//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: MMD (Meditasi Mengenal Diri)  (Read 570224 times)

0 Members and 3 Guests are viewing this topic.

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1005 on: 29 September 2008, 06:00:04 PM »
Setahu saya cetopariyaya itu membaca pikiran bukan membaca kesadaran pak :)

Membaca seluruh isi batin, bukan cuma pikiran.
Ceto itu yg saya tahu merupakan bentuk lain dari Citta yang artinya adalah "hati/heart" dan manifestasinya adalah pikiran.

Tolong teks aslinya: manifestasi 'citta' adalah 'pikiran'.

Quote
AFAIK seorang arahant masih mempunyai batin dan pikiran. masih bisa merencanakan dst, itu yang saya simpulkan dari sutta-sutta yang ada. Saya tidak sependapat kalau para arahant itu "tidak berpikiran, thoughtless".

Anda tidak baca Mulapariyaya-sutta. Di situ Sang Buddha secara eksplisit menyatakan seorang arahat/buddha tidak "ma~n~nati" (do not conceptualize), artinya tidak berpikir.

Quote
Mereka memiliki complete control, cetovippatta bukannya tanpa ceto/citta/hati/pikiran.

Anda mencampuradukkan hati dan pikiran. Pikiran (thought, thinking) bukan citta, bukan manifestasi citta.

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1006 on: 29 September 2008, 06:13:27 PM »
Quote
by Hudoyo
Baca Mulapariyaya-sutta. Definisi pikiran dalam sutta itu persis sama dengan definisi pikiran (thought) dalam disiplin psikologi modern. ... 'Pikiran/berpikir' (thought, thinking) dalam Mulapariyaya-sutta disebut (ma~n~nati, conceptualization).

Quote
Mulapariyaya sutta-http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/mn/mn.001.than.html--by Bhikkhu Thanisaro

"He directly knows Unbinding as Unbinding. Directly knowing Unbinding as Unbinding, he does not conceive things about Unbinding, does not conceive things in Unbinding, does not conceive things coming out of Unbinding, does not conceive Unbinding as 'mine,' does not delight in Unbinding. Why is that? Because he has comprehended it, I tell you.

Coba bandingkan yg saya bold, apakah "thinking/thought" = "conceive" apakah artinya sama?, disitu jelas maknanya berbeda jauh, apalagi yg dimaksud dalam mulapariyaya sutta yg sebenarnya(bukan versi palsu)
Bahasa indonesia memang miskin kata2 tapi dengan ada perbandingan bahasa yg ada kita dapat mengetahui maksud dari sebuah sutta seutuhnya.
 

Karena kebodohan, tidak mengerti , lantas bilang "versi palsu".
Thanissaro menerjemahkan 'ma~n~nati' = 'conceive', RG de Wettimuny menerjemahkan 'conceptualize', dua-duanya berarti 'berpikir'.

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1007 on: 29 September 2008, 08:26:53 PM »
saya copas dr forum lain ..

Seperti diketahui, dalam Mulapariyaya-sutta Sang Buddha menjelaskan proses terjadinya reaksi pikiran terhadap setiap rangsangan yang masuk melalui keenam indra dalam batin seorang puthujjana (orang biasa). Proses itu terjadi secepat kilat melalui enam tahap:
(i) muncul rangsangan melalui salah satu dari keenam indra (sa~njanati = mempersepsikan, perceiving)--ini masih belum pikiran;
(ii) muncul reaksi oleh pikiran: berpikir, mengkonseptualisasikan (conceiving, ma~n~nati);
(iii) muncul konsep atta/aku yang masih menyatu dengan obyek (ma~n~nati);
(iv) konsep atta memisahkan diri dari obyek, muncul dualitas subyek-obyek (ma~n~nati);
(v) konsep atta membentuk hubungan dengan obyek (ma~n~nati);
(vi) atta bersenang hati dengan obyek (abhinandati).

(Dalam sutta aslinya, Sang Buddha menyebutkan banyak obyek, mulai dari 'tanah' sampai 'nibbana' -- dalam batin seorang puthujjana terjadi
(i) pa.thavi.m pa.thavito sa~njaanaati -- he perceives earth as earth;
(ii) pa.thavi.m ma~n~nati -- he conceives earth;
(iii) pa.thaviyaa ma~n~nati -- he conceives in earth;
(iv) pa.thavito ma~n~nati -- he conceives from earth;
(v) pa.thavi.m me'ti ma~n~nati -- he conceives "earth is for me";
(vi) pa.thavi.m abhinandati -- he delights in earth.

(Sang Buddha menganjurkan kepada orang yang sedang berlatih (sekha), ketika melihat langsung sebuah rangsangan, agar tidak berpikir mengkonsepsikan rangsangan itu dan menghubungkan dengan dirinya
(i) pa.thavi.m pa.thavito abhijaanaati -- he directly knows earth as earth;
(ii) pa.thavi.m maa ma~n~ni -- let him not conceive earth;
(iii) pa.thaviyaa maa ma~n~ni -- let him not conceive in earth;
(iv) pa.thavito maa ma~n~ni -- let him not conceive from earth;
(v) pa.thavi.m me'ti maa ma~n~ni -- let him not conceive "earth is for me";
(vi) pa.thavi.m maabhinandi -- let him not delight in earth.

Demikianlah, Sang Buddha menganjurkan agar dalam batin seorang yang berlatih vipassana, ketika datang rangsangan dari keenam indra (langkah #1, dibold merah), tidak berlanjut menjadi reaksi berupa pikiran/konseptualisasi dan munculnya atta/diri (langkah #2-#6, dibold biru).

langkah #1 adalah proses persepsi murni. Proses berpikir seorang ariya (arahat) berhenti sampai pada langkah #1. Sehingga semua tindakan seorang arahat sudah tidak ber-cetana lagi. Tiada karma baru yang terbentuk. Inilah akhir dari dukkha, akhir dari tumimbal lahir.

Untuk lebih jelas bagaimana respon indra terhadap fenomena (yang harus dilatih oleh seorang sekha/murid) dijelaskan oleh Buddha dalam kepada BAHIYA dalam BAHIYA SUTTA sebagai berikut :

“Dalam hal ini, Bahiya, kamu harus melatih dirimu sendiri; di dalam apa yang dilihat hanya ada apa yang dilihat; di dalam apa yang didengar hanya ada apa yang didengar; di dalam apa yang dirasakan hanya ada apa yang dirasakan; di dalam apa yang diketahui hanya ada apa yang diketahui. Dengan cara ini kamu harus melatih dirimu sendiri, Bahiya”.
Jika Bahiya didalam apa yang dilihat hanya ada apa yang dilihat, di dalam apa yang didengar hanya ada apa yang didengar; di dalam apa yang dirasakan hanya ada apa yang dirasakan; di dalam apa yang diketahui hanya ada apa yang diketahui, maka Bahiya, kamu tidak akan “bersama itu”; bila Bahiya kamu tidak lagi “bersama itu”, kamu tidak akan berada di dalam itu; bila, Bahiya, kamu tidak ada di dalam itu, maka Bahiya, kamu tidak akan berada disini maupun disana tidak juga diantara keduanya. Inilah akhir penderitaan”.

 _/\_




  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1008 on: 30 September 2008, 09:22:11 AM »
Quote
Anda mencampuradukkan hati dan pikiran. Pikiran (thought, thinking) bukan citta, bukan manifestasi citta.
Menurut Pak Hud?

Quote
nda tidak baca Mulapariyaya-sutta. Di situ Sang Buddha secara eksplisit menyatakan seorang arahat/buddha tidak "ma~n~nati" (do not conceptualize), artinya tidak berpikir.
Saya rasa tidak pas menyebut "man~n~nati" adalah berpikir karena banyak sekali ketidaksingkronan dengan sutta2x lain dimana dikatakan para arahant masih bisa memilih, bertindak, menyebarkan Dhamma dst.

potongan mulapariyaya menurut saya kuncinya pada "directly knows", sehingga tidak melakukan "ma~n~nati"/conceive *terpengaruh/terlibat secara emosi*/membayang2xkan. Bukannya tidak berpikir.
There is no place like 127.0.0.1

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1009 on: 30 September 2008, 10:09:37 AM »
Kalau Anda belum tau kondisi arahat, berarti selama ini Anda juga berasumsi ttg pikiran arahat dong , dan  selama ini yg Pak Hud ajarkan bukan realita tetapi spekulasi. .^-^

Anda berspekulasi, saya berspekulasi. Spekulasi saya berdasarkan Mulapariyaya-sutta. ... Spekulasi Anda berdasarkan abhidhamma? ... Jelas tidak nyambung.  Terserah Anda deh. Yg pasti Anda berteori yg mana teorinya belum teruji. Kalau saya sih ngak mo buat2 teori apalagi kalo saya belum buktikan. ^-^

Quote
Baru tau ada teori spontan melalui perbuatan itu bukan reaksi . ^-^ Bagaimana dengan reaksi baik, tidak baik dan netral (arahat) semuanya reaksi lho .

Reaksi adalah karma, orang berpikir, lalu berkehendak adalah berbuat karma ... Seorang arahat tidak berbuat karma, tidak bereaksi. Lagi2 aneh, kalau arahat menjawab pertanyaan, itu juga reaksi yaitu menjawab pertanyaan lho, koq jadinya arahat kayak patung

Quote
Jika Sang Buddha setiap pagi bermeditasi dan memantau siapa yg hendak ditolong, melihat yg ditolong seberapa matang batinnya utk tercerahkan, dan bisa mengetahui sebab -akibat yg akan ditolong, itu apakah termasuk analisa atau bukan?  ^-^

Di dalam Mulapariyaya-sutta, Sang Buddha menyatakan seorang arahat/buddha tidak berpikir (mengkonseptualisasikan). ... Bagaimana proses batin seorang arahat/buddha, itu hanya spekulasi. Anda tidak menjawab pertanyaan saya , tapi mengalihkan pada spekulasi Anda

Quote
Kalau mau gampang yg di mulapariyaya-sutta itu = yatthabhutananadassana

Di dalam Mulapariyaya-sutta, Sang Buddha menyatakan seorang arahat/buddha tidak berpikir (mengkonseptualisasikan). ... ITULAH yathabhutanyanadassanam = melihat apa adanya ... orang melihat apa adanya bukan dengan berpikir, yang selamanya terkondisi ... orang melihat apa adanya ketika pikiran berhenti (Mulapariyaya-sutta).

Quote
Bagaimana dengan berpikir adalah berpikir, melihat adalah melihat, pikiran adalah pikiran bandingkan dengan
Pikiran adalah respon batin....bla..bla.... mana yg yatthabhutananadassana? :whistle:

Tidak ada ungkapan "berpikir adalah berpikir"!
Yang ada 'vi~n~nate', yang dikenal, yang muncul lewat pintu indra batin. ... Jadi 'yang dikenal' hanya ada 'yang dikenal' (tidak ada respons menjadi berpikir) ... ITULAH yathabhutanyanadassanam = melihat apa adanya ... orang melihat apa adanya bukan dengan berpikir, yang selalu terkondisi. Tidak berpikir juga tidak di kenal pak, itu asumsi dan spekulasi

Tampaknya Anda tidak mau membaca Mulapariyaya-sutta.
Pikiran (konseptualisasi, ma~n~nati) adalah respons terhadap persepsi murni (sa~njanati). Anda mau bilang Sang Buddha blablabla ...? tampaknya Anda mengartikan seenaknya ^-^

Quote
by Sumedho
Saya rasa tidak pas menyebut "man~n~nati" adalah berpikir karena banyak sekali ketidaksingkronan dengan sutta2x lain dimana dikatakan para arahant masih bisa memilih, bertindak, menyebarkan Dhamma dst.

potongan mulapariyaya menurut saya kuncinya pada "directly knows", sehingga tidak melakukan "ma~n~nati"/conceive *terpengaruh/terlibat secara emosi*/membayang2xkan. Bukannya tidak berpikir.

Nah pernyataan ini arti sebenarnya


Quote
Thanissaro menerjemahkan 'ma~n~nati' = 'conceive', RG de Wettimuny menerjemahkan 'conceptualize', dua-duanya berarti 'berpikir'. terjemahan berpikir tapi maknanya berbeda.  berpikir tanpa konsep juga bisa, misal ketika seseorang melihat air, dia hanya tau air, itu namanya sudah berpikir air, hanya belum berkonsep  ^-^, pertanyaan gampang , kalau ada arahat di tanya seseorang, Apakah itu (yg mana orangnya menunjuk ke arah air) ?  pasti dijawab air, bukan kotoran :)) hanya saat dia mengatakan air, ia tidak berkonsep ini dan itu(misal membayangkan ciri air, atau kualitas air, atau rasa dari air). ^-^
[/b][/color]

Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1010 on: 30 September 2008, 10:40:29 AM »
Quote
Anda mencampuradukkan hati dan pikiran. Pikiran (thought, thinking) bukan citta, bukan manifestasi citta.
Menurut Pak Hud?

'citta' itu cuma teori abhidhamma ... orang tidak bisa melihat 'citta' dalam meditasi ... yang bisa dilihat dalam meditasi adalah 'berpikir', sesuai Mulapariyaya-sutta dan sesuai definisi 'berpikir' menurut psikologi modern.

Quote
Saya rasa tidak pas menyebut "man~n~nati" adalah berpikir karena banyak sekali ketidaksingkronan dengan sutta2x lain dimana dikatakan para arahant masih bisa memilih, bertindak, menyebarkan Dhamma dst.

Lalu apa dong 'ma~n~nati' kalau bukan berpikir? ... Thanissaro menerjemahkan sebagai "conceiving" (mengkonsepsikan), Wettimuny menerjemahkan sebagai "conceptualizing" (mengkonseptualisasikan). ... Kedua kata itu hampir sama maksudnya, yakni membentuk gambaran dengan kata-kata, yang merupakan proses awal dari berpikir.

Memang orang yang telah bebas tetap bisa berbicara dan berkata-kata ... (tentang apakah orang yang bebas masih 'memilih' saya tidak yakin, saya rasa tidak begitu, karena yang memilih itu pikiran/si aku; bagi seorang arahat tidak ada pilihan dalam berbicara dan bertindak, karena kebenaran hanya satu; manusia yang belum bebaslah yang harus memilih antara kebenaran dan ketidakbenaran, dan sering kali salah). ... Tapi, kalau dalam Mulapariyaya-sutta, Sang Buddha jelas-jelas menyatakan arahat/buddha tidak 'ma~n~nati', tidak mengkonsepsikan, alias tidak berpikir ... mau dikemanakan sutta itu yang Anda anggap "banyak sekali ketidaksingkronan dengan sutta2x lain". ...

Menurut saya, yang perlu diperbaiki ialah cara kita memahami apa itu 'berpikir' ... dan di sini ada pula challenge untuk memahami bisakah orang yang bebas berbicara & bertindak TANPA melalui pikiran (konseptualisasi) ... Anda cenderung menganggap itu mustahil ... menurut Anda, orang berbicara & bertindak mau tidak mau harus berangkat dari berpikir. ... Itu fallacy (kesalahan) yang mendasar, karena kita menganggap proses batin orang yang bebas dari akunya sama seperti proses batin seorang puthujjana.

Yang jelas, Mulapariyaya-sutta mengatakan demikian, Bahiya-sutta mengatakan 'direct knowing', tanpa melalui proses berpikir. ... Saya melihat, kedua sutta inilah yang mengandung hal-hal yang dalam, yang halus, yang hanya bisa dipahami oleh orang bijak ... yang hanya bisa dipahami oleh sedikit orang yang sudah tipis debu yang menutupi matanya ... bukan puluhan sutta lain yang mudah dipahami secara intelektual. ... Di dalam kedua sutta itulah terletak kedalaman ajaran seorang Buddha, bukan ajaran seorang guru spiritual biasa.

Definisi dari 'berpikir' di sini saya ambil menurut psikologi modern, yakni "a symbolic response to external and internal stimuli" (Encyclopaedia Britannica). ... 'Symbolic' karena menggunakan konsep-konsep/kata-kata ... 'response' karena merupakan reaksi dari batin/si aku/diri ... dan dicetuskan oleh adanya 'stimuli' (rangsangan) yang datang dari luar dan dari dalam (keenam pintu indra). ... Jelas terlihat bahwa Mulapariyaya-sutta persis sejalan dengan definisi 'berpikir' menurut psikologi modern ... Hanya saja di sini Sang Buddha menambahkan bahwa seorang arahat/buddha tidak lagi 'berpikir' (menurut definisi itu) ... sekalipun mereka tetap bisa berbicara, menjawab pertanyaan, bertindak dsb ... bukan lumpuh seperti tumbuhan.

Quote
potongan mulapariyaya menurut saya kuncinya pada "directly knows", sehingga tidak melakukan "ma~n~nati"/conceive *terpengaruh/terlibat secara emosi*/membayang2xkan. Bukannya tidak berpikir.

'Yathabhutam nyanadassanam', melihat apa adanya, tanpa dipengaruhi oleh pikiran, oleh si aku/diri dengan kesenangan dan ketidaksenangannya, itu adalah langkah #1 (sa~njanati) sebelum diikuti langkah #2 s.d. langkah #5 (ma~n~nati, berpikir) dan langkah #6 (abhinandati, rasa senang/tidak senang).

Anda bilang, "Bukannya tidak berpikir" ... saya tidak tahu apa definisi "berpikir" yang Anda gunakan di sini ... Saya menggunakan definisi dari Mulapariyaya-sutta itu sendiri dan definisi dari psikologi modern.

Saya lihat, diskusi ini timbul karena Anda dan saya menggunakan definisi 'berpikir' yang berbeda. ... Saya sudah menjelaskan definisi yang saya pakai ... Anda belum menjelaskan definisi Anda.


Offline Andi Sangkala

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 102
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
  • Eling eling mangka eling rumingkang di bumi alam
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1011 on: 30 September 2008, 11:05:14 AM »

Yang jelas, Mulapariyaya-sutta mengatakan demikian, Bahiya-sutta mengatakan 'direct knowing', tanpa melalui proses berpikir. ... Saya melihat, kedua sutta inilah yang mengandung hal-hal yang dalam, yang halus, yang hanya bisa dipahami oleh orang bijak ... yang hanya bisa dipahami oleh sedikit orang yang sudah tipis debu yang menutupi matanya ... bukan puluhan sutta lain yang mudah dipahami secara intelektual. ... Di dalam kedua sutta itulah terletak kedalaman ajaran seorang Buddha, bukan ajaran seorang guru spiritual biasa.


 _/\_

Yang menjadi pertanyaan saya apakah anda termasuk orang bijak yang tertutup debu tipis?
Melihat jawaban anda di atas, aku sampai pada kesimpulan (maaf apabila keliru) bahwa kemampuan batin anda paling tidak setara dengan batin Bahiya atau para bhikkhu pendengar Mulapariyayasutta?

Anda bilang: "bukan puluhan sutta lain yang mudah dipahami secara intelektual. ... Di dalam kedua sutta itulah terletak kedalaman ajaran seorang Buddha, bukan ajaran seorang guru spiritual biasa",

Apakah ajaran yang terkandung dalam sutta lain (selain Mulapayaya sutta dan Bahiyasutta) merupakan ajaran guru spiritual biasa?

Semoga penjelasan anda mencerahkan

Sukhi hotu _/\_

Andi

Karena Tidak Sayang Maka Tidak Kenal

Andi

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1012 on: 30 September 2008, 11:15:54 AM »
Terserah Anda deh. Yg pasti Anda berteori yg mana teorinya belum teruji. Kalau saya sih ngak mo buat2 teori apalagi kalo saya belum buktikan.

Saya berteori berdasarkan Mulapariyaya-sutta dan membuktikan teori itu dalam meditasi. Anda berteori berdasarkan Abhidhamma yang mengajarkan citta, yang tidak bisa Anda buktikan dalam meditasi.

Quote
Reaksi adalah karma, orang berpikir, lalu berkehendak adalah berbuat karma ... Seorang arahat tidak berbuat karma, tidak bereaksi. Lagi2 aneh, kalau arahat menjawab pertanyaan, itu juga reaksi yaitu menjawab pertanyaan lho, koq jadinya arahat kayak patung

"Reaksi" itu terjadi secara langsung, immediate, spontan, memintasi pikiran & pertimbangan ... sangat berbeda dengan reaksi puthujjana.

Quote
Quote
Jika Sang Buddha setiap pagi bermeditasi dan memantau siapa yg hendak ditolong, melihat yg ditolong seberapa matang batinnya utk tercerahkan, dan bisa mengetahui sebab -akibat yg akan ditolong, itu apakah termasuk analisa atau bukan?  ^-^
Di dalam Mulapariyaya-sutta, Sang Buddha menyatakan seorang arahat/buddha tidak berpikir (mengkonseptualisasikan). ... Bagaimana proses batin seorang arahat/buddha, itu hanya spekulasi. Anda tidak menjawab pertanyaan saya , tapi mengalihkan pada spekulasi Anda

Saya sudah menjawab dengan Mulapariyaya-sutta: seorang arahat/buddha tidak mengkonseptualisasikan, tidak berpikir, jelas tidak menganalisis. ... Tidak seperti seorang puthujjana, itu kata Mulapariyaya-sutta. ... Tentang bagaimana sebetulnya proses batin arahat/buddha, Anda dan saya cuma bisa berspekulasi.

Quote
Tidak berpikir juga tidak di kenal pak, itu asumsi dan spekulasi

Baca Mulapariyaya-sutta. Di situ Sang Buddha bilang seorang arahat tidak lagi mengkonseptualisasikan, artinya tidak berpikir. ... Andalah yang berasumsi bahwa seorang arahat/buddha berpikir, tanpa dasar kitab suci.

Quote
tampaknya Anda mengartikan seenaknya ^-^

Anda yang tidak mengerti.

Quote
berpikir tanpa konsep juga bisa, misal ketika seseorang melihat air, dia hanya tau air, itu namanya sudah berpikir air, hanya belum berkonsep  ^-^, pertanyaan gampang , kalau ada arahat di tanya seseorang, Apakah itu (yg mana orangnya menunjuk ke arah air) ?  pasti dijawab air, bukan kotoran :)) hanya saat dia mengatakan air, ia tidak berkonsep ini dan itu(misal membayangkan ciri air, atau kualitas air, atau rasa dari air). ^-^

Apa sih definisi 'berpikir' yang Anda gunakan? ... Bagi saya, 'berpikir' adalah "menanggapi secara simbolik rangsangan yang datang dari luar dan dari dalam (melalui keenam pintu indra)." Ini definisi dari psikologi modern, yang persis sama dengan definisi 'berpikir' (konseptualisasi) dari Mulapariyaya-sutta. ... "Simbolik" berarti menggunakan kata-kata (bahasa).

Menurut definisi psikologi modern dan definisi Mulapariyaya-sutta, ketika seorang arahat melihat suatu wujud tanpa kata-kata (langkah #1, sa~njanati) itu belum bisa disebut berpikir (bukan ma~n~nati, mengkonsepsikan). ... Itulah yang disebut 'melihat apa adanya', yathabhutam nyanadassanam, tanpa dipengaruhi oleh pikiran yang terkondisi, oleh si aku dengan kesenangan & ketidaksenangannya.

Seorang arahat yang melihat suatu benda, dia melihat benda itu tanpa kata-kata, dia tidak berpikir ... Ketika ditanya, benda apa itu, barulah dia menggunakan simbol yang dipahami oleh si penanya ... hanya itu, bagi si arahat itu sendiri kata-kata itu tidak penting, yang penting adalah melihat tanpa kata-kata, kata 'air' tidak punya arti apa-apa bagi si arahat, selain untuk menjawab pertanyaan si penanya.
« Last Edit: 30 September 2008, 11:23:06 AM by hudoyo »

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1013 on: 30 September 2008, 11:21:53 AM »
_/\_

Yang menjadi pertanyaan saya apakah anda termasuk orang bijak yang tertutup debu tipis?
Melihat jawaban anda di atas, aku sampai pada kesimpulan (maaf apabila keliru) bahwa kemampuan batin anda paling tidak setara dengan batin Bahiya atau para bhikkhu pendengar Mulapariyayasutta?

Tidak penting buat Anda apa yang ada dalam batin saya. ... Jangan berspekulasi tentang batin orang lain; alih-alih, bertanyalah kepada diri Anda sendiri: pahamkah saya isi Mulapariyaya-sutta dan Bahiya-sutta?

Quote
Anda bilang: "bukan puluhan sutta lain yang mudah dipahami secara intelektual. ... Di dalam kedua sutta itulah terletak kedalaman ajaran seorang Buddha, bukan ajaran seorang guru spiritual biasa",
Apakah ajaran yang terkandung dalam sutta lain (selain Mulapayaya sutta dan Bahiyasutta) merupakan ajaran guru spiritual biasa?

Dalam kitab suci Tipitaka banyak sekali ajaran yang seorang guru spiritual biasa mampu mengajarkannya. ... Hanya sedikit ajaran yang hanya seorang Buddha (tercerahkan) mampu mengajarkannya. ... Pandai-pandailah menyelami ajaran seperti itu.

Quote
Semoga penjelasan anda mencerahkan
Sukhi hotu _/\_
Andi

Semoga Anda tercerahkan.

Salam,
hudoyo

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1014 on: 30 September 2008, 11:44:26 AM »
saya pikir kunci keberhasilan dialog ini adalah definisi dari berpikir itu sendiri.
kalo masing2 peserta diskusi menjelaskan definisi berpikir, akan terlihat di mana nyambung atau ketidaknyambungannya...
lebih bagus lagi kalo ada referensinya...

* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1015 on: 30 September 2008, 11:49:55 AM »
Betul. ... Saya sudah berkali-kali menjelaskan definisi 'berpikir' yang saya gunakan: berdasarkan Mulapariyaya-sutta dan psikologi modern. ... Saya belum melihat pihak lain menjelaskan definisi 'berpikir' yang mereka pakai.

Offline Andi Sangkala

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 102
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
  • Eling eling mangka eling rumingkang di bumi alam
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1016 on: 30 September 2008, 12:09:13 PM »

Tidak penting buat Anda apa yang ada dalam batin saya. ... Jangan berspekulasi tentang batin orang lain; alih-alih, bertanyalah kepada diri Anda sendiri: pahamkah saya isi Mulapariyaya-sutta dan Bahiya-sutta?


 _/\_

Saya bertanya tentang "batin anda" justru untuk menghilangkan "spekulasi", Buddha saja ketika ditanya selalu memberi penjelasan dengan baik, sehingga siapapun yang bertanya terhindar dari spekulasi.

Adalah tidak mungkin saya menjadi umat Buddha apabila tidak mengetahui kwalitas batin Buddha sama sekali, namun karena kwalitas batin Buddha yang begitu luhur maka saya walaupun tertatih-tatih bersedia melaksanakan ajaran Buddha sebatas kemampuan saya. Mengetahui kwalitas batin seorang guru adalah penting

Tanpa penjelasan anda sendiri lalu bagaimana saya bisa mengetahui bahwa anda memang memahami Mulapariyayasutta dan Bahiyasutta.

Apabila anda tidak memiliki kwalitas batin setara Bahiya bagaimana mungkin  anda mengajarkan (MMD) sesuai Mulapariyayasutta dan bahiyasutta?


sukhi hotu _/\_

Andi

Karena Tidak Sayang Maka Tidak Kenal

Andi

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1017 on: 30 September 2008, 12:20:48 PM »
_/\_
Saya bertanya tentang "batin anda" justru untuk menghilangkan "spekulasi", Buddha saja ketika ditanya selalu memberi penjelasan dengan baik, sehingga siapapun yang bertanya terhindar dari spekulasi.
Adalah tidak mungkin saya menjadi umat Buddha apabila tidak mengetahui kwalitas batin Buddha sama sekali, namun karena kwalitas batin Buddha yang begitu luhur maka saya walaupun tertatih-tatih bersedia melaksanakan ajaran Buddha sebatas kemampuan saya. Mengetahui kwalitas batin seorang guru adalah penting

Anda menjadi umat Buddha sama sekali BUKAN karena Anda TAHU kualitas batin Buddha, melainkan karena Anda PERCAYA/BERIMAN bahwa Buddha begini-begitu. ...

Orang yang tidak percaya/beriman bahwa Buddha begini-begitu, tidak akan peduli siapa itu Buddha. ...

Quote
Tanpa penjelasan anda sendiri lalu bagaimana saya bisa mengetahui bahwa anda memang memahami Mulapariyayasutta dan Bahiyasutta.

Tidak perlu saya menjelaskan kepada Anda isi batin saya. Tidak perlu Anda mengetahui isi batin saya begini-begitu. Semua hal itu tidak akan mencerahkan Anda sendiri.

Quote
Apabila anda tidak memiliki kwalitas batin setara Bahiya bagaimana mungkin  anda mengajarkan (MMD) sesuai Mulapariyayasutta dan bahiyasutta?

Apakah MMD yang saya ajarkan sesuai Mulapariyaya-sutta & Bahiya-sutta atau tidak bisa Anda buktikan dalam pengalaman batin Anda sendiri kalau Anda mau mencobanya. ...

Tidak perlu saya mengetahui, dan tidak mungkin saya mengetahui, apakah Siddhartha telah mencapai pencerahan sempurna atau tidak, kecuali membuktikan kata-katanya dalam pengalaman meditasi saya sendiri ... Jadi tidak perlu saya percaya/beriman apakah Sang Buddha mencapai pencerahan atau tidak, sama seperti tidak perlu Anda percaya/beriman apakah saya tercerahkan atau tidak.

Offline Andi Sangkala

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 102
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
  • Eling eling mangka eling rumingkang di bumi alam
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1018 on: 30 September 2008, 12:35:07 PM »

Anda menjadi umat Buddha sama sekali BUKAN karena Anda TAHU kualitas batin Buddha, melainkan karena Anda PERCAYA/BERIMAN bahwa Buddha begini-begitu. ...

Orang yang tidak percaya/beriman bahwa Buddha begini-begitu, tidak akan peduli siapa itu Buddha. ...

Quote

Kog anda tahu seh aku jadi umat Buddha karena percaya/beriman Buddha begini dan begitu, dari mana tuh anda tahu bgt?

Karena Tidak Sayang Maka Tidak Kenal

Andi

Offline Andi Sangkala

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 102
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
  • Eling eling mangka eling rumingkang di bumi alam
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1019 on: 30 September 2008, 12:39:40 PM »
Tidak perlu saya menjelaskan kepada Anda isi batin saya. Tidak perlu Anda mengetahui isi batin saya begini-begitu. Semua hal itu tidak akan mencerahkan Anda sendiri.

Walaupun tidak akan mencerahkan saya, namun paling tidak saya tahu apakah anda sudah tercerahkan

Karena Tidak Sayang Maka Tidak Kenal

Andi