Rupiah Melaju, Saham Masih Merah
JAKARTA, KOMPAS.com - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia Senin (5/10) siang masih berada di zona merah.
IHSG sesi pertama ditutup turun 0,37 persen atau 9,056 poin pada 2.470,792. Sektor properti berhasil mengikis negatif dari miscellaneous industry yang memimpin di jalur negatif.
Adapun indeks Kompas100 melemah 0,45 persen, kemudian indeks LQ45 menyusut 0,65 persen serta Jakarta Islamic Index terkoreksi 0,88 persen.
Sementara nilai tukar rupiah terhadap dollar terus melaju mendekati level 9.500. Sampai siang ini mata uaang Ri tersebut ada di posisi Rp 9.563 per dollar AS, pada penutupan akhir pekan lalu rupiah ada di atas Rp 9.630 per dollar AS.
Menurut menurut pengamat pasar uang, Harry Kurniawan seperti dikutip Antara, di Jakarta, pelaku pasar membutuhkan rupiah untuk membeli obligasi. Sejumlah Bank BUMN akan menerbitkan obligasi untuk menarik dana murah di pasar modal seperti Bank Mandiri, Bank BRI dan Bank BTN.
"Bank BRI sendiri yang semula akan menerbitkan obligasi sebesar Rp 2 triliun kini menaikkan menjadi Rp 3 triliun karena peluang pasar cukup besar," katanya.
Rupiah, menurut Harry kemungkinan akan terus menguat hingga berada di bawah angka Rp 9.500 per dollar, karena sentimen positif itu cukup besar, meski indeks BEI mengalami penurunan. "Rupiah akan kembali hingga di bawah perkiraan analis akan bisa mencapai Rp 9.500 pada akhir tahun ini," ucapnya.
Mata uang lokal itu diperkirakan akan bisa mencapai Rp 9.300 per dollar, apabila investasi asing terus meningkat. "Apalagi pasar obligasi di dalam negeri cenderung membaik, akibat turunnya tingkat suku bunga bank yang diperkirakan akan terus berlanjut hingga 2010," ucapnya.
Ia mengatakan, dengan membaiknya rupiah menunjukkan fundamental ekonomi Indonesia makin membaik, yang memberikan kepercayaan asing untuk lebih aktif bermain di pasar domestik. "Kami optimistis pasar domestik masih akan diburu pelaku asing, karena potensi pasar Indonesia masih memberikan gain yang lebih baik," ucapnya.
EDJ