//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Apakah Anda Akan Marah dan Malu jika... ?  (Read 12487 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline CHANGE

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 598
  • Reputasi: 63
Apakah Anda Akan Marah dan Malu jika... ?
« on: 05 August 2010, 03:14:01 PM »
DARIMANA KEBAHAGIAAN ITU SEBENARNYA?

Mungkin kita semua telah mengetahui jawaban atas pertanyaan ini, bahkan kita sering mendengar perkataan ( mungkin juga melakukan ) seperti kalimat ini ” saya ingin membahagiakan pasangan hidup saya”, atau saya rela berkorban untuk kebahagiaan pasangan hidup, dll.

Dan SEANDAINYA ANDA telah melakukannya semuanya untuk membahagiakan pasangan hidup, apakah anda akan marah dan merasa malu jika pengorbanan anda tersebut tidak diakui didepan umum seperti cerita dibawah ini ( asumsi anda adalah tokoh dalam artikel )


*****************

John C Maxwell suatu ketika pernah didapuk menjadi seorang pembicara di sebuah seminar bersama istrinya. Ia dan istrinya, Margaret, diminta menjadi pembicara pada beberapa sesi secara terpisah. Ketika Maxwell sedang menjadi pembicara, istrinya selalu duduk di barisan terdepan dan mendengarkan seminar suaminya. Sebaliknya, ketika Margaret sedang menjadi pembicara di salah satu sesi, suaminya selalu menemaninya dari bangku paling depan.

Ceritanya, suatu ketika sang istri, Margaret, sedang menjadi pembicara di salah satu sesi seminar tentang kebahagiaan. Seperti biasa, Maxwell duduk di bangku paling depan dan mendengarkan. Dan di akhir sesi, semua pengunjung bertepuk tangan. Yang namanya seminar selalu ada interaksi dua arah dari peserta seminar juga kan? (Kalau satu arah mah namanya khotbah  :)) )

Di sesi tanya jawab itu, setelah beberapa pertanyaan, seorang ibu mengacungkan tangannya untuk bertanya. Ketika diberikan kesempatan, pertanyaan ibu itu seperti ini, "Miss Margaret, apakah suami Anda membuat Anda bahagia?"

Seluruh ruangan langsung terdiam. Satu pertanyaan yang bagus. Dan semua peserta penasaran menunggu jawaban Margaret. Margaret tampak berpikir beberapa saat dan kemudian menjawab, "Tidak."

Seluruh ruangan langsung terkejut. "TIDAK," katanya sekali lagi, "John Maxwell tidak bisa membuatku bahagia."

Seisi ruangan langsung menoleh ke arah Maxwell. (Kebayang ga malunya Maxwell saat itu.  :-[)  Dan Maxwell juga menoleh-noleh mencari pintu keluar. Rasanya ingin cepat-cepat keluar. Malu ui!  :-[  :-[  :-[

Kemudian, lanjut Margaret, "John Maxwell adalah seorang suami yang sangat baik. Ia tidak pernah berjudi, mabuk-mabukan, main serong. Ia setia, selalu memenuhi kebutuhan saya, baik jasmani maupun rohani. Tapi, tetap dia tidak bisa membuatku bahagia."

Tiba-tiba ada suara bertanya, "Mengapa?"



( Kita semua pasti mengetahui jawaban yang akan diberikan oleh Margaret atau pasangan hidup kita karena telah belajar banyak  dan  mendapat manfaat melalui forum DC. ) Dan jawabannya adalah ...


"Karena," jawabnya, "tidak ada seorang pun di dunia ini yang bertanggung jawab atas kebahagiaanku selain diriku sendiri."


( Setelah mendengar jawaban dari pasangan hidup anda yang sangat REALITIS dan LOGIS di depan umum, apakah anda MARAH dan MALU ? )
« Last Edit: 05 August 2010, 03:17:34 PM by CHANGE »

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Apakah Anda Akan Marah dan Malu jika... ?
« Reply #1 on: 05 August 2010, 06:35:24 PM »
Pertanyaan menjebak, jawaban bagus
There is no place like 127.0.0.1

Offline Hendra Susanto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.197
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • haa...
Re: Apakah Anda Akan Marah dan Malu jika... ?
« Reply #2 on: 05 August 2010, 06:45:45 PM »
great...

Offline abhiviryo

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 12
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Apakah Anda Akan Marah dan Malu jika... ?
« Reply #3 on: 05 August 2010, 07:18:45 PM »
veryyy gooooood....
kebahagiaan itu ga bisa diberikan oleh orang laen!!!!
 ;) ;) ;) ;)

Offline Lex Chan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.437
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
  • Love everybody, not every body...
Re: Apakah Anda Akan Marah dan Malu jika... ?
« Reply #4 on: 05 August 2010, 08:56:07 PM »
standing applause.. :jempol:
“Give the world the best you have and you may get hurt. Give the world your best anyway”
-Mother Teresa-

Offline Reenzia

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.199
  • Reputasi: 50
  • Gender: Female
  • The Wisdom ~
Re: Apakah Anda Akan Marah dan Malu jika... ?
« Reply #5 on: 05 August 2010, 09:47:40 PM »
 ;D  krn cara pandang "yang membuat saya bahagia adalah berasal dari luar" makanya jadi malu  :-[

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Apakah Anda Akan Marah dan Malu jika... ?
« Reply #6 on: 06 August 2010, 09:04:18 AM »
Berarti kalau nanti si suami judi, mabuk-mabukan, main serong, tidak tanggung jawab, dan istrinya protes, si suami tinggal menjawab: "yang bertanggung jawab atas kebahagiaan seseorang adalah dirinya sendiri, jadi jangan kamu menuntut saya membahagiakanmu!"

IMHO, itu adalah jawaban yang tepat hanya jika dikatakan oleh seorang Arahat. Untuk orang awam, itu terlalu jauh di awang-awang.


Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Apakah Anda Akan Marah dan Malu jika... ?
« Reply #7 on: 06 August 2010, 09:15:48 AM »
imo sih tidak benar juga kalau dikatakan hanya untuk seorang arahant. Masih aplicable koq.
There is no place like 127.0.0.1

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Apakah Anda Akan Marah dan Malu jika... ?
« Reply #8 on: 06 August 2010, 09:30:10 AM »
imo sih tidak benar juga kalau dikatakan hanya untuk seorang arahant. Masih aplicable koq.
Sangat applicable, untuk batas tertentu. Bagi orang yang "tersesat", selalu mencari kebahagiaan di luar. Orang "biasa" mengetahui bahwa yang memuaskan itu ada di luar dan di dalam (kepuasan diri hanya bisa dikendalikan oleh diri sendiri). Bagi orang yang telah mengikis keserakahan, maka tidak ada lagi hal di luar yang memuaskan atau tidak memuaskan.

Dalam "kasus" di atas, kalau memang suaminya tidak bisa apa2 (dalam memberikan kebahagiaan) buat apa juga nikah (in the first place)?


Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: Apakah Anda Akan Marah dan Malu jika... ?
« Reply #9 on: 06 August 2010, 09:31:23 AM »
keknya pernah baca ::)
i'm just a mammal with troubled soul



Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Apakah Anda Akan Marah dan Malu jika... ?
« Reply #10 on: 06 August 2010, 09:34:45 AM »
Quote
"tidak ada seorang pun di dunia ini yang bertanggung jawab atas kebahagiaanku selain diriku sendiri."

setelah kebutuhan dasar mencukupin, ketenangan, tempat tinggal, dan suami yg "sehat"...
selebihnya kebahagian tsb tergantung dari diri org tsb....

itu lebih cocok.
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline CHANGE

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 598
  • Reputasi: 63
Re: Apakah Anda Akan Marah dan Malu jika... ?
« Reply #11 on: 06 August 2010, 10:44:20 AM »
imo sih tidak benar juga kalau dikatakan hanya untuk seorang arahant. Masih aplicable koq.
Sangat applicable, untuk batas tertentu. Bagi orang yang "tersesat", selalu mencari kebahagiaan di luar. Orang "biasa" mengetahui bahwa yang memuaskan itu ada di luar dan di dalam (kepuasan diri hanya bisa dikendalikan oleh diri sendiri). Bagi orang yang telah mengikis keserakahan, maka tidak ada lagi hal di luar yang memuaskan atau tidak memuaskan.

Dalam "kasus" di atas, kalau memang suaminya tidak bisa apa2 (dalam memberikan kebahagiaan) buat apa juga nikah (in the first place)?



Terjebak oleh paradigma bahwa kebahagiaan dapat diperoleh dari perkawinan. Dan sangat nyata didalam lingkungan kita, dimana orangtua sibuk mencari pasangan hidup untuk anaknya yang dianggap sudah cukup umur menikah ( seminggu yang lalu saya dengar informasi ini ). Sehingga orang tua menjadi stress jika anaknya belum berpasangan.
Sejujurnya, kita harus mengakui bahwa perkawinan dan keluarga adalah suatu "kemelekatan" yang luar biasa.


Offline CHANGE

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 598
  • Reputasi: 63
Re: Apakah Anda Akan Marah dan Malu jika... ?
« Reply #12 on: 06 August 2010, 10:56:14 AM »
Yang ingin disampaikan oleh artikel di atas adalah :

Margaret ingin menyampaikan bahwa, tidak ada orang lain yang bisa membuatmu bahagia. Baik itu pasangan hidupmu dan keturunanmu, sahabatmu, uangmu, jabatanmu, kesuksesanmu, hobimu, dan lain-lain. Semua itu tidak bisa membuatmu bahagia. Karena yang bisa membuat dirimu bahagia adalah dirimu sendiri.

Kamu bertanggung jawab atas dirimu sendiri. Kalau kamu sering merasa berkecukupan ( rasa puas yang cepat terpenuhi ), tidak pernah punya perasaan minder, selalu percaya diri, kamu tidak akan merasa sedih dan menderita. Sesungguhnya pola pikir kita yang menentukan apakah kita bahagia atau tidak, bukan faktor luar.

Bahagia atau tidaknya hidupmu bukan ditentukan oleh seberapa kaya dirimu, seberapa cantik istrimu, atau sesukses apa hidupmu. Ini masalah pilihan: apakah kamu memilih untuk bahagia atau tidak.

Jika dipelajari lebih mendalam, kita semua pasti pernah mengalami dan melakukan hal-hal yang disebutkan dibawah ini :
 
Pertama,

Adanya keyakinan bahwa Anda tidak akan bahagia tanpa memiliki hal-hal yang Anda pandang bernilai. Anda sudah memiliki pekerjaan tetap dan tingkat kehidupan yang lumayan, tapi Anda masih merasa kurang. Anda merasa akan berbahagia bila memiliki uang lebih banyak, rumah lebih besar, mobil lebih bagus, dan sebagainya.
Pikiran Anda dipenuhi oleh benda-benda  yang Anda kira dapat membahagiakan Anda. PADAHAL, ANDA TIDAK BAHAGIA KARENA LEBIH MEMUSATKAN PERHATIAN PADA SEGALA SESUATU YANG TIDAK ANDA MILIKI, DAN BUKANNYA PADA APA YANG ANDA MILIKI SEKARANG.

Kedua,

Anda percaya bahwa kebahagiaan akan datang bila Anda berhasil mengubah situasi dan orang-orang di sekitar Anda. Anda tak bahagia karena pasangan, anak, tetangga, dan atasan Anda tidak memperlakukan Anda dengan baik. Kepercayaan ini salah. Anda perlu menyadari bahwa amat sulit mengubah orang lain.
Bukannya berarti Anda harus menyerah, silakan terus berusaha mengubah orang lain. Namun, jangan tempatkan kebahagiaan Anda di sana. Jangan biarkan lingkungan dan orang-orang di sekitar Anda membuat Anda tak bahagia. KALAU ANDA TAK DAPAT MENGUBAH MEREKA, YANG PERLU ANDA UBAH ADALAH DIRI ANDA SENDIRI, PARADIGMA ANDA.
Ketiga,

Keyakinan bahwa Anda akan bahagia kalau semua keinginan Anda terpenuhi. Padahal, keinginan itulah yang membuat kita marah, malu, kecewa, tegang, frustrasi, cemas, gelisah dan takut. Terpenuhinya keinginan Anda paling-paling hanya membawa kesenangan dan kegembiraan sesaat. Itu tak sama dengan kebahagiaan.

Keempat,

Anda tak bahagia karena cenderung membanding-bandingkan diri Anda atau pasangan hidup anda dengan orang lain dalam segala hal baik materi maupun non materi.

Saya pernah bertemu teman yang berkali-kali pindah kerja hanya karena kawan akrabnya semasa kuliah dulu memperoleh penghasilan lebih besar dari dirinya. Karena itu, setiap ada tawaran kerja, yang dilihat adalah apakah ia dapat mengungguli atau paling tidak menyamai penghasilan kawannya. Dan ini adalah contoh nyata dalam kehidupan kita .
Ia bahkan tak peduli bila harus berganti karier dan pindah kebidang lain. Sampai suatu saat ia menyadari bahwa tak ada gunanya “mengejar” sahabat karibnya. Sejak itulah ia mencari pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan minatnya sendiri. Ia kini bahagia dengan pekerjaannya dan tak pernah ingin tahu lagi penghasilan sahabatnya.

Kelima,

Anda percaya bahwa kebahagiaan ada di masa depan. ANDA TERLALU TEROBSESI PEPATAH “BERSAKIT-SAKIT DAHULU BERSENANG-SENANG KEMUDIAN”   :-?. Kapan Anda bahagia? “Nanti, kalau sudah jadi manajer,” kata Anda. Persoalannya, saat menjadi manajer, Anda tambah sibuk, waktu Anda tambah sempit. “Saya akan bahagia nanti, kalau sudah menjadi direktur atau dirjen, gubernur, menteri, presiden.” Dan lain sebagainya.

Nah, daftar tunggu ini masih dapat terus diperpanjang sesuai dengan ”KEINGINAN” yang membawa penderitaan. Namun, Anda tak juga bahagia. KALAU DEMIKIAN YANG TERJADI ADALAH, “BERSAKIT-SAKIT DAHULU, BERSENANG -SENANG ENTAH KAPAN  ;D ;D?.” Kebahagiaan telah Anda letakkan ditempat yang jauh. Padahal, sebenarnya kebahagiaan berada sangat dekat dan dapat Anda nikmati di sini, sekarang juga ( HIDUP SAAT INI ).
« Last Edit: 06 August 2010, 11:02:15 AM by CHANGE »

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Apakah Anda Akan Marah dan Malu jika... ?
« Reply #13 on: 06 August 2010, 11:01:07 AM »
Terjebak oleh paradigma bahwa kebahagiaan dapat diperoleh dari perkawinan. Dan sangat nyata didalam lingkungan kita, dimana orangtua sibuk mencari pasangan hidup untuk anaknya yang dianggap sudah cukup umur menikah ( seminggu yang lalu saya dengar informasi ini ). Sehingga orang tua menjadi stress jika anaknya belum berpasangan.
Sejujurnya, kita harus mengakui bahwa perkawinan dan keluarga adalah suatu "kemelekatan" yang luar biasa.
Jika memang nikahnya terpaksa, mungkin juga dia tidak mendapatkan "kebahagiaan" dari perkawinan tersebut. Dan saya setuju bahwa pernikahan bagaimana pun adalah bentuk kemelekatan, dan kemelekatan tentu saja menimbulkan kebahagiaan dan penderitaan.

Kalau kembali ke malu atau tidak, ini baru kembali ke diri sendiri, bukan penilaian orang lain. Kalau sudah menjalankan kewajiban dengan baik (sesuai dengan norma masyarakat & agama), maka kita tidak perlu malu walaupun suami/istri tidak puas.

Offline CHANGE

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 598
  • Reputasi: 63
Re: Apakah Anda Akan Marah dan Malu jika... ?
« Reply #14 on: 06 August 2010, 11:26:53 AM »
Terjebak oleh paradigma bahwa kebahagiaan dapat diperoleh dari perkawinan. Dan sangat nyata didalam lingkungan kita, dimana orangtua sibuk mencari pasangan hidup untuk anaknya yang dianggap sudah cukup umur menikah ( seminggu yang lalu saya dengar informasi ini ). Sehingga orang tua menjadi stress jika anaknya belum berpasangan.
Sejujurnya, kita harus mengakui bahwa perkawinan dan keluarga adalah suatu "kemelekatan" yang luar biasa.
Jika memang nikahnya terpaksa, mungkin juga dia tidak mendapatkan "kebahagiaan" dari perkawinan tersebut. Dan saya setuju bahwa pernikahan bagaimana pun adalah bentuk kemelekatan, dan kemelekatan tentu saja menimbulkan kebahagiaan dan penderitaan.

Kalau kembali ke malu atau tidak, ini baru kembali ke diri sendiri, bukan penilaian orang lain. Kalau sudah menjalankan kewajiban dengan baik (sesuai dengan norma masyarakat & agama), maka kita tidak perlu malu walaupun suami/istri tidak puas.

Lebih ke arah realita, kita sendiri juga melihat bahwa suatu perkawinan yang didasarkan kepada " CINTA ?" juga bukan merupakan jaminan dari kebahagiaan. Bahkan sering kita melihat hal yang mengarah ke arah perceraian ( beberapa kasus ), karena komunikasi yang tidak lancar atau menyambung. Mungkin jika berpikir lebih realitis lagi. Maka pasti muncul pertanyaan " Kenapa terjadi perceraian ? " , maka jawaban yang pasti karena ada " Perkawinan ".

Jika tidak ada perkawinan maka tidak ada perceraian adalah jawaban logis dan realitis. Karena perkawinan adalah PILIHAN.

Saya setuju apa yang bro Kainyn katakan mengenai " malu ". Sebagai tambahan saja, karena perkawinan adalah PILIHAN KITA, maka jalani sebaik-baiknya. Karena kita menyadari bahwa kebahagiaan adalah tanggung jawab masing-masing. Tetapi minimal kita memberikan contoh teladan dalam keluarga bagaimana kita selalu berbahagia. Kata orang, jika kita tersenyum, maka yang lain akan merasakan senyuman ini. Jika diri sendiri berbahagia, maka yang lain merasakan ( pelimpahan jasa : mode on  ;D) kebahagiaan ini