Dari: Kaskus "Riwayat Agung Para Buddha" http:///showthread.php?p=43801322#post43801322
thanks buat replynya.
saya akan mendalami lebih jauh tentang konsep anatta, dan juga konsep dimana pikiran itu bekerja. jika ada pertanyaan, mungkin saya akan bertanya dithread ini:).
bahan dari j.krisnamurti juga sangat menolong, mengingat ia mengupas lebih jauh tentang pikiran.
sabbe satta bhavantu sukhitata
Untuk membantu diskursus tentang 'anatta', mohon dipahami perbedaan asumsi-dasar yang paradigmatik antara ajaran Buddha & Krishnamurti (juga ajaran Hinduisme dan ajaran-ajaran Timur lainnya) dengan ajaran agama-agama monoteistik dan ajaran filsafat (metafisika) Barat:
di dalam agama-agama monoteistik & filsafat Barat, aku/diri/self itu merupakan
ESENSI, bukan FORMA; merupakan
NOUMENON, bukan PHENOMENON ...
di dalam ajaran Buddha & Krishnamurti aku/diri/self
bukan ESENSI,
bukan NOUMENON, melainkan
PHENOMENON ... Dalam Hinduisme, aku/diri/self malah disebut sebagai
MAYA (delusi) ...
Demikianlah ajaran Buddha & Krishnamurti & Hinduisme adalah kebalikan dari ajaran agama-agama monoteistik & filsafat Barat.Maka,
apakah ESENSI atau NOUMENON dalam ajaran Buddha & Krishnamurti? ... Buddha menyebut dalam khotbahnya kepada para bhikkhu:
"Ada SESUATU yang tak dilahirkan, tak tercipta, tak terbentuk, tak terkondisi..." (Udana 8.3) Sampai di situ saja. ... Krishnamurti
menolak memberikan identitas/label kepada ESENSI itu; ia menamakannya dengan berbagai sebutan, antara lain
'the immensity', 'the unknown', 'the unknowable', 'intelligence', 'love', 'benediction' dsb. ...
Bernadette Roberts--seorang ibu rumah tangga Katholik-- dalam bukunya
"The Experience of No-Self", ketika menceritakan pengalaman batinnya, di mana diri/akunya lenyap bersama dengan lenyapnya Tuhan, maka yang tinggal adalah
"The Unknown", yang diungkapkannya sebagai:
"We are in it, rather than it is in us." ("Kita ada di di dalam-Nya, bukan Ia di dalam kita.")
Salam,
hudoyo