bro hendrako,
kronologis tulisan :
I. about meditation
siapa yang muluk-muluk bro..., saya menulis kenyataan umum yang dijalani dengan pertama 'mempertanyakan meditasi itu apa', kemudian saya menyatakan 'meditasi itu sebagai perenungan pencarian pembentukan diri kearah kesempurnaan/jati diri yang sesungguhnya'.
anda menulis menjelaskan tentang 'dalam keadaan sadar Dalam keadaan "sadar" tersebut bukan "konsep" kebenaran lagi, melainkan "kebenaran" itu sendiri, yaitu melihat segala sesuatu sebagaimana adanya, tanpa terkotori oleh nafsu keinginan.
Juga, bukan "pembentukan diri", apabila meditasi untuk membentuk "diri", dapat dipastikan meditasi tersebut bukan yang diajarkan oleh Yang Tercerahkan, yaitu Anatta'.
anda menulis 'Meditasi bertujuan agar selalu "sadar" dalam berpikir, berucap, dan berbuat di dalam segala postur tubuh, sebagaimana yang ditunjukkan oleh acuan Bro Hendra.'
saya memberikan ide pertanyaan, mempertanyakan 'loh memang klo orang gak melakukan posisi postur tubuh meditasi (lagi melakukan kegiatan sehari-hari), lagi gak sadar atau gak bisa sadar atau gak bisa melatih kesadaran?
terus pencapaian itu karena melihat kunang-kunang, sensasi-sensasi rasa, fenomena-fenomena lain dsbnya yang kenyataannya tetap lenyap, dan atau apakah itu yang disebut (yang dicari) sebagai (ciri-ciri) yang sejati diri?'
lalu anda menerangkan ini Menjaga kesadaran secara alami dapat dilakukan. Sebagaimana yang disarankan Bhante Uttamo, Anda bisa mengajukan pertanyaan kepada anda sendiri, bahwa "Saya sedang apa" dalam segala aktivitas anda dan kapan saja'.
Sejalan dengan isi pertanyaan saya, tetapi kenapa timbul suatu tulisan diskusi yang seolah-olah kontra? mengapa?
II. Pembicaraan konsep bukan konsep dan anatta
oleh karena pernyataaan anda 'Dalam keadaan "sadar" tersebut bukan "konsep" kebenaran lagi, melainkan "kebenaran" itu sendiri, yaitu melihat segala sesuatu sebagaimana adanya, tanpa terkotori oleh nafsu keinginan.
Juga, bukan "pembentukan diri", apabila meditasi untuk membentuk "diri", dapat dipastikan meditasi tersebut bukan yang diajarkan oleh Yang Tercerahkan, yaitu Anatta, walaupun tetap dapat dikatakan sebagai meditasi juga, namun dengan arah yang berbeda.'
saya mempertanyakan lagi apakah pernyataan anda itu sudah bukan konsep atau masih konsep, dengan ide pertanyaan ini 'klo yang sudah sadar tak ada lagi konsep melainkan "kebenaran" itu sendiri, yaitu melihat segala sesuatu sebagaimana adanya, tanpa terkotori oleh nafsu keinginan disebut apa? memang awam atau anda membuat pernyataan sudah jadi Buddha atau sebenarnya pernyataan ini pun sesungguhnya disebut masih sebatas konsep saja yah selama belum nyata dialami seseorang? Teori....!, kenyataannya seperti apa?'
dan 'kenyataannya juga..., pendapat anda dipengaruhi oleh apa tuh sehingga memiliki pandangan demikian sehingga memiliki ketetapan/kekerasan hati?'
oleh sebab anda membicarakan tentang (saya sebut konsep karena kalau bukan konsep alias sudah terealisasi berarti anda sudah tercerahkan) 'anatta',
lalu aku menjelaskan/mengingatkan bahwa seperti yang guru Buddha ajarkan bahwa 'tahukah anda selama aku ini masih aku (bersifat) duniawi (belum tercerahkan mengetahui tentang rahasia kesejatian diri, dapat mengetahui/mengenal, hidup dan memisahkannya terhadap (kelekatan, pandangan) yang palsu), sesungguhnya anda bicara anatta dengan atta diri anda? disebut apa klo begitu?'
Apakah ini suatu kenyataan (kebenaran) atau suatu hal yang muluk? mengapa timbul suatu pernyataan yang muluk?
semoga berguna menjadi bahan perenungan teman-teman
good hope and love
sahabatmu, coedabgf