Mengoceh paling bisa, baca lagi, saya katakan "kalau", "if", memangnya saya blang "psti" itu anda yg berbicara? Sekarang anda katakan saya mirip (tidak punya otak). Jadi anda sudah berkata saya tolol, ga punya otak dan....tulis sendiri deh. Yg psti klo saya salah saya mengakui, bukan muter kyak gangsing, diskusi sm anda kok seperti ga ad ujungnya ya?
Apa suka "ngoceh" mnjadi hobby anda? Justru anda ini membuat saya tau stigma itu dibuat oleh sesuatu, dilestarikan oleh sesuatu.
Semoga berkenan...^^
mari kita analisa kalimat anda
"Klo memang 2 netter mbalelo itu ngotot saya orng yg sama itu hak mereka."
saya rapikan dulu dan saya bersihkan bagian frasa yg tidak perlu
"Kalau memang 2 netter mbalelo itu ngotot saya orang yg sama."
ini adalah kalimat majemuk, (1) kalau memang 2 netter mbalelo itu ngotot, dan (2) saya orang yg sama
"Kalau" di sana hanya kondisi untuk kalimat pertama yaitu "Kalau ... ngotot", tapi tidak mengondisikan kalimat ke-2, jadi pembelaan anda tidak tepat, karena kalau apa pun juga, ngotot atau tidak, tetap saja anda menuduh bahwa saya mengatakan bahwa anda orang yg sama.
ayo lakukan pembelaan yg cerdas, atau setidaknya yg agak cerdas deh