//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Sang Buddha sebagai dokter dan ahli bedah  (Read 1504 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline aryaputra

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 155
  • Reputasi: 1
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Sang Buddha sebagai dokter dan ahli bedah
« on: 18 April 2012, 05:36:08 PM »
Sang Buddha juga dikenal sebagai dokter yg tiada bandingannya (bhisakko), ahli bedah maha unggul (sallakatto anuttaro).
Cara Sang Buddha menjelaskan Empat Kebenaran Mulia dapat dibandingkan dengan seorang dokter. Pertama-tama Beliau mendiagnosa penyakit, kemudian menemukan penyebab penyakit itu, lalu mempertimbangkan penyembuhannya dan terakhir menerapkan pengobatannya.
Penderitaan (dukkha) adalah penyakitnya, nafsu keinginan (tanha) adalah penyebab timbulnya penyakit (samudaya), dengan memusnahkan nafsu keinginan, maka penyakit dilenyapkan dan itulah penyembuhannya (nirodha-nibbana), Jalan Mulia Berunsur Delapan (magga) adalah obatnya.

Sang Buddha juga menjelaskan dengan sistematis urutan untuk bebas dari Tumimbal Lahir yg merupakan bentuk penderitaan:
Dengan berhentinya seluruh ketidak tahuan (avijja), maka bentuk2 karma (sankhara) berhenti.
Dengan berhentinya bentuk2 karma (sankhara), maka kesadaran (vinnana) berhenti.
Dengan berhentinya kesadaran (vinnana), maka batin dan jasmani (nama-rupa) berhenti.
Dengan berhentinya batin dan jasmani (nama-rupa), maka enam landasan indra (salayatana) berhenti.
Dengan berhentinya enam landasan indra (salayatana), maka kontak (phassa) berhenti.
Dengan berhentinya kontak (phassa), maka perasaan (vedana) berhenti.
Dengan berhentinya perasaan (vedana), maka nafsu keinginan (tanha) berhenti.
Dengan berhentinya nafsu keinginan (tanha), maka kemelekatan ((upadana) berhenti.
Dengan berhentinya kemelekatan (upadana), maka penjelmaan (bhava) berhenti.
Dengan berhentinya penjelmaan (bhava), maka kelahiran (jati) berhenti.
Dengan berhentinya kelahiran (jati), maka pelapukan, kematian (jara-marana), dan kesedihan, keluh kesah, penderitaan dan keputus asaan berhenti.
Demikianlah berhentinya seluruh bentuk penderitaan.
 _/\_



agak sulit untuk memahami bagaimana dunia ini ada tanpa suatu sebab pertama. TETAPI JAUH LEBIH SULIT UNTUK MEMAHAMI BAGAIMANA MUNGKIN SEBAB PERTAMA ITU BISA ADA PADA AWALNYA