ini ada pertanyaan titipan dari teman, klo gak salah kan cewek gak bisa mencapai tinggkat kesucian Arahat....
pertanyaannya kok cewek gak bisa jadi Arahat, kok hanya cowok yang bisa ?
Ah, kata siapa wanita tidak bisa mencapai tingkat kesucian Arahat??
Contohnya Ratu Khema dan Kisa Gotami keduanya mencapai Arahat.
Jadi pertanyaan "kok cewek gak bisa jadi Arahat, kok hanya cowok yang bisa ?', tidak berlaku lagi
thank suhu
pernah baca si.... cuman udh lupa.... mungkin dapat dr sumber yang salah kali.
oyaa minta linknya donk suhu mengenai Ratu Khema dan Kisa Gotami
grp u/suhu
Kisa GotamiTepat pada waktunya Kisā Gotamī hamil, dan sudah sepuluh bulan, lahirlah seorang anak lelaki. Tetapi anak itu meninggal dunia segera setelah ia dapat berjalan. Kisā Gotamī tidak pernah mengalami peristiwa kematian sebelumnya, dan ketika orang-orang datang untuk membawa mayat anak itu untuk dikremasi, ia menghalangi mereka untuk berbuat demikian, dengan mengatakan pada dirinya sendiri, “Aku akan mendapatkan obat bagi anakku.” Dengan memondong anak yang telah meninggal itu dipinggulnya, ia pergi dari rumah ke rumah, bertanya “Apakah engkau bisa menyembuhkan anakku?” setiap orang mengatakan kepadanya, “Nyonya engkau benar-benar gila dengan mencari obat untuk anakmu,” tetapi ia berlalu begitu saja sambil berpikir, “Sesungguhnyalah, aku akan menemukan seseorang yang mengetahui obat yang tepat untuk anakku.” Sekarang, seorang bijaksana melihatnya dan berpikir pada dirinya sendiri, “Aku harus menolongnya.” Maka ia berkata, “Nyonya, aku tidak mengetahui apakah anakmu bisa sembuh, tetapi ada seseorang yang akan mengetahuinya, dan aku mengenal orang itu.”
“Tuan, siapakah yang akan mengetahuinya?”
“Nyonya, Sang Bhagavā yang akan mengetahuinya; pergilah dan bertanyalah kepada Beliau.”
Maka, ia pergi kepada Sang Bhagavā, memberi hormat kepada Beliau, berdiri pada salah satu sisi, dan bertanya, “Guru yang patut dimuliakan, apakah benar sebagaimana orang-orang katakana bahwa engkau mengetahui suatu obat bagi anakku?”
“Ya, Aku mengetahuinya.”
“Lalu, apakah yang kuperlukan?”
“Beberapa biji mostar.”
“Aku akan mendapatkanya, Guru yang patut dimuliakan, tetapi dari rumah siapakah?”
“Dapatkan hal ini dari sebuah rumah yang tidak pernah ada anak lelaki, anak perempuan, atau siapa saja yang meninggal.”
“Baik, Guru,” jawab Kisā Gotamī, dan setelah membari hormat kepada Sang Bhagavā, dan sesudah memondong anak yang meninggal itu dipinggulnya, ia pergi kedesa dan berhenti pada rumah yang pertama kali dijumpainya.
“Apakah engkau mempunyai biji mostar? Mereka mengatakan bahwa itu dapat mengobati anakku.” Mereka memberinya biji tersebut, dan kemudian ia bertanya, “Kawan, pernahkan ada anak lelaki atau anak perempuan yang meninggal dalam rumah ini?”
“Apakah yang engkau tanyakan, Nyonya? Yang hidup hanya sedikit dan yang mati banyak.”
“Kalau begitu, ambilah kembali biji-bijimu, karena itu tidak akan dapat mengobati anakku,” ia berkata sambil mengembalikan biji-biji yang telah mereka berikan kepadanya.
Dengan cara itu, ia pergi dari rumah ke rumah tetapi tidak pernah menemukan seseorang pun yang memiliki biji mostar yang diperlukannya, dan ia berpikir, “Oh! Ini adalah suatu tugas sulit bagiku. Kupikir hanya aku seorang yang kehilangan seorang anak, namun dalam setiap desa, kematian ternyata lebih banyak daripada kehidupan.” Ketika ia merenung, pikirannya yang telah goyah sekarang menjadi tenang.
[Dhammapada Atthakatā 273]
sumber : Facebook Catatan Hindharta Wirawan