//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: MMD (Meditasi Mengenal Diri)  (Read 570856 times)

0 Members and 2 Guests are viewing this topic.

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1020 on: 30 September 2008, 12:49:59 PM »
Tidak perlu saya menjelaskan kepada Anda isi batin saya. Tidak perlu Anda mengetahui isi batin saya begini-begitu. Semua hal itu tidak akan mencerahkan Anda sendiri.

Walaupun tidak akan mencerahkan saya, namun paling tidak saya tahu apakah anda sudah tercerahkan



Jika anda terus bertanya kapankah anda akan berlatih atau setidaknya punyakah anda sebuah keinginan untuk mengetahui isi meditasi Hudoyo?

Seorang guru bisa dinilai dari pemikirannya dan jawabannya terhadap beberapa hal. namun ada kalanya sebuah pertanyaan/jawaban tidak akan membawa perkembangan batin si penanya kecuali the mind is settled down and easy,he began to see clearly and uncontrolled by ego,he let go.....

Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1021 on: 30 September 2008, 01:05:51 PM »
Kog anda tahu seh aku jadi umat Buddha karena percaya/beriman Buddha begini dan begitu, dari mana tuh anda tahu bgt?

Itu fakta.
Semua umat Buddha percaya/beriman bahwa Buddha tercerahkan sempurna.
Orang yang tidak percaya/tidak beriman begitu, bukan umat Buddha namanya.

Walaupun tidak akan mencerahkan saya, namun paling tidak saya tahu apakah anda sudah tercerahkan

Tidak seorang pun bisa tahu apakah orang lain tercerahkan atau tidak tercerahkan, apa pun yang diceritakan orang itu.

Sudahlah, sampai di sini saja. "Diskusi" ini sudah berubah menjadi debat kusir.

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1022 on: 30 September 2008, 02:14:42 PM »
kalau anda ingin berdiskusi mohon sentuh esential ajarannya,berhubung ini MMD maka tanyakan semua mengenai MMD bukan soal kamu udah cerah atau belum,tidak akan berguna, lebih baik,sentuh esentialnya,baru itu crosscheck dengan perkembangan batin kamu sendiri.jika bermanfaat gunakan,jika tidak,lepaskan.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1023 on: 30 September 2008, 02:40:43 PM »
Quote
'citta' itu cuma teori abhidhamma ... orang tidak bisa melihat 'citta' dalam meditasi ... yang bisa dilihat dalam meditasi adalah 'berpikir', sesuai Mulapariyaya-sutta dan sesuai definisi 'berpikir' menurut psikologi modern.
Saya tidak berbicara tentang abhidhamma, tapi tentang cetovasippatta yang ada didalam AN II, 6

Lily de silva mengartikan itu sebagai "menguasai penuh atas pikirannya". Menurut pak hud?

Quote
alu apa dong 'ma~n~nati' kalau bukan berpikir? ... Thanissaro menerjemahkan sebagai "conceiving" (mengkonsepsikan), Wettimuny menerjemahkan sebagai "conceptualizing" (mengkonseptualisasikan). ... Kedua kata itu hampir sama maksudnya, yakni membentuk gambaran dengan kata-kata, yang merupakan proses awal dari berpikir.

Apa itu "ma~n~nati"? bisa saja itu conceiving atau bisa juga mengacu pada makna yang lain.
Pengkonseptualisasi itu adalah berpikir. itu adalah proses mental, bentukan pikiran.

Mungkin kita perlu membaca secara keseluruhan bukan sepotong2x utk melihat gambaran lebih besar. Saya sendiri masih mencoba meneelah dahulu.

Quote
Memang orang yang telah bebas tetap bisa berbicara dan berkata-kata ... (tentang apakah orang yang bebas masih 'memilih' saya tidak yakin, saya rasa tidak begitu, karena yang memilih itu pikiran/si aku; bagi seorang arahat tidak ada pilihan dalam berbicara dan bertindak, karena kebenaran hanya satu; manusia yang belum bebaslah yang harus memilih antara kebenaran dan ketidakbenaran, dan sering kali salah). ... Tapi, kalau dalam Mulapariyaya-sutta, Sang Buddha jelas-jelas menyatakan arahat/buddha tidak 'ma~n~nati', tidak mengkonsepsikan, alias tidak berpikir ... mau dikemanakan sutta itu yang Anda anggap "banyak sekali ketidaksingkronan dengan sutta2x lain". ...
ini bukan apa yg benar atau tidak benar dalam memilih, tetapi bagaimana seorang yg tercerahkan bertindak. Bagaimana seorang arahant bisa memutuskan utk memberi hormat dahulu sebelum parinibbana, bagaimana Sang Buddha bisa memilih orang2x yg siap dan matang utk diberikan wejangan. Itu semua ada proses batin/mental yg terlibat, ada proses berpikir disana.

Jika ada ketidaksingkronan itu, mungkin kita perlu telaah lebih lanjut, ada kesalahan apa disana. Bukan dengan membuangnya langsung.

Quote
Menurut saya, yang perlu diperbaiki ialah cara kita memahami apa itu 'berpikir' ... dan di sini ada pula challenge untuk memahami bisakah orang yang bebas berbicara & bertindak TANPA melalui pikiran (konseptualisasi) ... Anda cenderung menganggap itu mustahil ... menurut Anda, orang berbicara & bertindak mau tidak mau harus berangkat dari berpikir. ... Itu fallacy (kesalahan) yang mendasar, karena kita menganggap proses batin orang yang bebas dari akunya sama seperti proses batin seorang puthujjana.
Itu juga sebuah fallacy (kesalahan) mendasar untuk menyimpulkan bahwa arahant tidak berpikir tanpa melihat secara keseluruhan seakan2x sudah merasakan sendiri.

Quote
Definisi dari 'berpikir' di sini saya ambil menurut psikologi modern, yakni "a symbolic response to external and internal stimuli" (Encyclopaedia Britannica). ... 'Symbolic' karena menggunakan konsep-konsep/kata-kata ... 'response' karena merupakan reaksi dari batin/si aku/diri ... dan dicetuskan oleh adanya 'stimuli' (rangsangan) yang datang dari luar dan dari dalam (keenam pintu indra). ... Jelas terlihat bahwa Mulapariyaya-sutta persis sejalan dengan definisi 'berpikir' menurut psikologi modern ... Hanya saja di sini Sang Buddha menambahkan bahwa seorang arahat/buddha tidak lagi 'berpikir' (menurut definisi itu) ... sekalipun mereka tetap bisa berbicara, menjawab pertanyaan, bertindak dsb ... bukan lumpuh seperti tumbuhan.
Sudah jelas Sang Buddha memberikan response to external and internal stimuli dengan simbol2x. Beliau bisa berkata dan menjabarkan. Sudah jelas pernyataan Arahant tidak berpikir *menurut definisi britanica* itu salah.

Definisi Berpikir saya adalah bentukan dan proses mental. Silahken cek wikipedia.
« Last Edit: 30 September 2008, 08:43:56 PM by Sumedho »
There is no place like 127.0.0.1

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1024 on: 30 September 2008, 04:50:44 PM »
Kog anda tahu seh aku jadi umat Buddha karena percaya/beriman Buddha begini dan begitu, dari mana tuh anda tahu bgt?

Itu fakta.
Semua umat Buddha percaya/beriman bahwa Buddha tercerahkan sempurna.
Orang yang tidak percaya/tidak beriman begitu, bukan umat Buddha namanya.

Walaupun tidak akan mencerahkan saya, namun paling tidak saya tahu apakah anda sudah tercerahkan

Tidak seorang pun bisa tahu apakah orang lain tercerahkan atau tidak tercerahkan, apa pun yang diceritakan orang itu.

Sudahlah, sampai di sini saja. "Diskusi" ini sudah berubah menjadi debat kusir.

percaya/beriman... saya kagak  seperti itu... gak tahu dengan yang lain...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1025 on: 30 September 2008, 05:01:07 PM »
Kalo aye percaya sih Buddha itu orang suci ;D
Kalo JK aye percaya Bukan orang suci ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1026 on: 30 September 2008, 06:55:19 PM »
Quote
by Hudoyo
Saya berteori berdasarkan Mulapariyaya-sutta dan membuktikan teori itu dalam meditasi. Anda berteori berdasarkan Abhidhamma yang mengajarkan citta, yang tidak bisa Anda buktikan dalam meditasi.

Quote
by Hudoyo
Saya sudah menjawab dengan Mulapariyaya-sutta: seorang arahat/buddha tidak mengkonseptualisasikan, tidak berpikir, jelas tidak menganalisis. ... Tidak seperti seorang puthujjana, itu kata Mulapariyaya-sutta. ... Tentang bagaimana sebetulnya proses batin arahat/buddha, Anda dan saya cuma bisa berspekulasi.

Perhatikan tulisan pak Hud " Saya berteori berdasarkan Mulapariyaya-sutta dan membuktikan teori itu dalam meditasi." bandingkan dengan tulisan pak Hud juga " Tentang bagaimana sebetulnya proses batin arahat/Buddha,Anda dan saya cuma bisa berspekulasi" (lihat yg di bold di kotak quote). Jelas Pak Hudoyo tidak konsisten bahkan bertentangan dalam membuat pengakuan. Kalau Anda sudah membuktikan Mulapariyaya sutta, seharusnya Anda tahu batin seorang arahat, tetapi lagi Anda mengatakan Anda tidak tahu batin arahat dan juga mengatakan Anda(pak Hud) juga berspekulasi. Disini jelas sekali Pak Hud tidak melihat realita sebenarnya dan tidak melihat koneksitas antara satu sutta dengan sutta lainnya. Artinya juga "hanya menggunakan jalan pintas yg mengacu pada mulapariyaya sutta saja" yg mana jalan pintas itu tidak  terbukti.


Nah menurut Pak Hud, apabila seorang Arahat mengecap garam ia merasa asin atau tidak?
« Last Edit: 30 September 2008, 06:59:01 PM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1027 on: 01 October 2008, 03:36:40 PM »
Saya sudah berusaha menanggapi thread ini, namun kelihatannya saya terjebak dengan kata-kata saya sendiri. :o

 ;D memang susah mencoba mengemukakan hal yang belum dialami sendiri secara langsung, jadi ingat kisah orang-orang buta dan gajah. Entah saya memegang bagian yang mana.... wong ceritanya buta......:))
yaa... gitu deh

Offline andrew

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 568
  • Reputasi: 22
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1028 on: 06 October 2008, 09:10:47 AM »
PARAMATTHAKA SUTTA

1.      Manusia yang menggenggam pandangan dogmatis tertentu dan menganggapnya sebagai yang tertinggi, akan menyatakan: 'Inilah yang paling hebat.' Pandangan lain -- yang berbeda-- dianggapnya lebih rendah. Sebagai akibatnya, dia tidak akan terbebas dari perselisihan.     


2.    Ketika dia melihat adanya keuntungan-keuntungan pribadi dari hal-hal yang telah dilihat, didengar atau dikognisinya, atau dari peraturan atau ritual, dengan penuh nafsu dia melekati hal itu, dan apa pun yang lain dianggapnya lebih rendah.    


3.    Para ahli mengatakan bahwa bergantung pada apa yang diasosiasikan dengan diri seseorang dan menganggap lainnya lebih rendah, merupakan suatu ikatan. Oleh karenanya, manusia yang berdisiplin tidak seharusnya mempercayai hal-hal yang dilihat, didengar atau dirasakan, atau yang ada di dalam peraturan serta ritual.    


4.    Manusia yang berdisiplin tidak akan menimbulkan pandangan-pandangan dogmatis di dunia ini, baik lewat pengetahuan, peraturan atau pun ritual. Oleh karena itu, dia tidak menganggap dirinya 'lebih tinggi', 'lebih rendah', atau 'setara'.    


5.    Manusia bijaksana itu telah meninggalkan pandangan tentang diri atau ego, dan terbebas dari kemelekatan. Dia tidak bergantung bahkan pada pengetahuan; dia tidak memihak di tengah perselisihan; dia tidak memiliki pandangan-pandangan dogmatis.    


6.    Baginya tidak ada nafsu untuk meraih ini atau itu, di dunia ini atau pun di dunia yang akan datang. Tak lagi dia berhubungan dengan dogma karena dia tidak lagi membutuhkan penghiburan yang ditawarkan oleh dogma-dogma itu.    


7.    Bagi manusia bijaksana itu, tidak ada sama sekali pandangan prasangka mengenai apa yang dilihat, didengar atau dirasakan. Bagaimanakah manusia di dunia ini --lewat pikiran-- dapat mencirikan manusia murni seperti ini, yang tidak melekati pandangan dogmatis apa pun?    


8.    Mereka tidak membentuk dogma apa pun, serta tidak lebih menyukai apa pun. Pandangan-pandangan dogmatis tidak dipandang tinggi olehnya. Brahmana itu tidak dikuasai oleh peraturan maupun ritual. Manusia yang sudah mantap itu telah pergi ke pantai seberang, dan tidak akan pernah kembali lagi.    


 _/\_

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1029 on: 06 October 2008, 09:35:40 AM »
menurut AN II 6, 36 *dikutip dari buku Nibbana sebagai pengalaman hidup*

dikatakan bahwa "Seorang Arahant memiliki pengendalian penuh akan pikirannya" (Cetovasippatta)

Penjelasan bro Sumedho jauh lebih pass....

pengendalian penuh akan pikirannya  =P~

dari pada

pikiran yg berhenti..... (coma/lumpuh)?
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1030 on: 06 October 2008, 09:40:00 AM »
Kog anda tahu seh aku jadi umat Buddha karena percaya/beriman Buddha begini dan begitu, dari mana tuh anda tahu bgt?

Itu fakta.
Semua umat Buddha percaya/beriman bahwa Buddha tercerahkan sempurna.
Orang yang tidak percaya/tidak beriman begitu, bukan umat Buddha namanya.

Walaupun tidak akan mencerahkan saya, namun paling tidak saya tahu apakah anda sudah tercerahkan

Tidak seorang pun bisa tahu apakah orang lain tercerahkan atau tidak tercerahkan, apa pun yang diceritakan orang itu.

Sudahlah, sampai di sini saja. "Diskusi" ini sudah berubah menjadi debat kusir.

percaya/beriman... saya kagak  seperti itu... gak tahu dengan yang lain...

Berapa % kah penggunaan kata percaya / beriman dalam seluruh tripitaka?
Berapa % kah penggunaan kata percaya / beriman dlm seluruh alkitab/al-Quran?...

Sudah jelas percaya / beriman bukan kata2 (with high hit) yg sering digunakan.... dlm kitab Buddhist!
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline andrew

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 568
  • Reputasi: 22
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1031 on: 06 October 2008, 10:20:31 AM »
menurut AN II 6, 36 *dikutip dari buku Nibbana sebagai pengalaman hidup*

dikatakan bahwa "Seorang Arahant memiliki pengendalian penuh akan pikirannya" (Cetovasippatta)

Penjelasan bro Sumedho jauh lebih pass....

pengendalian penuh akan pikirannya  =P~

dari pada

pikiran yg berhenti..... (coma/lumpuh)?


jangan mengira-ngira kondisi pikiran berhenti, karena  akan keliru....

saya kutipkan tentang pikiran berhenti dari bodhi vagga , semoga tidak jadi bahan spekulasi...
kalo mau ya di  realisasi  saja, jangan di spekulasikan...




Pohon Bodhi 2

    Demikianlah yang saya dengar. Suatu ketika Sang Bhagava sedang tinggal di hutan Uruvela selama tujuh hari menikmati kebahagiaan dari Kebebasan. Kemudian pada akhir hari ketujuh itu, Sang Bhagava berhenti bermeditasi dan dengan pandangan Nya yang terang selama pengamatan malam pertengahan, memperhatikan sebab musabab yang saling bergantungan dalam urutan balik, demikian:

    "Ini tidak ada, itu tidak ada, dari berhentinya ini, maka itu berhenti. Yaitu:

dari berhentinya ketidaktahuan, bentuk-bentuk pemikiran/kehendak berhenti;
dari berhentinya bentuk-bentuk pemikiran/kehendak, kesadaran berhenti;
dari berhentinya kesadaran, batin dan jasmani berhenti;
dari berhentinya batin dan jasmani, enam landasan indria berhenti;
dari berhentinya enam landasan indria, kontak berhenti;
dari berhentinya kontak, perasaan berhenti;
dari berhentinya perasaan, nafsu keinginan berhenti;
dari berhentinya nafsu keinginan, kemelekatan berhenti;
dari berhentinya kemelekatan, dumadi berhenti;
dari berhentinya dumadi, kelahiran berhenti;
dari berhentinya kelahiran, usia tua dan kematian, duka cita, keluh kesah, rasa sakit, kesedihan, dan keputusasaan berhenti. Ini merupakan berhentinya seluruh rangkaian penderitaan".

   

Kemudian, karena menyadari pentingnya hal itu, Sang Bhagava pada saat itu mengungkapkan kotbah inspirasi ini:

    Jika Kebenaran menjadi jelas
    bagi Brahmana yang bermeditasi dengan giat,
    semua keraguan lenyap karena ia sudah tahu
    berakhirlah kondisi untuk muncul.






Offline andrew

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 568
  • Reputasi: 22
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1032 on: 06 October 2008, 10:37:57 AM »

DVAYATANUPASSANA SUTTA

Ada cara lain untuk menjelaskan pandangan terang berunsur dua ini:

'Pandangan terang yang satu adalah bahwa: dorongan-dorongan sesaat merupakan dasar dari semua bentuk dukkha.

Yang lain adalah: bahwa dengan padamnya dan berhentinya dorongan-dorongan ini secara total maka tidak ada lagi penderitaan yang dihasilkan.'

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1033 on: 06 October 2008, 11:57:09 AM »
Quote
Pohon Bodhi 2

    Demikianlah yang saya dengar. Suatu ketika Sang Bhagava sedang tinggal di hutan Uruvela selama tujuh hari menikmati kebahagiaan dari Kebebasan. Kemudian pada akhir hari ketujuh itu, Sang Bhagava berhenti bermeditasi dan dengan pandangan Nya yang terang selama pengamatan malam pertengahan, memperhatikan sebab musabab yang saling bergantungan dalam urutan balik, demikian:

    "Ini tidak ada, itu tidak ada, dari berhentinya ini, maka itu berhenti. Yaitu:

dari berhentinya ketidaktahuan, bentuk-bentuk pemikiran/kehendak berhenti;
dari berhentinya bentuk-bentuk pemikiran/kehendak, kesadaran berhenti;
dari berhentinya kesadaran, batin dan jasmani berhenti;
dari berhentinya batin dan jasmani, enam landasan indria berhenti;
dari berhentinya enam landasan indria, kontak berhenti;
dari berhentinya kontak, perasaan berhenti;
dari berhentinya perasaan, nafsu keinginan berhenti;
dari berhentinya nafsu keinginan, kemelekatan berhenti;
dari berhentinya kemelekatan, dumadi berhenti;
dari berhentinya dumadi, kelahiran berhenti;
dari berhentinya kelahiran, usia tua dan kematian, duka cita, keluh kesah, rasa sakit, kesedihan, dan keputusasaan berhenti. Ini merupakan berhentinya seluruh rangkaian penderitaan".

Isi paticasamupada  :)
coba lihat akar dari semuanya adalah avijja, avijja adalah kotoran batin. itu akan terlampaui semua setelah parinibanna. Sekalipun arahat masih hidup tetap masih bisa berpikir hanya tidak dilandasi LDM. Ketika arahat masih hidup , berpikir adalah proses batin sisa karma yg harus tetap dialaminya hanya ia tidak lagi membuat yg baru.Inilah yg disebut arahat melakukan berpikir secara fungsional saja/kiriya termasuk perbuatan lainnya.

Quote
   Ada cara lain untuk menjelaskan pandangan terang berunsur dua ini:

'Pandangan terang yang satu adalah bahwa: dorongan-dorongan sesaat merupakan dasar dari semua bentuk dukkha.

Yang lain adalah: bahwa dengan padamnya dan berhentinya dorongan-dorongan ini secara total maka tidak ada lagi penderitaan yang dihasilkan.'

Dorongan2 disini artinya adalah LDM/nafsu/kilesa.

Perlu diingat akar semuanya adalah avijja. _/\_

Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1034 on: 06 October 2008, 05:53:27 PM »
Cuplikan dari buku:

Meditasi, Jalan Menuju Kebebasan
(A taste of freedom)

Ven. Ajahn Chah

(Penerjemah: Mijanna dan William)
Penerbit Karaniya

TENTANG PIKIRAN INI

Pada hakikatnya tiada yang salah dengan pikiran kita. Pikiran ini begitu suci dan tenang. Saat ini pikiranmu tidak tenang karena selalu mengikuti suasana hati. Pikiran menjadi tenang atau gelisah karena tertipu oleh suasana hati. Sesungguhnya ia tidak memiliki apa-apa di dalamnya. Namun pikiran yang tidak terlatih begitu bodoh, hingga rangsang-indera datang menerpa dan menjerat dalam bahagia, derita, suka dan duka. Semua pengaruh indera itu bukan pikiran, suka dan duka itupun bukan pikiran. Mereka hanya suasana hati yang datang memperdaya. Pikiran yang tidak terlatih akan hanyut mengikuti mereka, lupa akan hakikatnya dan kita lalu akan berfikir bahwa memang kitalah yang sedah bersedih, sedang gembira, dan sebagainya.

Sesungguhnya pikiran ini kokoh, tak berubah-ubah dan tenang -- benar-benar tenang! Seperti sehelai daun yang tenang selama tiada angin berhembus, tapi bila angin datang, ia akan bergoyang. Dedaunan bergoyang ditiup angin -- pikiran bergoyang disebabkan pengaruh rangsang indera, menuruti ajakannya. Jika kita tidak menurutinya, karena mengetahui hakikat pengaruh-pengaruh itu dan tak mau ambil peduli lagi, maka pikiran tidak akan bergoyang.

Latihan kita sesungguhnya adalah penelaahan hakikat pikiran yang alamiah. Kita akan melatih pikiran untuk mengetahui pengaruh-pengaruh indera agar tidak terhanyut di dalamnya. Hanya dengan latihan yang tidak mudah ini, kita akan memperoleh hasil.




yaa... gitu deh

 

anything