//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: cinta vs kemelekatan  (Read 14938 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: cinta vs kemelekatan
« Reply #30 on: 28 June 2011, 04:38:30 PM »
 _/\_ saya juga ikut nyimak yah...  ;D
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline bodhi

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 832
  • Reputasi: 8
Re: cinta vs kemelekatan
« Reply #31 on: 28 June 2011, 05:48:32 PM »
Ya benar bro..perasaan bs trs berubah2...
lalu bgmn sang sidharta dan yasodara bs terlahir bersama,kalo tdk salah sebelumnya mereka jg prnh terlahir brsma mnjadi sepasang burung,dll.
lalu sy prnh mendengar ttg cerita suami istri yg sma2 jd sottapanna dan brharap bs trlahir brsama dkehidupan selanjutnya,apa itu mgkn bs trjadi bro di zaman yg sprti skrg ini?
hmmmm binggung jg mengartikan cinta,tp sy sdh pcrn lima tahun,memang skrg sdh ga spti dlu lg,deg2an klo ktemu,maunya ktemu trs,skrg yg dirasa biasa aja cm lbh nyaman saat dkt dy.
Apalagi dy selalu mengajak sy kevihara,bs share kalo ada mslh dan dy selalu menegaskan agar sy tdk melanggar pancasila dan berpkr berkata berbuat yg buruk.

Saya harap dikehidupan selanjutnya bs terlahir bersamanya.

semoga km lebih berhati hati dalam membuat sebuah aspirasi, coba dipikirkan lagi baik baik..


M14ka: "the nature of things are unstable.. "

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: cinta vs kemelekatan
« Reply #32 on: 28 June 2011, 11:00:43 PM »
Penyebab muncul atau tidak munculnya, serta lenyapnya cinta (dan kemelekatan).

How about true love ?

Quote
Dalam Zen, pasangan jiwa bukanlah seorang di luar diri anda. Pasangan jiwa bukan objek yang anda cari dan akan membuat anda utuh secara ajaib. Kerinduan pada pasangan jiwa pada akhirnya tidak tertuju pada seseorang, tetapi kerinduan untuk mengakhiri penderitaan dan perpisahan yang dirasakan seseorang. Jadi dalam Zen, kita belajar mengakhiri penderitaan. Dengan demikian, kita mendapati bahwa setiap orang mungkin adalah pasangan jiwa kita – atau bahwa kita saat ini sedang bersama pasangan jiwa kita. Kita bahkan mungkin menyapa pasangan jiwa kita saat melihat Matahari bersinar melalui jendela atau anak-anak yang bermain di jalanan.

Cara pandang ini bukanlah suatu penolakan terhadap hubungan manusia, tetapi saat cinta berubah menjadi suatu substansi untuk meraih rasa aman atau mengakhiri penderitaan, cinta jenis ini adalah palsu. Jika mengira bahwa kita akan merasakan keadaan yang sempurna bersama orang lain, niscaya kita akan kecewa dan terluka. Hidup dan hubungan hanya berkaitan dengan satu hal: perubahan, perubahan, perubahan.

Karena banyak orang hidup dalam kesepian, mencari cinta atau mati-matian berusaha bergayut pada apa yang telah mereka temukan, mereka pasti tidak akan pernah menemukan pemenuhan. Berapa pun orang yang mereka kenal atau hubungan yang mereka miliki, seiring dengan waktu dan perubahan yang terjadi, mereka akan kembali sendiri.

Sumber: Buku “Zen Wisdom”, penulis: Brenda Shoshanna, Ph.D, Penerbit: PT Bhuana Ilmu Populer (Kelompok Gramedia)
Sekian copas-mengopas. Kalau pendapat saya sendiri, cinta dan kemelekatan adalah sesuatu yang sangat mungkin terjadi. Tapi, muncul dan peluruhannya, bisa dijadikan bahan perenungan. Mengapa muncul, mengapa luruh. Bagaimana agar tidak terombang-ambing. Belajar melihat batin yang kadang masih seperti anak-anak yang mudah terpengaruh, dan bagaimana agar bisa lebih dewasa.

Tentang pandangan Zen itu sangat menyentuh buat saya cc..  _/\_
seberapapun besarnya kita mencintai orang lain, pasti akan tetap berubah, suatu saat bisa berpisah..
tapi diri sendiri inilah yang akan selalu bersama dan menjadi pelindung sejati kita masing2..  :|
« Last Edit: 28 June 2011, 11:03:27 PM by hemayanti »
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline Brado

  • Sebelumnya: Lokkhitacaro
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.645
  • Reputasi: 67
Re: cinta vs kemelekatan
« Reply #33 on: 29 June 2011, 06:37:20 AM »
Maka dibilang pasangan yang ideal itu adalah memiliki keyakinan, kedermawanan, moralitas, dan kebijaksanaan yang seimbang. Moralitas dan kedermawanan sama menunjang untuk terlahir di kondisi yang setara. Keyakinan dan kebijaksanaan yang sama menunjang untuk 'berjalan' dengan 'pandangan' yang sama.

Tapi bukan berarti Soulmate yah Om Kainyn ? Kadang kalau sudah ketemu yang cocok.. maunya kehidupan mendatang bisa bersama lagi dengan itu2 terus..  coba kalau ga cocok deh.. wah kehidupan mendatang .. emoh  ^-^ mending cari lagi yang laen..

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: cinta vs kemelekatan
« Reply #34 on: 29 June 2011, 10:39:24 AM »
wah...cinta lagi nih  ;D

soal bisa tidaknya hidup bersama lagi ,tergantung kamma sis , seperti kisah istri dewa yang ingin kembali menjadi istri dewa tersebut lagi setelah dilahirkan di alam manusia dan akhirnya bisa karena kamma baik yg dia lakukan ( lupa suttanya)

kalau cinta di sebut kemelekatan , bukankah di buddhis diajarkan kita harus memiliki welas asih terhadap semua mahluk, bukankah itu cinta ya  ;D , kalau tidak boleh melekat terhadap cinta bisa2 jadi umat tanpa welas asih dong  ;D
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline icykalimu

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 121
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
  • from zero to hero
Re: cinta vs kemelekatan
« Reply #35 on: 29 June 2011, 06:01:53 PM »
bisa.

Sumedha dan Sumitta.

Sudhana dan Manohara. ( ada di candi borobudur ).

Siddhatta dan Yasodara.
...

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: cinta vs kemelekatan
« Reply #36 on: 29 June 2011, 06:49:15 PM »
wah...cinta lagi nih  ;D

soal bisa tidaknya hidup bersama lagi ,tergantung kamma sis , seperti kisah istri dewa yang ingin kembali menjadi istri dewa tersebut lagi setelah dilahirkan di alam manusia dan akhirnya bisa karena kamma baik yg dia lakukan ( lupa suttanya)

kalau cinta di sebut kemelekatan , bukankah di buddhis diajarkan kita harus memiliki welas asih terhadap semua mahluk, bukankah itu cinta ya  ;D , kalau tidak boleh melekat terhadap cinta bisa2 jadi umat tanpa welas asih dong  ;D
beda.. kalau merujuk ke postingan saya di thread sebelah.. cinta itu memberi.. "cinta" + lain2 yang sifatnya "imbalan" disebut transaksi..
ironisnya kadang kita lebih "mencintai" orang yang tidak dikenal dibanding orang yang dekat dengan kita..
contoh :
- kita memberi uang kepada pengemis jalanan ketika kita lewat biasa didorong oleh rasa welas asih..
kita tidak mengharapkan uang tersebut dikembalikan.. kita tidak mengharapkan apa2 dari pengemis..
- kalau orang dekat. .............. silakan bayangkan sendiri.. ^-^
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: cinta vs kemelekatan
« Reply #37 on: 30 June 2011, 08:44:01 AM »
Tapi bukan berarti Soulmate yah Om Kainyn ? Kadang kalau sudah ketemu yang cocok.. maunya kehidupan mendatang bisa bersama lagi dengan itu2 terus..  coba kalau ga cocok deh.. wah kehidupan mendatang .. emoh  ^-^ mending cari lagi yang laen..
Kalau saya tidak percaya dengan 'soulmate' karena "semua fenomena memiliki sebab".
Kita mengembangkan kedekatan kamma yang menghasilkan sebuah akibat di masa depan. Tapi kondisi selalu berubah, kita berubah, pasangan juga berubah. Memang betul, sering kali kita bertemu orang dan merasa sangat bahagia jika di dekatnya, menginginkannya. Ini adalah kemelekatan di masa lampau. Akan jadi 'soulmate' kalau si dia juga merasakan hal yang sama, tetapi akan jadi 'blind love' kalau dia tidak lagi merasakan hal yang sama dengan kita, atau kondisinya tidak memungkinkan. Maka ada yang baru bertemu beberapa minggu, langsung jadi suami-istri, ada yang baru ketemu beberapa hari, yang satu bunuh diri.

Menurut saya, menjalani hidup yang baik bersama dengan pasangan, mengembangkan kebaikan dalam hidup adalah sangat baik. Tapi mengembangkan kemelekatan terhadap pasangan adalah hal yang sangat berbahaya. Semua yang berkondisi selalu berubah, maka ada kalanya kemelekatan menghasilkan kebahagiaan, ada kalanya menghasilkan penderitaan.

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: cinta vs kemelekatan
« Reply #38 on: 30 June 2011, 01:37:20 PM »
Tentang pandangan Zen itu sangat menyentuh buat saya cc..  _/\_
seberapapun besarnya kita mencintai orang lain, pasti akan tetap berubah, suatu saat bisa berpisah..
tapi diri sendiri inilah yang akan selalu bersama dan menjadi pelindung sejati kita masing2..  :|

Iya, tulisan itu bagus. Pertama kali baca, saya juga tersentuh.

Sejujurnya, saya belum menemukan cinta lain selain Cinta Palsu. Ketika kita bertemu seseorang dan jatuh cinta padanya, kenyataannya adalah kita menemukan orang yang kita rasa paling mungkin untuk membahagiakan kita. Kita butuh dibahagiakan.

Tentang berkeluarga dan anak-anak. Apa tujuannya? Agar kita tidak kesepian, dan anak-anak adalah investasi di hari tua, mereka akan merawat kita nantinya. [maaf, saya belum punya anak, jadi belum tau rasanya mencintai anak tanpa berpikir tentang investasi].

Sepanjang hidup kita, yang kita pikirkan adalah cara meredam penderitaan (bagaimana agar kita tidak terlalu menderita). Tapi seberapa keras pun usaha kita, kita akan kembali ke titik yang sama. Yaitu suatu kenyataan bahwa kita masih belum mengatasi penderitaan, kita masih menderita.

Menurut saya, ini adalah kenyataan yang menyedihkan :|

Offline M14ka

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.821
  • Reputasi: 94
  • Gender: Female
  • Live your best life!! ^^
Re: cinta vs kemelekatan
« Reply #39 on: 30 June 2011, 01:42:00 PM »
Iya, tulisan itu bagus. Pertama kali baca, saya juga tersentuh.

Sejujurnya, saya belum menemukan cinta lain selain Cinta Palsu. Ketika kita bertemu seseorang dan jatuh cinta padanya, kenyataannya adalah kita menemukan orang yang kita rasa paling mungkin untuk membahagiakan kita. Kita butuh dibahagiakan.

Tentang berkeluarga dan anak-anak. Apa tujuannya? Agar kita tidak kesepian, dan anak-anak adalah investasi di hari tua, mereka akan merawat kita nantinya. [maaf, saya belum punya anak, jadi belum tau rasanya mencintai anak tanpa berpikir tentang investasi].

Sepanjang hidup kita, yang kita pikirkan adalah cara meredam penderitaan (bagaimana agar kita tidak terlalu menderita). Tapi seberapa keras pun usaha kita, kita akan kembali ke titik yang sama. Yaitu suatu kenyataan bahwa kita masih belum mengatasi penderitaan, kita masih menderita.

Menurut saya, ini adalah kenyataan yang menyedihkan :|

Menurut cc kalo kita gak menikah, nanti tua siapa yang jaga seandainya kita sakit? Gmn dengan anak asuh?

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: cinta vs kemelekatan
« Reply #40 on: 30 June 2011, 01:46:10 PM »
Iya, tulisan itu bagus. Pertama kali baca, saya juga tersentuh.

Sejujurnya, saya belum menemukan cinta lain selain Cinta Palsu. Ketika kita bertemu seseorang dan jatuh cinta padanya, kenyataannya adalah kita menemukan orang yang kita rasa paling mungkin untuk membahagiakan kita. Kita butuh dibahagiakan.

Tentang berkeluarga dan anak-anak. Apa tujuannya? Agar kita tidak kesepian, dan anak-anak adalah investasi di hari tua, mereka akan merawat kita nantinya. [maaf, saya belum punya anak, jadi belum tau rasanya mencintai anak tanpa berpikir tentang investasi].

Sepanjang hidup kita, yang kita pikirkan adalah cara meredam penderitaan (bagaimana agar kita tidak terlalu menderita). Tapi seberapa keras pun usaha kita, kita akan kembali ke titik yang sama. Yaitu suatu kenyataan bahwa kita masih belum mengatasi penderitaan, kita masih menderita.

Menurut saya, ini adalah kenyataan yang menyedihkan :|
Bagian kemelekatan (cinta palsu) itu saya setuju.
Untuk bagian mengasihi anak tanpa pikiran 'investasi', menurut saya bisa saja. Banyak orang-orang kaya yang walaupun foya-foya, hartanya tidak habis 7 turunan, namun tetap menyayangi anaknya. Hal ini menurut pengamatan saya karena orang tua banyak merefleksikan dirinya pada anak-anaknya. Ia melihat dirinya di masa muda dan menaruh harapan pada anaknya, maka tidak heran banyak orang tua yang memaksakan anaknya untuk mengambil jalan yang ia inginkan, bukan yang anaknya inginkan.

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: cinta vs kemelekatan
« Reply #41 on: 30 June 2011, 01:51:46 PM »
Iya, tulisan itu bagus. Pertama kali baca, saya juga tersentuh.

Sejujurnya, saya belum menemukan cinta lain selain Cinta Palsu. Ketika kita bertemu seseorang dan jatuh cinta padanya, kenyataannya adalah kita menemukan orang yang kita rasa paling mungkin untuk membahagiakan kita. Kita butuh dibahagiakan.

Tentang berkeluarga dan anak-anak. Apa tujuannya? Agar kita tidak kesepian, dan anak-anak adalah investasi di hari tua, mereka akan merawat kita nantinya. [maaf, saya belum punya anak, jadi belum tau rasanya mencintai anak tanpa berpikir tentang investasi].

Sepanjang hidup kita, yang kita pikirkan adalah cara meredam penderitaan (bagaimana agar kita tidak terlalu menderita). Tapi seberapa keras pun usaha kita, kita akan kembali ke titik yang sama. Yaitu suatu kenyataan bahwa kita masih belum mengatasi penderitaan, kita masih menderita.

Menurut saya, ini adalah kenyataan yang menyedihkan :|
saya pernah baca satu buku, di dalamnya ada quote dari E. Roosevelt.. yang berbunyi begini :
"Tidak ada seorang pun yang bisa menyakiti kita kalau kita tidak mengizinkannya"
Setelah baca quote ini, saya merenung.. dalam perenungan saya, terlintas kisah ibu Ajahn Brahm yang awalnya tegar.. kemudian menangis tersedu2 pada saat bapaknya meninggal..
Ibunya yang awalnya tegar menjadi menangis dikarenakan ucapan kerabatnya yang mengatakan dengan inti : nasibnya malang.. ditinggal suami..

Korelasinya : ibunya menjadi reaktif karena faktor lingkungan, dan "mengizinkan" orang mengatakan dirinya malang.. dan bersedih karena itu..
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: cinta vs kemelekatan
« Reply #42 on: 30 June 2011, 02:50:54 PM »
Menurut cc kalo kita gak menikah, nanti tua siapa yang jaga seandainya kita sakit? Gmn dengan anak asuh?

 [at]  M14ka: Manusiawi kok punya cinta palsu, karena kita butuh. Tapi kenyataan bahwa "kita butuh", adalah terkesan sedikit menyedihkan :| Kok seperti pengemis begitu ;D

Makanya saya salut dengan orang-orang yang melepaskan keduniawian, mendedikasikan hidup mereka untuk mengatasi "kebutuhan" ini, untuk bebas dari kenyataan menyedihkan ini.


saya pernah baca satu buku, di dalamnya ada quote dari E. Roosevelt.. yang berbunyi begini :
"Tidak ada seorang pun yang bisa menyakiti kita kalau kita tidak mengizinkannya"
Setelah baca quote ini, saya merenung.. dalam perenungan saya, terlintas kisah ibu Ajahn Brahm yang awalnya tegar.. kemudian menangis tersedu2 pada saat bapaknya meninggal..
Ibunya yang awalnya tegar menjadi menangis dikarenakan ucapan kerabatnya yang mengatakan dengan inti : nasibnya malang.. ditinggal suami..

Korelasinya : ibunya menjadi reaktif karena faktor lingkungan, dan "mengizinkan" orang mengatakan dirinya malang.. dan bersedih karena itu..

 [at]  Forte: "Keadaan menyedihkan" yang saya maksudkan, bukan berarti keadaan tersakiti/disakiti oleh siapa pun. Bukan pula keadaan memprihatinkan dalam pandangan umum (seperti miskin, hina, ditinggal mati anggota keluarga, dst).

Tapi yang saya maksudkan adalah keadaan di mana kita adalah makhluk yang melakukan "perjuangan tiada akhir" dalam meredam Dukkha (kita mencari kebahagiaan dan jaminan, dari istri/suami dan anak-anak). Keadaan memprihatinkan di mana kita tergantung pada sesuatu/seseorang.

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: cinta vs kemelekatan
« Reply #43 on: 30 June 2011, 03:03:47 PM »
betul sis.. dan IMO "konteks" lebih luas dari quote Roosevelt adalah idealnya kita tidak terombang ambing perasaan.. apakah itu rasa takut.. rasa tergantung.. kalau kita tidak mengizinkannya..
kita merasa takut.. karena kita mengizinkan rasa takut itu merasuki kita..  kita merasa tergantung.. dan membuat kita prihatin karena kita mengizinkan rasa tergantung itu berada di dalam diri kita..

dan ketika saya mengetik ini, terlintas juga kisah Zen tentang panglima dan cangkir kesayangannya, di mana panglima yang begitu gagah berani dalam perang.. tersadar seketika dia begitu takut dan langsung menangkap dengan refleks ketika cangkir kesayangannya jatuh. Akhirnya dia menyadari kemelekatannya dan melempar cangkir itu dan hancur berkeping2..

Intinya jika dikorelasikan : Panglima tersebut tidak mengizinkan rusaknya cangkir tersebut mengacaukan perasaan dirinya..

Memang saat ini saya mengetik.. saya pun hanya bisa berteori belaka.. namun ada pantasnya kita renungkan bersama-sama..
 
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline M14ka

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.821
  • Reputasi: 94
  • Gender: Female
  • Live your best life!! ^^
Re: cinta vs kemelekatan
« Reply #44 on: 30 June 2011, 03:17:40 PM »
[at]  M14ka: Manusiawi kok punya cinta palsu, karena kita butuh. Tapi kenyataan bahwa "kita butuh", adalah terkesan sedikit menyedihkan :| Kok seperti pengemis begitu ;D

Makanya saya salut dengan orang-orang yang melepaskan keduniawian, mendedikasikan hidup mereka untuk mengatasi "kebutuhan" ini, untuk bebas dari kenyataan menyedihkan ini.


Maksudnya cinta palsu spt apa cc?