

Anumodana _/\_
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Riky_dave on 21 March 2010, 01:35:28 PM
yup.. sama .. saya sendiri juga masih belum bisa netral.. dan saya rasa banyak member di sini juga masih belum netral.. Jadi sikapilah hal ini sebagai keinginan wajar manusia bahwa masih ingin dihormati, dihargai, dll

Intinya, jika misal kita melanggar batas etika.. MINTA MAAF AJA. Katanya Buddhist, katanya gak ada aku.. katanya semua anicca.. tapi MINTA MAAF aja REPOT


berati kalau batasan anda begitu,kalau orang tidak mau minta maaf,tinggal posting balik pernyataan anda yang ini :

Quote
[at]  all. sori OOT bentar

saya rasa ada satu sisi kelemahan penganut Buddhisme, maka yang suka berkata : ah. objek itu netral. Pandanglah segala sesuatu itu secara netral. Di sini terkesan wah.. orang tersebut "Buddhist banget"
Namun ketika seseorang tersebut mengeluarkan statement2 kasar / tidak menyenangkan, hendaknya dia lebih bercermin pada diri sendiri, apakah dia sendiri sudah baik dalam menjalankan sila / belum ? Jika belum, tidak perlu mengatakan objek itu netral, dll karena menjalankan sila aja belum sempurna.. Dan tidak perlu menggunakan statement "objek itu netral" untuk menutupi ketidakmampuan menjalankan sila dengan baik.

Tanyakan kepada diri sendiri :
- Apakah saya bisa merasa netral jika saya dihina ?
- Apakah saya bisa merasa netral jika saya diperlakukan dengan tidak layak ?

Jika hal2 tersebut di atas masih belum bisa diwujudkan, stop statement sok buddhist tersebut dan berlakulah normal, karena kita masih berada di dalam lingkungan normal dan belum mencapai tahap kesucian tertentu.

Karena saya juga tidak bisa melakukan soal ANICCA,karena saya dan anda belum mencapai tahap kesucian tertentu..terutama saya,kalau anda saya tidak tahu deh.. :)

Anumodana _/\_
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Riky_dave on 21 March 2010, 01:38:06 PM
saya setuju juga dengan ini, namun bukan berarti bahwa keyakinan boleh mengesampingkan kekritisan. idealnya kedua aspek ini bisa seimbang, tidak perlu meniadakan aspek kritis dengan alasan keyakinan, dan sebaliknya
Ya, tentu saja harus seimbang maka saya bilang dalam taraf tertentu (tidak sampai tidak rasional). Kalau bahas logika "tok" yah jadi diskusi sains. Bahas keyakinan "tok" yah jadi diskusi mistis. Bahas keduanya diimbangi dengan kebijaksanaan, mungkin itu yang namanya studi sutta/sutra.



Keseimbangan hanya milik penembus kesucian,,,..saya mau bertanya,"Darimana kita tahu kita berbicara aspek kekritisan dan aspek keyakinan?setuju tidak kalau saya bilang aspek keyakinan muncul dari kekritisan?[Kalama Sutta]"

Anumodana _/\_
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: ryu on 21 March 2010, 02:56:54 PM
Quote
Hendaknya orang terlebih dahulu mengembangkan diri sendiri dalam hal-hal yang patut, dan selanjutnya melatih orang lain. Orang bijaksana yang berbuat demikian tak akan dicela.

Wayoh, mas Ryu sapa yang sudah mengembangkan hal-hal patut dan sudah bijaksana? jadi gimana dong, kalau kita tidak memenuhi kriteria itu lebih baik kita diam semua?

bukankah kita cuma kutip kata-kata Sang Buddha? kalau kata Sang Buddha di buku satu bertentangan dengan kata Sang Buddha di buku yang lain apakah kita salah?


kalau yang sudah mengembangkan kebijaksanaan pastinya tidak akan terlibat dalam pertentangan dunia ;D
Buddha tidak pernah memaksakan ajarannya kepada siapapun, maka kitapun sebaiknya bisa bertindak seperti itu, apabila setelah diselidiki dengan seksama ajaran itu tidak sesuai bagi kita dan tidak bermanfaat maka tinggalkan saja, apabila ada yang merasa ajaran itu bermanfaat baginya ya silahkan saja, apakah kita harus memaksakan kepercayaan kita pada orang yang tidak sependapat? yang patut di maknai adalah perkataan Buddha seperti ini :
Mereka yang menganggap tercela terhadap apa yang sebenarnya tidak tercela, dan menganggap tidak tercela terhadap apa yang sebenarnya tercela; maka orang yang menganut pandangan salah seperti itu akan masuk ke alam sengsara.

Mereka yang mengetahui apa yang tercela sebagai tercela, dan apa yang tidak tercela sebagai tercela; maka orang yang menganut pandangan benar seperti itu akan masuk ke alam bahagia.

maka kembangkanlah pandangan benar ;D
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: truth lover on 22 March 2010, 04:12:40 PM
Quote
Hendaknya orang terlebih dahulu mengembangkan diri sendiri dalam hal-hal yang patut, dan selanjutnya melatih orang lain. Orang bijaksana yang berbuat demikian tak akan dicela.

Wayoh, mas Ryu sapa yang sudah mengembangkan hal-hal patut dan sudah bijaksana? jadi gimana dong, kalau kita tidak memenuhi kriteria itu lebih baik kita diam semua?

bukankah kita cuma kutip kata-kata Sang Buddha? kalau kata Sang Buddha di buku satu bertentangan dengan kata Sang Buddha di buku yang lain apakah kita salah?


kalau yang sudah mengembangkan kebijaksanaan pastinya tidak akan terlibat dalam pertentangan dunia ;D
Buddha tidak pernah memaksakan ajarannya kepada siapapun, maka kitapun sebaiknya bisa bertindak seperti itu, apabila setelah diselidiki dengan seksama ajaran itu tidak sesuai bagi kita dan tidak bermanfaat maka tinggalkan saja, apabila ada yang merasa ajaran itu bermanfaat baginya ya silahkan saja, apakah kita harus memaksakan kepercayaan kita pada orang yang tidak sependapat? yang patut di maknai adalah perkataan Buddha seperti ini :
Mereka yang menganggap tercela terhadap apa yang sebenarnya tidak tercela, dan menganggap tidak tercela terhadap apa yang sebenarnya tercela; maka orang yang menganut pandangan salah seperti itu akan masuk ke alam sengsara.

Mereka yang mengetahui apa yang tercela sebagai tercela, dan apa yang tidak tercela sebagai tercela; maka orang yang menganut pandangan benar seperti itu akan masuk ke alam bahagia.
maka kembangkanlah pandangan benar ;D

Setuju mas, berpandangan salah akan terlahir di alam-alam sengsara, memperpanjang penderitaan dalam siklus samsara.

Berpandangan benar akan terlahir dialam-alam bahagia
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: dilbert on 22 March 2010, 05:36:26 PM
Quote
Hendaknya orang terlebih dahulu mengembangkan diri sendiri dalam hal-hal yang patut, dan selanjutnya melatih orang lain. Orang bijaksana yang berbuat demikian tak akan dicela.

Wayoh, mas Ryu sapa yang sudah mengembangkan hal-hal patut dan sudah bijaksana? jadi gimana dong, kalau kita tidak memenuhi kriteria itu lebih baik kita diam semua?

bukankah kita cuma kutip kata-kata Sang Buddha? kalau kata Sang Buddha di buku satu bertentangan dengan kata Sang Buddha di buku yang lain apakah kita salah?

Kalau boleh di quote, apakah ada sutta di dalam PALI KANON yang bertentangan satu sama lain ?? Tentunya yang tidak perlu penafsiran sampai jelimet jelimet...
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: dilbert on 22 March 2010, 05:57:07 PM
Quote
Hendaknya orang terlebih dahulu mengembangkan diri sendiri dalam hal-hal yang patut, dan selanjutnya melatih orang lain. Orang bijaksana yang berbuat demikian tak akan dicela.

Wayoh, mas Ryu sapa yang sudah mengembangkan hal-hal patut dan sudah bijaksana? jadi gimana dong, kalau kita tidak memenuhi kriteria itu lebih baik kita diam semua?

bukankah kita cuma kutip kata-kata Sang Buddha? kalau kata Sang Buddha di buku satu bertentangan dengan kata Sang Buddha di buku yang lain apakah kita salah?


kalau yang sudah mengembangkan kebijaksanaan pastinya tidak akan terlibat dalam pertentangan dunia ;D
Buddha tidak pernah memaksakan ajarannya kepada siapapun, maka kitapun sebaiknya bisa bertindak seperti itu, apabila setelah diselidiki dengan seksama ajaran itu tidak sesuai bagi kita dan tidak bermanfaat maka tinggalkan saja, apabila ada yang merasa ajaran itu bermanfaat baginya ya silahkan saja, apakah kita harus memaksakan kepercayaan kita pada orang yang tidak sependapat? yang patut di maknai adalah perkataan Buddha seperti ini :
Mereka yang menganggap tercela terhadap apa yang sebenarnya tidak tercela, dan menganggap tidak tercela terhadap apa yang sebenarnya tercela; maka orang yang menganut pandangan salah seperti itu akan masuk ke alam sengsara.

Mereka yang mengetahui apa yang tercela sebagai tercela, dan apa yang tidak tercela sebagai tercela; maka orang yang menganut pandangan benar seperti itu akan masuk ke alam bahagia.

maka kembangkanlah pandangan benar ;D

Yang di atas kata elo RYU...

ini kata BUDDHA (yang dikutip) hehehehe...

Aku tdk mengajar utk menjadikanmu sbg muridku,
Aku tdk tertarik utk membuatmu menjadi murid-ku,
Aku tdk tertarik utk memutuskan hubunganmu dgn gurumu yg lama,
Aku bahkan tdk tertarik mengubah tujuanmu,
Karena setiap org ingin lepas dr penderitaan,
Cobalah apa yg telah kutemukan ini, dan nilailah oleh dirimu sendiri,
jika... itu baik bagimu,terimalah..
jika tidak,janganlah engkau terima.

(Buddha Gautama,Sutta Udumbara)
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: truth lover on 22 March 2010, 07:40:03 PM
Quote
Hendaknya orang terlebih dahulu mengembangkan diri sendiri dalam hal-hal yang patut, dan selanjutnya melatih orang lain. Orang bijaksana yang berbuat demikian tak akan dicela.

Wayoh, mas Ryu sapa yang sudah mengembangkan hal-hal patut dan sudah bijaksana? jadi gimana dong, kalau kita tidak memenuhi kriteria itu lebih baik kita diam semua?

bukankah kita cuma kutip kata-kata Sang Buddha? kalau kata Sang Buddha di buku satu bertentangan dengan kata Sang Buddha di buku yang lain apakah kita salah?

Kalau boleh di quote, apakah ada sutta di dalam PALI KANON yang bertentangan satu sama lain ?? Tentunya yang tidak perlu penafsiran sampai jelimet jelimet...

Wayoh lain maksudnya nih mas Dilbert,
kata Sang Buddha dalam buku Tipitaka, Arahat sudah final.
kata Sang Buddha dalam buku saddharma pundarika sutra, Arahat hanya persinggahan sementara belum final.   ;D
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: marcedes on 23 March 2010, 08:48:24 AM
DARI PADA RIBUT-RIBUT...MARI KITA COBA MOTTO BUDDHISME   E  H   I   P  A   S   I    K   O  :))

kalau begitu mari kita uji coba....
nanti saya mau coba ah bulu bebek nya...
tunggu hasilnya yah...
nanti saya post disini,kita bahas sama-sama.

dalam rangka melakukan ehipasiko pada ajaran buddha.....saya rencanakan memberikan 3 pasangan sebagai eksperimen....^^


======-=======================
mengenai fasilitas brp/grp waktu bro ricky singgung....
sebenarnya saya sudah pernah menyampaikan pendapat mengenai fasilitas itu....kadang kita menyinggung secara tidak sengaja melalui tulisan kita yg cenderung tidak se jalan dengan keyakinan orang lain....maka tentu pasti lah kemungkinan dapat brp itu lebih tinggi...

hal ini justru mempertebal dosa ataupun moha juga...jadi setidak nya forum ini bisa bukan sekedar fasilitas, melainkan juga sistem yg mengajarkan kita mengikis LDM tebal...hauhauhahua

saya juga dulu begitu, tidak setuju dengan beberapa kitab mahayana yg menjanjikan berbagai hal...bahkan sampai orang yg tinggal d jambudipa "tidak tua tidak mati bebas dari penyakit" ( artinya manusia )
jadi tidak heran dapat brp........

btw, mengapa motto "talk less do more" saya dipakai-pakai yah...wkwkwkwkwkwk
 _/\_
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Forte on 23 March 2010, 09:21:12 AM
[at]  all. sori OOT bentar

saya rasa ada satu sisi kelemahan penganut Buddhisme, maka yang suka berkata : ah. objek itu netral. Pandanglah segala sesuatu itu secara netral. Di sini terkesan wah.. orang tersebut "Buddhist banget"
Namun ketika seseorang tersebut mengeluarkan statement2 kasar / tidak menyenangkan, hendaknya dia lebih bercermin pada diri sendiri, apakah dia sendiri sudah baik dalam menjalankan sila / belum ? Jika belum, tidak perlu mengatakan objek itu netral, dll karena menjalankan sila aja belum sempurna.. Dan tidak perlu menggunakan statement "objek itu netral" untuk menutupi ketidakmampuan menjalankan sila dengan baik.

Tanyakan kepada diri sendiri :
- Apakah saya bisa merasa netral jika saya dihina ?
- Apakah saya bisa merasa netral jika saya diperlakukan dengan tidak layak ?

Jika hal2 tersebut di atas masih belum bisa diwujudkan, stop statement sok buddhist tersebut dan berlakulah normal, karena kita masih berada di dalam lingkungan normal dan belum mencapai tahap kesucian tertentu.

Pertama gini ya bro Forte,saya minta maaf jikalau kata-kata saya dianggap kasar,clear?

Saya heran ,apakah orang yang meminta maaf = dianggap salah?apakah semua pernyataan saya salah,hanya karena pikiran[saya ingin bilang bahwa salah 1 kelemahan besar dari umat Buddhisme,merengek bagaikan bayi ketika EGO nya terserang,bukannya bercermin apakah pernyataan saya atau benar,langsung menjudge seluruh "isi" pernyataan saya sebagai kesalahan,hanya berdasarkan kata2 permukaannya,saya mau bertanya bukankah umat Mahayana sering berkata bahwa Sutranya mengandung banyak kalimat tersurat dan tersirat?berati dengan kata lain Umat Mahayana jago didalam logika membaca "makna" dibalik suatu kalimat kan?nah dengan begitu mereka tidak sekedar membaca "kata2" permukaan saja kan?jadi saya ingin bertanya adakah yang salah dengan "isi" perkataan saya atau makna dibalik perkataan saya?...] member disini menganggapnya sebagai suatu penghinaan?siapa yang merasa terhina sekarang ini?apakah dengan "paksaan" dan "tekanan" untuk mengatakan "maaf" itu sangat penting yang notabene hanya untuk kepuasaan ego beberapa kalangan member disini yang secara[pecundang] melaporkan postingan saya?

saya bukan type orang yang keras kepala,saya bukan type orang yang "au ban/gk mau ngalah",kalau kita berdiskusi alangkah baiknya masing2 mengemukan pendapatnya,diterima atau tidak terima,ya adem2 saja...masa sampai harus pakai "acara pelaporan" segala?[tapi sudah lah OOT,fine saya terima,ini merupakan kebijakan forum,dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung..Saran saya perbaiki sistem forum ini yang kadang terlalu kekanak2an dalam melihat tulisan seseorang...]

dimana letak kebebasan berbicaranya?[dalam arti saya tidak asal bicara kan?]

Sang Buddha membabarkan syair 3 dan 4 berikut ini :

"Ia menghina saya, ia memukul saya, ia mengalahkan saya, ia merampas milik saya." Selama seseorang masih menyimpan pikiran-pikiran seperti itu, maka kebencian tak akan pernah berakhir.

"Ia menghina saya, ia memukul saya, ia mengalahkan saya, ia merampas milik saya." Jika seseorang sudah tidak lagi menyimpan pikiran-pikiran seperti itu, maka kebencian akan berakhir.

Anumodana _/\_
minta maaf tidak perlu kepada saya.. tapi kepada pihak mahayana. di thread sebelah saya pun sudah menganjurkannya.. tapi ada buktinya ? TIDAK ADA.. katanya mau mengalah.

Dhammapada itu pun cuma isapan teori Anda.. Anda kemarin saja saya jebak dengan kata2 kasar langsung terpancing.. Dan mengatakan PERSONAL ATTACK.. Jadi tidak perlu mengumbar syair Dhammapada toh Anda juga belum bisa melaksanakannya. Dan lucunya seseorang yang merasa dirinya terkena PERSONAL ATTACK.. tapi dengan SENANG HATI meng-ATTACK pihak mahayana ?
Baru dikatakan BODOH dll saja sudah terpancing emosi. Namun sutra orang lain seenak jidat dikatakan KONYOL.. emang u sudah pelajari mahayana dengan BAIK ? Gak tahu sok tahu.. Belajar dulu baru berargumen di sini.

gak percaya ? baca tulisan Anda sendiri di bawah ini.. yang dibold.. Saya sengaja COPAS.. biar Anda tidak bisa mengelak lagi.

Dari awal saya sudah menasehati Anda dari step yang sopan, ampe step seperti ini.. Jadikan ini pelajaran buat Anda agar bisa berdiskusi dengan SOPAN DAN BERETIKA.

DAN SEKARANG.. BUKTIKAN UCAPAN ANDA yang katanya TIDAK ADA AKU, MAU MENGALAH.. MINTA MAAF LAH KEPADA PIHAK MAHAYANA..

Quote from: Riky Dave
Itu yang di bold,agak aneh kalo di zaman sang buddha sudah ada rupang bodhisatva avalokitesvara. Coba aja baca sutra itu, di sana dinyatakan jelas "membaca sutra di hadapan rupang bodhisatva avalokitesvara". bagaimana mungkin di zaman sang Buddha (2500 tahn lalu) sudah ada patung. bukankah di zaman itu belum ada simbol buddhis apapun, apalagi sampai orang india membuat patung bertema figur relijius. gak usah patung avalokitesvara deh, patung buddha gotama ada gak? kayaknya seh gak pernah ada tuh di sutta maupun sutra...[atau jangan-jangan sutra Mahayana lebih pinter berimajinasi dan berkreasi??hihihi..]

patung sang buddha pertama kali dipopulerkan oleh orang yunani, ketika agama buddha menyebar sampai ke yunani. orang yunani ini ahli dalam membuat patung, salah satu tema patung karya orag yunani yg paling terkenal adala patung wanita telanjang dan patung dewa-dewi mereka. kemudian patung kepala buddha gotama juga terkenal di dunia sebagai karya orang yunani. dari karya orang yunani inilah makanya banyak pengikut buddha pun menggunakan objek patung di kemudian hari. dan JELAS PATUNG TIDAK PERNAH DIPAKAI DI ZAMAN BUDDHA GOTAMA MASIH HIDUP. ini satu fakta yg kuat. [bisa ditelurusi lewat Mr.Google :)]

jadi kesimpulannya SUTRA ITU HOAX atau memang SUTRA MAHAYANA ITU ADALAH SUTRA YANG DIBIKIN BELAKANGAN OLEH OKNUM2 TERTENTU. kalau masih dilakukan pembenaran, berarti dasar mereka itu "tidak mau mengalah" semua, MOHA.

konyol sekali di saat sang buddha menekunkan kehidupan melepaskan segala bentuk duniawi, BELIAU MALAH MENYURUH BHIKSU UNTUK MEMBACA MANTRA DI DEPAN PATUNG AVALOKITESVARA. bukankah di dalam kisah mahayana katanya avalokitesvara pun ada di zaman itu. berarti avalokitesvara itu bisa ditemui oleh orang2. kalo begitu, ngapain baca mantra di depan patung nya. mendingan juga datang dan ketemu langsung dengan avalokitesvara. ini SUTRA YANG SANGAT KONYOL.

dalam SUTTA THERAVADA, sang buddha  menyatakan bahwa kita sebaiknya menghindari mata pencahrarian yang tidak benar. mata pencahian yg tidak benar ini contohnya PENIPUAN, PENUJUMAN, PRAKTIK LINTAH DARAT, dll..[salah 1 dari 8 Jalan Mulia,mata pencaharian benar]

nah terus juga ada sutta [Digha Nikaya] di mana sang buddha menyatakan bahwa di saat petapa-petapa lain bermata pencaharian dengan meramal, menjadi makcomblang, menghitung astronomi, menjadi penengah suami-istri, memberikan jimat2, dll... kita tidak melakukan itu. "kita" yang dimaksud sang buddha adalah PARA BHIKKHU. jadi sang buddha dan para bhikkhu yang benar itu bermata pencaharian yang benar. apa yang benar itu? yang benar yah pindapata dan menerima undangan makan dari perumah tangga. asalkan perumah tangga itu setidaknya bukan orang yang mencapai tataran kesucian (sotapanna - arahat).

adi maksudnya, di zaman sang buddha, ada banyak petapa aliran lain yang dapat makan / bermata pencaharian dengan cara  meramal, menjadi makcomblang, menghitung astronomi, menjadi penengah suami-istri, memberikan jimat2, dll. NAH HAL HAL SEPERTI INI JUSTRU "DIIZINKAN" DALAM MAHAYANA. makanya secara theravada, bhiksu mahayana itu KACAU!

dan satu lagi...
dalam mahayana, sering dipakai istilah "BUddha sakyamuni". sakkyamuni ini berasal dari kata "sakya" dan "muni". "sakya" adalah nama suku siddhatha gotama. kalau "muni" itu nama gelar terhormat, seperti "MASTER" atau "guru". dalam pemahaman kita, "SAKYAMUNI" itu pengertiannya RENDAH SEKALI. SAKYAMUNI = GURU TERHORMAT DARI SUKU SAKYA

coba pahami itu! sangat rendah. sama aja seperti BATAKMUNI, JAWAMUNI, SUNDAMUNI. padahal buddha gotama itu guru seluruh alam semesta. panggilan SAKYAMUNI ini hanya terkenal dari kaum brahmana. kaum brahmana di zaman sang buddha itu sering manggil buddha gotama dengan panggilan "PETAPA GOITAMA" atau "SAKYAMUNI". karena dengan panggilan itu, para brahmana merasa tidak lebih rendah dari buddha gotama. sebab panggilan "BUDDHA" itu benar2 mulia, jadi para brahmana itu tidak mau memanggil buddha gotama dengan panggilan "BUDDHA".

istilah "SAKYAMUNI" itu adalah istilah yang dipakai oleh orang luar. orang luar itu tentu saja para brahmana dan umat awam dari sekte lain. para bhikkhu maupun umat awam yang sudah berlindung pada buddha gotama, PASTI AKAN MEMANGGIL BELIAU DENGAN SEBUTAN "SANG BUDDHA", "SANG BHAGAVA". TIDAK PERNAH ADA UMAT BUDDHA DI ZAMAN DULU YANG MANGGIL BUDDHA GOTAMA DENGAN SEBUTAN "BUDDHA SAKYAMUNI". panggilan sakyamuni benar2 mencirikan panggilan orang dari pihak  luar...[yang EGO nya masih sangat KUAT]

dan menurut suatu referensi,  istilah "SAKYAMUNI" pun lahir dari bahasa sansekerta. bahasanya para kaum elit, golongan brahmana, bahasanya para petapa aliran lain (sebab di zaman dulu, semua petapa merasa dirinya lebih tinggi dari umat awam. makanya mereka menggunakan bahasa mereka yang lebih elit, yaitu bahasa sansekerta. selain itu, bahasa sansekerta / petapa lain selalu mengucapkan mantra-mantra karena mereka percaya bahwa bahasa sansekerta itu "bahasa suci", jadi pelafalan mantra pasti akan manjur).

beda sekali dengan buddha gotama yang tidak memakai mantra atau embel embel apapun[bisa dilihat dari Anggutara Nikaya bahwa "Bukan dengan doa atau sumpah,..."]. buddha gotama mengucapkan paritta yang isinya hanya mendorong orang lain untuk mempraktikkan apa yang diucapkan dalam parita itu. coba aja teliti semua paritta theravada. semua yang diucapkan di paritta adalah hal hal yang harus dipraktikkan. ini sama seperti pembacaan tekad. paritta sering kali manjur karena diucapkan atas dasar kebenaran, kekuatan dari perkataan benar akan mendukung kebenaran untuk muncul.

misalnya paritta angulimala: "...dulu saya telah banyak membunuh makhluk hidup. dengan pernyataan kebenaran ini, semoga anda dapat melahirkan dengan selamat".[Saccakiriya Gatha]
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: K.K. on 23 March 2010, 09:29:23 AM
DARI PADA RIBUT-RIBUT...MARI KITA COBA MOTTO BUDDHISME   E  H   I   P  A   S   I    K   O  :))

kalau begitu mari kita uji coba....
nanti saya mau coba ah bulu bebek nya...
tunggu hasilnya yah...
nanti saya post disini,kita bahas sama-sama.

dalam rangka melakukan ehipasiko pada ajaran buddha.....saya rencanakan memberikan 3 pasangan sebagai eksperimen....^^


======-=======================
mengenai fasilitas brp/grp waktu bro ricky singgung....
sebenarnya saya sudah pernah menyampaikan pendapat mengenai fasilitas itu....kadang kita menyinggung secara tidak sengaja melalui tulisan kita yg cenderung tidak se jalan dengan keyakinan orang lain....maka tentu pasti lah kemungkinan dapat brp itu lebih tinggi...

hal ini justru mempertebal dosa ataupun moha juga...jadi setidak nya forum ini bisa bukan sekedar fasilitas, melainkan juga sistem yg mengajarkan kita mengikis LDM tebal...hauhauhahua

saya juga dulu begitu, tidak setuju dengan beberapa kitab mahayana yg menjanjikan berbagai hal...bahkan sampai orang yg tinggal d jambudipa "tidak tua tidak mati bebas dari penyakit" ( artinya manusia )
jadi tidak heran dapat brp........

btw, mengapa motto "talk less do more" saya dipakai-pakai yah...wkwkwkwkwkwk
 _/\_

Mungkin Bro marcedes posting dulu rencana metode prakteknya, jadi kalau ada tambahan dari teman-teman, bisa di-update tanpa perlu mengulang prosesnya. Kata Bro chingik, Sutra itu juga seperti jaring yang terkait satu sama lain, jadi bisa minta info sutra apa saja yang diperlukan untuk praktek tersebut. Nanti hasilnya baru kita bahas di sini.

Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Riky_dave on 23 March 2010, 10:03:34 AM
Sori OOT...aduh2..dimana2 saya terus dipertanyakan "kapasitas" saya berbicara...oke deh..saya akan klarifikasi yang berhubungan dengan hal2 yang dipertanyakan oleh MOD kita yang terhormat si Forte...

sabar saya buka kembali topic Demokrasi..silakan berkunjung disana...

[saya harap anda tidak menggunakan kekuasaan anda sebagai MOD,untuk menekan saya,karena bilamana itu terjadi,saya tidak akan bergeming.. :)]
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Forte on 23 March 2010, 10:07:29 AM
saya sudah berbicara apa yang perlu saya utarakan.. hanya saja anda yang masih ngeles.. dan tidak memberikan jawaban.. ^-^
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Riky_dave on 23 March 2010, 10:17:16 AM
 [at] Forte

"ngeles"?

baik,nanti kita lihat di thread Demokrasi,sebenarnya siapa sih yang tidak tahu tata cara postingan,saya atau anda?
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Forte on 23 March 2010, 10:51:12 AM
seperti yang saya katakan.. postingan saya juga hanya membuat menjebak emosi anda.. jadi saya juga hanya sekedar iseng.. melihat bagaimana anda memanage batin anda.. apakah netral / tidak..

dan saya juga ingin menunjukkan emosi anda ini kepada pihak mahayana.. agar bisa memaklumi anda.. mengingat anda yang berjiwa muda dengan emosi meledak.. dan masih gengsian.. makanya saya perlu merancang skenario ini sebagai bukti bahwa anda masih labil.. semoga pihak mahayana yang tertindas akibat postingan anda bisa memakluminya..

untuk pihak mahayana, saya ingin share sedikit cerita yang saya peroleh dari buku sebatang pohon di tengah hutan. Buku ini dikarang oleh Ajahn Chah.

diceritakan dalam buku itu, bahwa misal si A yang sedang jalan2, tiba2 diteriaki oleh si B. Si A awalnya menjadi marah.. dan mencoba membalas si B. Namun ketika tahu si B ternyata gila.. maka emosi si A turun. Mengapa si A emosinya turun ? Karena sadar si B gila dan mengapa perlu meladenin orang gila..

Kembali ke thread ini, saya coba memaparkan kelabilan bro Riky beserta emosinya.. Dan pihak mahayana bisa merenung sendiri apakah segala ucapan / postingan dilakukan bro Riky perlu ditanggapi / tidak..

Salam..
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Riky_dave on 23 March 2010, 10:54:37 AM
 [at] Forte

bagus,tidak sia2 anda sampai ke perguruan tinggi,ilmu anda dalam membenarkan pandangan anda bagus,tetapi itu adalah cara berdiskusi yang paling buruk yang pernah saya temui,cara membenarkan pandangan yang paling buruk yang pernah saya lihat...silakan kunjungi kembali thread Buka kembali Thread Demokrasi..saya akan kupas secara tuntas semua tingkah laku anda,dan cara postingan anda,apakah sesuai atau tidak sesuai,atau apakah memang benar pernyataan saya soal "personal attack"..
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Forte on 23 March 2010, 10:57:24 AM
mohon maaf bro..
segala apa yang perlu saya sampaikan sudah saya sampaikan di postingan terbaru saya di thread sebelah..
untuk itu, anda juga awalnya sudah menyetujui saya pergi dan meninggalkan thread tersebut dengan ucapan "walau anda pergi, saya tetap ......." jadi saya rasa semua yang perlu saya sampaikan sudah tersampaikan.. dan semoga hari2 anda menyenangkan..

salam.. :)
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: kusalaputto on 23 March 2010, 11:44:17 AM
 [at] riki
bro sebenernya yang di tunggu dari anda adalah permintaan maaf pada teman2 kita yg mahayana karena anda secara kasar menyerang sutta mereka, berbesar hati lah untuk minta maaf pada teman2 dari mahayana.
mungkin bagi anda sutta mereka salah dari pandangan theravada yg anda miliki, bila anda ingin menyelidiki lebih lanjut juga tidak perlu sampai se extreme itu. mis yg anda serang adalah umat is**m karena menurut pandangan kita sebagai buddhis salah ajaran mereka, bisa2 anda di kejar Fpi.
bisa kah sekali lagi dengan berbesar hati anda meminta maaf secara terbuka kepada teman2 mahayana ??? _/\_
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: truth lover on 23 March 2010, 11:48:52 AM
Quote
DARI PADA RIBUT-RIBUT...MARI KITA COBA MOTTO BUDDHISME   E  H   I   P  A   S   I    K   O 

kalau begitu mari kita uji coba....
nanti saya mau coba ah bulu bebek nya...
tunggu hasilnya yah...
nanti saya post disini,kita bahas sama-sama.

dalam rangka melakukan ehipasiko pada ajaran buddha.....saya rencanakan memberikan 3 pasangan sebagai eksperimen....^^

Mas Marcedes udah dibacain berapa kali?  :))
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: hatRed on 23 March 2010, 01:19:23 PM
Quote
DARI PADA RIBUT-RIBUT...MARI KITA COBA MOTTO BUDDHISME   E  H   I   P  A   S   I    K   O 

kalau begitu mari kita uji coba....
nanti saya mau coba ah bulu bebek nya...
tunggu hasilnya yah...
nanti saya post disini,kita bahas sama-sama.

dalam rangka melakukan ehipasiko pada ajaran buddha.....saya rencanakan memberikan 3 pasangan sebagai eksperimen....^^

Mas Marcedes udah dibacain berapa kali?  :))

wakakakkkaak.........  =)) sumbing2 dah tuh bibir, baca mantra sampe 1008 kali...

jangan lupa bawa kalkulator, nanti tengah jalan lupa itung , bisa ngulang lagi :P
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Edward on 23 March 2010, 01:27:55 PM
Quote
DARI PADA RIBUT-RIBUT...MARI KITA COBA MOTTO BUDDHISME   E  H   I   P  A   S   I    K   O 

kalau begitu mari kita uji coba....
nanti saya mau coba ah bulu bebek nya...
tunggu hasilnya yah...
nanti saya post disini,kita bahas sama-sama.

dalam rangka melakukan ehipasiko pada ajaran buddha.....saya rencanakan memberikan 3 pasangan sebagai eksperimen....^^

Mas Marcedes udah dibacain berapa kali?  :))

wakakakkkaak.........  =)) sumbing2 dah tuh bibir, baca mantra sampe 1008 kali...

jangan lupa bawa kalkulator, nanti tengah jalan lupa itung , bisa ngulang lagi :P

saya kalao ikutin baca keng d vihara yag sampai 1008 kali kg sumbing tuh...
dan tidak perlu kalkulator, cukup dengan alat bantu tasbih
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Edward on 23 March 2010, 01:30:02 PM
Dear all,

Dalam Mahayana memang ada Sutra2 yang sifatnya memberi manfaat secara duniawi.  Kekuatan yang bersifat metafisik itu ada bukan tidak ada. 
Dharma diajarkan dengan memberi manfaat kepada siapa pun yang merasa cocok, sehingga ada yang bersifat lokiya, ada yang bersifat lokuttara, ada yg bersifat Neyartha ada yg bersifat Nitharta, ada yang bersifat  paramartha, ada yang bersifat samvrti.  Semua ditujukan tergantung pada makhluk yang berbeda-beda karakternya.
Dan satu hal lagi, kaidah penafsiran sutra mahayana tidaklah sekedar dilihat secara tersurat, apalagi secara sepotong-sepotong. Sutra-sutra itu seperti sebuah jaringan yang saling terkait satu sama lain, sehingga tidak selalu dilihat secara satu sisi saja.  Dalam konteks Mahayana , sutra seperti sebuah jejaring (net).
 
Saya tidak ingin mendebatkan isi sutra ini. Tapi mohon diingat
Sekotor apapun pandangan saudara2 terhadap sebuah sutra, adalah tidak baik bersikap  menyindir (dgn cara yg sangat halus ) atau mentertawakannya.   
 oleh karena itu mohon kendalikan batin masing2. karena akan merugikan diri sendiri , dan tidak membawa pada kemajuan. Kita sama2 merasa diri sebagai siswa Buddha, maka minimal mari berusaha bersikap seperti yang dipuji oleh para ariya.
 
 _/\_
 



Seingat saya, dalam Tripitaka memank terbagi menjadi beberapa segmen dan bagian. Bahkan ada sutra yang bukan berasal dari ucapan Sakyamuni Buddha sendiri, tetapi "disetarakan" kualitas-nya dengan sutra, seperti sutra altar oleh Hui Neng.
Dalam topik ini, termasuk dalam  bagian manakah sutra ini?

NB: Dlm tradisi penamaan China,  Sang Buddha Gotama biasa umum dipanggil Sakyamuni Buddha (Se Cia Mu Ni Fo), karena merujuk pada Buddha yang berasal dari suku Sakya.Tidak ada merendahkan dalam hal ini.

Agar mengembalikan pembahasan sesuai topik, ada yg bisa bantu menjelaskan pertanyaan saya?
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: lophenk on 23 March 2010, 01:33:06 PM
^ wah hebat bro Edward bisa sampe 1008x, bisa brp jam bro sampe selesai 1008x?
dulu w pernah baca 108x, itupun udh hampir 3 jam an.. :)
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: dilbert on 23 March 2010, 01:37:47 PM
DAN SEKARANG.. BUKTIKAN UCAPAN ANDA yang katanya TIDAK ADA AKU, MAU MENGALAH.. MINTA MAAF LAH KEPADA PIHAK MAHAYANA..

 [at] Forte...

Dalam kapasitas / status sebagai apakah, sdr.Forte meminta sdr.Riky meminta maaf kepada Pihak Mahayana ? Karena saya juga mendapat PM dari momod tertentu (OFF THE RECORD) yang secara implisit mendukung Riky...

(Sorryorry kepada Momod xxxxxxxxxxxxxx)
saaya kutip PM-nya....
saya sih punya pendapat untuk memberi istilah lain pada mahayana + tantrayana. kedua kelompok ini seh kurang cocok disebut sebagai aliran-aliran buddhis. saya juga merasa keduanya adalah "cult"   

dan saya juga sependapat....
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: kusalaputto on 23 March 2010, 01:38:01 PM
^ wah hebat bro Edward bisa sampe 1008x, bisa brp jam bro sampe selesai 1008x?
dulu w pernah baca 108x, itupun udh hampir 3 jam an.. :)

kalo 108 3 jam jadi klo 1008 28 jam jadi 1hari 1 malam + 4 jam wuih daya tahan yg kuat  :))
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Edward on 23 March 2010, 01:39:19 PM
kalo yg di vihara hanya pas acara tertentu aja...Dan biasanya seharian, dan dibagi dalam bbrp sesi...
Sangat capek, dan karena terbentur waktu kuliah n kerja, paling cuma bisa bnr2 ikut pas waktu memungkinkan...
Untuk ta pei cou sendiri 1008 kali yah kga langsung...waktunya kaga cukup...paling dikumulatifkan dlm jangka waktu tertentu....

udh ahck, jgn dibahas ttng ini lagi sudah  :outoftopic:

sekarang  :backtotopic:
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: kusalaputto on 23 March 2010, 01:41:38 PM
[at] Forte...

Dalam kapasitas / status sebagai apakah, sdr.Forte meminta sdr.Riky meminta maaf kepada Pihak Mahayana ? Karena saya juga mendapat PM dari momod tertentu (OFF THE RECORD) yang secara implisit mendukung Riky...
jadi karena masih ada mod2 yg mendukung jadi bro riki lom minta maaf. klo gitu aye dah ngerti dah  /:) :no:
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: ryu on 23 March 2010, 02:15:41 PM
apa masih ada yang mau di diskusikan dalam thread ini? apakah dari pihak mahayana ada yang mau di katakan?
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: dilbert on 23 March 2010, 02:17:19 PM
[at] Forte...

Dalam kapasitas / status sebagai apakah, sdr.Forte meminta sdr.Riky meminta maaf kepada Pihak Mahayana ? Karena saya juga mendapat PM dari momod tertentu (OFF THE RECORD) yang secara implisit mendukung Riky...


jadi karena masih ada mod2 yg mendukung jadi bro riki lom minta maaf. klo gitu aye dah ngerti dah  /:) :no:

salah satu nya SAYA....
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: K.K. on 23 March 2010, 02:35:20 PM
[at] Forte...

Dalam kapasitas / status sebagai apakah, sdr.Forte meminta sdr.Riky meminta maaf kepada Pihak Mahayana ? Karena saya juga mendapat PM dari momod tertentu (OFF THE RECORD) yang secara implisit mendukung Riky...


jadi karena masih ada mod2 yg mendukung jadi bro riki lom minta maaf. klo gitu aye dah ngerti dah  /:) :no:

salah satu nya SAYA....
Pertanyaan Riky tidak salah, tetapi sikap dan cara bertanyanya itu yang salah.
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Forte on 23 March 2010, 02:50:26 PM
saya sependapat dengan bro kainyn.. yang menjadi permasalahan bukanlah apa yang ditanyakan bro riky.. namun cara bro riky bertanya yang tidak etis dan berstatement kasar seperti mengatakan sutta mahayana konyol dll.. itu yang saya tekankan agar bro riky minta maaf.

secara jujur, saya mengatakan bro riky anak berbakat dalam dhamma.. namun sangat disayangkan jika anak berbakat seperti ini tidak diberitahu mengenai tata cara bertanya yang baik.. karena hal ini juga berguna bagi forum untuk menciptakan diskusi yang baik, dan berguna bagi riky nya juga. Dengan model bertanya yang menyenangkan.. orang pun senang hati menjawab dan bro riky mendapatkan wawasan.
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: ryu on 23 March 2010, 02:51:39 PM
DAN SEKARANG.. BUKTIKAN UCAPAN ANDA yang katanya TIDAK ADA AKU, MAU MENGALAH.. MINTA MAAF LAH KEPADA PIHAK MAHAYANA..

 [at] Forte...

Dalam kapasitas / status sebagai apakah, sdr.Forte meminta sdr.Riky meminta maaf kepada Pihak Mahayana ? Karena saya juga mendapat PM dari momod tertentu (OFF THE RECORD) yang secara implisit mendukung Riky...

(Sorryorry kepada Momod xxxxxxxxxxxxxx)
saaya kutip PM-nya....
saya sih punya pendapat untuk memberi istilah lain pada mahayana + tantrayana. kedua kelompok ini seh kurang cocok disebut sebagai aliran-aliran buddhis. saya juga merasa keduanya adalah "cult"   

dan saya juga sependapat....
kalau pendapat saya kita tidak bisa menjudge aliran ini sesat atu tidak, karena banyak sekali aliran2 yang belum tentu kita bisa memahaminya, yang bisa kita lihat adalah ada sesuatu yang salah atau tidak dan bukan karena satu yang salah maka menjudge semua salah, sama seperti di aliran theravada ada aliran yang misalnya menyimpang apakah lantas semua aliran theravada otomatis cult?
dalam mahayana mungkin ada sutra2 palsu ya karena mungkin pertimbangan2 dari mereka karena sutra itu musalnya bisa berguna untuk umatnya ya maka kita mau tidak mau harus menghargai pandangan mereka karena mungkin ada yang bisa menarik manfaat dari sutra2 palsu itu (walaupun sebenarnya sayapun kurang setuju mengenai sutra palsu itu).

(btw :backtotopic: :backtotopic: :backtotopic: :backtotopic: :backtotopic: :backtotopic: :backtotopic:  )
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: hatRed on 23 March 2010, 02:54:59 PM
apa masih ada yang mau di diskusikan dalam thread ini? apakah dari pihak mahayana ada yang mau di katakan?

Mau tanya ulang
Ada yg tau sejarah / asal usul / riwayat sutta tersebut?

^:)^
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: kusalaputto on 23 March 2010, 03:09:04 PM
 [at] dilbert
jadi klo cara ber tanya seperti bro riki itu di benarkan g dah  ga ngerti deh ni forum msti d bawa k mana. soalnya yg namanya diskusi di mana pun klo sudah muncul kata2 spt itu lebih tepat di sebut debat kusir dibanding diskusi dhamma.
jadi next time bisa ada yg bertanya dengan gaya bicara spt itu lg dan tetap tanpa beban.
bukannya ada peraturan harus bicara yg masih dalam tahap kesopanan?
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Tekkss Katsuo on 23 March 2010, 03:57:07 PM
kasihan sekali Pihak mahayana dan tantrayana di forum DC ini, selalu dicari cari kelemahannya dan selalu disudutkann.. haizzzzzz..
semoga para fanatik bisa bertobat, Tuhan memberkati   :whistle:
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarka
Post by: bond on 23 March 2010, 04:03:24 PM
Quote
[at] Forte...

Dalam kapasitas / status sebagai apakah, sdr.Forte meminta sdr.Riky meminta maaf kepada Pihak Mahayana ? Karena saya juga mendapat PM dari momod tertentu (OFF THE RECORD) yang secara implisit mendukung Riky...

(Sorryorry kepada Momod xxxxxxxxxxxxxx)
saaya kutip PM-nya....
saya sih punya pendapat untuk memberi istilah lain pada mahayana + tantrayana. kedua kelompok ini seh kurang cocok disebut sebagai aliran-aliran buddhis. saya juga merasa keduanya adalah "cult"   


Wah ada kutipan momod juga ya. Pantesan Theravada dan mahayana berantem terus. Kalo  gue bilang terus terang dukungan itu adalah pandangan kaum ekstremis fanatik . Sudah gua duga komplotan ini merajalela dan SEBAB dari segala chaos di DC ributnya antar aliran . Selamat deh.... inilah musang berbulu domba dengan kedok Dhamma dan momod/glomod. Sesat oh...sesat...ck...ck  sory ya ini kritikan gue untuk sang provokator yg jadi momod/glomod  JIKA apa yg dikatakan bro dilbert benar. Sangat sayang forum tercinta ini disusupi momod seperti itu dan menunjukan PENGECUT dan lupa akan tugas yg sebenarnya. Ayo...orang fanatik, ekstremis idealis introspeksi juga dong.... gue jadi ragu sama tulisanlu yg mengatas namakan dhamma ^-^

Ok gue ngak akan komentar lagi. Nanti banyak yg kebakaran jenggot tapi paling tidak belangnya uda keliatan kalau hal itu benar...jangan2 nanti postingan ini semua dihapus :)) Thx bro dilbert atas informasinya. _/\_
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Tekkss Katsuo on 23 March 2010, 04:11:16 PM
momod dan glamod seharusnya netralll gt, mana boleh bertindak sewenang wenang. =)) =)) =))

saya harap para momod bertindak sesuai tugasnya sbg momod

 ;D
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: K.K. on 23 March 2010, 04:22:53 PM
Sekali lagi, semoga selanjutnya kembali ke topik awal yaitu baca Sutra + bulu Bebek Mandarin = pernikahan harmonis. Saya tahu masing-masing pihak masih tidak terima, tetapi posting OOT di sini sudah terlalu banyak. Jadi mohon pengertian semua pihak.
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: ryu on 23 March 2010, 04:31:08 PM
 [at] kainyn sebaiknya mulai dari post saya post kalau ada yang tidak berhubungan dengan thread ini di hapus saja, atau kalau mau di lock saja menunggu apakah mahayana mau meneruskan dan memberikan penjelasan atau mau mundur dari diskusi ini, daripada malah melebar kemana2.
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: dilbert on 23 March 2010, 04:33:01 PM
Kalau sdr forte sudah mengetahui kalau sdr riky secara umur masih muda, tetapi cara sdr forte terhadap riky juga kelihatannya mengintimidasi. Terus terang saya ada PM riky, saya jelaskan secara baik baik dan diterima sehingga hasilnya riky mundur dr polemik tersebut. Kalau mengenai debat antara theravadin dan mahayanis, rasanya saya juga dr dulu juga sudah banyak terjun menyikapinya. Karena saya merasa sudah tidak ada titik temunya yah saya akhiri saja. Dan kayaknya di masa masa mendatang polemik/persoalan debat antara konsep theravada dan mahayana itu pasti bakalan muncul lagi, karena terus bertambahnya member member yg kritis. Lantas apakah semuanya harus dibungkam dgn pembahasan yg tidak substansial seperti tata bahasa dan semacamnya. Saya setuju kalau tata bahasa yg etis itu penting, tetapi jgn terus menerus di polemikkan.
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: K.K. on 23 March 2010, 04:37:15 PM
[at] kainyn sebaiknya mulai dari post saya post kalau ada yang tidak berhubungan dengan thread ini di hapus saja, atau kalau mau di lock saja menunggu apakah mahayana mau meneruskan dan memberikan penjelasan atau mau mundur dari diskusi ini, daripada malah melebar kemana2.
Saya pikir tidak perlu di-lock dulu jadi kalau ada yang sewaktu-waktu mau memberi info, bisa langsung post di sini. Kita juga menunggu hasil eksperimen Bro marcedes terhadap sutra ini, sampai sejauh mana kemajuannya. Tetapi untuk berikutnya, yang tidak berhubungan dengan topic, saya akan delete tanpa pemberitahuan lagi. Harap maklum.

Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Edward on 23 March 2010, 06:07:42 PM
Dear all,

Dalam Mahayana memang ada Sutra2 yang sifatnya memberi manfaat secara duniawi.  Kekuatan yang bersifat metafisik itu ada bukan tidak ada. 
Dharma diajarkan dengan memberi manfaat kepada siapa pun yang merasa cocok, sehingga ada yang bersifat lokiya, ada yang bersifat lokuttara, ada yg bersifat Neyartha ada yg bersifat Nitharta, ada yang bersifat  paramartha, ada yang bersifat samvrti.  Semua ditujukan tergantung pada makhluk yang berbeda-beda karakternya.
Dan satu hal lagi, kaidah penafsiran sutra mahayana tidaklah sekedar dilihat secara tersurat, apalagi secara sepotong-sepotong. Sutra-sutra itu seperti sebuah jaringan yang saling terkait satu sama lain, sehingga tidak selalu dilihat secara satu sisi saja.  Dalam konteks Mahayana , sutra seperti sebuah jejaring (net).
 
Saya tidak ingin mendebatkan isi sutra ini. Tapi mohon diingat
Sekotor apapun pandangan saudara2 terhadap sebuah sutra, adalah tidak baik bersikap  menyindir (dgn cara yg sangat halus ) atau mentertawakannya.   
 oleh karena itu mohon kendalikan batin masing2. karena akan merugikan diri sendiri , dan tidak membawa pada kemajuan. Kita sama2 merasa diri sebagai siswa Buddha, maka minimal mari berusaha bersikap seperti yang dipuji oleh para ariya.
 
 _/\_
 



Seingat saya, dalam Tripitaka memank terbagi menjadi beberapa segmen dan bagian. Bahkan ada sutra yang bukan berasal dari ucapan Sakyamuni Buddha sendiri, tetapi "disetarakan" kualitas-nya dengan sutra, seperti sutra altar oleh Hui Neng.
Dalam topik ini, termasuk dalam  bagian manakah sutra ini?

NB: Dlm tradisi penamaan China,  Sang Buddha Gotama biasa umum dipanggil Sakyamuni Buddha (Se Cia Mu Ni Fo), karena merujuk pada Buddha yang berasal dari suku Sakya.Tidak ada merendahkan dalam hal ini.

Agar mengembalikan pembahasan sesuai topik, ada yg bisa bantu menjelaskan pertanyaan saya?

TATIYAMPI  :whistle:
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: bond on 23 March 2010, 06:54:47 PM
Quote
"Jika sepasang suami istri tidak rukun dan harmonis, keadaannya seperti air dan api, carikan bulu bagian belakang dari bebek mandarin, di depan rupang Bodhisattva Avalokitesvara yang Maha Pengasih, lafalkan Mantra Agung [Maha Karuna Dharani] sebanyak 1008 ditujukan kepada bulu-bulu tersebut dan berikan kepada kedua pasangan itu untuk dipakai, maka pasangan suami istri tersebut akan berbahagia dan saling menghormati dan mencintai satu dengan lainnya sampai akhir hayatnya." (Maha Karunacitta Dharani Sutra)

sebelum melanjutkan diskusi, yg saya ingin tanyakan benarkah sutra ini demikian atau sutra palsu?

pakai? memangya bulu mandarin itu di pakai di mana? di tempel kan di mana tuh :))

Setelah mengalami banyak polisi tidur...diluar benar atau tidaknya sutra diatas...bagi saya itu adalah fenomena wajar dan kemungkinannya bisa terjadi 50-50. Saya akan coba ulas.

Saya ambil contoh dengan bahan perbandingan air paritta yg bisa menyembuhkan atau menyembuhkan orang yg kesurupan, walaupun hal tersebut tidak sepenuhnya terjadi 100% tetapi media air tetap digunakan,  pertanyaan mengapa media air?

Sama halnya bulu bagian belakang bebek mandarin adalah hanya sebuah media.

Apakah benar2 bisa terjadi bisa ya dan bisa juga tidak. Apa faktor penyebabnya?

1. Kekuatan konsentrasi orang yg membacakan
2. Keyakinan dari si penerima
3. Kejodohan karma atau kamma baik yg memang berbuah

Nah bila ketiga hal diatas terpenuhi maka keberhasilan bisa saja tercapai. Ada tipe2 orang yg percaya terhadap hal diatas . Kalau dinasehati dhamma mereka malas mendengarnya, tetapi karena percayanya pada hal tsb diatas, ditambah karena mungkin dipercaya dari kekuatan avalokitesvara mereka menghargai bulu itu sedemikian rupa yg jika mereka ribut berarti mencederai kesakralan kekuatan bulu yg merupakan media dari pembacaan sutra yg berulang kali.
Sama halnya kita memancarkan metta dengan gelombang pikiran yg terus menerus kepada orang tertentu dengan tujuan baik tanpa ada keegoan, bisa nyampe juga energi itu dan orang itu bisa berubah, sejauh mana itu bisa...sejauh kekuatan konsentrasi, buah kamma dan faktor x x x lainnya.

Hal tersebut juga sama halnya dengan media air yg dibacakan paritta, banyak sekali berbagai ragam umat buddhist menyikapinya entah itu dari aliran mana.

Apakah itu sesuai ajaran Sang Buddha? pertama kita harus lihat kacamata mana yg kita pakai
yang kedua apa latar belakang munculnya sutra itu, jika memang hal yg dipertanyakan bro marcedes adalah merupakan bagian sutra. sekalipun tidak, alangkah baiknya mengetahui latar belakanganya baru bisa disimpulkan.

Sebenarnya fenomena mistis/kegaiban adalah hal yg wajar bisa direpresentasikan melalui media. Tetapi seberapa pengaruhnya dan bagaimana pengaruhnya ini seperti law of attraction.

Seringkali suatu kejadian bisa membantu seseorang dengan cara yg unik tetapi orang langsung menjadikannya hal yg umum atau digeneralisasi akhirnya menjadi takhayul dan sembarang percaya.

Bila bulu itu sudah dibacakan 1008 kali  dan si penerima bulu tidak percaya, lalu yg membaca juga tidak ada kekuatan konsentrasi dan moralitas yang baik, maka hal itu menjadi percuma.

Saya pribadi tentu tidak cocok dengan cara itu. Tetapi bekerja atau tidak, harus melalui penelaahan lebih lanjut. Yang pasti Mahakaruna dharani sendiri bagi saya baik tetapi kalau tujuannya untuk hal2 yg aneh bisa jadi benar2 aneh atau memang bisa walaupun 50-50.

Bisa jadi sutra tersebut diatas disisipi suatu tradisi.
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Wolvie on 23 March 2010, 09:11:13 PM
DARI PADA RIBUT-RIBUT...MARI KITA COBA MOTTO BUDDHISME   E  H   I   P  A   S   I    K   O  :))

kalau begitu mari kita uji coba....
nanti saya mau coba ah bulu bebek nya...
tunggu hasilnya yah...
nanti saya post disini,kita bahas sama-sama.

dalam rangka melakukan ehipasiko pada ajaran buddha.....saya rencanakan memberikan 3 pasangan sebagai eksperimen....^^


======-=======================
mengenai fasilitas brp/grp waktu bro ricky singgung....
sebenarnya saya sudah pernah menyampaikan pendapat mengenai fasilitas itu....kadang kita menyinggung secara tidak sengaja melalui tulisan kita yg cenderung tidak se jalan dengan keyakinan orang lain....maka tentu pasti lah kemungkinan dapat brp itu lebih tinggi...

hal ini justru mempertebal dosa ataupun moha juga...jadi setidak nya forum ini bisa bukan sekedar fasilitas, melainkan juga sistem yg mengajarkan kita mengikis LDM tebal...hauhauhahua

saya juga dulu begitu, tidak setuju dengan beberapa kitab mahayana yg menjanjikan berbagai hal...bahkan sampai orang yg tinggal d jambudipa "tidak tua tidak mati bebas dari penyakit" ( artinya manusia )
jadi tidak heran dapat brp........

btw, mengapa motto "talk less do more" saya dipakai-pakai yah...wkwkwkwkwkwk
 _/\_

benar, baiknya dicoba dulu saja. Daripada berdiskusi tetapi ga mempraktekkan. 
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: ryu on 23 March 2010, 09:22:44 PM
Quote
"Jika sepasang suami istri tidak rukun dan harmonis, keadaannya seperti air dan api, carikan bulu bagian belakang dari bebek mandarin, di depan rupang Bodhisattva Avalokitesvara yang Maha Pengasih, lafalkan Mantra Agung [Maha Karuna Dharani] sebanyak 1008 ditujukan kepada bulu-bulu tersebut dan berikan kepada kedua pasangan itu untuk dipakai, maka pasangan suami istri tersebut akan berbahagia dan saling menghormati dan mencintai satu dengan lainnya sampai akhir hayatnya." (Maha Karunacitta Dharani Sutra)

sebelum melanjutkan diskusi, yg saya ingin tanyakan benarkah sutra ini demikian atau sutra palsu?

pakai? memangya bulu mandarin itu di pakai di mana? di tempel kan di mana tuh :))

Setelah mengalami banyak polisi tidur...diluar benar atau tidaknya sutra diatas...bagi saya itu adalah fenomena wajar dan kemungkinannya bisa terjadi 50-50. Saya akan coba ulas.

Saya ambil contoh dengan bahan perbandingan air paritta yg bisa menyembuhkan atau menyembuhkan orang yg kesurupan, walaupun hal tersebut tidak sepenuhnya terjadi 100% tetapi media air tetap digunakan,  pertanyaan mengapa media air?

Sama halnya bulu bagian belakang bebek mandarin adalah hanya sebuah media.

Apakah benar2 bisa terjadi bisa ya dan bisa juga tidak. Apa faktor penyebabnya?

1. Kekuatan konsentrasi orang yg membacakan
2. Keyakinan dari si penerima
3. Kejodohan karma atau kamma baik yg memang berbuah

Nah bila ketiga hal diatas terpenuhi maka keberhasilan bisa saja tercapai. Ada tipe2 orang yg percaya terhadap hal diatas . Kalau dinasehati dhamma mereka malas mendengarnya, tetapi karena percayanya pada hal tsb diatas, ditambah karena mungkin dipercaya dari kekuatan avalokitesvara mereka menghargai bulu itu sedemikian rupa yg jika mereka ribut berarti mencederai kesakralan kekuatan bulu yg merupakan media dari pembacaan sutra yg berulang kali.
Sama halnya kita memancarkan metta dengan gelombang pikiran yg terus menerus kepada orang tertentu dengan tujuan baik tanpa ada keegoan, bisa nyampe juga energi itu dan orang itu bisa berubah, sejauh mana itu bisa...sejauh kekuatan konsentrasi, buah kamma dan faktor x x x lainnya.

Hal tersebut juga sama halnya dengan media air yg dibacakan paritta, banyak sekali berbagai ragam umat buddhist menyikapinya entah itu dari aliran mana.

Apakah itu sesuai ajaran Sang Buddha? pertama kita harus lihat kacamata mana yg kita pakai
yang kedua apa latar belakang munculnya sutra itu, jika memang hal yg dipertanyakan bro marcedes adalah merupakan bagian sutra. sekalipun tidak, alangkah baiknya mengetahui latar belakanganya baru bisa disimpulkan.

Sebenarnya fenomena mistis/kegaiban adalah hal yg wajar bisa direpresentasikan melalui media. Tetapi seberapa pengaruhnya dan bagaimana pengaruhnya ini seperti law of attraction.

Seringkali suatu kejadian bisa membantu seseorang dengan cara yg unik tetapi orang langsung menjadikannya hal yg umum atau digeneralisasi akhirnya menjadi takhayul dan sembarang percaya.

Bila bulu itu sudah dibacakan 1008 kali  dan si penerima bulu tidak percaya, lalu yg membaca juga tidak ada kekuatan konsentrasi dan moralitas yang baik, maka hal itu menjadi percuma.

Saya pribadi tentu tidak cocok dengan cara itu. Tetapi bekerja atau tidak, harus melalui penelaahan lebih lanjut. Yang pasti Mahakaruna dharani sendiri bagi saya baik tetapi kalau tujuannya untuk hal2 yg aneh bisa jadi benar2 aneh atau memang bisa walaupun 50-50.

Bisa jadi sutra tersebut diatas disisipi suatu tradisi.
berarti pandangan papa bond sama seperti di thread ini  ;D
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,8021.msg131651.html#msg131651
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: bond on 23 March 2010, 09:33:05 PM
Quote
"Jika sepasang suami istri tidak rukun dan harmonis, keadaannya seperti air dan api, carikan bulu bagian belakang dari bebek mandarin, di depan rupang Bodhisattva Avalokitesvara yang Maha Pengasih, lafalkan Mantra Agung [Maha Karuna Dharani] sebanyak 1008 ditujukan kepada bulu-bulu tersebut dan berikan kepada kedua pasangan itu untuk dipakai, maka pasangan suami istri tersebut akan berbahagia dan saling menghormati dan mencintai satu dengan lainnya sampai akhir hayatnya." (Maha Karunacitta Dharani Sutra)

sebelum melanjutkan diskusi, yg saya ingin tanyakan benarkah sutra ini demikian atau sutra palsu?

pakai? memangya bulu mandarin itu di pakai di mana? di tempel kan di mana tuh :))

Setelah mengalami banyak polisi tidur...diluar benar atau tidaknya sutra diatas...bagi saya itu adalah fenomena wajar dan kemungkinannya bisa terjadi 50-50. Saya akan coba ulas.

Saya ambil contoh dengan bahan perbandingan air paritta yg bisa menyembuhkan atau menyembuhkan orang yg kesurupan, walaupun hal tersebut tidak sepenuhnya terjadi 100% tetapi media air tetap digunakan,  pertanyaan mengapa media air?

Sama halnya bulu bagian belakang bebek mandarin adalah hanya sebuah media.

Apakah benar2 bisa terjadi bisa ya dan bisa juga tidak. Apa faktor penyebabnya?

1. Kekuatan konsentrasi orang yg membacakan
2. Keyakinan dari si penerima
3. Kejodohan karma atau kamma baik yg memang berbuah

Nah bila ketiga hal diatas terpenuhi maka keberhasilan bisa saja tercapai. Ada tipe2 orang yg percaya terhadap hal diatas . Kalau dinasehati dhamma mereka malas mendengarnya, tetapi karena percayanya pada hal tsb diatas, ditambah karena mungkin dipercaya dari kekuatan avalokitesvara mereka menghargai bulu itu sedemikian rupa yg jika mereka ribut berarti mencederai kesakralan kekuatan bulu yg merupakan media dari pembacaan sutra yg berulang kali.
Sama halnya kita memancarkan metta dengan gelombang pikiran yg terus menerus kepada orang tertentu dengan tujuan baik tanpa ada keegoan, bisa nyampe juga energi itu dan orang itu bisa berubah, sejauh mana itu bisa...sejauh kekuatan konsentrasi, buah kamma dan faktor x x x lainnya.

Hal tersebut juga sama halnya dengan media air yg dibacakan paritta, banyak sekali berbagai ragam umat buddhist menyikapinya entah itu dari aliran mana.

Apakah itu sesuai ajaran Sang Buddha? pertama kita harus lihat kacamata mana yg kita pakai
yang kedua apa latar belakang munculnya sutra itu, jika memang hal yg dipertanyakan bro marcedes adalah merupakan bagian sutra. sekalipun tidak, alangkah baiknya mengetahui latar belakanganya baru bisa disimpulkan.

Sebenarnya fenomena mistis/kegaiban adalah hal yg wajar bisa direpresentasikan melalui media. Tetapi seberapa pengaruhnya dan bagaimana pengaruhnya ini seperti law of attraction.

Seringkali suatu kejadian bisa membantu seseorang dengan cara yg unik tetapi orang langsung menjadikannya hal yg umum atau digeneralisasi akhirnya menjadi takhayul dan sembarang percaya.

Bila bulu itu sudah dibacakan 1008 kali  dan si penerima bulu tidak percaya, lalu yg membaca juga tidak ada kekuatan konsentrasi dan moralitas yang baik, maka hal itu menjadi percuma.

Saya pribadi tentu tidak cocok dengan cara itu. Tetapi bekerja atau tidak, harus melalui penelaahan lebih lanjut. Yang pasti Mahakaruna dharani sendiri bagi saya baik tetapi kalau tujuannya untuk hal2 yg aneh bisa jadi benar2 aneh atau memang bisa walaupun 50-50.

Bisa jadi sutra tersebut diatas disisipi suatu tradisi.
berarti pandangan papa bond sama seperti di thread ini  ;D
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,8021.msg131651.html#msg131651

Ngak juga tuh, asumsi acek aja kale...  ^-^
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: ryu on 23 March 2010, 09:35:21 PM
soalnya ada 50 - 50 nya tuh ;D
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: bond on 23 March 2010, 09:38:12 PM
soalnya ada 50 - 50 nya tuh ;D

Mirip tapi tak sama pengertiannya  ;D
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: ryu on 23 March 2010, 10:03:24 PM
mau tanya, kenapa harus 1008x? rumusannya dari mana?
dutiyampi
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: K.K. on 24 March 2010, 08:42:15 AM
[...]
Apakah benar2 bisa terjadi bisa ya dan bisa juga tidak. Apa faktor penyebabnya?

1. Kekuatan konsentrasi orang yg membacakan
2. Keyakinan dari si penerima
3. Kejodohan karma atau kamma baik yg memang berbuah

Nah bila ketiga hal diatas terpenuhi maka keberhasilan bisa saja tercapai. Ada tipe2 orang yg percaya terhadap hal diatas . Kalau dinasehati dhamma mereka malas mendengarnya, tetapi karena percayanya pada hal tsb diatas, ditambah karena mungkin dipercaya dari kekuatan avalokitesvara mereka menghargai bulu itu sedemikian rupa yg jika mereka ribut berarti mencederai kesakralan kekuatan bulu yg merupakan media dari pembacaan sutra yg berulang kali.
Sama halnya kita memancarkan metta dengan gelombang pikiran yg terus menerus kepada orang tertentu dengan tujuan baik tanpa ada keegoan, bisa nyampe juga energi itu dan orang itu bisa berubah, sejauh mana itu bisa...sejauh kekuatan konsentrasi, buah kamma dan faktor x x x lainnya.
[...]

Saya mau tanya di bagian 3 faktor ini. Jika memang tergantung kekuatan konsentrasi, mengapa dipatok 1008x? Bagi orang yang terbiasa konsentrasi, mungkin beberapa kali saja sudah bisa merenungkannya, sebaliknya bagi yang tidak biasa konsentrasi, mungkin 1008x masih sangat kurang.

Kemudian jika kembali pada karma, saya setuju itu adalah yang membuahkan karma baik. Namun jadinya apa kepentingan "Sutranya khusus", "Patungnya yang Avalokiteshvara", dan "objeknya Bulu Bebek Mandarin"? Adakah relevansinya?

Terakhir keyakinan si penerima, apakah berarti kalau dibacakan orang berkonsentrasi tinggi, dibacakan dengan benar, di depan patung yang benar, dan menggunakan bulu bebek yang sesuai, tidak akan berefek jika si penerima tidak percaya?
 
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: dilbert on 24 March 2010, 08:46:07 AM
Nanti yang ke dukun juga ada yg berhasil. Apakah ini bisa disamakan dgn khasiat bulu bebek + sutra ? Bandingkan dgn ratana sutta yang dilafalkan oleh Buddha, isi-nya tidak ada yg metafisika. Isi-nya adalah kesunyataan, yang mana dgn kesunyataan tersebut, para dedemit, hantu dan makhluk halus lainnya "memberi muka" kpd pelafal sutta tersebut. Demikian juga misalnya kita liat angulimala sutta, kita telaah isinya, dimana yg diungkapkan oleh bhante angulimala sbg suatu kebenaran bahwa angulimala sudah menghentikan segala jenis pembunuhan setelah memasuki persamuan sangha, dgn kebenaran tersebut, membantu proses persalinan. Saya juga mau share pengalaman saya, terus terang saya sudah tidak meakukan pembunuhan makhluk apapun secara sadar mungkin sudah 5-6 tahun, jadi sewaktu istri saya bersalin, saya lantunkan terus paritta angulimala. Dan menurut suster2 di rumah sakit, proses persalinan istri saya termasuk yg sangat lancar, dimana saya juga melihat istri saya tidak begitu kesakitan (hal ini juga diamini oleh mertua cewe, yang membandingkan dgn persalinan menantu dia lainnya). Apakah memang benar seperti itu cara kerja-nya pembacaan sutta ? Bisa ya bisa tidak. Tetapi kalau saya lihat paritta perlindungan pali kanon, lebih tidak tendensius isi-nya.
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: marcedes on 24 March 2010, 09:35:47 AM
wahai para mahayanis....!!!
sebelum saya memulai ritual 1008x....>>>> nanti di kalau tidak berhasil di katakan tidak sempurna...
dan saya tidak mau ulang-ulang seperti orang bodoh di vihara
 ( kalau ga...cari patung avalokitsvara terus tancap dupa...lalu komat kamit )

tolong tulis yang benar secara LENGKAP !!!!   tata cara melakukan ini...
kalau bisa saya mau pegang 6 bulu bebek lantas langsung di baca sekaligus..jadi 6 dalam 1x baca mantra.

SEKALIAN POSTING MAHAKARUNA DHARANI NYA ATAU MANTRA LAIN YG L E N G K A P.
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarka
Post by: bond on 24 March 2010, 10:07:41 AM
[...]
Apakah benar2 bisa terjadi bisa ya dan bisa juga tidak. Apa faktor penyebabnya?

1. Kekuatan konsentrasi orang yg membacakan
2. Keyakinan dari si penerima
3. Kejodohan karma atau kamma baik yg memang berbuah

Nah bila ketiga hal diatas terpenuhi maka keberhasilan bisa saja tercapai. Ada tipe2 orang yg percaya terhadap hal diatas . Kalau dinasehati dhamma mereka malas mendengarnya, tetapi karena percayanya pada hal tsb diatas, ditambah karena mungkin dipercaya dari kekuatan avalokitesvara mereka menghargai bulu itu sedemikian rupa yg jika mereka ribut berarti mencederai kesakralan kekuatan bulu yg merupakan media dari pembacaan sutra yg berulang kali.
Sama halnya kita memancarkan metta dengan gelombang pikiran yg terus menerus kepada orang tertentu dengan tujuan baik tanpa ada keegoan, bisa nyampe juga energi itu dan orang itu bisa berubah, sejauh mana itu bisa...sejauh kekuatan konsentrasi, buah kamma dan faktor x x x lainnya.
[...]

Saya mau tanya di bagian 3 faktor ini. Jika memang tergantung kekuatan konsentrasi, mengapa dipatok 1008x? Bagi orang yang terbiasa konsentrasi, mungkin beberapa kali saja sudah bisa merenungkannya, sebaliknya bagi yang tidak biasa konsentrasi, mungkin 1008x masih sangat kurang.
1008x itu hanya anggapan saja, bukan hal yg harus....ada kemungkinan latar belakangnya pernah ada yg 1008x berhasil entah karena kebetulan atau apa lalu cerita ini menyebar dan dijadikanlah asumsi 1008x. Bisa saja 3 x cukup


Kemudian jika kembali pada karma, saya setuju itu adalah yang membuahkan karma baik. Namun jadinya apa kepentingan "Sutranya khusus", "Patungnya yang Avalokiteshvara", dan "objeknya Bulu Bebek Mandarin"? Adakah relevansinya?

Nah ini hanya masalah latar belakang yg harus diteliti, misalnya orang itu penganut Avalokitesvara, ya tentunya sutra tentang Avalokistevara yg memang ada fungsi2 tertentu seperti paritta. Kenapa patung Avalokitesvara ? itu hanya simbolis saja. Misal saya membaca tisaranam di depan Buddha rupang, mengapa Buddha rupam? karena tentang Triratna dan saya menghormatinya secara simbolis dengan adanya Buddha rupam.  Maha Karuna Dharani sendiri sutra tentang Avalokitesvara.
Kenapa objeknya bulu mandarin? saya pun masih bertanya2, tetapi pemikiran saya adalah itu hanya media. Seperti bhante blessing pake media air, kenapa harus air? itu semua hanya simbolisme suatu tatacara saja.  Memang hal ini kalau tidak dimengerti bisa jadi salah paham. Seperti kasus agama lain melihat kita bungkuk2 dihadapan Buddha rupang.
[/size]

Terakhir keyakinan si penerima, apakah berarti kalau dibacakan orang berkonsentrasi tinggi, dibacakan dengan benar, di depan patung yang benar, dan menggunakan bulu bebek yang sesuai, tidak akan berefek jika si penerima tidak percaya?

IMO tentu saja tidak. Seperti Ketika seseorang memberi Anda Apel , lalu anda menolak apel itu. Apakah apel itu sampai ke tangan Anda?
Percaya pun kalau dia tidak mengerti ya percuma. Tetapi biasanya kalau dia sudah mau percaya berarti ada niat untuk harmonis kembali, nah tinggal usaha dan kamma baiknya. Memiliki pengertian dan mau berubah juga merupakan kamma baik. Menurut saya ini hanya tatacara masing2 sesuai tingkat kematangan pengertian seseorang. Yg pasti banyak faktor xxxx dan bersinggungan metafisika. Tetapi akan menjadi fatal bila menjadi takhayul yakni tanpa pengertian benar.
/size]
 


Quote
Nanti yang ke dukun juga ada yg berhasil. Apakah ini bisa disamakan dgn khasiat bulu bebek + sutra ? Bandingkan dgn ratana sutta yang dilafalkan oleh Buddha, isi-nya tidak ada yg metafisika. Isi-nya adalah kesunyataan, yang mana dgn kesunyataan tersebut, para dedemit, hantu dan makhluk halus lainnya "memberi muka" kpd pelafal sutta tersebut. Demikian juga misalnya kita liat angulimala sutta, kita telaah isinya, dimana yg diungkapkan oleh bhante angulimala sbg suatu kebenaran bahwa angulimala sudah menghentikan segala jenis pembunuhan setelah memasuki persamuan sangha, dgn kebenaran tersebut, membantu proses persalinan. Saya juga mau share pengalaman saya, terus terang saya sudah tidak meakukan pembunuhan makhluk apapun secara sadar mungkin sudah 5-6 tahun, jadi sewaktu istri saya bersalin, saya lantunkan terus paritta angulimala. Dan menurut suster2 di rumah sakit, proses persalinan istri saya termasuk yg sangat lancar, dimana saya juga melihat istri saya tidak begitu kesakitan (hal ini juga diamini oleh mertua cewe, yang membandingkan dgn persalinan menantu dia lainnya). Apakah memang benar seperti itu cara kerja-nya pembacaan sutta ? Bisa ya bisa tidak. Tetapi kalau saya lihat paritta perlindungan pali kanon, lebih tidak tendensius isi-nya.

Ini kan karena anda meyakini pali sutta pali kanon jadi mengatakan demikian yakni tidak tendensius bla2, diluar itu salah, aneh, dukun dan mencari2 kesalahan saja. Nyata2nya Anda sendiri baca Angulimala sutta   :)) . Nah cara kerja Angulimala sutta saja anda tidak tahu, yg sebenarnya anda yakin terhadap parita itu. Artinya parita sendiri ngak tau cara kerjanya, koq bisa2nya ngomong sutra orang lain ngawur sebelum diteliti
 :))

Masalah mahluk dengar parita bisa memberi muka dan sebagainya, itu sudah masalah metafisika. Dalam setiap agama atau Spiritual ada unsur metafisika. Makanya kalau sudah bisa lihat baru tau. Kalau tidak bisa liat langsung menuding ini itu namanya mencari pembenaran dan mencari2 kesalahan saja. Kalau saya pribadi sih...mencari tahu dulu latar belakangnya.


Anda percaya dengan pengulangan 'Buddho' 'Buddho"  pertikaian anak dan ibu bisa selesai or happy ending bahkan bisa menyelesaikan balas dendam dan kemarahan yang luar biasa dan mencegah pembunuhan.?  ;D

Kalau tidak ada yg percaya silakan, tetapi saya mengalaminya dan berhasil....lalu kalau orang  lain mencoba tidak berhasil....lalu apakah Buddhonya yg salah atau orgnya. Ingat semua di alam semesta ini ada hubungan sebab akibat.

Lagian kalo orang stress, tidak punya uang, kelaparan ,  batinnya belum matang, coba saja anda terangkan 4 KM. Kalau  bisa ngerti hebat...
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarka
Post by: bond on 24 March 2010, 10:42:21 AM
wahai para mahayanis....!!!
sebelum saya memulai ritual 1008x....>>>> nanti di kalau tidak berhasil di katakan tidak sempurna...
dan saya tidak mau ulang-ulang seperti orang bodoh di vihara
 ( kalau ga...cari patung avalokitsvara terus tancap dupa...lalu komat kamit )

tolong tulis yang benar secara LENGKAP !!!!   tata cara melakukan ini...
kalau bisa saya mau pegang 6 bulu bebek lantas langsung di baca sekaligus..jadi 6 dalam 1x baca mantra.

SEKALIAN POSTING MAHAKARUNA DHARANI NYA ATAU MANTRA LAIN YG L E N G K A P.

Bro mercy, mo belajar kesaktian ya  ^-^

OK saya bukan mahayanis. Tetapi, ini yang pernah saya ketahui saja dan memang tahu tentang Mahakaruna Dharani Sutra. Mudah2an berhasil ya.

Syarat tatacaranya :

1. Anda harus benar2 tulus , pikiran bersih dan juga percaya sepenuhnya pada Avalokitesvara.

2. anda harus ketemu orang yang akan dijadikan objek, sepasang suami istri, tanya mereka apakah mereka  percaya dengan bulu pantat bebek yg dibacakan maha karuna dharani dan percaya pada Avalokitesvara, dan sekalian tanya mereka, apakah mereka setelah dikasi bulu pantat bebek, kedua pasangan itu juga mau melafalkan Maha Karuna Dharani bersama setiap pagi dan sore. Tidak perlu panjang2 3 x saja di depan altar Avalokitesvara Bodhisatva.

3.Tanyakan pada mereka apakah ada niat untuk rukun dan mengubah agar menjadi rukun/harmonis kembali.

4. Saat Anda membaca, Anda harus puasa 24 jam dan hanya boleh minum air putih saja.

5. Beritahu mereka setiap mereka ingin bertengkar karena masalah sepele. Ambil itu bulu pantat bebek lalu lsg baca Namo Kwan Se Im Pho Sat. Terus sampai tenang dan bicara baik2.

6. Pembacaan ini harus didepan patung Avalokitesvara Bodhisatva.

7. Baca Maha karuna Dharani ini 1008x  dan Dibaca jam 4 pagi, tidak boleh ngantuk. Dimana sebelumnya puasa dulu seperti point 4.

Nah itu ritual yang saya ketahui.
Kalo semua point bisa dijalankan niscaya berhasil minimal 6 bulan ada perubahan. mungkin bisa lebih cepat.

Isi Maha karuna Dharani :

Namo Ratna-Trayaya

Namo Aryavalokitesvaraya

Bodhisattvaya Mahasattvaya Mahakarunikaya

Om Sarva Abhaya Sunadasyah

Namo Sukrimama Aryavalokitesvara-Garbha

Namo Nilakantha Siri Maha Bhadrasrame

Sarvathasubhamajeyam Sarvasattvanamawarga Mahadhatu
Tadyata Om Avaloke-lokite-kalate
Hari Maha Bodhisattva Sarva Sarva Mala Mala
Masi Mahahirdayam Kuru Kuru Karmam
Kuru Kuru Vijayati Maha Vijayati
Dhara Dhara Dharin Suraya
Chala Chala Mama Brahmaramukti
Ehi Ehi Chinda Chinda Harsam Prachali
Basa Basam Presaya Hulu Hulu Mala
Hulu Hulu Hilo Sara Sara Siri Siri Suru Suru
Bodhiya Bodhiya Bodhaya Bodhaya
Maitreya Nilakantha Darshinina
Payamana Svaha Sidhaya Svaha Maha Sidhaya Svaha
Sidhayogesvaraya Svaha Nilakantha Svaha
Varahanayaya Svaha Simhashira Mukaya Svaha
Sarva Maha Sidhaya Svaha Cakra Sidhaya Svaha
Padmahastaya Svaha Nilakanthavikaraya Svaha
Mahasishankaraya Svaha
Namo Ratna Trayaya
Namo Aryavalokitesvaraya Svaha
Om Siddhyantu Mantrapadaya Svaha


Selamat mencoba dan smoga berhasil.

Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: K.K. on 24 March 2010, 10:49:55 AM
1008x itu hanya anggapan saja, bukan hal yg harus....ada kemungkinan latar belakangnya pernah ada yg 1008x berhasil entah karena kebetulan atau apa lalu cerita ini menyebar dan dijadikanlah asumsi 1008x. Bisa saja 3 x cukup
OK, berarti 1008x itu hanya generalisasi saja, bukan yang mutlak harus sekian.


Quote
Nah ini hanya masalah latar belakang yg harus diteliti, misalnya orang itu penganut Avalokitesvara, ya tentunya sutra tentang Avalokistevara yg memang ada fungsi2 tertentu seperti paritta. Kenapa patung Avalokitesvara ? itu hanya simbolis saja. Misal saya membaca tisaranam di depan Buddha rupang, mengapa Buddha rupam? karena tentang Triratna dan saya menghormatinya secara simbolis dengan adanya Buddha rupam.  Maha Karuna Dharani sendiri sutra tentang Avalokitesvara.
Ya, kemungkinan begitu. Mungkin lengkapnya sutra tersebut adalah tentang kualitas Avalokiteshvara, jadi patung itu untuk mengarahkan orang berkonsentrasi pada perenungan Avalokiteshvara tersebut.


Quote
Kenapa objeknya bulu mandarin? saya pun masih bertanya2, tetapi pemikiran saya adalah itu hanya media. Seperti bhante blessing pake media air, kenapa harus air? itu semua hanya simbolisme suatu tatacara saja.  Memang hal ini kalau tidak dimengerti bisa jadi salah paham. Seperti kasus agama lain melihat kita bungkuk2 dihadapan Buddha rupang.
Mengenai bulu bebek ini yang paling bikin penasaran apakah kelebihannya.
Kalau air, setahu saya karena mudah pencariannya, di mana-mana ada, jadi tidak repot. Kemudian air juga efisien dalam "penyebarannya". Misalnya 100 orang berkumpul, tinggal dipercik, bisa kena semua. Kalau benda padat, harus dipecah menjadi 100 bagian dan dibagi 1 per 1.


Quote
IMO tentu saja tidak. Seperti Ketika seseorang memberi Anda Apel , lalu anda menolak apel itu. Apakah apel itu sampai ke tangan Anda?
Percaya pun kalau dia tidak mengerti ya percuma. Tetapi biasanya kalau dia sudah mau percaya berarti ada niat untuk harmonis kembali, nah tinggal usaha dan kamma baiknya. Memiliki pengertian dan mau berubah juga merupakan kamma baik.
Kalau ini saya kurang sependapat. Dalam kebathinan, keyakinan dan konsentrasi mengkondisikan satu keadaan. Jika memang cukup kondisi untuk terjadi, maka itu akan terjadi terlepas dari orang lain percaya atau tidak. Contohnya adalah santet. Si tukang santet tidak perlu membuat si tersantet percaya atau yakin akan santet, namun jika memang kondisi kamma-nya mendukung, santet tersebut akan terjadi.


Quote
Menurut saya ini hanya tatacara masing2 sesuai tingkat kematangan pengertian seseorang. Yg pasti banyak faktor xxxx dan bersinggungan metafisika. Tetapi akan menjadi fatal bila menjadi takhayul yakni tanpa pengertian benar.
Ya, saya pun setuju banyak faktor lain yang sulit untuk diketahui dengan keterbatasan kita. Boleh percaya dan yakin, tetapi jangan sampai karena kurang pengertian benar, jadi tidak rasional seperti merasa tidak perlu adanya usaha untuk perbaikan hubungan sama sekali, benar-benar hanya berharap dari Sutra + Bulu Bebek yang itu pun dibacakan oleh orang lain, misalnya. 
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarka
Post by: bond on 24 March 2010, 11:08:26 AM
Quote
Mengenai bulu bebek ini yang paling bikin penasaran apakah kelebihannya.
Kalau air, setahu saya karena mudah pencariannya, di mana-mana ada, jadi tidak repot. Kemudian air juga efisien dalam "penyebarannya". Misalnya 100 orang berkumpul, tinggal dipercik, bisa kena semua. Kalau benda padat, harus dipecah menjadi 100 bagian dan dibagi 1 per 1.

Ini yg perlu kita cari tau, ada kemungkinan ada sisipan tradisi. Seperti orang Bagan siapi-api di altar manapun termasuk Buddham Rupam, mereka selalu menggunakan bulu merak dibelakang rupam itu.
Dan saya rasa media air adalah untuk upacara umum dan media bulu ini adalah media untuk hal2 yg khusus dan tidak dilakukan setiap saat.

Quote
Kalau ini saya kurang sependapat. Dalam kebathinan, keyakinan dan konsentrasi mengkondisikan satu keadaan. Jika memang cukup kondisi untuk terjadi, maka itu akan terjadi terlepas dari orang lain percaya atau tidak. Contohnya adalah santet. Si tukang santet tidak perlu membuat si tersantet percaya atau yakin akan santet, namun jika memang kondisi kamma-nya mendukung, santet tersebut akan terjadi.

Tetapi patut diingat yg percaya lebih gampang kena sekalipun kamma dia baik, dibanding yg tidak percaya didukung kamma baik. Secara energi orang yg tidak percaya sudah ada kekuatan menolak di bandingkan percaya. Ini mengapa seorang kebatinan tidak 100 % juga berhasil dalam hal santet menyantet. Dia harus melihat kondisi yg akan di santet juga. Sama seperti hipnotheraphy harus ada kerja sama 2 pihak...(ini saya dengar sendiri dari Romy Rafael) atau dengan kata lain keselarasan energi atau harus ada law of attractionnya.

Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Riky_dave on 24 March 2010, 11:33:54 AM
 [at]  All

Maaf,bentar ya...Mohon izin OOT,karena dari sini lah sumber konflik terjadi...

Setelah menerima banyak nasihat dari para senior[saya ucapkan banyak terima kasih kepada para senior yang telah bertindak lurus,baik,benar dan patut,dengan menegur saya dengan ciri khas yang elok,bukan melalui personal attack dan memaki dengan kata2 kasar..Semoga para senior,tidak bosan2 menegur saya bilamana dilain waktu saya "kelepasan" didalam berdiskusi,dan mengarah kepada hal2 yang dapat menimbulkan "pelecehan" terhadap Mahayana], akhirnya saya sadar. oleh karena itu dalam kesempatan ini, saya menyampaikan secara terbuka permintaan maaf kepada rekan2 mahayanist atas pernyataan2 saya yg terkesan kasar. semoga rekan2 dapat menerima maaf saya ini. terima kasih kepada para senior yg sudah mengingatkan saya.


Catatan : Terima kasih khususnya kepada Sdr. Chingik yg telah berusaha memberikan penjelasan kepada saya..Semoga bro Chingkik tetap setia dan berkenan berdiskusi dengan saya dengan cara2 yang lebih elegan dimasa yang mendatang.. ^:)^

permintaan : Semoga para senior masih dapat menerima saya didalam forum ini.. :)

Anumodana _/\_
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Forte on 24 March 2010, 11:38:05 AM
GRP Send bro..
:jempol:
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Rina Hong on 24 March 2010, 11:46:11 AM
Riky sudah menaklukan dirinya sendiri :)
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: kusalaputto on 24 March 2010, 11:52:05 AM
 [at] riki
bro lihat deh betapa banyaknya orang yg menghargai anda ketika anda bisa mengendalikan diri anda sendiri di banding anda tetap keras hati lihat grp naik terus.
 :)) :))grp sent
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: K.K. on 24 March 2010, 12:00:25 PM
 [at]  Riky_dave

Seperti kata Bro kusalaputto, bisa dilihat perbedaannya bukan? Orang memberikan GRP dan BRP juga karena suatu sebab. Karena suatu sebab orang dihargai/dihina. Biarlah ini jadi pembelajaran.


 [at]  ALL
Saya pikir sudah cukup, yang mendukung Riky silahkan klik "Thank You" atau memberikan GRP saja. Sekarang kita kembali ke topiknya.
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: ryu on 24 March 2010, 12:10:44 PM
bantu sundul pertanyaan edward
Dear all,

Dalam Mahayana memang ada Sutra2 yang sifatnya memberi manfaat secara duniawi.  Kekuatan yang bersifat metafisik itu ada bukan tidak ada. 
Dharma diajarkan dengan memberi manfaat kepada siapa pun yang merasa cocok, sehingga ada yang bersifat lokiya, ada yang bersifat lokuttara, ada yg bersifat Neyartha ada yg bersifat Nitharta, ada yang bersifat  paramartha, ada yang bersifat samvrti.  Semua ditujukan tergantung pada makhluk yang berbeda-beda karakternya.
Dan satu hal lagi, kaidah penafsiran sutra mahayana tidaklah sekedar dilihat secara tersurat, apalagi secara sepotong-sepotong. Sutra-sutra itu seperti sebuah jaringan yang saling terkait satu sama lain, sehingga tidak selalu dilihat secara satu sisi saja.  Dalam konteks Mahayana , sutra seperti sebuah jejaring (net).
 
Saya tidak ingin mendebatkan isi sutra ini. Tapi mohon diingat
Sekotor apapun pandangan saudara2 terhadap sebuah sutra, adalah tidak baik bersikap  menyindir (dgn cara yg sangat halus ) atau mentertawakannya.   
 oleh karena itu mohon kendalikan batin masing2. karena akan merugikan diri sendiri , dan tidak membawa pada kemajuan. Kita sama2 merasa diri sebagai siswa Buddha, maka minimal mari berusaha bersikap seperti yang dipuji oleh para ariya.
 
 _/\_
 



Seingat saya, dalam Tripitaka memank terbagi menjadi beberapa segmen dan bagian. Bahkan ada sutra yang bukan berasal dari ucapan Sakyamuni Buddha sendiri, tetapi "disetarakan" kualitas-nya dengan sutra, seperti sutra altar oleh Hui Neng.
Dalam topik ini, termasuk dalam  bagian manakah sutra ini?

NB: Dlm tradisi penamaan China,  Sang Buddha Gotama biasa umum dipanggil Sakyamuni Buddha (Se Cia Mu Ni Fo), karena merujuk pada Buddha yang berasal dari suku Sakya.Tidak ada merendahkan dalam hal ini.

Agar mengembalikan pembahasan sesuai topik, ada yg bisa bantu menjelaskan pertanyaan saya?

TATIYAMPI  :whistle:
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: dilbert on 24 March 2010, 12:16:21 PM
[...]
Apakah benar2 bisa terjadi bisa ya dan bisa juga tidak. Apa faktor penyebabnya?

1. Kekuatan konsentrasi orang yg membacakan
2. Keyakinan dari si penerima
3. Kejodohan karma atau kamma baik yg memang berbuah

Nah bila ketiga hal diatas terpenuhi maka keberhasilan bisa saja tercapai. Ada tipe2 orang yg percaya terhadap hal diatas . Kalau dinasehati dhamma mereka malas mendengarnya, tetapi karena percayanya pada hal tsb diatas, ditambah karena mungkin dipercaya dari kekuatan avalokitesvara mereka menghargai bulu itu sedemikian rupa yg jika mereka ribut berarti mencederai kesakralan kekuatan bulu yg merupakan media dari pembacaan sutra yg berulang kali.
Sama halnya kita memancarkan metta dengan gelombang pikiran yg terus menerus kepada orang tertentu dengan tujuan baik tanpa ada keegoan, bisa nyampe juga energi itu dan orang itu bisa berubah, sejauh mana itu bisa...sejauh kekuatan konsentrasi, buah kamma dan faktor x x x lainnya.
[...]

Saya mau tanya di bagian 3 faktor ini. Jika memang tergantung kekuatan konsentrasi, mengapa dipatok 1008x? Bagi orang yang terbiasa konsentrasi, mungkin beberapa kali saja sudah bisa merenungkannya, sebaliknya bagi yang tidak biasa konsentrasi, mungkin 1008x masih sangat kurang.
1008x itu hanya anggapan saja, bukan hal yg harus....ada kemungkinan latar belakangnya pernah ada yg 1008x berhasil entah karena kebetulan atau apa lalu cerita ini menyebar dan dijadikanlah asumsi 1008x. Bisa saja 3 x cukup


Kemudian jika kembali pada karma, saya setuju itu adalah yang membuahkan karma baik. Namun jadinya apa kepentingan "Sutranya khusus", "Patungnya yang Avalokiteshvara", dan "objeknya Bulu Bebek Mandarin"? Adakah relevansinya?

Nah ini hanya masalah latar belakang yg harus diteliti, misalnya orang itu penganut Avalokitesvara, ya tentunya sutra tentang Avalokistevara yg memang ada fungsi2 tertentu seperti paritta. Kenapa patung Avalokitesvara ? itu hanya simbolis saja. Misal saya membaca tisaranam di depan Buddha rupang, mengapa Buddha rupam? karena tentang Triratna dan saya menghormatinya secara simbolis dengan adanya Buddha rupam.  Maha Karuna Dharani sendiri sutra tentang Avalokitesvara.
Kenapa objeknya bulu mandarin? saya pun masih bertanya2, tetapi pemikiran saya adalah itu hanya media. Seperti bhante blessing pake media air, kenapa harus air? itu semua hanya simbolisme suatu tatacara saja.  Memang hal ini kalau tidak dimengerti bisa jadi salah paham. Seperti kasus agama lain melihat kita bungkuk2 dihadapan Buddha rupang.
[/size]

Terakhir keyakinan si penerima, apakah berarti kalau dibacakan orang berkonsentrasi tinggi, dibacakan dengan benar, di depan patung yang benar, dan menggunakan bulu bebek yang sesuai, tidak akan berefek jika si penerima tidak percaya?

IMO tentu saja tidak. Seperti Ketika seseorang memberi Anda Apel , lalu anda menolak apel itu. Apakah apel itu sampai ke tangan Anda?
Percaya pun kalau dia tidak mengerti ya percuma. Tetapi biasanya kalau dia sudah mau percaya berarti ada niat untuk harmonis kembali, nah tinggal usaha dan kamma baiknya. Memiliki pengertian dan mau berubah juga merupakan kamma baik. Menurut saya ini hanya tatacara masing2 sesuai tingkat kematangan pengertian seseorang. Yg pasti banyak faktor xxxx dan bersinggungan metafisika. Tetapi akan menjadi fatal bila menjadi takhayul yakni tanpa pengertian benar.
/size]
 


Quote
Nanti yang ke dukun juga ada yg berhasil. Apakah ini bisa disamakan dgn khasiat bulu bebek + sutra ? Bandingkan dgn ratana sutta yang dilafalkan oleh Buddha, isi-nya tidak ada yg metafisika. Isi-nya adalah kesunyataan, yang mana dgn kesunyataan tersebut, para dedemit, hantu dan makhluk halus lainnya "memberi muka" kpd pelafal sutta tersebut. Demikian juga misalnya kita liat angulimala sutta, kita telaah isinya, dimana yg diungkapkan oleh bhante angulimala sbg suatu kebenaran bahwa angulimala sudah menghentikan segala jenis pembunuhan setelah memasuki persamuan sangha, dgn kebenaran tersebut, membantu proses persalinan. Saya juga mau share pengalaman saya, terus terang saya sudah tidak meakukan pembunuhan makhluk apapun secara sadar mungkin sudah 5-6 tahun, jadi sewaktu istri saya bersalin, saya lantunkan terus paritta angulimala. Dan menurut suster2 di rumah sakit, proses persalinan istri saya termasuk yg sangat lancar, dimana saya juga melihat istri saya tidak begitu kesakitan (hal ini juga diamini oleh mertua cewe, yang membandingkan dgn persalinan menantu dia lainnya). Apakah memang benar seperti itu cara kerja-nya pembacaan sutta ? Bisa ya bisa tidak. Tetapi kalau saya lihat paritta perlindungan pali kanon, lebih tidak tendensius isi-nya.

Ini kan karena anda meyakini pali sutta pali kanon jadi mengatakan demikian yakni tidak tendensius bla2, diluar itu salah, aneh, dukun dan mencari2 kesalahan saja. Nyata2nya Anda sendiri baca Angulimala sutta   :)) . Nah cara kerja Angulimala sutta saja anda tidak tahu, yg sebenarnya anda yakin terhadap parita itu. Artinya parita sendiri ngak tau cara kerjanya, koq bisa2nya ngomong sutra orang lain ngawur sebelum diteliti
 :))

Masalah mahluk dengar parita bisa memberi muka dan sebagainya, itu sudah masalah metafisika. Dalam setiap agama atau Spiritual ada unsur metafisika. Makanya kalau sudah bisa lihat baru tau. Kalau tidak bisa liat langsung menuding ini itu namanya mencari pembenaran dan mencari2 kesalahan saja. Kalau saya pribadi sih...mencari tahu dulu latar belakangnya.


Anda percaya dengan pengulangan 'Buddho' 'Buddho"  pertikaian anak dan ibu bisa selesai or happy ending bahkan bisa menyelesaikan balas dendam dan kemarahan yang luar biasa dan mencegah pembunuhan.?  ;D

Kalau tidak ada yg percaya silakan, tetapi saya mengalaminya dan berhasil....lalu kalau orang  lain mencoba tidak berhasil....lalu apakah Buddhonya yg salah atau orgnya. Ingat semua di alam semesta ini ada hubungan sebab akibat.

Lagian kalo orang stress, tidak punya uang, kelaparan ,  batinnya belum matang, coba saja anda terangkan 4 KM. Kalau  bisa ngerti hebat...


Sdr bond malah salah mengartikan posting-an saya... yang saya katakan bahwa bahkan ke DUKUN pun kadang bisa berhasil... Tapi lebih banyak yang tidak berhasil. Saya tidak memungkiri bahwa fenomena itu bisa terjadi. Tetapi kalau di-kait-kan dengan kelas SUTTA atau SUTRA, tentu-nya cukup tendensius, yang dimana dikatakan bahwa SUTTA/SUTRA itu dapat dikatakan sebagai penyambung lidah dari ucapan seorang BUDDHA (walaupun ada sebagian sutta yang merupakan produk dari para bhikkhu arahat).

Coba sdr bond baca sendiri RATANA SUTTA atau ANGULIMALA SUTTA, apa isi-nya ?? Apakah ada yang tendensius... Saya sendiri katakan bahwa seperti yang diyakini terjadi seperti pembacaan paritta yang diajarkan oleh BUDDHA kepada Bhante Angulimala, tentunya saya mencoba praktekkan, karena dari semangat yang terkandung di dalam Angulimala Paritta sendiri, adalah bahwa Bhante Angulimala sudah menghentikan pembunuhan sejak memasuki kehidupan ariya (persamuan bhikkhu), dan saya sendiri juga sudah menghentikan segala jenis pembunuhan secara sadar. Jadi tidak ada salahnya saya mencoba mempraktekkan pembacaan paritta tersebut.

Kemudian jika ada umat buddha yang bersalin lainnya yang kemudian membacakan paritta angulimala, tetapi tidak mendapatkan hasilnya ? Apakah paritta itu tidak bermanfaat ? Bisa juga dikatakan demikian karena hasilnya memang demikian. Lantas apakah paritta nya yang disalahkan, harus-nya kembali melihat kepada bathin pembaca paritta tersebut. Kebenaran ucapan yang dilafalkan di dalam paritta oleh pembaca paritta haruslah konsekuen... Jika pembaca paritta mengatakan bahwa dia sudah menghentikan pembunuhan tetapi pada prakteknya tidak demikian, lantas menurut sdr. BOND, secara logika saja apakah mungkin bisa ada "mukjijat" ataupun "makhluk" tertentu yang membantu-nya ???

ANGULIMALA PARITTA
Yatoham bhagini ariyaya
Jatiya jato
Nabhijanami sancicca
Panam jivita voropeta
Tena saccena sotthi te
Hotu sotthi gabbhassa

"Sejak kelahiran kami sebagai seorang Ariya ( di dalam Persaudaraan Sangha ),
Seingat kami tidak pernah membunuh dengan sadar
suatu makhluk hidup apa pun
berdasarkan kesunyataan ini,
selamatlah engkau !
Selamatlah anak yang engkau lahirkan !" 


Ratana Sutta (versi bahasa Indonesia)
1) Makhluk apapun juga yang berkumpul di sini, baik dari dunia maupun ruang angkasa. Semoga semua mahluk berbahagia. Dengarkanlah dengan seksama kata-kata yang Saya sabdakan.


2) Duhai para makhluk, perhatikanlah. Tunjukkanlah cinta kasihmu kepada umat manusia yang mempersembahkan sesajian kepadamu siang dan malam. Karenanya, lindungilah mereka dengan tekun.


3) Harta apa pun juga yang terdapat di sini atau di alam lain; Atau permata tak ternilai apa pun juga di alam surga. Tiada yang menyamai Sang Tathagata. Sesungguhnya, dalam Sang Buddha terdapat permata tak ternilai ini. Demi kebenaran ini, semoga semua mahluk berbahagia.


4) Sang Bijaksana Sakyamuni menemukan lenyapnya dukkha, terlepasnya keinginan, pembebasan dari kematian, yang luhur; Tiada apa pun yang dapat menyamai keagungannya. Susungguhnya, dalam Dhamma terdapat permata tak ternilai ini. Demi kebenaran ini, semoga semua mahluk berbahagia.


5) Kesucian yang dipuja oleh Sang Buddha, dinamakan samadhi dengan hasil segera --- tiada satu pun yang dapat menyamai tingkat samadhi ini. Sesungguhnya, dalam Dhamma terdapat permata tak ternilai ini. Demi kebenaran ini, semoga semua mahluk berbahagia.


6) Delapan orang yang dipuja oleh sang Budiman, Keempat pasangan ini adalah pengikut yang pantas mendapatkan pahala dari Sang Buddha --- Pahala yang berbuah berkah berlimpah. Sesungguhnya, dalam Sangha terdapat permata tak ternilai ini. Demi kebenaran ini, semoga semua mahluk berbahagia.


7) Dengan tekad teguh mereka melaksanakan ajaran Gautama, tiada nafsu, mereka menuai hasilnya; terbebaskan dari kematian, mereka menikmati kedamaian abadi. Sesungguhnya, dalam Sangha terdapat permata tak ternilai ini. Demi kebenaran ini, semoga semua mahluk berbahagia.


8) Bagai tertanam kokoh di dalam tanah, tak tergoyahkan oleh angin dari empat penjuru; demikianlah orang bijaksana; Saya namakan, orang bijaksana yang telah memahami Kesunyataan Mulia. Sesungguhnya, dalam Sangha terdapat permata tak ternilai ini. Demi kebenaran ini, semoga semua mahluk berbahagia.


9) Mereka yang telah memahami Kesunyataan Mulia yang dibabarkan dengan jelas olehNya dengan kebijaksanaan hakiki. Sekalipun mereka lalai, mereka tidak akan terlahir di delapan alam utama. Sesungguhnya, dalam Sangha terdapat permata tak ternilai ini. Demi kebenaran ini, semoga semua mahluk berbahagia.


10) Seseorang yang telah memahami Pandangan Benar, tiga belenggu terlepaskan serentak, --- Sakkya-ditthi (keyakinan adanya diri yang kekal), Vicikiccha (keragu-raguan) dan Silabbataparamassa (percaya pada takhyul) ---. Terbebaskan dari empat alam menyedihkan. Ia tak dapat melakukan enam kejahatan berat. Sesungguhnya, dalam Sangha terdapat permata tak ternilai ini. Demi kebenaran ini, semoga semua mahluk berbahagia.


11) Walaupun Ia bisa melakukan beberapa kesalahan dengan perbuatan, perkataan dan pikiran, Ia tak dapat menyembunyikannya; Adalah keniscayaan bagi seseorang yang telah memahami jalan mulia. Sesungguhnya, dalam Sangha terdapat permata tak ternilai ini. Demi kebenaran ini, semoga semua mahluk berbahagia.


12) Bagaikan hutan belukar bermekaran bunga pada awal musim panas, demikian agunglah Dhamma menuju Nibbana yang Ia ajarkan, suatu kebajikan sejati. Sesungguhnya, dalam Buddha terdapat permata tak ternilai ini. Demi kebenaran ini, semoga semua mahluk berbahagia.


13) Ia, Yang Maha Agung, Maha Tahu, Maha Pemberi, Pembawa Keagungan, yang mengajarkan Keagungan Dhamma. Sesungguhnya, dalam Buddha terdapat permata tak ternilai ini. Demi kebenaran ini, semoga semua mahluk berbahagia.


14) Karma mereka sirna, tiada muncul karma baru, pikiran mereka telah terbebaskan dari kelahiran kembali, benih-benih lampau dimusnahkan. Keinginan tiada timbul kembali, kebijaksanaan muncul bagaikan terang pelita ini. Sesungguhnya, dalam Sangha terdapat permata tak ternilai ini. Demi kebenaran ini, semua mahluk berbahagia.


15) Makluk apapun juga yang berada disini, baik dari dunia maupun ruang angkasa. Marilah bersama-sama kita menghormati Sang Buddha, yang dipuja dan dipuji oleh para Dewa dan Manusia. Semoga kita berbahagia.


16) Makluk apapun juga yang berada disini, baik dari dunia maupun ruang angkasa. Marilah bersama-sama kita menghormati Dhamma, yang dipuja dan dipuji oleh para Dewa dan Manusia. Semoga kita berbahagia.


17)Makluk apapun juga yang berada disini, baik dari dunia maupun ruang angkasa. Marilah bersama-sama kita menghormati Sangha, yang dipuja dan dipuji oleh para Dewa dan Manusia. Semoga kita berbahagia

-----

Kemudian kalau kita lihat KARANIYA METTA SUTTA (yang sering digunakan untuk bacaan untuk mengatasi ketakutan terhadap demit atau untuk menanggulangi demit), bahkan berisi tuntunan bahkan sampai kepada tahap TIDAK TERLAHIRKAN DI RAHIM MANAPUN JUGA (bisa diartikan sebagai mencapai minimal Anagami, karena telah berdiam di BRAHMA VIHARA - METTA - KARUNA - MUDITA - UPEKKHA)


----

Coba sdr. bond tunjukkan manakah yang tendensius di paritta dan sutta tersebut di atas ??


Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: K.K. on 24 March 2010, 12:22:49 PM
Kalo menurut Bro dilbert sendiri, Mahakaruna Dharani Sutra bagian "bebek" ini tendentious di aspek apanya?
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: dilbert on 24 March 2010, 12:35:01 PM
Kalo menurut Bro dilbert sendiri, Mahakaruna Dharani Sutra bagian "bebek" ini tendentious di aspek apanya?

Dokumen sekelas SUTRA itu kira kira kelas-nya apa ? apakah kebenaran Universal atau kebenaran yang "untung-untung-an" ? Berdasarkan itu saja, kita sendiri menilai sendiri Sutra itu khotbah/ciptaan/lafalan dari yang memiliki pengetahuan sempurna atau tidak ?
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: bond on 24 March 2010, 01:06:56 PM

Quote
Coba sdr bond baca sendiri RATANA SUTTA atau ANGULIMALA SUTTA, apa isi-nya ?? Apakah ada yang tendensius...

Tendensius atau tidak itu versi siapa bro?
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: dilbert on 24 March 2010, 01:18:16 PM

Quote
Coba sdr bond baca sendiri RATANA SUTTA atau ANGULIMALA SUTTA, apa isi-nya ?? Apakah ada yang tendensius...

Tendensius atau tidak itu versi siapa bro?

versi PALI KANON tendensius gak ? mengada-ada kagak ? coba di-resensi...
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: K.K. on 24 March 2010, 01:27:56 PM
versi PALI KANON tendensius gak ? mengada-ada kagak ? coba di-resensi...

Coba Bro dilbert jelaskan dulu kalo tendentious itu di mananya, apakah "1008x"-nya atau "bulu bebek mandarin"-nya, jadi bisa dibandingkan.
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarka
Post by: bond on 24 March 2010, 01:33:04 PM

Quote
Coba sdr bond baca sendiri RATANA SUTTA atau ANGULIMALA SUTTA, apa isi-nya ?? Apakah ada yang tendensius...

Tendensius atau tidak itu versi siapa bro?

versi PALI KANON tendensius gak ? mengada-ada kagak ? coba di-resensi...

Jawab dulu tendensius itu versi siapa? pali kanon hanya isi dan netral. Orangnya yang menilai apakah itu tendensius atau tidak. Bagi yg percaya sutra Maha Karuna Dharani atau bulu bebek, bisa saja mereka mengatakan juga tidak tendensius dll. Lagian kalau tidak tendensius, kenapa paritta dibaca, bahkan untuk tujuan2 khusus. Masing2 keyakinan ada tatacara. Jika dasarnya karena persepsi dan keyakinan bro saja tidak nyambung. Yang ada kita cari tau kenapa bisa begitu, bukan liat sepotong langsung katakan tendensius.
Bagi saya kedua isi sutra atau parita just tulisan mengandung makna yang harus dimaknai sebagaimana adanya

Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: ryu on 24 March 2010, 01:39:14 PM
versi PALI KANON tendensius gak ? mengada-ada kagak ? coba di-resensi...

Coba Bro dilbert jelaskan dulu kalo tendentious itu di mananya, apakah "1008x"-nya atau "bulu bebek mandarin"-nya, jadi bisa dibandingkan.
isi sutra lengkapnya apa ya? pengen tau juga nih :D
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: dilbert on 24 March 2010, 01:48:00 PM
versi PALI KANON tendensius gak ? mengada-ada kagak ? coba di-resensi...

Coba Bro dilbert jelaskan dulu kalo tendentious itu di mananya, apakah "1008x"-nya atau "bulu bebek mandarin"-nya, jadi bisa dibandingkan.

Ok... coba saya tanya dulu ya... Apakah yang dimaksud di dalam thread bulu bebek itu MAHA KARUNA DHARANI (TA PEI COU) atau DHARANI yang lain ??
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: dilbert on 24 March 2010, 01:49:05 PM

Quote
Coba sdr bond baca sendiri RATANA SUTTA atau ANGULIMALA SUTTA, apa isi-nya ?? Apakah ada yang tendensius...

Tendensius atau tidak itu versi siapa bro?

versi PALI KANON tendensius gak ? mengada-ada kagak ? coba di-resensi...

Jawab dulu tendensius itu versi siapa? pali kanon hanya isi dan netral. Orangnya yang menilai apakah itu tendensius atau tidak. Bagi yg percaya sutra Maha Karuna Dharani atau bulu bebek, bisa saja mereka mengatakan juga tidak tendensius dll. Lagian kalau tidak tendensius, kenapa paritta dibaca, bahkan untuk tujuan2 khusus. Masing2 keyakinan ada tatacara. Jika dasarnya karena persepsi dan keyakinan bro saja tidak nyambung. Yang ada kita cari tau kenapa bisa begitu, bukan liat sepotong langsung katakan tendensius.
Bagi saya kedua isi sutra atau parita just tulisan mengandung makna yang harus dimaknai sebagaimana adanya

Kalau dimaknai sebagaimana adanya, bulu bebek + baca dharani ????
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarka
Post by: bond on 24 March 2010, 01:53:40 PM

Quote
Coba sdr bond baca sendiri RATANA SUTTA atau ANGULIMALA SUTTA, apa isi-nya ?? Apakah ada yang tendensius...

Tendensius atau tidak itu versi siapa bro?

versi PALI KANON tendensius gak ? mengada-ada kagak ? coba di-resensi...

Jawab dulu tendensius itu versi siapa? pali kanon hanya isi dan netral. Orangnya yang menilai apakah itu tendensius atau tidak. Bagi yg percaya sutra Maha Karuna Dharani atau bulu bebek, bisa saja mereka mengatakan juga tidak tendensius dll. Lagian kalau tidak tendensius, kenapa paritta dibaca, bahkan untuk tujuan2 khusus. Masing2 keyakinan ada tatacara. Jika dasarnya karena persepsi dan keyakinan bro saja tidak nyambung. Yang ada kita cari tau kenapa bisa begitu, bukan liat sepotong langsung katakan tendensius.
Bagi saya kedua isi sutra atau parita just tulisan mengandung makna yang harus dimaknai sebagaimana adanya

Kalau dimaknai sebagaimana adanya, bulu bebek + baca dharani ????

sutra ya sutra. Bulu bebek ya bulu bebek  :)
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: dilbert on 24 March 2010, 02:04:26 PM

Quote
Coba sdr bond baca sendiri RATANA SUTTA atau ANGULIMALA SUTTA, apa isi-nya ?? Apakah ada yang tendensius...

Tendensius atau tidak itu versi siapa bro?

versi PALI KANON tendensius gak ? mengada-ada kagak ? coba di-resensi...

Jawab dulu tendensius itu versi siapa? pali kanon hanya isi dan netral. Orangnya yang menilai apakah itu tendensius atau tidak. Bagi yg percaya sutra Maha Karuna Dharani atau bulu bebek, bisa saja mereka mengatakan juga tidak tendensius dll. Lagian kalau tidak tendensius, kenapa paritta dibaca, bahkan untuk tujuan2 khusus. Masing2 keyakinan ada tatacara. Jika dasarnya karena persepsi dan keyakinan bro saja tidak nyambung. Yang ada kita cari tau kenapa bisa begitu, bukan liat sepotong langsung katakan tendensius.
Bagi saya kedua isi sutra atau parita just tulisan mengandung makna yang harus dimaknai sebagaimana adanya

Kalau dimaknai sebagaimana adanya, bulu bebek + baca dharani ????

sutra ya sutra. Bulu bebek ya bulu bebek  :)

Kalau bulu bebek + sutra = keharmonisan rumah tangga ?? Benarkah persamaan matematika seperti itu...
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarka
Post by: bond on 24 March 2010, 02:08:16 PM

Quote
Coba sdr bond baca sendiri RATANA SUTTA atau ANGULIMALA SUTTA, apa isi-nya ?? Apakah ada yang tendensius...

Tendensius atau tidak itu versi siapa bro?

versi PALI KANON tendensius gak ? mengada-ada kagak ? coba di-resensi...

Jawab dulu tendensius itu versi siapa? pali kanon hanya isi dan netral. Orangnya yang menilai apakah itu tendensius atau tidak. Bagi yg percaya sutra Maha Karuna Dharani atau bulu bebek, bisa saja mereka mengatakan juga tidak tendensius dll. Lagian kalau tidak tendensius, kenapa paritta dibaca, bahkan untuk tujuan2 khusus. Masing2 keyakinan ada tatacara. Jika dasarnya karena persepsi dan keyakinan bro saja tidak nyambung. Yang ada kita cari tau kenapa bisa begitu, bukan liat sepotong langsung katakan tendensius.
Bagi saya kedua isi sutra atau parita just tulisan mengandung makna yang harus dimaknai sebagaimana adanya

Kalau dimaknai sebagaimana adanya, bulu bebek + baca dharani ????

sutra ya sutra. Bulu bebek ya bulu bebek  :)

Kalau bulu bebek + sutra = keharmonisan rumah tangga ?? Benarkah persamaan matematika seperti itu...

Memangnya spiritual = matematika  ;D
Vipasana + panna = Nibanna--> pasti rumusnya begitu ngak ada faktor xxx ^-^ ?
Angulimala parita = bayi lahir mulus, kalau ngak, kenapa ? faktor apa? Padahal setiap bayi lahiran bagi yang percaya bacakan angulimala parita

Koq jadi buat rumus2an  ;D
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: K.K. on 24 March 2010, 02:08:38 PM
Ok... coba saya tanya dulu ya... Apakah yang dimaksud di dalam thread bulu bebek itu MAHA KARUNA DHARANI (TA PEI COU) atau DHARANI yang lain ??
Dari yang saya tangkap dari tulisan TS, memang Mahakaruna Dharani Sutra. Mungkin salah satu bagiannya adalah yang kita bahas ini.
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: dilbert on 24 March 2010, 02:16:41 PM

Quote
Coba sdr bond baca sendiri RATANA SUTTA atau ANGULIMALA SUTTA, apa isi-nya ?? Apakah ada yang tendensius...

Tendensius atau tidak itu versi siapa bro?

versi PALI KANON tendensius gak ? mengada-ada kagak ? coba di-resensi...

Jawab dulu tendensius itu versi siapa? pali kanon hanya isi dan netral. Orangnya yang menilai apakah itu tendensius atau tidak. Bagi yg percaya sutra Maha Karuna Dharani atau bulu bebek, bisa saja mereka mengatakan juga tidak tendensius dll. Lagian kalau tidak tendensius, kenapa paritta dibaca, bahkan untuk tujuan2 khusus. Masing2 keyakinan ada tatacara. Jika dasarnya karena persepsi dan keyakinan bro saja tidak nyambung. Yang ada kita cari tau kenapa bisa begitu, bukan liat sepotong langsung katakan tendensius.
Bagi saya kedua isi sutra atau parita just tulisan mengandung makna yang harus dimaknai sebagaimana adanya

Kalau dimaknai sebagaimana adanya, bulu bebek + baca dharani ????

sutra ya sutra. Bulu bebek ya bulu bebek  :)

Kalau bulu bebek + sutra = keharmonisan rumah tangga ?? Benarkah persamaan matematika seperti itu...

Memangnya spritual = matematika  ;D
Vipasana + panna = Nibanna--> pasti rumusnya begitu ngak ada faktor xxx ^-^
Angulimala parita = bayi lahir mulus

Koq jadi buat rumus2an  ;D

Kalau bukan Vipasanna + Panna = Nibbana... Jadi apa lagi ?? coba tambahkan faktor faktor lainnya... biar kita buat persamaannya...

Kalau bulu bebek + Sutra ~ (kadang-kadang) keharmonisan rumah tangga...
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarka
Post by: bond on 24 March 2010, 02:22:51 PM

Quote
Coba sdr bond baca sendiri RATANA SUTTA atau ANGULIMALA SUTTA, apa isi-nya ?? Apakah ada yang tendensius...

Tendensius atau tidak itu versi siapa bro?

versi PALI KANON tendensius gak ? mengada-ada kagak ? coba di-resensi...

Jawab dulu tendensius itu versi siapa? pali kanon hanya isi dan netral. Orangnya yang menilai apakah itu tendensius atau tidak. Bagi yg percaya sutra Maha Karuna Dharani atau bulu bebek, bisa saja mereka mengatakan juga tidak tendensius dll. Lagian kalau tidak tendensius, kenapa paritta dibaca, bahkan untuk tujuan2 khusus. Masing2 keyakinan ada tatacara. Jika dasarnya karena persepsi dan keyakinan bro saja tidak nyambung. Yang ada kita cari tau kenapa bisa begitu, bukan liat sepotong langsung katakan tendensius.
Bagi saya kedua isi sutra atau parita just tulisan mengandung makna yang harus dimaknai sebagaimana adanya

Kalau dimaknai sebagaimana adanya, bulu bebek + baca dharani ????

sutra ya sutra. Bulu bebek ya bulu bebek  :)

Kalau bulu bebek + sutra = keharmonisan rumah tangga ?? Benarkah persamaan matematika seperti itu...

Memangnya spritual = matematika  ;D
Vipasana + panna = Nibanna--> pasti rumusnya begitu ngak ada faktor xxx ^-^
Angulimala parita = bayi lahir mulus

Koq jadi buat rumus2an  ;D

Kalau bukan Vipasanna + Panna = Nibbana... Jadi apa lagi ?? coba tambahkan faktor faktor lainnya... biar kita buat persamaannya...

Kalau bulu bebek + Sutra ~ (kadang-kadang) keharmonisan rumah tangga...

Ha..ha rumusnya bulu bebek koq diubah lagi. Inti yg ingin saya sampaikan. Urusan spiritual itu bukan matematika. Kalau mau dibuat matematika saya tidak kredible. Silakan bro buat rumus sendiri. Coba cari penemuan metafisika dengan matematika.

Buddha saja tidak buat persamaan matematika dalam melihat hukum universe yg kompleks. Koq ini malah dibuat2  ;D
 
Mau tau rumus faktor lain atau faktor xx yg bro tanyakan ? coba dulu vipasanna. lalu bandingkan pengalaman anda dengan orang lain rumusnya sama ngak.
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: dilbert on 24 March 2010, 03:30:02 PM

Ha..ha rumusnya bulu bebek koq diubah lagi. Inti yg ingin saya sampaikan. Urusan spiritual itu bukan matematika. Kalau mau dibuat matematika saya tidak kredible. Silakan bro buat rumus sendiri. Coba cari penemuan metafisika dengan matematika.

Buddha saja tidak buat persamaan matematika dalam melihat hukum universe yg kompleks. Koq ini malah dibuat2  ;D
 
Mau tau rumus faktor lain atau faktor xx yg bro tanyakan ? coba dulu vipasanna. lalu bandingkan pengalaman anda dengan orang lain rumusnya sama ngak.

Karena saya belum vipasanna, dan sepertinya sdr bond sudah vipasanna, coba sebutkan dulu faktor lain atau faktor xx, ntar pasti ada praktisi yang bisa klarifikasi... Monggo....
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Wolvie on 24 March 2010, 04:19:23 PM
wahai para mahayanis....!!!
sebelum saya memulai ritual 1008x....>>>> nanti di kalau tidak berhasil di katakan tidak sempurna...
dan saya tidak mau ulang-ulang seperti orang bodoh di vihara
 ( kalau ga...cari patung avalokitsvara terus tancap dupa...lalu komat kamit )

tolong tulis yang benar secara LENGKAP !!!!   tata cara melakukan ini...
kalau bisa saya mau pegang 6 bulu bebek lantas langsung di baca sekaligus..jadi 6 dalam 1x baca mantra.

SEKALIAN POSTING MAHAKARUNA DHARANI NYA ATAU MANTRA LAIN YG L E N G K A P.

Bro mercy, mo belajar kesaktian ya  ^-^

OK saya bukan mahayanis. Tetapi, ini yang pernah saya ketahui saja dan memang tahu tentang Mahakaruna Dharani Sutra. Mudah2an berhasil ya.

Syarat tatacaranya :

1. Anda harus benar2 tulus , pikiran bersih dan juga percaya sepenuhnya pada Avalokitesvara.

2. anda harus ketemu orang yang akan dijadikan objek, sepasang suami istri, tanya mereka apakah mereka  percaya dengan bulu pantat bebek yg dibacakan maha karuna dharani dan percaya pada Avalokitesvara, dan sekalian tanya mereka, apakah mereka setelah dikasi bulu pantat bebek, kedua pasangan itu juga mau melafalkan Maha Karuna Dharani bersama setiap pagi dan sore. Tidak perlu panjang2 3 x saja di depan altar Avalokitesvara Bodhisatva.

3.Tanyakan pada mereka apakah ada niat untuk rukun dan mengubah agar menjadi rukun/harmonis kembali.

4. Saat Anda membaca, Anda harus puasa 24 jam dan hanya boleh minum air putih saja.

5. Beritahu mereka setiap mereka ingin bertengkar karena masalah sepele. Ambil itu bulu pantat bebek lalu lsg baca Namo Kwan Se Im Pho Sat. Terus sampai tenang dan bicara baik2.

6. Pembacaan ini harus didepan patung Avalokitesvara Bodhisatva.

7. Baca Maha karuna Dharani ini 1008x  dan Dibaca jam 4 pagi, tidak boleh ngantuk. Dimana sebelumnya puasa dulu seperti point 4.

Nah itu ritual yang saya ketahui.
Kalo semua point bisa dijalankan niscaya berhasil minimal 6 bulan ada perubahan. mungkin bisa lebih cepat.

Isi Maha karuna Dharani :

Namo Ratna-Trayaya

Namo Aryavalokitesvaraya

Bodhisattvaya Mahasattvaya Mahakarunikaya

Om Sarva Abhaya Sunadasyah

Namo Sukrimama Aryavalokitesvara-Garbha

Namo Nilakantha Siri Maha Bhadrasrame

Sarvathasubhamajeyam Sarvasattvanamawarga Mahadhatu
Tadyata Om Avaloke-lokite-kalate
Hari Maha Bodhisattva Sarva Sarva Mala Mala
Masi Mahahirdayam Kuru Kuru Karmam
Kuru Kuru Vijayati Maha Vijayati
Dhara Dhara Dharin Suraya
Chala Chala Mama Brahmaramukti
Ehi Ehi Chinda Chinda Harsam Prachali
Basa Basam Presaya Hulu Hulu Mala
Hulu Hulu Hilo Sara Sara Siri Siri Suru Suru
Bodhiya Bodhiya Bodhaya Bodhaya
Maitreya Nilakantha Darshinina
Payamana Svaha Sidhaya Svaha Maha Sidhaya Svaha
Sidhayogesvaraya Svaha Nilakantha Svaha
Varahanayaya Svaha Simhashira Mukaya Svaha
Sarva Maha Sidhaya Svaha Cakra Sidhaya Svaha
Padmahastaya Svaha Nilakanthavikaraya Svaha
Mahasishankaraya Svaha
Namo Ratna Trayaya
Namo Aryavalokitesvaraya Svaha
Om Siddhyantu Mantrapadaya Svaha


Selamat mencoba dan smoga berhasil.



Tambahan:

Pembacaan Dharani sebaiknya didahului dengan mantra2 di bawah ini :

AUM RAM!
(Mantra untuk membersihkan suasana semesta alam)

AUM SVAR!
(Mantra untuk melindungi diri pemuja)

NAMO SATTANAM SAMYAKSAMBODDHI KOTINAM JITA!
AUM JARA! VAJRA! KUNDHI! SVAHA!
(Mantra untuk memohon kepada Sang Maha Ibu Dunia)

AUM BHUR!
(Mantra untuk memutar Roda Dharani)

AUM MANI PADME HUM!
(Mantra untuk menerangi Sang Hati)

Mantra2 pendek di atas harus dibaca masing-masing 3, 5, 7, 9, atau 21 kali sesukanya, setelah itu baru membaca Maha Karuna Dharani.
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Riky_dave on 24 March 2010, 05:33:39 PM
Quote
Tambahan:

Pembacaan Dharani sebaiknya didahului dengan mantra2 di bawah ini :

AUM RAM!
(Mantra untuk membersihkan suasana semesta alam)

AUM SVAR!
(Mantra untuk melindungi diri pemuja)

NAMO SATTANAM SAMYAKSAMBODDHI KOTINAM JITA!
AUM JARA! VAJRA! KUNDHI! SVAHA!
(Mantra untuk memohon kepada Sang Maha Ibu Dunia)

AUM BHUR!
(Mantra untuk memutar Roda Dharani)

AUM MANI PADME HUM!
(Mantra untuk menerangi Sang Hati)

Mantra2 pendek di atas harus dibaca masing-masing 3, 5, 7, 9, atau 21 kali sesukanya, setelah itu baru membaca Maha Karuna Dharani.

Apakah alasannya harus dimulai dengan mantra tersebut?dan kalau misalnya mantranya hanya dibaca 1 kalai bagaimana?
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Forte on 24 March 2010, 05:36:52 PM
setahu gw namanya mantram memang biasanya singkat, dan dibaca berulang2 seh.. alasan dibaca berulang2 kurang tahu pasti. Namun kebiasaan dibacanya 3,5,7,21, 108 kali seperti yang tertulis di atas..

ini pendapat pribadi, saya juga pernah baca mantra mahayana, dan ketika membaca berulang2, saya mendengar suara saya sendiri.. sehingga impactnya saya menjadi lebih serius dan fokus membaca..

Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Riky_dave on 24 March 2010, 05:43:00 PM
apa bisa disetarakan dengan kata Buddho Buddho Buddho?

[op dlu mau kuliah..]
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: dilbert on 24 March 2010, 05:46:44 PM
Kalau gak salah saya, mahakarunia dharani itu yah kelas-nya dharani, bukan sutra...
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Forte on 24 March 2010, 05:53:57 PM
apa bisa disetarakan dengan kata Buddho Buddho Buddho?

[op dlu mau kuliah..]
sori riky.. saya kurang kompeten menjawab..
kita tunggu saja dari bro Chingik dkk, soalnya saya juga hanya menduga2.. :P
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: chingik on 24 March 2010, 05:55:04 PM
[at]  All

Maaf,bentar ya...Mohon izin OOT,karena dari sini lah sumber konflik terjadi...

Setelah menerima banyak nasihat dari para senior[saya ucapkan banyak terima kasih kepada para senior yang telah bertindak lurus,baik,benar dan patut,dengan menegur saya dengan ciri khas yang elok,bukan melalui personal attack dan memaki dengan kata2 kasar..Semoga para senior,tidak bosan2 menegur saya bilamana dilain waktu saya "kelepasan" didalam berdiskusi,dan mengarah kepada hal2 yang dapat menimbulkan "pelecehan" terhadap Mahayana], akhirnya saya sadar. oleh karena itu dalam kesempatan ini, saya menyampaikan secara terbuka permintaan maaf kepada rekan2 mahayanist atas pernyataan2 saya yg terkesan kasar. semoga rekan2 dapat menerima maaf saya ini. terima kasih kepada para senior yg sudah mengingatkan saya.


Catatan : Terima kasih khususnya kepada Sdr. Chingik yg telah berusaha memberikan penjelasan kepada saya..Semoga bro Chingkik tetap setia dan berkenan berdiskusi dengan saya dengan cara2 yang lebih elegan dimasa yang mendatang.. ^:)^

permintaan : Semoga para senior masih dapat menerima saya didalam forum ini.. :)

Anumodana _/\_
  [at] bro Riky,
Terima kasih dan saya memberi apresiasi atas keterbukaan pikiran bro. Butuh satu keberanian besar untuk menyatakan permohonan maaf secara terbuka. Saya percaya bila ada seorang ariya yang melihat ini, akan mengucapkan "sadhu , sadhu, sadhu".
Berhubung bro sekarang telah bersedia mendengarkan, maka pada kesempatan ini, izinkan saya menyampaikan isi hati.  Saya belajar agama Buddha sejak bertahun-tahun. Di sini kita tentu setuju semua bahwa kita sama-sama mengagumi guru agung kita Sang Buddha.  Bahkan ketika ada yang saling berebutan ingin menyatakan diri mewakili pandangan paling benar dari ajaran Buddha, saya juga merasa tertantang dan ingin menonjolkan diri dengan meneriakkan "Sayalah murid kesayangan Buddha".  Saya sangat bersemangat. Saya senang dan luap dalam kegembiraan bila ada yang mengatakan saya adalah siswa Buddha yang baik, terpuji, dan lain-lain. Begitu mengagumi Buddha, saya membaca Sutta dengan perasaan haru, kagum, sampai bersujud sambil membayangi Sang Buddha berdiri diri depan saya. Begitu mengagumi Buddha, saya sejujurnya kehilangan akal sehat. Kehilangan akal sehat terhadap sikap kritiis seperti rekan2 kita yang lain. Mereka bisa memilah-milah dan membuat kesimpulan bahwa ini yg asli , ini yg palsu. ini yg otentik, ini yang cult. Baik, mereka mungkin telah mencapai satu keberhasilan setingkat di atas saya. Saya belum. Saya mungkin jauh di bawah, tapi terus terang karena itulah , mengapa saya katakan saya tidak menggunakan akal sehat, tidak kritis yang akhirnya membuat saya memutuskan utk tidak mau memilah-milah, tidak mau membuat kesimpulan. Memang banyak yg menganggap itu bodoh, mungkin. Okelah, lalu jangan melarang saya utk menundukkan kepala dan biarkan saya tetap bersujud di kaki Sang Buddha.  yaah, saya lebih bahagia dgn berpegang padnagnan bahwa Theravada benar, Mahayana benar, Tantrayana benar dan gunakan salah satu utk kecocokan di kemudiannya. Saya membaca tulisan Ajahn Chah, Ajahn Brahm, Ajahn Sumedho, Sri Dhammananda, Buddhadasa , Maha Sayadaw, dan seterusnya.   Saya senang sekali, saya anggap mereka guru2 besar, lebih besar dari tokoh dunia lainnya seperti  Einstein, Bertrand Russell, Newton, Da Vinci, Galileo ,dll.  Apalagi Sutta2 dalam Nikaya, saya menjadikannya sebagai koleksi pribadi, barang siapa yang menyentuhnya dgn tidak sopan, saya bisa jadi kesal, karena betapa besar rasa berharganya terhadap Sutta itu, betap besar rasa cinta saya pada Sang Buddha. Begitu besar cinta saya, sampai saya tidak menggunakan akal sehat, saya katakan tidak menggunakan akal sehat karena tidak lagi mau memilah-milah, tidak mau menyimpulkan seperti rekan2 lain yg bisa menyimpulkan yang asli yang palsu, yg otentik yg cult. Sehingga saya koleksi saja semua, dan hasilnya, saya pun tidak mau membuat penolakan secara sepihak , sy ingin berdamai dgn batin saya, saya mencintai Buddha dlm aliran manapun (yg tentu saja diakui secara luas 3 yg maintstream itu).     
Begitulah akhirnya apa pun sikap cinta saya, pada akhirnya saya sama seperti rekan2 lainnya, bahwa saya harus melepas semuanya. Saat semua itu dilepaskan dalam kesadaran meditasi, tidak lagi label2 asli palsu, otentik cult. Saya duduk lalu melepaskan semua ide-ide yg muncul di masa lalu, membiarkan ide2 masa depan lewat bak awan berlalu, saya hanya mengamati nafas, dan disitu tidak ada konsep2, tidak ada kesimpulan kesimpulan asli palsu, otentik cult, benar salah. Setelah kesadaran saya berjalan stabil, pancaindra saya menghilang, bahkan diri itu pun sirna, yang tertahan adalah kesadaran murni,yang sedang mengamati nimitta-nimitta. Tapi semua ini tidak ada kesimpulan2  ,tidak ada ide2. Semua hanya kesadaran tok.
Saya masih ingat ketika membaca senandung pencerahan dari master Shengyen, senandung itu mengatakan bhw seorang yang telah mencapai pencerahan tidak membuang khayalan juga tidak mengejar pencerahan. ahaa...tentu saja orang yg tercerahkan, batinnya yang sati terus menerus, kahyalan apalagi yg harus dibuang, karena sudah tdk ada kahyalan, pencerahan apalagi yg ingin dikejar, karena sudah berada di atas track pencerahannya. Sekejap itu juga saya menegasi semua diskriminasi terhadap bentuk2, dan senandung pencerahan ini mengingatkan saya, saat memasuki kesadaran murni ini, apa bedanya metode chan dgn anapanasati, toh sama2 mengarah ke sana yang tidak butuh konsep2 , seperti menapaki jalan yang beda tapi bertemu di persimpangan yg sama. Begitu juga ketika menjampar Budho, Budho, atau Amituofo2, semuanya diarahkan pada kesadaran yang sedikit demi sedikit menghilangkan ide2 yg muncul dr kepalsuan pancakhanda, hingg tidak lagi terkontaminasi gerak gerik pancakhanda.  Dari sini , saya berkata bahwa maaf teman2, mungkin inilah jalan terbodoh yang saya pilih, yak, memilih mencintai Buddha bukan dgn akal sehat.
Uneg2 ini saya sampaikan hanya utk bermohon setulus-tulusnya sperti orang rendahan ,orang sesat, orang yg dicurigai ingin mempropagandakan doktrin Mahayana,  kepada rekan2 bijak ,  bahwa jangan mencibir saya sebagai non-Theravada karena saya mencintai Sang Buddha bukan karena saya berdiri di pihak mana, saya ingin mencinta dgn segala irasional yg mungkin terdengar konyol,  sehingga saya bukan saja Mahayana, saya juga Theravada. Mungkin saya dihujat tidak ada pendirian , tapi pendirian juga bukan jalan satu2nya.  Saya adalah semuanya dan semuanya adalah bagian dari yg ingin saya peluk, karena nilai2 ajaran Buddha ada di dalamnya. Mungkin saya adlah cacing yg menyukai kotoran, tapi dewa di surga yang jijik sama kotoran blm tentu memahami kesamaan sifat antara kotoran dan istana surgawinya, sama-sama kosong dari inti.
Setelah keluar dari meditasi , semua memang terlihat berbeda, matahari masih bersinar terang, malam hari masih menunjukkan kegelapannya, masih ada diskriminasi dlm pikiran, tapi ah...itu kan kepalsuan pikiran yg digerakkan oleh pancakhanda, dan kesadaran murni itu bebas dari itu, tidak ada diskriminasi. Maka mari kita masuk ke dalam kesadaran murni, sirnalah diskriminasi, dan alangkah indahnya itu.
Terima kasih bro Riky, terima kasih bro Forte, terima kasih bro Bond, all...
I love u pull..... :))
 

 
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Wolvie on 24 March 2010, 06:08:25 PM
Quote
Tambahan:

Pembacaan Dharani sebaiknya didahului dengan mantra2 di bawah ini :

AUM RAM!
(Mantra untuk membersihkan suasana semesta alam)

AUM SVAR!
(Mantra untuk melindungi diri pemuja)

NAMO SATTANAM SAMYAKSAMBODDHI KOTINAM JITA!
AUM JARA! VAJRA! KUNDHI! SVAHA!
(Mantra untuk memohon kepada Sang Maha Ibu Dunia)

AUM BHUR!
(Mantra untuk memutar Roda Dharani)

AUM MANI PADME HUM!
(Mantra untuk menerangi Sang Hati)

Mantra2 pendek di atas harus dibaca masing-masing 3, 5, 7, 9, atau 21 kali sesukanya, setelah itu baru membaca Maha Karuna Dharani.

Apakah alasannya harus dimulai dengan mantra tersebut?dan kalau misalnya mantranya hanya dibaca 1 kalai bagaimana?

gak tau, sy cuma copy dari buku.

mau praktek sukur, ngga pun ngga papa.

Baca Dharani bukan perkara mudah, itu menurut sy. Bukan karena bahasanya yang sulit tapi menurut pengalaman sy sendiri, klo lagi marah atau dongkol atau bingung, ngga bisa baca sampai tuntas. Boleh percaya boleh ngga, makanya dianjurkan agar mempersiapkan diri waktu mau menjapa, itu pasti ada alasannya. Mungkin (dari pengalaman sy) itu sebabnya ada tahapan2 yang mesti dijalani sebelum membaca. Misalnya mesti cia cai.

Dan sy udah membuktikan kemanjuran Dharani ini, meskipun bukan sy yang menjapa (seorang yang sy mintain tolong yang membacakan). Memang bukan untuk keperluan merukunkan pasutri seperti judul thread ini, tapi untuk kesembuhan.
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarka
Post by: bond on 24 March 2010, 06:21:47 PM

Ha..ha rumusnya bulu bebek koq diubah lagi. Inti yg ingin saya sampaikan. Urusan spiritual itu bukan matematika. Kalau mau dibuat matematika saya tidak kredible. Silakan bro buat rumus sendiri. Coba cari penemuan metafisika dengan matematika.

Buddha saja tidak buat persamaan matematika dalam melihat hukum universe yg kompleks. Koq ini malah dibuat2  ;D
 
Mau tau rumus faktor lain atau faktor xx yg bro tanyakan ? coba dulu vipasanna. lalu bandingkan pengalaman anda dengan orang lain rumusnya sama ngak.

Karena saya belum vipasanna, dan sepertinya sdr bond sudah vipasanna, coba sebutkan dulu faktor lain atau faktor xx, ntar pasti ada praktisi yang bisa klarifikasi... Monggo....

Percuma ngak bakal nyambung...latih dulu bro. kalau ngak maaf deh.. karena faktor xx itu menyangkut pengalaman saya dan orang lain. Belum tentu faktor x saya = faktor x anda.
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: chingik on 24 March 2010, 06:22:19 PM
saya pribadi blm memahami makna mantram. Tapi kalo gak salah mantram tdk bisa dijelaskan scr ilmiah, karena ada kaitan dgn sifat metafisika. Byk fenomena dunia yg blm bisa dijelaskan, so saya rasa diskusi ini tidak akan mencapai titik kesimpulan yg bisa diandalkan. Mahayana  saja blm memahami mantram sebaik Tantrayana. Itulah sebabnya Mahayana hanya menjalankan ritual praktik pembacaan mantra dgn tulus berdasarkan keyakinan bhw itu ajaran Buddha. Kalo Tantrayana jauh lebih memahaminya, dan karena saya tidak begitu mendalami Tantra, saya blm sanggup menjelaskan lebih jauh.  Tapi dari penjelasan bro bond misalnya, itu memberi sinyal bhw sebenarnya mantra itu harus dipraktikkan berdasarkan kekuatan keyakinan+faktor2 lain yg mendukungnya. Bila tidak maka percuma, akan sama seperti membaca artikel kata2 yg kosong tanpa efek.
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: bond on 24 March 2010, 06:31:18 PM
saya pribadi blm memahami makna mantram. Tapi kalo gak salah mantram tdk bisa dijelaskan scr ilmiah, karena ada kaitan dgn sifat metafisika. Byk fenomena dunia yg blm bisa dijelaskan, so saya rasa diskusi ini tidak akan mencapai titik kesimpulan yg bisa diandalkan. Mahayana  saja blm memahami mantram sebaik Tantrayana. Itulah sebabnya Mahayana hanya menjalankan ritual praktik pembacaan mantra dgn tulus berdasarkan keyakinan bhw itu ajaran Buddha. Kalo Tantrayana jauh lebih memahaminya, dan karena saya tidak begitu mendalami Tantra, saya blm sanggup menjelaskan lebih jauh.  Tapi dari penjelasan bro bond misalnya, itu memberi sinyal bhw sebenarnya mantra itu harus dipraktikkan berdasarkan kekuatan keyakinan+faktor2 lain yg mendukungnya. Bila tidak maka percuma, akan sama seperti membaca artikel kata2 yg kosong tanpa efek.

Betul sekali bro chingik.
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: ryu on 24 March 2010, 06:57:16 PM
sundul lagi ;D
bantu sundul pertanyaan edward
Dear all,

Dalam Mahayana memang ada Sutra2 yang sifatnya memberi manfaat secara duniawi.  Kekuatan yang bersifat metafisik itu ada bukan tidak ada. 
Dharma diajarkan dengan memberi manfaat kepada siapa pun yang merasa cocok, sehingga ada yang bersifat lokiya, ada yang bersifat lokuttara, ada yg bersifat Neyartha ada yg bersifat Nitharta, ada yang bersifat  paramartha, ada yang bersifat samvrti.  Semua ditujukan tergantung pada makhluk yang berbeda-beda karakternya.
Dan satu hal lagi, kaidah penafsiran sutra mahayana tidaklah sekedar dilihat secara tersurat, apalagi secara sepotong-sepotong. Sutra-sutra itu seperti sebuah jaringan yang saling terkait satu sama lain, sehingga tidak selalu dilihat secara satu sisi saja.  Dalam konteks Mahayana , sutra seperti sebuah jejaring (net).
 
Saya tidak ingin mendebatkan isi sutra ini. Tapi mohon diingat
Sekotor apapun pandangan saudara2 terhadap sebuah sutra, adalah tidak baik bersikap  menyindir (dgn cara yg sangat halus ) atau mentertawakannya.   
 oleh karena itu mohon kendalikan batin masing2. karena akan merugikan diri sendiri , dan tidak membawa pada kemajuan. Kita sama2 merasa diri sebagai siswa Buddha, maka minimal mari berusaha bersikap seperti yang dipuji oleh para ariya.
 
 _/\_
 



Seingat saya, dalam Tripitaka memank terbagi menjadi beberapa segmen dan bagian. Bahkan ada sutra yang bukan berasal dari ucapan Sakyamuni Buddha sendiri, tetapi "disetarakan" kualitas-nya dengan sutra, seperti sutra altar oleh Hui Neng.
Dalam topik ini, termasuk dalam  bagian manakah sutra ini?

NB: Dlm tradisi penamaan China,  Sang Buddha Gotama biasa umum dipanggil Sakyamuni Buddha (Se Cia Mu Ni Fo), karena merujuk pada Buddha yang berasal dari suku Sakya.Tidak ada merendahkan dalam hal ini.

Agar mengembalikan pembahasan sesuai topik, ada yg bisa bantu menjelaskan pertanyaan saya?

TATIYAMPI  :whistle:

Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: andry on 24 March 2010, 07:26:07 PM
apa bisa disetarakan dengan kata Buddho Buddho Buddho?

[op dlu mau kuliah..]
ente kalo mo tau segala sesuatu ttg mantra, coba pelajari dari hindu dan tantra
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: naviscope on 24 March 2010, 10:12:32 PM
[at]  All

Maaf,bentar ya...Mohon izin OOT,karena dari sini lah sumber konflik terjadi...

Setelah menerima banyak nasihat dari para senior[saya ucapkan banyak terima kasih kepada para senior yang telah bertindak lurus,baik,benar dan patut,dengan menegur saya dengan ciri khas yang elok,bukan melalui personal attack dan memaki dengan kata2 kasar..Semoga para senior,tidak bosan2 menegur saya bilamana dilain waktu saya "kelepasan" didalam berdiskusi,dan mengarah kepada hal2 yang dapat menimbulkan "pelecehan" terhadap Mahayana], akhirnya saya sadar. oleh karena itu dalam kesempatan ini, saya menyampaikan secara terbuka permintaan maaf kepada rekan2 mahayanist atas pernyataan2 saya yg terkesan kasar. semoga rekan2 dapat menerima maaf saya ini. terima kasih kepada para senior yg sudah mengingatkan saya.


Catatan : Terima kasih khususnya kepada Sdr. Chingik yg telah berusaha memberikan penjelasan kepada saya..Semoga bro Chingkik tetap setia dan berkenan berdiskusi dengan saya dengan cara2 yang lebih elegan dimasa yang mendatang.. ^:)^

permintaan : Semoga para senior masih dapat menerima saya didalam forum ini.. :)

Anumodana _/\_
  [at] bro Riky,
Terima kasih dan saya memberi apresiasi atas keterbukaan pikiran bro. Butuh satu keberanian besar untuk menyatakan permohonan maaf secara terbuka. Saya percaya bila ada seorang ariya yang melihat ini, akan mengucapkan "sadhu , sadhu, sadhu".
Berhubung bro sekarang telah bersedia mendengarkan, maka pada kesempatan ini, izinkan saya menyampaikan isi hati.  Saya belajar agama Buddha sejak bertahun-tahun. Di sini kita tentu setuju semua bahwa kita sama-sama mengagumi guru agung kita Sang Buddha.  Bahkan ketika ada yang saling berebutan ingin menyatakan diri mewakili pandangan paling benar dari ajaran Buddha, saya juga merasa tertantang dan ingin menonjolkan diri dengan meneriakkan "Sayalah murid kesayangan Buddha".  Saya sangat bersemangat. Saya senang dan luap dalam kegembiraan bila ada yang mengatakan saya adalah siswa Buddha yang baik, terpuji, dan lain-lain. Begitu mengagumi Buddha, saya membaca Sutta dengan perasaan haru, kagum, sampai bersujud sambil membayangi Sang Buddha berdiri diri depan saya. Begitu mengagumi Buddha, saya sejujurnya kehilangan akal sehat. Kehilangan akal sehat terhadap sikap kritiis seperti rekan2 kita yang lain. Mereka bisa memilah-milah dan membuat kesimpulan bahwa ini yg asli , ini yg palsu. ini yg otentik, ini yang cult. Baik, mereka mungkin telah mencapai satu keberhasilan setingkat di atas saya. Saya belum. Saya mungkin jauh di bawah, tapi terus terang karena itulah , mengapa saya katakan saya tidak menggunakan akal sehat, tidak kritis yang akhirnya membuat saya memutuskan utk tidak mau memilah-milah, tidak mau membuat kesimpulan. Memang banyak yg menganggap itu bodoh, mungkin. Okelah, lalu jangan melarang saya utk menundukkan kepala dan biarkan saya tetap bersujud di kaki Sang Buddha.  yaah, saya lebih bahagia dgn berpegang padnagnan bahwa Theravada benar, Mahayana benar, Tantrayana benar dan gunakan salah satu utk kecocokan di kemudiannya. Saya membaca tulisan Ajahn Chah, Ajahn Brahm, Ajahn Sumedho, Sri Dhammananda, Buddhadasa , Maha Sayadaw, dan seterusnya.   Saya senang sekali, saya anggap mereka guru2 besar, lebih besar dari tokoh dunia lainnya seperti  Einstein, Bertrand Russell, Newton, Da Vinci, Galileo ,dll.  Apalagi Sutta2 dalam Nikaya, saya menjadikannya sebagai koleksi pribadi, barang siapa yang menyentuhnya dgn tidak sopan, saya bisa jadi kesal, karena betapa besar rasa berharganya terhadap Sutta itu, betap besar rasa cinta saya pada Sang Buddha. Begitu besar cinta saya, sampai saya tidak menggunakan akal sehat, saya katakan tidak menggunakan akal sehat karena tidak lagi mau memilah-milah, tidak mau menyimpulkan seperti rekan2 lain yg bisa menyimpulkan yang asli yang palsu, yg otentik yg cult. Sehingga saya koleksi saja semua, dan hasilnya, saya pun tidak mau membuat penolakan secara sepihak , sy ingin berdamai dgn batin saya, saya mencintai Buddha dlm aliran manapun (yg tentu saja diakui secara luas 3 yg maintstream itu).     
Begitulah akhirnya apa pun sikap cinta saya, pada akhirnya saya sama seperti rekan2 lainnya, bahwa saya harus melepas semuanya. Saat semua itu dilepaskan dalam kesadaran meditasi, tidak lagi label2 asli palsu, otentik cult. Saya duduk lalu melepaskan semua ide-ide yg muncul di masa lalu, membiarkan ide2 masa depan lewat bak awan berlalu, saya hanya mengamati nafas, dan disitu tidak ada konsep2, tidak ada kesimpulan kesimpulan asli palsu, otentik cult, benar salah. Setelah kesadaran saya berjalan stabil, pancaindra saya menghilang, bahkan diri itu pun sirna, yang tertahan adalah kesadaran murni,yang sedang mengamati nimitta-nimitta. Tapi semua ini tidak ada kesimpulan2  ,tidak ada ide2. Semua hanya kesadaran tok.
Saya masih ingat ketika membaca senandung pencerahan dari master Shengyen, senandung itu mengatakan bhw seorang yang telah mencapai pencerahan tidak membuang khayalan juga tidak mengejar pencerahan. ahaa...tentu saja orang yg tercerahkan, batinnya yang sati terus menerus, kahyalan apalagi yg harus dibuang, karena sudah tdk ada kahyalan, pencerahan apalagi yg ingin dikejar, karena sudah berada di atas track pencerahannya. Sekejap itu juga saya menegasi semua diskriminasi terhadap bentuk2, dan senandung pencerahan ini mengingatkan saya, saat memasuki kesadaran murni ini, apa bedanya metode chan dgn anapanasati, toh sama2 mengarah ke sana yang tidak butuh konsep2 , seperti menapaki jalan yang beda tapi bertemu di persimpangan yg sama. Begitu juga ketika menjampar Budho, Budho, atau Amituofo2, semuanya diarahkan pada kesadaran yang sedikit demi sedikit menghilangkan ide2 yg muncul dr kepalsuan pancakhanda, hingg tidak lagi terkontaminasi gerak gerik pancakhanda.  Dari sini , saya berkata bahwa maaf teman2, mungkin inilah jalan terbodoh yang saya pilih, yak, memilih mencintai Buddha bukan dgn akal sehat.
Uneg2 ini saya sampaikan hanya utk bermohon setulus-tulusnya sperti orang rendahan ,orang sesat, orang yg dicurigai ingin mempropagandakan doktrin Mahayana,  kepada rekan2 bijak ,  bahwa jangan mencibir saya sebagai non-Theravada karena saya mencintai Sang Buddha bukan karena saya berdiri di pihak mana, saya ingin mencinta dgn segala irasional yg mungkin terdengar konyol,  sehingga saya bukan saja Mahayana, saya juga Theravada. Mungkin saya dihujat tidak ada pendirian , tapi pendirian juga bukan jalan satu2nya.  Saya adalah semuanya dan semuanya adalah bagian dari yg ingin saya peluk, karena nilai2 ajaran Buddha ada di dalamnya. Mungkin saya adlah cacing yg menyukai kotoran, tapi dewa di surga yang jijik sama kotoran blm tentu memahami kesamaan sifat antara kotoran dan istana surgawinya, sama-sama kosong dari inti.
Setelah keluar dari meditasi , semua memang terlihat berbeda, matahari masih bersinar terang, malam hari masih menunjukkan kegelapannya, masih ada diskriminasi dlm pikiran, tapi ah...itu kan kepalsuan pikiran yg digerakkan oleh pancakhanda, dan kesadaran murni itu bebas dari itu, tidak ada diskriminasi. Maka mari kita masuk ke dalam kesadaran murni, sirnalah diskriminasi, dan alangkah indahnya itu.
Terima kasih bro Riky, terima kasih bro Forte, terima kasih bro Bond, all...
I love u pull..... :))
 

 


i loph u pull juga....
bro chingik
lain kale pake paragraf ya ketiknya yach...
pake titik, pake koma, ama spasi

gw ampek mabok baca-nya, ampek tahan nafas baca sampai selesai..... wkwkwkw.....
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Riky_dave on 24 March 2010, 10:32:28 PM
[at]  All

Maaf,bentar ya...Mohon izin OOT,karena dari sini lah sumber konflik terjadi...

Setelah menerima banyak nasihat dari para senior[saya ucapkan banyak terima kasih kepada para senior yang telah bertindak lurus,baik,benar dan patut,dengan menegur saya dengan ciri khas yang elok,bukan melalui personal attack dan memaki dengan kata2 kasar..Semoga para senior,tidak bosan2 menegur saya bilamana dilain waktu saya "kelepasan" didalam berdiskusi,dan mengarah kepada hal2 yang dapat menimbulkan "pelecehan" terhadap Mahayana], akhirnya saya sadar. oleh karena itu dalam kesempatan ini, saya menyampaikan secara terbuka permintaan maaf kepada rekan2 mahayanist atas pernyataan2 saya yg terkesan kasar. semoga rekan2 dapat menerima maaf saya ini. terima kasih kepada para senior yg sudah mengingatkan saya.


Catatan : Terima kasih khususnya kepada Sdr. Chingik yg telah berusaha memberikan penjelasan kepada saya..Semoga bro Chingkik tetap setia dan berkenan berdiskusi dengan saya dengan cara2 yang lebih elegan dimasa yang mendatang.. ^:)^

permintaan : Semoga para senior masih dapat menerima saya didalam forum ini.. :)

Anumodana _/\_
  [at] bro Riky,
Terima kasih dan saya memberi apresiasi atas keterbukaan pikiran bro. Butuh satu keberanian besar untuk menyatakan permohonan maaf secara terbuka. Saya percaya bila ada seorang ariya yang melihat ini, akan mengucapkan "sadhu , sadhu, sadhu".
Berhubung bro sekarang telah bersedia mendengarkan, maka pada kesempatan ini, izinkan saya menyampaikan isi hati.  Saya belajar agama Buddha sejak bertahun-tahun. Di sini kita tentu setuju semua bahwa kita sama-sama mengagumi guru agung kita Sang Buddha.  Bahkan ketika ada yang saling berebutan ingin menyatakan diri mewakili pandangan paling benar dari ajaran Buddha, saya juga merasa tertantang dan ingin menonjolkan diri dengan meneriakkan "Sayalah murid kesayangan Buddha".  Saya sangat bersemangat. Saya senang dan luap dalam kegembiraan bila ada yang mengatakan saya adalah siswa Buddha yang baik, terpuji, dan lain-lain. Begitu mengagumi Buddha, saya membaca Sutta dengan perasaan haru, kagum, sampai bersujud sambil membayangi Sang Buddha berdiri diri depan saya. Begitu mengagumi Buddha, saya sejujurnya kehilangan akal sehat. Kehilangan akal sehat terhadap sikap kritiis seperti rekan2 kita yang lain. Mereka bisa memilah-milah dan membuat kesimpulan bahwa ini yg asli , ini yg palsu. ini yg otentik, ini yang cult. Baik, mereka mungkin telah mencapai satu keberhasilan setingkat di atas saya. Saya belum. Saya mungkin jauh di bawah, tapi terus terang karena itulah , mengapa saya katakan saya tidak menggunakan akal sehat, tidak kritis yang akhirnya membuat saya memutuskan utk tidak mau memilah-milah, tidak mau membuat kesimpulan. Memang banyak yg menganggap itu bodoh, mungkin. Okelah, lalu jangan melarang saya utk menundukkan kepala dan biarkan saya tetap bersujud di kaki Sang Buddha.  yaah, saya lebih bahagia dgn berpegang padnagnan bahwa Theravada benar, Mahayana benar, Tantrayana benar dan gunakan salah satu utk kecocokan di kemudiannya. Saya membaca tulisan Ajahn Chah, Ajahn Brahm, Ajahn Sumedho, Sri Dhammananda, Buddhadasa , Maha Sayadaw, dan seterusnya.   Saya senang sekali, saya anggap mereka guru2 besar, lebih besar dari tokoh dunia lainnya seperti  Einstein, Bertrand Russell, Newton, Da Vinci, Galileo ,dll.  Apalagi Sutta2 dalam Nikaya, saya menjadikannya sebagai koleksi pribadi, barang siapa yang menyentuhnya dgn tidak sopan, saya bisa jadi kesal, karena betapa besar rasa berharganya terhadap Sutta itu, betap besar rasa cinta saya pada Sang Buddha. Begitu besar cinta saya, sampai saya tidak menggunakan akal sehat, saya katakan tidak menggunakan akal sehat karena tidak lagi mau memilah-milah, tidak mau menyimpulkan seperti rekan2 lain yg bisa menyimpulkan yang asli yang palsu, yg otentik yg cult. Sehingga saya koleksi saja semua, dan hasilnya, saya pun tidak mau membuat penolakan secara sepihak , sy ingin berdamai dgn batin saya, saya mencintai Buddha dlm aliran manapun (yg tentu saja diakui secara luas 3 yg maintstream itu).     
Begitulah akhirnya apa pun sikap cinta saya, pada akhirnya saya sama seperti rekan2 lainnya, bahwa saya harus melepas semuanya. Saat semua itu dilepaskan dalam kesadaran meditasi, tidak lagi label2 asli palsu, otentik cult. Saya duduk lalu melepaskan semua ide-ide yg muncul di masa lalu, membiarkan ide2 masa depan lewat bak awan berlalu, saya hanya mengamati nafas, dan disitu tidak ada konsep2, tidak ada kesimpulan kesimpulan asli palsu, otentik cult, benar salah. Setelah kesadaran saya berjalan stabil, pancaindra saya menghilang, bahkan diri itu pun sirna, yang tertahan adalah kesadaran murni,yang sedang mengamati nimitta-nimitta. Tapi semua ini tidak ada kesimpulan2  ,tidak ada ide2. Semua hanya kesadaran tok.
Saya masih ingat ketika membaca senandung pencerahan dari master Shengyen, senandung itu mengatakan bhw seorang yang telah mencapai pencerahan tidak membuang khayalan juga tidak mengejar pencerahan. ahaa...tentu saja orang yg tercerahkan, batinnya yang sati terus menerus, kahyalan apalagi yg harus dibuang, karena sudah tdk ada kahyalan, pencerahan apalagi yg ingin dikejar, karena sudah berada di atas track pencerahannya. Sekejap itu juga saya menegasi semua diskriminasi terhadap bentuk2, dan senandung pencerahan ini mengingatkan saya, saat memasuki kesadaran murni ini, apa bedanya metode chan dgn anapanasati, toh sama2 mengarah ke sana yang tidak butuh konsep2 , seperti menapaki jalan yang beda tapi bertemu di persimpangan yg sama. Begitu juga ketika menjampar Budho, Budho, atau Amituofo2, semuanya diarahkan pada kesadaran yang sedikit demi sedikit menghilangkan ide2 yg muncul dr kepalsuan pancakhanda, hingg tidak lagi terkontaminasi gerak gerik pancakhanda.  Dari sini , saya berkata bahwa maaf teman2, mungkin inilah jalan terbodoh yang saya pilih, yak, memilih mencintai Buddha bukan dgn akal sehat.
Uneg2 ini saya sampaikan hanya utk bermohon setulus-tulusnya sperti orang rendahan ,orang sesat, orang yg dicurigai ingin mempropagandakan doktrin Mahayana,  kepada rekan2 bijak ,  bahwa jangan mencibir saya sebagai non-Theravada karena saya mencintai Sang Buddha bukan karena saya berdiri di pihak mana, saya ingin mencinta dgn segala irasional yg mungkin terdengar konyol,  sehingga saya bukan saja Mahayana, saya juga Theravada. Mungkin saya dihujat tidak ada pendirian , tapi pendirian juga bukan jalan satu2nya.  Saya adalah semuanya dan semuanya adalah bagian dari yg ingin saya peluk, karena nilai2 ajaran Buddha ada di dalamnya. Mungkin saya adlah cacing yg menyukai kotoran, tapi dewa di surga yang jijik sama kotoran blm tentu memahami kesamaan sifat antara kotoran dan istana surgawinya, sama-sama kosong dari inti.
Setelah keluar dari meditasi , semua memang terlihat berbeda, matahari masih bersinar terang, malam hari masih menunjukkan kegelapannya, masih ada diskriminasi dlm pikiran, tapi ah...itu kan kepalsuan pikiran yg digerakkan oleh pancakhanda, dan kesadaran murni itu bebas dari itu, tidak ada diskriminasi. Maka mari kita masuk ke dalam kesadaran murni, sirnalah diskriminasi, dan alangkah indahnya itu.
Terima kasih bro Riky, terima kasih bro Forte, terima kasih bro Bond, all...
I love u pull..... :))
 

 


Ini lah yang saya kagumi dari anda,sehingga sejenak saya meninggalkan semua aspek kekritisan saya...anda benar2 contoh moderator yang baik,seorang moderator,tidak hanya menengahi tetapi memberi contoh serta mengarahkan sesuai dengan contoh...tidak seperti moderator lainnya yang sesudah memaki berdalih bahwa makiannya adalah benar...

saya hanturkan terima kasih kepada anda,kalau saya tidak bertemu dengan anda,dan para senior DC lainnya yang menegur saya,saya pasti akan berpegang teguh dalam kekritisan saya tanpa batasan...kalau saya bertemu dengan Bond,hancurlah saya...karena pelajaran yang bisa saya dapatkan hanya makian belaka,tidak ada isi substansi..tidak ada hubungan dengan hal yang didiskusikan..sedangkan anda,anda mengajar sesuai dengan diskusi dan isi substansi..semoga banyak moderator seperti anda ini di DC,sehingga DC tidak akan kehilangan member2 berpontensi yang muak karena tingkah moderator yang terlalu sok berkuasa... :)

jikalau ada kata2 saya yang kurang tepat,atau berkenan dihati para member,saya hanturkan permintaan maaf yang setulus2nya..ini hanya uneq2 saya terhadap forum DC,saya berharap bahwa ada perubahan didalam kebijakan forum DC...

Love YOu All ^^

terima kasih _/\_
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: chingik on 25 March 2010, 01:25:35 AM
 [at] naviscope, hehe , ini namanya ngetik sambil kebelet mau pipis. Jadinya ngalir terus.. haaaaahaaaahaaaaa

Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Indra on 25 March 2010, 06:14:54 AM
 [at] all, perselisihan sudah diselesaikan dengan baik, tapi silahturahmi (maaf2an)nya gak perlu terlalu panjang juga.


ayo :backtotopic:
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: GandalfTheElder on 25 March 2010, 08:13:35 AM
Quote
saya pribadi blm memahami makna mantram. Tapi kalo gak salah mantram tdk bisa dijelaskan scr ilmiah, karena ada kaitan dgn sifat metafisika. Byk fenomena dunia yg blm bisa dijelaskan, so saya rasa diskusi ini tidak akan mencapai titik kesimpulan yg bisa diandalkan. Mahayana  saja blm memahami mantram sebaik Tantrayana. Itulah sebabnya Mahayana hanya menjalankan ritual praktik pembacaan mantra dgn tulus berdasarkan keyakinan bhw itu ajaran Buddha. Kalo Tantrayana jauh lebih memahaminya, dan karena saya tidak begitu mendalami Tantra, saya blm sanggup menjelaskan lebih jauh.  Tapi dari penjelasan bro bond misalnya, itu memberi sinyal bhw sebenarnya mantra itu harus dipraktikkan berdasarkan kekuatan keyakinan+faktor2 lain yg mendukungnya. Bila tidak maka percuma, akan sama seperti membaca artikel kata2 yg kosong tanpa efek.

Sebelumnya, saya ucapkan terima kasih yang sebanyak2nya pada bro chingik  ;D krn telah menyelesaikan 'perselisihan' di sini. Turut bermudita atas tindakan bro  _/\_

Nah kalau begini, diskusi dapat enak berjalan toh!! hehe  8). Utk riky, saya sebagai salah satu pihak Mahayanis, saya terima permintaan maafnya, harapannya adalah bro ke depannya jangan mudah meledak2 atau mengeluarkan kata2 yang tidak pantas. Kalau misalnya bro emosi karena ada pihak yang memaki, anggaplah makian itu sebagai permata yang berharga untuk melihat ke dalam diri, mengoreksi apa yang salah dalam diri. Ini adalah metode lojong dalam Mahayana.  8) Kalau tidak, maka makian itu akan terus membekas dan terus akan membuat seseorang emosi.

Untuk Mantra, sebenarnya dalam Vajrayana memiliki banyak makna. Satu suku kata Mantra dapat memiliki banyak sekali makna, kadang tiga sampai empat makna. Misal "Om Ma Ni Pad Me Hum" saja bisa diartikan ke dalam banyak makna (kalau mau gampangnya lihat wikipedia). Maka seringkali Mantra tidak diberi artinya karena sangking banyaknya, arti mana yang anda mau? Namun kalau seseorang mmg bertanya apa artinya, tentu pasti ada. Hanya saja dalam pelatihan Mantra terkadang tak dibutuhkan artinya. Mengapa?

Dalam pelatihan Mantra ada 4 cara yang bisa dipraktekkan:

1. Secara Visualisasi
Memvisualisasikan Buddha / Bodhisattva tertentu dengan bija aksara sambil membaca Mantra

2. Secara Samatha
Melafalkan mantra sambil berpusat pada suara Mantra itu sendiri.

3. Secara Vipashyana
Melafalkan Mantra sambil memeditasikan / merenungkan: Siapakah yang membaca Mantra? Diriku ini adalah Shunyata / Tanpa Aku. Buddha adalah Shunyata / Tanpa Aku. Lalu apakah hakekat semuanya ini? Apa itu Shunyata / Anatman? Sampai tidka ada perbedaan lagi antara pelafal, Buddha dan mantra yang dilafalkan.

4. Secara Maitri Karuna
Yaitu melafal Mantra sambil berpikir semua makhluk menderita oleh karena karma mereka, maka aku akan bertekad untuk membebaskan mereka semua.

Nah pelafalan mantra2 dgn metode di atas dilakukan tanpa merenungkan artinya, maka dari itu terkadang dalam teks2 mantra tidak diberi artinya.

Arti dari Mantra bisanya dijabarkan dalam pembabaran Dharma tentang Mantra itu sendiri. Arti tersebut memperkuat motivasi kita dan pengertian kita, sehingga ketika membaca Mantra kita dapat tahu dengan jelas apa maksud dan tujuannya. Namun tidak mengetahui artinya bukan berarti tidak dapat dipraktekkan Mantra itu (misal dengan samatha kita memeditasikan suara dari mantra tersebut, bukan artinya).

Dan dalam keempat metode di atas, semuanya harus dilandaskan atas motivasi BODHICITTA. Tanpa Bodhicitta, maka Mantra itu tidak akan ada efeknya sama sekali. Maksimal hanya manfaat duniawi yang kecil2an saja kalau tanpa Bodhicitta. Ini sama dengan Atanatiya Sutta yang harus dibacakan dengan motivasi mencapai Pembebasan. Semua Mantra dari ajaran Buddha harus dilandaskan BODHICITTA, di mana Bodhicitta ini berkaitan pula dengan SILA, SAMADHI dan PRAJNA.

Bila sekarang objek yang dimaksud adalah suami istri, maka apa mustahil dilakukan dengan niat Bodhicitta? Tentu tidak. Seseorang yang ingin rukun dengan pasangan hidupnya dengan melafal Maha Karuna Dharani Sutra, harus memiliki Bodhicitta seperti yang disebutkan dalam awal Sutra. Bagaimana cara kerjanya?

Kita contohlah tekad Sumedha (Megha) dan Sumitta (Prakrti) serta Nakulapita dan Nakulamata, Buddhapita dan Buddhamata. Mereka semuanya menjadikan pasangan hidup mereka sebagai kalyanamitra menapaki Sang Jalan.

Dengan motivasi Bodhicitta sambil melafalkan Maha Karuna Dharani Sutra, maka kita bertekad, "Semoga saya dapat rukun dengan suami / istri saya dan menjadikannya sebagai kalyanamitra, seseorang yang berkebajikan dan dengan demikian dapat mencapai Bodhi pada akhirnya. Semoga perselisihan yang menjauhkan kami dari usaha saling bahu membahu mencapai Pencerahan ini terselesaikan."

Tanpa motivasi seperti ini, maka akan sia2 saja Maha Karuna Dharani itu. Karena cara kerja Mantra / Paritta dalam Buddhis adalah Motivasi Pembebasan (Bodhi). Ini BEDA dengan mantra2 dari para dukun yang dasarnya hanya duniawi saja atau santet2an dan cara kerjanya seringkali dibantu para makhluk halus duniawi.

Lalu lantas apakah hanya dengan melafal Mantra saja dapat merukunkan suami istri? Tentu bisa! Melafal mantra mencakup keempat metode di atas: Visualisasi, Samatha, Vipashyana dan Maitri Karuna. Dengan Samatha kita dapat meredakan emosi antar pasangan. Dengan vipashyana kita dapat mengetahui akar perselisihan antar pasangan dan timbul prajna dalam diri kita untuk menyadari permasalahn tsb sehingga mampu menyelesaikannya. Dengan maitri karuna maka kita akan menumbuhkan cinta kasih dan niat memaafkan kesalahan pasangan kita.

Maka dari itu tidak mustahil pembacaan Mantra dapat emmbuat suami istri rukun kembali!  8)

Lalu apa lantas harus 1008 kali? Tentu tidak, tapi setidaknya itu angka yang memiliki manfaat sendiri. Seperti mislanya dalam praktik Ngondro Vajrayana, seseorang harus melakukan Namaskara sebanyak 100000 kali. Namun guru2 besar Vajrayana seperti Phabongkha Rinpoche mengatakan bahwa kita seharusnya tidak melekati jumlah dari namaskara itu sendiri. Kemelekatan ini malah akan ajdi penghalang kemajuan batin kita.

Jumlah dari pembacaan Mantra atau Namaskara yang disertai Bodhicitta itu hanyalah sebuah ungkapan terampil untuk membuat seseorang tidak kenal lelah mengumpulkan kebajikan, mengatasi rasa malas serta memperkuat ketulusan dan kesabaran.

Maka dari itu dikatakan melafal nama Buddha 1 kali saja cukup untuk membawa ke Sukhavati, apalagi 10 kali seperti yang dibabarkan dalam Sutra, itupun cukup. Tapi apa dengan begitu kita melafalkan "Namo Amitabha" lantas kita langsung terlahir di Sukhavati? Tentu TIDAK. Para praktisi Sukhavati zaman dulu terus menerus menentang interpretasi salah mengenai "melafal 1 kali nama Buddha saja sudah cukup." Bila salah dimengerti , amka ini akan membuat praktisi malas karena toh dengan satu kali pengucapan saja sudah bisa bawa ke Sukhavati.

Lalu apa makna dari satu kali ini sih?? Makna dari satu kali ini adalah apabila kita sudah mampu melafal nama Buddha secara terpusat dan bahkan tidak ada perbedaan lagi antara yang melafal dan dilafalkan. Ini pencapaian Samatha- Vipashyana yang disebut Ekavyuha Samadhi (Yixing Sanmei) yang mana berarti kita mencapai Bodhisattva Bhumi pertama. "EKA" dari Ekavyuha disinilah yang bermakna "Satu Kali" tersebut.

Lalu penggunaan bulu bebek pun tidak harus. Alasannya sudah saya jelaskan karena bebek memiliki makna tertentu bagi pasangan. Jadi secara budaya ya tentu di India itu bulu bebek memiliki makna khusus. Sebuah barang bsia saja powerfull sesuai dengan konteks budaya masing-masing.

Misal kita mendapatkan hadiah spesial dari teman kita sambil memberikan kata-kata yang mewujudkan sebuah persahabatan yang erat dan rasa terima kasih yang mendalam, tentu kita akan menjadi sangat bahagia dan kita menumbuhkan cinta kasih pada temen kita tersebut.

Sama dengan bulu bebek.
Hadiah dari temen kita = Bulu bebek dari pasangan
Kata-kata persahabatan = Mantra para Buddha / Bodhisattva.

Ditunjang dengan penletian Emoto bahwa kata2 bisa mempengaruhi pola kristal air, maka kita dapat yakin bahwa Mantra / Paritta, yang penuh dengan arti kebajikan, dilafalkan dengan Bodhcitta maka akan memberikan efek pada atom-atom yang ada dalam bulu bebek tersebut, sebagaimana kata2 pujian dan olokan mempengaruhi pola kristal air.

Lalu apa harus bulu bebek? Saya jelaskan: TIDAK. Tergantung konteks budaya masing2. Kalau zaman sekarang bisa dengan coklat, dsb.  8)

Apa pasti terkabul? Ini tergantung Karma juga. Maka dari itu dalam Lamrim selalu ditekankan Karma dan Karma sampai YA Atisha Dipankara dipanggil sebagai 'Lama Karma'. Demikian juga para master Tionghoa juga selalu menekankan hubungan sebab akibat. Kepastian dan keterkabulan Mantra tidaklah terpisah dari cara kerja Karma.

Pelafalan mantra didasari atas Bodhicitta yang didasarkan atas Tathagatagarbha (Benih Ke-Buddhaan). Sang Buddha berkata dalam Mahaparinirvana Sutra: "Bersesuaian dengan Hukum sebab dan akibat" adalah seperti Dharma yang muncul dari Pratityasamutpada." dan beliau juga berkata bahwa Pratityasamutpada berkaitan dengan Tathagatagarbha. Hubungan sebab akibat (karma) beserta Sila Samadhi Prajna dan Paramartha Satya (Nirvana) semuanya memiliki satu inti makna, demikian ucap Sang Buddha dalam Mahaparinirvana Sutra. Maka dari itu pelafalan Mantar tidak terlepas dari Tathagatagarbha tidak terlepas dari Hukum Sebab Akibat.

 _/\_
The Siddha Wanderer
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: marcedes on 25 March 2010, 09:14:39 AM
wahai para mahayanis....!!!
sebelum saya memulai ritual 1008x....>>>> nanti di kalau tidak berhasil di katakan tidak sempurna...
dan saya tidak mau ulang-ulang seperti orang bodoh di vihara
 ( kalau ga...cari patung avalokitsvara terus tancap dupa...lalu komat kamit )

tolong tulis yang benar secara LENGKAP !!!!   tata cara melakukan ini...
kalau bisa saya mau pegang 6 bulu bebek lantas langsung di baca sekaligus..jadi 6 dalam 1x baca mantra.

SEKALIAN POSTING MAHAKARUNA DHARANI NYA ATAU MANTRA LAIN YG L E N G K A P.

Bro mercy, mo belajar kesaktian ya  ^-^

OK saya bukan mahayanis. Tetapi, ini yang pernah saya ketahui saja dan memang tahu tentang Mahakaruna Dharani Sutra. Mudah2an berhasil ya.

Syarat tatacaranya :

1. Anda harus benar2 tulus , pikiran bersih dan juga percaya sepenuhnya pada Avalokitesvara.
sulit bagi saya untuk percaya sepenuhnya apalagiii pada kwam im...saya tidak pernah mengalami hal religius/spritual dengan kwam im....

apalagi semenjak kenal buddhis, malah makin sulit untuk percaya begitu saja..
kalau dengan kwan kong sih pernah mengalami hal religius..hahaha

2. anda harus ketemu orang yang akan dijadikan objek, sepasang suami istri, tanya mereka apakah mereka  percaya dengan bulu pantat bebek yg dibacakan maha karuna dharani dan percaya pada Avalokitesvara, dan sekalian tanya mereka, apakah mereka setelah dikasi bulu pantat bebek, kedua pasangan itu juga mau melafalkan Maha Karuna Dharani bersama setiap pagi dan sore. Tidak perlu panjang2 3 x saja di depan altar Avalokitesvara Bodhisatva.

3.Tanyakan pada mereka apakah ada niat untuk rukun dan mengubah agar menjadi rukun/harmonis kembali.

4. Saat Anda membaca, Anda harus puasa 24 jam dan hanya boleh minum air putih saja.
 wah ini dia yg paling sulit...lambung saya sudah pernah rusak, mustahil ga makan 24 jam.....

5. Beritahu mereka setiap mereka ingin bertengkar karena masalah sepele. Ambil itu bulu pantat bebek lalu lsg baca Namo Kwan Se Im Pho Sat. Terus sampai tenang dan bicara baik2.
sepertinya tidak ada dalam text tersebut tuh hal ini..papa bond nambah-nambah ya? jangan-jangan udah pernah neh.hihihi

6. Pembacaan ini harus didepan patung Avalokitesvara Bodhisatva.

7. Baca Maha karuna Dharani ini 1008x  dan Dibaca jam 4 pagi, tidak boleh ngantuk. Dimana sebelumnya puasa dulu seperti point 4.

Nah itu ritual yang saya ketahui.
Kalo semua point bisa dijalankan niscaya berhasil minimal 6 bulan ada perubahan. mungkin bisa lebih cepat.

Isi Maha karuna Dharani :

Namo Ratna-Trayaya

Namo Aryavalokitesvaraya

Bodhisattvaya Mahasattvaya Mahakarunikaya

Om Sarva Abhaya Sunadasyah

Namo Sukrimama Aryavalokitesvara-Garbha

Namo Nilakantha Siri Maha Bhadrasrame

Sarvathasubhamajeyam Sarvasattvanamawarga Mahadhatu
Tadyata Om Avaloke-lokite-kalate
Hari Maha Bodhisattva Sarva Sarva Mala Mala
Masi Mahahirdayam Kuru Kuru Karmam
Kuru Kuru Vijayati Maha Vijayati
Dhara Dhara Dharin Suraya
Chala Chala Mama Brahmaramukti
Ehi Ehi Chinda Chinda Harsam Prachali
Basa Basam Presaya Hulu Hulu Mala
Hulu Hulu Hilo Sara Sara Siri Siri Suru Suru
Bodhiya Bodhiya Bodhaya Bodhaya
Maitreya Nilakantha Darshinina
Payamana Svaha Sidhaya Svaha Maha Sidhaya Svaha
Sidhayogesvaraya Svaha Nilakantha Svaha
Varahanayaya Svaha Simhashira Mukaya Svaha
Sarva Maha Sidhaya Svaha Cakra Sidhaya Svaha
Padmahastaya Svaha Nilakanthavikaraya Svaha
Mahasishankaraya Svaha
Namo Ratna Trayaya
Namo Aryavalokitesvaraya Svaha
Om Siddhyantu Mantrapadaya Svaha


Selamat mencoba dan smoga berhasil.




kesimpulan...point 4 adalah point mematikan yang sulit saya sanggupi....tak rela menukar kesehatan saya dengan hal-hal yg belum pasti.....
batal ah... ;D
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: K.K. on 25 March 2010, 09:17:39 AM
 [at]  marcedes

Setidaknya sudah ada keinginan mencoba. Thanx!
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarka
Post by: bond on 25 March 2010, 09:22:38 AM
wahai para mahayanis....!!!
sebelum saya memulai ritual 1008x....>>>> nanti di kalau tidak berhasil di katakan tidak sempurna...
dan saya tidak mau ulang-ulang seperti orang bodoh di vihara
 ( kalau ga...cari patung avalokitsvara terus tancap dupa...lalu komat kamit )

tolong tulis yang benar secara LENGKAP !!!!   tata cara melakukan ini...
kalau bisa saya mau pegang 6 bulu bebek lantas langsung di baca sekaligus..jadi 6 dalam 1x baca mantra.

SEKALIAN POSTING MAHAKARUNA DHARANI NYA ATAU MANTRA LAIN YG L E N G K A P.

Bro mercy, mo belajar kesaktian ya  ^-^

OK saya bukan mahayanis. Tetapi, ini yang pernah saya ketahui saja dan memang tahu tentang Mahakaruna Dharani Sutra. Mudah2an berhasil ya.

Syarat tatacaranya :

1. Anda harus benar2 tulus , pikiran bersih dan juga percaya sepenuhnya pada Avalokitesvara.
sulit bagi saya untuk percaya sepenuhnya apalagiii pada kwam im...saya tidak pernah mengalami hal religius/spritual dengan kwam im....

apalagi semenjak kenal buddhis, malah makin sulit untuk percaya begitu saja..
kalau dengan kwan kong sih pernah mengalami hal religius..hahaha

2. anda harus ketemu orang yang akan dijadikan objek, sepasang suami istri, tanya mereka apakah mereka  percaya dengan bulu pantat bebek yg dibacakan maha karuna dharani dan percaya pada Avalokitesvara, dan sekalian tanya mereka, apakah mereka setelah dikasi bulu pantat bebek, kedua pasangan itu juga mau melafalkan Maha Karuna Dharani bersama setiap pagi dan sore. Tidak perlu panjang2 3 x saja di depan altar Avalokitesvara Bodhisatva.

3.Tanyakan pada mereka apakah ada niat untuk rukun dan mengubah agar menjadi rukun/harmonis kembali.

4. Saat Anda membaca, Anda harus puasa 24 jam dan hanya boleh minum air putih saja.
 wah ini dia yg paling sulit...lambung saya sudah pernah rusak, mustahil ga makan 24 jam.....

5. Beritahu mereka setiap mereka ingin bertengkar karena masalah sepele. Ambil itu bulu pantat bebek lalu lsg baca Namo Kwan Se Im Pho Sat. Terus sampai tenang dan bicara baik2.
sepertinya tidak ada dalam text tersebut tuh hal ini..papa bond nambah-nambah ya? jangan-jangan udah pernah neh.hihihi

6. Pembacaan ini harus didepan patung Avalokitesvara Bodhisatva.

7. Baca Maha karuna Dharani ini 1008x  dan Dibaca jam 4 pagi, tidak boleh ngantuk. Dimana sebelumnya puasa dulu seperti point 4.

Nah itu ritual yang saya ketahui.
Kalo semua point bisa dijalankan niscaya berhasil minimal 6 bulan ada perubahan. mungkin bisa lebih cepat.

Isi Maha karuna Dharani :

Namo Ratna-Trayaya

Namo Aryavalokitesvaraya

Bodhisattvaya Mahasattvaya Mahakarunikaya

Om Sarva Abhaya Sunadasyah

Namo Sukrimama Aryavalokitesvara-Garbha

Namo Nilakantha Siri Maha Bhadrasrame

Sarvathasubhamajeyam Sarvasattvanamawarga Mahadhatu
Tadyata Om Avaloke-lokite-kalate
Hari Maha Bodhisattva Sarva Sarva Mala Mala
Masi Mahahirdayam Kuru Kuru Karmam
Kuru Kuru Vijayati Maha Vijayati
Dhara Dhara Dharin Suraya
Chala Chala Mama Brahmaramukti
Ehi Ehi Chinda Chinda Harsam Prachali
Basa Basam Presaya Hulu Hulu Mala
Hulu Hulu Hilo Sara Sara Siri Siri Suru Suru
Bodhiya Bodhiya Bodhaya Bodhaya
Maitreya Nilakantha Darshinina
Payamana Svaha Sidhaya Svaha Maha Sidhaya Svaha
Sidhayogesvaraya Svaha Nilakantha Svaha
Varahanayaya Svaha Simhashira Mukaya Svaha
Sarva Maha Sidhaya Svaha Cakra Sidhaya Svaha
Padmahastaya Svaha Nilakanthavikaraya Svaha
Mahasishankaraya Svaha
Namo Ratna Trayaya
Namo Aryavalokitesvaraya Svaha
Om Siddhyantu Mantrapadaya Svaha


Selamat mencoba dan smoga berhasil.




kesimpulan...point 4 adalah point mematikan yang sulit saya sanggupi....tak rela menukar kesehatan saya dengan hal-hal yg belum pasti.....
batal ah... ;D

 ^-^

Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: naviscope on 25 March 2010, 09:33:22 AM
[at] marcedes

mgkn berarti anda belum berjodoh dengan bodhisatva kwan im, harap bersabar yach.... karena pasien bodhisatva kwan im kan banyak.....  ^-^

anda mgkn berjodoh dengan dewa kuang kong.... ;D
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Edward on 25 March 2010, 09:34:19 AM
sebenarnya ritual2 semacam itu bisa menjadi sangat gampang dan bisa menjadi sangat susah...
dasarnya hanya point satu, jika poin 1 terpenuhi, semua point berikutnya hanyalah pelengkap yang bisa tergantikan...


Dari topik ini, gw tertarik ingin membahas mengenai "budaya" membaca mantram pada kalangan mahayana...

Contoh bro Mercy adalah contoh kesalahan fatal bagi sebagian besar umat Mahayana...Berharap pembacaan mantram dapat sebagai ajang pembuktian kesaktian ataupun meminta berkah...Padahal kita tau, semua itu hasilnya ialah 50-50, hasilnya hanya "berhasil" atau "gagal". Dan lebih parah efeknya jika "berhasil", objek platihan hanya dipandang rendah sebatas media untuk meminta berkah dan melatih kesaktian...

Jadi sori brow Mercy, sebelum u memutuskan mundur, gw memank berharap u mundur, dan berharap kalaupun maju, hasilnya akan gagal. :whistle:

Seperti yang ditulis oleh bro Gandalf, pembacaan mantram itu harus dilihat sebagai pelatihan diri. Semua efek2 samping seperti yang tertulis akan datang sendiri tanpa diminta...
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Riky_dave on 25 March 2010, 10:33:48 AM
saya pribadi blm memahami makna mantram. Tapi kalo gak salah mantram tdk bisa dijelaskan scr ilmiah, karena ada kaitan dgn sifat metafisika. Byk fenomena dunia yg blm bisa dijelaskan, so saya rasa diskusi ini tidak akan mencapai titik kesimpulan yg bisa diandalkan. Mahayana  saja blm memahami mantram sebaik Tantrayana. Itulah sebabnya Mahayana hanya menjalankan ritual praktik pembacaan mantra dgn tulus berdasarkan keyakinan bhw itu ajaran Buddha. Kalo Tantrayana jauh lebih memahaminya, dan karena saya tidak begitu mendalami Tantra, saya blm sanggup menjelaskan lebih jauh.  Tapi dari penjelasan bro bond misalnya, itu memberi sinyal bhw sebenarnya mantra itu harus dipraktikkan berdasarkan kekuatan keyakinan+faktor2 lain yg mendukungnya. Bila tidak maka percuma, akan sama seperti membaca artikel kata2 yg kosong tanpa efek.

Bro Chingkik,berdasarkan faktor keyakinan + faktor2 lain,boleh saja tahu faktor2 lainnya dikategorikan apa saja?seberapa banyak faktor lainnya dan seberapa besar pengaruhnya terhadap keberhasilannya?

sesuai dengan sutra ini :

Quote
"Jika sepasang suami istri tidak rukun dan harmonis, keadaannya seperti air dan api, carikan bulu bagian belakang dari bebek mandarin, di depan rupang Bodhisattva Avalokitesvara yang Maha Pengasih, lafalkan Mantra Agung [Maha Karuna Dharani] sebanyak 1008 ditujukan kepada bulu-bulu tersebut dan berikan kepada kedua pasangan itu untuk dipakai, maka pasangan suami istri tersebut akan berbahagia dan saling menghormati dan mencintai satu dengan lainnya sampai akhir hayatnya." (Maha Karunacitta Dharani Sutra)

Anumodana _/\_
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Riky_dave on 25 March 2010, 10:44:27 AM
Quote
Dalam pelatihan Mantra ada 4 cara yang bisa dipraktekkan:

1. Secara Visualisasi
Memvisualisasikan Buddha / Bodhisattva tertentu dengan bija aksara sambil membaca Mantra

2. Secara Samatha
Melafalkan mantra sambil berpusat pada suara Mantra itu sendiri.
Bro gandafl,point 1 dan ke 2 bolehkah kita menyebutnya sama?Point 1 mengatakan memvisualisasikan/membayangkan[menciptakan bayangan] tertentu dengan bija aksara[bija aksara maksudnya apa ya?]


Quote
3. Secara Vipashyana
Melafalkan Mantra sambil memeditasikan / merenungkan: Siapakah yang membaca Mantra? Diriku ini adalah Shunyata / Tanpa Aku. Buddha adalah Shunyata / Tanpa Aku. Lalu apakah hakekat semuanya ini? Apa itu Shunyata / Anatman? Sampai tidka ada perbedaan lagi antara pelafal, Buddha dan mantra yang dilafalkan.
Vipashayana = vipassana?

Quote
4. Secara Maitri Karuna
Yaitu melafal Mantra sambil berpikir semua makhluk menderita oleh karena karma mereka, maka aku akan bertekad untuk membebaskan mereka semua.
Bro Gandalf,mau nanya ini,bisakah kita melakukan 2 hal secara bersamaan dalam pikiran ini?di satu sisi kita melafalkan mantra,disisi lain sedang memikirkan "nasib" orang lain?

Quote
Nah pelafalan mantra2 dgn metode di atas dilakukan tanpa merenungkan artinya, maka dari itu terkadang dalam teks2 mantra tidak diberi artinya.

tanpa merenungkan arti?
 
bagaimana dengan ini :

Arti dari Mantra bisanya dijabarkan dalam pembabaran Dharma tentang Mantra itu sendiri. Arti tersebut memperkuat motivasi kita dan pengertian kita, sehingga ketika membaca Mantra kita dapat tahu dengan jelas apa maksud dan tujuannya. Namun tidak mengetahui artinya bukan berarti tidak dapat dipraktekkan Mantra itu (misal dengan samatha kita memeditasikan suara dari mantra tersebut, bukan artinya).

jadi sutra ini :
"Jika sepasang suami istri tidak rukun dan harmonis, keadaannya seperti air dan api, carikan bulu bagian belakang dari bebek mandarin, di depan rupang Bodhisattva Avalokitesvara yang Maha Pengasih, lafalkan Mantra Agung [Maha Karuna Dharani] sebanyak 1008 ditujukan kepada bulu-bulu tersebut dan berikan kepada kedua pasangan itu untuk dipakai, maka pasangan suami istri tersebut akan berbahagia dan saling menghormati dan mencintai satu dengan lainnya sampai akhir hayatnya." (Maha Karunacitta Dharani Sutra)

fungsi untuk mengharmoniskan hubungan atau sebagai sarana "meditasi"?saya jadi bingung..mohon bantuannya.. :)

Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: kusalaputto on 25 March 2010, 12:28:59 PM
maaf ni agak oot
tapi g ga ngerti tadi diatas ada yg tulis dharani n sutta berbeda bedanya apa yah???
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: amaravajra on 25 March 2010, 01:09:42 PM
Quote
Dalam pelatihan Mantra ada 4 cara yang bisa dipraktekkan:

1. Secara Visualisasi
Memvisualisasikan Buddha / Bodhisattva tertentu dengan bija aksara sambil membaca Mantra

2. Secara Samatha
Melafalkan mantra sambil berpusat pada suara Mantra itu sendiri.
Bro gandafl,point 1 dan ke 2 bolehkah kita menyebutnya sama?Point 1 mengatakan memvisualisasikan/membayangkan[menciptakan bayangan] tertentu dengan bija aksara[bija aksara maksudnya apa ya?]


Quote
3. Secara Vipashyana
Melafalkan Mantra sambil memeditasikan / merenungkan: Siapakah yang membaca Mantra? Diriku ini adalah Shunyata / Tanpa Aku. Buddha adalah Shunyata / Tanpa Aku. Lalu apakah hakekat semuanya ini? Apa itu Shunyata / Anatman? Sampai tidka ada perbedaan lagi antara pelafal, Buddha dan mantra yang dilafalkan.
Vipashayana = vipassana?

Quote
4. Secara Maitri Karuna
Yaitu melafal Mantra sambil berpikir semua makhluk menderita oleh karena karma mereka, maka aku akan bertekad untuk membebaskan mereka semua.
Bro Gandalf,mau nanya ini,bisakah kita melakukan 2 hal secara bersamaan dalam pikiran ini?di satu sisi kita melafalkan mantra,disisi lain sedang memikirkan "nasib" orang lain?

Quote
Nah pelafalan mantra2 dgn metode di atas dilakukan tanpa merenungkan artinya, maka dari itu terkadang dalam teks2 mantra tidak diberi artinya.

tanpa merenungkan arti?
 
bagaimana dengan ini :

Arti dari Mantra bisanya dijabarkan dalam pembabaran Dharma tentang Mantra itu sendiri. Arti tersebut memperkuat motivasi kita dan pengertian kita, sehingga ketika membaca Mantra kita dapat tahu dengan jelas apa maksud dan tujuannya. Namun tidak mengetahui artinya bukan berarti tidak dapat dipraktekkan Mantra itu (misal dengan samatha kita memeditasikan suara dari mantra tersebut, bukan artinya).

jadi sutra ini :
"Jika sepasang suami istri tidak rukun dan harmonis, keadaannya seperti air dan api, carikan bulu bagian belakang dari bebek mandarin, di depan rupang Bodhisattva Avalokitesvara yang Maha Pengasih, lafalkan Mantra Agung [Maha Karuna Dharani] sebanyak 1008 ditujukan kepada bulu-bulu tersebut dan berikan kepada kedua pasangan itu untuk dipakai, maka pasangan suami istri tersebut akan berbahagia dan saling menghormati dan mencintai satu dengan lainnya sampai akhir hayatnya." (Maha Karunacitta Dharani Sutra)

fungsi untuk mengharmoniskan hubungan atau sebagai sarana "meditasi"?saya jadi bingung..mohon bantuannya.. :)

Iya riky, poin 1 dan 2 memang mirip.

Dsni terdapat perbedaan, yaitu :
untuk poin 1, kita berfokus pada objek Buddha/objek2 visualisasi lain sesuai dgan teknik visualisasi atas mantra ybs sambil melafalkan mantra.
untuk poin 2, kita berfokus hanya pada suara sambil melafalkan mantra.

Bijaksara adalah istilah sansekerta yg bermakna "suku kata". Bijaksara tertentu dengan warna2 atau pola2 tertentu biasanya merupakan salah satu objek yg divisualisasikan dalam praktik2 mahayana tantra.

Dalam satu sesi praktik mahayana tantra, Bijaksara mewakili aspek-aspek yang sedang dilatih dan ditekankan, jadi stiap bijaksara pun mempunyai makna luas dibaliknya. Dan hal ini hanya dijelaskan oleh Guru kpada murid dalam sbuah pnurunan ajaran. Dnsi kita dapat mlihat pentingnya seorang Guru yang autentik, dan penjelasan yg autentik pula sblum dapat mulai mlakukan praktik2 mahayana tantra.

Untuk poin 3,iya itu Vipassana (meditasi analitik).

Untuk poin 4, kita memahami dan melihat fakta bahwa smua makhluk sedang menderita di alam2 samsara akibat klesa mereka sndri,dan dgan dmkian lalu kita membangkitkan Karuna di dalm diri kita dan lalu mempertahankan prasaan ini untuk tetap stabil bhkan meningkat sambil melafalkan mantra.

untuk pertanyaan riky yg trakhir, mnurut pendapat saya pribadi, bulu bebek dsni hanya sbagai sarana simbolik. Sama sperti saat saya dan teman2 sastrawan membaca puisi misalnya, lalu puisi tsb dibacakan kpada alat prekam yg merekam suara tsb, lalu CD rekamannya kami simpan,.. bisa ditangkap maksud saya ? (sekali lagi yg ditekankan dsni adalah simbolik-nya)

smoga bermanfaat  ;)
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: amaravajra on 25 March 2010, 01:15:02 PM
maaf ni agak oot
tapi g ga ngerti tadi diatas ada yg tulis dharani n sutta berbeda bedanya apa yah???

Dharani adalah suatu "formula panjang" yang terdapat dalam sbuah Sutra (Sutta). Apabila "formula" ini bentuknya pendek (hanya terdiri dari beberapa kata), maka formula tsb dsebut Mantra.
Hal-hal ini biasa dtemui dalam Sutra2 tradisi Utara (mahayana).

Dharani sndri dalam bhs sanskerta bermakna "mempertahankan/menyokong".

"Formula" ini biasanya tidak dapat diterjemahkan, dan seiring dgan penyebaran Buddhisme Mahayana k berbagai negara, Dharani dan Mantra tetap berada dalam bahasa asalnya, yaitu bahasa Sansekerta, yang disesuaikan dengan pelafalan lidah peduduk setempat.

"Formula" ini kerap dilafalkan sebagai salah satu sarana pembinaan diri, dan dengan prosedur/tata cara yg sesuai, praktik pembacaan Dharani/Mantra akan membawa manfaat.

Sedangkan Sutra (bhs.Sanskerta) atau Sutta (bhs.Pali) berarti "topik-topik", merupakan kumpulan ulasan Buddha tentang beragam ajaran.
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: amaravajra on 25 March 2010, 01:49:30 PM
Ow ya, saya ikut menambahkan, dilihat dari judul Sutra yg mengandung Dharani ini saja saya rasa sudah cukup jelas menggambarkan penekanan apa yg ditekankan dalam praktik pelafalan Dharani tsb : Maha Karunacitta Dharani Sutra.

Maha = agung
Karuna = belas kasih
Citta = batin

Maha Karunacitta Dharani Sutra = Ajaran tentang Dharani Batin Belas Kasih yang Agung
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: seniya on 25 March 2010, 02:23:08 PM
Karena semuanya sudah tenang & dpt mengendalikan diri sendiri,saya ingin memberi sedikit pendapat pribadi.

Dalam Milinda Panha ada pertanyaan dari Raja Milinda: jika tidak ada tempat untuk berlindung dari akibat perbuatan jahat (seperti dalam syair Dhammapada),mengapa Buddha mengajarkan syair perlindungan (Paritta)?

YA Nagasena menjawab bhw walaupun paritta dpt menjadi pelindung terhadap hal2 yg tdk diinginkan,namun kekuatan paritta sesungguhnya tergantung pada 3 faktor:
1. Keyakinan (saddha)
2. Kekotoran batin (kilesa)
3. Karma (kamma)
[Nanti saya postingkan kutipan Milinda Panha tsb]

Menurut saya,pembacaan dharani/mantra Sanskerta (Mahayana) dg segala prosedur ritual utk tujuan tertentu yg baik,jg bergantung pd 3 faktor di atas.  Ada juga cerita dari daratan Cina ttg pembacaan "om mani padme hum" oleh seorang nenek tua. Sang nenek membacanya dg kata2 yg salah,tetapi ia tdk mengetahui kesalahannya,dan dg penuh keyakinan & hati tulus membaca mantra tsb tanpa henti tiap hari.

Saat pembacaannya sudah beribuan kali,saat ia membaca mantra tsb,cahaya cemerlang memancar dari tubuhnya. Suatu ketika seorg bhikshu melewati rumah sang nenek dan merasa heran melihat kilau cahaya memancar dari rumah tsb. Setelah mengetahui praktek pembacaan mantra oleh sang nenek & mengetahui mantra yg dibaca itu salah,sang bhikshu memberitahukan kesalahan tsb.

Mengetahui kesalahannya sang nenek menjd kecewa & merasa praktek tsb selama ini sia2. Akibatnya keyakinannya menjadi goyah & walaupun membaca ribuan kali mantra yg benar,cahaya gemilang tdk memancar lagi dari tubuhnya.

Dg demikian dapat disimpulkan bahwa kekuatan keyakinan dapat mempengaruhi kemanjuran suatu paritta/dharani/mantra Buddhis,sedangkan segala ritual & prosedur pembacaannya menurut saya cuma pelengkap agar menimbulkan keyakinan org atas paritta/dharani tsb & menimbulkan suasana religius.
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: chingik on 25 March 2010, 03:05:03 PM
Quote
Bro Chingkik,berdasarkan faktor keyakinan + faktor2 lain,boleh saja tahu faktor2 lainnya dikategorikan apa saja?seberapa banyak faktor lainnya dan seberapa besar pengaruhnya terhadap keberhasilannya?

sesuai dengan sutra ini :

Quote

    "Jika sepasang suami istri tidak rukun dan harmonis, keadaannya seperti air dan api, carikan bulu bagian belakang dari bebek mandarin, di depan rupang Bodhisattva Avalokitesvara yang Maha Pengasih, lafalkan Mantra Agung [Maha Karuna Dharani] sebanyak 1008 ditujukan kepada bulu-bulu tersebut dan berikan kepada kedua pasangan itu untuk dipakai, maka pasangan suami istri tersebut akan berbahagia dan saling menghormati dan mencintai satu dengan lainnya sampai akhir hayatnya." (Maha Karunacitta Dharani Sutra)


 [at] riky,
faktor lain bisa seperti didukung oleh kekuatan karma, ketulusan, semangat, konsentrasi. Ini sekedar penafsiran saya, karena  saya rasa memang ini sangat berkorelasi dengan aspek dharma tersebut.   Bentukan2 mental/batin itu sangat halus, kadang kita sendiri belum mampu mengukurnya atau membandingkan faktor2 mental kita dengan orang lain, sehingga hasilnya bisa berbeda-beda.
Tetapi dari keseluruhan isi Sutra ini, sebenarnya intinya terletak pada tujuan memperlihatkan kepada kita bahwa Avalokitesvara menggunakan berbagai cara2 utk meringankan beban psikologis para makhluk,  yg mana mereka belum mampu memasuki pemahaman yg lebih intensif ttg dharma yg lebih tinggi. Dengan kata lain, biasanya dalam mahayana menyebutkan bahwa ini adalah daya upaya bijak utk mengajar secara bertahap. Misalnya seseorang yg sedang kelaparan, kita sodorin makanan dulu, alih-alih langsung memberi ceramah dhamma, karena secara psikologis orang itu blm siap.
Oleh karena, dalam konteks mahayana, ada dharma yang tujuannya bersifat duniawi, ada yg bersifat di atas duniawi. Dan semua ini diajarkan secara bertahap, tergantung pada karakter individu.

Walaupun saya termasuk orang berkeyakinan pada Avalokitesvara, tetapi tidak jarang saya masih sering bertanya2 pada diri sendiri tentang sifat Avalokitesvara yang susah dianalisis secara rasional. Ini sama susahnya menganalisis dunia metafisik seperti eksistensi hantu, dewa, makhluk halus, kekuatan batin, dll.
Kadang dalam kondisi kesulitan saya sering melafal nama Avalokitesvara, dan sepertinya tidak terjadi apa-apa. Tetapi ada kalanya cukup mengejutkan , misalnya pernah saya mengalami sakit perut akut yang sangat menderita. Saat itu saya menginap di rumah orang, pada jam 1 malam. Saking sakitnya saya seperti mau pingsan, tetapi saya berusaha menahannya sekuat tenaga dan bersumpah dalam hati bahwa apapun yg terjadi saya tidak akan mau mengganggu istirahat orang, saya tidak akan membangunkan orang, karena saya merasa phaise bila merepotkan orang. Disela-sela hampir tak tertahankan itu, saya menyebut2 nama Avalokitesvara. Ini penyebutan nama Avalokitesvara yang paling mengesankan yg pernah saya alami seumur hidup, karena rasa sakit itu bisa plong menghilang seperti tdk terjadi apa2. Saya masih tdk mengerti fenomena ini, padahal pada ksempatan lain, misalnya saya sakit pinggang, saya menyebut2 Avalokitesvara juga tdk sembuh-sembuh jika tidak makan obat.
Dari pengalaman ini, saya tetap masih bisa bertanya2, mungkin keyakinan saya blm sempurna, tetapi saya tetap berusaha mempraktikkan keyakinan itu, karena keyakinan dikatakan sangat penting. Dan sampai sekarang pun saya masih sekali2 menyebut Avalokitesvara dgn sikap respek, semoga saya bisa mencapai sifat welas asih demikian juga.

Jadi, apakah  seseorang dapat mempercayai ini atau tidak, semua dikembalikan pada pilihan masing2.  _/\_



Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Edward on 25 March 2010, 03:34:17 PM
Cerita d atas sama maknanya dengan  "menyebut nama Amitofo sekali dapat mengantarkan ke sukhavato"
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: seniya on 25 March 2010, 08:43:42 PM
O ya keyakinan juga salah satu dari lima kekuatan (pancabala) yg disebut dalam Bala Sutta & Mahaparinibbana Sutta:
1. Kekuatan keyakinan (saddhabala)
2. Kekuatan semangat (viriyabala)
3. Kekuatan perhatian (satibala)
4. Kekuatan konsentrasi (samadhibala)
5. Kekuatan kebijaksanaan (pannabala)

Dalam Mahaparinibbana Sutta kelima kekuatan tsb merupakan salah satu dari 7 kelompok (37 unsur totalnya)dari bodhipakhiyadhamma (kualitas yg membawa menuju Pencerahan)
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: lophenk on 26 March 2010, 09:06:16 AM
^ setuju bro, tanpa adanya keyakinan biarpun baca sampai mulut berbusa jg gak ada gunanya :)
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: ryu on 26 March 2010, 09:21:15 AM
^ setuju bro, tanpa adanya keyakinan biarpun baca sampai mulut berbusa jg gak ada gunanya :)
iya makanya belajarlah beriman.
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: K.K. on 26 March 2010, 09:34:58 AM
^ setuju bro, tanpa adanya keyakinan biarpun baca sampai mulut berbusa jg gak ada gunanya :)
iya makanya belajarlah beriman.
Beriman ada 2 jenis: yang dengan pengertian dan yang tanpa pengertian (dogmatis).
Beriman yang dengan pengertian juga ada 2: dengan pengertian benar dan dengan pengertian keliru.

Memang semua jenis keyakinan menghasilkan sesuatu kekuatan, seperti dalam kisah nenek yang salah baca. Namun kualitasnya, perkembangannya, dan kelanggengan kekuatan itu sendiri berbeda. Dalam Buddhisme, bukan semuanya dianjurkan atau ditolak, yang dianjurkan adalah dengan pengertian yang benar.
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: ryu on 26 March 2010, 09:37:09 AM
^ setuju bro, tanpa adanya keyakinan biarpun baca sampai mulut berbusa jg gak ada gunanya :)
iya makanya belajarlah beriman.
Beriman ada 2 jenis: yang dengan pengertian dan yang tanpa pengertian (dogmatis).
Beriman yang dengan pengertian juga ada 2: dengan pengertian benar dan dengan pengertian keliru.

Memang semua jenis keyakinan menghasilkan sesuatu kekuatan, seperti dalam kisah nenek yang salah baca. Namun kualitasnya, perkembangannya, dan kelanggengan kekuatan itu sendiri berbeda. Dalam Buddhisme, bukan semuanya dianjurkan atau ditolak, yang dianjurkan adalah dengan pengertian yang benar.

sayangnya yang dibesarkan malah imannya bukan pengertian benarnya.
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: lophenk on 26 March 2010, 09:54:28 AM
^ setuju bro, tanpa adanya keyakinan biarpun baca sampai mulut berbusa jg gak ada gunanya :)
iya makanya belajarlah beriman.
Beriman ada 2 jenis: yang dengan pengertian dan yang tanpa pengertian (dogmatis).
Beriman yang dengan pengertian juga ada 2: dengan pengertian benar dan dengan pengertian keliru.

Memang semua jenis keyakinan menghasilkan sesuatu kekuatan, seperti dalam kisah nenek yang salah baca. Namun kualitasnya, perkembangannya, dan kelanggengan kekuatan itu sendiri berbeda. Dalam Buddhisme, bukan semuanya dianjurkan atau ditolak, yang dianjurkan adalah dengan pengertian yang benar.


tentu saja Keyakinan ini haruslah dilandasi dgn pengertian yg benar, jika tdk malah akan memperparah kekotoran batin saja _/\_
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: K.K. on 26 March 2010, 10:01:09 AM
sayangnya yang dibesarkan malah imannya bukan pengertian benarnya.
Ya, itu kembali pada masing-masing orang.
Ada yang cenderung mengabaikan pengertian benar sehingga tidak suka kalau imannya diuji, khawatir pengertian salahnya terkuak dan imannya goyah. Terhadap orang seperti ini, memang sebaiknya kita tidak mengusik dan dengan sepenuhnya menghormati kepercayaannya.

Ada juga orang yang cenderung selalu menguji kebenaran pengertian akan imannya, sehingga semakin banyak diuji, semakin banyak pengertian yang diperolehnya. Dengan berkembangnya pengertian, otomatis imannya berkembang lebih baik. Terhadap orang seperti ini, bisa diajak diskusi dengan terbuka, berlandaskan kebenaran (bukan dibatasi sentimen tertentu), walaupun tentu saja tidak mengesampingkan toleransi dan etika.

Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: ryu on 26 March 2010, 10:17:56 AM
sayangnya yang dibesarkan malah imannya bukan pengertian benarnya.
Ya, itu kembali pada masing-masing orang.
Ada yang cenderung mengabaikan pengertian benar sehingga tidak suka kalau imannya diuji, khawatir pengertian salahnya terkuak dan imannya goyah. Terhadap orang seperti ini, memang sebaiknya kita tidak mengusik dan dengan sepenuhnya menghormati kepercayaannya.

Ada juga orang yang cenderung selalu menguji kebenaran pengertian akan imannya, sehingga semakin banyak diuji, semakin banyak pengertian yang diperolehnya. Dengan berkembangnya pengertian, otomatis imannya berkembang lebih baik. Terhadap orang seperti ini, bisa diajak diskusi dengan terbuka, berlandaskan kebenaran (bukan dibatasi sentimen tertentu), walaupun tentu saja tidak mengesampingkan toleransi dan etika.


Tolak ukur kebenaran itu bisa di ambil dari mana? apakah dari kesaksian yang berhasil? atau dari pengalaman pribadi? atau dari perkataan seseorang yang di pandang terhormat? atau kebenaran itu hanyalah sebatas dalam lingkup ajaran itu saja?
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: K.K. on 26 March 2010, 10:26:18 AM
Tolak ukur kebenaran itu bisa di ambil dari mana? apakah dari kesaksian yang berhasil? atau dari pengalaman pribadi? atau dari perkataan seseorang yang di pandang terhormat? atau kebenaran itu hanyalah sebatas dalam lingkup ajaran itu saja?
Semua aspek, termasuk pengalaman diri sendiri, pengalaman/perkataan dari orang lain (apakah terhormat/terkenal atau orang biasa, selama bersifat objektif, memiliki bobot nilai sama), pengkajian ajaran tersebut lebih lanjut, dan juga yang terpenting, realita.
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: dilbert on 26 March 2010, 12:28:56 PM
^ setuju bro, tanpa adanya keyakinan biarpun baca sampai mulut berbusa jg gak ada gunanya :)
iya makanya belajarlah beriman.
Beriman ada 2 jenis: yang dengan pengertian dan yang tanpa pengertian (dogmatis).
Beriman yang dengan pengertian juga ada 2: dengan pengertian benar dan dengan pengertian keliru.

Memang semua jenis keyakinan menghasilkan sesuatu kekuatan, seperti dalam kisah nenek yang salah baca. Namun kualitasnya, perkembangannya, dan kelanggengan kekuatan itu sendiri berbeda. Dalam Buddhisme, bukan semuanya dianjurkan atau ditolak, yang dianjurkan adalah dengan pengertian yang benar.

sayangnya yang dibesarkan malah imannya bukan pengertian benarnya.

Atas Quote-ny.... Terimalah GRP dari saya, Mbah Ryu...
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: truth lover on 26 March 2010, 01:39:06 PM
Iya mas Dilbert, saya setuju yang dikatakan mas Ryu, kalau "kita" sudah percaya buta, bila ada hal-hal yang tidak benar atau tidak masuk diakal diungkapkan oleh orang lain mengenai keyakinan "kita", "kita" bukan berterima kasih, "kita" malah meradang, marah-marah lalu membuat berbagai pembenaran.

Umumnya bila "kita" sudah percaya buta, akan cenderung paranoid dan super sensitif seperti orang kebakaran jenggot bila orang lain mengungkapkan hal-hal tersebut. Tak terlintas dalam benak  "kita" untuk merenungkan dan menganalisa kebenaran yang diungkapkan oleh orang lain.

Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: K.K. on 26 March 2010, 01:57:09 PM
Iya mas Dilbert, saya setuju yang dikatakan mas Ryu, kalau "kita" sudah percaya buta, bila ada hal-hal yang tidak benar atau tidak masuk diakal diungkapkan oleh orang lain mengenai keyakinan "kita", "kita" bukan berterima kasih, "kita" malah meradang, marah-marah lalu membuat berbagai pembenaran.

Umumnya bila "kita" sudah percaya buta, akan cenderung paranoid dan super sensitif seperti orang kebakaran jenggot bila orang lain mengungkapkan hal-hal tersebut. Tak terlintas dalam benak  "kita" untuk merenungkan dan menganalisa kebenaran yang diungkapkan oleh orang lain.


Oleh karena itu, kalau mau berbagi, cobalah susun kata-kata yang tidak menyinggung. Juga mengajak berpikir, bukan terkesan menyalahkan dan menggurui.
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: truth lover on 26 March 2010, 02:17:26 PM
Iya mas Dilbert, saya setuju yang dikatakan mas Ryu, kalau "kita" sudah percaya buta, bila ada hal-hal yang tidak benar atau tidak masuk diakal diungkapkan oleh orang lain mengenai keyakinan "kita", "kita" bukan berterima kasih, "kita" malah meradang, marah-marah lalu membuat berbagai pembenaran.

Umumnya bila "kita" sudah percaya buta, akan cenderung paranoid dan super sensitif seperti orang kebakaran jenggot bila orang lain mengungkapkan hal-hal tersebut. Tak terlintas dalam benak  "kita" untuk merenungkan dan menganalisa kebenaran yang diungkapkan oleh orang lain.


Oleh karena itu, kalau mau berbagi, cobalah susun kata-kata yang tidak menyinggung. Juga mengajak berpikir, bukan terkesan menyalahkan dan menggurui.


mas kainyn memang bijaksana, saya kadang-kadang mengkhayal, kapankah kita semua dapat berdiskusi tanpa over reaktif bila orang mengemukakan pendapat yang menyinggung keyakinan kita? atau bahkan terkesan menyalahkan dan juga menggurui.

mungkinkah impian saya menjadi kenyataan?

 8->
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: K.K. on 26 March 2010, 02:22:48 PM
mas kainyn memang bijaksana, saya kadang-kadang mengkhayal, kapankah kita semua dapat berdiskusi tanpa over reaktif bila orang mengemukakan pendapat yang menyinggung keyakinan kita? atau bahkan terkesan menyalahkan dan juga menggurui. mungkinkah impian saya menjadi kenyataan?

 8->
:) Bisa dimulai sekarang dari diri sendiri. Kalau Bro truth lover melakukannya, minimal sudah ada 1 orang yang begitu. Nanti orang lain mencontoh, tambah banyak lagi yang begitu. Lama-lama impian itu terwujud juga. Dan seperti pernah saya bilang juga, pilihlah lawan diskusi yang tepat, karena tidak semua orang bisa cocok dengan kita.

OK, BTT ke bebek + sutra.
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: kusalaputto on 26 March 2010, 02:24:20 PM
aye ikutan daftar ya ;)
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: truth lover on 26 March 2010, 03:36:21 PM
mas kainyn memang bijaksana, saya kadang-kadang mengkhayal, kapankah kita semua dapat berdiskusi tanpa over reaktif bila orang mengemukakan pendapat yang menyinggung keyakinan kita? atau bahkan terkesan menyalahkan dan juga menggurui. mungkinkah impian saya menjadi kenyataan?

 8->
:) Bisa dimulai sekarang dari diri sendiri. Kalau Bro truth lover melakukannya, minimal sudah ada 1 orang yang begitu. Nanti orang lain mencontoh, tambah banyak lagi yang begitu. Lama-lama impian itu terwujud juga. Dan seperti pernah saya bilang juga, pilihlah lawan diskusi yang tepat, karena tidak semua orang bisa cocok dengan kita.

OK, BTT ke bebek + sutra.

dari sebelumnya saya begitu kok, buktinya mas Kainyn yang terkesan menggurui saya nggak marah kan? Mudah-mudahan ada orang lain yang mencontoh ya?

sekarang ke bebek, pertanyaan besar:

bila dicoba mungkinkah terjadi? wallahuallam, tapi kalau yang percaya jampi-jampi boleh mempertimbangkan untuk mencoba
tapi imannya harus lebih  kuat biar lebih manjur  :))
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: ryu on 26 March 2010, 05:42:29 PM
 [at] kainyn, boleh tidak membandingkan dengan ajaran lain? jadi sudi banding nih ceritanya.
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: K.K. on 26 March 2010, 05:47:46 PM
[at] kainyn, boleh tidak membandingkan dengan ajaran lain? jadi sudi banding nih ceritanya.

Kalau menurut saya, jika hanya sebagai contoh perbandingan, tidak apa. Tetapi kalau tolok ukur kebenaran dalam satu ajaran diterapkan ke ajaran lain, sama sekali tidak bisa.

Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: bond on 26 March 2010, 06:01:12 PM
[at] kainyn, boleh tidak membandingkan dengan ajaran lain? jadi sudi banding nih ceritanya.

Kalau menurut saya, jika hanya sebagai contoh perbandingan, tidak apa. Tetapi kalau tolok ukur kebenaran dalam satu ajaran diterapkan ke ajaran lain, sama sekali tidak bisa.



Setuju dengan bro Kainyn. Dan kita hanya bisa mengetahui kebenaran apabila kita telah melihatnya langsung dari yang kasar sampai yang halus. Dan yang sering jadi masalah ketika masuk ke Dhamma yang halus yg belum pernah dilihat langsung, kita berpikir kita memiliki pengertian benar tanpa menyelidiki aspek2 yang terkandung dalam pengertian benar itu sendiri dan seringnya terjebak dalam pengertian benar dalam persepsi sendiri. Artinya saya setuju realita/fakta yang jadi barometernya. Bila tolak ukurnya dipaksakan dalam lintas keyakinan maka yang terjadi tidak ada habisnya seperti 2 orang buta membicarakan gajah.  _/\_
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: ryu on 26 March 2010, 06:02:14 PM
[at] kainyn, boleh tidak membandingkan dengan ajaran lain? jadi sudi banding nih ceritanya.

Kalau menurut saya, jika hanya sebagai contoh perbandingan, tidak apa. Tetapi kalau tolok ukur kebenaran dalam satu ajaran diterapkan ke ajaran lain, sama sekali tidak bisa.


Ok ;D


Begini, dalam ajaran agama lain ada pernyataan :
Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.

nah bagi ajaran mereka apabila suami istri itu ribut dan ingin rujuk kembali rasanya tidak usah membaca banyak2 doa atau seperti isi thread ini, mereka cukup berdoa pada Tuhannya dan Tuhannya pasti akan memberikan jalan.

nah kemudian apabila ada yang bertanya masa hanya berdoa saja bisa akur kembali, pastinya jawaban akan ada untuk menjawab pertanyaan2 sejenis seperti jawaban2 di thread ini, nah menurut kainyn bagaimana?
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: ryu on 26 March 2010, 06:04:08 PM
[at] kainyn, boleh tidak membandingkan dengan ajaran lain? jadi sudi banding nih ceritanya.

Kalau menurut saya, jika hanya sebagai contoh perbandingan, tidak apa. Tetapi kalau tolok ukur kebenaran dalam satu ajaran diterapkan ke ajaran lain, sama sekali tidak bisa.



Setuju dengan bro Kainyn. Dan kita hanya bisa mengetahui kebenaran apabila kita telah melihatnya langsung dari yang kasar sampai yang halus. Dan yang sering jadi masalah ketika masuk ke Dhamma yang halus yg belum pernah dilihat langsung, kita berpikir kita memiliki pengertian benar tanpa menyelidiki aspek2 yang terkandung dalam pengertian benar itu sendiri dan seringnya terjebak dalam pengertian benar dalam persepsi sendiri. Artinya saya setuju realita/fakta yang jadi barometernya. Bila tolak ukurnya dipaksakan dalam lintas keyakinan maka yang terjadi tidak ada habisnya seperti 2 orang buta membicarakan gajah.  _/\_
untuk membandingkan bisa kok papa bond, justru untuk melihat kebenaran itu apakah hanya dipaksakan sebagai kebenaran yang di tafsirkan atau hal itu merupakan kebenaran yang benar2 ;D
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: bond on 26 March 2010, 06:14:42 PM
[at] kainyn, boleh tidak membandingkan dengan ajaran lain? jadi sudi banding nih ceritanya.

Kalau menurut saya, jika hanya sebagai contoh perbandingan, tidak apa. Tetapi kalau tolok ukur kebenaran dalam satu ajaran diterapkan ke ajaran lain, sama sekali tidak bisa.



Setuju dengan bro Kainyn. Dan kita hanya bisa mengetahui kebenaran apabila kita telah melihatnya langsung dari yang kasar sampai yang halus. Dan yang sering jadi masalah ketika masuk ke Dhamma yang halus yg belum pernah dilihat langsung, kita berpikir kita memiliki pengertian benar tanpa menyelidiki aspek2 yang terkandung dalam pengertian benar itu sendiri dan seringnya terjebak dalam pengertian benar dalam persepsi sendiri. Artinya saya setuju realita/fakta yang jadi barometernya. Bila tolak ukurnya dipaksakan dalam lintas keyakinan maka yang terjadi tidak ada habisnya seperti 2 orang buta membicarakan gajah.  _/\_
untuk membandingkan bisa kok papa bond, justru untuk melihat kebenaran itu apakah hanya dipaksakan sebagai kebenaran yang di tafsirkan atau hal itu merupakan kebenaran yang benar2 ;D

Nah ini pointnya ryu, pada Dhamma yang kasar bisa digapai dengan perbandingan karena gampang terlihat realitanya atau terlihat faktanya secara kasat mata. Tetapi seringnya ketika masuk hal yang halus, kita mulai beradu konsep tanpa melihat realitanya kalau sekedar membandingkan bukanlah hal yang tabu tetapi ketika kita sudah menilai aku yang paling benar tanpa melihat realita maka ini hanyalah ilusi kebenaran.  :D
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: truth lover on 26 March 2010, 06:26:02 PM
[at] kainyn, boleh tidak membandingkan dengan ajaran lain? jadi sudi banding nih ceritanya.

Kalau menurut saya, jika hanya sebagai contoh perbandingan, tidak apa. Tetapi kalau tolok ukur kebenaran dalam satu ajaran diterapkan ke ajaran lain, sama sekali tidak bisa.



gunanya perbandingan, orang menjadi tahu perbedaannya, setelah kita bantu supaya tahu perbedaannya (hanya mengungkapkan perbedaan),  mereka sendiri akan menentukan yang mana yang mengena di hati mereka.

akan baik sekali jika Dhammacitta mau memulai hal ini.
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: chingik on 26 March 2010, 06:31:15 PM
[at] kainyn, boleh tidak membandingkan dengan ajaran lain? jadi sudi banding nih ceritanya.

Kalau menurut saya, jika hanya sebagai contoh perbandingan, tidak apa. Tetapi kalau tolok ukur kebenaran dalam satu ajaran diterapkan ke ajaran lain, sama sekali tidak bisa.



gunanya perbandingan, orang menjadi tahu perbedaannya, setelah kita bantu supaya tahu perbedaannya (hanya mengungkapkan perbedaan),  mereka sendiri akan menentukan yang mana yang mengena di hati mereka.

akan baik sekali jika Dhammacitta mau memulai hal ini.
kalo gitu bro aja yg jadi ketuanya hehe, tapi ingat pesan bro kainyn "buat perbandingan ga papa, Tetapi kalau tolok ukur kebenaran dalam satu ajaran diterapkan ke ajaran lain, sama sekali tidak bisa"
 ;D
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: chingik on 26 March 2010, 06:35:35 PM
[at] kainyn, boleh tidak membandingkan dengan ajaran lain? jadi sudi banding nih ceritanya.

Kalau menurut saya, jika hanya sebagai contoh perbandingan, tidak apa. Tetapi kalau tolok ukur kebenaran dalam satu ajaran diterapkan ke ajaran lain, sama sekali tidak bisa.



Setuju dengan bro Kainyn. Dan kita hanya bisa mengetahui kebenaran apabila kita telah melihatnya langsung dari yang kasar sampai yang halus. Dan yang sering jadi masalah ketika masuk ke Dhamma yang halus yg belum pernah dilihat langsung, kita berpikir kita memiliki pengertian benar tanpa menyelidiki aspek2 yang terkandung dalam pengertian benar itu sendiri dan seringnya terjebak dalam pengertian benar dalam persepsi sendiri. Artinya saya setuju realita/fakta yang jadi barometernya. Bila tolak ukurnya dipaksakan dalam lintas keyakinan maka yang terjadi tidak ada habisnya seperti 2 orang buta membicarakan gajah.  _/\_

setuju banget. alangkah baiknya ini menjadi pesan penting agar orang dapat memahami arah sebenarnya dari sebuah diskusi. 
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: ryu on 26 March 2010, 06:39:10 PM
[at] kainyn, boleh tidak membandingkan dengan ajaran lain? jadi sudi banding nih ceritanya.

Kalau menurut saya, jika hanya sebagai contoh perbandingan, tidak apa. Tetapi kalau tolok ukur kebenaran dalam satu ajaran diterapkan ke ajaran lain, sama sekali tidak bisa.



Setuju dengan bro Kainyn. Dan kita hanya bisa mengetahui kebenaran apabila kita telah melihatnya langsung dari yang kasar sampai yang halus. Dan yang sering jadi masalah ketika masuk ke Dhamma yang halus yg belum pernah dilihat langsung, kita berpikir kita memiliki pengertian benar tanpa menyelidiki aspek2 yang terkandung dalam pengertian benar itu sendiri dan seringnya terjebak dalam pengertian benar dalam persepsi sendiri. Artinya saya setuju realita/fakta yang jadi barometernya. Bila tolak ukurnya dipaksakan dalam lintas keyakinan maka yang terjadi tidak ada habisnya seperti 2 orang buta membicarakan gajah.  _/\_
untuk membandingkan bisa kok papa bond, justru untuk melihat kebenaran itu apakah hanya dipaksakan sebagai kebenaran yang di tafsirkan atau hal itu merupakan kebenaran yang benar2 ;D

Nah ini pointnya ryu, pada Dhamma yang kasar bisa digapai dengan perbandingan karena gampang terlihat realitanya atau terlihat faktanya secara kasat mata. Tetapi seringnya ketika masuk hal yang halus, kita mulai beradu konsep tanpa melihat realitanya kalau sekedar membandingkan bukanlah hal yang tabu tetapi ketika kita sudah menilai aku yang paling benar tanpa melihat realita maka ini hanyalah ilusi kebenaran.  :D
justru ini untuk melihat realita, seperti apa ajaran Buddha, apakah realita atau khayalan?
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: chingik on 26 March 2010, 06:47:54 PM
Quote
justru ini untuk melihat realita, seperti apa ajaran Buddha, apakah realita atau khayalan?
maslaahnya realita yg dilihat dari kacamata pancaindera apakah dpt diandalkan? bukankah kita diajarkan utk mengamati gerakgerik pancaindra sebgai produk khayalan yg menutupi realitas sejati? dan realitas sejati hanya bisa terkuak ketika kita memasuki kesadaran murni yg halus melalui samatha vipassana.
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: bond on 26 March 2010, 06:49:27 PM
[at] kainyn, boleh tidak membandingkan dengan ajaran lain? jadi sudi banding nih ceritanya.

Kalau menurut saya, jika hanya sebagai contoh perbandingan, tidak apa. Tetapi kalau tolok ukur kebenaran dalam satu ajaran diterapkan ke ajaran lain, sama sekali tidak bisa.



Setuju dengan bro Kainyn. Dan kita hanya bisa mengetahui kebenaran apabila kita telah melihatnya langsung dari yang kasar sampai yang halus. Dan yang sering jadi masalah ketika masuk ke Dhamma yang halus yg belum pernah dilihat langsung, kita berpikir kita memiliki pengertian benar tanpa menyelidiki aspek2 yang terkandung dalam pengertian benar itu sendiri dan seringnya terjebak dalam pengertian benar dalam persepsi sendiri. Artinya saya setuju realita/fakta yang jadi barometernya. Bila tolak ukurnya dipaksakan dalam lintas keyakinan maka yang terjadi tidak ada habisnya seperti 2 orang buta membicarakan gajah.  _/\_
untuk membandingkan bisa kok papa bond, justru untuk melihat kebenaran itu apakah hanya dipaksakan sebagai kebenaran yang di tafsirkan atau hal itu merupakan kebenaran yang benar2 ;D

Nah ini pointnya ryu, pada Dhamma yang kasar bisa digapai dengan perbandingan karena gampang terlihat realitanya atau terlihat faktanya secara kasat mata. Tetapi seringnya ketika masuk hal yang halus, kita mulai beradu konsep tanpa melihat realitanya kalau sekedar membandingkan bukanlah hal yang tabu tetapi ketika kita sudah menilai aku yang paling benar tanpa melihat realita maka ini hanyalah ilusi kebenaran.  :D
justru ini untuk melihat realita, seperti apa ajaran Buddha, apakah realita atau khayalan?

Bagaimana melihat realita dan khayalan dalam tataran dhamma yang halus?. Contoh : ryu pernah lihat Dewa datang langsung, atau nibbana atau aura, cakra. ? Apakah dengan perbandingan konsep saja dengan omong2 logika duniawi, atau realita yang harus dilihat langsung/praktek?
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: truth lover on 26 March 2010, 07:00:16 PM
[at] kainyn, boleh tidak membandingkan dengan ajaran lain? jadi sudi banding nih ceritanya.

Kalau menurut saya, jika hanya sebagai contoh perbandingan, tidak apa. Tetapi kalau tolok ukur kebenaran dalam satu ajaran diterapkan ke ajaran lain, sama sekali tidak bisa.



gunanya perbandingan, orang menjadi tahu perbedaannya, setelah kita bantu supaya tahu perbedaannya (hanya mengungkapkan perbedaan),  mereka sendiri akan menentukan yang mana yang mengena di hati mereka.

akan baik sekali jika Dhammacitta mau memulai hal ini.
kalo gitu bro aja yg jadi ketuanya hehe, tapi ingat pesan bro kainyn "buat perbandingan ga papa, Tetapi kalau tolok ukur kebenaran dalam satu ajaran diterapkan ke ajaran lain, sama sekali tidak bisa"
 ;D
Setuju mas, biarkan  masing-masing mengungkapkan kebenaran. Biarkan masing-masing mengungkapkan tolok ukur kebenaran mereka masing-masing, toh pembaca sendiri akan memilih kebenaran yang cocok bagi mereka. Tak ada yang bisa memaksa orang lain menerima kebenaran yang tidak cocok bagi mereka kan? Salut nih sama mas Chingik.
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: ryu on 26 March 2010, 07:30:14 PM
Quote
justru ini untuk melihat realita, seperti apa ajaran Buddha, apakah realita atau khayalan?
maslaahnya realita yg dilihat dari kacamata pancaindera apakah dpt diandalkan? bukankah kita diajarkan utk mengamati gerakgerik pancaindra sebgai produk khayalan yg menutupi realitas sejati? dan realitas sejati hanya bisa terkuak ketika kita memasuki kesadaran murni yg halus melalui samatha vipassana.
Ya realita yang pertama2 dilihat memang dari panca indera, mau darimana lagi? sesudah itu bisa dinilai dan diselidiki khan.
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: ryu on 26 March 2010, 07:31:23 PM
Bagaimana melihat realita dan khayalan dalam tataran dhamma yang halus?. Contoh : ryu pernah lihat Dewa datang langsung, atau nibbana atau aura, cakra. ? Apakah dengan perbandingan konsep saja dengan omong2 logika duniawi, atau realita yang harus dilihat langsung/praktek?
jadi mengenai perkawinan dan sutra dan bulu bebek itu masuk ke dhamma yang halus atau dhamma yang kasar?
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: bond on 26 March 2010, 08:49:52 PM
Bagaimana melihat realita dan khayalan dalam tataran dhamma yang halus?. Contoh : ryu pernah lihat Dewa datang langsung, atau nibbana atau aura, cakra. ? Apakah dengan perbandingan konsep saja dengan omong2 logika duniawi, atau realita yang harus dilihat langsung/praktek?
jadi mengenai perkawinan dan sutra dan bulu bebek itu masuk ke dhamma yang halus atau dhamma yang kasar?

Perkawinan, harmonisnya rumah tangga adalah Dhamma yang kasar. Bisa dilihat dengan kasat mata.
Isi , pengertian sutra dan bekerjanya atau tidaknya suatu sutra adalah dhamma yang halus.
Bulu bebek adalah dhamma yang kasar bisa kita lihat sebagai bulu yg bisa diteliti dengan keilmiahan duniawi.
Nah ada yang kasar dan halus. Dalam hal ini maka setidaknya kita harus mencapai tataran tertentu dhamma halus/level tertentu untuk melihat langsung,  baru mengerti korelasi dan tidaknya korelasi itu semua. Mengapa kadang bisa bekerja efeknya atau mengapa itu tidak bekerja. 50-50/100% bekerja.


Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: K.K. on 27 March 2010, 10:01:42 AM
Begini, dalam ajaran agama lain ada pernyataan :
Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.
Nah, ini sangat menarik. Tapi Bro ryu harus diperjelas apakah maksudnya "tidak bisa" atau "tidak boleh"? Kalau maksudnya "tidak bisa", coba diselidiki apakah benar yang menikah dalam naungan agama itu tidak bisa bercerai, tidak ada PIL/WIL.
Jika semata-mata "tidak boleh", kenapa tidak bolehnya, dan apa akibatnya kalau melanggar. Benarkah kemudian hukumannya terbukti, ataukah adanya nanti di lain kehidupan?
Kalau yang berhubungan dengan "nanti di kehidupan lain" tentu saja tidak bisa dibuktikan, jadi tidak bisa diselidiki kebenarannya.


Quote
nah bagi ajaran mereka apabila suami istri itu ribut dan ingin rujuk kembali rasanya tidak usah membaca banyak2 doa atau seperti isi thread ini, mereka cukup berdoa pada Tuhannya dan Tuhannya pasti akan memberikan jalan.

nah kemudian apabila ada yang bertanya masa hanya berdoa saja bisa akur kembali, pastinya jawaban akan ada untuk menjawab pertanyaan2 sejenis seperti jawaban2 di thread ini, nah menurut kainyn bagaimana?
Kemudian ini lebih menarik lagi. Saya akan bicara terus terang.
Di mana pun ritual yang memberi iming-iming pernikahan harmonis, pasti menuntut hal lain selain ritual itu sendiri, seperti pasangan itu harus bertekad berubah, dll. Cara menyelidiki secara ilmiah itu tidak susah. Yang perlu diselidiki adalah hal-hal berikut:
1. apakah kalau pakai ritual tanpa hal lain, bisa berhasil.
2(a). apakah kalau menggunakan semua hal lain tanpa ritual, bisa berhasil.
  (b). apakah menggunakan hal lain + ritual, hasilnya berbeda dengan menggunakan hal lain saja.
  (c). apakah hal ritual itu bisa digantikan oleh alternatif lain yang tidak ada hubungannya dengan agama/kepercayaan
3. Jika keduanya tidak/belum berhasil, apa minimal ada perubahan tertentu.


Jika pakai ritual tanpa hal lain bisa berhasil, maka itu jelas ampuh. Ibarat rumah tangga lagi "perang dunia", diberi ritual, "tembak" dari jauh, langsung jadi "Romeo & Juliet". Tidak ada bantahan lagi tentang ini bahwa ritual itu manjur mujarab 100%.

No. 2 ini semua berkaitan. Jika memang bisa berhasil tanpa ritual (a) lantas apa gunanya ritual? Maka dibandingkan di (b). Jika benar ada perbedaan, misalnya perubahannya makin cepat (tadinya 2 minggu jadi 1 minggu), maka berarti ritual itu memberi manfaat.

Tetapi benarkah ritual adalah faktor religi ataukah sebetulnya faktor lain yang dikemas dalam "bungkus religi" (c)? Misalnya disuruh berdoa atau membaca paritta, dll, sebenarnya adalah sebagai latihan menenangkan diri atau mengalihkan perhatian dari kemarahan. Menenangkan diri dan mengalihkan perhatian tidak selalu dengan berdoa atau baca paritta. Bisa saja dengan hal lain seperti meditasi atau bahkan refreshing. Ataukah ritual itu benar-benar memiliki nilai spiritual eksklusif yang tidak ada gantinya di luar religi tersebut?

No. 3 ini kalau memang semua tidak berhasil, tetapi yang namanya suatu tindakan pasti menyebabkan akibat. Kita lihat apa saja akibatnya dari masing-masing usaha tersebut. Apakah membaik, memburuk, atau satu-satunya efek hanya buang-buang waktu.

Itu secara garis besar. Kalau secara detail, tentu saja harus dibahas menurut kepercayaan ritual itu lebih jauh.
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: ryu on 27 March 2010, 10:24:07 AM
Nah, ini sangat menarik. Tapi Bro ryu harus diperjelas apakah maksudnya "tidak bisa" atau "tidak boleh"? Kalau maksudnya "tidak bisa", coba diselidiki apakah benar yang menikah dalam naungan agama itu tidak bisa bercerai, tidak ada PIL/WIL.
Jika semata-mata "tidak boleh", kenapa tidak bolehnya, dan apa akibatnya kalau melanggar. Benarkah kemudian hukumannya terbukti, ataukah adanya nanti di lain kehidupan?
Kalau yang berhubungan dengan "nanti di kehidupan lain" tentu saja tidak bisa dibuktikan, jadi tidak bisa diselidiki kebenarannya.
Disini seseorang yang dalam sama keyakinan hendaknya bisa bersatu dan sehati membinan rumah tangga sesuai dengan firman yang di beritakan dan juga sesuai dengan perintah Tuhannya.
Apabila ada masalah maka sebaiknya dibicarakan dan bisa berkonsultasi dengan pembina agamanya, boleh juga dengan doa (kalau mau dibandingkan dengan bulu bebek maka lebih ke masuk akal yang ajaran ini karena ada landasan dari Kitab sucinya).
Quote
Kemudian ini lebih menarik lagi. Saya akan bicara terus terang.
Di mana pun ritual yang memberi iming-iming pernikahan harmonis, pasti menuntut hal lain selain ritual itu sendiri, seperti pasangan itu harus bertekad berubah, dll. Cara menyelidiki secara ilmiah itu tidak susah. Yang perlu diselidiki adalah hal-hal berikut:
1. apakah kalau pakai ritual tanpa hal lain, bisa berhasil.
2(a). apakah kalau menggunakan semua hal lain tanpa ritual, bisa berhasil.
  (b). apakah menggunakan hal lain + ritual, hasilnya berbeda dengan menggunakan hal lain saja.
  (c). apakah hal ritual itu bisa digantikan oleh alternatif lain yang tidak ada hubungannya dengan agama/kepercayaan
3. Jika keduanya tidak/belum berhasil, apa minimal ada perubahan tertentu.


Jika pakai ritual tanpa hal lain bisa berhasil, maka itu jelas ampuh. Ibarat rumah tangga lagi "perang dunia", diberi ritual, "tembak" dari jauh, langsung jadi "Romeo & Juliet". Tidak ada bantahan lagi tentang ini bahwa ritual itu manjur mujarab 100%.

No. 2 ini semua berkaitan. Jika memang bisa berhasil tanpa ritual (a) lantas apa gunanya ritual? Maka dibandingkan di (b). Jika benar ada perbedaan, misalnya perubahannya makin cepat (tadinya 2 minggu jadi 1 minggu), maka berarti ritual itu memberi manfaat.

Tetapi benarkah ritual adalah faktor religi ataukah sebetulnya faktor lain yang dikemas dalam "bungkus religi" (c)? Misalnya disuruh berdoa atau membaca paritta, dll, sebenarnya adalah sebagai latihan menenangkan diri atau mengalihkan perhatian dari kemarahan. Menenangkan diri dan mengalihkan perhatian tidak selalu dengan berdoa atau baca paritta. Bisa saja dengan hal lain seperti meditasi atau bahkan refreshing. Ataukah ritual itu benar-benar memiliki nilai spiritual eksklusif yang tidak ada gantinya di luar religi tersebut?

No. 3 ini kalau memang semua tidak berhasil, tetapi yang namanya suatu tindakan pasti menyebabkan akibat. Kita lihat apa saja akibatnya dari masing-masing usaha tersebut. Apakah membaik, memburuk, atau satu-satunya efek hanya buang-buang waktu.

Itu secara garis besar. Kalau secara detail, tentu saja harus dibahas menurut kepercayaan ritual itu lebih jauh.
ya oleh karena itu saya memberikan perbandingan ingin tahu sejauh apa ajaran Buddha itu mengajarkan Dhamma yang benar dengan membandingkan dengan ajaran lain, atau hanya tafsir dari orang2 yang tidak bertanggung jawab memainkan seakan2 perkataan Buddha tapi bukan perkataan Buddha.
Pembacaan Sutra, bulu bebek, patung dan doa seakan2 memberikan manfaat tapi apabila dijabarkan toh malah ada syarat2 lain yang membuat hal2 yang katanya bisa malah menjadi remang2 dengan HARUS ada sila lah, HARUS ada perenungan lah, HARUS ada niat dari yang membaca lah, HARUS ada keyakinan dari yang mau akur ah, ajdi saya rasa ini adalah dhamma remang2 bukannya Dhamma halus yang seperti papa bond bilang.
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarka
Post by: bond on 27 March 2010, 10:31:54 AM
 [at]  ryu

Boleh saja menyebut itu dhamma remang2 itu hanya konsep. Dan itupun bro  bilang rasanya, bukan suatu kepastian yg benar2 pernah dialami atau dilihat langsung kan....baru sebatas pemikiran yg anda yakini...it's ok. setuju untuk berbeda.  ;D
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: ryu on 27 March 2010, 10:35:31 AM
[at]  ryu

Boleh saja menyebut itu dhamma remang2 itu hanya konsep. Dan itupun bro  bilang rasanya, bukan suatu kepastian yg benar2 pernah dialami atau dilihat langsung kan....baru sebatas pemikiran yg anda yakini...it's ok. setuju untuk berbeda.  ;D
ya papa bond ;D karena hal2 dalam Buddhist pun rasanya masih banyak yang harus berdasarkan Iman sepertinya, bukan ehipasiko jadinya ;D
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: truth lover on 27 March 2010, 11:01:27 AM
Nah, ini sangat menarik. Tapi Bro ryu harus diperjelas apakah maksudnya "tidak bisa" atau "tidak boleh"? Kalau maksudnya "tidak bisa", coba diselidiki apakah benar yang menikah dalam naungan agama itu tidak bisa bercerai, tidak ada PIL/WIL.
Jika semata-mata "tidak boleh", kenapa tidak bolehnya, dan apa akibatnya kalau melanggar. Benarkah kemudian hukumannya terbukti, ataukah adanya nanti di lain kehidupan?
Kalau yang berhubungan dengan "nanti di kehidupan lain" tentu saja tidak bisa dibuktikan, jadi tidak bisa diselidiki kebenarannya.
Disini seseorang yang dalam sama keyakinan hendaknya bisa bersatu dan sehati membinan rumah tangga sesuai dengan firman yang di beritakan dan juga sesuai dengan perintah Tuhannya.
Apabila ada masalah maka sebaiknya dibicarakan dan bisa berkonsultasi dengan pembina agamanya, boleh juga dengan doa (kalau mau dibandingkan dengan bulu bebek maka lebih ke masuk akal yang ajaran ini karena ada landasan dari Kitab sucinya).
Quote
Kemudian ini lebih menarik lagi. Saya akan bicara terus terang.
Di mana pun ritual yang memberi iming-iming pernikahan harmonis, pasti menuntut hal lain selain ritual itu sendiri, seperti pasangan itu harus bertekad berubah, dll. Cara menyelidiki secara ilmiah itu tidak susah. Yang perlu diselidiki adalah hal-hal berikut:
1. apakah kalau pakai ritual tanpa hal lain, bisa berhasil.
2(a). apakah kalau menggunakan semua hal lain tanpa ritual, bisa berhasil.
  (b). apakah menggunakan hal lain + ritual, hasilnya berbeda dengan menggunakan hal lain saja.
  (c). apakah hal ritual itu bisa digantikan oleh alternatif lain yang tidak ada hubungannya dengan agama/kepercayaan
3. Jika keduanya tidak/belum berhasil, apa minimal ada perubahan tertentu.


Jika pakai ritual tanpa hal lain bisa berhasil, maka itu jelas ampuh. Ibarat rumah tangga lagi "perang dunia", diberi ritual, "tembak" dari jauh, langsung jadi "Romeo & Juliet". Tidak ada bantahan lagi tentang ini bahwa ritual itu manjur mujarab 100%.

No. 2 ini semua berkaitan. Jika memang bisa berhasil tanpa ritual (a) lantas apa gunanya ritual? Maka dibandingkan di (b). Jika benar ada perbedaan, misalnya perubahannya makin cepat (tadinya 2 minggu jadi 1 minggu), maka berarti ritual itu memberi manfaat.

Tetapi benarkah ritual adalah faktor religi ataukah sebetulnya faktor lain yang dikemas dalam "bungkus religi" (c)? Misalnya disuruh berdoa atau membaca paritta, dll, sebenarnya adalah sebagai latihan menenangkan diri atau mengalihkan perhatian dari kemarahan. Menenangkan diri dan mengalihkan perhatian tidak selalu dengan berdoa atau baca paritta. Bisa saja dengan hal lain seperti meditasi atau bahkan refreshing. Ataukah ritual itu benar-benar memiliki nilai spiritual eksklusif yang tidak ada gantinya di luar religi tersebut?

No. 3 ini kalau memang semua tidak berhasil, tetapi yang namanya suatu tindakan pasti menyebabkan akibat. Kita lihat apa saja akibatnya dari masing-masing usaha tersebut. Apakah membaik, memburuk, atau satu-satunya efek hanya buang-buang waktu.

Itu secara garis besar. Kalau secara detail, tentu saja harus dibahas menurut kepercayaan ritual itu lebih jauh.
ya oleh karena itu saya memberikan perbandingan ingin tahu sejauh apa ajaran Buddha itu mengajarkan Dhamma yang benar dengan membandingkan dengan ajaran lain, atau hanya tafsir dari orang2 yang tidak bertanggung jawab memainkan seakan2 perkataan Buddha tapi bukan perkataan Buddha.
Pembacaan Sutra, bulu bebek, patung dan doa seakan2 memberikan manfaat tapi apabila dijabarkan toh malah ada syarat2 lain yang membuat hal2 yang katanya bisa malah menjadi remang2 dengan HARUS ada sila lah, HARUS ada perenungan lah, HARUS ada niat dari yang membaca lah, HARUS ada keyakinan dari yang mau akur ah, ajdi saya rasa ini adalah dhamma remang2 bukannya Dhamma halus yang seperti papa bond bilang.

Tambahan syarat dari TL selain mantra tersebut dijamin manjur:

- HARUS sudah dan selalu saling akur
- HARUS sudah dan selalu saling pengertian
- HARUS sudah dan selalu saling memaafkan
- HARUS sudah dan selalu saling melupakan perselisihan
- HARUS sudah dan selalu saling menyayangi
- HARUS sudah dan selalu saling menerima
- HARUS sudah dan selalu saling senyum
- HARUS sudah dan selalu saling ramah

jamin deh

 :))
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: CHANGE on 27 March 2010, 11:37:00 AM
Untuk mengetahui bahwa suatu pasangan hidup sampai ketahap yang kritis dan harmonis, maka saya tambahkan pandangan mengenai kecenderungan ketidak harmonisan suatu perkawinan. ( mungkin yang sudah berumah tangga akan mengerti mengenai pernyataan pernyataan dibawah ini ).

Jika dipandang dari sudut Dhamma, maka kehidupan rumah tangga selalu berada dalam posisi Kebahagiaan karena Mendapat dan Memberi antara pasangan hidup ( kebahagiaan duniawi ), bagaimana  suatu ritual agama yang menpengaruhi keharmonisan perkawinan adalah sangat tergantung pada perubahan pola pikir antar pasangan hidup ( pikiran adalah pelopor ) dan ini adalah realitas dan sesuai dengan Dhamma. Sehingga konsep pemahaman Dhamma dalam perkawinan adalah perubahan pola pikir. Seberapa jauh suatu ritual dengan pengertian benar mempengaruhi keharmonisan suatu rumah tangga, adalah tergantung seberapa banyak pengembangan bathin yang dilakukan antara pasangan hidup ( neraca yang seimbang )
 
Dalam bahayakah perkawinan anda? Contoh-contoh berikut adalah sikap dan perilaku yang mendorong pernikahan ke dalam bahaya, semoga anda terinspirasi. Kemudian diri sendiri coba lakukan analisa dan buktikan bagaimana suatu Dhamma bermanfaat dalam perkawinan, yakni :

1. Bila mengira menuruti segala kehendak suami (atau istri) dapat menjamin kebahagiaan dan kelanggengan  perkawinan maka anda sudah ketinggalan jaman. Bila selalu menuruti kehendaknya, lama kelamaan dia akan merasa telah hidup bersama orang yang pikirannya terlalu polos, bahkan akan beranggapan anda adalah orang buta pengetahuan yang tidak bisa membedakan benar dan salah, sehingga akhirnya dia akan meremehkan dan meninggalkan anda.

2. Bila suami (atau istri) anda menjadi orang terkenal, maka kami ucapkan selamat kepada anda. Namun bila tidak berikhtiar untuk maju maka ini telah membuat dia mulai menjauhi anda. Usaha suami maju sangat pesat, cakrawalanya menjadi sangat luas, mentalitasnya telah diperbaharui, sebaliknya anda hanya jalan di tempat, bukan saja anda telah ketinggalan jaman, bahkan sudah terbentang suatu jarak yang semakin lebar dengan suami, lama kelamaan tentu sudah tidak ada kecocokan lagi dalam perbincangan.

3. Rumah adalah teluk yang tenang, satu sama lain perlu saling membantu. Dalam segala hal kalau saling tidak dapat merubah perilaku manja yang dibawa sejak kecil, maka terpaksa pisah dengan damai. Anda adalah anak bungsu atau putri tunggal? Apakah anda mengira suami (istri) anda adalah sebatang pohon raksasa tempat bersandar yang selamanya tidak akan tumbang, bahkan tidak perlu menggemburkan tanah atau pun disiram air?

4. Apakah anda mengira teman hidup anda adalah anak kecil yang tidak mengerti apa-apa? Sudah waktunya anda menahan diri untuk bersikap superior. Anda sebagai orang yang berhasil dalam karier, mungkin tanpa sengaja akan membawa keangkuhan yang telah terpupuk ke dalam pernikahan. Dalam menyelesaikan persoalan rumah tangga anda tidak menerima dan tidak menghargai pandangannya. Dengan perilaku seperti ini anda hanya akan mempercepat keretakan pernikahan tersebut.

5. Perilaku yang paling bodoh adalah tidak memberinya nafkah seksual. Anda mengira dari segi lain tidak dapat mengalahkannya, maka ingin memberi tekanan melalui pembatasan seksual. Merupakan resiko tinggi jika anda mengira si dia akan tunduk dengan tindakan ini?  Karena ulah anda ini mungkin justru malah membuat pasangan anda timbul hambatan psikologis dalam bercinta.

6. Seperti seorang detektif yang setiap saat memantau perbuatannya. Bila pasangan anda pulang malam, selalu akan anda interogasi tiada hentinya, bahkan berbicara sedikit saja dengan lawan jenisnya sudah akan menimbulkan rasa cemburu yang tidak terkendali, sedikit pun tidak memberinya kebebasan. Kalau sewaktu-waktu menelpon ke kantor untuk melacak kelakuan pasangan hidup anda sudah merupakan kebiasaan anda, akan anehlah jika pernikahan anda tidak dalam krisis.

7. Pasangan anda bukan dilahirkan dari batu, mengapa anda tidak menghargai keluarga dan teman-temannya? Bukankah pernah anda mendengar, bersamaan dengan mencintai seseorang menyayangi pula segala yang berhubungan dengannya? Anda juga bersikap sangat dingin terhadap keluarga ataupun teman-temannya, dan sering kali mempermalukannya. Perilaku ini sedang mempercepat hubungan kalian lebih memburuk .

8. Membanding-bandingkan secara membuta, menuntut terlalu berlebihan, apakah anda tidak merasa tindakan demikian sangat konyol? Sebagai pendamping, anda seharusnya merupakan orang yang mendukung dan mendorongnya, hal ini sebenarnya merupakan kunci untuk memelihara suatu pernikahan.

9. Jangan memakai alasan telah menikah lalu tidak perlu memperhatikan penampilan, dengan demikian anda sudah tidak lagi menarik seperti sebelum menikah. Jangan mengira karena di rumah sendiri, selain pasangan anda tidak ada lagi yang melihat, sehingga di depannya anda selalu tidak merasa perlu merias diri, malah berpenampilan kumuh. Maka jangan terkejut bila dia akan mencari si cantik di luar rumah.

10. Jangan mengira asalkan anda sudah merawat anak dengan baik, tugas anda telah selesai. Bagi anak, dia hanyalah seorang ayah. Melalaikan perasaan dan hubungan dengan pasangan, bukan saja telah mengurangi komunikasi bahkan telah melalaikan dan kehilangan perkembangan makna hidup diri anda sendiri. Akhirnya pada suatu hari anda akan temukan, bahwa selain anak, anda tidak mempunyai apa-apa.

Bersambung...
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: K.K. on 27 March 2010, 11:38:12 AM
Disini seseorang yang dalam sama keyakinan hendaknya bisa bersatu dan sehati membinan rumah tangga sesuai dengan firman yang di beritakan dan juga sesuai dengan perintah Tuhannya.
Apabila ada masalah maka sebaiknya dibicarakan dan bisa berkonsultasi dengan pembina agamanya, boleh juga dengan doa (kalau mau dibandingkan dengan bulu bebek maka lebih ke masuk akal yang ajaran ini karena ada landasan dari Kitab sucinya).
Di ritual bulu bebek yang diberikan Bro bond juga ada "hal lain" seperti ini:
Quote
2. anda harus ketemu orang yang akan dijadikan objek, sepasang suami istri, tanya mereka apakah mereka  percaya dengan bulu pantat bebek yg dibacakan maha karuna dharani dan percaya pada Avalokitesvara, dan sekalian tanya mereka, apakah mereka setelah dikasi bulu pantat bebek, kedua pasangan itu juga mau melafalkan Maha Karuna Dharani bersama setiap pagi dan sore. Tidak perlu panjang2 3 x saja di depan altar Avalokitesvara Bodhisatva.

3.Tanyakan pada mereka apakah ada niat untuk rukun dan mengubah agar menjadi rukun/harmonis kembali.
Ini 'kan sama saja dengan pembina membimbing dengan memberi suatu ide tentang kerukunan dan membulatkan tekad. Bedanya yang satu berdasarkan kitab suci agama itu, satu lagi berdasarkan sutra "bebek" ini.

Quote
5. Beritahu mereka setiap mereka ingin bertengkar karena masalah sepele. Ambil itu bulu pantat bebek lalu lsg baca Namo Kwan Se Im Pho Sat. Terus sampai tenang dan bicara baik2.
Demikian ini juga setiap bertengkar dialihkan perhatiannya. Yang satu mungkin dengan mengingat "Tuhan", satu lagi dengan mengingat "Avalokiteshvara". Jadi kira-kira sama saja. Bukankah yang menjadi menarik adalah pertanyaan, "apakah bisa mendapatkan kemajuan tersebut tanpa unsur religi?" :)



Quote
ya oleh karena itu saya memberikan perbandingan ingin tahu sejauh apa ajaran Buddha itu mengajarkan Dhamma yang benar dengan membandingkan dengan ajaran lain, atau hanya tafsir dari orang2 yang tidak bertanggung jawab memainkan seakan2 perkataan Buddha tapi bukan perkataan Buddha.
Pembacaan Sutra, bulu bebek, patung dan doa seakan2 memberikan manfaat tapi apabila dijabarkan toh malah ada syarat2 lain yang membuat hal2 yang katanya bisa malah menjadi remang2 dengan HARUS ada sila lah, HARUS ada perenungan lah, HARUS ada niat dari yang membaca lah, HARUS ada keyakinan dari yang mau akur ah, ajdi saya rasa ini adalah dhamma remang2 bukannya Dhamma halus yang seperti papa bond bilang.
Oleh karena itu, selidikilah, seperti kata Buddha.
Buat saya, apakah kata itu kata Buddha atau bukan, tidak berarti apa-apa sama sekali. Tetapi jika setelah diselidiki memang bermanfaat, maka hendaknya mengetahui sebagai bermanfaat, walaupun tanpa merk "katanya Buddha". Sebaliknya kalau memang tidak bermanfaat, walaupun "katanya Buddha" juga tetap saja tidak berarti apa-apa.

Kalau ke "dhamma halus", "adi duniawi" ataupun "mutlak" menurut saya itu yang berhubungan dengan bathin masing-masing, yang dialami dalam meditasi. SEMUA yang kita bicarakan di sini hanyalah "dhamma kasar", "duniawi" dan "relatif" yang sangat terbatas pada kata-kata dan bentukan pikiran si pengucap atau pendengar.

Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: CHANGE on 27 March 2010, 11:50:28 AM
sambungan...

Renungan Sepasang Suami Istri Setelah Perceraian.

Dan biasanya hal seperti ini  jarang menjadi perhatian, karena memang PERHATIAN yang sudah berkurang. Bahkan kadang kadang kita selalu mengangap remeh hal-hal ini, Kadang-kadang terlalu banyak hal-hal kecil yang membuat rentetan masalah, sehingga menjadi ketidak harmonisan. Ketidak sabaran sering memperlemah perhatian.
 
Seandainya bisa, kami tidak  pernah memilih untuk bercerai…..


1.   Seandainya pernikahan dapat terulang kembali, aku tidak akan menyalahkan dia yang telah melupakan hari ulang tahun dan hari peringatan pernikahan kami, sebab dalam setiap kali ulang tahunnya, suamiku juga selalu melewatinya dengan lembur di kantor.

2.   Seandainya pernikahan dapat terulang kembali, aku tidak akan berenak-enakan sebelum makan dan bersantai-santai setelah makan, melainkan akan membantunya mengerjakan pekerjaan rumah tangga tanpa perlu diminta, sebab di wajah istriku telah mulai bermunculan kerut-kerut keletihan yang tidak sepadan dengan usianya.

3.   Seandainya pernikahan dapat terulang kembali, aku akan menyemirkan sepatunya sebelum suamiku keluar rumah untuk berkumpul bersama dengan teman-temannya, dan bukannya mencari bau aroma tertentu di kerah bajunya.

4.   Seandainya pernikahan dapat terulang kembali, aku akan membelikannya sebotol krim pelembab (hand lotion) dan memasukkannya ke dalam tasnya  secara diam-diam, agar kedua tangan istriku senantiasa mendapatkan kelembutan.

5.   Seandainya pernikahan dapat terulang kembali, aku akan dengan riang gembira menerima ajakannya untuk membawa kami sekeluarga makan di luar, dan bukannya menyalahkan suamiku terlalu menghamburkan uang.

6.   Seandainya pernikahan dapat terulang kembali, aku akan sebisa mungkin menolak acara entertainment yang tidak perlu, dan aku akan mempercepat langkahku pulang ke rumah sehabis jam kantor, karena istriku telah memasak makanan untuk kami nikmati bersama.

7.   Seandainya pernikahan dapat terulang kembali, aku akan sebisa mungkin meredakan percekcokanku dengan ibu mertuaku, karena beliau adalah ibu dari suamiku, sekaligus juga merupakan seorang ibu kedua bagi diriku.

8.   Seandainya pernikahan dapat terulang kembali, aku akan mengaguminya dengan pandangan bukan sebagai seorang suami, dan menemukan kebaikan-kebaikan istriku.

9.   Seandainya pernikahan dapat terulang kembali, aku akan memeluk suami-ku yang sedang terbelit masalah, menyemangatinya untuk mengeluarkan semua tekanan yang dipikulnya, agar ia menyadari betapa sungguh rela aku berbagi kebahagiaan, kesedihan, kepiluan, dan kemarahan dengannya.

10.   Seandainya pernikahan dapat terulang kembali, aku akan mengabaikan semua pikiran bahwa segala sesuatu yang dilakukan istriku adalah wajar, melainkan aku akan menerima setiap pengorbanannya dengan hati yang penuh syukur dan terima kasih.

11.   Seandainya pernikahan dapat terulang kembali, kami akan memahami bahwa kehidupan yang tenang adalah merupakan hal yang diidamkan setiap manusia.
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: dukun on 28 March 2010, 08:02:44 AM
Setelah melihat panjangnya tulisan kawan-kawan saya hanya bisa menyimpulkan bahwa 1001 cara menuju Mekkah. Itupun tergantung psycology pasien yang penting tidak membodohi pasien. Cara hanyalah sebuah cara. Cara bukanlah tujuan ataupun jalan.
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: dilbert on 28 March 2010, 06:03:21 PM
Setelah melihat panjangnya tulisan kawan-kawan saya hanya bisa menyimpulkan bahwa 1001 cara menuju Mekkah. Itupun tergantung psycology pasien yang penting tidak membodohi pasien. Cara hanyalah sebuah cara. Cara bukanlah tujuan ataupun jalan.

cara bukan jalan ?
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: dukun on 28 March 2010, 06:15:29 PM
Cara menapaki jalan.
Cara berjalan
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: dilbert on 28 March 2010, 07:25:40 PM
Sudah keliatan jalannya ??
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: ryu on 28 March 2010, 08:11:28 PM
Disini seseorang yang dalam sama keyakinan hendaknya bisa bersatu dan sehati membinan rumah tangga sesuai dengan firman yang di beritakan dan juga sesuai dengan perintah Tuhannya.
Apabila ada masalah maka sebaiknya dibicarakan dan bisa berkonsultasi dengan pembina agamanya, boleh juga dengan doa (kalau mau dibandingkan dengan bulu bebek maka lebih ke masuk akal yang ajaran ini karena ada landasan dari Kitab sucinya).
Di ritual bulu bebek yang diberikan Bro bond juga ada "hal lain" seperti ini:
Quote
2. anda harus ketemu orang yang akan dijadikan objek, sepasang suami istri, tanya mereka apakah mereka  percaya dengan bulu pantat bebek yg dibacakan maha karuna dharani dan percaya pada Avalokitesvara, dan sekalian tanya mereka, apakah mereka setelah dikasi bulu pantat bebek, kedua pasangan itu juga mau melafalkan Maha Karuna Dharani bersama setiap pagi dan sore. Tidak perlu panjang2 3 x saja di depan altar Avalokitesvara Bodhisatva.

3.Tanyakan pada mereka apakah ada niat untuk rukun dan mengubah agar menjadi rukun/harmonis kembali.
Ini 'kan sama saja dengan pembina membimbing dengan memberi suatu ide tentang kerukunan dan membulatkan tekad. Bedanya yang satu berdasarkan kitab suci agama itu, satu lagi berdasarkan sutra "bebek" ini.

Quote
5. Beritahu mereka setiap mereka ingin bertengkar karena masalah sepele. Ambil itu bulu pantat bebek lalu lsg baca Namo Kwan Se Im Pho Sat. Terus sampai tenang dan bicara baik2.
Demikian ini juga setiap bertengkar dialihkan perhatiannya. Yang satu mungkin dengan mengingat "Tuhan", satu lagi dengan mengingat "Avalokiteshvara". Jadi kira-kira sama saja. Bukankah yang menjadi menarik adalah pertanyaan, "apakah bisa mendapatkan kemajuan tersebut tanpa unsur religi?" :)
Quote
ya oleh karena itu saya memberikan perbandingan ingin tahu sejauh apa ajaran Buddha itu mengajarkan Dhamma yang benar dengan membandingkan dengan ajaran lain, atau hanya tafsir dari orang2 yang tidak bertanggung jawab memainkan seakan2 perkataan Buddha tapi bukan perkataan Buddha.
Pembacaan Sutra, bulu bebek, patung dan doa seakan2 memberikan manfaat tapi apabila dijabarkan toh malah ada syarat2 lain yang membuat hal2 yang katanya bisa malah menjadi remang2 dengan HARUS ada sila lah, HARUS ada perenungan lah, HARUS ada niat dari yang membaca lah, HARUS ada keyakinan dari yang mau akur ah, ajdi saya rasa ini adalah dhamma remang2 bukannya Dhamma halus yang seperti papa bond bilang.
kalau semua itu harus selaras bukankah Ritual bulu bebek menjadi tidak berarti? untuk apa Buddha mengajarkan dhamma yang "abu2" ? sedangkan dalam dhammapadda ada tertulis :

Karena rasa takut, banyak orang pergi mencari perlindungan ke gunung-gunung, ke arama-arama (hutan-hutan), ke pohon-pohon dan ke tempat-tempat pemujaan yang dianggap keramat.

Tetapi itu bukanlah perlindungan yang aman, bukanlah perlindungan yang utama. Dengan mencari perlindungan seperti itu, orang tidak akan bebas dari penderitaan.

Ia yang telah berlindung kepada Buddha, Dhamma dan Sangha, dengan bijaksana dapat melihat Empat Kebenaran Mulia, yaitu:

Dukkha, sebab dari dukkha, akhir dari dukka, serta Jalan Mulia Berfaktor Delapan yang menuju pada akhir dukkha.

Sesungguhnya itulah perlindungan yang utama. Dengan pergi mencari perlindungan seperti itu, orang akan bebas dari segala penderitaan.

Kebanyakan orang mencari2 ritual untuk inilah itulah, apakah Buddha mengajarkan Ritual2? atau ini hanya muridnya yang mengajarkan?

Quote
Oleh karena itu, selidikilah, seperti kata Buddha.
Buat saya, apakah kata itu kata Buddha atau bukan, tidak berarti apa-apa sama sekali. Tetapi jika setelah diselidiki memang bermanfaat, maka hendaknya mengetahui sebagai bermanfaat, walaupun tanpa merk "katanya Buddha". Sebaliknya kalau memang tidak bermanfaat, walaupun "katanya Buddha" juga tetap saja tidak berarti apa-apa.

Kalau ke "dhamma halus", "adi duniawi" ataupun "mutlak" menurut saya itu yang berhubungan dengan bathin masing-masing, yang dialami dalam meditasi. SEMUA yang kita bicarakan di sini hanyalah "dhamma kasar", "duniawi" dan "relatif" yang sangat terbatas pada kata-kata dan bentukan pikiran si pengucap atau pendengar.

ya hal itu memang hak masing2, hanya adalah tidak bijaksana apa yang bukan perkataan buddha dijadikan menjadi perkataan Buddha, itu hanya akan menjadi lelucon, sama seperti buku Anthony de mello yang memberikan ilustrasi dengan menggunakan tokoh2 agama yang terkenal pembaca mungkin akan memaklumi walau ceritanya bohong karena itu hanya ilustrasi, tapi apabila ada sebuah buku/sutra yang diyakini oleh seluruh umat buddha ternyata hanyalah sutra palsu walaupun ada manfaatnya tapi sungguh menggenaskan melihat wajah ajaran Buddha seperti ini.

_/\_
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: andry on 28 March 2010, 09:31:50 PM
sejauh dari penerawangan saiahh (wakakakakakaka)
ajaran SB terbagi menjadi 2

1. Kearah pembebasan
2. Kerarah kehidupan yg lebih baik
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarka
Post by: dukun on 29 March 2010, 09:47:07 AM
Sudah keliatan jalannya ??

Jalan Gatot Subroto sudah sering lihat ha...ha
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: dilbert on 29 March 2010, 11:52:51 AM
sejauh dari penerawangan saiahh (wakakakakakaka)
ajaran SB terbagi menjadi 2

1. Kearah pembebasan
2. Kerarah kehidupan yg lebih baik

Ajaran Para Buddha, Hindari PErbuatan Jahat, Tambahkan Perbuatan baik, Suci-kan Hati dan Pikiran...
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: K.K. on 29 March 2010, 12:15:01 PM
ya oleh karena itu saya memberikan perbandingan ingin tahu sejauh apa ajaran Buddha itu mengajarkan Dhamma yang benar dengan membandingkan dengan ajaran lain, atau hanya tafsir dari orang2 yang tidak bertanggung jawab memainkan seakan2 perkataan Buddha tapi bukan perkataan Buddha.
Kalau hal ini, sepertinya susah diketahui sebab bagaimanapun "Buddha" tidak ada, jadi hanyalah sebuah gambaran dalam pikiran saja. Sama saja seperti sosok "Tuhan" yang sekarang (dikatakan) sudah tidak berkomunikasi lagi dengan manusia. Masing-masing membentuk "image" Tuhan dalam pikiran (ada yang pemaaf, ada yang pendendam, dll), lalu mencoba membandingkannya dengan "image" Tuhan dalam agama lain. Bisa saja terjadi perbandingan-perbandingan, tetapi "image" Tuhan yang sebenar-benarnya sendiri, siapa yang tahu?

Quote
Pembacaan Sutra, bulu bebek, patung dan doa seakan2 memberikan manfaat tapi apabila dijabarkan toh malah ada syarat2 lain yang membuat hal2 yang katanya bisa malah menjadi remang2 dengan HARUS ada sila lah, HARUS ada perenungan lah, HARUS ada niat dari yang membaca lah, HARUS ada keyakinan dari yang mau akur ah, ajdi saya rasa ini adalah dhamma remang2 bukannya Dhamma halus yang seperti papa bond bilang.
kalau semua itu harus selaras bukankah Ritual bulu bebek menjadi tidak berarti?
untuk apa Buddha mengajarkan dhamma yang "abu2" ?
Dengan penyelidikan yang ilmiah bisa langsung diketahui apakah benar ada gunanya. Dengan sila yang cukup, tekad menjaga keharmonisan, pengendalian diri, apakah cukup untuk memberikan keharmonisan atau perlu tambahan baca-baca sutra/ritual tertentu? Saya rasa kita semua sudah punya jawabannya masing-masing.

Mengenai yang "abu-abu" itu, Bro Gandalf pernah bilang kalau tata cara itu adalah berdasarkan tradisi setempat saja, jadi belum tentu perlu seperti di sutra itu persis (1008x, kudu bebek mandarin, dsb). Yang saya tidak tahu, apakah dalam Mahakaruna Dharani Sutra selengkapnya itu ada dijelaskan seperti itu atau tidak. Jika ada, berarti pembelajaran memang seharusnya tidak langsung ke "ritual bulu bebek", tapi ke pengertiannya dulu.
Jika tidak, maka sungguh disayangkan sebab bagian "bulu bebek" itu sangat condong ke "ritual" ketimbang "pengertian".

Quote
sedangkan dalam dhammapadda ada tertulis :
Karena rasa takut, banyak orang pergi mencari perlindungan ke gunung-gunung, ke arama-arama (hutan-hutan), ke pohon-pohon dan ke tempat-tempat pemujaan yang dianggap keramat.

Tetapi itu bukanlah perlindungan yang aman, bukanlah perlindungan yang utama. Dengan mencari perlindungan seperti itu, orang tidak akan bebas dari penderitaan.

Ia yang telah berlindung kepada Buddha, Dhamma dan Sangha, dengan bijaksana dapat melihat Empat Kebenaran Mulia, yaitu:

Dukkha, sebab dari dukkha, akhir dari dukka, serta Jalan Mulia Berfaktor Delapan yang menuju pada akhir dukkha.

Sesungguhnya itulah perlindungan yang utama. Dengan pergi mencari perlindungan seperti itu, orang akan bebas dari segala penderitaan.

Kebanyakan orang mencari2 ritual untuk inilah itulah, apakah Buddha mengajarkan Ritual2? atau ini hanya muridnya yang mengajarkan?
Ini kembali lagi 'kan kata-kata dari "Buddha versi Dhammapada". Kata-kata "Buddha versi Mahakaruna dharani" bisa jadi berbeda. Beda lagi misalnya dengan kata-kata dari "Buddha versi I Kuan Tao", dll. Merk-nya saja yang sama, namun image di pikiran pasti berbeda. Bahkan saya yakin image "Buddha versi dhammapada" saya dan Bro ryu, pastilah tidak 100% sama.

Quote
ya hal itu memang hak masing2, hanya adalah tidak bijaksana apa yang bukan perkataan buddha dijadikan menjadi perkataan Buddha, itu hanya akan menjadi lelucon, sama seperti buku Anthony de mello yang memberikan ilustrasi dengan menggunakan tokoh2 agama yang terkenal pembaca mungkin akan memaklumi walau ceritanya bohong karena itu hanya ilustrasi, tapi apabila ada sebuah buku/sutra yang diyakini oleh seluruh umat buddha ternyata hanyalah sutra palsu walaupun ada manfaatnya tapi sungguh menggenaskan melihat wajah ajaran Buddha seperti ini.
Kalau "Buddha versi saya" mengajarkan tidak perlu merasa kecewa dengan sikap-sikap yang tidak sesuai dengan yang kita harapkan, atau bahkan jika ada yang terang-terangan memalsukan ajaran secara tidak tahu malu; tetapi sadarilah memang itulah kenyataannya makhluk yang dipenuhi LDM, yang cenderung "menetapkan kebenaran sesuai keinginan" bukan "menyadari kebenaran sesuai kenyataan". Jadi terlepas dari orang itu benar atau salah menurut standard masing-masing, tetap yang kita lihat hanyalah kebenaran fakta apa adanya saja.
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: ryu on 29 March 2010, 01:26:53 PM
Kalau hal ini, sepertinya susah diketahui sebab bagaimanapun "Buddha" tidak ada, jadi hanyalah sebuah gambaran dalam pikiran saja. Sama saja seperti sosok "Tuhan" yang sekarang (dikatakan) sudah tidak berkomunikasi lagi dengan manusia. Masing-masing membentuk "image" Tuhan dalam pikiran (ada yang pemaaf, ada yang pendendam, dll), lalu mencoba membandingkannya dengan "image" Tuhan dalam agama lain. Bisa saja terjadi perbandingan-perbandingan, tetapi "image" Tuhan yang sebenar-benarnya sendiri, siapa yang tahu?
melihatnya yaitu dari ajarannya, ajaran lain membentuk image pada Tuhan, apakah ajaran Buddha juga membentuk image?
Quote
Dengan penyelidikan yang ilmiah bisa langsung diketahui apakah benar ada gunanya. Dengan sila yang cukup, tekad menjaga keharmonisan, pengendalian diri, apakah cukup untuk memberikan keharmonisan atau perlu tambahan baca-baca sutra/ritual tertentu? Saya rasa kita semua sudah punya jawabannya masing-masing.

Mengenai yang "abu-abu" itu, Bro Gandalf pernah bilang kalau tata cara itu adalah berdasarkan tradisi setempat saja, jadi belum tentu perlu seperti di sutra itu persis (1008x, kudu bebek mandarin, dsb). Yang saya tidak tahu, apakah dalam Mahakaruna Dharani Sutra selengkapnya itu ada dijelaskan seperti itu atau tidak. Jika ada, berarti pembelajaran memang seharusnya tidak langsung ke "ritual bulu bebek", tapi ke pengertiannya dulu.
Jika tidak, maka sungguh disayangkan sebab bagian "bulu bebek" itu sangat condong ke "ritual" ketimbang "pengertian".
Yang harus dijelaskan adalah penjelasan dari rekan2 mahayana itu tertulis di sutra itu atau hanya penafsiran sendiri.
Quote

Ini kembali lagi 'kan kata-kata dari "Buddha versi Dhammapada". Kata-kata "Buddha versi Mahakaruna dharani" bisa jadi berbeda. Beda lagi misalnya dengan kata-kata dari "Buddha versi I Kuan Tao", dll. Merk-nya saja yang sama, namun image di pikiran pasti berbeda. Bahkan saya yakin image "Buddha versi dhammapada" saya dan Bro ryu, pastilah tidak 100% sama.
setidaknya perlu dijelaskan apakah ini ajaran Buddha yang benar atau "murid" Buddha ;D
Quote
Kalau "Buddha versi saya" mengajarkan tidak perlu merasa kecewa dengan sikap-sikap yang tidak sesuai dengan yang kita harapkan, atau bahkan jika ada yang terang-terangan memalsukan ajaran secara tidak tahu malu; tetapi sadarilah memang itulah kenyataannya makhluk yang dipenuhi LDM, yang cenderung "menetapkan kebenaran sesuai keinginan" bukan "menyadari kebenaran sesuai kenyataan". Jadi terlepas dari orang itu benar atau salah menurut standard masing-masing, tetap yang kita lihat hanyalah kebenaran fakta apa adanya saja.
Kalau "Buddha versi saya" mengajarkan berilah pandangan Benar, ada yang tidak mengetahui bisa diberitahu, jadi apabila selagi bisa hal yang salah di perbaiki menjadi hal yang benar bukankah lebih baik? bukannya hal yang sudah diketahui palsu dibiarkan dan malah lebih dikembangkan daripada yang asli ;D

ada syair dhammapadda berbunyi  :
Bagaikan rumput kusa, bila dipegang secara salah akan melukai tangan; begitu juga kehidupan seorang pertapa, apabila dijalankan secara salah akan menyeret orang ke neraka.

Bila suatu pekerjaan dikerjakan dengan seenaknya, suatu tekad tidak dijalankan dengan selayaknya, kehidupan suci tidak dijalankan dengan sepenuh hati; maka semuanya ini tidak akan membuahkan hasil yang besar.

Hendaklah orang mengerjakan sesuatu dengan sepenuh hati. Suatu kehidupan suci yang dijalankan dengan seenaknya akan membangkitkan debu nafsu yang lebih besar.

=====
Janganlah mengejar sesuatu yang rendah, janganlah hidup dalam kelengahan. Janganlah menganut pandangan-pandangan salah, dan janganlah menjadi pendukung dunia.
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: K.K. on 29 March 2010, 02:54:49 PM
melihatnya yaitu dari ajarannya, ajaran lain membentuk image pada Tuhan, apakah ajaran Buddha juga membentuk image?
Pembentukan image itu memang diarahkan, tetapi bukan karena "diajarkan atau tidak", namun karena memang manusia berkecenderungan membentuk image dari informasi yang ditangkap.


Quote
Yang harus dijelaskan adalah penjelasan dari rekan2 mahayana itu tertulis di sutra itu atau hanya penafsiran sendiri.
Yang ini tentu saya tidak kompeten menjawab.

Quote
Kalau "Buddha versi saya" mengajarkan berilah pandangan Benar, ada yang tidak mengetahui bisa diberitahu, jadi apabila selagi bisa hal yang salah di perbaiki menjadi hal yang benar bukankah lebih baik? bukannya hal yang sudah diketahui palsu dibiarkan dan malah lebih dikembangkan daripada yang asli ;D

ada syair dhammapadda berbunyi  :
Bagaikan rumput kusa, bila dipegang secara salah akan melukai tangan; begitu juga kehidupan seorang pertapa, apabila dijalankan secara salah akan menyeret orang ke neraka.

Bila suatu pekerjaan dikerjakan dengan seenaknya, suatu tekad tidak dijalankan dengan selayaknya, kehidupan suci tidak dijalankan dengan sepenuh hati; maka semuanya ini tidak akan membuahkan hasil yang besar.

Hendaklah orang mengerjakan sesuatu dengan sepenuh hati. Suatu kehidupan suci yang dijalankan dengan seenaknya akan membangkitkan debu nafsu yang lebih besar.

=====
Janganlah mengejar sesuatu yang rendah, janganlah hidup dalam kelengahan. Janganlah menganut pandangan-pandangan salah, dan janganlah menjadi pendukung dunia.
Betul, memang alangkah baiknya jika kita telah memiliki pengertian, membaginya ke orang lain. Pertanyaannya, apakah kita sendiri juga sudah melihat kebenaran sebenar-benarnya?
Dalam Dhammapada juga tertulis
"Seseorang harus teguh dalam kebenaran, barulah kemudian mengajar orang lain. Seorang bijak seharusnya tidak mengundang celaan."

Bukan saya bilang Bro ryu tercela, tapi maksudnya kita sendiri belum mencapai kesucian, maka sesungguhnya belum tahu apa-apa tentang kebenaran itu sendiri.

Mungkin Bro ryu itu peduli dengan sesama, tetapi jangan lupakan pula syair berikut:
"Untuk keuntungan orang lain, seberapa pun besarnya itu, jangan sampai mengabaikan keuntungan moral diri sendiri. Mengetahui dengan baik keuntungan diri sendiri, seseorang harus mengerahkan seluruh usaha untuk mencapainya."

Jadi dalam mengenalkan "pandangan benar" ke orang lain, kalau sampai membuat bathin tidak seimbang, sampai menimbulkan perselisihan, itu tidak sesuai dengan Ajaran Buddha (versi Dhammapada). Ingat di thread sebelah ada kisah orang mengenalkan agamanya ke salah satu member di sini yang gagal sampai menangis? Itulah contoh nyata sikap yang katanya demi orang lain, namun mengabaikan manfaat untuk diri sendiri.
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: ryu on 29 March 2010, 03:29:08 PM
Pembentukan image itu memang diarahkan, tetapi bukan karena "diajarkan atau tidak", namun karena memang manusia berkecenderungan membentuk image dari informasi yang ditangkap.
Perbedaannya, ajaran buddha khan yaitu untuk melihat kedalam, berbeda dengan ajaran lain yang melihat keluar.
Quote
Betul, memang alangkah baiknya jika kita telah memiliki pengertian, membaginya ke orang lain. Pertanyaannya, apakah kita sendiri juga sudah melihat kebenaran sebenar-benarnya?
Dalam Dhammapada juga tertulis
"Seseorang harus teguh dalam kebenaran, barulah kemudian mengajar orang lain. Seorang bijak seharusnya tidak mengundang celaan."
bagi mahayanis tidak begitu kok, walau palsu tapi bisa berguna ya dikembangkan kok.

Quote
Bukan saya bilang Bro ryu tercela, tapi maksudnya kita sendiri belum mencapai kesucian, maka sesungguhnya belum tahu apa-apa tentang kebenaran itu sendiri.

Mungkin Bro ryu itu peduli dengan sesama, tetapi jangan lupakan pula syair berikut:
"Untuk keuntungan orang lain, seberapa pun besarnya itu, jangan sampai mengabaikan keuntungan moral diri sendiri. Mengetahui dengan baik keuntungan diri sendiri, seseorang harus mengerahkan seluruh usaha untuk mencapainya."

Jadi dalam mengenalkan "pandangan benar" ke orang lain, kalau sampai membuat bathin tidak seimbang, sampai menimbulkan perselisihan, itu tidak sesuai dengan Ajaran Buddha (versi Dhammapada). Ingat di thread sebelah ada kisah orang mengenalkan agamanya ke salah satu member di sini yang gagal sampai menangis? Itulah contoh nyata sikap yang katanya demi orang lain, namun mengabaikan manfaat untuk diri sendiri.

ya setidaknya berusaha khan boleh, diterima atau tidaknya ya itu sudah diluar kehendak saya ;D
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarka
Post by: dukun on 29 March 2010, 03:36:48 PM
Quote
Yang harus dijelaskan adalah penjelasan dari rekan2 mahayana itu tertulis di sutra itu atau hanya penafsiran sendiri.

Setahuku sutra itu hanya berisi Mahakarunadharani saja tidak ada isi bulu bebek mandarin. Demikianlah yang kudengar, ku lihat dan ku saksikan.
Cara hanya sebuah cara. Sama halnya pemasangan dupa pada kebaktian tidak ada dalam sutta. Sama halnya Yesus tidak mengajarkan memasang salib.

Ayo siapa disini yang bebas dari penafsiran sendiri? bebas dari persepsinya? sebelum menunjuk jempol mata kaki orang. eng ing eng

Jadi yang benar yang mana dong? Mending ikut nasihat dukun pasti tokcer ha..ha (canda ya)
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: dilbert on 29 March 2010, 05:48:32 PM
Quote
Yang harus dijelaskan adalah penjelasan dari rekan2 mahayana itu tertulis di sutra itu atau hanya penafsiran sendiri.

Setahuku sutra itu hanya berisi Mahakarunadharani saja tidak ada isi bulu bebek mandarin. Demikianlah yang kudengar, ku lihat dan ku saksikan.
Cara hanya sebuah cara. Sama halnya pemasangan dupa pada kebaktian tidak ada dalam sutta. Sama halnya Yesus tidak mengajarkan memasang salib.

Ayo siapa disini yang bebas dari penafsiran sendiri? bebas dari persepsinya? sebelum menunjuk jempol mata kaki orang. eng ing eng

Jadi yang benar yang mana dong? Mending ikut nasihat dukun pasti tokcer ha..ha (canda ya)

Berarti QUOTE yang di kopas Thread Starter adalah MAhaKArunia Dharani Yang Palsu (ditambah-tambah) ? Kalau memang demikian, berarti penjelasan-nya sudah selesai dan tidak melebar kemana mana...
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: chingik on 29 March 2010, 06:22:42 PM
memang ada di mahakarunacitta dharani.

pd intinya sutra ini tujuannya memperlihatkan bhw Avalokitesvara menimplementasikan welas asih sesuai dgn karakter makhluk yg dapat dibantu sesuai kapasitas pada kondisi dan waktu tertentu. Ini tentu merupakan sifat Dharma yg masih lokiya. (silakan lihat penjelasan sebelumnya, hehe)

Untuk masalah ehipassiko, ini juga tergantung masing2 orang yg faktor penentunya juga tidak bersifat tunggal. sebagai contoh misalnya membaca Paritta jika tidak diikuti dengan daya konsentrasi juga bisa tidak berefek apa2. Atau bila tidak diiringi dgn pemahaman yg benar ttg dhamma, maka efek dari membaca itu juga bisa berbeda-beda bagi setiap orang. Membaca mantra/dharani juga sama prinsipnya. 
Sebenarnya efek dari membaca mahakaruna dharani banyak kisahnya di negeri Tiongkok, saya rasa sebagiannya mungkin agak berlebihan kisahnya , tapi dari sekian banyak kisah itu, saya cenderung menerima bahwa dalam banyak kisah itu, yg benar2 tidak lebay pasti ada juga. maksudnya mengisahkan apa adanya bahwa efeknya benar2 mendapatkan manfaat. ) 。 Apakah itu faktor religi atau psikologis, pada konteks tertentu ada ajaran yg memang terdapat kedua faktor itu, tapi bila dengan skeptis mengatakannya sbg faktor psikologis saja, saya rasa ini juga tidak berimbang dalam analisanya. Saya pribadi tidak sret dgn ritual2, tapi ini justru membuat saya memahami satu hal bahwa ternyata karakter orang memang sangat beragam.
Kembali pada intisari dari Mahakaruna dharani, secara umum, atau mengenai bebek secara khusus, point utama bukan terletak pd semata-mata harmonis, karena pusat pesan yg diberikan dlm sutra ini tidak sekedar itu, melainkan utk mengemukakan aspek Maitri karuna dari Avalokitesvara.
Pelajaran yg dipetik dari Sutra ini terletak pada ajakan utk mengembangkan sifat Maitri karuna, sedangkan ritual bulu bebek itu cuma beberapa point dari "jurus2" yg karena ada sisi metafisika yg bisa memberi efek bagus maka diberikan di sini, tapi tetap bukan point utama, karena ini hanyalah metode yg bersifat lokiya. Semua kembali pada pesan utama, Maitri Karuna. Ini merupakan titik pembelajaran yg dikembangkan bagi mereka yg ingin belajar mengembangkan parami.

 
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: ryu on 29 March 2010, 06:29:34 PM
memang ada di mahakarunacitta dharani.

pd intinya sutra ini tujuannya memperlihatkan bhw Avalokitesvara menimplementasikan welas asih sesuai dgn karakter makhluk yg dapat dibantu sesuai kapasitas pada kondisi dan waktu tertentu. Ini tentu merupakan sifat Dharma yg masih lokiya. (silakan lihat penjelasan sebelumnya, hehe)

Untuk masalah ehipassiko, ini juga tergantung masing2 orang yg faktor penentunya juga tidak bersifat tunggal. sebagai contoh misalnya membaca Paritta jika tidak diikuti dengan daya konsentrasi juga bisa tidak berefek apa2. Atau bila tidak diiringi dgn pemahaman yg benar ttg dhamma, maka efek dari membaca itu juga bisa berbeda-beda bagi setiap orang. Membaca mantra/dharani juga sama prinsipnya. 
Sebenarnya efek dari membaca mahakaruna dharani banyak kisahnya di negeri Tiongkok, saya rasa sebagiannya mungkin agak berlebihan kisahnya , tapi dari sekian banyak kisah itu, saya cenderung menerima bahwa dalam banyak kisah itu, yg benar2 tidak lebay pasti ada juga. maksudnya mengisahkan apa adanya bahwa efeknya benar2 mendapatkan manfaat. ) 。 Apakah itu faktor religi atau psikologis, pada konteks tertentu ada ajaran yg memang terdapat kedua faktor itu, tapi bila dengan skeptis mengatakannya sbg faktor psikologis saja, saya rasa ini juga tidak berimbang dalam analisanya. Saya pribadi tidak sret dgn ritual2, tapi ini justru membuat saya memahami satu hal bahwa ternyata karakter orang memang sangat beragam.
Kembali pada intisari dari Mahakaruna dharani, secara umum, atau mengenai bebek secara khusus, point utama bukan terletak pd semata-mata harmonis, karena pusat pesan yg diberikan dlm sutra ini tidak sekedar itu, melainkan utk mengemukakan aspek Maitri karuna dari Avalokitesvara.
Pelajaran yg dipetik dari Sutra ini terletak pada ajakan utk mengembangkan sifat Maitri karuna, sedangkan ritual bulu bebek itu cuma beberapa point dari "jurus2" yg karena ada sisi metafisika yg bisa memberi efek bagus maka diberikan di sini, tapi tetap bukan point utama, karena ini hanyalah metode yg bersifat lokiya. Semua kembali pada pesan utama, Maitri Karuna. Ini merupakan titik pembelajaran yg dikembangkan bagi mereka yg ingin belajar mengembangkan parami.

 
maksudnya  Avalokitesvara itu masih mahluk yang suka bantu orang yang meminta2 ke dia?
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: bond on 29 March 2010, 06:35:34 PM
bulu bebek memang sakti membuat orang penasaran dan bertanya2 :))
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: ryu on 29 March 2010, 06:40:02 PM
bulu bebek memang sakti membuat orang penasaran dan bertanya2 :))
Penasaran :))
apa bulu bebeknya, apa ada mahluk yang mengabulkan, apa yang membacanya, apa suami istrinya yang membuat efeknya bekerja :D

kalau rumit begini khan lebih baik langsung ke Tuhan daripada repot2 gini :D
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: chingik on 29 March 2010, 06:44:53 PM
Quote
maksudnya  Avalokitesvara itu masih mahluk yang suka bantu orang yang meminta2 ke dia?
Avalokitesvara telah terbebas dari konsep keakuan. jadi ketika orang meminta2 , mungkin reaksinya tidak akan seperti ketika kita diminta2i orang. Jadi terlalu absurd bila kita mencoba memikirkan bgm seharusnya reaksi dan tindakan dari orang yg telah terbebas dari konsep keakuan ini berdasarkan pemikiran awam kita.
  Saya sendiri masih menganalisa tentang hal2 permohonan kepada Avalokitesvara, tetapi sejauh Mahayana yg saya pelajari, rasanya sangat aneh bila bermohon sesuatu kpd avalokitesvara, karena benar2 bukan aspek utama dlm pembelajarn dharma, sedangkan kenyataan bahwa dalam Samanthamuka terdapat ajaran tentang barang siapa yg memohon akan terpenuhi, ini bagaikan penekanan pd aspek kewelas asihannya, bukan mengajarkan kita utk sekedar hidup dari memohon. Tetapi dalam keadaan genting, bila kita sering memikirkan aspek ini, maka ketika keadaan genting, kita akan lebih memiliki pegangan /pikiran terarah pd Avalokitesvara dan entah kenapa ada kalanya cukup membantu. 
Sisanya saya masih dlm tahap analisa juga, haha..



 
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: bond on 29 March 2010, 07:08:59 PM
bulu bebek memang sakti membuat orang penasaran dan bertanya2 :))
Penasaran :))
apa bulu bebeknya, apa ada mahluk yang mengabulkan, apa yang membacanya, apa suami istrinya yang membuat efeknya bekerja :D

kalau rumit begini khan lebih baik langsung ke Tuhan daripada repot2 gini :D

Tuhan sendiri ngak bisa jawab   :P gimana dong cek. Mending tanya mbah dukun bisa menjawab. Seperti pepatah cinta ditolak dukun bertindak. Maaf mbah jangan disantet ya  ^-^ :whistle:


Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: ryu on 29 March 2010, 09:27:20 PM
bulu bebek memang sakti membuat orang penasaran dan bertanya2 :))
Penasaran :))
apa bulu bebeknya, apa ada mahluk yang mengabulkan, apa yang membacanya, apa suami istrinya yang membuat efeknya bekerja :D

kalau rumit begini khan lebih baik langsung ke Tuhan daripada repot2 gini :D

Tuhan sendiri ngak bisa jawab   :P gimana dong cek. Mending tanya mbah dukun bisa menjawab. Seperti pepatah cinta ditolak dukun bertindak. Maaf mbah jangan disantet ya  ^-^ :whistle:



Tuhan itu khan masuk ke dhamma yang halus ;D
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: ryu on 29 March 2010, 09:38:15 PM
Quote
maksudnya  Avalokitesvara itu masih mahluk yang suka bantu orang yang meminta2 ke dia?
Avalokitesvara telah terbebas dari konsep keakuan. jadi ketika orang meminta2 , mungkin reaksinya tidak akan seperti ketika kita diminta2i orang. Jadi terlalu absurd bila kita mencoba memikirkan bgm seharusnya reaksi dan tindakan dari orang yg telah terbebas dari konsep keakuan ini berdasarkan pemikiran awam kita.
  Saya sendiri masih menganalisa tentang hal2 permohonan kepada Avalokitesvara, tetapi sejauh Mahayana yg saya pelajari, rasanya sangat aneh bila bermohon sesuatu kpd avalokitesvara, karena benar2 bukan aspek utama dlm pembelajarn dharma, sedangkan kenyataan bahwa dalam Samanthamuka terdapat ajaran tentang barang siapa yg memohon akan terpenuhi, ini bagaikan penekanan pd aspek kewelas asihannya, bukan mengajarkan kita utk sekedar hidup dari memohon. Tetapi dalam keadaan genting, bila kita sering memikirkan aspek ini, maka ketika keadaan genting, kita akan lebih memiliki pegangan /pikiran terarah pd Avalokitesvara dan entah kenapa ada kalanya cukup membantu. 
Sisanya saya masih dlm tahap analisa juga, haha..



 
kalau saya menganalisa (kalau boleh nih ;D ) avalokitesvara, dewa2, yang ditanamkan dalam ajaran agama itu hanyalah sebuah simbol, manusia kadang membutuhkan suatu pegangan, sandaran untuk menghadapi problema hidup, sehingga terciptalah konsep2 penolong, konsep yang katanya dapat memberikan jalah pintas dll, terlepas dari semua itu Buddha sendiri mengajarkan justru untuk berpegang pada diri sendiri bukannya berpegang pada hal2 yang saya rasa belum pasti (seperti yang sering dijabarkan yaitu 50:50) juga semua ajaran2 itu sepertinya hanyalah teori2 yang kepastiannya belum dapat dipastikan 100%.
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: Edward on 30 March 2010, 12:27:08 AM
owhh pantes!
Gw dari kemaren kga nyambung, ternyata mahakarunacitta dharani bukan mahakaruna dharani  :-[
Rupanya dharani yang berbeda...

Bagaimana kalo dewa2, bodhisatva2 yang sering "dimintai tolong" itu kayak seperti kita minta tolong sama temen kita?Kadang kaga mo dibantu, kadang mo dibantu juga kaga mampu, kadang sudah dibantu tapi dengan cara yg berbeda, kadang udh berusaha dibantu,ehhhh hasilnya malah berbeda dengan yang diharapkan...

Kalo menurut gw, makhluk2 alam lain, dari alam rendah sampai dewa2 ato bahkan bodhistva tingkat tinggi itu memang ada [baca: percaya], tapi untuk menjelaskan bahwa kehidupan itu tidak hanya ada di alam manusia, bahkan bentuk kehidupan itu luassssss banget. Dan tertulis bahwa beberapa memiliki "kemampuan" yang berbeda..Dan memank dasarnya manusia aja yang sepertinya memank cenderung kalao ada yg terlihat lebih mampu, manusia akan langsung memuja2 ato bahkan memohon-mohon.

Jangankanlah sama makhluk yg kaga terlihat, di kehidupan antar manusia pun juga seperti itu, coba kalo ada pejabat yg dateng ke daerah2 pedesaan, wuih, serasa dianggap dewa yang bisa langsung menyelesaikan semua permasalahan mereka.
Ataopun misalkan di kota yang tidak ada komunitas sangha, sekali dateng ke kota mereka, itu lebih keren lagi, langsung dipuja dan disembah2...Dan langsung akan berkonsultasi dan minta solusi bermacam2 masalah...Serius, klo yg soal ini, ane pernah datang, lihat, dan mendengar secara langsung...
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: ryu on 30 March 2010, 06:57:28 AM
owhh pantes!
Gw dari kemaren kga nyambung, ternyata mahakarunacitta dharani bukan mahakaruna dharani  :-[
Rupanya dharani yang berbeda...

Bagaimana kalo dewa2, bodhisatva2 yang sering "dimintai tolong" itu kayak seperti kita minta tolong sama temen kita?Kadang kaga mo dibantu, kadang mo dibantu juga kaga mampu, kadang sudah dibantu tapi dengan cara yg berbeda, kadang udh berusaha dibantu,ehhhh hasilnya malah berbeda dengan yang diharapkan...

Kalo menurut gw, makhluk2 alam lain, dari alam rendah sampai dewa2 ato bahkan bodhistva tingkat tinggi itu memang ada [baca: percaya], tapi untuk menjelaskan bahwa kehidupan itu tidak hanya ada di alam manusia, bahkan bentuk kehidupan itu luassssss banget. Dan tertulis bahwa beberapa memiliki "kemampuan" yang berbeda..Dan memank dasarnya manusia aja yang sepertinya memank cenderung kalao ada yg terlihat lebih mampu, manusia akan langsung memuja2 ato bahkan memohon-mohon.

Jangankanlah sama makhluk yg kaga terlihat, di kehidupan antar manusia pun juga seperti itu, coba kalo ada pejabat yg dateng ke daerah2 pedesaan, wuih, serasa dianggap dewa yang bisa langsung menyelesaikan semua permasalahan mereka.
Ataopun misalkan di kota yang tidak ada komunitas sangha, sekali dateng ke kota mereka, itu lebih keren lagi, langsung dipuja dan disembah2...Dan langsung akan berkonsultasi dan minta solusi bermacam2 masalah...Serius, klo yg soal ini, ane pernah datang, lihat, dan mendengar secara langsung...
lebih setuju yang pendapat ini ;D :jempol:

alam surga, neraka, dewa penolong bisa ditemui di alam manusia ini, ketika orang berdoa atau bagaimanapun biasanya jawaban / pertolongan khan tetap manusia juga yang biasanya membantu bukan dewa atau Tuhan, manusia malah mengartikan dewa atau Tuhan yang membimbing orang itu untuk menolong sesamanya ;D

kalau persoalan ada keajaiban penyembuhan atau keajaiban yang lain keknya itu beda cerita ;D
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: truth lover on 30 March 2010, 07:12:04 AM
ya hal itu memang hak masing2, hanya adalah tidak bijaksana apa yang bukan perkataan buddha dijadikan menjadi perkataan Buddha, itu hanya akan menjadi lelucon, sama seperti buku Anthony de mello yang memberikan ilustrasi dengan menggunakan tokoh2 agama yang terkenal pembaca mungkin akan memaklumi walau ceritanya bohong karena itu hanya ilustrasi, tapi apabila ada sebuah buku/sutra yang diyakini oleh seluruh umat buddha ternyata hanyalah sutra palsu walaupun ada manfaatnya tapi sungguh menggenaskan melihat wajah ajaran Buddha seperti ini.

_/\_

Lebih memprihatinkan lagi umat yang percaya begitu saja hanya karena itu tertulis di kitab suci..... (kalama sutta)


Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: truth lover on 30 March 2010, 07:25:04 AM
apakah sutra ini langsung dari Sang Buddha? bila memang benar ada dikatakan demikian, coba perhatikan isinya, apakah di jaman  Sang Buddha di India pada waktu itu sudah ada bebek mandarin?

apakah Buddha mau mengajarkan hal-hal seperti itu? kok kayaknya seperti mengajarkan ilmu pelet yah. biasanya yang belajar ilmu pelet adalah praktisi magic murahan, entah black atau white.
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarka
Post by: dukun on 30 March 2010, 11:00:59 AM
Kalama sutta memang top deh. Hanya dan banyak yang mengerti sepotong-sepotong. Khususnya terhadap keyakinan sendiri kalama suttanya sering lupa ha...ha. Ho oh dunia lagi.
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: truth lover on 30 March 2010, 08:04:55 PM
"Para bhikkhu dua hal ini memfitnah Tathagata. Yang manakah dua hal itu? Ia yang menerangkan sesuatu yang tidak dikatakan atau diucapkan oleh sang Tathagata sebagai dikatakan dan diucapkan oleh Tathagata.
dan ia yang menerangkan sesuatu yang dikatakan atau diucapkan oleh sang Tathagata sebagai tidak dikatakan atau diucapkan oleh Tathagata".

(AN 2.23 Abhasita Sutta: Apa yang tidak dikatakan)
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: ryu on 30 March 2010, 10:18:55 PM
maaf mas truth; itu tidak berlaku dalam mahayana.
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: truth lover on 30 March 2010, 10:28:29 PM
maaf mas truth; itu tidak berlaku dalam mahayana.

tapi karena ini forum study sutta/sutra, jadi boleh kan mas Ryu?
Title: Re: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?
Post by: ryu on 31 March 2010, 07:22:17 AM
maaf mas truth; itu tidak berlaku dalam mahayana.

tapi karena ini forum study sutta/sutra, jadi boleh kan mas Ryu?
;D