Anda dulu krizten? Lalu anda mninggalkan krizten krna anda merasa agama buddha dpat mnjawab semua prtanyaan anda dalam hidup, jika saya salah mohon diingatkan. Saya mengerti klo anda beranggapan umat krizten mengabarkan injil membabi buta, prtanyaan saya membabi buta sperti apa? Msalah imlek yg ditinggalkan jika memang itu mslah untuk anda brarti anda hrus bertanya kpada diri anda apa anda convert ke buddha krna tradisi atau krna yg lain? Anda meragukan imam krizten bukan urusan saya, kan saya tidak jualan disini.
Judah,
Agar kamu tidak rancu, agama Buddhisme itu terbagi ke dalam
3 aspek, yaitu aspek religius, aspek kultural, dan aspek filosofis. Hal-hal
superficial yang kamu lihat seperti perayaan Waisak atau Imlek, sembahyang leluhur, sembahyang ke dewa-dewa, ramalan, dan lainnya adalah aspek kultural dari Buddhisme.
Membabi buta di sini adalah karena umat K gigih dalam meng-
convert umat Buddhist, khususnya dengan menyerang aspek kultural dari Buddhisme ini, misalnya sembahyang, menyimpan benda-benda nenek moyang, upacara kematian, etc. Umat Buddhist yang memang tidak mendalami Buddhisme, dan hanya lahir di lingkungan Buddhist akan mudah terbujuk ketika ada orang-orang K bilang bahwa yang dilakukannya sesat, tidak masuk akal, etc.
Namun Sebaliknya, bila sampai umat K convert ke Buddhisme, itu karena umat K tersebut sudah melihat aspek filosofis dari ajaran Buddhisme; seperti misalnya 4 Kebenaran Mulia, bagaimana alam semesta itu bukan hanya surga-neraka saja , dimana posisi Yahweh dalam alam semesta ini, bagaimana cara kerja pikiran dan mental states seseorang, dan banyak lagi realitas-realitas yang tidak melulu cuma penyembahan seperti agama K.Saya sendiri melihat agama K sebagai agama yang berpandangan sempit dalam melihat realitas dan menciptakan banyak
excuses yang dipaksakan untuk hal-hal yang bertentangan dengan sains. Itulah sebabnya saya meninggalkan agama ini. Saya bukan menghina agama K, tapi saya hanya berkata yang sebenarnya dari pengalaman saya sendiri.