Surabha-Miga-Jataka No.483
(Cerita Jataka tentang Dewa Sakka merasuki tubuh pendeta)
--------------------------------------------------------------------------------
....
Terjadilah pada suatu hari, raja pergi ke taman bersama dengan pendeta kerajaannya untuk latihan memanah. Waktu itu, Dewa Sakka memikirkan tentang dari mana datangnya para putra dan putri dewa tersebut yang berjumlah sangat banyak, kemudian mengetahui semua ceritanya; bagaimana raja diselamatkan dari lubang oleh rusa jantan, bagaimana ia dapat mengabadikan dirinya dalam kebajikan, bagaimana dikarenakan kekuatan dari raja ini, rakyat-rakyatnya melakukan kebajikan sehingga alam Surga menjadi banyak penghuninya; dan ia juga mengetahui bahwa raja sedang berada di taman untuk memanah. Kemudian Sakka pergi ke taman raja, yang dengan suara singa memberitahukan kembali sifat mulai rusa jantan itu, memberitahukan bahwa ia adalah Dewa Sakka, dengan berdiri melayang di udara memberikan wejangan, memaparkan tentang kebaikan dari cinta kasih dari Pancasila (Buddhis), kemudian kembali ke kediamannya. Sewaktu raja bermaksud untuk memanah dengan menarik busur dan meletakkan anak panah di tali busurnya, Sakka dengan kekuatannya membuat rusa jantan tersebut muncul di antara raja dan sasaran panah. Dan raja yang melihat kejadian ini tidak jadi melepaskan anak panahnya. Kemudian dengan masuk ke dalam tubuh pendeta kerajaan itu, Sakka mengucapkan bait kalimat berikut ini yang ditujukan kepada raja
"Anak panahmu adalah kematian bagi banyak benda: Mengapa Anda hanya menahannya di busur sekarang? Tembakkan anak panah itu dan bunuh rusa itu: Dagingnya dapat diberikan untuk Paduka, O raja yang sangat bijak!"
Untuk menjawabnya, raja mengucapkan bait berikut ini:
"Saya tahu akan hal itu, brahmana, tidak kurang darimu: Rusa jantan itu adalah makanan bagi para ksatria, Tetapi saya berhutang budi atas jasa yang diberikannya, Oleh sebab itu, tanganku tertahan untuk membunuh sekarang ini."
Kemudian Sakka mengucapkan dua bait kalimat berikut:
"Ini bukanlah rusa jantan biasa, O Paduka!Tetapi ini adalah titan, Anda adalah raja para manusia, tetapi Anda akan menjadi raja para dewa jika Anda membunuhnya."
"Jika Anda ragu, O raja yang gagah berani! Untuk membunuh rusa ini, karena ia adalah temanmi; Ke sungai kematian yang dingin dan raja kematian yang mengerikan Anda, istri dan anak-anakmu akan masuk ke sana."
Setelah mendengar ini, raja mengucapkan dua bait kalimat berikut ini:
"Biarlah begitu, ke sungai kematian yang dingin dan raja kematian. Bawa saja diriku ke sama beserta dengan istri dan anak-anakku, Semua temanku; Saya tidak akan melakukan hal ini. Rusa ini tidak boleh mati ditanganku."
"Suatu ketika di dalam hutan yang mengerikan yang penuh dengan maut. Rusa jantan ini yang menyelamatkanku dari penderitaan yang tiada harapan lagi. Bagaimana saya bisa membunuh penyelamatku. Setelah usaha penyelamatan yang dilakukannya?"
Kemudian Sakka keluar dari tubuh pendeta kerajaan itu dan muncul dalam rupanya sendiri, berdiri melayang di udara sambil mengucapkan dua bait kalimat berikut yang menunjukkan tentang sifat mulia raja:
"Semoga Anda panjang umur, O teman yang setia dan sejati! Kerajaan ini dipenuhi dengan kebenaran dan kebaikan; Kumpulan wanita akan mengelilingi Anda. Jika anda menjadi Dewa Indra, raja para dewa.
"Bebas dari nafsu keinginan, dengan hati yang selalu damai, Ketika orang datang memohon bantuan, Anda memberikan segala benda kebutuhan mereka; Sebagaimana kekuasaan yang diberikan kepadamu, berikan dan jalankan bagianmu. Tanpa melakukan dosa sampai akhirnya alam Surga menjadi hadiah terakhirmu."
Setelah berkata demikian, Sakka, raja para dewa melanjutkan perkataannya sebagai berikut :"Saya datang kemari untuk mengujimu, O raja, dan Anda tidak memberikan pegangan kepadaku. Hanya berwaspadalah (jangan lengah)." Dan dengan nasehat ini, Sakka kembali ke alam surga.
--------------------------------
Setelah menguraikan ini, Sang Guru berkata : "Ini bukan pertama kali, para bhikkhu, Sariputra mengetahui dengan terperinci apa yang dikatakan hanya pada bagian umumnya saja, tetapi di masa lampau hal yang sama terjadi." Kemudian Beliau mempertautkan kisah kelahiran ini: "Pada masa itu, Ananda adalah raja, Sariputra adalah pendeta kerajaan dan saya sendiri adalah rusa jantan."