//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: MMD (Meditasi Mengenal Diri)  (Read 570224 times)

0 Members and 3 Guests are viewing this topic.

Offline Andi Sangkala

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 102
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
  • Eling eling mangka eling rumingkang di bumi alam
Re: J KrishnaMurti -> MMD
« Reply #960 on: 24 September 2008, 12:47:56 PM »

Bukan, mengenali pikiran tidak bisa dilakukan dengan pikiran ... itu berarti menganalisis pikiran yang sudah lampau. ...

Mengenali pikiran berarti menyadari secara pasif setiap kali pikiran muncul ... tanpa bereaksi ... tanpa terseret ... sehingga pikiran itu lenyap kembali. ... Kalau ini dilakukan terus-menerus ... setiap pikiran yang muncul disadari, sehingga lenyap ... pada akhirnya pikiran itu akan berhenti dengan sendirinya (tanpa diusahakan untuk berhenti). ... Itulah vipassana sebagaimana dipahami dalam MMD ... sesuai dengan ajaran Sang Buddha kepada Bahiya & Malunkyaputta.

Salam,
hudoyo


 _/\_mohon petunjuk lebih lanjut

Apakah "menyadari dengan pasif" bukan pikiran (kesadaran)?

Maaf aku masih belum nangkap apa yang anda maksud dengan "pikiran"?

Sambil lalu aku juga pernah baca pernyataan anda (maaf apabila keliru) bahwa MMD menggunakan metode tanpa usaha (virya), lalu bagaimana mungkin seseorang melakukan meditasi tanpa "usaha"?

Baca posting aja perlu usaha, balas postingpun perlu usaha, apakah "mengamati secara pasif" bukan suatu usaha?

Semoga penjelasan anda memberikan cahaya dalam batinku yang kelam ini

sukhi hotu _/\_ ^:)^

Andi
Karena Tidak Sayang Maka Tidak Kenal

Andi

Offline CKRA

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 919
  • Reputasi: 71
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #961 on: 24 September 2008, 01:17:16 PM »

Quote
by Hudoyo from http:///showthread.php?t=1069163&page=5
Tolong dibedakan: K sendiri hidup selibat, tapi ia tidak pernah menganjurkan orang untuk hidup selibat ... Mengapa ia sendiri hidup selibat, mana saya tahu?

K =J.Krisnamurti yg dikatakan selibat, tapi koq selingkuh bahkan melakukan aborsi, jadi apa arti penjelasan Pak Hudoyo tersebut,bukankah ini pemutar balikan fakta. ^-^


Sebelumnya saya tidak mengetahui (dan tidak ingin tahu) ajaran J. Krisnamurti. Saya pikir pastilah ajarannya tidak buruk. Walau demikian saya tetap berpendapat MMD tidak sesuai dengan Buddhisme karena mencampuradukkan ajaran dengan comot sana comot sini.

Sekarang setelah saya mengetahui sedikit tentang ajaran J. Krisnamurti dan bila yang di-quote-kan oleh rekan Bond benar adanya, saya menjadi sangat ngeri membayangkan apa yang akan diperoleh oleh praktisi MMD dalam jangka panjang bila mengikuti ajaran dari guru semacam J. Krisnamurti.

Apakah thread MMD masih pantas masuk dalam board "Topik Buddhisme"?

 _/\_
CKRA

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #962 on: 24 September 2008, 01:30:16 PM »
Quote
by semar =Hudoyo from http:///showthread.php?t=1069163&page=6

Bagi saya pengalaman 'berhentinya pikiran/aku' itu adalah FINAL (cuma belum permanen saja, baru sementara (temporary)). ... Tidak ada apa-apa lagi sesudah itu ... Itu yang dialami Buddha, Krishnamurti, Bernadette Roberts ... Itu bukan hanya pandangan Theravada, tapi juga pandangan Madhyamika, itu 'sunyata'. ...

Jadi ternyata pencerahan yg dimaksud dalam MMD adalah berhentinya pikiran / aku, dan saya teringat bahwa Pak Hudoyo juga pernah mengatakan hanya mengantarkan sampai khanika samadhi saja yg mana artinya sama dengan berhentinya aku. Jadi artinya pencerahan sempurna ala MMD ya khanika samadhi saja tidak ada kelanjutannya seperti keterangan diatas. Padahal apa yg diajarkan Buddha dan para arahat pencerahan sempurna tidaklah seperti definisi Pak Hudoyo diatas. Memasukan nama Buddha yg disetarakan pencerahan J. Krisnamurti adalah hal yg mengada-ngada seperti sebuah dagelan politik.

Bahkan keadaan untuk berhentinya aku/pikiran agar menjadi permanen ala MMD tidak sesuai dengan Ajaran Sang Buddha. Mungkinkah pikiran berhenti pada saat kita dalam keadaan sehari2, pasti tidak mungkin lalu apa yg berhenti permanen?

Menurut ajaran Sang Buddha seorang arahat yg telah mencapai nibbana adalah mereka yg telah menghapus semua kekotoran batin sampai ke akar2nya yg tidak akan pernah muncul kembali. Jadi yg permanen itu adalah tidak akan pernah muncul lagi kilesa pada batin yg tercerahkan sempurna, jadi bukan berhentinya pikiran/aku secara permanen.
Kalau berhentinya pikiran pada saat meditasi lalu dalam kehidupan sehari bergerak lagi itu namanya bukan permanen.
Berbeda dengan seorang arahat yaitu entah dia dalam keadaan meditasi ataupun dalam kehidupan sehari2 kilesa tidak akan pernah muncul kembali, inilah yg disebut permanen yg berhubungan dengan pencapaian nibbana kecuali ketika seorang arahat telah parinibbana.

Dan perlu diketahui juga bahwa masih banyak hal yg harus dilewati ketika orang bervipasana dan mencapai khanika samadhi menurut ajaran Sang Buddha, bukannya berhenti lalu final.
« Last Edit: 24 September 2008, 01:39:04 PM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #963 on: 24 September 2008, 01:36:16 PM »
Apakah thread MMD masih pantas masuk dalam board "Topik Buddhisme"?

 _/\_
CKRA

Member CKRA,
ini adala topik yang sangat sensitif, bahkan ada seorang member yg membuat polling sehubungan dengan issue ini, dan mengakibatkan terjadinya perdebatan panas yang berkepanjangan, setelah mempertimbangkan Pro/Cons akhirnya mods memutuskan untuk menempatkan MMD ini ke dalam board "Buddhisme dan kepercayaan lain". semoga anda bisa memakluminya.

Offline CKRA

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 919
  • Reputasi: 71
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #964 on: 24 September 2008, 09:44:21 PM »
Apakah thread MMD masih pantas masuk dalam board "Topik Buddhisme"?

 _/\_
CKRA

Member CKRA,
ini adala topik yang sangat sensitif, bahkan ada seorang member yg membuat polling sehubungan dengan issue ini, dan mengakibatkan terjadinya perdebatan panas yang berkepanjangan, setelah mempertimbangkan Pro/Cons akhirnya mods memutuskan untuk menempatkan MMD ini ke dalam board "Buddhisme dan kepercayaan lain". semoga anda bisa memakluminya.


Terima kasih atas penjelasannya, rekan Indra. Saya bisa merasakan keangkeran topik ini  :)

 _/\_
CKRA

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: J KrishnaMurti -> MMD
« Reply #965 on: 25 September 2008, 06:47:53 AM »
_/\_mohon petunjuk lebih lanjut
Apakah "menyadari dengan pasif" bukan pikiran (kesadaran)?
Maaf aku masih belum nangkap apa yang anda maksud dengan "pikiran"?

Dari pertanyaan Anda, tampaknya Anda mencampuradukkan antara 'pikiran, berpikir' (thought, thinking) dengan 'kesadaran' (consciousness). ... Pikiran bukan kesadaran, dan kesadaran bukan pikiran. ... Anda harus bedakan kedua hal itu. ...

'Kesadaran' (consciousness) adalah keadaan batin orang yang tidak tidur, tidak pingsan & tidak mati. ... Di dalam sadar, orang bisa berpikir, bisa pula tidak berpikir.

Di lain pihak, 'pikiran' adalah RESPONS batin terhadap suatu persepsi yang diterima dari luar melalui pancaindra atau yang muncul dari bawah sadar sebagai ingatan (memori). ... Pikiran ini selalu menggunakan kata-kata (bahasa) ... orang tidak bisa berpikir tanpa kata-kata. ... Sifat kedua dari pikiran: pikiran selalu menciptakan subyek (aku. diri, ego, atta). ... Sebelum pikiran bergerak, yang ada hanyalah obyek-obyek, yang menghasilan persepsi melalui pancaindra. ... Begitu pikiran bergerak, muncullah subyek, lalu subyek berhadapan dengan obyek-obyek, lalu subyek ber-relasi dengan obyek, lalu timbul kesenangan, ketidaksenangan, keinginan, penolakan dsb ... Sifat ketiga dari pikiran adalah: pikiran hanya bisa berada (menggunakan bahan) dari masa lampau atau memproyeksi dari masa lampau ke masa depan ... pikiran tidak mungkin berada pada saat kini. ... Demikian secara singkat tentang hal-ihwal pikiran; kalau masih belum jelas, silakan bertanya lagi.

Quote
Sambil lalu aku juga pernah baca pernyataan anda (maaf apabila keliru) bahwa MMD menggunakan metode tanpa usaha (virya), lalu bagaimana mungkin seseorang melakukan meditasi tanpa "usaha"?
Baca posting aja perlu usaha, balas postingpun perlu usaha, apakah "mengamati secara pasif" bukan suatu usaha?

Baca posting, balas posting bukanlah bermeditasi, apalagi bukan MMD. ... Seluruh kesadaran manusia sehari-hari selalu dipenuhi TUJUAN (di masa depan) dan USAHA.

Dalam MMD orang tidak memilir ke masa depan, jadi tidak ada TUJUAN apa-apa ... karena tidak ada TUJUAN, maka tidak ada pula USAHA ... MMD berarti berhenti, diam pada saat kini, tidak berusaha apa pun. ... Kata Sang Buddha: "Aku sudah lama berhenti, kamulah yang terus berlari. Apa yang kamu cari? Berhentilah."

Saya ambil contoh yang sangat sederhana, yang pasti pernah dialami oleh semua orang:

Bila Anda sedang melamun ... tentang sesuatu yang enak ... beberapa menit ... lalu tiba-tiba Anda sadar ... pada detik sadar itu, ke mana lamunan Anda? ... lenyap, bukan. ... sederhana sekali. ... Itulah yang saya maksud dengan "menyadari pikiran secara pasif", karena detik sadar itu bukan hasil dari suatu usaha ... Orang tidak mungkin "berusaha sadar" ketika sedang melamun. ... Sadar itu datang begtiu saja, cepat atau lambat ...

Sedetik kemudian, pikiran bergerak lagi, misalnya berkata: "Oh, aku baru saja melamun", "Aku tidak boleh melamun ...", "AKu harus berkonsentrasi, aku harus  bermeditasi" ... dsb. dsb. ... Itu pikiran lagi yang bergerak, si aku lagi yang bergerak ... bukan sadar (aware).

Nah, detik sadar itulah yang saya maksud dengan "menyadari gerak-gerik batin secara pasif, tanpa usaha" ... Kalau orang BERUSAHA untuk sadar (aware), ia sudah tidak sadar, tidak aware. ...

Quote
Semoga penjelasan anda memberikan cahaya dalam batinku yang kelam ini

Semoga batin Anda sekarang menjadi terang. ... Kalau masih gelap juga, silakan bertanya lagi.

Salam,
hudoyo

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #966 on: 25 September 2008, 11:57:52 AM »
Dapatkah dijelaskan PIKIRAN YG BERHENTI dalam
suatu sistem komputer (PC)... sehingga
yg komputer nerd dapat memetik manfaatnya................

thanks banget!

johan3000 (matanya yg masih TEMBAL DEBUNYA)...
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline ilalang

  • Teman
  • **
  • Posts: 50
  • Reputasi: 1
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #967 on: 25 September 2008, 03:14:12 PM »
Dapatkah dijelaskan PIKIRAN YG BERHENTI dalam
suatu sistem komputer (PC)... sehingga
yg komputer nerd dapat memetik manfaatnya................


NEO,
Maybe you should ask MORPHEUS about the advanced artificial intelligence COMPUTER who has imprisoned your MIND.

When you do, please be prepared to face the hardest of all truths, because you'll discover that all life on earth may be nothing more than a virtual reality known as the M*****
And one more thing...please be prepared also with the androids led by Agent S**** who will consider you as a rebel...
 ;D

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #968 on: 26 September 2008, 08:10:51 AM »
Quote
by semar =Hudoyo from http:///showthread.php?t=1069163&page=6

Bagi saya pengalaman 'berhentinya pikiran/aku' itu adalah FINAL (cuma belum permanen saja, baru sementara (temporary)). ... Tidak ada apa-apa lagi sesudah itu ... Itu yang dialami Buddha, Krishnamurti, Bernadette Roberts ... Itu bukan hanya pandangan Theravada, tapi juga pandangan Madhyamika, itu 'sunyata'. ...

Jadi ternyata pencerahan yg dimaksud dalam MMD adalah berhentinya pikiran / aku, dan saya teringat bahwa Pak Hudoyo juga pernah mengatakan hanya mengantarkan sampai khanika samadhi saja yg mana artinya sama dengan berhentinya aku. Jadi artinya pencerahan sempurna ala MMD ya khanika samadhi saja tidak ada kelanjutannya seperti keterangan diatas. Padahal apa yg diajarkan Buddha dan para arahat pencerahan sempurna tidaklah seperti definisi Pak Hudoyo diatas. Memasukan nama Buddha yg disetarakan pencerahan J. Krisnamurti adalah hal yg mengada-ngada seperti sebuah dagelan politik.

Bahkan keadaan untuk berhentinya aku/pikiran agar menjadi permanen ala MMD tidak sesuai dengan Ajaran Sang Buddha. Mungkinkah pikiran berhenti pada saat kita dalam keadaan sehari2, pasti tidak mungkin lalu apa yg berhenti permanen?

Menurut ajaran Sang Buddha seorang arahat yg telah mencapai nibbana adalah mereka yg telah menghapus semua kekotoran batin sampai ke akar2nya yg tidak akan pernah muncul kembali. Jadi yg permanen itu adalah tidak akan pernah muncul lagi kilesa pada batin yg tercerahkan sempurna, jadi bukan berhentinya pikiran/aku secara permanen.
Kalau berhentinya pikiran pada saat meditasi lalu dalam kehidupan sehari bergerak lagi itu namanya bukan permanen.
Berbeda dengan seorang arahat yaitu entah dia dalam keadaan meditasi ataupun dalam kehidupan sehari2 kilesa tidak akan pernah muncul kembali, inilah yg disebut permanen yg berhubungan dengan pencapaian nibbana kecuali ketika seorang arahat telah parinibbana.

Dan perlu diketahui juga bahwa masih banyak hal yg harus dilewati ketika orang bervipasana dan mencapai khanika samadhi menurut ajaran Sang Buddha, bukannya berhenti lalu final.

Ketika pikiran/aku berhenti, tidak ada apa-apa lagi yang bisa dan perlu dilakukan oleh aku. Di situ tidak ada lagi pikiran, tidak ada aku, jelas tidak ada loba, odsa, moha. Di situ ada sesuatu yang tak dilahirkan, tak tercipta, tak terkondisi.

Ketika pikiran berjalan lagi, jelas aku muncul lagi, loba, dosa, moha muncul lagi.

Tapi sejauh yang dapat dilakukan oleh si aku, berhentinya pikiran adalah CUKUP. Tidak ada apa-apa lagi yang perlu dilakukan sesudah berhentinya pikiran. Dalam Bahiya-sutta, Sang Buddha berkata, "kalau kamu bisa berada di situ (berhentinya pikiran), maka kamu tidak ada lagi, itulah akhir derita."

YM Buddhadasa Mahathera mengatakan keheningan itu adalah mencicipi nibbana.

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #969 on: 26 September 2008, 08:11:43 AM »
Dapatkah dijelaskan PIKIRAN YG BERHENTI dalam
suatu sistem komputer (PC)... sehingga
yg komputer nerd dapat memetik manfaatnya................

thanks banget!

johan3000 (matanya yg masih TEMBAL DEBUNYA)...

Analogi dengan komputer sama sekali tidak membebaskan. Yang penting mengalami sendiri.

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #970 on: 26 September 2008, 08:29:30 AM »
Dapatkah dijelaskan PIKIRAN YG BERHENTI dalam
suatu sistem komputer (PC)... sehingga
yg komputer nerd dapat memetik manfaatnya................

thanks banget!

johan3000 (matanya yg masih TEMBAL DEBUNYA)...

Analogi dengan komputer sama sekali tidak membebaskan. Yang penting mengalami sendiri.

Tolong dibantu dgn diskripsi yg lebih jelas/teliti

apakah berhentinya pikiran itu.....
dalam pengukuran

EEG, MEG atau fMRI and PET

sama sekali tidak memiliki aktivitas?...

Apakah pikiran seorang arahat juga berhenti....
atau cuma dia udah TIDAK terpengaruhi oleh duniawi.... tetapi tetap
aja jalan2 dan makan es cream.....???

thanks!
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline Andi Sangkala

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 102
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
  • Eling eling mangka eling rumingkang di bumi alam
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #971 on: 26 September 2008, 09:36:24 AM »
Nah, detik sadar itulah yang saya maksud dengan "menyadari gerak-gerik batin secara pasif, tanpa usaha" ... Kalau orang BERUSAHA untuk sadar (aware), ia sudah tidak sadar, tidak aware. ...



_/\_

Mohon petunjuk pak Hud, apakah "detik sadar itu" anda alami sepanjang meditasi MMD

Terimakasih atas penjelasannya, semoga aku bisa memahaminya kelak

Andi

« Last Edit: 26 September 2008, 09:38:44 AM by Andi Sangkala »
Karena Tidak Sayang Maka Tidak Kenal

Andi

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #972 on: 26 September 2008, 09:46:24 AM »
Quote
by semar =Hudoyo from http:///showthread.php?t=1069163&page=6

Bagi saya pengalaman 'berhentinya pikiran/aku' itu adalah FINAL (cuma belum permanen saja, baru sementara (temporary)). ... Tidak ada apa-apa lagi sesudah itu ... Itu yang dialami Buddha, Krishnamurti, Bernadette Roberts ... Itu bukan hanya pandangan Theravada, tapi juga pandangan Madhyamika, itu 'sunyata'. ...

Jadi ternyata pencerahan yg dimaksud dalam MMD adalah berhentinya pikiran / aku, dan saya teringat bahwa Pak Hudoyo juga pernah mengatakan hanya mengantarkan sampai khanika samadhi saja yg mana artinya sama dengan berhentinya aku. Jadi artinya pencerahan sempurna ala MMD ya khanika samadhi saja tidak ada kelanjutannya seperti keterangan diatas. Padahal apa yg diajarkan Buddha dan para arahat pencerahan sempurna tidaklah seperti definisi Pak Hudoyo diatas. Memasukan nama Buddha yg disetarakan pencerahan J. Krisnamurti adalah hal yg mengada-ngada seperti sebuah dagelan politik.

Bahkan keadaan untuk berhentinya aku/pikiran agar menjadi permanen ala MMD tidak sesuai dengan Ajaran Sang Buddha. Mungkinkah pikiran berhenti pada saat kita dalam keadaan sehari2, pasti tidak mungkin lalu apa yg berhenti permanen?

Menurut ajaran Sang Buddha seorang arahat yg telah mencapai nibbana adalah mereka yg telah menghapus semua kekotoran batin sampai ke akar2nya yg tidak akan pernah muncul kembali. Jadi yg permanen itu adalah tidak akan pernah muncul lagi kilesa pada batin yg tercerahkan sempurna, jadi bukan berhentinya pikiran/aku secara permanen.
Kalau berhentinya pikiran pada saat meditasi lalu dalam kehidupan sehari bergerak lagi itu namanya bukan permanen.
Berbeda dengan seorang arahat yaitu entah dia dalam keadaan meditasi ataupun dalam kehidupan sehari2 kilesa tidak akan pernah muncul kembali, inilah yg disebut permanen yg berhubungan dengan pencapaian nibbana kecuali ketika seorang arahat telah parinibbana.

Dan perlu diketahui juga bahwa masih banyak hal yg harus dilewati ketika orang bervipasana dan mencapai khanika samadhi menurut ajaran Sang Buddha, bukannya berhenti lalu final.

Ketika pikiran/aku berhenti, tidak ada apa-apa lagi yang bisa dan perlu dilakukan oleh aku. Di situ tidak ada lagi pikiran, tidak ada aku, jelas tidak ada loba, odsa, moha. Di situ ada sesuatu yang tak dilahirkan, tak tercipta, tak terkondisi.

Ketika pikiran berjalan lagi, jelas aku muncul lagi, loba, dosa, moha muncul lagi.

Tapi sejauh yang dapat dilakukan oleh si aku, berhentinya pikiran adalah CUKUP. Tidak ada apa-apa lagi yang perlu dilakukan sesudah berhentinya pikiran. Dalam Bahiya-sutta, Sang Buddha berkata, "kalau kamu bisa berada di situ (berhentinya pikiran), maka kamu tidak ada lagi, itulah akhir derita."

YM Buddhadasa Mahathera mengatakan keheningan itu adalah mencicipi nibbana.

Bukankah pikiran berjalan = proses berpikir?, apakah ketika seorang arahat lagi berpikir ttg suatu keputusan disitu muncul LDM?. Adalah 2 hal yg berbeda berhentinya pikiran dan padamnya LDM. Arahat yg masih hidup dan putthujana dalam kehidupan sehari2 masih ada proses berpikir/pikiran berjalan hanya yg satu masih ada LDM dan yg satu tidak. Jadi keterangannya sepertinya rancu pak.

Apakah yg dimaksud pak Hud pikiran berhenti atau tidak adalah citta atau proses berpikir?

Jika berhentinya pikiran =proses berpikir maka keterangan saya seperti diatas.

Tetapi bila diartikan sebagai citta maka juga masih menjadi rancu lagi bila dikatakan citta berhenti.

Dalam vipasanna yg ada adalah ketika 5 nivarana telah tertekan sementara waktu pikiran/ citta menjadi jernih dan hening, dan ketika pengamatan dan menyadari objek2 atau fenomena2 sebenarnya citta masih bekerja, masih berproses dalam fungsi  masing2 dalam kejernihannya sampai munculnya nyana2.

Jadi apa yg dikatakan Sang Buddha kepada Bahiya "jika kamu berada disitu" bukan berarti pikiran berhenti. tetapi artinya adalah, "melihat apa adanya" tidak terkontaminasi oleh LDM. Dan ini bisa dicapai dalam keadaan meditatif ataupun kehidupan sehari2. Tetapi kalau pikiran berhenti tidak mungkin dicapai dalam keadaan sehari2 jika diartikan proses berpikir.

Disinilah letaknya jika memang ingin dikonsepkan, konsepkanlah dengan jelas sehingga tidak ambigu ataupun menyimpang, bagi beberapa yg non buddhis mungkin akan manggut2 aja, karena mungkin mereka belum melihat ataupun mengerti atau melihat secara langsung apa yg terjadi, karena disini diperlukan kebijaksanaan yg tinggi.Bagi yg Buddhis paling tidak banyak yg menguasai dasarnya dengan baik, makanya banyak pertanyaan2 jika menyimpang apalagi mereka yg berpraktek meditasi yg didibimbing oleh kalyanimita2 mumpuni yg telah teruji kualitasnya. _/\_







« Last Edit: 26 September 2008, 09:51:03 AM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #973 on: 26 September 2008, 11:42:43 AM »
Quote
by semar =Hudoyo from http:///showthread.php?t=1069163&page=6

Bagi saya pengalaman 'berhentinya pikiran/aku' itu adalah FINAL (cuma belum permanen saja, baru sementara (temporary)). ... Tidak ada apa-apa lagi sesudah itu ... Itu yang dialami Buddha, Krishnamurti, Bernadette Roberts ... Itu bukan hanya pandangan Theravada, tapi juga pandangan Madhyamika, itu 'sunyata'. ...

Jadi ternyata pencerahan yg dimaksud dalam MMD adalah berhentinya pikiran / aku, dan saya teringat bahwa Pak Hudoyo juga pernah mengatakan hanya mengantarkan sampai khanika samadhi saja yg mana artinya sama dengan berhentinya aku. Jadi artinya pencerahan sempurna ala MMD ya khanika samadhi saja tidak ada kelanjutannya seperti keterangan diatas. Padahal apa yg diajarkan Buddha dan para arahat pencerahan sempurna tidaklah seperti definisi Pak Hudoyo diatas. Memasukan nama Buddha yg disetarakan pencerahan J. Krisnamurti adalah hal yg mengada-ngada seperti sebuah dagelan politik.

Bahkan keadaan untuk berhentinya aku/pikiran agar menjadi permanen ala MMD tidak sesuai dengan Ajaran Sang Buddha. Mungkinkah pikiran berhenti pada saat kita dalam keadaan sehari2, pasti tidak mungkin lalu apa yg berhenti permanen?

Menurut ajaran Sang Buddha seorang arahat yg telah mencapai nibbana adalah mereka yg telah menghapus semua kekotoran batin sampai ke akar2nya yg tidak akan pernah muncul kembali. Jadi yg permanen itu adalah tidak akan pernah muncul lagi kilesa pada batin yg tercerahkan sempurna, jadi bukan berhentinya pikiran/aku secara permanen.
Kalau berhentinya pikiran pada saat meditasi lalu dalam kehidupan sehari bergerak lagi itu namanya bukan permanen.
Berbeda dengan seorang arahat yaitu entah dia dalam keadaan meditasi ataupun dalam kehidupan sehari2 kilesa tidak akan pernah muncul kembali, inilah yg disebut permanen yg berhubungan dengan pencapaian nibbana kecuali ketika seorang arahat telah parinibbana.

Dan perlu diketahui juga bahwa masih banyak hal yg harus dilewati ketika orang bervipasana dan mencapai khanika samadhi menurut ajaran Sang Buddha, bukannya berhenti lalu final.

Ketika pikiran/aku berhenti, tidak ada apa-apa lagi yang bisa dan perlu dilakukan oleh aku. Di situ tidak ada lagi pikiran, tidak ada aku, jelas tidak ada loba, odsa, moha. Di situ ada sesuatu yang tak dilahirkan, tak tercipta, tak terkondisi.

Ketika pikiran berjalan lagi, jelas aku muncul lagi, loba, dosa, moha muncul lagi.

Tapi sejauh yang dapat dilakukan oleh si aku, berhentinya pikiran adalah CUKUP. Tidak ada apa-apa lagi yang perlu dilakukan sesudah berhentinya pikiran. Dalam Bahiya-sutta, Sang Buddha berkata, "kalau kamu bisa berada di situ (berhentinya pikiran), maka kamu tidak ada lagi, itulah akhir derita."

YM Buddhadasa Mahathera mengatakan keheningan itu adalah mencicipi nibbana.

Bukankah pikiran berjalan = proses berpikir?, apakah ketika seorang arahat lagi berpikir ttg suatu keputusan disitu muncul LDM?. Adalah 2 hal yg berbeda berhentinya pikiran dan padamnya LDM. Arahat yg masih hidup dan putthujana dalam kehidupan sehari2 masih ada proses berpikir/pikiran berjalan hanya yg satu masih ada LDM dan yg satu tidak. Jadi keterangannya sepertinya rancu pak.

Apakah yg dimaksud pak Hud pikiran berhenti atau tidak adalah citta atau proses berpikir?

Jika berhentinya pikiran =proses berpikir maka keterangan saya seperti diatas.

Tetapi bila diartikan sebagai citta maka juga masih menjadi rancu lagi bila dikatakan citta berhenti.

Dalam vipasanna yg ada adalah ketika 5 nivarana telah tertekan sementara waktu pikiran/ citta menjadi jernih dan hening, dan ketika pengamatan dan menyadari objek2 atau fenomena2 sebenarnya citta masih bekerja, masih berproses dalam fungsi  masing2 dalam kejernihannya sampai munculnya nyana2.

Jadi apa yg dikatakan Sang Buddha kepada Bahiya "jika kamu berada disitu" bukan berarti pikiran berhenti. tetapi artinya adalah, "melihat apa adanya" tidak terkontaminasi oleh LDM. Dan ini bisa dicapai dalam keadaan meditatif ataupun kehidupan sehari2. Tetapi kalau pikiran berhenti tidak mungkin dicapai dalam keadaan sehari2 jika diartikan proses berpikir.

Disinilah letaknya jika memang ingin dikonsepkan, konsepkanlah dengan jelas sehingga tidak ambigu ataupun menyimpang, bagi beberapa yg non buddhis mungkin akan manggut2 aja, karena mungkin mereka belum melihat ataupun mengerti atau melihat secara langsung apa yg terjadi, karena disini diperlukan kebijaksanaan yg tinggi.Bagi yg Buddhis paling tidak banyak yg menguasai dasarnya dengan baik, makanya banyak pertanyaan2 jika menyimpang apalagi mereka yg berpraktek meditasi yg didibimbing oleh kalyanimita2 mumpuni yg telah teruji kualitasnya. _/\_









Quote
Adalah 2 hal yg berbeda berhentinya pikiran dan padamnya LDM.

Apa mau dikata.... memang bro itu BER OTAK JAMES BOND.....

 ^:)^ manteeeeeeeeepppp   ^:)^

dan dgn sangat yakin bahwa otak/pikiran yg baik itu spt TERATAI....
bukan seperti... TIKUS MATI....   ;D  ;D  ;D
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #974 on: 26 September 2008, 12:02:26 PM »
Tolong dibantu dgn diskripsi yg lebih jelas/teliti
apakah berhentinya pikiran itu.....
dalam pengukuran
EEG, MEG atau fMRI and PET
sama sekali tidak memiliki aktivitas?...
Apakah pikiran seorang arahat juga berhenti....
atau cuma dia udah TIDAK terpengaruhi oleh duniawi.... tetapi tetap
aja jalan2 dan makan es cream.....???
thanks!

Saya tidak tahu apakah ada orang yang pernah mengukur kegiatan otak orang yang pikiran/akunya dalam keadaan berhenti.

Apakah pikiran seorang arahat berhenti? ... Saya tidak tahu, saya bukan arahat, tapi menurut Mulapariyaya-sutta YA. ... Lebih dulu perlu dipahami apa itu PIKIRAN? Menurut sutta itu, PIKIRAN adalah respons batin yang menciptakan AKU, perasaan dsb.

Bagaimana seorang arahat/buddha bisa berkhotbah? ... Lagi-lagi saya tidak tahu ... yang jelas, menurut Buddha & Krishnamurti, di situ tidak ada aku lagi ... Jadi, kalau ada proses diskursif, analitis, berkhotbah dsb, itu jangan dinamakan PIKIRAN untuk tidak menyalahi Mulapariyaya-sutta di atas, karena di situ TIDAK ADA AKU LAGI ... Jadi "pikiran" seorang arahat/buddha lain sekali dengan pikiran kita menurut Mulapariyaya-sutta..

« Last Edit: 26 September 2008, 12:33:19 PM by hudoyo »