//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - K.K.

Pages: 1 2 3 [4] 5 6 7 8 9 10 11 ... 569
46
1. Tanpa keberadaan tuhan, darimana asal kesadaran/personality?
Darimana asal X kalau bukan penyebab dari X?
Darimana asal kesadaran kalau bukan Tuhan?
Lalu darimana asal  Tuhan?
-Tuhan adalah prima causa, tidak berkondisi, tidak diciptakan, dst.

Bentuk kesalahan argumen seperti ini adalah special pleading, di mana semua argumen lain terbebani suatu kondisi (dalam hal ini: semua hal harus ada penyebabnya) sementara argumennya sendiri mendapat keistimewaan dan dikecualikan.

Jika pernyataan "Tuhan tidak perlu ada penyebabnya" dianggap valid, maka demikian juga pernyataan "Kesadaran tidak perlu ada penyebabnya" adalah sama validnya.

Seandainya kita terima pengecualian tersebut pun, kita juga tidak dapat mengklaim "Tuhan" menurut agama, sekte, denominasi, atau mazhab yang mana yang adalah sosok tersebut. Bisa Adi-Buddha, Maha-Brahma, FSM, Yahwe, Zeus, Ishtar, atau apapun juga. Seperti kesukaan kita pada satu sosok, kadang dari hater jadi fan, dari fans A jadi fans B, maka dalam hal ini juga sama, maka terjadilah perpindahan agama. Bukan masalah benar/salah, hanya pindah fans club ke idol berbeda.


Quote
2. Tanpa keberadaan tuhan, darimana standard moral baik buruk ditentukan, termasuk Four Noble Truth?

Standard moral adalah produk dari budaya setempat semata, dan selalu berubah. Tidak ada standard absolut yang berlaku sepanjang jaman dan dalam segala macam kondisi. Misalnya di Alkitab sendiri tertulis siapapun yang memberi persembahan kepada allah lain selain Tuhan (menurut agama kitab itu) harus dihukum mati (Kel 22:20). Jaman dulu di daerah Timur Tengah mungkin inilah yang berlaku, namun sekarang umat Kr1sten yang hidup dalam kebersamaan dan pluralisme seperti di Indonesia, mungkin akan menganggap pembunuhan terhadap orang yang melakukan ibadah keagamaan berbeda adalah tidak bermoral.


Quote
3. Apa yang terjadi dengan mereka yang hidup sebelum jaman Buddha? Apa yang membuat Buddha menyatakan diri sebagai satu2nya pembawa ajaran pada saat itu?
Menurut Agama Buddha yang saya ketahui, hidup di jaman apapun semua makhluk terikat oleh karma, perbuatan baik membawa pada kebahagiaan, perbuatan buruk membawa pada penderitaan. Tidak peduli ada Buddha atau tidak, hukum ini berlaku. Dan Buddha Gotama bukanlah Buddha pertama maupun terakhir.

Terlepas dari itu, "satu-satunya pembawa kebenaran" adalah klaim yang ada di hampir semua agama dan adalah hal wajar, kendatipun tidak bermakna apa-apa.


Quote
4. jika nibbana ada lah sesuatu di luar konsep baik-buruk, apakah ada benar2 perbedaan antara Hitler 7 Mother Theresa?
Nibbana adalah sebuah konsep Buddhisme yang menjelaskan sesuatu di luar keterkondisian duniawi.
Jadi, jika soto tangkar adalah sesuatu di luar konsep malware dan anti-virus, apakah (bagi yang makan soto tangkar) ada perbedaan antara Conficker dan AVG?


Quote
6. Bagaimana pendapat Buddha tentang variasi aliran dalam Buddhism saat ini?
Buddha sudah tidak ada, jadi tidak bisa diinterview.
Kalau menurut saya pribadi, aliran dalam agama apapun adalah sangat wajar sebab otoritas apapun dalam agama, sifatnya adalah subjektif dan tidak definitif.


Quote
7. ga penting..berandai2..kira2 "Gimana kalau ternyata ajaran anda salah?"
Jika terbukti salah, harus terima dan berubah. Masa' sudah salah tetep kepala batu?


Quote
10. Penekanannya lebih ke nanya ttg Siddharta yang meninggalkan Rahula untuk tumbuh tanpa figure ayah.
Jika seorang prajurit pergi ke baris depan medan perang meninggalkan anak-istrinya, pantaskah kita sebut motifnya adalah "membuat anaknya jadi yatim dan membiarkan istrinya jadi janda kembang"?

Pertanyaan demikian hanya muncul ketika kita berusaha menilai suatu perbuatan tapi tanpa menempatkan diri di situasi orang tersebut.


No. 8 & 9 tidak saya tanggapi karena menurut saya jawabannya subjektif tergantung pemahaman masing-masing orang terhadap Buddhisme itu sendiri.


47
Sains / Re: NEUTRINOS Faster than light
« on: 17 February 2016, 07:31:09 PM »
Hanya mengupdate saja supaya tidak terlalu outdated.

Percobaan OPERA (Oscillation Project with Emulsion-tracking Apparatus) memberikan hasil bahwa neutrino lebih cepat 60 nanosecond dari cahaya dalam menempuh 450 mil. (1 nano second=1/1.000.000.000) Dalam teori fisika modern, kecepatan cahaya adalah kecepatan tertinggi, sehingga 'penemuan' ini menggegerkan. Namun ternyata hasil tersebut adalah akibat kabel fiber-optic yang tidak terpasang dengan benar dan oscillator clock yang berjalan terlalu cepat. Percobaan-percobaan berikutnya telah dilakukan dan tetap konsisten bahwa kecepatan neutrino sedikit lebih rendah dari cahaya (karena memiliki massa).



-------

ada yang bisa jelaskan hubungan NEUTRINOS dengan rupa kalapa ?  _/\_
Rupa Kalapa adalah konsep yang berkembang setelah abad 5 CE dan tidak ada di Atthasālinī (Komentar Abhidhamma), apalagi di Abhidhamma itu sendiri. Konsep ini tampaknya untuk mengimbangi konsep Hindu: anu, ukuran partikel terkecil yang dapat memuat atma, dan paramanu sebagai komponen penyusunnya, yang berkembang di masa itu. 

Seperti semua konsep kepercayaan, konsep kalapa tidak berdasarkan kaidah ilmiah apapun sehingga tidak ada hubungannya dengan neutrino atau apapun dalam mekanika quantum, fisika, bahkan sains secara keseluruhan. Satu-satunya 'hubungan' yang bisa ditemukan adalah melalui cocologi Buddhisme dan Sains yang sangat banyak beredar.


48
kejanggalan:
1. Theravada gak vegetarian
2. Biksu di Myanmar gak bercocok tanam seperti di China.
3. di dekat kuil Qing Liang ada Buddha hidup? (Rinpoche?). Tantrayana? Itu kan hanya ada di Tibet dan Jepang? dan Nepal?

silahkan yg lain komentar
Baca gituan tadi langsung masuk kondisi Ding, rasanya baru 1 detik ternyata udah 2 menit. Kembali ke alam manusia setelah dengar suara Boss.


49
Perkenalan / Re: Semoga saya bisa turut serta dalam kebaikan - salam
« on: 02 October 2015, 09:47:58 AM »
Permisi semuanya...
Saya mengetahui forum ini dari hasil google "pacar dijodohkan oleh orang tua".. ketemulah thread dari sis Neutral  :)

--------

Saya sendiri bukan Buddhist, saya Muslim sejak lahir. Secara personal, saya tidak terlalu religius, kadar keimanan saya naik-turun, ada masanya di mana saya sangat rajin ibadah, tapi ada juga masa di mana saya seakan-akan atheis. Bahkan kadang sy ibadah hanya ketika sedang kalut.

Kadang saya sangat kritis, memandang bahwa rutinitas/ritual agama yg sy jalankan tidak dapat memberikan solusi atas permasalahan saya (mungkin karena pengetahuan agama sy yg kurang). Ritual agama yang mengutamakan ibadah vertikal dibandingkan horizontal. Mungkin bukan agama itu sendiri yang salah, tapi syiar-nya (cara mengajarkannya) yang bermasalah.

Dua tahun lalu, sy mulai tertarik untuk mempelajari berbagai agama. Salah satunya Buddha. Sy pribadi berpendapat bahwa ajaran Buddha adalah ajaran yang universal, yang dapat dipraktekkan (setidaknya beberapa prinsipnya) oleh agama manapun. Saya terharu dengan prinsip-prinsip (norma/nilai) ajaran Buddha yang simpel, seperti welas asih misalnya, dan "semoga semua makhluk (bukan hanya manusia) berbahagia" serta konsep karma. Terdengar simpel, tapi ketika benar2 diresapi dan dimaknai, semakin menyadarkan saya bahwa selama ini saya banyak berbuat dosa, bahkan menyakiti orang/makhluk lain, dan menyakiti orang-orang yang saya sayangi. Sungguh buruk perbuatan-perbuatan saya di masa lampau. Penyesalan yang tiada tara.

Mungkin ajaran agama saya tidak mengenal konsep karma, namun dengan selalu mengingat karma, sy berusaha untuk menjadi orang yang lebih baik.

Saya join di forum ini juga karena ingin turut serta dalam kegiatan2 sosial (memperkaya hati), seperti volunteer/sumbang tenaga di panti jompo misalnya. Sebetulnya sy malu untuk memulai, karena ini merupakan hal baru bagi saya. Jikalau teman2 berkenan, kiranya saya dapat diijinkan pula untuk bergabung dalam kegiatan2 sosial yang dilakukan teman2 dhammacitta, untuk masyarakat/golongan/agama manapun.

Nama panggilan saya Nisa. Usia 33 (sudah tidak muda lagi) :)
Saya tinggal di Bekasi, saat ini masih bekerja di lembaga pemerintahan di Jakarta.
Hobi saya belajar masak (tergantung mood) dan saya memelihara kucing. Sebetulnya saya suka kegiatan outdoor seperti rafting dan hiking, namun tidak lagi dilakukan karena alasan kesehatan fisik.

Semoga berkenan untuk mengikutsertakan saya dalam kebaikan.

"Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta"
Kalau mau belajar agama, menurut saya tidak perlu memulai dari doktrin tertentu seperti kurikulum sekolahan. Juga sangat banyak doktrin dan tafsirannya yang beraneka ragam. Akibatnya hanya bikin bingung saja dan tidak sedikit Buddhis pun sifatnya taklid. Saran saya, mulailah dari pertanyaan yang muncul dalam pikiran kita sendiri. Bertanya dan diskusikanlah, dan jangan terpaku dengan pola pikir "saya pasti dapat jawabannya di (agama) ini," tapi selalu terbuka untuk apapun itu, selama masuk akal.



50
Pengalaman Pribadi / Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« on: 29 September 2015, 08:32:52 AM »
_/\_

Semoga Energi panas bagai Mentari terbit dipagi hari segera menyemarakan forum yang sudah lama dingin sepi ini,,,Segala pertentangan bisa juga  menjadi titik awal  kemajuan,,,,

 Topik isi = kosong  belum pas sekali dibahas kita yang masih puthujjana,,,( cerita orang buta dari lahir yang mencoba menganalisa bentuk seekor gajah menurut pemahaman masing2) ,,kita hanya bisa menyimpulkankan sepotong potong bagian dari  kebenaran,bukan kebenaran yang utuh.
 
" kosong=isi ' adalah statement dari Individu yang sudah tercerahkan dijadikan renungan latihan sehingga murid yang

  berlatih dituntun menuju kebenaran mutlak..



 
Sebenarnya frasa 'kosong=isi' asalnya bukan dari sutra, tapi dari serial 'Kera Sakti'. Lucu sekali umat2 yang kebingungan malah bilang itu seolah-olah sakral, bukan untuk puthujjana. Mungkin maksudnya khusus Ti Pat Kay?


51
Pengalaman Pribadi / Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« on: 26 September 2015, 09:34:48 AM »
asli, saya kosong membaca replaynya,, , saya baca replaynya asli blank,,, saddha tinggi = itu apa ?,
Kosong? Jadinya isi dong? 'kan kosong adalah isi  ;D
Replay itu putar ulang misalnya di siaran TV ada siaran langsung sepak bola, goal, di-replay dari aneka sudut. Kalau balas posting itu reply.
"Saddha tinggi" maksudnya membuta seperti anda, selalu berpikir kecapnya no. 1.


iya, betul boss, sains itu lucu , berani sekali dia  mengkonfirmasi Buddhisme yang notabene sudah benar, ( tapi ane enggak lihat itu kebenarannya sampai sekarang walaupun dari tk , sd, smp di jejalin pelajaran buddhist tiap hari.. boleh beda pendapat boss ?  malah kebenarannya kadang masuknya lewat hal lain, misalnya baca sains, electronik , lagi santai, lagi denger music, lagi nyapu, lagi ngepel

entar boss bisa jantungan, BERANI SEKALI YANG LAGI NGEPEL KONFIRMASI BUDDHIST YANG NYATA SUDAH BENAR !!
Maaf mengecewakan, sains tidak pernah bawa-bawa Buddhisme karena berbeda ranah, tapi dari oknum Buddhis saja yang suka parasit dari kemajuan sains. Seperti di sini anda bawa-bawa quantum mechanic.

Buddhisme sudah 'benar' menurut anda, seperti Kr1sten/I5lam benar bagi umatnya. Menganggap kepercayaan sendiri sebagai paling benar untuk pribadi adalah hak masing-masing, tapi kalau diumbar keluar, nampak sangat menyedihkan.


Quote
waktu ane belajar di sd sariputra dulu, katanya jangan percaya  apapun yang di katakan orang, walaupun di katakan oleh buddha sendiri,, ya kayak ngitu kalimatnya ,, persis nya saya lupa

iyee, lupa persis susunan titik kalimatnya kayak gimana , ane mesti cari pelajaran buku sd dulu
Yang dikatakan Buddha itu jangan percaya HANYA KARENA dengar-dengar, tradisi, ditulis kitab, dikatakan guru, dan seterusnya, namun percaya karena kita tahu itu bermanfaat atau tidak bermanfaat, dan seterusnya. Tidak perlu bawa-bawa nama SD anda, walaupun sekarang sudah tidak ada. Saya khawatir anda akan mencemarkan namanya.


Quote
gaya bahasa vicky ane enggak paham, bisa pake bahasa yang agak membumi dikit ?
Dari tingkat kecerdasan yang anda tunjukkan dan akurasi anda dalam mendiagnosa gaya bahasa saya sebagai gaya bahasa Vicky, saya agak ragu ada gaya bahasa yang mampu anda pahami. Mungkin alih-alih gaya bahasa saya disederhanakan, mungkin kemampuan berbahasa anda yang perlu ditingkatkan.


ane enggak liat ada tulisan adu debat di forum ini,, ente buddhist bukan ? cara ente replay emang begitu typicalnya ?
Perlu sampai posting 3x? Segitu emosinya yah?  :))
Apa relevansinya saya Buddhist, I5lam, Mormon, atau Pastafarian? Kebenaran tetap kebenaran, bukan?

Anda tidak paham fisika, tidak tahu Kalamasutta, dan bahkan gagal mengenali gaya bahasa Vicky. Sebetulnya apa sih yang anda tahu? Bagaimana jika langsung sajikan saja argumen anda, langsung pada inti permasalahannya. Jika tidak, maka saya tidak berniat melayani lebih lanjut.

Silahkan.


52
Pengalaman Pribadi / Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« on: 25 September 2015, 08:54:22 PM »
ya itu quantum theory http://whatis.techtarget.com/definition/quantum-theory

kosong=isi , isi = kosong

contoh tangan atau telapak tangan, coba lihat lebih jelas , apakah tangan itu,, enng inng eng, kita lihat pakai mikroskop, lho kok ada sel, ada atom, ...coba lihat lebih jelas lagi apa itu atom, ..wahhahahha sampai titik terkecil,,= kosong

tapi kosong itu sebenarnya isi = jalinan kosong itu membentuk tangan , kayak ngitu ..

mirip mirip quantum theory dan beserta cabang cabangnya



Quantum Theory dari mana yah yang bilang atom itu kosong? Atau supaya tidak ngawur ke mana-mana, bisa coba definisikan 'kosong' yang disebutkan dalam Buddhisme dibandingkan dengan 'kosong' dalam fisika?




The two aspects of Buddhist philosophy that are relevant to observations at the quantum level are The Four Seals of Dharma and the Three Modes of Existential DependenceThese teachings were established centuries ago, long before modern physics evolved, and were derived from careful philosophical and meditational analysis of the world.   However their description of quantum reality is remarkably accurate, as they predicted that:

(1)  Particles are not inherently existent. No particle is 'a thing in itself' with a self-contained identity.   An inherently-existent particle would be indestructible, unitary and indivisible.

(2)  Particles are not causeless.

(3)  Particles are not partless, they do not exist as indivisible points.

(4)  Particles are not  'permanent' in the sense of having a unchanging, static identity.

(5)  Particles exist by interaction with the mind of an observer.


Lucu juga yah seolah-olah sains mengkonfirmasi Buddhisme yang notabene sudah benar, padahal Buddhisme tidak pernah memberi prediksi ilmiah dalam bentuk apapun ke sains dan hanya bisa mengklaim telah menganut prinsip tersebut setelah sains mengungkapkannya. Lebih menyedihkan lagi pelintir-pelintir definisi untuk cocologi, hasilnya hanyalah umat yang "bersaddha tinggi" dan buta sains.


53
Namo Buddhaya Bp Ibu Sdr Sdri & teman2 se-Dhamma.. :)

Bersama ini kami menginformasikan / mengundang Bpk/Ibu dan teman2 sekalian utk menghadiri Puja Bakti umum di Ratana Graha, Pondok Cabe dgn jadwal ceramah bulan August 2015 sbb :

02/08/2015 YM. B. Saddhaviro 
09/08/2015 YM. B. Virasilo
16/08/2015 YM. B. Gunasilo 
23/08/2015 YM. B. Silayatano
30/08/2015 YM. B. Uggaseno

Mulai Pkl. 16.00 WIB - selesai
Tempat: Vihara Ratana Graha cabang Pondok Cabe,
Jl. Kunir no: 42, RT: 02, RW: 05, Kel. Pondok Cabe, Kec. Pamulang, Tangerang Selatan.

Mohon disampaikan kepada keluarga/teman yg berminat, anumodana.. Semoga bermanfaat.. :)

Arah denah jalan nya sbb :
Masuk tol ambil arah Simatupang keluar Pd Pinang, lurus terus krg lbh 1.5 km ketemu lampu merah, belok kanan arah Lebak Bulus, ambil jln plg kiri arah Pd Labu -Cirendeu, krg lbh 800m belok kiri trus ambil kanan arah Cirendeu. Lurus terus krg lbh 3km ketemu lapangan terbang, terus lg sampe ketemu Universitas Terbuka ada jln. Kemiri belok kiri, ikutin jln sampe ketemu jln kunir,,,

Utk info jalan silahkan hubungi :
Sdr Herson hp no +628161924240

54
Namo Buddhaya Bp Ibu Sdr Sdri & teman2 se-Dhamma.. :)

Memperingati Hari Raya Asadha 2559 BE/2015,
Ratana Graha mengundang Bpk/Ibu dan teman2 sekalian utk menghadiri Puja Bakti Asadha pada :

Hari Minggu, 2 Agustus 2015
Waktu : Pkl. 16.00 WIB - selesai
Tempat : Vihara Ratana Graha cabang Pondok Cabe,
Jl. Kunir no: 42, RT : 02, RW : 05, Kel. Pondok Cabe, Kec. Pamulang, Tangerang Selatan.

Dihadiri oleh 3 orang Bhikkhu Sangha yaitu :
 
YM Bhikkhu Saddhaviro, M.T
YM Bhikkhu Gunasilo.
YM Bhikkhu Santadhiro

Mohon disampaikan kpd keluarga / teman yg berminat, anumodana.. Semoga bermanfaat.. :)

Arah denah jalan nya sbb :
Masuk tol serpong, keluar / ambil arah tol Simatupang keluar Pondok Pinang, lurus terus krg lbh 1.5 km ketemu lampu merah, belok kanan arah Lebak Bulus, ambil jln plg kiri arah Pd Labu - Cirendeu, krg lbh 800m belok kiri trus ambil kanan arah Cirendeu. Lurus terus krg lbh 3km ketemu lapangan terbang, terus lg sampe ketemu Universitas Terbuka ada jln. Kemiri belok kiri, ikutin jln sampe ketemu jln kunir,,,

Terima kasih

55
Meditasi / Re: Meditasi / bingung
« on: 09 April 2015, 07:08:15 PM »
Jadi, menurut om KK, dalam konteks MN 108 di atas, jhana di sini harus diartikan sebagai meditasi ataukah pencapaian meditatif dari rupa-arupa?
Jika kita pakai konteks khusus (rupa-arupa), berarti ada -pikiran yang terpusat, terasing dari nafsu, disertai vitakka-vicara, ..., kenikmatan yang muncul dari keterasingan- (dan seterusnya sampai arupa) yang dicela oleh Buddha. Saya belum pernah menemukan Buddha mencela pencapaian rupa-arupa manapun. Jadi menurut saya dalam sutta itu yang masuk akal adalah jika dipakai dalam konteks umum (meditasi).


56
Meditasi / Re: Meditasi / bingung
« on: 09 April 2015, 06:56:44 PM »
Jhana, tergantung konteksnya, memang bisa diartikan secara umum (sebagai meditasi) atau secara khusus (sebagai pencapaian rupa-arupa). Misalnya dalam "appāṇakaṃyeva jhānaṃ" berarti meditasi menahan nafas. Jika dalam konteks khusus (terasing dari kenikmatan indria, pikiran lunak, lentur, dst.), pencapaian jhana tersebut tidak ada yang dicela oleh Buddha.

57
Meditasi / Re: Meditasi / bingung
« on: 08 April 2015, 05:15:53 PM »
Aah... betet kecil yang lucu. Masih menyumpahi orang mati tertabrak, tapi mau mengajari orang meditasi? Benar-benar manis betet belang ini. ;D

58
Sungguh membahagiakan jika di rumah ada betet yang bisa berkicau sendiri tanpa diajak bersiul. DC memang beruntung.

59
Buddhisme Awal / Re: The Dawn of Abhidhamma
« on: 16 February 2015, 02:02:40 PM »
lagi baca dikit2


The Dawn of Abhidharma
This book is a companion to Bhikkhu Anālayo’s previous study of the Genesis of the Bodhisattva Ideal. In the present book he turns to another important aspect in the development of Buddhist thought: the beginnings of the Abhidharma. Anālayo shows that the two main modes generally held in academic circles to explain the arising of the Abhidharma – the use of lists (mātrḳā) and the question-and-answer format – are formal elements that in themselves are not characteristic of Abhidharma thought. Going beyond the notion that the coming into being of the Abhidharma can be located in such formal aspects, he shows how the attempt to provide a comprehensive map of the teachings gradually led to the arising of new terminology and new ideas. He identifies the notion of the supramundane path as an instance where fully fledged Abhidharma thought manifests in the discourses. Anālayo concludes that what characterizes the Abhidharma is not the mere use of dry lists and summaries, but rather a mode of thought that has gone further (abhi-) than the Dharma taught in the early discourses in general.


http://blogs.sub.uni-hamburg.de/hup/products-page/publikationen/123/

sedikit yang sudah dibaca:

Analayo mengatakan, abhidharma pada mulanya adalah "daftar rangkuman topik, dan komentar atas sebuah sutta"
karena komentar penjelasan yang ditempelkan pada sebuah sutta ini bisa menjelaskan sutta yg lain, maka kemudian  komentar ini menjadi "hidup" dan berkembang lebih independen. Setelah itu menjadi satu set pitaka sendiri. Ini semua terjadi sejak zaman transmisi oral.

abhidharma pada mulanya berarti : tentang dharma
"Para bhiksu sedang mendiskusikan abhidharma" = "Para bhiksu sedang mendiskusikan tentang dharma"
Hanya belakangan istilah abhi diartikan sebagai "yang lebih tinggi" dan merujuk pada kitab-kitab komentar abhidharma

The first person interested in the etymology of the term abhi-dharma was N.W. Geiger, in his work, Pali Dhamma (1921), where he states, "abhidhamma originally mean the highest Dhamma; such is the interpretation of later commentators, that is, abhidhamma as uttaradhamma." The earliest meaning of the word abhidhamma, he held, is "concerning the dhamma, or referring to the dhamma," In the Sutras, indeed, this word always appears in the locative case, as abhidhamme, ("with respect to Dhamma") and in this manner parallels the form abhivinaye ("concerning the Vinaya').
---
Orang pertama yang tertarik pada etimologi dari istilah abhi-dharma adalah N.W. Gieger, dalam karyanya, Pali Dhamma (1921), di mana ia menyatakan, "abhidhamma asalnya berarti Dhamma tertinggi; demikian adalah tafsiran komentator belakangan, yaitu, abhidhamma sebagai uttaradhamma." Makna paling awal dari kata abhidhamma, ia pegang, sebagai "berkenaan dengan dhamma, atau merujuk kepada dhamma," dalam sutra-sutra, sebenarnya, kata ini selalu muncul dalam bentuk lokatif, seperti abhidhamme, ("berhubungan dengan dhamma") dan cara ini paralel dengan bentuk abhivinaye ("berkenaan dengan vinaya").

-Leo M. Pruden dalam prakata terjemahan Bhasya-

60
Theravada / Re: Pengertian Nibbana
« on: 31 January 2015, 09:14:15 AM »
Apapun yg anda lakukan tidak akan merubah aditthana itu.
Ini lebih baik daripada anda menelan bola api panas di kehidupan berikutnya
karena ucapan yg tidak benar.

Mana ada lah niat saya mengubah delusi anda. Bagi saya, anda benar2 spesimen yang sangat berharga: omong besar, melekat, tidak tahu malu, "kerbau dicucuk hidung", minim pengetahuan, berlagak punya pencapaian, tapi kelakuan kucing garong, berpikiran kejam, senang akan penderitaan orang lain. Post-post berisi fantasi sadistik yang anda sebut "adhitthana" ini akan saya abadikan sebagai sampel betapa penuh "metta" sang betet klonengan. Tulus saya ucapkan terima kasih kepada anda.


Pages: 1 2 3 [4] 5 6 7 8 9 10 11 ... 569
anything