//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?  (Read 32228 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« on: 02 September 2008, 10:04:49 AM »
Belakangan, di forum tercinta kita, telah timbul sedikit keributan, yang inti masalahnya adalah: apakah MMD termasuk Buddhisme / tidak.

Masing-masing pihak mengemukakan argumen masing-masing. Yang tentu saja tidak akan ditemukan kesepakatan jika tidak mengacu pada suatu sumber independent yg jelas dan valid yg dapat dijadikan patokan.

Point-point penting yg dikemukakan masing2 pihak adalah sbb:

MMD termasuk Buddhism karena:
~ bersumber pada Bahiya sutta dan Malunkyaputta sutta

MMD tidak termasuk Buddhism karena:
~ tidak menerima Jalan Mulia beruas 8
~ tidak menerima Sila Samadhi dan Panna
~ Lebih banyak mengacu kepada ajaran J Khrisnamurti ketimbang ajaran Sang Buddha sendiri

Karena perbedaan pendapat diatas, maka diperlukan suatu pendapat independensi berbobot yg dapat dijadikan suatu acuan untuk menentukan kata sepakat. Untuk itu saya mencopas artikel dibawah ini dari website:
http://www.bhagavant.com/home.php?link=naskah_dhamma_article&n_id=67

Pada artikel tersebut dipaparkan hasil kesepakatan/rumusan oleh dewan Sangha sedunia mengenai Theravada dan Mahayana (yg sekaligus dapat kita jadikan acuan sebagai "Pilar2 Buddhisme").

Jika rumusan independen ini juga tidak diakui oleh salah satu pihak yg bertikai di DC, itu terserah subjek masing2 dan tidak ada lagi yg bisa dilakukan. Pihak DC, sebagai forum yg jelas2 mengakui Buddhisme sebagai landasan, berhak menata forumnya berdasarkan pertimbangan tertentu.

::


Quote
Pokok-Pokok Dasar Pemersatu Theravada dan Mahayana

Pendahuluan

Dalam suatu faham, kepercayaan ataupun agama tentunya memiliki ciri khas dalam ide, konsep ataupun ajarannya yang membedakannya satu dengan yang lain. Meskipun dalam suatu faham, kepercayaan ataupun agama tersebut memiliki aliran atau mazab atau tradisi yang beraneka ragam, namun pastilah memiliki ciri khas, kesamaan beberapa konsep ajaran yang mendasar yang menghubungan satu dengan yang lain sehingga aliran-aliran tersebut masih dapat digolongkan dalam faham, kepercayaan ataupun agama induknya.

Buddhisme merupakan agama yang juga tidak lepas dari keberagaman aliran ataupun tradisi. Mayoritas, terdapat dua aliran atau tradisi dalam Buddhisme, yaitu Theravada dan Mahayana (dengan mempertimbangkan Vajrayana merupakan bagian dari Mahayana). Digolongkannya aliran Theravada maupun Mahayana sebagai bagian dari Buddhisme tidak lepas dari adanya kesamaan yang mendasar dalam beberapa konsep ajaran yang merupakan inti sari dari Buddha Dhamma.

Dalam tulisan kali ini, kita disuguhkan persamaan pokok-pokok dasar yang terdapat dua aliran besar dalam Buddhisme yang menjadi pemersatu keduanya. Pokok-pokok dasar pemersatu ini terdapat dalam rumusan-rumusan yang sebelumnya telah dipelajari, disusun, dan diterima oleh para rohaniawan khususnya yang tergabung dalam Dewan Sangha Buddhis Sedunia.


Rumusan Oleh Dewan Sangha Buddhis Sedunia

Pada tahun 1966, Dewan Sangha Buddhis Sedunia atau World Buddhist Sangha Council (WBSC) terbentuk di Colombo, Sri Lanka pada bulan Mei. WBSC merupakan organisasi internasional non-pemerintah yang keanggotaannya terdiri dari sangha-sangha dari seluruh dunia.

WBSC memiliki perwakilan dari tradisi Theravada, Mahayana, dan Vajrayana, yang berasal dari berbagai negara yaitu: Australia, Bangladesh, Kanada, Denmark, Perancis, Jerman, Hong Kong, India, Indonesia, Jepang, Korea, Macao, Malaysia, Mongolia, Myanmar, Nepal, New Zealand, Philipina, Singapura, Sri Lanka, Sweden, Taiwan, Thailand, Inggris dan Amerika Serikat.

Pada Kongres WBSC Pertama, salah satu pendirinya, Sekretaris-jendral, almarhum Y.M. Pandita Pimbure Sorata Thera meminta Y.M. Walpola Rahula untuk memberikan rumusan ringkas untuk mempersatukan tradisi-tradisi yang berbeda, yang kemudian secara bulat disetujui oleh Dewan. Inilah sembilan “Pokok-Pokok Dasar Pemersatu Theravada dan Mahayana”:

~ Sang Buddha hanyalah satu-satunya Guru dan Penunjuk Jalan.
~ Kami berlindung dalam Ti Ratana (Buddha, Dhamma, dan Sangha).[1]
~ Kami tidak mempercayai dunia ini diciptakan dan diatur oleh tuhan.[2]
~ Kami mengingat bahwa tujuan hidup adalah mengembangkan belas kasih untuk semua makhluk tanpa diskriminasi dan berusaha untuk kebaikan, kebahagiaan, dan kedamaian mereka; dan untuk mengembangkan kebijaksanaan yang mengarah pada perealisasian Kebenaran Tertinggi.
~ Kami menerima Empat Kebenaran Arya, yaitu dukkha, penyebab timbulnya dukkha, padamnya dukkha, dan jalan menuju pada padamnya dukkha; dan menerima hukum sebab dan akibat (Paticcasamuppada/ Pratityasamutpada).
~ Segala sesuatu yang berkondisi (sankhara / samskara) adalah tidak kekal (anicca / anitya) dan dukkha, dan segala sesuatu yang berkondisi dan yang tidak berkondisi (dhamma) adalah tanpa inti, bukan diri sejati (anatta / anatma).
~ Kami menerima Tigapuluh Tujuh (37) kualitas yang membantu menuju Pencerahan (Bodhipakkhika Dhamma / Bodhipaksa Dharma) sebagai segi-segi yang berbeda dari Jalan yang diajarkan oleh Sang Buddha yang mengarah pada Pencerahan.
~ Ada tiga jalan mencapai bodhi atau Pencerahan: yaitu sebagai Savakabuddha / Sravakabuddha, sebagai Paccekabuddha / Pratyekabuddha, dan sebagai Samyaksambuddha / Sammasambuddha. Kami menerimanya sebagai yang tertinggi, termulia dan terheroik untuk mengikuti karir Bodhisattva dan untuk menjadi seorang Sammasambuddha dalam rangka menyelamatkan makhluk lain. [3]
~ Kami mengakui bahwa di negara yang berbeda terdapat perbedaan pandangan kepercayaan-kepercayaan dan praktik Buddhis. Bentuk dan ekspresi luar ini seharusnya tidak boleh dicampuradukkan/dikelirukan (perlu dipisahkan) dengan esensi/inti ajaran-ajaran Sang Buddha.


Perluasan Rumusan

Pada tahun 1981 Y.M. Walpola Sri Rahula mengajukan alternatif rumusan yang mengacu pada 9 dasar dalam rumusan terdahulu. Rumusan tersebut berisi:
~ Apapun aliran, kelompok atau sistem kami, sebagai Buddhis kami semua menerima Sang Buddha sebagai Guru kami yang memberikan kami ajaranNya.
~ Kami semua berlindung pada Tiga Permata (Tiratana): Sang Buddha, Guru kami; Dhamma, ajaranNya; dan Sangha, Komunitas para Arya (suciwan). Dengan kata lain, kami berlindung pada Pengajar, Pengajaran, dan Hasil Pengajaran.
~ Baik Theravada ataupun Mahayana, kami tidak mempercayai bahwa dunia ini diciptakan dan diatur oleh tuhan atas kehendaknya.
~ Mengikuti keteladanan Sang Buddha, Guru kami yang merupakan perwujudan dari Belas kasih Agung (Maha Karuna) dan Kebijaksanaan Agung (Maha Prajna), kami menyadari bahwa tujuan dari hidup adalah untuk mengembangkan belas kasih bagi semua makhluk hidup tanpa diskriminasi dan untuk bekerja untuk kebaikan, kebahagiaan, dan kedamaian mereka; dan untuk mengembangkan kebijaksanaan yang mengarah pada realisasi Kebenaran Tertinggi.
~ Kami menerima Empat Kebenaran Mulia yang diajarkan oleh Sang Buddha, yaitu, Dukkha, kebenaran bahwa keberadaan kita di dunia ini berada dalam kesukaran, tidak kekal, tidak sempurna, tidak memuaskan, penuh dengan konflik; Samudaya, kebenaran bahwa kondisi-kondisi ini merupakan hasil dari sifat egois kita yang mementingkan diri sendiri berdasarkan pada ide yang salah mengenai diri; Niroda, kebenaran bahwa adanya kepastian akan kemungkinan pelepasan, pembebasan, kemerdekaan dari kesukaran ini dengan pemberantasan secara total sifat egois yang mementingkan diri sendiri; dan Magga, kebenaran bahwa pembebasan ini dapat dicapai melalui Jalan Tengah yang terdiri dari delapan faktor, yang mendorong ke arah kesempurnaan akan kemoralan (sila), disiplin mental (samadhi), dan kebijaksanaan (panna).
~ Kami menerima hukum semesta sebab akibat yang terdapat dalam Paticcasamuppada (Skt. Pratityasamutpada, Sebab Musabab Yang Saling Bergantungan), dan oleh karena itu kami menerima bahwa segala sesuatu bersifat relatif, saling berhubungan, saling berkaitan dan tidak ada yang mutlak, tetap, dan kekal di alam semesta ini.
~ Kami memahami, berdasarkan pada ajaran Sang Buddha, bahwa segala sesuatu yang berkondisi (sankhara) adalah tidak kekal (anicca), tidak sempurna dan tidak memuaskan (dukkha), dan segala sesuatu yang berkondisi dan tidak berkondisi (dhamma) adalah bukan diri/ tanpa inti (anatta).
~ Kami menerima Tigapuluh Tujuh kualitas yang berguna bagi pencapaian Pencerahan (Bodhipakkhiya Dhamma) sebagai beragam aspek yang berbeda dari Jalan yang diajarkan oleh Sang Buddha yang mendorong ke arah Pencerahan, yaitu:
Empat Bentuk Landasan Perhatian Benar (Pali: satipatthana; Skt. smrtyupasthana);
Empat Daya Upaya Benar (Pali. sammappadhana; Skt. samyakpradhana);
Empat Dasar Kekuatan Batin (Pali. iddhipada; Skt. rddhipada);
Lima Macam Kemampuan (indriya: Pali. saddha, viriya, sati, samadhi, panna; Skt. sraddha, virya, smrti, samadhi, prajna);
Lima Macam Kekuatan (bala: saddha, viriya, sati, samadhi, panna; Skt. sraddha, virya, smrti, samadhi, prajna);
Tujuh Faktor Pencerahan Agung (Pali. bojjhanga; Skt. bodhianga);
Delapan Ruas pada Jalan Mulia (Pali. ariyamagga; Skt. aryamarga).
~ Ada tiga jalan untuk mencapai Bodhi atau Pencerahan Agung berdasarkan pada kemampuan/kecakapan dan kapasitas dari masing-masing individu, yaitu: sebagai seorang Sravaka (Yang melaksanakan ajaran Sammasambuddha ), sebagai seorang Pratyekabuddha (Buddha Yang tidak memberikan pengajaran) dan sebagai seorang Samyaksambuddha (Buddha Yang Sempurna). Kami menerima jika mengikuti karir seorang Boddhisattva adalah untuk menjadi seorang Samyaksambuddha dalam rangka menyelamatkan yang lain, merupakan sesuatu yang tertinggi, mulia dan paling heroik. Tetapi ketiga kondisi ini berada dalam Jalan yang sama, tidak berada dalam jalan yang berbeda. Sesungguhnya, Sandhinirmocana Sutra, salah satu sutra Mahayana yang penting, secara jelas dan  tegas mengatakan bahwa mereka yang mengikuti garis Sravaka-yana (Wahana Sravaka) atau garis Pratyekabuddha-yana (Wahana Pratyekabuddha) atau garis Para Tathagata (Mahayana) mencapai Nibbana tertinggi dengan Jalan yang sama, dan oleh karena itu bagi mereka semua hanya ada satu Jalan Pemurnian (visuddhi-marga) dan hanya satu Pemurnian (visuddhi) dan tidak ada yang lain, dan oleh karena itu mereka bukanlah jalan yang berbeda dan pemurnian yang berbeda, dan oleh karena itu Sravakayana dan  Mahayana merupakan Satu Wahana, Satu Yana (eka-yana) dan bukanlah wahana atau yana yang berbeda.
~ Kami mengakui bahwa dalam negara-negara yang berbeda ada perbedaan mengenai tata cara hidup dari para biarawan Buddhis, kepercayaan dan praktik, upacara dan ritual-ritual, seremonial, adat istiadat dan kebiasaan umat Buddha yang bersifat umum. Bentuk eksternal (luar) dan ekspresi ini semestinya tidak boleh dicampuradukkan/dikelirukan (perlu dipisahkan) dengan esensi/inti ajaran-ajaran Sang Buddha.

Rumusan Lain

Ada beberapa tokoh ataupun sarjana Buddhis yang juga merumuskan persamaan ajaran antara Theravada dan Mahayana yang isinya sebagian besar sama dengan rumusan WBSC.

Y.M. K. Sri Dhammananda memberikan rumusan seperti berikut:
~ Kedua aliran menerima Buddha Sakyamuni sebagai Guru.
~ Empat Kebenaran Arya adalah sama persis dikedua aliran.
~ Jalan Utama Berunsur Delapan adalah sama persis dikedua aliran.
~ Paticcasamuppada atau ajaran akan Sebab-Musabab Yang Bergantungan adalah sama persis dikedua aliran.
~ Kedua aliran menolak ide akan “makhluk tertinggi” yang menciptakan dan mengatur dunia ini.
~ Kedua aliran menerima Anicca, Dukkha, Anatta dan Sila, Samadhi, Panna tanpa adanya perbedaan.


Rumusan dari Oo Maung:
~ Kesamaan dalam menerima Empat Kebenaran Arya.
~ Kesamaan dalam menerima Jalan Utama Berunsur Delapan.
~ Kesamaan dalam menerima Paticcasamuppada atau Sebab-Musabab Yang Bergantungan.
~ Kesamaan dalam menerima Anicca, Dukkha, Anatta.
~ Kesamaan dalam menerima Sila, Samadhi, Panna.
~ Kesamaan dalam menolak konsep tuhan tertinggi.

Rumusan dari Tan Swee Eng:
~ Buddha Sakyamuni merupakan pendiri Buddhisme yang asli dan berdasarkan sejarah.
~ Tiga Corak Universal (Dukkha, Anica, dan Anatta), Empat Kebenaran Arya, Jalan Utama Berunsur Delapan, dan 12 rantai Sebab-Musabab Yang Bergantungan, merupakan fondasi dasar bagi seluruh aliran Buddhisme termasuk aliran Tibet dari Vajrayana.
~ Tiga unsur latihan yaitu Kemoralan (sila), Meditasi (samadhi) dan Kebijaksanaan (prajna) adalah hal yang universal bagi semua aliran.
~ Pengorganisasian Ajaran Buddha / Dharma terbagi menjadi tiga klasifikasi (Sutra/Sutta, Vinaya, dan sastra) terdapat pada kanon Buddhis di berbagai negara.
~ Konsep pikiran melampaui materi. Pikiran sebagai hal yang mendasar dari penjinakan dan kontrol adalah hal yang fundamental bagi semua aliran.


Penutup

Dengan rumusan pokok-pokok dasar pemersatu ini, diharapkan kita dapat memahami ciri khas ajaran yang ada dalam Buddhisme yang membedakan agama besar ini dengan agama atau kepercayaan lainnya yang ada di dunia. Kita dapat memahami bahwa meskipun terdapat perbedaan antar aliran, namun memiliki ajaran pokok yang sama yang apabila diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dapat mengarahkan kita pada akhir penderitaan, Nibbana / Nirvana.

--End--

 

Catatan:
Berlindung dalam Ti Ratana bukan berarti berserah diri. Buddha dalam pengertian Guru pembimbing, dimana Sakyamuni Buddha adalah Buddha Sejarah. Dan Buddha dalam pengertian Kesadaran. Dhamma dalam pengertian Kebenaran ataupun Ajaran Buddha. Sangha dalam pengertian persaudaraan / perkumpulan para Bhikkhu Arya.
tuhan yang dimaksud adalah yang memiliki definisi: berpersonal, pencipta semesta, prima causa, ayah/ibu dari semua makhluk, paramatman, yang maha segalanya. 
Savakabuddha: pencapaian Pencerahan melalui mendengar ajaran dari Sammasambuddha.  Paccekabuddha: pencapaian Pencerahan dengan usaha sendiri tanpa mengajar. Sammasambuddha: pencapaian pencerahan dengan usaha sendiri dan mengajar.

Literatur:
The Heritage of the Bhikkhu; Walpola Rahula; New York, Grove Press, 1974; hal. 100, 137-138.
Two Main Schools of Buddhism; K. Sri Dhammananda; Brickfields, Kuala Lumpur.
Common Ground Between Theravada and Mahayana Buddhism; Tan Swee Eng; www.buddhanet.net
Theravada Versus Mahayana; Oo Maung, 2006
Disusun oleh: Bhagavant.com

Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #1 on: 02 September 2008, 10:09:56 AM »
Karena tidak ada konsep maka JMB8 4KM sudah tidak diperlukan, dan pengakuan Buddhism pun tidak diperlukan :))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #2 on: 02 September 2008, 10:13:09 AM »
Karena tidak ada konsep maka JMB8 4KM sudah tidak diperlukan, dan pengakuan Buddhism pun tidak diperlukan :))

syukurlah jika begitu, berarti tidak akan ada keributan ;D

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #3 on: 02 September 2008, 11:01:38 AM »
Kecuali masih ada keinginan dan harapan :))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #4 on: 02 September 2008, 12:46:46 PM »
loh keinginan dan harapan itu juga termasuk konsep khan???  :whistle:

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #5 on: 02 September 2008, 12:53:22 PM »
Entahlah ko markos, emang harus meditasi vippasana yah baru bisa melepas konsep, sepertinya ada yang tidak berhasil nih :)
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #6 on: 02 September 2008, 12:59:00 PM »
dear ryu,

hati2 loh......... vipassana adalah untuk memahami hakekat sesungguhnya dari nama dan  rupa, yang sesungguhnya adalah proses yang terus berkelanjutan.

jadi jangan terjebak pada kekosongan/nihilisme, atau justru ke adanya atta yang kekal........ namun kebanyakan meditator biasanya masuk ke konsep kekosongan.  _/\_

itu kenapa vipassana seyogyanya untuk melihat proses timbul dan tenggelamnya segala sesuatu......

semoga anda bisa memilah dan memilih emas di antara begitu banyaknya tembaga dan kuningan yah  ;)

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #7 on: 02 September 2008, 01:00:50 PM »
_/\_ mudah2an aye gak semakin tersesat :))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #8 on: 02 September 2008, 01:01:31 PM »
Entahlah ko markos, emang harus meditasi vippasana yah baru bisa melepas konsep, sepertinya ada yang tidak berhasil nih :)

bro ryu, saya hanya mengingatkan..  :)
sebaiknya kita berhati-hati dalam 'mengkoreksi/menilai' praktek pribadi seseorang..
siapa tau mereka adalah Ariya Sangha loh [8 pasang makhluk suci + 1-10 bodhisattvabhumi]..

kalau ada yg berperilaku buruk, kita tidak perlu menirunya..  ^-^
ingat2 hukum karma ya.  8)
hal ini juga berlaku untuk diri saya.  ;D
 _/\_


By : Zen
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #9 on: 02 September 2008, 01:06:28 PM »
Yah GBU semua deh _/\_
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #10 on: 02 September 2008, 01:10:46 PM »
Yah GBU semua deh _/\_

ada HAN-TU-HAN-TU-HAN-TU... :))
just a joke, biar ga stress, bro ryu..  ;D


By : Zen
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #11 on: 02 September 2008, 01:13:54 PM »
Belakangan, di forum tercinta kita, telah timbul sedikit keributan, yang inti masalahnya adalah: apakah MMD termasuk Buddhisme / tidak.
Lagi2,berusaha menutup2i kesalahan...
Saya rasa tidak perlu ditulis "timbul sedikit keributan",ini bukan masalah sederhana seperti pikiran anda,ini adalah fakta yang sangat jelas yang akan menjadi pegangan setiap member yang membaca di forum2 Buddhis dan ini jelas "pemaksaan" pendapat didalam MMD..

Quote
Masing-masing pihak mengemukakan argumen masing-masing. Yang tentu saja tidak akan ditemukan kesepakatan jika tidak mengacu pada suatu sumber independent yg jelas dan valid yg dapat dijadikan patokan.
Ckckckck,inti disini yang saya tanggap kita harus terpaku pada "kesepakatan" orang lain?

Quote
Point-point penting yg dikemukakan masing2 pihak adalah sbb:

MMD termasuk Buddhism karena:
~ bersumber pada Bahiya sutta dan Malunkyaputta sutta

MMD tidak termasuk Buddhism karena:
~ tidak menerima Jalan Mulia beruas 8
~ tidak menerima Sila Samadhi dan Panna
~ Lebih banyak mengacu kepada ajaran J Khrisnamurti ketimbang ajaran Sang Buddha sendiri
Sumedho masih belum menjawab tuntutan pak hudoyo,harap diingat...

Quote
Karena perbedaan pendapat diatas, maka diperlukan suatu pendapat independensi berbobot yg dapat dijadikan suatu acuan untuk menentukan kata sepakat. Untuk itu saya mencopas artikel dibawah ini dari website:
http://www.bhagavant.com/home.php?link=naskah_dhamma_article&n_id=67
Hebat banget....Perbedaan pendapat menurut saya wajar,Sang Buddha dengan JELAS berkata,"SELAMI BATIN MASING-MASING",saya rasa bro willi mengerti...

Quote
Pada artikel tersebut dipaparkan hasil kesepakatan/rumusan oleh dewan Sangha sedunia mengenai Theravada dan Mahayana (yg sekaligus dapat kita jadikan acuan sebagai "Pilar2 Buddhisme").
Sejak kapan kebenaran memiliki otoritas2?

Quote
Jika rumusan independen ini juga tidak diakui oleh salah satu pihak yg bertikai di DC, itu terserah subjek masing2 dan tidak ada lagi yg bisa dilakukan. Pihak DC, sebagai forum yg jelas2 mengakui Buddhisme sebagai landasan, berhak menata forumnya berdasarkan pertimbangan tertentu.
Berusaha menutupi kesalahan DC tapi mulai berceloteh orang lain yang salah...Jelas lah apa FORUM INI...

Silakan disanggah...

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #12 on: 02 September 2008, 01:30:06 PM »
Lagi2,berusaha menutup2i kesalahan...
Saya rasa tidak perlu ditulis "timbul sedikit keributan",ini bukan masalah sederhana seperti pikiran anda,ini adalah fakta yang sangat jelas yang akan menjadi pegangan setiap member yang membaca di forum2 Buddhis dan ini jelas "pemaksaan" pendapat didalam MMD..

Ckckckck,inti disini yang saya tanggap kita harus terpaku pada "kesepakatan" orang lain?

Berusaha menutupi kesalahan DC tapi mulai berceloteh orang lain yang salah...Jelas lah apa FORUM INI...

Silakan disanggah...

Salam,
Riky

dear Riky,

Bro Suchamda pernah berkata : ini adalah thread saya jadi terserah saya mau mengarahkan kemana

Pengingatan ini membuat saya untuk tidak berkomentar jika mempunyai pendapat yang berbeda, dengan yang diinginkan bro Suchamda.

Sementara DC diatur oleh banyak orang, dan dari yang saya tahu, pengambilan keputusan diambil dengan sangat demokratis, bukan atas pemikiran perorangan saja.

nah silahkan anda nilai sendiri..........  _/\_

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #13 on: 02 September 2008, 01:35:54 PM »
dear Riky,
Bro Suchamda pernah berkata : ini adalah thread saya jadi terserah saya mau mengarahkan kemana
Pengingatan ini membuat saya untuk tidak berkomentar jika mempunyai pendapat yang berbeda, dengan yang diinginkan bro Suchamda.
Saya sangat berterima kasih kepada anda,dengan ingin maka lebih jelaslah apakah keputusan rapat sepihak atau tidak...
Jadi saya mengasumsikan bahwa forum ini milik Sumedho dengan kata lain keputusan ini diinginkan oleh Sumedho sehingga orang lain tidak boleh berkomentar jika mempunyai pandangan yang berbeda dengan yang diinginkan oleh bro Sumedho.. :)

Quote
Sementara DC diatur oleh banyak orang, dan dari yang saya tahu, pengambilan keputusan diambil dengan sangat demokratis, bukan atas pemikiran perorangan saja.
Itu kan yang anda tahu,dan apa yang saya tahu itu berbeda,mau lihat secara demokratis atau tidak?Suruh si Sumedho postkan semua hasil pembicaraan dari awal sampai akhir,sampai sekarang ini usul saya masih tidak digubris...
Anda tidak perlu menutup2i kesalahan DC ini...

Quote
nah silahkan anda nilai sendiri..........  _/\_
Itu sudah saya nilai,silakan anda nilai sendiri juga...

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Rina Hong

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.255
  • Reputasi: -2
  • Gender: Female
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #14 on: 02 September 2008, 01:56:12 PM »
 ??? huh? jadi penasaran nih...kog pada meributkan hal yg satu ini,

Kalo MMD buddhisme lantas kenapa?? what to do with it??
kalo bukan lantas kenapa juga??

SB menunjukan jalan kepada pengikutnya, bagaimana masing-masing individu menanggapi cara yg di tunjukan, ya ga penting...

kaye nya disini kita membahas dhamma bukan memaksakan pendapat, dan bukan memperdebatkan atau memaksa moderator untuk memutuskan INI ITU budhisme atau bukan...

 ^-^ maaf rina hanya ingin mengatakan apa yg ada di pikiran rina setelah membaca beberapa thread pedebatan yg memusingkan dan SAMA SEKALI tidak memperluas wawasan dan membawa pengetahuan

« Last Edit: 02 September 2008, 01:58:44 PM by Rina Hong »
The four Reliances
1st,rely on the spirit and meaning of the teachings, not on the words;
2nd,rely on the teachings, not on the personality of the teacher;
3rd,rely on real wisdom, not superficial interpretation;
And 4th,rely on the essence of your pure Wisdom Mind, not on judgmental perceptions

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #15 on: 02 September 2008, 01:58:24 PM »
??? huh? jadi penasaran nih...kog pada meributkan hal yg satu ini,

Kalo MMD buddhisme lantas kenapa?? what to do with it??
kalo bukan lantas kenapa juga??

SB menunjukan jalan kepada pengikutnya, bagaimana masing-masing individu menanggapi cara yg di tunjukan, ya ga penting...

kaye nya disini kita membahas dhamma bukan memaksakan dhamma, dan bukan memperdebatkan atau memaksa moderator untuk memutuskan INI ITU budhisme atau bukan...

 ^-^ maaf rina hanya ingin mengatakan apa yg ada di pikiran rina setelah membaca beberapa thread pedebatan yg memusingkan dan SAMA SEKALI tidak memperluas wawasan dan membawa pengetahuan


_/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #16 on: 02 September 2008, 02:01:47 PM »
Itu kan yang anda tahu,dan apa yang saya tahu itu berbeda,mau lihat secara demokratis atau tidak?Suruh si Sumedho postkan semua hasil pembicaraan dari awal sampai akhir,sampai sekarang ini usul saya masih tidak digubris...
Anda tidak perlu menutup2i kesalahan DC ini...

dear Riky,
Bro Suchamda pernah berkata : ini adalah thread saya jadi terserah saya mau mengarahkan kemana
Pengingatan ini membuat saya untuk tidak berkomentar jika mempunyai pendapat yang berbeda, dengan yang diinginkan bro Suchamda.

Dear Riky,

bukankah seharusnya sudah jelas yang saya sebut diatas??  ;D

Jadi maklum dong kalo anda usul tapi ga digubris? Sama kok seperti yang dicontohkan Suchamda..........  ;D

itu kenapa saya share bahwa saya tidak berkomentar jika mempunyai pendapat yang berbeda

Saya sangat berterima kasih kepada anda,dengan ingin maka lebih jelaslah apakah keputusan rapat sepihak atau tidak...
Jadi saya mengasumsikan bahwa forum ini milik Sumedho dengan kata lain keputusan ini diinginkan oleh Sumedho sehingga orang lain tidak boleh berkomentar jika mempunyai pandangan yang berbeda dengan yang diinginkan oleh bro Sumedho.. :)

Sementara DC diatur oleh banyak orang, dan dari yang saya tahu, pengambilan keputusan diambil dengan sangat demokratis, bukan atas pemikiran perorangan saja.

Disini juga seharusnya sudah jelas khan?? bahwa prosesnya melalui diskusi antar moderator dan admin...... jadi asumsi anda ternyata salah......  ;)

maaf kalau boleh saya tanya bahwa jika semua hal seperti vinnana, vedana dan lainnya itu kosong, berarti MMD pun sebenarnya kosong khan?  ???

Jika selama ini selalu disebut untuk "tidak melekat", lalu kenapa bro Riky melekat dengan "MMD"?  _/\_

maaf jika saya ada salah kata yah.........  ^:)^


Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #17 on: 02 September 2008, 02:04:30 PM »
Kalo MMD buddhisme lantas kenapa?? what to do with it??
kalo bukan lantas kenapa juga??
mpok rina, pada dasarnya sih ini masalah kecil tapi impactnya yg gede...

kesimpulan ataupun keputusan dari topik ini merupakan simbol ataupun representasi tarik menarik antara orthodokser dengan liberalis (kalo boleh saya istilahkan demikian) yg berefek pada persepsi umat buddha di indonesia secara keseluruhan...
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #18 on: 02 September 2008, 02:11:32 PM »
Kalo MMD buddhisme lantas kenapa?? what to do with it??
kalo bukan lantas kenapa juga??
mpok rina, pada dasarnya sih ini masalah kecil tapi impactnya yg gede...

kesimpulan ataupun keputusan dari topik ini merupakan simbol ataupun representasi tarik menarik antara orthodokser dengan liberalis (kalo boleh saya istilahkan demikian) yg berefek pada persepsi umat buddha di indonesia secara keseluruhan...

dan ke kaskus tuh katanya :))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #19 on: 02 September 2008, 02:15:38 PM »
dan ke kaskus tuh katanya :))

sssttt....... sati....sati......  ;)

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #20 on: 02 September 2008, 07:20:53 PM »
Itu kan yang anda tahu,dan apa yang saya tahu itu berbeda,mau lihat secara demokratis atau tidak?Suruh si Sumedho postkan semua hasil pembicaraan dari awal sampai akhir,sampai sekarang ini usul saya masih tidak digubris...
Anda tidak perlu menutup2i kesalahan DC ini...

dear Riky,
Bro Suchamda pernah berkata : ini adalah thread saya jadi terserah saya mau mengarahkan kemana
Pengingatan ini membuat saya untuk tidak berkomentar jika mempunyai pendapat yang berbeda, dengan yang diinginkan bro Suchamda.

Dear Riky,

bukankah seharusnya sudah jelas yang saya sebut diatas??  ;D

Jadi maklum dong kalo anda usul tapi ga digubris? Sama kok seperti yang dicontohkan Suchamda..........  ;D

itu kenapa saya share bahwa saya tidak berkomentar jika mempunyai pendapat yang berbeda

Saya sangat berterima kasih kepada anda,dengan ingin maka lebih jelaslah apakah keputusan rapat sepihak atau tidak...
Jadi saya mengasumsikan bahwa forum ini milik Sumedho dengan kata lain keputusan ini diinginkan oleh Sumedho sehingga orang lain tidak boleh berkomentar jika mempunyai pandangan yang berbeda dengan yang diinginkan oleh bro Sumedho.. :)

Sementara DC diatur oleh banyak orang, dan dari yang saya tahu, pengambilan keputusan diambil dengan sangat demokratis, bukan atas pemikiran perorangan saja.

Disini juga seharusnya sudah jelas khan?? bahwa prosesnya melalui diskusi antar moderator dan admin...... jadi asumsi anda ternyata salah......  ;)

maaf kalau boleh saya tanya bahwa jika semua hal seperti vinnana, vedana dan lainnya itu kosong, berarti MMD pun sebenarnya kosong khan?  ???

Jika selama ini selalu disebut untuk "tidak melekat", lalu kenapa bro Riky melekat dengan "MMD"?  _/\_

maaf jika saya ada salah kata yah.........  ^:)^


Saya rasa anda sendiri yang tidak mengerti apa maksud saya dan semua kalimat anda diatas berbelit belit...
Ini saya quotekan lagi kalimat saya :
dear Riky,
Bro Suchamda pernah berkata : ini adalah thread saya jadi terserah saya mau mengarahkan kemana
Pengingatan ini membuat saya untuk tidak berkomentar jika mempunyai pendapat yang berbeda, dengan yang diinginkan bro Suchamda.
Saya sangat berterima kasih kepada anda,dengan ingin maka lebih jelaslah apakah keputusan rapat sepihak atau tidak...
Jadi saya mengasumsikan bahwa forum ini milik Sumedho dengan kata lain keputusan ini diinginkan oleh Sumedho sehingga orang lain tidak boleh berkomentar jika mempunyai pandangan yang berbeda dengan yang diinginkan oleh bro Sumedho.. :)
Baca yang diatas dengan sesakma untuk jawaban anda yang ini
Quote
Dear Riky,

bukankah seharusnya sudah jelas yang saya sebut diatas??  ;D

Jadi maklum dong kalo anda usul tapi ga digubris? Sama kok seperti yang dicontohkan Suchamda..........  ;D

itu kenapa saya share bahwa saya tidak berkomentar jika mempunyai pendapat yang berbeda
Silakan anda jawab apa yang saya tanyakan diatas alih2 berbicara hal yang lain dan mengkaburkan inti permasalahnnya...Dan silakan dijawab pernyataan saya yang lainnya daripada mengalihkan pertanyaan...

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #21 on: 02 September 2008, 07:26:24 PM »
Disini juga seharusnya sudah jelas khan?? bahwa prosesnya melalui diskusi antar moderator dan admin...... jadi asumsi anda ternyata salah......  ;)
Tunjukan kepada saya bahwa asumsi saya salah...Silakan di quote kan..Saya tunggu..

Quote
maaf kalau boleh saya tanya bahwa jika semua hal seperti vinnana, vedana dan lainnya itu kosong, berarti MMD pun sebenarnya kosong khan?  ???
Anda salah mempersepsikan MMD....Didalam MMD hal2 tersebut sudah tidak revelan...

Quote
Jika selama ini selalu disebut untuk "tidak melekat", lalu kenapa bro Riky melekat dengan "MMD"?  _/\_
Katakan pada bagian mana saya melekat pada MMD?Konsep apa yang ada didalam MMD?Tunjukanlah alih2 anda menjudge saya..
Saya balik nanya ke anda,bagaimana bila vihara dijadikan tempat pembuangan sampah?Tipitaka diubah namanya menjadi Kitab Sampah? :)

Salam,
Riky

Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Semit

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 172
  • Reputasi: 30
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #22 on: 02 September 2008, 07:42:00 PM »
Disini juga seharusnya sudah jelas khan?? bahwa prosesnya melalui diskusi antar moderator dan admin...... jadi asumsi anda ternyata salah......  ;)
Tunjukan kepada saya bahwa asumsi saya salah...Silakan di quote kan..Saya tunggu..

Quote
maaf kalau boleh saya tanya bahwa jika semua hal seperti vinnana, vedana dan lainnya itu kosong, berarti MMD pun sebenarnya kosong khan?  ???
Anda salah mempersepsikan MMD....Didalam MMD hal2 tersebut sudah tidak revelan...

Quote
Jika selama ini selalu disebut untuk "tidak melekat", lalu kenapa bro Riky melekat dengan "MMD"?  _/\_
Katakan pada bagian mana saya melekat pada MMD?Konsep apa yang ada didalam MMD?Tunjukanlah alih2 anda menjudge saya..
Saya balik nanya ke anda,bagaimana bila vihara dijadikan tempat pembuangan sampah?Tipitaka diubah namanya menjadi Kitab Sampah? :)

Salam,
Riky


Teman-teman, karena Riky_Dave sebelumnya sudah menyatakan mundur dari DC, maka apapun yang ia katakan tidak perlu lagi ditanggapi, anggap saja "bebek yang sedang bercuap-cuap".

mestinya di forum ini ada peraturan bahwa anak di bawah umur dilarang masuk, karena bikin berisik aja
« Last Edit: 02 September 2008, 07:44:09 PM by Semit »

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #23 on: 02 September 2008, 07:43:55 PM »
Disini juga seharusnya sudah jelas khan?? bahwa prosesnya melalui diskusi antar moderator dan admin...... jadi asumsi anda ternyata salah......  ;)
Tunjukan kepada saya bahwa asumsi saya salah...Silakan di quote kan..Saya tunggu..

Quote
maaf kalau boleh saya tanya bahwa jika semua hal seperti vinnana, vedana dan lainnya itu kosong, berarti MMD pun sebenarnya kosong khan?  ???
Anda salah mempersepsikan MMD....Didalam MMD hal2 tersebut sudah tidak revelan...

Quote
Jika selama ini selalu disebut untuk "tidak melekat", lalu kenapa bro Riky melekat dengan "MMD"?  _/\_
Katakan pada bagian mana saya melekat pada MMD?Konsep apa yang ada didalam MMD?Tunjukanlah alih2 anda menjudge saya..
Saya balik nanya ke anda,bagaimana bila vihara dijadikan tempat pembuangan sampah?Tipitaka diubah namanya menjadi Kitab Sampah? :)

Salam,
Riky


Teman-teman, karena Riky_Dave sebelumnya sudah menyatakan mundur dar DC, maka apapun yang ia katakan tidak perlu lagi ditanggapi, anggap saja "bebek yang sedang bercuap-cuap".

mestinya di forum ini ada peraturan bahwa anak di bawah umur dilarang masuk, karena bikin berisik aja
Wah2,hebat juga ya "kebersamaan" yang anda pupuk bersama anggota forum ini,reputasi anda sudah 12 dan tidak ada yang mempermasalahkan anda masuk lagi...Dulu anda juga sempat mengatakan mundur dari DC...Ckckck,lupa bercermin ya hari ini?
Forum ini kayaknya hanya forum buat mencari "teman" dan "dana" deh...
:)

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Mr. Wei

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.074
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #24 on: 02 September 2008, 07:46:10 PM »
 [at] Semit: g juga masih dibawah umur tahu :))

Disini juga seharusnya sudah jelas khan?? bahwa prosesnya melalui diskusi antar moderator dan admin...... jadi asumsi anda ternyata salah......  ;)
Tunjukan kepada saya bahwa asumsi saya salah...Silakan di quote kan..Saya tunggu..

Quote
maaf kalau boleh saya tanya bahwa jika semua hal seperti vinnana, vedana dan lainnya itu kosong, berarti MMD pun sebenarnya kosong khan?  ???
Anda salah mempersepsikan MMD....Didalam MMD hal2 tersebut sudah tidak revelan...

Quote
Jika selama ini selalu disebut untuk "tidak melekat", lalu kenapa bro Riky melekat dengan "MMD"?  _/\_
Katakan pada bagian mana saya melekat pada MMD?Konsep apa yang ada didalam MMD?Tunjukanlah alih2 anda menjudge saya..
Saya balik nanya ke anda,bagaimana bila vihara dijadikan tempat pembuangan sampah?Tipitaka diubah namanya menjadi Kitab Sampah? :)

Salam,
Riky


Teman-teman, karena Riky_Dave sebelumnya sudah menyatakan mundur dar DC, maka apapun yang ia katakan tidak perlu lagi ditanggapi, anggap saja "bebek yang sedang bercuap-cuap".

mestinya di forum ini ada peraturan bahwa anak di bawah umur dilarang masuk, karena bikin berisik aja
Wah2,hebat juga ya "kebersamaan" yang anda pupuk bersama anggota forum ini,reputasi anda sudah 12 dan tidak ada yang mempermasalahkan anda masuk lagi...Dulu anda juga sempat mengatakan mundur dari DC...Ckckck,lupa bercermin ya hari ini?
Forum ini kayaknya hanya forum buat mencari "teman" dan "dana" deh...
:)

Salam,
Riky

Hus, rik... jangan ngomong sembarangan... bukannya kenapa rik, bisa memancing dosa tar... _/\_

Offline Semit

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 172
  • Reputasi: 30
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #25 on: 02 September 2008, 07:50:47 PM »
Disini juga seharusnya sudah jelas khan?? bahwa prosesnya melalui diskusi antar moderator dan admin...... jadi asumsi anda ternyata salah......  ;)
Tunjukan kepada saya bahwa asumsi saya salah...Silakan di quote kan..Saya tunggu..

Quote
maaf kalau boleh saya tanya bahwa jika semua hal seperti vinnana, vedana dan lainnya itu kosong, berarti MMD pun sebenarnya kosong khan?  ???
Anda salah mempersepsikan MMD....Didalam MMD hal2 tersebut sudah tidak revelan...

Quote
Jika selama ini selalu disebut untuk "tidak melekat", lalu kenapa bro Riky melekat dengan "MMD"?  _/\_
Katakan pada bagian mana saya melekat pada MMD?Konsep apa yang ada didalam MMD?Tunjukanlah alih2 anda menjudge saya..
Saya balik nanya ke anda,bagaimana bila vihara dijadikan tempat pembuangan sampah?Tipitaka diubah namanya menjadi Kitab Sampah? :)

Salam,
Riky


Teman-teman, karena Riky_Dave sebelumnya sudah menyatakan mundur dar DC, maka apapun yang ia katakan tidak perlu lagi ditanggapi, anggap saja "bebek yang sedang bercuap-cuap".

mestinya di forum ini ada peraturan bahwa anak di bawah umur dilarang masuk, karena bikin berisik aja
Wah2,hebat juga ya "kebersamaan" yang anda pupuk bersama anggota forum ini,reputasi anda sudah 12 dan tidak ada yang mempermasalahkan anda masuk lagi...Dulu anda juga sempat mengatakan mundur dari DC...Ckckck,lupa bercermin ya hari ini?
Forum ini kayaknya hanya forum buat mencari "teman" dan "dana" deh...
:)

Salam,
Riky
Benar Riky, dulu saya sempat mengatakan mundur, tapi atas permintaan teman2 agar saya jangan pergi dulu, maka saya bersedia untuk tinggal, sedangkan anda, siapakah yang meminta anda untuk tetap tinggal? setau saya, malah teman2 udah mengucapkan selamat jalan,dsb kepada anda. dan kenapa saya diterima di sini, mungkin karena saya lebih bersahabat, tidak mengumbar kemarahan dan kebencian seperti anda.

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #26 on: 02 September 2008, 07:51:15 PM »
[at] Semit: g juga masih dibawah umur tahu :))

Disini juga seharusnya sudah jelas khan?? bahwa prosesnya melalui diskusi antar moderator dan admin...... jadi asumsi anda ternyata salah......  ;)
Tunjukan kepada saya bahwa asumsi saya salah...Silakan di quote kan..Saya tunggu..

Quote
maaf kalau boleh saya tanya bahwa jika semua hal seperti vinnana, vedana dan lainnya itu kosong, berarti MMD pun sebenarnya kosong khan?  ???
Anda salah mempersepsikan MMD....Didalam MMD hal2 tersebut sudah tidak revelan...

Quote
Jika selama ini selalu disebut untuk "tidak melekat", lalu kenapa bro Riky melekat dengan "MMD"?  _/\_
Katakan pada bagian mana saya melekat pada MMD?Konsep apa yang ada didalam MMD?Tunjukanlah alih2 anda menjudge saya..
Saya balik nanya ke anda,bagaimana bila vihara dijadikan tempat pembuangan sampah?Tipitaka diubah namanya menjadi Kitab Sampah? :)

Salam,
Riky


Teman-teman, karena Riky_Dave sebelumnya sudah menyatakan mundur dar DC, maka apapun yang ia katakan tidak perlu lagi ditanggapi, anggap saja "bebek yang sedang bercuap-cuap".

mestinya di forum ini ada peraturan bahwa anak di bawah umur dilarang masuk, karena bikin berisik aja
Wah2,hebat juga ya "kebersamaan" yang anda pupuk bersama anggota forum ini,reputasi anda sudah 12 dan tidak ada yang mempermasalahkan anda masuk lagi...Dulu anda juga sempat mengatakan mundur dari DC...Ckckck,lupa bercermin ya hari ini?
Forum ini kayaknya hanya forum buat mencari "teman" dan "dana" deh...
:)

Salam,
Riky

Hus, rik... jangan ngomong sembarangan... bukannya kenapa rik, bisa memancing dosa tar... _/\_
hus, wei..jangan ngomong sembarangan...bukannya kenapa wei,tapi gak ada yang bisa sanggah pernyataan saya... _/\_

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Mr. Wei

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.074
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #27 on: 02 September 2008, 07:53:11 PM »
 [at] riky: :))

kalaupun emank kata u bener, tapi jangan straight gitu donk ngomongnya, bisa melukai perasaan orang.

Lagian Bang Sumedho juga bikinnya dengan tujuan baik koq... klo nyari temen, ya iyalah, namanya juga 'komunitas' lagipula mana ada sih yang mau cari musuh - semuanya juga pasti mau cari temen :) , klo dana, disini nyari dana juga bukan buat keperluan pribadi koq, tapi buat operasional DC dan penyebaran Dhamma melalui DC Press, juga aksi sosial melalui DC Peduli.

Lagian g liat ini forum berguna, pandangan g jadi makin luas sejak gabung disini :))
« Last Edit: 02 September 2008, 07:57:53 PM by Mr. Wei »

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #28 on: 02 September 2008, 07:53:29 PM »
Disini juga seharusnya sudah jelas khan?? bahwa prosesnya melalui diskusi antar moderator dan admin...... jadi asumsi anda ternyata salah......  ;)
Tunjukan kepada saya bahwa asumsi saya salah...Silakan di quote kan..Saya tunggu..

Quote
maaf kalau boleh saya tanya bahwa jika semua hal seperti vinnana, vedana dan lainnya itu kosong, berarti MMD pun sebenarnya kosong khan?  ???
Anda salah mempersepsikan MMD....Didalam MMD hal2 tersebut sudah tidak revelan...

Quote
Jika selama ini selalu disebut untuk "tidak melekat", lalu kenapa bro Riky melekat dengan "MMD"?  _/\_
Katakan pada bagian mana saya melekat pada MMD?Konsep apa yang ada didalam MMD?Tunjukanlah alih2 anda menjudge saya..
Saya balik nanya ke anda,bagaimana bila vihara dijadikan tempat pembuangan sampah?Tipitaka diubah namanya menjadi Kitab Sampah? :)

Salam,
Riky


Teman-teman, karena Riky_Dave sebelumnya sudah menyatakan mundur dar DC, maka apapun yang ia katakan tidak perlu lagi ditanggapi, anggap saja "bebek yang sedang bercuap-cuap".

mestinya di forum ini ada peraturan bahwa anak di bawah umur dilarang masuk, karena bikin berisik aja
Wah2,hebat juga ya "kebersamaan" yang anda pupuk bersama anggota forum ini,reputasi anda sudah 12 dan tidak ada yang mempermasalahkan anda masuk lagi...Dulu anda juga sempat mengatakan mundur dari DC...Ckckck,lupa bercermin ya hari ini?
Forum ini kayaknya hanya forum buat mencari "teman" dan "dana" deh...
:)

Salam,
Riky
Benar Riky, dulu saya sempat mengatakan mundur, tapi atas permintaan teman2 agar saya jangan pergi dulu, maka saya bersedia untuk tinggal, sedangkan anda, siapakah yang meminta anda untuk tetap tinggal? setau saya, malah teman2 udah mengucapkan selamat jalan,dsb kepada anda. dan kenapa saya diterima di sini, mungkin karena saya lebih bersahabat, tidak mengumbar kemarahan dan kebencian seperti anda.
Silakan dibaca ini : http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=4416.msg75720#msg75720

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline F.T

  • Sebelumnya: Felix Thioris, MarFel, Ocean Heart
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.134
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • • Save the Children & Join with - Kasih Dharma Peduli • We Care About Their Future • There Are Our Next Generation.
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #29 on: 02 September 2008, 07:56:52 PM »
Sdr. Semit nampaknya anda senang mencari permasalahan dengan memberikan pernyataan yang menyudutkan anggota forum yah ... Baiklah , Saya sekarang yang meminta riky untuk stay di forum .. Riky , forum DhammaCitta selalu terbuka untukmu ...

Semoga semua mahkluk berbahagia dalam Dhamma ...

_/\_


Save the Children & Join With :
Kasih Dharma Peduli ~ Anak Asuh
May all Beings Be Happy


Contact Info : Kasihdharmapeduli [at] yahoo.com

Offline Semit

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 172
  • Reputasi: 30
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #30 on: 02 September 2008, 07:58:09 PM »
Saya minta teman2 untuk tidak menanggapi, kok malah saya yang menanggapi sang bebek? sorry... kabur ah, paling dituduh lempar tangan sembunyi batu.

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #31 on: 02 September 2008, 08:00:05 PM »
siapakah yang meminta anda untuk tetap tinggal? setau saya, malah teman2 udah mengucapkan selamat jalan,dsb kepada anda. dan kenapa saya diterima di sini, mungkin karena saya lebih bersahabat, tidak mengumbar kemarahan dan kebencian seperti anda.
bang riky, saya minta anda tinggal selama anda suka...
saya suka melihat perbedaan pendapat...
status anda dan bang semit sama di sini...
satu saran saya agar anda fokus terhadap topiknya saja dan memikirkan manfaat post anda untuk semua orang dan anda sendiri...
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline F.T

  • Sebelumnya: Felix Thioris, MarFel, Ocean Heart
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.134
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • • Save the Children & Join with - Kasih Dharma Peduli • We Care About Their Future • There Are Our Next Generation.
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #32 on: 02 September 2008, 08:02:20 PM »
 [at] Semit : Anda ingin mengatur forum ?? , :))

Silahkan kembali ke Topic, Jika tdk ada lagi pembahasan sesuai dgn topic,maka thread akan di Lock ...

:backtotopic:


Save the Children & Join With :
Kasih Dharma Peduli ~ Anak Asuh
May all Beings Be Happy


Contact Info : Kasihdharmapeduli [at] yahoo.com

Offline Mr. Wei

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.074
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #33 on: 02 September 2008, 08:02:40 PM »
 [at] semit dan riky: _/\_

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #34 on: 02 September 2008, 08:03:51 PM »
[at] riky: :))

kalaupun emank kata u bener, tapi jangan straight gitu donk ngomongnya, bisa melukai perasaan orang.

Lagian Bang Sumedho juga bikinnya dengan tujuan baik koq...

[at] Wei :)) :))

Owh...Saya balik berkata kalaupun emank kata Sumedho dkk(soal keputusan menendang MMD) benar , tapi jangan tidak disertai alasan atau argumen yang kuat dong....Dan lebih parahnya lagi sampai sekarang ini tuntutan pak hudoyo belum ditanggapi,saudara Karuna belum menarik kata2nya(kalau tidak salah ya,saya tidak baca,kalaupun salah saya minta maaf dan tolong diberikan referensi pada postingan mana saudara Karuna sudah menarik kembali kata2nya) dan semua pernyataan saya belum digubris sehingga saya menganggap bahwa asumsi saya benar...
Saya tidak minta apapun dari forum ini dan saya tidak berkepentingan apapun dengan "label" MMD,tapi yang saya permasalahkan sekarang adalah mengundang tamu baik2 dan menendang tamu dengan kurang ajar,padahal didalam forum ini apa yang anda sering kalian lontarkan kepada saya?RIKY_DAVE bersikap KURANG AJAR,TIDAK SOPAN,DLL TAPI KALIAN?APAKAH SEKARANG KALIAN MERASA SOPAN DENGAN TINDAKAN KALIAN?KEPUTUSAN KALIAN?ACARA NGEJUNK DIMANA2?APAKAH INI NAMANYA PENGENDALIAN DIRI AJARAN SANG BUDDHA DAN TIPITAKA?SAYA RASA INI BUKAN NAMANYA PENGENDALIAN DIRI TAPI LEPAS KENDALI... :)
(Silakan disanggah bagi siapapun yang merasa terganggu dengan pernyataan saya ini,alih2 dengan penyerangan  pribadi dan acara ngejunk,buat yang ngejunk silakan ngejunk di thread yang telah tersediakan,jangan mencoreng nama baik Sumedho dan global moderator,karena sikap kalian bisa saya gunakan nanti didalam perdebatan...)

_/\_

Salam,
Riky
« Last Edit: 02 September 2008, 08:06:40 PM by Riky_dave »
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #35 on: 02 September 2008, 08:07:43 PM »
Asikkkk riky disini :))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #36 on: 02 September 2008, 08:08:49 PM »
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Mr. Wei

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.074
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #37 on: 02 September 2008, 08:10:24 PM »
G juga termasuk junkers lagi :))

Jadi gak enak, saya mewakili teman2 junkers mohon maaf kalau junk kami banyak mengganggu _/\_

btw, g uda ubah postingan g, g panjangin lagi biar lebih jelas :))

Sisanya aye no comment deh... itu aye gak mau ikut campur :))


Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #38 on: 02 September 2008, 08:11:19 PM »
siapakah yang meminta anda untuk tetap tinggal? setau saya, malah teman2 udah mengucapkan selamat jalan,dsb kepada anda. dan kenapa saya diterima di sini, mungkin karena saya lebih bersahabat, tidak mengumbar kemarahan dan kebencian seperti anda.
bang riky, saya minta anda tinggal selama anda suka...
saya suka melihat perbedaan pendapat...
status anda dan bang semit sama di sini...
satu saran saya agar anda fokus terhadap topiknya saja dan memikirkan manfaat post anda untuk semua orang dan anda sendiri...

Paling2 manfaat post saya akan membuat beberapa orang keblak2an dan kebakaran jenggot,alih2 malah mereka menuduh saya yang kebakaran jenggot...
:))
100ribu orang yang menyudutkan saya pun,saya tidak akan bergeming....
Daripada menyudutkan saya mending keluarkan argumen yang mematahkan argumen saya,baru saya bisa diam...Saya ucapkan terima kasih atas sarannya..
_/\_

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #39 on: 02 September 2008, 08:14:20 PM »
Sdr. Semit nampaknya anda senang mencari permasalahan dengan memberikan pernyataan yang menyudutkan anggota forum yah ... Baiklah , Saya sekarang yang meminta riky untuk stay di forum .. Riky , forum DhammaCitta selalu terbuka untukmu ...

Semoga semua mahkluk berbahagia dalam Dhamma ...

_/\_
_/\_

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
[Jawaban2 Pak Hudoyo]
« Reply #40 on: 03 September 2008, 07:35:16 PM »
Saya akan mencopy paste jawaban2 pak hudoyo yang menurut saya patut untuk kita lihat kembali...
_/\_

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: [Jawaban2 Pak Hudoyo]
« Reply #41 on: 03 September 2008, 07:35:50 PM »
Quote:
Originally Posted by semar00 View Post
Belakangan, di forum tercinta kita, telah timbul sedikit keributan, yang inti masalahnya adalah: apakah MMD termasuk Buddhisme / tidak.

Masing-masing pihak mengemukakan argumen masing-masing. Yang tentu saja tidak akan ditemukan kesepakatan jika tidak mengacu pada suatu sumber independent yg jelas dan valid yg dapat dijadikan patokan.

Point-point penting yg dikemukakan masing2 pihak adalah sbb:

MMD termasuk Buddhism karena:
~ bersumber pada Bahiya sutta dan Malunkyaputta sutta

MMD tidak termasuk Buddhism karena:
~ tidak menerima Jalan Mulia beruas 8
~ tidak menerima Sila Samadhi dan Panna
~ Lebih banyak mengacu kepada ajaran J Khrisnamurti ketimbang ajaran Sang Buddha sendiri
Sudah tentu tidak pernah ketemu pandangan kedua belah pihak, karena dasar berpikir yang berbeda.

Pihak Moderator DC beranggapan bahwa setiap orang, setiap kelompok yang menamakan diri "Buddhis" harus memegang dan mengacu pada Empat Kebenaran Mulia, Jalan Mulia Berunsur Delapan, dan Tiratana.

Pihak MMD berpendapat bahwa MMD adalah ajaran meditasi Sang Buddha kepada Bahiya & Malunkyaputta. Dalam kedua sutta itu Sang Buddha tidak mengajarkan atau menuntut pada meditator untuk menganut suatu doktrin apa pun, termasuk doktrin yang belakangan disebut "Agama Buddha". ... Bahkan kepada Bahiya & Malunkyaputta Sang Buddha menekankan agar dalam kesadaran vipassana hendaklah "melihat munculnya pikiran sebagai pikiran semata-mata" ... ini berarti jangan melekat pada pikiran. ... Semua doktrin agama Buddha itu, juga doktrin agama apa pun, adalah pikiran, jadi jangan dilekati.

Demikianlah Moderator DC berpegang pada kulit, sedangkan MMD berpegang pada isi.

Salam,
hudoyo
« Last Edit: 03 September 2008, 07:40:49 PM by Riky_dave »
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #42 on: 03 September 2008, 07:49:28 PM »
Teman-teman, karena Riky_Dave sebelumnya sudah menyatakan mundur dari DC, maka apapun yang ia katakan tidak perlu lagi ditanggapi, anggap saja "bebek yang sedang bercuap-cuap".

mestinya di forum ini ada peraturan bahwa anak di bawah umur dilarang masuk, karena bikin berisik aja
forum ini terbuka bagi umum.
siapa saja yg ingin berdiskusi dhamma boleh mampir.

ingin datang silahken!
ingin pergi tidak ditahan.
ingin balik lagi, always welcome :)
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline andrew

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 568
  • Reputasi: 22
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #43 on: 03 September 2008, 07:52:37 PM »

Demikianlah Moderator DC berpegang pada kulit, sedangkan MMD berpegang pada isi.

Salam,
hudoyo


jadi ingat sebaris bait Zen Buddhism   

                      Warisan di luar Kitab suci
                 langsung mengarah kepada pikiran



praktisi Zen Buddhism juga banyak yang kelakuannya dianggap aneh oleh orang yang tidak mengerti...

seperti pernyataan- pernyataan...

Jika bertemu Buddha di jalan  saya akan membunuhnya !!!

bila saya mengucapkan kata Buddha, saya akan membersihkan/mencuci  mulut saya selama tiga hari...


juga kelakuan seorang guru Zen yang membakar patung Buddha di vihara untuk menghangatkan badan 
:)

 
mungkin jika kita bertemu langsung dengan orang -orang seperti mereka, kita juga akan mengatakan mereka itu orang-orang sesat,



_/\_
« Last Edit: 03 September 2008, 07:56:50 PM by andrew »

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #44 on: 03 September 2008, 07:53:49 PM »
Teman-teman, karena Riky_Dave sebelumnya sudah menyatakan mundur dari DC, maka apapun yang ia katakan tidak perlu lagi ditanggapi, anggap saja "bebek yang sedang bercuap-cuap".

mestinya di forum ini ada peraturan bahwa anak di bawah umur dilarang masuk, karena bikin berisik aja
forum ini terbuka bagi umum.
siapa saja yg ingin berdiskusi dhamma boleh mampir.

ingin datang silahken!
ingin pergi tidak ditahan.
ingin balik lagi, always welcome :)

keren ui, bro tesla.  8)
contoh seorang moderator forum yang baik. :)


By : Zen
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #45 on: 03 September 2008, 07:55:57 PM »
Bingung deh saya,bentar dilock bentar diunlock,dipindah2 kan thread yang saya buat...
Tolong dong,aye gaptek ini...Tar aye jadi bingung...
Oh ya om tesla,apakah permintaan saya sudah digubris oleh pihak DC?
_/\_

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline andrew

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 568
  • Reputasi: 22
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #46 on: 03 September 2008, 07:57:51 PM »
Teman-teman, karena Riky_Dave sebelumnya sudah menyatakan mundur dari DC, maka apapun yang ia katakan tidak perlu lagi ditanggapi, anggap saja "bebek yang sedang bercuap-cuap".

mestinya di forum ini ada peraturan bahwa anak di bawah umur dilarang masuk, karena bikin berisik aja
forum ini terbuka bagi umum.
siapa saja yg ingin berdiskusi dhamma boleh mampir.

ingin datang silahken!
ingin pergi tidak ditahan.
ingin balik lagi, always welcome :)

keren ui, bro tesla.  8)
contoh seorang moderator forum yang baik. :)


By : Zen

 :)


 _/\_

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #47 on: 03 September 2008, 08:00:44 PM »

Demikianlah Moderator DC berpegang pada kulit, sedangkan MMD berpegang pada isi.

Salam,
hudoyo


jadi ingat sebaris bait Zen Buddhism   

                      Warisan di luar Kitab suci
                 langsung mengarah kepada pikiran



praktisi Zen Buddhism juga banyak yang kelakuannya dianggap aneh oleh orang yang tidak mengerti...

seperti pernyataan- pernyataan...

Jika bertemu Buddha di jalan bunuh saya akan membunuhnya !!!

bila saya mengucapkan kata Buddha, saya akan membersihkan/mencuci  mulut saya selama tiga hari...


juga kelakuan seorang guru Zen yang membakar patung Buddha di vihara untuk menghangatkan badan   :)

 _/\_

hati2 dalam menafsirkan makna Koan Zen, bro andrew..
setahu saya itu bukan utk konsumsi pemula loh..
jd inget pengalaman pribadi nih.
awal2 saya belajar Buddhism, ketika smu,
sempat membaca buku yg judulnya : Daging Zen Tulang Zen,

saya sempat shock begitu baca tulisan di bawah ini :
ketemu Buddha, bunuh Buddha.
ketemu Arahat, bunuh Arahat.

untungnya waktu itu, ga saya masukin di hati..
akhirnya baru paham ketika kuliah mendekati akhir,
lalu ada ceramah di Vihara jogja, dgn seorang bhante muda yang baik,
dari ceramah itu, saya baru nyadar kalo itu kalimat bermakna mendalam..
mengenai realisasi ttg tanpa kemelekatan..

saran saya, hati2 dlm mengartikan makna Koan2 dalam Zen Buddhism ya.
terima kasih.
 _/\_


By : Zen
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #48 on: 03 September 2008, 08:02:38 PM »
Bingung deh saya,bentar dilock bentar diunlock,dipindah2 kan thread yang saya buat...
Tolong dong,aye gaptek ini...Tar aye jadi bingung...
Oh ya om tesla,apakah permintaan saya sudah digubris oleh pihak DC?
_/\_

Salam,
Riky
permintaan yg mana?
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline andrew

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 568
  • Reputasi: 22
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #49 on: 03 September 2008, 08:05:31 PM »

Demikianlah Moderator DC berpegang pada kulit, sedangkan MMD berpegang pada isi.

Salam,
hudoyo


jadi ingat sebaris bait Zen Buddhism   

                      Warisan di luar Kitab suci
                 langsung mengarah kepada pikiran



praktisi Zen Buddhism juga banyak yang kelakuannya dianggap aneh oleh orang yang tidak mengerti...

seperti pernyataan- pernyataan...

Jika bertemu Buddha di jalan bunuh saya akan membunuhnya !!!

bila saya mengucapkan kata Buddha, saya akan membersihkan/mencuci  mulut saya selama tiga hari...


juga kelakuan seorang guru Zen yang membakar patung Buddha di vihara untuk menghangatkan badan   :)

 _/\_

hati2 dalam menafsirkan makna Koan Zen, bro andrew..
setahu saya itu bukan utk konsumsi pemula loh..
jd inget pengalaman pribadi nih.
awal2 saya belajar Buddhism, ketika smu,
sempat membaca buku yg judulnya : Daging Zen Tulang Zen,

saya sempat shock begitu baca tulisan di bawah ini :
ketemu Buddha, bunuh Buddha.
ketemu Arahat, bunuh Arahat.

untungnya waktu itu, ga saya masukin di hati..
akhirnya baru paham ketika kuliah mendekati akhir,
lalu ada ceramah di Vihara jogja, dgn seorang bhante muda yang baik,
dari ceramah itu, saya baru nyadar kalo itu kalimat bermakna mendalam..
mengenai realisasi ttg tanpa kemelekatan..

saran saya, hati2 dlm mengartikan makna Koan2 dalam Zen Buddhism ya.
terima kasih.
 _/\_


By : Zen


saya ngga mengartikan kok ...
saya cuma menulis yang terlintas di pikiran saya...

kisah-kisah ini , buku kartunnya juga di jual bebas  :)
tapi terima kasih ... masukannya   :) tanda adanya kepedulian  :)

 _/\_

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #50 on: 03 September 2008, 08:26:37 PM »
Bingung deh saya,bentar dilock bentar diunlock,dipindah2 kan thread yang saya buat...
Tolong dong,aye gaptek ini...Tar aye jadi bingung...
Oh ya om tesla,apakah permintaan saya sudah digubris oleh pihak DC?
_/\_

Salam,
Riky
permintaan yg mana?
Soal ngejunk itu...
_/\_

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #51 on: 03 September 2008, 08:35:08 PM »
Soal ngejunk itu...
_/\_

Salam,
Riky
kami akan beres2 pastinya...
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #52 on: 03 September 2008, 08:38:29 PM »
Soal ngejunk itu...
_/\_

Salam,
Riky
kami akan beres2 pastinya...
Saya ucapkan terima kasih,saya pikir bahwa semua orang di DC telah "buta"... :)

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #53 on: 03 September 2008, 09:14:18 PM »
Soal ngejunk itu...
_/\_

Salam,
Riky
kami akan beres2 pastinya...
Saya ucapkan terima kasih,

Salam,
Riky

sebelum salah sambung, kami akan beres2 bukan artinya topic riky dijamin bebas junk yah :) kami sedang bekerja ;D

Quote
saya pikir bahwa semua orang di DC telah "buta"... :)
sepertinya kebanyakan punya 2 mata utk melihat kok :)
mungkin pikiran kita yg buta shg melihat orang lain buta.
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #54 on: 03 September 2008, 09:18:01 PM »
Soal ngejunk itu...
_/\_

Salam,
Riky
kami akan beres2 pastinya...
Saya ucapkan terima kasih,

Salam,
Riky

sebelum salah sambung, kami akan beres2 bukan artinya topic riky dijamin bebas junk yah :) kami sedang bekerja ;D

Quote
saya pikir bahwa semua orang di DC telah "buta"... :)
sepertinya kebanyakan punya 2 mata utk melihat kok :)
mungkin pikiran kita yg buta shg melihat orang lain buta.
Apakah anda mengerti kata "buta" yang saya artikan?...
Janganlah berspekulasi lagi... :)
Oh,saya asumsikan belum berati para junkers bisa tunduk pada Sumedho atau mungkin lebih tepatnya Sumedho yang tunduk pada mereka? :)
:whistle:
_/\_

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #55 on: 03 September 2008, 09:24:52 PM »
Apakah anda mengerti kata "buta" yang saya artikan?...
Janganlah berspekulasi lagi... :)
buta artinya cacat tidak dapat melihat.
kalau memiliki arti lain, silahkan jelaskan... saya tidak dapat membaca pikiran orang lain :)
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #56 on: 03 September 2008, 09:50:54 PM »
Oh,saya asumsikan belum berati para junkers bisa tunduk pada Sumedho atau mungkin lebih tepatnya Sumedho yang tunduk pada mereka? :)
:whistle:

Atau boleh juga saya berasumsi.. kalau Medho penuhi permintaan Riky.. berarti Sumedho yang tunduk pada Riky ?
Kalau gak ada junkers, berarti Junkers juga tunduk pada Riky..

Kipas2.. panas2.. :)) Gerah banget ya di sini.. banyak api ya :))

Riky mode ON
Ei.. "penguasa" DC request donk racun api.. kebakaran neh :))
Riky mode OFF

Dikatakan buta ya buta lho.. Yang penting walau buta bisa happy :))
Tapi buta2 keren juga lo.. Aye ada ketemu ama tuna netra bisa juga bikin blog.. :)

Sorry ya riky.. Aye gak tahan buat nge-Junk :))
« Last Edit: 03 September 2008, 10:04:04 PM by FoxRockman »
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #57 on: 03 September 2008, 09:53:20 PM »
Soal ngejunk itu...
_/\_

Salam,
Riky
kami akan beres2 pastinya...
Saya ucapkan terima kasih,

Salam,
Riky

sebelum salah sambung, kami akan beres2 bukan artinya topic riky dijamin bebas junk yah :) kami sedang bekerja ;D

Quote
saya pikir bahwa semua orang di DC telah "buta"... :)
sepertinya kebanyakan punya 2 mata utk melihat kok :)
mungkin pikiran kita yg buta shg melihat orang lain buta.
Apakah anda mengerti kata "buta" yang saya artikan?...
Janganlah berspekulasi lagi... :)
Oh,saya asumsikan belum berati para junkers bisa tunduk pada Sumedho atau mungkin lebih tepatnya Sumedho yang tunduk pada mereka? :)
:whistle:
_/\_

Salam,
Riky
Oh dan Sumedho harus tunduk sama anda yah :))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #58 on: 04 September 2008, 09:29:34 AM »
sepertinya kebanyakan punya 2 mata utk melihat kok :)
mungkin pikiran kita yg buta shg melihat orang lain buta.
dalem maknanya bro tesla. :)
 _/\_


By : Zen
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #59 on: 04 September 2008, 09:31:34 AM »
sepertinya kebanyakan punya 2 mata utk melihat kok :)
mungkin pikiran kita yg buta shg melihat orang lain buta.
dalem maknanya bro tesla. :)
 _/\_


By : Zen
Tambahan : dan menjadi membabi buta :))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #60 on: 04 September 2008, 10:34:19 AM »
sepertinya kebanyakan punya 2 mata utk melihat kok :)
mungkin pikiran kita yg buta shg melihat orang lain buta.
dalem maknanya bro tesla. :)
 _/\_


By : Zen
Tambahan : dan menjadi membabi buta :))

tambah bingung

sebelumnya ada yg bicara soal 'buta'... yg artinya cukup dalam
sekarang ditambah lagi ada  'babi yg buta'.... yg artinya pasti lebih dalam lagi...

berat cing

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #61 on: 04 September 2008, 08:34:18 PM »
Apakah anda mengerti kata "buta" yang saya artikan?...
Janganlah berspekulasi lagi... :)
buta artinya cacat tidak dapat melihat.
kalau memiliki arti lain, silahkan jelaskan... saya tidak dapat membaca pikiran orang lain :)
Baguslah kalau anda sudah mulai bisa bertanya... :)
"buta" bisa saya asumsikan sebagai "berat sebelah"... :)
_/\_

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #62 on: 04 September 2008, 08:36:21 PM »
Oh,saya asumsikan belum berati para junkers bisa tunduk pada Sumedho atau mungkin lebih tepatnya Sumedho yang tunduk pada mereka? :)
:whistle:

Atau boleh juga saya berasumsi.. kalau Medho penuhi permintaan Riky.. berarti Sumedho yang tunduk pada Riky ?
Kalau gak ada junkers, berarti Junkers juga tunduk pada Riky..

Kipas2.. panas2.. :)) Gerah banget ya di sini.. banyak api ya :))

Riky mode ON
Ei.. "penguasa" DC request donk racun api.. kebakaran neh :))
Riky mode OFF

Dikatakan buta ya buta lho.. Yang penting walau buta bisa happy :))
Tapi buta2 keren juga lo.. Aye ada ketemu ama tuna netra bisa juga bikin blog.. :)

Sorry ya riky.. Aye gak tahan buat nge-Junk :))

Gpp koq,saya sudah serahkan pada yang di"atas" lho.. :))
Asumsi saya untuk pernyataan anda sih,anda sedang mengungkapkan sikap "kebakaran jenggot" anda... :)

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #63 on: 04 September 2008, 08:52:55 PM »
Damai2 aja tuh :))
Percuma kipas2.. gak mempan :))
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #64 on: 04 September 2008, 08:53:13 PM »
Panggil junker lagi ah :whistle:
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline Gun@saro

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 111
  • Reputasi: 15
  • Gender: Male
  • Satisampajañña
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #65 on: 05 September 2008, 09:41:09 PM »
SUKU KALAMA... KALAMA-KAH KITA?


Harap maklumnya jika ini wacana bernuansa OOT, yah...
Jika kita ilustrasikan saja isi Kalama Sutta sebagai skenario, dan kita terlibat didalamnya, berperan langsung dah istilahnya.
Suku Kalama terdiri dari insan yang cerdas, kritis, dan open-minded; cenderung mencari jawaban akan fenomena kehidupan spiritual. Tidak enggan² mencari kebenaran melalui banyak guru agama kala itu. Semua menyatakan diri dan ajarannya masing² sebagai yang paling tepat dan paling benar. Suku Kalama terima, karena itu hak masing² pimpinan agama; itu sikap yang baik. Namun secara prinsip, selama masih kurang pas (cocok), maka pencarian itu tidak akan berhenti. Bathin yang haus akan kebenaran fenomena kehidupan.

Lantas mereka ditawarkan dengan suatu pemahaman yang beda dengan yang lain ketika menanyakan akan kebenaran hakiki kepada Buddha Gotama. Nah, sering kali dalam berbagai kesempatan, saya mendengar dan membaca; kayanya tidak sedikit rekan Buddhis menyerap maknanya hakiki dari Sutta tersebut secara kurang optimal (saya tidak bilang salah). Misalnya: "Jangan mudah percaya isi kitab sucimu... ~ atau ~ Jangan percaya begitu saja apa yang tertulis dalam kitab suci..."
Padahal isi suatu tulisan (bukan hanya Sutta), perlu dipahami secara keseluruhan dan juga tepat. Jangan percaya, semata-mata hanya karena, sesuatu itu tertulis dalam kitab suci... namun apabila ajaran itu..."
Ada 2 penekanan yang penting:
1) Semata-mata hanya karena... (kritik)
2) Namun apabila... (saran)

Ilustrasi utk poin pertama adalah: ketika seorang cewe menanyakan cowonya akan alasan mengapa si cowo mencintainya? Jawabnya: "Yah, karena sudah tertulis dalam primbon!" Cewe: "Yah, tapi alasannya pribadimu apa?" Cowo: "Yah, karena itu sudah ditulis dalam primbon!" Cewe: "Dasar tulisan primbon itu apa? Mengapa dikau harus pilih daku?" Cowo: "Yah karena itu dalam primbon sudah tertulis demikiannn!!!"
Singkat istilahnya: jangan percaya membabi buta, tanpa landasan pengertian benar; yah itu, semata-mata hanya karena ini atau itu, yang tidak ada pondasi pengertian benar.
Lantas baromenternya apa dong? Mengarahkan kepada pengembangan bathin guna mengikis lobha, dosa, & moha ~ atau tidak? Mengapa harus demikian? Karena itulah akar penderitaan; jadi sinkron kan? Sebabnya penderitaan LDM, supaya tidak menderita: lakukan tindakan yang melenyapkan LDM...

Nah, lantas ada yang mungkin berpikir: lho Kalama Sutta itu kan juga merupakan isi dari kitab suci Tipitaka. Kita tidak boleh yakin begitu saja dong? Kata² yang tepat adalah: "jangan yakin, semata² hanya karena Kalama Sutta adalah isi dari Tipitaka" Jadi ilustrasinya adalah, ketika ditanya mengapa yakin dgn prinsip Kalama Sutta; maka tipikal ini akan menjawab: "Yah of course lah, masa of course dong? Kan itu merupakan bagian dari Tipitaka!" Artinya, ditanya gimanapun, tidak ada penjelasan selain keukeuh dgn jawaban: "Karena itu bagian dari Tipitaka" ~ inilah yang disebut dgn SEMATA² HANYA KARENA (gak ada yang lain, gak ada lebih, ituuu sajaaa).

Mengapa Kalama Sutta?
Tidak semua orang cocok dengan Kalama Sutta; namun sebagian bilang bahwa itu sangat scientific. Karena menurut pendekatan ilmiah; justru analisa, sintesa, dan pembuktian merupakan barometer paling jitu dari suatu proses pengungkapan fakta. Kita tahu itu dalam Buddhis: Ehipassiko. Apakah kita seperti Suku Kalama atau tidak? Yang tidak mudah menerima begitu saja penyataan guru agama lain dgn pernyataan bahwa mereka dan ajarannya paling benar ~ justru tertantang dengan penrnyataan Buddha Gotama?
Tidak ada kewajiban utk menyetujui Kalama Sutta; ini tergantung sikap, karakter, & preferensi bathin masing². Namun setidak²nya, di dalam memulai apapun, kita membutuhkan Minimum Requirement (tool/kit). Kita lahir, mau berkomunikasi, meskipun lahir di negara yang kurang kita sukai (akhirnya), tetap kita kudu belajar bahasanya, supaya bisa berkomunikasi. Kita mau berdagang, kita butuh Minimum Requirement akan matematika dasar utk berhitung.
Nah, jika memahami Kalama Sutta versi antik; yang "jangan mudah percaya begitu saja" ~ semuanya harus dibuktikan sendiri, ditolak dulu sebelum diyakini. Model ini, arahnya: tidak masuk sekolah TK/SD, tapi mencari sendiri ilmu bahasa atau matematika. Yah, karena kedua ilmu itu belum tentu otentik dari pengajar awalnya. Ada distorsi atau tidak, dll...
Artinya, kita perlu setidaknya lajakan awal utk bisa menjadi pijakan utk berkelanjutannya sesuatu. Mungkin dari rekan² di sini ada yang pernah pindah agama, kan? Coba flash-back kembali, mengapa itu bisa terjadi? Ada yang prosesnya panjang, ada yang cukup instant. Kalo yang instant, pasti ada suatu turning-point "unik" yang membuat bathin saat itu memutuskan sesuatu. Mungkin 'sesuatu' itu juga tidak berlaku utk pihak lain, karena kita masing-masing memang berbeda semua...

Nah, jika Kalama Sutta yang oleh sebagian orang cukup kental value scientificnya, masih tidak bisa dijadikan Minimum Requirement (MR) utk mempelajari suatu ajaran. Entah karena itu dianggap sebagai kreasi cendikiawan supaya Buddhisme nampak lebih scientific. Tidak apa² juga, artinya silahkan gunakan MR lainnya yang lebih cocok saja.
Karena saya cocok dengan MR: Kalama Sutta, maka saya akan bahas yang sejauh saya alami saja. Saya pernah berdiskusi juga tentang keotentikan suatu kitab; apakah itu sahih merupakan sabda langsung dari pendiri agama yg bersangkutan? Jawaban analisisnya begini:
~ Jika itu benar bukan sabda langsung pendiri agamanya, lantas?
~ Jika itu benar merupakan sabda langsung pendiri agamanya, lantas?

Apakah berarti jika itu tidak otentik (bukan sabda langsung), lantas, tidak akan diyakini, tidak akan dipraktikkan?
Apakah berarti jika itu otentik (sabda langsung), lantas, baru diyakini, dan dipraktikkan?
Mengapa pertanyaan analisis ini diutarakan utk pertanyaan sejenis? Ini sebagai barometer: sejauh mana pertanyaan sejenis ini bermanfaat bagi pengembangan bathin utk merealisasi kebahagiaan luhur? Sama halnya ketika kita diskusi dgn umat Nasrani, yang kita sampaikan bahwa tidak relevan: apakah tahu akan manusia pertama di bumi dgn masuk surga. Bukan pertanyaannya salah lho... tapi apakah bermanfaat optimum utk pengembangan bathin?

Ekstrimnya, bagaimana jika terbukti (entah gimana caranya), bahwa ada kitab yang tidak otentik (bukan sabda langsung); namun isinya ada kebenaran yang bisa dibuktikan?
Atau sebaliknya, suatu kitab terbukti (entah gimana caranya), otentik merupakan sabda langsung dari guru pendirinya; namun isinya ada yang tidak sesuai norma umum (misalnya Frech Kiss dengan kerbau, misal lho)?

Jika kita lihat pattern-nya, bukankah jika memang demikian, bahwa suatu otentisitas kitab dijadikan suatu yang "sakral" (pinjam istilah dari rekan kita) sebagai barometer kebenaran suatu ajaran. Maka ini kontra-produktif dengan spirit Kalama Sutta, benar? Perlu perenungan yah. Artinya, SEMATA-MATA KARENA KITAB ITU OTENTIK, maka akan saya yakini/percayai? Alasannya mengapa? Yah, karena otentik. Sebaliknya: mengapa tidak percaya? Karena tidak otentik? Tapi kan isinya baik, idealnya percaya dong? Gak, karena gak otentik... Ini menjadi prinsip dari semata-mata hanya karena...

Wah... Gunasaro ini keblinger, masa mendiskusikan ke-otentik-an suatu ajaran tidak boleh? Gak ada ungkapan "tidak boleh", namun cuma soft-reminder saja, karena jika berlarut²; tanpa diwaspadai, diskusi sudah terseret ke arah dominatif dan seakan² (terkesan), jika ini tidak terbutki otentik, gak bisa dah (harga mati) ~ seakan² lho... ibaratnya lho... Itu kesan yang muncul, oleh sebab itu, saya bilang ~ memang kurang bermanfaat bagi kemajuan bathin. Ini juga, kalau berkenan menggunakan Kalama Sutta sebagai Minimum Requirement akan saddha kita lho. Jika tidak berkenan, mo gunakan versi lain, silahkan juga...


KALAMA SUTTA, OTENTIK KAH?
Nah, apakah Kalama Sutta yang digunakan Gunasaro sebagai MR ini adalah otentik merupakan sabda Sang Buddha? Jangan² ini mah modivikasi intelektual para cendikiawan Buddhis saja? Bicara soal pembuktian keabsahan, saya nyerah TKO, langsung di tempat dah... Sama halnya bahwa yang berasumsi itu tidak otentik juga tidak bisa membuktikan bahwa itu tidak otentik juga, kan? Kecuali, kedua pihak bisa sama² kembali ke masa itu (kala Suku Kalama berdialog dgn Buddha).
Ini mirip diskusi Buddhis & Nasrani:
N: Jika bukan Tuhan yang ciptakan alam semesta yg begitu dahsyat, siapa lagi?
B: Gak tahu.
N: Yah itu, artinya sudah jelas Tuhan.
B: Bisa U buktikan dgn langsung/nyata?
N: (muter sana-sini, sampai kesimpulan) Gak bisa.
B: Berarti bukan Tuhan yang ciptakan.
N: U Bisa buktikan?
B: (straight forward) Gak bisa.
N: Nah kan, berarti Tuhan yang ciptakan.
B: Bisa buktikan?

Kapan selesainya??? Mengapa gak perlu, karena mengaji sesuatu yang ada di luar kemampuan dan kepentingan kita toh? Contoh lagi... Konon Bhikkhu Myanmar mimpi ke surga & akhirnya jadi Nasrani. Gimana komentar para Buddhis? Tahu dong? Gimana pula komentar para Nasrani? Tahu dong? Semua berkomentar atas kepentingan masing² lah. Kita sebagai Buddhis bisa gampang bilang: "Itu rekayasa, kerjaan orang dalam, salah nafsir mimpi, dll..."
Kemudian Dewa & Mercy dari Nasrani menjadi Buddhis, kita bilang: "Sungguh open minded, parami lampaunya luar biasa, buku yang ditulis dahsyat..." Gimana komentar umat Nasrani lainnya? Singkat, padat, dan jelas: "Sesat!"

Kembali lagi kepada pembuktian, lantas, apa dong barometernya? Sesuai isi Kalama Sutta itu sendiri, "namun apabila ajaran tersebut, bla³..." Dhammanusati: menuntun ke dalam bathin, bisa diselami oleh bathin masing², sangat dekat, tidak ada jedah waktu, menantang utk dibuktikan... Nah, apakah isi Kalama Sutta itu sendiri berkesesuaian (sinergi) dengan sikap (karakter) bathin yang bersangkutan? Mengena? Terasa dalam kalbu sebagai barometer utk belajar kebenaran seperti yang dialami Suku Kalama? Jika iya, berarti cocok dong? Jika tidak, berarti tidak cocok, gak apa². Mungkin belum dituntun ke dalam bathin, belum diselami, masih jauh, atau tidak berusaha jujur utk diadu dgn bathin sendiri? Bisa banyak alasannya.
KALAMA SUTTA, makan, KALAMA SUTTA sendiri... Tidak, tidak kontra-produktif, justru menguatkan jika ditelaah secara komprehensif. Bahkan isu otentik pun bukan kendala sama sekali. Mengapa, karena itu ilmiah & cocok dengan banyak orang. Entah itu namanya Kalama Sutta, Kilimi Sutti, Kulima Sittu, Sutti Kulami, atau Om Albert Eitene yang bilang. Kebenaran yang cocok dengan sifat bathin kita, pasti akan cocok; gak masalah itu kata siapa atau otentik atau tidak? WHAT instead of WHO...


YAKIN (SADDHA) & PERCAYA (IMAN)...
Buddhisme menekankan pada keyakinan; yakni yang tumbuh dari proses pengertian benar, praktik benar, "tumbuh-kembang" keyakinan (saddha). Non-Buddhis menekankan pada iman: berbahagialah engkau yang percaya meskipun tidak melihat. Masing² bangga sekali dengan keyakinan dan iman yang dipegang; boleh² saja kan, semua butuh proses. Saya juga dulunya versi iman koq, simple & asyik ~ akhirnya pilih yang kompleks dan sulit juga.
Jadi penekanan adalah pada pembuktian dan pengalaman, bukan pembuktian keotentikan (atau mungkin ada Sutta-nya? yg saya tidak tahu?). Yah jelas, karena pembuktian otentisitas sudah gak bisa dilakukan, beda ruang dan waktu, kan? Jangankan beda 2550 tahun. Berapa banyak orang yang saat Buddha Gotama, tidak yakin dengan Beliau? Memfitnah Beliau. Bahkan Bhikkhu Devadatta yang jago kemampuan abinna pun mo bunuh Beliau ~ konon, menurut yang ngerti meditasi, utk memiliki abhinna, kudu mencapai Jhana dulu (yah?), pra-syarat Jhana: 5 halangan/rintangan bathin idle/mengendap. Ternyata itu saja tidak menjamin yah?
Zaman doeloe saja banyak yang tidak percaya, sudah dengar langsung lho (dengan berpikir, ini orang bicara ngaco, pembohong, dll) ~ lha gimana dengan orang yg sekarang? 2550 tahun setelah itu, bayangkan saja alasan yang bisa dibuat utk menolak.
Contoh: ada Sayalaz Ganosuri mengaku bisa meditasi melihat kehidupan lampau, pernah lahir jadi babi di kampungnya Suku Kala-Lama-Banget dan mendengar Buddha berdiskusi dgn Suku Kala-Lama-Banget. Kan itu Sayalaz Ganosuri punya pengakuan, gak bisa buktikan apa² koq, bisa saja dia ngaco dan cari popularitas! 1001 alasan bisa dicari atau diciptakan.

Apakah yakin dengan/bahwa: bayi Siddhattha menginjak 7 langkah & keluar lotus, relevan dengan perealisasian Nibbana? Sang Buddha dengan keajaiban ganda, percaya atau tidak bisa mengikis LDM? Yang pasti, ketika bersikukuh bahwa itu salah ~ atau sebaliknya ~ bersikukuh itu benar, maka LDM dipastikan menebal. Lho, gimana bisa begitu? Kitab mana yang bilang begitu? Ini kontra produktif lagi dgn Kalama Sutta ~ benar tidaknya diukur dari Kitab ~ sudah ketemu Sutta/Kitab, kemudian ditanya lagi, apa otentik? Bukankah itu bisa saja kreasi atau tafsir?
Tidak perlu Sutta/Kitab/Abhidhamma ~ buktikan dan selami dalam bathin masing² saja. Bagaimana reaksi bathin kita ketika ada postingan yang mendukung pernyataan kita? Bagaimana reaksi bathin saat poin Reputasi di forum menurun drastis? Gak butuh pergi ke India, studi bahasa, cek DNA, dll... Dhamma bisa diselami dalam bathin masing², yah tentunya yang ada relevansinya dgn pengembangan bathin ~ bukan pengembangan intellectual knowledge semata.

Apakah Kalama Sutta begitu "sakral" ~ atau tidak bisa dibuktikan secara aktual? Coba kita refleksikan dalam kehidupan sehari². Berapa banyak ajaran ortu, guru sekolah, atau sahabat sejati kita ~ yang mengingatkan kita utk tidak percaya sesuatu dgn membabi-buta. Mo nikah dgn jodoh saja, mereka akan carikan calon yang memiliki bibit, bebet, & bobot yang bagus. Mo beli emas, diajarin cara pilih emas asli yg tepat. Mau berdagang diajarkan supaya tidak ditipu. Saya pribadi beberapa saat lalu ditipu, karena begitu gampang percaya dengan orang lain; tidak ada yang ajarin, tapi bisa belajar sendiri dari pengalaman tsb?
Jadi, banyak tuh "Kalama Sutta²" yang kita petik dikit demi sedikit dari dulu hingga sekarang. Akumulasi itulah yang lantas membentuk kita bisa menerima dgn mantap, ketika kita baca Kalama Sutta dari Tipitaka. Kita begitu mantap menerima itu sebagai pegangan MR utk belajar kebenaran. Coba kita telaah, apakah karena Kalama Sutta-nya sendiri/semata, atau akumulasi sikap bathin kita selama ini, yang meyakini isi Sutta tersebut? Mana yang menjadi tumpuannya? Bathin kita, atau isi Sutta-nya? Jika semata-mata karena isi Sutta-nya, tentu semua orang akan bereaksi yang sama, kan?

Apakah cerita Devadatta yang ingin membunuh Buddha dan memecah-belah Sangha, sebagai suatu skenario cerita utk nakut²in umat atau ide apalah, gitu? Apakah cerita itu "sakral" dan tidak bisa dibuktikan dalam aktualitas keseharian kita? Coba kita lihat dalam masyarakat kita, entah itu di grass root atau bahkan elite politikus. Partai pecah, sekte pecah, anak bunuh ortu, suami khianati istri, istri selingkuh kemudian bunuh suami utk ambil harta. Wakil ketua partai bongkas aib ketua, kemudian naik menjadi ketua, dll...
Gak perlu ceritanya yang persis, namun essensiilnya sudah sama ~ akarnya dari LDM, gak ada yang terlalu "sakral", aneh bin ajaib...

Lantas, gimana dengan versi kitab sekte ini dan versi kitab sekte itu? Salah benarnya gimana? Jika beda, pasti salah dong? Sudah pasti gak ada yang benar? Sederhanakan saja: kedua²nya salah, lantas? Jika merujuk kepada Kalama Sutta sebagai MR; maka, jalan paling patut & pantas adalah: VERIFIKASI, pembuktian ~ bukan dengan pengambilan asumsi.
Jika kesimpulan diambil berdasarkan asumsi (ingat debat Nasrani~Buddhis di atas tentang Tuhan), bukankah itu kontra-produktif dgn semangat Buddhisme itu sendiri? Verifikasi (pembuktian) sinergi dengan Ehipassiko. Apakah isi kitab itu bisa diaktualisasikan? Terbukti ada dalam bathin masing²? LDM ada dalam perpaduan nama & rupa ini, usaha pengikisannya ada dalam perpaduan nama & rupa ini, padamnya pun ada pada perpaduan nama & rupa ini... Apabila ada ajaran yang membicarakan tentang pemadaman LDM, artinya, selayaknya bisa dialami langsung, dibuktikan langsung oleh bathin masing² kan? Bukan justru dilacak otentisitasnya, yang itu justru menjauh dan tidak relevan semangat Buddhisme itu sendiri...

Namun, bagaimanapun juga ~ semua kembali kepada preferensi dan karakter bathin masing² lah... tidak bisa dipaksakan. Butuh kejelian, kejujuran, & sportiv dari bathin masing² untuk menelaah. Ada kecenderungan muncul pro & kontra dari setiap pernyataan. Ketika itu muncul, bagaimana reaksi bathin sendiri, masing² lah yang tahu persis kualitasnya. Kadang kala pihak lain pun bisa menilai dengan sangat jelas sekali. Semakin ditutupi, dibungkus, dan dipermak ~ justru akan nampak semakin tegas. Ibarat wanita/bencong yang ingin nampak feminim, justru make-up-nya norak; selain nampak tidak cantik, ketahuan norak atau bencong-nya (bukan mo niat mendiskreditkan orang bencong yah)...

Jika ada ungkapan dari tulisan ini yang kurang berkenan; yah, mari belajar bersama-sama utk diterima sebagaimana apa adanya. Bukan artinya harus diterima; namun utk tidak direspon dengan dasar bathin antipati. Karena itu merugikan bathin yang bersangkutan. Silahkan ditaggapin, tapi dengan tenang & nyaman...
Kan jauh lebih baik daripada, tetap ditanggapi tapi dengan bathin kurang nyaman ~ rugi atuh...

Semoga berkenan...

[attachment deleted by admin]
Sukhi Hotu...

Gunasaro

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #66 on: 05 September 2008, 10:08:03 PM »
_/\_
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Yumi

  • Sebelumnya snailLcy
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.353
  • Reputasi: 123
  • Gender: Female
  • Good morning, Sunshine..
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #67 on: 06 September 2008, 02:47:36 AM »
 _/\_  :lotus: :jempol:
Para bhikkhu, fajar berwarna kuning keemasan adalah pertanda awal terbitnya matahari.
Demikian pula, kesempurnaan sila adalah awal timbulnya Jalan Mulia Berunsur Delapan.
~Silasampada Sutta - Suryapeyyala~

Offline Yumi

  • Sebelumnya snailLcy
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.353
  • Reputasi: 123
  • Gender: Female
  • Good morning, Sunshine..
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #68 on: 06 September 2008, 02:53:08 AM »
_/\_ mohon sering2 ol & post ya ko..  ;D  :D
Para bhikkhu, fajar berwarna kuning keemasan adalah pertanda awal terbitnya matahari.
Demikian pula, kesempurnaan sila adalah awal timbulnya Jalan Mulia Berunsur Delapan.
~Silasampada Sutta - Suryapeyyala~

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #69 on: 06 September 2008, 09:12:11 AM »
 _/\_
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #70 on: 06 September 2008, 09:27:25 AM »
SUKU KALAMA... KALAMA-KAH KITA?
...
Tulisan yang sangat bagus!  :)
Kalau sudah ke 'Kalama-Sutta', biasanya nyambung ke 'ehipassiko'. Kebanyakan Buddhist menganggap kepercayaannya adalah "bebas dari kefanatikan" karena 'ehipassiko' ini. Ada yang mau menjelaskan 'ehipassiko' yang (katanya) ciri khas Buddhisme mencakup apa saja? Betulkan Buddhist itu tidak mungkin fanatik?


Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #71 on: 06 September 2008, 04:42:57 PM »
SUKU KALAMA... KALAMA-KAH KITA?
...
Tulisan yang sangat bagus!  :)
Kalau sudah ke 'Kalama-Sutta', biasanya nyambung ke 'ehipassiko'. Kebanyakan Buddhist menganggap kepercayaannya adalah "bebas dari kefanatikan" karena 'ehipassiko' ini. Ada yang mau menjelaskan 'ehipassiko' yang (katanya) ciri khas Buddhisme mencakup apa saja? Betulkan Buddhist itu tidak mungkin fanatik?


http://dhammacitta.org/artikel/helicopter-eyes/ehipassiko%e2%80%a6-corak-buddha-dhamma

Offline Gun@saro

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 111
  • Reputasi: 15
  • Gender: Male
  • Satisampajañña
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #72 on: 07 September 2008, 12:52:20 AM »
SUKU KALAMA... KALAMA-KAH KITA?
...
Tulisan yang sangat bagus!  :)
Kalau sudah ke 'Kalama-Sutta', biasanya nyambung ke 'ehipassiko'. Kebanyakan Buddhist menganggap kepercayaannya adalah "bebas dari kefanatikan" karena 'ehipassiko' ini. Ada yang mau menjelaskan 'ehipassiko' yang (katanya) ciri khas Buddhisme mencakup apa saja? Betulkan Buddhist itu tidak mungkin fanatik?


http://dhammacitta.org/artikel/helicopter-eyes/ehipassiko%e2%80%a6-corak-buddha-dhamma

Anumodana atas apresiasi rekan², ternyata tulisan "Ehipassiko" masih tersimpan di Forum yah.
Sang Buddha mengingatkan kita akan 8 kondisi dunia yang tidak terelakkan oleh siapapun; diantaranya: bisa dipuji maupun dicela. Beliau juga mengingatkan bahwa kita sepatutnya bereaksi wajar (bijak) ketika menerima pujian maupun celaan ~ ada perumpamaan kotoran dan bara api.

Mengapa suatu tulisan bisa dinilai baik, tanpa harus mengetahui keotentikannya? Apakah itu ditulis oleh orang aslinya? Apakah itu karya original atau tidak? Tidakkah kita juga sering terima email berupa cerita inspiratif dari penulis: UNKNOWN? Kadang tulisan itu bisa mengkondisikan air-mata menetes, bisa juga merubah sikap, bahkan jalan hidup seseorang. Pada akhirnya, ketika ditanya: dari mana inspirasi itu diperoleh? Jawabannya: penulis UNKNOWN...

Film Kungfu Panda juga sarat dengan pesona falsafah timur, Buddhis. Apakah hanya orang Buddhis yang terpesona dengan value falsafahnya? Tentu banyak pihak yah... Namun juga banyak pihak yang tidak "mampu melihat" value tersebut, mereka hanya terhibur dengan nilai humor dalam film tersebut. Bahkan, ada yang tidak suka film itu, juga. Jadi, apakah itu film bagus atau jelek? Mungkin hal ini mengingatkan kita akan ungkapan: "bertepuk sebelah tangan". Koq jadi gak nyambung yah? Ungkapan itu kan utk menggambarkan sesuatu yang tidak mendapatkan reaksi/tanggapan, yang sesuai dgn keinginannya. Mohon maklum, saya geser dikit yah. Suara tepuk tangan tidak akan bunyi, jika hanya ada sebelah yang nepuk sendirian, ia butuh lawannya utk menimbulkan suara. It cannot make it alone. Bahwa segala sesuatu, entah dikatakan baik atau jelek; selalu merupakan perpaduan dari beberapa faktor atau kondisi tertentu. Tidak ada faktor semata² hanya karena, alias absolut. Jika suatu tulisan dinilai bagus/baik, apakah semata² hanya dikarenakan isi/bobot tulisan itu sendiri? Padahal ada kenyataan yang menyatakan tulisan itu buruk/salah, yah kan?

Ternyata, yang membaca pun memegang peranan yang sama pentingnya dengan isi tulisan itu sendiri. Tulisan hanya merupakan katalisator semata. Ketika kita membaca, ada upaya konsentrasi, berusaha memahami, dikaitkan dengan pemahaman selama ini, analisa, evaluasi, jika kurang jelas akan diulang lagi. Kemudian dilakukan perenungan ulang. Apakah sekompleks itu? Mungkin bisa lebih daripada itu, kita saja yang kurang waspada. Nah, yang paling sulit adalah berupaya netral dan tanpa preseden saat membacanya ~ ini sulit yah?
Bukankah, jika kita membaca suatu tulisan dan kita bisa memperoleh manfaatnya secara optimum; berarti sesungguhnya di dalam hati sanubari kita sudah ada value yang sinergi dengan isi tulisan itu sendiri?
Secara tersirat, ketika kita memuji suatu isi tulisan, bagus... memaknakan ada kualitas bathin yang bagus/baik juga dari si pembaca.

Wah... nampaknya Gunasaro sedang mencari dukungan masa dengan memuji balik rekan yang telah memberikan apresiasi akan tulisannya, yah? Yah, sebenarnya kita bisa lakukan verifikasi, kan? Saya cuma berusaha sharing apa adanya saja, karena ini berdasarkan pengalaman sih. Nah, gimana verifikasinya? Yah, tinggal refleksi ulang dan direnungkan saja ~ apakah demikian proses yang telah terjadi ketika kita membaca tulisan (apapun subyeknya)? Sama halnya ketika kita membaca, misalnya, suatu Sutta ~ muncul kebahagiaan, kita terpana, bahkan bulu kuduk pun bisa berdiri. Mengapa bisa terjadi demikian? Apa lagi jika bukan karena memang ada value dalam bathin kita yang sinerji dengan isi tulisan tersebut, benar? Bahkan karena begitu apresiatif, kita simpan/catat & suatu saat kita bisa share kepada orang lain. Mengapa? Karena kita sudah membuktikan bahwa hal itu bermanfaat & inspiratif utk diri sendiri ~ artinya bahwa akan ada potensi demikian juga jika kita bagikan kepada orang lain...

Saya bisa share begini karena alami sendiri ketika saya memuji mentor saya beberapa tahun yang lalu; karena dapat banyak manfaat dari bimbingannya. Beliau bilang: "Hati² Fren, jangan kultuskan individu, ini pesan Guru Agung kita. Saya hanya sebagian dari pengkondisi², pelajaran yg kita diskusikan pun hanya sebagian dari pengkondisi², bagitu juga dengan tempat diskusi, kendaraan yang mengantarkan kita, cuaca yang mendukung, keluarga memberikan izin, tidak ada halangan karena macet, sakit, budek, dll... masih banyak faktor..."
Dengan memahami hakikat sesungguhnya dari semua proses tersebut; kita akan menjadi lebih melihat apa adanya & cenderung tidak terseret kepada kemelekatan dan kesombongan...
Begitu juga sebaliknya dengan cercaan, artinya bukan berarti semata² kita bisa salahkan pihak yang mencerca kita, kan? Tulisan kita bagaimana? Kondisi bathin saat dia baca bagaimana? Apa preferensi pembaca selama ini?
Lebih jauh lagi... jika kita menulis dengan motivasi tulus dan baik; apakah kebaikan dan ketulusan itu lantas akan menjadi buruk nan tidak tulus karena pujian atau cercaan pihak lain?

Ketulusan dan motivasi baik itu akan teruji sekali, baik kala dipuji & terutama sekali kala dicerca. Yah, kalo dalam dunia maya, kita masih bisa jaim lah; masih sempat susun kata² manis pake icon dll... Bayangkan jika sedang bicara langsung, akan sulit sekali kan? Nah, jika dalam tulisan saja sulit dikendalikan, kebayang gak gimana kalo lagi bicara langsung?


So... tulisan kita dipuji, artinya ada kondisi yang pas/sinerji antara kualitas bathin yang memuji dengan tulisan yang dibacanya. Ketika tulisan kita dicerca, artinya ada kondisi yang pas tidak berkessuaian dengan padangan yang ada di dalam tulisan tersebut. Kesmuanya merupakan perpaduan dari faktor/kondisi² semata, tidak ada yang dominan atau semata² atau absolut...

Semoga berkenan...

[attachment deleted by admin]
« Last Edit: 07 September 2008, 12:58:15 AM by Gun@saro »
Sukhi Hotu...

Gunasaro

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #73 on: 07 September 2008, 12:58:37 AM »
Pasti berkenan,  _/\_ GRP ahhh
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #74 on: 07 September 2008, 01:06:37 AM »
waaaah .... keren nihh ulasannya  _/\_

dari semua ulasan dan uraian ini
apakah kita mempunyai pandangan yg sama?
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #75 on: 07 September 2008, 07:14:19 AM »
bagus tulisannya bro gunasaro. :)

segala sesuatu tidak berdiri sendiri, tetapi saling bergantung pada unsur2 pendukungnya satu sama lain.


By : Zen
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #76 on: 08 September 2008, 10:03:05 AM »
SUKU KALAMA... KALAMA-KAH KITA?
...
Tulisan yang sangat bagus!  :)
Kalau sudah ke 'Kalama-Sutta', biasanya nyambung ke 'ehipassiko'. Kebanyakan Buddhist menganggap kepercayaannya adalah "bebas dari kefanatikan" karena 'ehipassiko' ini. Ada yang mau menjelaskan 'ehipassiko' yang (katanya) ciri khas Buddhisme mencakup apa saja? Betulkan Buddhist itu tidak mungkin fanatik?


http://dhammacitta.org/artikel/helicopter-eyes/ehipassiko%e2%80%a6-corak-buddha-dhamma

Thanx buat referensinya. Lumayan 'kena', tetapi menurut saya, masih blom keliatan batas antara "memiliki Saddha" dan "fanatik".

Offline Gun@saro

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 111
  • Reputasi: 15
  • Gender: Male
  • Satisampajañña
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #77 on: 09 September 2008, 11:38:53 PM »
Saya quote: "Betulkan Buddhist itu tidak mungkin fanatik?"
Jika kita mendiskusikan secara leterlek; "Buddhis" = umat Buddha, alias manusia. "Mungkin" = bisa iya & bisa tidak (selalu memiliki nilai probabilitas) ~ jadi, "tidak mungkin" = TIDAK bisa iya & bisa tidak...
Entahlah, kiranya lebih tepat gak jika dibalik menjadi: 'mungkin tidak' yang artinya kemungkinan besarnya tidak.

Nah, jika berbicara tentang sosok individual dengan segala potensinya; tidak peduli apa latar belakang agama, gender, dll. Selama bathin masih belum terbebas dari kekotorannya, maka potensi utk menjadi fanatik masih sangat besar sekali.

Saddha atau keyakinan itu sendiri pun memiliki tingkatannya masing²: sejauh/sedalam apa pengertiannya, secara konseptual atau praktikal, apakah dilandasi dengan kebijaksanaan, apakah sudah terbiasa dilatih, dll... Yang pernah saya dengar & baca, saddha merupakan salah satu dari Pancabala ~ yang di dalam praktik meditasi perlu perimbangan dengan kebijaksanaan sehingga menjadi optimum dalam praktik meditasi itu sendiri.
Nampaknya hal ini juga sangat aplikatif dalam keseharian kita; saddha yang kurang optimum karena tidak disertai dengan panna, inilah yang kemudian disebut dengan fanatik.
Idealnya, saddha diharapkan muncul dari suatu perenungan akan suatu ajaran (misalnya berdana), kemudian karena tune-in dengan prinsip berdana itu, maka diarahkan ke dalam bentuk perbuatan nyata. Ketika itu dilakukan dan menerima manfaat sesuai dengan yang diajarkan, maka muncullah keyakinan akan ajaran tersebut, itulah saddha. Mirip pasien yang berobat ke dokter, setelah diperiksa, diberikan pengobatan, menjalankan nasihat dokter, kemudian mengalami kesembuhan; si pasien menjadi yakin akan keterampilan pengobatan di dokter.

Dari berbagai tingkatan saddha, manakah yang paling rentan mengkondisikan timbulnya kefanatikan? Kalau kita perhatikan dalam bathin masing², kayanya keyakinan konseptuallah yang paling berpotensi menimbulkan kefanatikan atau kesombongan, yah? Setidaknya ini yang pernah saya alami sendiri ~ bahkan potensi itu masih kuat hingga detik ini.
Yah, bahkan praktikal pun masih berpotensi untuk menimbulkan kefanatikan dan kesombongan. Apakah kita pernah bersinggungan dengan sosok yang aktiv di Buddhis, kedermawanan yang menonjol, suka mengajak pihak lain berdana. Namun ketika "disentil" dengan penolakan berdana oleh pihak yang diajak, plus omongan: "Ngapain juga dana utk vihara, kan sudah banyak ~ ke dunia pendidikan dong..."
Nah, yang ngajak berdana ini bisa seketika juga naik pitam lho... Perdebatan sengit pun memasuki babak baru. Yah begitu lah, ketika berdana maupun mengajak pihak lain berdana, kualitas bathin saat itu memang bersekutu dengan saddha & metta. Namun kala ada ungkapan yang menkondisikan munculnya hal yang tidak berkenan dengan kebiasaan baik yang sudah rutin dilakukan, ego-nya tersinggung berat sekali...
Di atas saya singgung "apakah sudah biasa terlatih?" ~ karena, perbuatan baik, pun, jika dilekati maka akan menimbulkan penderitaan juga. Selama berbuat baik dan tidak ada tantangan negativ dari kondisi luar; maka selama itu juga kefanatikan & kesombongan belum menemukan obyek rivalnya yang riil. Ketika kondisinya pas dan muncul, maka itulah ujian sesungguhnya: apakah kita fanatik akan keyakinan berbuat baik kita? Apakah kita sombong atau tidak dengan keyakinan berbuat baik kita?

Ehipassiko identikal dengan pengembangan kualitas bathin ~ kualitas bathin yang idealnya akan terbebas dari kefanatikan dan kesombongan (yang berakhir kepada perealisasian kesempurnaan bathin). Ehipassiko akan Buddha Dhamma ~ yang di dalam konteksnya sendiri juga menyatakan bahwa kefanatikan & kesombongan masih berpotensi besar sebelum akar penderitaan tercabut tuntas. Bahwa dalam proses menerapkan ehipassiko itu sendiri, bathin ini masih sangat rentan untuk menjadi fanatik dan sombong juga.
Meyakini prinsip Ehipassiko dan Kalama Sutta sendiri, tidak sekoyong² menjadikan kita sosok yang terbebas dari kefanatikan dan kesombongan ~ justru dengan kurangnya pemahaman komprehensif serta kurangnya mutual-sharing seperti media komunitas seperti Forum Dhammacitta ini. Seseorang akan sangat (malah) rentan terpelosok dalam kefanatikan & kesombongan. Makanya, kita perlu saling A³ (asah, asih, & asuh) ~ saling mengingatkan lah, karena kita semua (khususnya saya pribadi) masih sangat rentan akan hal tersebut.

Contoh paling sederhana adalah: ketika kita sharing tentang betapa scientificnya Kalama Sutta atau prinsip Ehipassiko yang menjadi salah satu karakteristik utama dari Buddha Dhamma ~ kepada seseorang non-Buddhis. Kemudian orang tersebut respon: "Ah... itu mah pandai²nya suhu/sesepuh pendahulumu saja yang bikin retorika begitu, supaya kelihatan Agama Buddha gak kuno kan? Itu mah marketing murahan..."
Setenang apakah bathin kita sesaat setelah ungkapan itu diujarkan? Real time, menentukan apakah kita fanatik/sombong atau tidak dengan pernyataan yang kita share kepada dia. Kita mungkin bisa tenang kemudian, dan tahapan berikutnya bisa sangat fluktuatif ~ demikianlah bathin kita dilatih saat itu.
Ketidaksombongan dan ketikakfanatikan tidak perlu ditunggu hingga akar penderitaan kita padam total. Karena padam totalnya akar penderitaan itu justru bisa terealisasi dari cicilan² penempaan bathin kita. Yakni ketika ada obyek yang mengondisikan kefanatikan & kesombongan muncul, bisa kita atasi (bahkan jika sudah telat sekalipun)... Sikit-sikit, lamo-lamo jadi bukit...

Nah... jika kita sebagai Buddhis 'berasumsi' bahwa Kalama Sutta plus Ehipassiko (prinsipnya) bisa membebaskan kita dari kefanatikan & paling ilmiah dari agama lain... Meminjam ungkatapan sakti dari "pemilik" Cakkavala Dhammacita yang kita cintai ini: SATI-lah, karena saat itu pula sudah ditanamkan enerji potensiil untuk munculnya kefanatikan & kesombongan itu sendiri menjadi lebih rentan.
Anyway, by the way, & bus way... semua tulisan ini sekadar kutip² dari rekan lain, serta teori² "semata" ~ kenyataannya, praktiknya masih sangat sulit. Untuk itu, dengan rendah hati saya juga memohon kesediaan rekan Kalyana-Mitta lainnya untuk saling sharing, serta mengingatkan saya juga. Mari kita melatih secara mandiri di dalam kebersamaan ini; saling A³ (asah, asih, & asuh)...

Semoga berkenan...

[attachment deleted by admin]
Sukhi Hotu...

Gunasaro

Offline fran

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 312
  • Reputasi: 8
  • Omitofo
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #78 on: 09 September 2008, 11:41:20 PM »
Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
IMO, apabila kita bisa memahami Dhamma dgn benar dan bijaksana, dimana Daun Dharma yg kita pahami dan dalami tidak akan berseteru dgn daun Dhamma yg lain, saat itulah kita telah memahami Buddha Dharma dgn baik dan benar.. Kumpulan dari Daun2 Dharma yg saling mengisi, melengkapi, bersinergi hingga terealisasi Nibbana, itulah yg menjadi patokan/tolok ukur Buddhisme..


Apa yg bisa saya "lepaskan" jika saya memilih agama Buddha ?

Offline Gun@saro

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 111
  • Reputasi: 15
  • Gender: Male
  • Satisampajañña
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #79 on: 10 September 2008, 02:05:29 AM »
Uraian yang sangat mendalam, Sdr Fran. Anumodana...
Sukhi Hotu...

Gunasaro

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #80 on: 10 September 2008, 09:07:08 AM »
Terima kasih atas uraiannya yang bagus, Gunasaro!  :)

Saya setuju bahwa selama masih sama2 manusia biasa, apakah Buddhist ataupun umat apapun, tidak terlepas dari kefanatikan.
Kalama Sutta dan semboyan "ehipassiko" ini sering sekali dijadikan "tameng" untuk menepis 'tuduhan' fanatik, dan bahkan cenderung menjadi kesombongan. Padahal, dalam konteks sebelum mencapai Sotapanna, tidak ada satupun Buddha Dhamma yang sudah dibuktikan oleh seseorang. Semua hanyalah berupa 'pengetahuan' dari buku atau denger2 dari orang lain. Dengan kata lain, kepercayaan akan Buddhisme begini-begitu hanyalah kefanatikan. Mungkin memang ada yang halus dan kasar; yang bermanfaat dan tidak bermanfaat. Tetapi intinya, dia belum ber-'ehipassiko' Buddha Dhamma dalam artian sebenarnya.
Jadi untuk menghindari kefanatikan menjadi tidak bermanfaat, memang harus dengan ungkapan sakti pemilik Cakkavala Dhammacitta ini, "SATI!".


BTW, Avatarnya Gunasaro seperti Aikidoka dalam posisi rei-ho  ;D

Offline Gun@saro

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 111
  • Reputasi: 15
  • Gender: Male
  • Satisampajañña
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #81 on: 10 September 2008, 10:44:47 AM »
Sdr Kainyn_Kutho yang baik...

Akur...
Kebijaksanaan atau pengetahuan yang lebih medalam akan hakikat Dhamma setidaknya terdiri dari 3 klasifikasi:
1) Sutamayapanna: kebijaksanaan yang tumbuh dari hasil, membaca, mendengar, diskusi, kajian, dll...
2) Cintamayapanna: kebijaksanaan yang tumbuh ketika Sutamayapanna mulai dikontemplasikan dan diterapkan dalam keseharian, baik dari diri sendiri maupun pihak lain...
3) Bhavanamayapanna: kebijaksanaan yang tumbuh melalui metode pengembangan bathin yang mengarah kepada penyucian bathin.

Sesuai dengan tatanannya, maka kualitas bathin akan terefleksi secara nyata. Fanatik juga tidak absolut, dia akan terjadi jika faktor/kondisi yang mendukungnya saat itu sudah tepat. Kita sudah bahas sebelumnya, bahwa tidak ada faktor "semata-mata hanya karena" ~ namun tak lain adalah: rangkaian faktor/kondisi yang sudah berkesesuaian.
Bathin kita masih sangat fluktuatif, kadang kita bisa begitu toleran & kadang bisa begitu ekstrim fanatis ~ namun ini mengartikan bahwa potensi fanatik jelas ada, dan itu karena bathin kita masih jauh dari bersih akan kekotorannya.
Nah, untuk tidak melekati suatu konsep (bahkan konsep itu benar dan terbaik), bukan perkara mudah. Kita cenderung, karena konsep itu benar, lantas menjadi heroic untuk bertarung mati-matian. Ketika itulah kefanatikan akan nampak jelas...

Sdr Kainyn_Kutho hobby Aikido juga yah? Saya punya beberapa teman Buddhis yang menjadi asisten pelatih...
OOT, lagi mo cari tempat latihan Aikido nih. Sekarang saya aktiv latihan Taiji Quan juga. Kalo berkenan, japri saya di: Gunasaro.Fang [at] yahoo.co.id
Anumodana

[attachment deleted by admin]
Sukhi Hotu...

Gunasaro

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #82 on: 10 September 2008, 11:24:09 AM »
...
Sesuai dengan tatanannya, maka kualitas bathin akan terefleksi secara nyata. Fanatik juga tidak absolut, dia akan terjadi jika faktor/kondisi yang mendukungnya saat itu sudah tepat. Kita sudah bahas sebelumnya, bahwa tidak ada faktor "semata-mata hanya karena" ~ namun tak lain adalah: rangkaian faktor/kondisi yang sudah berkesesuaian.
Bathin kita masih sangat fluktuatif, kadang kita bisa begitu toleran & kadang bisa begitu ekstrim fanatis ~ namun ini mengartikan bahwa potensi fanatik jelas ada, dan itu karena bathin kita masih jauh dari bersih akan kekotorannya.
Nah, untuk tidak melekati suatu konsep (bahkan konsep itu benar dan terbaik), bukan perkara mudah. Kita cenderung, karena konsep itu benar, lantas menjadi heroic untuk bertarung mati-matian. Ketika itulah kefanatikan akan nampak jelas...
Ya, setuju. Saya memang 'menyinggung' hal ini untuk mengajak mengingat bahaya jika tidak sadar bahwa kita sebetulnya masih punya potensi untuk menjadi fanatik. Walaupun 'ehipassiko' dan Kalama Sutta terus diulang-ulang, kalau tidak menyadari gerak bathin sendiri, tetap saja akan terjerat fanatisisme. Kebetulan juga sudah dijelaskan Gunasaro panjang lebar, jadi tambah jelas.  :)



Quote
Sdr Kainyn_Kutho hobby Aikido juga yah? Saya punya beberapa teman Buddhis yang menjadi asisten pelatih...
OOT, lagi mo cari tempat latihan Aikido nih. Sekarang saya aktiv latihan Taiji Quan juga. Kalo berkenan, japri saya di: Gunasaro.Fang [at] yahoo.co.id
Anumodana
Dojo Aikido sekarang ini di Jkt lumayan banyak, tapi saya ga tahu pasti alirannya. Gunasaro cari tempat latihan di daerah mana?
Saya sudah add alamat YM-nya, tapi masih pending.


Offline Yumi

  • Sebelumnya snailLcy
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.353
  • Reputasi: 123
  • Gender: Female
  • Good morning, Sunshine..
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #83 on: 10 September 2008, 11:45:57 PM »
 :)
Para bhikkhu, fajar berwarna kuning keemasan adalah pertanda awal terbitnya matahari.
Demikian pula, kesempurnaan sila adalah awal timbulnya Jalan Mulia Berunsur Delapan.
~Silasampada Sutta - Suryapeyyala~

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #84 on: 11 September 2008, 03:21:09 PM »
Disini juga seharusnya sudah jelas khan?? bahwa prosesnya melalui diskusi antar moderator dan admin...... jadi asumsi anda ternyata salah......  ;)
Tunjukan kepada saya bahwa asumsi saya salah...Silakan di quote kan..Saya tunggu..

Quote
maaf kalau boleh saya tanya bahwa jika semua hal seperti vinnana, vedana dan lainnya itu kosong, berarti MMD pun sebenarnya kosong khan?  ???
Anda salah mempersepsikan MMD....Didalam MMD hal2 tersebut sudah tidak revelan...

Quote
Jika selama ini selalu disebut untuk "tidak melekat", lalu kenapa bro Riky melekat dengan "MMD"?  _/\_
Katakan pada bagian mana saya melekat pada MMD?Konsep apa yang ada didalam MMD?Tunjukanlah alih2 anda menjudge saya..
Saya balik nanya ke anda,bagaimana bila vihara dijadikan tempat pembuangan sampah?Tipitaka diubah namanya menjadi Kitab Sampah? :)

Salam,
Riky


Teman-teman, karena Riky_Dave sebelumnya sudah menyatakan mundur dari DC, maka apapun yang ia katakan tidak perlu lagi ditanggapi, anggap saja "bebek yang sedang bercuap-cuap".

mestinya di forum ini ada peraturan bahwa anak di bawah umur dilarang masuk, karena bikin berisik aja

protes.............
maksudnya orang tua boleh berisik isik isik isik.... sedangkan anak kecil ngak boleh?

manusia bercuap-cuap.... bebek ...uwek, uwek, uwek...
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #85 on: 12 September 2008, 10:25:00 AM »
Teman-teman, karena Riky_Dave sebelumnya sudah menyatakan mundur dari DC, maka apapun yang ia katakan tidak perlu lagi ditanggapi, anggap saja "bebek yang sedang bercuap-cuap".

mestinya di forum ini ada peraturan bahwa anak di bawah umur dilarang masuk, karena bikin berisik aja

protes.............
maksudnya orang tua boleh berisik isik isik isik.... sedangkan anak kecil ngak boleh?

manusia bercuap-cuap.... bebek ...uwek, uwek, uwek...

dear johan,

sesuatu yang tidak bermanfaat untuk perkembangan batin, seyogyanya tidaklah perlu dilanjutkan.....  _/\_

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #86 on: 12 September 2008, 02:26:49 PM »
Teman-teman, karena Riky_Dave sebelumnya sudah menyatakan mundur dari DC, maka apapun yang ia katakan tidak perlu lagi ditanggapi, anggap saja "bebek yang sedang bercuap-cuap".

mestinya di forum ini ada peraturan bahwa anak di bawah umur dilarang masuk, karena bikin berisik aja

protes.............
maksudnya orang tua boleh berisik isik isik isik.... sedangkan anak kecil ngak boleh?

manusia bercuap-cuap.... bebek ...uwek, uwek, uwek...

dear johan,

sesuatu yang tidak bermanfaat untuk perkembangan batin, seyogyanya tidaklah perlu dilanjutkan.....  _/\_

atas saran bro markosprawira,

saya akan berusaha KERAS utk menghentikanNYA!........
that is what friends for! Kalau posting gw masih melenceng... tolong bro koreksi ya!
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline Lily W

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.119
  • Reputasi: 241
  • Gender: Female
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #87 on: 12 September 2008, 02:39:56 PM »
atas saran bro markosprawira,

saya akan berusaha KERAS utk menghentikanNYA!........
that is what friends for! Kalau posting gw masih melenceng... tolong bro koreksi ya!

Kalau posting Bro Johan sacheng masih melenceng ... akan saya... :))

_/\_ :lotus:
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

Offline Gun@saro

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 111
  • Reputasi: 15
  • Gender: Male
  • Satisampajañña
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #88 on: 13 September 2008, 12:51:04 AM »
Itu menggambarkan, Bro Johan mo jewer Sis Lily, tapi tangannya Bro Johan digigit, hingga amsiong dan mulutnya berdarah. Bener gitu yah?
Sukhi Hotu...

Gunasaro

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #89 on: 13 September 2008, 01:00:24 AM »
Itu menggambarkan, Bro Johan mo jewer Sis Lily, tapi tangannya Bro Johan digigit, hingga amsiong dan mulutnya berdarah. Bener gitu yah?

Kayaknya  Ci Liily jadi dokter gigi, pasien Bro Johan  :D
Kata Ci Lily .... sering2 sikat gigi yaaak , ... liat gigimu gede2 mirip jagung bakar (apa hubunganya??) :))

""""JOke"""" ....  ;D
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline Yumi

  • Sebelumnya snailLcy
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.353
  • Reputasi: 123
  • Gender: Female
  • Good morning, Sunshine..
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #90 on: 13 September 2008, 01:03:45 AM »
Itu menggambarkan, Bro Johan mo jewer Sis Lily, tapi tangannya Bro Johan digigit, hingga amsiong dan mulutnya berdarah. Bener gitu yah?

 =))
Para bhikkhu, fajar berwarna kuning keemasan adalah pertanda awal terbitnya matahari.
Demikian pula, kesempurnaan sila adalah awal timbulnya Jalan Mulia Berunsur Delapan.
~Silasampada Sutta - Suryapeyyala~

Offline Yumi

  • Sebelumnya snailLcy
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.353
  • Reputasi: 123
  • Gender: Female
  • Good morning, Sunshine..
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #91 on: 13 September 2008, 01:07:56 AM »
Itu menggambarkan, Bro Johan mo jewer Sis Lily, tapi tangannya Bro Johan digigit, hingga amsiong dan mulutnya berdarah. Bener gitu yah?
---> :-? sepertinya iya neh..  ^-^

Kayaknya  Ci Liily jadi dokter gigi, pasien Bro Johan  :D
Kata Ci Lily .... sering2 sikat gigi yaaak , ... liat gigimu gede2 mirip jagung bakar (apa hubunganya??) :))

""""JOke"""" ....  ;D

---> tapi pasienny itu malah cewek lo.. liat tuh ada poni & ikat dua di kepalanya  :))
Para bhikkhu, fajar berwarna kuning keemasan adalah pertanda awal terbitnya matahari.
Demikian pula, kesempurnaan sila adalah awal timbulnya Jalan Mulia Berunsur Delapan.
~Silasampada Sutta - Suryapeyyala~

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #92 on: 13 September 2008, 01:27:11 AM »
Itu menggambarkan, Bro Johan mo jewer Sis Lily, tapi tangannya Bro Johan digigit, hingga amsiong dan mulutnya berdarah. Bener gitu yah?
---> :-? sepertinya iya neh..  ^-^

Kayaknya  Ci Liily jadi dokter gigi, pasien Bro Johan  :D
Kata Ci Lily .... sering2 sikat gigi yaaak , ... liat gigimu gede2 mirip jagung bakar (apa hubunganya??) :))

""""JOke"""" ....  ;D

---> tapi pasienny itu malah cewek lo.. liat tuh ada poni & ikat dua di kepalanya  :))
iya ... yaaa   :-?
ya udah anggap aja ... johan suka berponi n kepang 2  :))

"""" kabooorr aaaccchhh """" ......  ;D
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #93 on: 13 September 2008, 04:00:13 PM »
Itu menggambarkan, Bro Johan mo jewer Sis Lily, tapi tangannya Bro Johan digigit, hingga amsiong dan mulutnya berdarah. Bener gitu yah?

dear Gun [at] saro,

sesuatu yang tidak bermanfaat untuk perkembangan batin, seyogyanya tidaklah perlu dilanjutkan.....
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #94 on: 13 September 2008, 04:02:09 PM »
Itu menggambarkan, Bro Johan mo jewer Sis Lily, tapi tangannya Bro Johan digigit, hingga amsiong dan mulutnya berdarah. Bener gitu yah?
---> :-? sepertinya iya neh..  ^-^

Kayaknya  Ci Liily jadi dokter gigi, pasien Bro Johan  :D
Kata Ci Lily .... sering2 sikat gigi yaaak , ... liat gigimu gede2 mirip jagung bakar (apa hubunganya??) :))

""""JOke"""" ....  ;D

---> tapi pasienny itu malah cewek lo.. liat tuh ada poni & ikat dua di kepalanya  :))
iya ... yaaa   :-?
ya udah anggap aja ... johan suka berponi n kepang 2  :))

"""" kabooorr aaaccchhh """" ......  ;D

dear Virya & snailLcy

sesuatu yang tidak bermanfaat untuk perkembangan batin, seyogyanya tidaklah perlu dilanjutkan.....
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #95 on: 13 September 2008, 05:53:48 PM »
demi Kebaikan anda semua dan tidak KEHILANGAN POINT2 KARMA BAIK....

Quote
sesuatu yang tidak bermanfaat untuk perkembangan batin, seyogyanya tidaklah perlu dilanjutkan.....

Dengan senang hati saya mengkoleksi karma baik dari HASIL ejekan2 anda....

dono arigato gozaimas!  anytime!
 ^:)^
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #96 on: 13 September 2008, 06:01:02 PM »
demi Kebaikan anda semua dan tidak KEHILANGAN POINT2 KARMA BAIK....

Quote
sesuatu yang tidak bermanfaat untuk perkembangan batin, seyogyanya tidaklah perlu dilanjutkan.....

Dengan senang hati saya mengkoleksi karma baik dari HASIL ejekan2 anda....

dono arigato gozaimas!  anytime!
 ^:)^
santai aja bro.. :))
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline Gun@saro

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 111
  • Reputasi: 15
  • Gender: Male
  • Satisampajañña
Re: Apa sih patokan Buddhisme / tidak Buddhisme?
« Reply #97 on: 14 September 2008, 12:03:01 AM »
Itu menggambarkan, Bro Johan mo jewer Sis Lily, tapi tangannya Bro Johan digigit, hingga amsiong dan mulutnya berdarah. Bener gitu yah?

dear Gun [at] saro,

sesuatu yang tidak bermanfaat untuk perkembangan batin, seyogyanya tidaklah perlu dilanjutkan.....

Oh... benar sekali, saya setuju... Anumodana sudah berkenan mengingatkan saya... Semoga tidak terulang kembali... Sadhu3...
Sukhi Hotu...

Gunasaro