//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - K.K.

Pages: 1 ... 5 6 7 8 9 10 11 [12] 13 14 15 16 17 18 19 ... 569
166
klo kita biarin makin menjadi2 loh
Terus mau diapain juga? Bikin tandingannya kalo ada yg pindah ke Agama Buddha pake acara patahin salib dan bakar Alkitab sambil baca Ta Pei Co ato Karaniya Metta Sutta? ;D

IMO, sebetulnya ini "keuntungan" buat umat Buddha karena orang yang pikirannya stabil bisa membandingkan dan menilai sendiri perilaku seorang Buddhis dan seorang Kr1sten terhadap agama lamanya. Tapi entah ada atau tidak Buddhis yang memang ikut perilaku Buddha (ketika Upali mau jadi Upasaka), karena tidak sedikit juga yang setali tiga uang dengan para "penjagal patung" tersebut, di samping tentu saja banyak juga Kr1sten ex-Buddhis yang waras dan tetap menghargai kepercayaan lamanya. 


167
mengerikannn. bagaikan aliran sesat aja. ngapain juga sensi dgn patung, gw aja secara pribadi memang berdoa di dpn patung, tp saya ga pernah merasa bahwa patung itu ada rohnya atau ada ada kekuatan, berarti saya ga menyembah berhala dong, sedangkan mereka yg memberhalakan, blg ada iblis apa2.

dan juga skrg di taiwan kr****n karismatiknya mengerikan mereka lg semangat2nya menjaring member, khotbah2 pendeta sana isinya itu2 aja, roh jahat lah iblis lah, ntar blg dewa dewi tao lah, tar guanyin lah. tp pemerintah setempat kelihatannya no action
Memang "lebay". Kelihatan siapa yang pikirannya penuh "berhala".
Agama (apapun) dari jaman baheula juga memang sudah jadi alat politik, jadi wajar dibiarkan.


168
Betul-betul kebetulan, kemarin saya lagi jalan pulang (kira2 PK. 8 malam) lalu lewat satu rumah dan terdengar bahasa roh dibarengi seruan "PECAH!!" dan suara barang pecah-belah hancur. Karena penasaran, saya intip ke dalam, tampaknya mereka sedang menghancurkan "berhala" tapi sudah tidak berbentuk, sudah berkeping-keping dipukul dengan alat.

Baru siangnya lihat video thread ini, malamnya dapat live show.

169
Numpang tanya aja mungkin ada yang bisa info. Dugaan saya Ajahn Brahm sangat sibuk dengan berbagai dhamma-talk seperti ini dan sering bepergian ke berbagai tempat (silahkan koreksi kalau salah), jadi apakah benar masih tinggal di hutan dan menjalankan praktik bhikkhu-hutan?

170
betul dan banyak lagi yang lain.
jadi bisa saja memegang referensi dan doktrin theravada, namun melihat praktik mahayanis benar dan sesuai dengan pegangannya.
 
Jika yang dimaksud "Theravada" adalah "Mahavihara" mentok, maka sebetulnya memang benar pandangannya adalah hanya ajaran dan praktik dalam "Theravada" yang benar, lainnya pandangan salah, bermakna semu, tercemar ajaran sesat, bersifat memecah, dll.

Tapi jika "Theravada" mengacu pada semua sekte Theravada Srilanka seperti Tamraparni-Vibhajyavada, Mahisasaka, Dhammarucika, Tamrasatiya, Sagalika, Vetullaka yang juga sebagian besar mengadopsi Mahayana, maka ada pandangan bahwa beda cara bisa sama-sama benar, tergantung cocok-cocokan.

Jadi secara fakta bisa ditemukan banyak persamaan dan perbedaan antara sekte-sekte Buddhis. Tapi masalah benar/sesat/cocok-cocokan adalah tergantung persepsi masing-masing, ada yang cenderung seperti Dipavamsa dan ada yang cenderung seperti I Ching.

Spoiler: ShowHide
Dipavamsa:
Tujuh belas aliran ini bersifat memecah belah, hanya satu aliran yang tidak bersifat memecah belah.
Dengan aliran yang tidak bersifat memecah belah, terdapat delapan belas [sub-aliran] semuanya.
Seperti sebatang pohon banyan besar, Theravāda merupakan yang tertinggi, Dispensasi [sasana/ajaran] dari Sang Penakluk, sempurna, tanpa kekurangan atau kelebihan.
Aliran-aliran lainnya muncul bagaikan duri pada pohon tersebut.

-------

Catatan harian I Ching:
Ajaran Buddha adalah ibarat tongkat emas yang telah pecah menjadi delapan belas bagian. Sebagaimana setiap bagian adalah bagian dari tongkat asalnya, demikian juga intisari dari Ajaran Buddha tetap terpelihara tak berubah walaupun telah terpecah menjadi delapan belas aliran.


171
Buddhisme Awal / Re: Manfaat Mempelajari Buddhisme Awal
« on: 30 January 2014, 09:43:38 AM »
Oma udah ketinggalan kereta nih, tapi pengin ikutan nimbrung mumpung masih bisa ketemu ama Sayadaw U Bond.... ;D

Kalo dulu di SL, ada special aliran yang menggunakan baju putih2 dengan selempang kuning, mereka menamakan aliran Abhidhamikas, yaitu orang2 yang menjaga Abhidhamma. Dasasila disana jubahnya orange, merah, coklat (dhutanga), sedang yang Abhidhamikas ini mereka jubah putih dengan selempang kuning.

Di SL hingga kinipun masih sering terjadi kontra, karena mereka yg ortodox menolak Abhidhamma, menurut mereka itu bukan ajaran Buddha, padahal dalam Vinaya ada diceritakan bahwa sang Buddha setelah mencapai keBuddhaan beliau membuat istana permata berdiam disana selama 7 hari, nah dikala itu beliau mengajarkan Abhidhamma.
 
Beberapa uraian Sutta adalah juga Abhidhamma (sayangnya saya tidak bisa memberikan referensi apa aja nama suttanya, semua buku2 saya masih disana, ntah kapan bisa saya ambil  :hammer:), termasuk catatan2 kuliah di buku tulis tangan saya, jadi ini hny berdasarkan ingatan saya aja.

Bagi saya menguasai TEORI saja PERCUMA, BERPRAKTEKLAH....
Mau debat Abhidhamma bukan ajaran Buddha ato mau debat Abhidhamma itu produk muridnya, apakah kalian semua udh mencapai NIBBANA ?
Seperti saya katakan, praktek adalah urusan masing-masing. Kalau kita diskusi, maka yang kita diskusikan adalah teori. Kalau tidak mau bahas teori, atau merasa tidak perlu teori, yah silahkan untuk tidak mengikuti diskusi teoritis/lokiya/apapun namanya, dan silahkan praktik sesuai kepercayaan masing-masing. Sederhana, bukan?

---
BTW, thanks buat info tentang kelompok2 di SL.

172
Buddhisme Awal / Re: Manfaat Mempelajari Buddhisme Awal
« on: 29 January 2014, 08:48:54 PM »
[...]
kasarnya kalo 4 nikaya itu adalah kw1 dari segi authenticity, maka abhidhamma itu adalah kw2. kalo 4 nikaya adalah kw100, maka abhidhamma adalah kw101... abhidhamma pitaka itu jelas evolusi yang lebih jauh lagi, lebih belakangan lagi. di sini konteksnya adalah jauh-dekatnya dari ajaran yang otentik. saya gak nyebut abhidhamma itu gak berguna atau jelek lho. jangan salah sangka lagi...

Nah saya setuju, ini juga yang perlu diperhatikan. Walaupun tidak otentik, itu bukan berarti tidak berguna. Vaibhasika bahkan secara ekstrem "mengultuskan" Jnanaprasthana (kitab ke 7 Abhidharma), walaupun mereka tahu itu karya siswa belakangan (Katyayaniputra) dan ada prinsip yang tidak dibahas di sutra.


173
Buddhisme Awal / Re: Manfaat Mempelajari Buddhisme Awal
« on: 29 January 2014, 08:38:13 PM »
Koq jadi ngomongin theravada, yang saya tanya apakah pengetahuan buddhisme awal bisa mengarahkan orang merealisasi nibbana? itu saja dijawab. apakah sahih catatan yang dianggap fakta sebagai buddhisme awal?
Ngomongin Theravada cuma sebagai perbandingan saja, dan juga mengingatkan posisi "Theravada" atau sekte lain sama saja. Kalau mau diposisikan sama rata dan netral, bisa dikaji dalam studi Buddhisme Awal. Kalau sudah menempatkan satu sekte -apakah Theravada atau sekte manapun- sebagai yang lebih benar dibanding lainnya, maka studi Buddhisme Awal sudah tidak bisa dilakukan, dan sudah mengarah ke iman.

Jadi Buddhisme Awal BUKAN seperti agama yang perlu sahih atau tidak. Semua penemuan adalah berdasarkan bukti dan argumentasi, dan antar peneliti juga bisa saja berbeda pendapat, dan juga seperti studi ilmiah lainnya, dugaan yang ada sekarang bisa saja menjadi salah bersamaan dengan penemuan bukti yang baru.


Quote
Lagi-lagi anda mengatakan theravadin, padahal pertanyaan saya umum tidak membawa sekterian .  dan contoh kesimpulan sepihak itu anda yg tulis sendiri. Kalau sudah tahu penelitian sejarah tidak bisa jadi patokan berarti fakta yang tidak akurat. mau pakai abidhamma or abhidhharma sebagai referensi berlatih bisa merealisasi nibbana asal pengertian dan cara berlatih benar

Lagi-lagi Theravada cuma contoh kok. Kalau keberatan dengan istilah "Theravada", contoh-contoh berikutnya akan saya gunakan Sarvastivada.

Dan pernyataan saya sebelumnya bukan menyetujui bahwa penelitian sejarah tidak bisa dijadikan patokan, justru sebaliknya kalau bukan patokan sejarah, tidak ada tolok ukur objektifnya.
Masalah manfaat, itu adalah hal subjektif. Orang bisa merasa Sarvastivada bermanfaat, bisa juga tidak. Tapi kenyataan bahwa Abhidharma Sarvastivada ditulis belakangan secara sejarah adalah fakta yang objektif.


Quote
Kalau cuma catatan sejarah berarti tidak bisa disimpulkan abhidhamma/abhidharma catatan belakangan. Karena masih ada kemungkinan catatan hilang dll. Sementara yang mengikuti konsili tidak hanya berdasarkan catatan saja, lebih dari itu.

Yang dibilang "catatan sejarah" bukan berarti ada orang yang mencatat dan kita percaya saja catatan itu, namun merupakan penelitian dan perbandingan baik secara arkaeologis maupun secara literatur. Abhidhamma bisa disimpulkan produk belakangan adalah karena dilihat dari perkembangan penyebaran Buddhisme itu sendiri.

Buddhisme kita percaya berasal dari satu sumber: Buddha & Sangha Awal. Kemudian Buddhisme ini menyebar ke berbagai daerah. Di berbagai daerah, masing-masing mengembangkan interpretasi yang berbeda-beda dan melahirkan literatur yang berbeda dan pada akhirnya menjadi sekte yang berbeda.

Untuk gambaran, bayangkan ada 10 orang belajar dari seorang guru, mengingat ajarannya, lalu pergi ke 10 kota berbeda. Kemudian setiap pelajar itu menuliskan apa yang dia pelajari dari sang guru dan juga memberikan interpretasinya masing-masing. Secara logika, bisa kita lihat bahwa tulisan-tulisan 10 pelajar yang sama itu adalah berasal dari sumber yang sama, sumber awal yang lebih tua yaitu sang guru; sedangkan tulisan yang berbeda satu sama lain itu tentu bukanlah dari sumber sama, melainkan berkembang secara independen, dan lebih belakangan.

Nah tulisan-tulisan yang mirip antar sekte-sekte itu adalah Agama Sutra dan Pratimoksha. Agama dari Sarvastivada dan Agama dari Sthaviravada, itu mirip. Pratimokshanya juga demikian, mirip, walaupun tentu tidak sama persis. Sedangkan Abhidharma antar satu aliran dengan lainnya, bukan hanya tidak mirip, namun bisa kontradiktif. Maka bisa diketahui Agama Sutra & Pratimoksha adalah ajaran yang lebih awal, sedangkan Abhidharma adalah belakangan. (Padanan Agama Sutra dalam Theravada adalah 4 Nikaya.)

Kemudian soal Abhidhamma, cuma dari Theravada saja yang tidak terima itu produk belakangan. Aliran lain mengakui bahwa Abhidharmanya merupakan karya siswa belakangan. Jadi ini sudah menjadi pengetahuan umum dalam bahasan Buddhisme Awal yang hampir tidak pernah diperdebatkan kecuali kalau ngomong sama Theravadin. No offense.


Quote
Tidak ada ujung pangkal itu kan menurut anda. Tidak untuk yang lainnya. Masalah Tuhan emang tidak pernah terbukti dan mustahil.
Dalam kajian ilmiah, baik Tuhan maupun Nibbana mustahil dibuktikan. Jadi posisinya sama saja di mata ilmiah.


Quote
artinya kesimpulan2 tentang buddhisme awal juga bisa salah, karena hanya berdasarkan data saja. Dan pengkategorian buddhisme awal itu juga muncul belakangan.
Betul, kalau data tidak lengkap, maka tidak bisa diambil kesimpulan, hanya sebatas dugaan saja. Salah? Tentu saja bisa. Itu bedanya kajian agama dan ilmiah: agama ga bisa salah atau ga bisa dipersalahkan; sebaliknya ilmiah bisa salah jika bukti menunjukkan sebaliknya. Ini prinsip falsifiability.

Dan betul lagi, "Buddhisme Awal" itu sebutan belakangan saja untuk mengategorikan kondisi Buddhisme pada masa pra-sektarian, sebelum terjadi perpecahan sekte. Wajah "Buddhisme Awal" itu kita tidak tahu tepatnya, masih sangat jauh dari lengkap, maka itulah gunanya dilakukan studinya agar setidaknya kita mendapatkan sekilas gambarannya.

174
Buddhisme Awal / Re: Perbandingan Teks Berbagai Sumber
« on: 29 January 2014, 01:30:33 PM »
Wah, asik nih... orang yang dari awal menyinggung tokoh, berlindung di balik tokoh, protes tulisan tokoh lain yang ga sesuai tulisan tokohnya, malah ngomong orang lain yang mau ngadu tokoh. hehehe

Untung di forum ini tidak bisa sembarangan hapus post, jadi semua orang bisa lihat lengkap jalannya diskusi.

175
Buddhisme Awal / Re: Manfaat Mempelajari Buddhisme Awal
« on: 29 January 2014, 01:20:26 PM »
Saya coba kembalikan dengan pertanyakan dari sudut lain, biar bisa refleksi diri dan tidak standard ganda.

Quote
Setelah tahu masa Buddhisme awal? Lalu apa manfaatnya?kalau sekedar pengetahuan oklah, tetapi apakah pengetahuan itu sahih? dan apakah pengetahuan Buddhisme awal bisa menguidance merealisasi nibbana secara inti ajaran Sang Buddha? secara data or bukti otentik catatan tidak sepenuhnya ditemukan sehingga sejarah Buddhisme awal juga diragukan.

Secara catatan, yang ngomong Theravada otentik yah cuma dari Theravada doang. Jadi menggunakan Theravada untuk memvalidasi/membantah Theravada adalah circular argument. Selain itu tidak ada data dari sumber lain untuk mendukung pernyataan tersebut. Jadi, jaminan apa belajar Theravada bisa mencapai nibbana?


Quote
Kalau Abhidhamma diragukan penelitiannya tidak bisa sekedar catatan. Apakah pengalaman spritual or meditasi itu tidak ilmiah dalam pembuktian kitab? ada sebagian pendapat mengatakan tidak dapat dibuktikan secara ilmiah dan ada yang mengatakan bisa tetapi melalui pembuktian pengalaman pribadi.

Penelitian sejarah tidak bisa dijadikan patokan, harus lewat pengalaman spiritual. Jadi apakah para Theravadin telah praktik sesuai Abhidharma Sarvastivada, Dharmaguptaka, Vaibhasika, Mahasanghika, dan lain-lain, atau cuma ambil kesimpulan sepihak "cuma Abhidhamma Theravada yang bisa dibuktikan lewat pengalaman pribadi dan membawa pada nibbana "?


Quote
IMO bukannya tidak bisa dibuktikan secara ilmiah dengan teknik ilmuwan tetapi ketidakmampuan ilmuwan untuk membuktikan dengan 1001 peralatan duniawinya. Yang lainnya tidak mencoba metode lain setelah mentok pake cara ilmiah modern.
Salah, yang dibuktikan oleh ilmuwan adalah catatan sejarahnya, bukan nibbananya kok.

Dan kalau mau seperti itu, dengan argumen sama pihak lain juga bisa bilang: meditasi Buddhis manapun yang hanya sampai "nirodha-samapatti" adalah terbatas dan tidak mampu membuktikan Tuhan di agama saya.

Argumen begini tidak ada ujung pangkalnya. Kalo merasa satu ajaran cocok, yah jalani saja secara pribadi.


Quote
pertanyaan terakhir apakah ada manfaatnya untuk perkembangan batin dengan mengetahui Buddhisme awal saja?
Perkembangan batin adalah tergantung bagaimana individu menyikapi objek, bukan tergantung objeknya. Mau Buddhisme Awal atau sekte apapun, kalau disikapi salah sama saja "memegang ular di ekor".


Quote
Sepengetahuan saya sejarah tidak pernah bisa mengungkap sebuah misteri sepenuhnya. Kalau Buddhisme awal meragukan, Tipitaka jadi dwipitaka(tanpa abhidhamma or abhidharma) maka gak usah ada yang beragama Buddha, yuk ramai2 pindah ke kr****n dan Islam. :whistle: :)) karena Dwipitaka pun nantinya meragukan banyak yang hilang juga koq catatannya. :P. Sehingga muncul pertanyaan lagi penelitian macam apa yg sedang terjadi disini? oh no..

Tapussa & Bhallika dulu dwisarana, kaya' Musl1m aja yah syahadah-nya 2 baris, mendingan sholat aja tuh mereka. Pancavaggiya dulu juga ga ada vinaya, sutta cuma 2. Suruh jadi pandawa 5 aja kali yah? ;D
Logika apa pula itu?

Buddhisme Awal tidak mengatur otoritas kitab, sangha, doktrin, tafsir, juga apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan oleh umat/bhikkhu, namun hanya mengulas fakta saja: berdasarkan data ini, maka disimpulkan faktanya begini. Nah umat Buddha mau apa, tidak ada urusannya juga. Buddhisme Awal bukan sekte, bukan organisasi, bukan sangha, bukan apa-apa, hanya sebuah studi saja dari orang-orang yang tampaknya "tidak percaya begitu saja kata kitab".


176
Video Game / Re: Steam from valve
« on: 27 January 2014, 12:04:40 PM »


The Ultimate Entertaiment Platform.
Play, Connect, create and more.

http://store.steampowered.com/about/
Baru 4 hari lalu ada bencana, label game tertentu jadi kacau. Dota2 dikenali jadi L4D2, lalu ada game2 lain juga kena seperti TF2, dll. (lupa)

177
Buddhisme Awal / Re: Perbandingan Teks Berbagai Sumber
« on: 25 January 2014, 03:32:06 PM »
Yups :)

Bagian awalnya memang cukup otentik, tetapi sisanya tampaknya tambahan belakangan karena tidak sinkron dengan narasi di bagian awalnya:

Bagian awal MA 33 mengisahkan Sang Buddha yang sudah tua mencari pelayan tetap. Satu per satu para bhikkhu senior mengajukan diri, tetapi ditolak Sang Buddha karena mereka sendiri sudah tua juga. Lalu Bhikkhu Moggallana dengan kekuatan batinnya mengetahui bahwa Sang Buddha menghendaki agar Bhikkhu Ananda menjadi pelayan tetap dan membujuk Ananda agar mau menjadi pelayan tetap. Setelah Ananda mengajukan 3 permintaan, Sang Buddha menjelaskan kepada Moggallana tentang kualitas-kualitas luar biasa dari Ananda.

Dari sini tiba-tiba narasinya berubah dari perkataan Sang Buddha menjadi perkataan Ananda sendiri (Yang Mulia Ananda telah mengatakan: "Teman-teman Yang Mulia, saya telah melayani Sang Buddha selama dua puluh lima tahun...." dst.) Lalu disambung dengan kejadian-kejadian lain sampai pencapaian Kearahantaan dan Parinibbana Bhikkhu Ananda di mana kualitas-kualitas luar biasa Ananda disebutkan satu per satu. Akhirnya ditutup lagi dengan perkataan Sang Buddha tadi.

Entah karena salah terjemahan dari Sanskrit ke Mandarin atau memang dari sumber awalnya sudah tidak sinkron
Iya, aneh juga. Sebetulnya kalau ini dibacakan waktu pengulangan konsili I, tidak aneh juga. Jadi Ananda cerita tentang asal mula pengangkatan jadi pelayan, kemudian lanjut ke Buddha parinibbana sampai pencapaian Arahatta Ananda. Tapi jadi sangat aneh karena di ujungnya ada "demikian yang dikatakan Buddha...". ;D Kelihatannya awalnya memang hanya kisah pengangkatan dan pujian Buddha, kemudian kisah belakangan itu diselipkan kemudian.


Seperti mengajarkan mahayana ke Maitreya dan bodhisattva lain......... :D
Hehe Betul. Prinsip "ajaran ini sudah diajarkan sebelumnya ke kelompok tertentu tapi tidak diketahui secara umum" ini memang sepertinya sukses. Beberapa orang menyadari dan ambil ajaran positifnya saja, namun tidak sedikit yang termakan dongeng sementara isi ajarannya juga ga tau.

Quote
tapi serius, ajaran untuk bhikkhuni ada gak ya
Jarang kan di sutta dibilang, "sang bhagava bersama dengan 500 bhikkhuni, mengajar...."
Jangan2 gak dimasukkin ke dalam kanon karena bhikkhuni gak diajak konsili
Nah, ini juga menarik. Sedikit OOT yah. Saya baca vinaya, asalnya 'kan Gotami menerima 8 peraturan, kemudian Gotami menahbiskan bhikkhuni. Kemudian dalam satu kesempatan Buddha memperbolehkan bhikkhu menahbiskan bhikkhuni. Lalu yang ditahbiskan Gotami mengatakan Gotami tidak ditahbiskan dan mereka juga bukan bhikkhuni sebab bhikkhuni harus ditahbiskan oleh bhikkhu. Tapi diklarifikasi bahwa ketika Gotami menerima 8 peraturan, itu adalah penahbisan (dari Buddha). Kemudian lagi karena bhikkhuni baru berdiri dan banyak yang tidak mengerti tentang dhamma-vinaya, maka yang sudah ditahbis satu sisi (=oleh sangha bhikkhuni) boleh ditahbis lagi di sangha bhikkhu.

Kalau dari ceritanya, sebetulnya awalnya memang tidak selalu bhikkhuni harus ditahbis bhikkhu + bhikkhuni. Setiap peraturannya ada alasan dan latar belakangnya. Jadi jika kondisi berbeda, seharusnya vinayanya juga relatif selama tidak menghilangkan makna intinya, namun tradisi Mahavihara tetap teguh tidak boleh ada bhikkhuni. Ini tentu saja memang otoritas mereka dan bagi yang penganut sekte tersebut harus menghargai keputusan sanghanya, namun kalau saya pribadi merasa aneh saja.

Nah, kemudian kalau dari catatan2 Buddhisme Awal, kita tahu Tamraparniya ini bukan hanya "Vibhajjavada", namun juga campuran dari sebagian Mahisasaka. Sekte ini dikenal diskriminatif terhadap wanita dan menyalahkan wanita atas mundurnya dharma. Apakah mungkin ada pengaruhnya?


178
Buddhisme Awal / Re: Perbandingan Teks Berbagai Sumber
« on: 24 January 2014, 06:31:07 PM »
wa sebenarnya masih ada pertanyaan tentang Abhidhama pitaka ini.

Bila kita pikir YA Sariputra menerima Abhidhamma pitaka maka pertanyaan nya murid murid utama Buddha Lain nya Apakah ada menerima pitaka lain nya, seperti Mogalana, Rahula, Pajapati Gotami dll


Secara logika, jika Buddha ada mengajarkan satu ajaran untuk eksklusif kelompok tertentu, yah tidak menutup kemungkinan ada mengajarkan ajaran lain untuk eksklusif kelompok lainnya.

179
Buddhisme Awal / Re: Perbandingan Teks Berbagai Sumber
« on: 24 January 2014, 02:52:00 PM »
Gak om, karena MA 33 jelas memberikan waktu kronologis kejadiannya ("Lagi, tak lama setelah Sang Buddha Parinibbana....")
Oh, berarti memang tidak konsisten sendiri yah. Atau sepertinya ada penambahan belakangan, karena salah satu ciri khas tambahan belakangan suka ga konsisten dengan produk awal. Lupa sync. ;D


loh bukan nya di jataka atahakata ada cerita arahat yang masih bisa salah hingga Sang Buddha memperbaikinya.
Tidak jauh-jauh, dari DhA kita tahu Pindola Bharadvaja, Arahant dengan raungan singa terunggul, masih disamakan seperti pelacur oleh Buddha dalam konteks "memperlihatkan kesaktian". Jadi Arahant secara duniawi masih bisa melakukan hal yang salah. Secara noda batin, rata-rata mengakui Arahant sudah sempurna, walaupun kemungkinan kemerosotan batin Arahant juga jadi perbedaan antar sekte.

180
Buddhisme Awal / Re: Perbandingan Teks Berbagai Sumber
« on: 24 January 2014, 01:23:18 PM »
Kalo versi Theravada tentang Bhikkhu Ananda menjadi pelayan tetap tidak dimasukkan dalam Nikaya, melainkan berasal dari komentar; jadi MA 33 itu tidak ada padanan suttanya dalam Nikaya Pali.

Secara garis besar, MA 33 yang diberi judul "Kotbah tentang [Bagaimana Ananda Menjadi] Pelayan" isinya memuji kualitas Bhikkhu Ananda yang narasinya dimulai dari sejak Bhikkhu Ananda ditunjuk sebagai pelayan tetap sampai pencapaian Kearahatan dan Parinibbana-nya Bhikkhu Ananda setelah Sang Buddha Parinibbbana di mana tiap kualitas yang disebutkan diakhiri dengan kalimat "Bahwa Yang Mulia Ananda .... [kualitas yang disebutkan], inilah yang dikatakan sebagai kualitas luar biasa dari Yang Mulia Ananda." Anehnya, kejadian dari Bhikkhu Ananda menjadi pelayan tetap sampai Parinibbana-nya dikatakan tsb dikisahkan oleh Sang Buddha sendiri karena pada sutta tersebut diakhiri dengan kalimat: "Itulah apa yang dikatakan Sang Buddha dan para bhikkhu bergembira menerimanya."

IMO, sepertinya MA 33 ini adalah tambahan yang dimasukkan Sarvastivada ke dalam Agama, namun untuk versi permintaan yang diajukan Bhikkhu Ananda kayaknya lebih otentik dibandingkan versi Theravada.
Mungkin juga dalam versi lain, Ananda memang sudah Arahant sebelum masa konsili I, berbeda dengan versi Theravada. Kalau di sutra-sutra Mahayana belakangan juga Ananda memang dibilang sudah Arahant pada masa Buddha.

Pages: 1 ... 5 6 7 8 9 10 11 [12] 13 14 15 16 17 18 19 ... 569