suhu-suhu izinkan saya menanyakan:
1. darimana cerita asal usul hidup buddha berasal? apakah dari tipitaka?
Sebagian kehidupan Sang Buddha dapat ditemukan dalam Tipitaka, terutama Vinaya dan Sutta Pitaka. Namun detail kehidupan-Nya kebanyakan dari teks komentar, yaitu penjelasan Tipitaka yang ditulis kemudian.
2. dari cerita buddha, saya membaca kalau buddha baru pertama kali melihat orang sakit, mati dan tua saat keluar dari kerajaan? apakah ini bukannya berkontradiksi dengan logika:
- dimana ibunya sendiri (Ratu Maya) sudah meninggal
- siddharta sejak kecil sudah dididik dengan guru pribadi dan memiliki prestasi yang hebat dalam ilmu pengetahuan. masa pintar baru sadar hal paling DASAR dalam logika manusia ketika baru keluar dari istana. bukankah itu suatu kejanggalan menurut suhu-suhu?
IMO, walaupun mungkin Pangeran Siddhattha sudah diajarkan berbagai ilmu pengetahuan, termasuk tentang kehidupan dan kematian, namun setelah melihat peristiwa-peristiwa kehidupan dan kematian tsb secara langsung, barulah beliau merenungkan mengapa demikian, apakah bisa bebas dari dukkha tsb, bagaimana mencarinya. Dalam Ariyapariyesana Sutta juga dikatakan bahwa setelah merenungkan hal-hal tsb, beliau memutuskan untuk meninggalkan keduniawian. Walaupun sutta ini tidak menyebutkan pangeran melihat peristiwa2 itu, namun dalam Devaduta Sutta Sang Buddha menyebutkan peristiwa2 tsb sebagai "utusan dewa" (devaduta) yang mengingatkan kita semua agar senantiasa berbuat kebaikan namun kebanyakan orang melalaikannya.
3. bagaimana menyikapi kisah-kisah dalam cerita buddha yang terkesan metafisik (maaf terkesan tahyul), seperti waktu buddha lahir apa yang diinjak jadi teratai, dewa-dewi turun melihat buddha dan sebagainya? apakah ini cuma penambahan-penambahan saja atau memang ajaran asli buddha.
mohon jawaban suhu-suhu sekalian.
IMO, hal tsb menyatakan keagungan Sang Buddha sebagai guru para dewa dan manusia yang diungkapkan dalam bentuk suatu peristiwa yang melampaui pemahaman manusia biasa, terlepas dari benar-benar terjadi atau tidak. Jika pun ada yang tidak mempercayainya, tidak masalah karena hal-hal demikian tidak menjadi dasar keyakinan umat Buddha. Dasar keyakinan umat Buddha adalah dengan mempelajari, melaksanakan dan menembus ajaran Sang Buddha memahami hakekat kehidupan adalah anicca (tidak kekal), dukkha (tidak memuaskan), dan anatta (bukan diri) sehingga mencapai kedamaian, ketenangan dan kebahagiaan sejati.