//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Avalokitesvara  (Read 36449 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: Avalokitesvara
« Reply #30 on: 24 October 2007, 12:09:12 AM »
Saya merasa ada distorsi pemahaman dalam umat Mahayanis belakangan ini (cmiiw). Menganalogikan pencapaian ke-Buddha-an dengan sebuah tempat yang ingin dimaksuki, adalah agak kurang tepat karena ada indikasi bahwa seseorang bisa balik lagi dari arah yang ia tuju.

Jika dikatakan Avalokitesvara telah mencapai Ke-Buddha-an, tapi menundanya-nya. Ini adalah 2 kalimat yang saling bertentangan. Kita tidak bisa mengatakan sudah mencapai tapi sekaligus menundanya. Kita tidak bisa mengatakan seseorang itu suci sekaligus tidak suci. Jadi harus pilih satu, mencapai atau menunda (belum mencapai).

Rasa, saya lebih nyaman dengan analogi rasa. Katakanlah, ada seseorang yang makan sambal terasi, hasilnya adalah ia kepedasan. Dapatkah ia menunda rasa pedas setelah makan sambal terasi? Tidak. Lalu apakah ia bisa menunda rasa pedas yang timbul? Ya bisa. How? Dengan cara tidak makan sambal terasi dalam waktu yang diinginkan sehingga ia tidak mendapatkan rasa pedas. Tetapi berbeda dengan rasa, ke-Buddha-an tidak bisa dihilangkan ketika seseorang sudah mencapainya.

Dari analogi di atas dapat dikatakan bahwa merasakan rasa pedas (ke-Buddha-an) tidaklah muncul bersamaan dengan tidak merasa pedas (ketidak-Buddha-an). Untuk menunda mendapatkan rasa pedas (ke-Buddha-an) adalah dengan tidak makan sambal (tidak/belum melakukan hal yang membuat mencapai ke-Buddha-an).

Seorang Bodhisatva dikatakan menunda ke-Buddha-an berarti ia bukanlah Buddha dan otomatis ia belum melaksanakan/memenuhi hal-hal yang membuat mencapai ke-Buddha-an).

Setiap orang bisa menjadi Avalokitesvara, tapi apakah dengan konsep seperti Mahayana yang ada sekarnag ini? Hmmm. I dun think so.  :-?
bro kelana, untuk memahami konsep Mahayana membutuhkan persiapan yang baik. kita membutuhkan step by step untuk betul2 memahaminya, dan pembimbing yang berkualitas yang mampu untuk membimbing kita di jalan spiritual tersebut sampai ke tujuan akhir, Pencerahan.

kita juga perlu mengecek motivasi kita dalam belajar Dharma. [tanya pada diri sendiri, gw blm bisa baca pikiran ente :P] kalo cuma sekedar memuaskan pemahaman secara intelektual, hal itu tidak bermanfaat untuk perkembangan batin kita. Akan lebih baik jika pemahaman yang kita peroleh digunakan dalam kehidupan sehari-hari, untuk meningkatkan kualitas batin kita, membersihkan debu2 batin, and be a good human, ok?! ;)
 
pendapatku, Yang Mulia Avalokitesvara Bodhisattva-Mahasattva telah mencapai ke-Buddha-an. Yang belum Beliau raih adalah Ke-Buddha-an Yang Sempurna [Anuttara Samyak Sambodhi]. Karena Beliau telah mencapai Ke-Buddha-an, Beliau telah bebas dari samsara, namun kembali ke samsara demi kebahagiaan semua makhluk.

jika betul2 ingin belajar, datang ke rumah gw...
ntar gw sediain bambu ama kandangnya :)) [just kidding, bro ;D]


By : Zen
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Avalokitesvara
« Reply #31 on: 24 October 2007, 12:27:01 AM »
"jika"? gw sering kok...jadi selama itu gw jadi Avalo?
anda calon penerusnya :)
hatimu menjadi maha welas asih secara konstan dan sumber kebahagiaan bagi orang2 yang ada di sekitarmu, baik mereka yang engkau sayangi, yang tidak engkau kenal, maupun orang2 yang dikaw tidak sukai...

makanya debu2nya musti dibersihin, dan sering2 dilakukan. kalo bisa setiap saat, makanya sati [perhatian] diperlukan, agar debu2 ga nempel.

ngutip dr postingnya bro hedi di topik lain:
jagalah hati, jangan kau nodai...
jagalah hati, pelita hidup ini...

Semoga semua makhluk bebas dari penderitaan dan penyebab-penyebabnya.
 _/\_


By : Zen
diatas katane gw Avalo..kok skarang jadi penerus?

Nasihat2 itu buat kamu ajah..gw gk mao terima..karena biar gw terima jg useless..gk bakal gw praktekin

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Avalokitesvara
« Reply #32 on: 24 October 2007, 12:33:35 AM »
Saya merasa ada distorsi pemahaman dalam umat Mahayanis belakangan ini (cmiiw). Menganalogikan pencapaian ke-Buddha-an dengan sebuah tempat yang ingin dimaksuki, adalah agak kurang tepat karena ada indikasi bahwa seseorang bisa balik lagi dari arah yang ia tuju.

Jika dikatakan Avalokitesvara telah mencapai Ke-Buddha-an, tapi menundanya-nya. Ini adalah 2 kalimat yang saling bertentangan. Kita tidak bisa mengatakan sudah mencapai tapi sekaligus menundanya. Kita tidak bisa mengatakan seseorang itu suci sekaligus tidak suci. Jadi harus pilih satu, mencapai atau menunda (belum mencapai).

Rasa, saya lebih nyaman dengan analogi rasa. Katakanlah, ada seseorang yang makan sambal terasi, hasilnya adalah ia kepedasan. Dapatkah ia menunda rasa pedas setelah makan sambal terasi? Tidak. Lalu apakah ia bisa menunda rasa pedas yang timbul? Ya bisa. How? Dengan cara tidak makan sambal terasi dalam waktu yang diinginkan sehingga ia tidak mendapatkan rasa pedas. Tetapi berbeda dengan rasa, ke-Buddha-an tidak bisa dihilangkan ketika seseorang sudah mencapainya.

Dari analogi di atas dapat dikatakan bahwa merasakan rasa pedas (ke-Buddha-an) tidaklah muncul bersamaan dengan tidak merasa pedas (ketidak-Buddha-an). Untuk menunda mendapatkan rasa pedas (ke-Buddha-an) adalah dengan tidak makan sambal (tidak/belum melakukan hal yang membuat mencapai ke-Buddha-an).

Seorang Bodhisatva dikatakan menunda ke-Buddha-an berarti ia bukanlah Buddha dan otomatis ia belum melaksanakan/memenuhi hal-hal yang membuat mencapai ke-Buddha-an).

Setiap orang bisa menjadi Avalokitesvara, tapi apakah dengan konsep seperti Mahayana yang ada sekarnag ini? Hmmm. I dun think so.  :-?
bro kelana, untuk memahami konsep Mahayana membutuhkan persiapan yang baik. kita membutuhkan step by step untuk betul2 memahaminya, dan pembimbing yang berkualitas yang mampu untuk membimbing kita di jalan spiritual tersebut sampai ke tujuan akhir, Pencerahan.

kita juga perlu mengecek motivasi kita dalam belajar Dharma. [tanya pada diri sendiri, gw blm bisa baca pikiran ente :P] kalo cuma sekedar memuaskan pemahaman secara intelektual, hal itu tidak bermanfaat untuk perkembangan batin kita. Akan lebih baik jika pemahaman yang kita peroleh digunakan dalam kehidupan sehari-hari, untuk meningkatkan kualitas batin kita, membersihkan debu2 batin, and be a good human, ok?! ;)
 
pendapatku, Yang Mulia Avalokitesvara Bodhisattva-Mahasattva telah mencapai ke-Buddha-an. Yang belum Beliau raih adalah Ke-Buddha-an Yang Sempurna [Anuttara Samyak Sambodhi]. Karena Beliau telah mencapai Ke-Buddha-an, Beliau telah bebas dari samsara, namun kembali ke samsara demi kebahagiaan semua makhluk.

jika betul2 ingin belajar, datang ke rumah gw...
ntar gw sediain bambu ama kandangnya :)) [just kidding, bro ;D]


By : Zen
sapa yg membimbing? bukankah yg benar2 sempurna(pembimbing berkualitas) itu menurut Mahayana adalah Sammsambuddha? jadi loe orang gk bakal bisa mencapai pencerahan donk kalo gk ada Sammasambuddha yg bimbing? kalo misalne kita pake guru2 Zen ato Tibet..apakah masuk akal? seseorang yg belum mencapai Anuttara Samyak Sambodhi mao mebimbing orang laen mencapai Anuttara Samyak Sambodhi...

kita disini bukan lage memuaskan pemahaman intelektual..tapi lage mencari kelogisan...dan biasane pihak yg gk logis itu selalu menyarankan agar pihak logis menggunakan "hati" :hammer:

Jelas2 Avalo belum jadi Buddha! Avalo itu paramitane belum lengkap! masih ada tuh noda2 dibatin dia...gw gk mao lage beranjali ke dia..huehuehue..buat apa gw anjali ke Boddhisatva sementara gw ini juga Bodhisatva? untuk apa gw anjali ke makhluk yg "KATANYA" membantu seluruh makhluk tapi gk pernah kliatan sekalipun didepan gw bantuin gw dalam solve masalah gw? what for? karena EHIPASSIKO...gw gk bisa terima Avalo..and you should too..karena kamu Buddhist... ;D

« Last Edit: 24 October 2007, 12:35:41 AM by El Sol »

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: Avalokitesvara
« Reply #33 on: 24 October 2007, 02:14:46 AM »
Jelas2 Avalo belum jadi Buddha! Avalo itu paramitane belum lengkap! masih ada tuh noda2 dibatin dia...gw gk mao lage beranjali ke dia..huehuehue..buat apa gw anjali ke Boddhisatva sementara gw ini juga Bodhisatva? untuk apa gw anjali ke makhluk yg "KATANYA" membantu seluruh makhluk tapi gk pernah kliatan sekalipun didepan gw bantuin gw dalam solve masalah gw? what for? karena EHIPASSIKO...gw gk bisa terima Avalo..and you should too..karena kamu Buddhist... ;D

sebuah cerita ttg Kuan Im:

ada seorang nenek yang amat taat berdoa kepada Bodhisattva Avalokitesvara. suatu hari ada banjir besar di desanya dan rumah nenek itu tergenang air selutut. nenek itu berdoa kpd Kuan Im Pu Sa agar menolongnya. lalu tetangganya lewat dengan perahu karet, bermaksud menolong nenek itu. tapi nenek itu menolak, dan mati2an berharap ditolong oleh Kuan Im. banjirnya tambah besar dan airnya naik setinggi leher. nenek itu naik ke meja dan tetap berdoa dengan khusyuk kpd Kuan Im. lalu lewatlah saudara nenek itu dengan perahu karet untuk menolongnya. nenek itu lagi2 menolak keras dan berkata tidak mau pergi sebelum ditolong oleh Kuan Im. banjirnya tambah dahsyat, dan airnya naik setinggi rumah nenek. nenek itu naik ke atap rumahnya dan berdoa amat sangat kepada Kuan Im. dan lewatlah kepala desa dengan perahu karet bermaksud menolong warganya ini. nenek itu mati2an menolak pertolongan itu dan tetap yakin bahwa Kuan Im akan datang menolongnya. akhirnya banjir itu menyapu seluruh desa dan nenek tersebut mati.

lalu di akherat, nenek itu protes ama Raja Yama, 'Kuan Im kok ga welas asih ama gw, gw udah yakin ama Beliau, doa udah banyak kali, tapi masih juga ga ditolong.'
agar masalah ini clear, Raja Yama menjadi hakim dan menggelar persidangan. lalu dipanggillah sang terdakwa, Kuan Im untuk memberi kesaksian di depan sang nenek. Berikut percakapan selama persidangan :
N [nenek]: 'U, ga welas asih, Kuan Im. Koq ane udah yakin ama loe, berdoanya khusyuk, dan berkali-kali minta tolong ama loe, loe ga juga dateng buat nolong ente. sampe ane mati dan mampir ke sini.'
K [Kuan Im]: 'Seingatku, daku udah tiga kali menghampiri ente. ente aja yang mati-matian nolak ditolong.'
N : 'HAAAAHHHHHHH!!!!!!!! KAPAAAANNNNN??!? [at] #%$^&' 
The End. :)) :)) :))

semua makhluk memiliki benih ke-Buddha-an dalam hatinya, kelak akan menjadi seorang Buddha.
semoga anda memiliki keberuntungan untuk benar-benar sadar.
semoga berbahagia suhu el sol.  _/\_
^:)^ ^:)^ ^:)^


By : Zen
« Last Edit: 24 October 2007, 02:54:48 AM by Hikoza83 »
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Avalokitesvara
« Reply #34 on: 24 October 2007, 03:10:23 AM »
itu bukan Avalo..

itu jelas2 3 orang yg berbeda...

kalo loe percaya ama artikel itu..

berarti AVALO ITU GK EXIST...hanya buatan, hanya imajinasi..hanya simbol..tidak beda dengan bendera dan rupang...

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: Avalokitesvara
« Reply #35 on: 24 October 2007, 11:47:21 AM »
saya tidak berminat menjadikan anda seorang Mahayanis.
saya tidak berminat menjadikan anda seorang Theravadanis.
saya tidak berminat menjadikan anda seorang Buddhist.

saya tidak berminat membuat anda meninggalkan keyakinan anda yang lama.
saya tidak berminat membuat anda meninggalkan guru-guru anda yang lama.
saya tidak berminat membuat anda merasa menderita.

ini pengalaman pribadi saya,
selama belajar dari hidup sebagai manusia yang singkat ini,
yang telah sering saya uji sendiri,
dan saya merasa hal ini bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.

setelah membaca nasehat2ku dan dengan mengujinya berulang kali;
engkau merasa ada manfaatnya bagi diri mu dan orang di sekitarmu;
gunakanlah dalam hidup sehari-hari.
agar engkau jadi orang baik, dan dunia ini menjadi lebih baik.

Life is a choice, bro. Be a good human.  ;D


By : Zen
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Avalokitesvara
« Reply #36 on: 24 October 2007, 03:17:28 PM »
saya tidak berminat menjadikan anda seorang Mahayanis.
saya tidak berminat menjadikan anda seorang Theravadanis.
saya tidak berminat menjadikan anda seorang Buddhist.

saya tidak berminat membuat anda meninggalkan keyakinan anda yang lama.
saya tidak berminat membuat anda meninggalkan guru-guru anda yang lama.
saya tidak berminat membuat anda merasa menderita.

ini pengalaman pribadi saya,
selama belajar dari hidup sebagai manusia yang singkat ini,
yang telah sering saya uji sendiri,
dan saya merasa hal ini bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.

setelah membaca nasehat2ku dan dengan mengujinya berulang kali;
engkau merasa ada manfaatnya bagi diri mu dan orang di sekitarmu;
gunakanlah dalam hidup sehari-hari.
agar engkau jadi orang baik, dan dunia ini menjadi lebih baik.

Life is a choice, bro. Be a good human.  ;D


By : Zen
I though u told me that I'm Avalo... ???

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Avalokitesvara
« Reply #37 on: 24 October 2007, 10:16:03 PM »

bro kelana, untuk memahami konsep Mahayana membutuhkan persiapan yang baik. kita membutuhkan step by step untuk betul2 memahaminya, dan pembimbing yang berkualitas yang mampu untuk membimbing kita di jalan spiritual tersebut sampai ke tujuan akhir, Pencerahan.

kita juga perlu mengecek motivasi kita dalam belajar Dharma. [tanya pada diri sendiri, gw blm bisa baca pikiran ente :P] kalo cuma sekedar memuaskan pemahaman secara intelektual, hal itu tidak bermanfaat untuk perkembangan batin kita. Akan lebih baik jika pemahaman yang kita peroleh digunakan dalam kehidupan sehari-hari, untuk meningkatkan kualitas batin kita, membersihkan debu2 batin, and be a good human, ok?! ;)
 
pendapatku, Yang Mulia Avalokitesvara Bodhisattva-Mahasattva telah mencapai ke-Buddha-an. Yang belum Beliau raih adalah Ke-Buddha-an Yang Sempurna [Anuttara Samyak Sambodhi]. Karena Beliau telah mencapai Ke-Buddha-an, Beliau telah bebas dari samsara, namun kembali ke samsara demi kebahagiaan semua makhluk.

Sdr. Hikoza83, di mata saya, ke-Buddha-an itu hanya 1 (satu), tidak lain adalah Anuttara Samyak Sambodhi itu sendiri. Ketika seseorang mencapai ke-Buddha-an, maka otomatis ia mencapai Anuttara Samyak Sambodhi, terlepas bagaimana cara ia mendapatkannya, apakah dengan cara sammasambuddha-yana, sravaka-yana atau pacekka-buddha-yana. Jadi kita tidak bisa  menyatakan bahwa seseorang belum mencapai Anuttara Samyak Sambodhi tapi juga sekaligus sudah mencapai ke-Buddha-an, ini sama saja mengatakan belum mencapai ke-Buddha-an tapi sudah mencapai ke-Buddha-an. Sangat kontradiksi dan tidak mungkin terjadi.
Ke-Buddha-an = Anuttara Samyak Sambodhi, maka jika belum Anuttara Samyak Sambodhi maka belum ke-Buddha-an.

Dari sudut pandang bahwa ketika seseorang mencapai ke-Buddha-an, maka otomatis ia mencapai Anuttara Samyak Sambodhi, maka saya katakan jika Avalokitesvara belum mencapai  Anuttara Samyak Sambodhi maka otomatis ia belumlah mencapai ke-Buddha-an.

NB: Dalam konteks ini saya lebih menekankan pada kualitas ke-Buddha-an sejati, tidak perduli dengan embel-embel bisa mengajar atau tidak sehingga dikatakan sempurna.


Untuk sementara hanya itu saja dulu.
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: Avalokitesvara
« Reply #38 on: 24 October 2007, 10:59:48 PM »
Sdr. Hikoza83, di mata saya, ke-Buddha-an itu hanya 1 (satu), tidak lain adalah Anuttara Samyak Sambodhi itu sendiri. Ketika seseorang mencapai ke-Buddha-an, maka otomatis ia mencapai Anuttara Samyak Sambodhi, terlepas bagaimana cara ia mendapatkannya, apakah dengan cara sammasambuddha-yana, sravaka-yana atau pacekka-buddha-yana. Jadi kita tidak bisa  menyatakan bahwa seseorang belum mencapai Anuttara Samyak Sambodhi tapi juga sekaligus sudah mencapai ke-Buddha-an, ini sama saja mengatakan belum mencapai ke-Buddha-an tapi sudah mencapai ke-Buddha-an. Sangat kontradiksi dan tidak mungkin terjadi.
Ke-Buddha-an = Anuttara Samyak Sambodhi, maka jika belum Anuttara Samyak Sambodhi maka belum ke-Buddha-an.

Dari sudut pandang bahwa ketika seseorang mencapai ke-Buddha-an, maka otomatis ia mencapai Anuttara Samyak Sambodhi, maka saya katakan jika Avalokitesvara belum mencapai  Anuttara Samyak Sambodhi maka otomatis ia belumlah mencapai ke-Buddha-an.

NB: Dalam konteks ini saya lebih menekankan pada kualitas ke-Buddha-an sejati, tidak perduli dengan embel-embel bisa mengajar atau tidak sehingga dikatakan sempurna.

Untuk sementara hanya itu saja dulu.
ya, perlu belajar lagi ttg Mahayana dari seorang Guru yang bisa menjelaskannya dengan baik. sepengetahuan saya, satu kata yang lafalnya sama tapi digunakan oleh negara yang berbeda, maknanya belum tentu sama persis.
saya masih harus belajar lagi.  _/\_


By : Zen
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Avalokitesvara
« Reply #39 on: 25 October 2007, 01:01:14 PM »
ya, perlu belajar lagi ttg Mahayana dari seorang Guru yang bisa menjelaskannya dengan baik. sepengetahuan saya, satu kata yang lafalnya sama tapi digunakan oleh negara yang berbeda, maknanya belum tentu sama persis.
saya masih harus belajar lagi.  _/\_


By : Zen

Apakah ini berarti anda sependapat dengan saya or what? Sorry I don't understand what are you talking about? ???
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: Avalokitesvara
« Reply #40 on: 25 October 2007, 01:32:06 PM »
ya, perlu belajar lagi ttg Mahayana dari seorang Guru yang bisa menjelaskannya dengan baik. sepengetahuan saya, satu kata yang lafalnya sama tapi digunakan oleh negara yang berbeda, maknanya belum tentu sama persis.
saya masih harus belajar lagi.  _/\_


By : Zen

Apakah ini berarti anda sependapat dengan saya or what? Sorry I don't understand what are you talking about? ???
sepengetahuan saya, dalam berdiskusi bukan untuk mencari dukungan, tapi menyamakan presepsi terlebih dahulu, lalu menganalisa suatu permasalahan.

maksud saya, contohnya: melihat sebuah sebuah hp, kalau anda melihat dari depan, lalu bilang definisi hp itu ada tombol, layar, dsb. sedangkan saya melihat dari samping, lalu bilang definisi hp itu bidangnya tipis, kecil, dsb. Selama kita saling mempertahankan sudut pandang masing-masing, itu bukan diskusi, melainkan pembenaran konsep. Tapi kebenaran hanya ada satu. HP ya HP, tersusun atas komponen-komponennya, dsb...

Saya belum mampu menjelaskannya dengan baik kepada anda, bro kelana. Daripada membuat anda salah presepsi, lebih baik saya tidak melanjutkan diskusi. Saya pikir ini untuk kebaikan kita bersama. :)
Semoga berbahagia.  _/\_


By : Zen
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Avalokitesvara
« Reply #41 on: 25 October 2007, 04:26:43 PM »
katane jalan menuju Nibbana ada 84000 skarang malah bilank kalo kebenaran cuma 1..

apaan tuh? disisi yg satu bilank A disisi yg lain bilank B...kalo kebenaran cuma 1 itu Nibbana emank cuma 1...gk ada perbedaan antara Nibbana Arahat ato Sammasambuddha, karena Nibbana itu sebenarnya hanya hilangnya Dosa,Lobha dan Moha...
« Last Edit: 25 October 2007, 04:39:00 PM by El Sol »

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: Avalokitesvara
« Reply #42 on: 25 October 2007, 04:50:26 PM »
katane jalan menuju Nibbana ada 84000 skarang malah bilank kalo kebenaran cuma 1..

apaan tuh? disisi yg satu bilank A disisi yg lain bilank B...kalo kebenaran cuma 1 itu Nibbana emank cuma 1...gk ada perbedaan antara Nibbana Arahat ato Sammasambuddha
el sol, yang saya maksud kebenaran cuma 1 adalah tujuan akhir semua umat Buddha, yaitu .... [jawab sendiri]
jalan ke sana yang banyak, ada 84.000 macem. Hal ini karena keahlian dari seorang Sammasambuddha dalam membimbing para siswa-Nya sesuai dengan kemampuan, kecerdasan, dan kapasitas mereka masing-masing.
Cth: cara Beliau membimbing YA Sariputra yang cerdas tentu berbeda dengan cara Beliau membimbing YA Culapantakha yang bahkan sulit sekali mengingat kata, namun tujuan-Nya satu, agar para murid merealisasi dari Empat Kebenaran Arya [Four Noble Truths].

Dan tentunya, setelah masing2 murid Beliau mencapai Pencerahan, mereka mengajar muridnya dengan style mereka masing2 kan?
ada yang menyuruh murid2nya untuk mempelajari kitab-kitab suci yang banyak sekali, ada yang menyuruh murid2nya berdebat/berdiskusi, ada yang menyuruh murid2nya bermeditasi, ada yang menyuruh murid2nya membuat persembahan kepada Buddha, ada yang menyuruh murid2nya menyapu lantai, dsb...

Ini kadang sulit kita pahami, bila kita hanya menerima salah satu ajaran dan terpaku kalau itu satu2nya yang benar adanya. Akan lebih baik jika kita mengukur kapasitas kita, motivasi kita dalam belajar Dharma, dan mencari jalan spiritual yang sesuai [bagi kita] juga seorang pembimbing [yang telah mahir di jalan spiritual tsb, dan silsilahnya tak terputus dari Sang Buddha] dengan menghargai dan menghormati jalan spiritual lainnya.
Semoga semua makhluk Berbahagia! ^_^


By : Zen
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Avalokitesvara
« Reply #43 on: 25 October 2007, 04:53:09 PM »
muncul lage pertanyaan...

Sang Buddha khan dah merealisasikan Nibbana..maka dia tahu mana yg cocok bagi setiap individu yg berbeda..

lalu menurut kamu...apakah seorang guru yg belum merealisasikan Nibbana udah boleh menunjukkan metode2 aneh yg mereka kira adalah jalan untuk merealisasikan Nibbana?<--dan setao gw...Mahayanist khan mao jadi Sammasambuddha..jadi gk mungkin ada Mahayanist yg telah merealisasikan Nibbana pada masa ini..dan seharusnya sampe masanya Maitreya berakhir juga Mahayanist belum merealisasikan Nibbana..jadi tidak akan ada guru Mahayana yg merealisasikan Nibbana sampe bumi ini hancur..bukankah begitu?

dan...manusia biasa yg masih blajar dah pnya hak untuk membantu seluruh makhluk hidup? what a joker...hahaha

Arahat tuh~~ the Best..dah mencapai Nibbana..tapi tetap membantu umat2nya agar dapat merealisasikan Nibbana juga..Arahat is the real living Boddhisatva!
« Last Edit: 25 October 2007, 04:58:09 PM by El Sol »

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: Avalokitesvara
« Reply #44 on: 25 October 2007, 05:08:02 PM »
muncul lage pertanyaan...

Sang Buddha khan dah merealisasikan Nibbana..maka dia tahu mana yg cocok bagi setiap individu yg berbeda..

lalu menurut kamu...apakah seorang guru yg belum merealisasikan Nibbana udah boleh menunjukkan metode2 aneh yg mereka kira adalah jalan untuk merealisasikan Nibbana?
El Sol, Buddhisme bukanlah suatu ‘jalan kepercayaan’ tetapi ‘jalan yang beralasan dan berpengetahuan’.
Maka, u perlu tanya ama Guru itu [jika anda tertarik dengan ajaran Guru itu], apa alasan dan tujuannya menunjukkan metode2 yg dimaksud. Jika menurutmu logis [berguna bagi dirimu dan orang lain], ya ehipasikho. Jika tidak, abaikan saja. Tapi bukan berarti mereka perlu dibenci ato diperlakukan tidak baik. Kalo u ga nanya dan langsung praktikkan metode itu, ya... yg bodoh siapa...  ;D
makanya, sol, jadi Buddhist musti pinter.  ;)


By : Zen
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

 

anything