Kalau definisi sila, setahu saya masih terbatas pada aturan perilaku, sama seperti vinaya. Kadang arahat juga masih melanggar vinaya (karena tidak tahu) tetapi tidak dianggap apati karena memang bukan berdasarkan noda bathin. Jika sudah bermain di pikiran, maka kebanyakan sudah masuk dalam ranah samadhi. Misalnya dalam samatha menekan nafsu, ketakutan, kegelisahan, dll. Sementara kalau berkisar Satipatthana, ini menyangkut kebijaksanaan, pemahaman tentang kebenaran. Di sini kebenaran hanyalah kebenaran, sifatnya netral, tidak berpihak, tidak ada penilaian. Memahami kebenaran adalah demikian, maka tidak ada penolakan ataupun pengejaran seperti halnya dalam sila atau samadhi (jhana). Dengan tidak adanya lagi penolakan dan pengejaran, maka tidak ada kemelekatan.
IMO,
Sila tidak hanya terbatas pada aturan perilaku, melainkan harus diiringi Samadhi dan Panna.
Jadi, terkait pembahasan sebelumnya bahwa Sila-Samadhi-Panna adalah sejalan, termasuk dalam hal ini, bahwa dalam praktik Sila sendiri, terdapat samadhi-panna (tidak terpisah).
Tahapannya, sebelum Sila (ucapan, perbuatan, pencarian benar) dilakukan, dibutuhkan pemahaman dan pikiran yg benar akan manfaat dan kenapa sila tsb mesti dijalankan (panna), juga dibutuhkan perhatian dan konsentrasi saat Sila perlu dijalankan (samadhi).... Jadi, dalam tahapan singkat sebuah 'kelakuan' kita, yg kita sebut Sila, sebenarnya sudah terdapat praktik Sila-Samadhi-Panna atau juga boleh disebut JMB-8.
Bagi praktisi pemula, semua praktik ini akan tersendat-sendat, masih perlu dipikirkan, dilatih... bagi orang lain si praktisi terlihat sebagai 'berusaha untuk berbuat benar/tidak benar2 berbuat benar', namun tentu kita mesti adil untuk membiarkan dia melatih diri sampai piawai, ia melatih Sila, dan juga bermeditasi menguatkan konsentrasinya dan selalu berusaha meningkatkan panna-nya hingga selapis demi selapis ia mengikis kekotoran batinnya dan piawai untuk selalu dalam kondisi meditatif (selalu dalam kondisi melihat segala sesuatu sebagaimana adanya dan otomatis bertindak benar tanpa perlu diusahakan)...
Bagi sebagian meditator, mereka mengajarkan jalan ringkas untuk itu, namun bagi sebagian lagi akan menerangkan bahwa ada latihan yg harus dijalankan (bisa karena biasa), semuanya kembali ke kondisi mental masing2 saja, mana yg lebih cocok terapannya. Namun saya tetap berprinsip, jalan apapun yg ditempuh: Sila-Samadhi-Panna (JMB-8) tetap terkandung dalam praktiknya tsb.
::