terbalik. yang menuduh serampangan itu adalah yg menyamakan ajahn brahm dengan devadatta tanpa bisa menyebutkan kesamaannya di mana, pelanggarannya apa, bagaimana prosesnya, apa yang diselewengkan...
berhubunga yg memposting tentang Devadatta di thread ini adalah saya, maka saya berasumsi bahwa komentar ini merujuk pada postingan saya yg itu.
saya mengklarifikasi bahwa dalam postingan itu saya tidak menyamakan Ajahn Brahm Dengan Bhikkhu Devadatta, tapi itu adalah untuk menjawab pertanyaan
"apakah ada peristiwa historis sejenis di tipitaka dan bagaimana prosesnya menurut tipitaka?" Kebetulan saya pernah membaca episode serupa dalam Vinaya Pitaka bagian Cullavagga. saya pikir jawaban ini sudah mencukupi, karena bagaimana prosesnya dalam kisah Devadattta itu, jika memang ingin tahu, saya pikir tidak sulit untuk sedikit googling, dan kitab Cullavagga juga tidak sangat tebal.
Kemiripan dengan kasus Devadatta saya simpulkan setelah membaca surat resmi dari Wat Nong Pah Pong dengan subject: "Notification of the Wat Nong Pah Pong Sangha decision to revoke the status of a branch monastery" sbb:
"Bodhinyana Monastery, Perth, Australia, with its abbot Phra Visuddhisamvarathera (Brahmavamso Bhikkhu), is revoked of its status of being a branch monastery of Wat Nong Pah Pong. Wat Nong Pah Pong and its branch monasteries both in Thailand and abroad are not in any way related to or responsible for any of the actions of Bodhinyana Monastery, Perth, Australia, lead by Phra Visuddhisamvarathera (Brahmavamso Bhikkhu), (such as) the ordination of Bhikkhunis that has taken place, and any other activity that may occur in the future."