//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: MMD (Meditasi Mengenal Diri)  (Read 570397 times)

0 Members and 3 Guests are viewing this topic.

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Pertanyaan untuk Andi Cahya
« Reply #615 on: 16 July 2008, 06:48:54 AM »
ZYZYZ:

Bro andi, bro khan buat thread ini utk sharing suatu pemahaman spiritualitas versi bro ke org lain, dmn thread ini diharapkan dpt memberi "pencerahan" bagi yg membacanya. Yg dimaksud dgn "pencerahan" ini khan ( menurut sy ).. dpt membuat hidup "terasa" menjadi mudah, membuat jiwa menjadi "lega", pikiran jadi "plong" dsb dsb... ( sy rasa ungkapan2 tadi lebih gamblang daripada ungkapan " pemahaman spritualitas utk menjadikan diri lbh dewasa )

Saya tertarik dgn pemahaman yg bro jabarkan dithread ini, oleh karena itu ada beberapa hal yg mau saya tanyakan :
* Bro bilang : " biarkan keinginan2 dalam diri itu berkembang.. lalu amati.. dan sadari keinginan2 tsb ". Yg bro maksudkan dengan "sadari" itu apa sih ? Misal : si A ingin menjadi arsitek yg handal, sejak kecil ia menyukai bentuk bangunan. Oleh karena itu ia belajar dan bekerja keras. Lalu bagaimana ia harus "menyadari" keinginannya tsb ? binun sy bro, ngomongnya jgn banyak kiasan2 gichu dong bro yg tersurat ajah hehehe :D

* Lalu bagaimana dalam pandangan bro utk membedakan "keinginan" dan "kebutuhan" ? Misal : bro andi khan pasti "butuh" pasangan dong secara bro laki2 normal, tapi ga mungkin khan bro ok2 aja memilih sembarang wanita utk jadi pasangan? Pastinya bro "menginginkan" wanita yg jadi pasangan bro memenuhi standar minimal bro khan ??

* Apa yg bro maksud dgn segala sesuatu yg dianggap membelenggu adalah "ilusi" ? bro bilang keinginan dan konflik bisa dianggap ilusi... apakah rasa lapar dan hasrat sexual bisa dianggap ilusi ? apakah sakit maag itu ilusi ? binun nee..

* Bagaimana mungkin kita dapat secara total menyerahkan diri kita kepada aktivitas yg sedang kita lakukan sekaligus "mengamati" ?? Itu namanya konsentrasi terpecah dong ?

* Bro bilang : " saya lebih senang bertapa digunung daripada bekerja dikantor hukum. tetapi karena sy hidup tanpa mempunyai keinginan, maka baik berada dikantor atau digunung, sy happy2 saja". Jadi kalau sy lihat, bro andi ini masih mempunyai "rasa/perspektif" mana yg disukai dan tidak. Mana yg lbh ok mana yg kurang ok. Tapi bagaimana mungkin bro memukul rata nilai keinginan dari semua rasa yg berbeda2 tsb yaitu = 0 .. ? kurang masuk akal sy nih bro, jadi mohon dijelaskan lebih gamblang lagi

* Lantas apa bedanya "berkeinginan" dan "berencana" ? Bro bilang orang yg sadar adalah org yg tdk punya keinginan, apakah itu otomatis org tsb tdk punya rencana kedepan ?? Bagaimana mungkin hanya melakukan yg terbaik saja pada saat ini, kalau tdk menyadari bahwa yg dilakukan saat ini berkaitan dgn apa yg akan dilakukan kedepan ?? Misal : bro gagal melakukan tugas bro dikantor ( meskipun sudah memberikan yg terbaik ) dikarenakan tingkat kesulitan tugas tsb. Bro sudah mengetahui sulitnya tugas ini ketika ditugaskan. Bro diberitahu pasti dipecat jika gagal. Apa mungkin bro hanya do the best tanpa ada plan B dalam hal ini ? ga memikirkan nanti makan apa kalau dipecat ?? misal doank lho brooo ... :D

* Bro bilang : " lakukan yg terbaik saat ini, tdk perlu dipikirin berhasil atau tidaknya ntar ". Kalau berhasil sukur, kalau ga ya ga apa2 ga usah menyesal, gitu khan ?? Nah kalau hal tsb dihubungkan dgn "hidup tanpa adanya keinginan", baik keinginan baik atau jahat... kalau misalkan ( misal lagi lhoo ) bro andi tanpa sadar melakukan suatu perbuatan yg jahat/salah/negatif, setelah perbuatan itu terjadi apakah bro andi tdk menyesalinya ??

Segini dulu bro, pertanyaan lain akan menyusul. Mohon dijawab ya bro, jgn pake bahasa kiasan, sy orgnya bego ga mampu menyimpulkan hal2 begitu. Jgn tersinggung yah hehe :P

« Last Edit: 16 July 2008, 06:51:24 AM by hudoyo »

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Pertanyaan untuk Andi Cahya
« Reply #616 on: 16 July 2008, 06:50:50 AM »
ANDI CAHYA:

-wooooo bombardir pertanyaan!!
-sebelum mencoba menjawab.. saya minta maaf dulu yaaa.. thread nya agak terbengkalai.. beberapa lama ini ada ajah halangan, kalo mo ngisi thread ini.. hehehe.. mungkin sekarang sudah saatnya menulis lagih
-terima kasih atas pertanyaannya.. ga sangka bisa dapat pertanyaan sebanyak ini dari satu orang.. hmm luar biasa!! heueheuheueheu....
---------------------------------------


Quote
* Bro bilang : " biarkan keinginan2 dalam diri itu berkembang.. lalu amati.. dan sadari keinginan2 tsb ". Yg bro maksudkan dengan "sadari" itu apa sih ? Misal : si A ingin menjadi arsitek yg handal, sejak kecil ia menyukai bentuk bangunan. Oleh karena itu ia belajar dan bekerja keras. Lalu bagaimana ia harus "menyadari" keinginannya tsb ? binun sy bro, ngomongnya jgn banyak kiasan2 gichu dong bro yg tersurat ajah hehehe
 
---------------------------------------
-wah wah.. yang dimaksud sadar itu apa ya?? hmm.. sadar ya sadar  saya tidak berani mendefinisikan.. nanti jadinya hanya kegiatan berfikir.. dan dijadikan prinsip hidup..
-hmm.. sadar itu menurut saya melihat sesuatu apa adanya.. menurut saya.. kesadaran itu bentuk kejujuran terhadap diri sendiri..
-kalau ada orang dari kecil menyukai bentuk bangunan.. lalu belajar dan bekerja keras demi "keinginannnya" menjadi arsitek.. ya tinggal menyadari.. keinginannya itu hanya sebagai keinginan..
-banyak sekali yang bisa disadari.. dan tidak mungkin disebutkan satu-satu..
-dari mulai mengapa saya bisa punya keinginan ini..
-mengapa saya bisa begitu "ingin".. sampai-sampai bila keinginan ini tidak terpenuhi maka akan menjadi penderitaan..
-mengapa bisa bahagia bila keinginan ini, terpenuhi..
-mengapa keinginan ini bisa mengikat saya? mengapa keinginan ini begitu dominan menentukan apa yang saya harus perbuat? mengapa keinginan ini begitu menentukan saya menderita dan bahagia? dll dll dll....
-bagaimana caranya sadar? hmm.. jawabannya sama seperti bagaimana anda bisa bangun dari tidur? ya tinggal bangun.. tinggal sadar.. sama seperti jujur.. ya tinggal jujur.. tidak ada caranya..

-dengan menyadari "keinginan".. dengan melihat "keinginan" apa adanya, kita jadi tidak "terikat" atau di belenggu oleh keinginan.. mau dapat sukur.. nda juga nda papa..
-nah.. keinginan yang tidak mengikat ini.. lama-lama akan menghilang.. dengan sendirinya.. saya tidak lagi ingin menjadi arsitek.. jadi apapun boleh..
----------------------------------------


Quote
* Lalu bagaimana dalam pandangan bro utk membedakan "keinginan" dan "kebutuhan" ? Misal : bro andi khan pasti "butuh" pasangan dong secara bro laki2 normal, tapi ga mungkin khan bro ok2 aja memilih sembarang wanita utk jadi pasangan? Pastinya bro "menginginkan" wanita yg jadi pasangan bro memenuhi standar minimal bro khan ??

----------------------------------------
-hmm... membedakan keinginan dan kebutuhan? untuk apa?
-apakah saya bilang kalo "ingin" tidak boleh.. kalau "butuh" boleh? dua-duanya boleh.. silahkan.. hehehe..
-tapi.. membedakan keinginan dan kebutuhan itu mudah.. dengan melihat sesuatu apa adanya
-misalnya: makan..
-makan bagi saya merupakan obat dari rasa lapar.. kita, membutuhkan makanan agar bisa hidup.. jumlahnya bisa ditambah bisa dikurangi.. tapi tetap harus makan
-nah.. kalau makan enak.. ini keinginan  harus makan ayam.. harus makan daging.. hanya suka makanan eropa.. atau fanatik sama nasi.. hehehe...
-kalau saya.. makan hanya untuk mengobati rasa lapar.. jumlahnya ya.. sekedar cukup.. sampai rasa lapar hilang.. alias tidak berlebihan..
-nah.. mengenai makan apa? mengenai makan enak.. bagi saya makan apapun tidak menjadi penderitaan.. mau nasi boleh.. mau emih boleh.. mau sayur kacang juga boleh.. atau hanya makan nasi sama garam
-sphageti juga asik.. daging juga ga masalah..
-jadi.. saya, masih butuh makan.. dan tidak punya keinginan untuk makan enak.. atau, kalau makan makanan yang tidak enak pun tidak membuat saya menjadi menderita
-lapar pun.. walaupun kebutuhan.. tidak mengikat.. kalau saya merasa lapar.. dan tidak ada makanan yang tidak bisa dimakan.. saya menikmati rasa lapar tersebut.. rasa lapar tersebut bagi saya bukan sebuah penderitaan, tapi merupakan pengalaman hidup.. bagian dari kehidupan yang saya cintai..

-butuh pasangan? hmm.. hehehe saat ini saya sih punya pacar.. tahun depan kalau bisa kita mau menikah  hehehe...
-tapi saya tidak butuh pasangan.. saya lahir sendirian.. mati sendirian.. dan punya keyakinan, kalau hiduppun bisa di arungi sendirian
-bikhu-bikhu yang hidup selibat (tanpa pasangan/tanpa sex) telah membuktikan bahwa kehidupan seperti itu dimungkinkan..
-lalu mengapa saya berpasangan? hehehe... entahlah.. kehidupan yang membawa saya untuk hidup berpasangan
-artinya, memiliki kekasih itu indah.. sangat nikmat.. tapi hidup tanpa kekasih pun masih indah.. dan memiliki kenikmatan tersendiri.. jadi apapun boleh.. hehehe...
-hmm.. sebenarnya sih.. saya tidak memilih pasangan.. kalaupun memilih.. kalau orang nya nda mau sama saya gimana? emangnya bisa memilih-milih? kebetulan saya bukan orang yang ganteng
-nda ada standar minimal dalam cinta saya pada pasangan saya.. saya mencintainya apa adanya.. menerima segalanya.. jeleknya.. baiknya.. dua-duanya saya cintai saya terima sebagai bagian dari kehidupan
-------------------------------------------


Quote
* Apa yg bro maksud dgn segala sesuatu yg dianggap membelenggu adalah "ilusi" ? bro bilang keinginan dan konflik bisa dianggap ilusi... apakah rasa lapar dan hasrat sexual bisa dianggap ilusi ? apakah sakit maag itu ilusi ? binun nee..

-------------------------------------------
-hmm... rasa lapar.. hasrat sexual.. dan sakit maag itu bukan ilusi..
-rasa lapar.. menjadi ilusi bila dianggap penderitaan..
-hasrat sexual.. menjadi ilusi bila HARUS disalurkan dengan berhubungan sex..
-sakit maag itu menjadi ilusi.. bila dianggap sebagai penderitaan..
-saya mengatakan segala sesuatu yang membelenggu itu merupakan ilusi, karena diri ini sebenarnya tidak terbelenggu oleh apapun.. tidak terikat oleh apapun..
-melihat rasa lapar.. sebagai rasa lapar.. bukan sebagai tolak ukur bahagia atau menderita..
-melihat hasrat sexual.. hanya sebagai hasrat sexual.. bukan sebagai sesuatu yang harus disalurkan melalui hubungan sexual..
-melihat sakit maag hanya sebagai sakit maag.. tetap bahagia walaupun dalam keadaan sakit
---------------------------------


Quote
* Bagaimana mungkin kita dapat secara total menyerahkan diri kita kepada aktivitas yg sedang kita lakukan sekaligus "mengamati" ?? Itu namanya konsentrasi terpecah dong ?

---------------------------------
-konsentrasi terpecah? hmm.. yang mengamati itu siapa? yang diamati itu siapa?
-bila aktifitas dilakukan oleh pikiran.. dan yang mengamati pikiran.. maka konsentrasi akan terpecah..
-bila aktifitas dilakukan oleh fisik.. dan yang mengamati pikiran.. maka konsentrasi tidak akan terpecah..
-mengapa tidak terpecah? karena dari dulu.. saat kita sedang melakukan apapun.. pikiran ini terus dan terus berfikir.. kemana-mana.. coba ingat ingat.. saat nyetir kendaraan.. atau saat menunggu sesuatu.. pikiran anda sedang apa? dalam melakukan aktifitas fisik... bila pikiran digunakan hanya mengamati.. maka pikiran akan jauh lebih tenang, alias tidak terlalu liar..
-hasilnya aktifitas tersebut akan dilakukan dengan lebih telaten.. setiap detailnya akan lebih terhayati.. dan hidup akan menjadi berbeda setiap saatnya
-hmm.. kalau melakukan aktifitas pikiran.. seperti belajar untuk ujian.. kalau berusaha diamati.. memang konsentrasi akan terpecah.. karena yang mengamatinya masih pikiran.. jadi kan konsentrasi itu memusatkan pikiran.. karena mengamati.. justru pikiran ini jadi terbagi dua.. hehehe.. jadi susah..
-tapi coba pikirkan.. dalam sehari.. berapa banyak sih kita melakukan kegiatan yang membutuhkan aktifitas pikiran? makan khan ga butuh mikir.. mandi.. pipis.. eeq.. jalan.. menunggu.. dll dll dll
-nah... pertamanya.. yang mengamati itu merupakan pikiran.. karena selama ini kita biasanya mengidentitaskan diri dengan pikiran.. atau menganggap bahwa pikiran itu adalah diri kita..
-kalau pengamatan ini rajin dilakukan.. nantinya kita mengamati bukan sebagai pikiran.. pikiran pun bekerja dengan sendirinya.. karena kita bukan lah pikiran.. saat itu totalitas dapat dilakukan pada kegiatan apapun.. nah.. orang yang seperti ini.. merupakan orang yang sadar 24 jam non-stop.. bahkan saat tidur pun, masih teramati.. hehehe... tapi yang kek ginian mah masih jauh.. sekarang mah, yang kecil kecil ajah  yang maen-maen.. yang sehari-hari  hehehe..... semua ada saatnya..
----------------------------------------


Quote
* Bro bilang : " saya lebih senang bertapa digunung daripada bekerja dikantor hukum. tetapi karena sy hidup tanpa mempunyai keinginan, maka baik berada dikantor atau digunung, sy happy2 saja". Jadi kalau sy lihat, bro andi ini masih mempunyai "rasa/perspektif" mana yg disukai dan tidak. Mana yg lbh ok mana yg kurang ok. Tapi bagaimana mungkin bro memukul rata nilai keinginan dari semua rasa yg berbeda2 tsb yaitu = 0 .. ? kurang masuk akal sy nih bro, jadi mohon dijelaskan lebih gamblang lagi 
----------------------------------------
-hmm.. tapi, memang seperti itu.. saya senang menjadi orang kaya.. tapi jadi orang miskin pun no problem..
-saya lebih senang lagu pop.. tapi mendengarkan hardcore pun tidak masalah..
-saya sangat menikmati hidup.. tapi matipun.. saya nantikan dengan penuh kerinduan..
-bagi saya malam hari itu sangat indah.. tapi terbitnya sang mentari selalu membuat saya tersenyum..
-siang atau malam.. kaya atau miskin.. bertapa atau bekerja.. bagi saya merupakan bagian dari hidup.. dan saya menerima hidup apa adanya.. saya mencintai kehidupan..
-tidak masuk akal? hmm.. cinta itu tidak pernah masuk akal..
-dalam cinta.. tidak ada untung atau rugi.. yang ada hanya penerimaan total.. penyerahan diri.. kepercayaan.. keyakinan.. hanya memberi, memberi dan memberi..
-hehehe.. mirip seperti, kalau mau nonton kebioskop sama pacar.. ada film horor dan komedi.. saya lebih suka komedi.. sedangkan pacar saya ingin nonton film horor.. heuheuehu.. saya pilih apa yang pacar saya pilih.. yaitu film horor..
-kenapa? karena bagi saya filmnya nda penting.. yang penting itu.. adalah pacaran.. hehehe.. yang penting itu adalah nonton BERSAMA pacar saya..
-kesimpulannya? saya lebih suka film komedi.. tapi nonton film horor pun saya nikmati
--------------------------------------


Quote
* Lantas apa bedanya "berkeinginan" dan "berencana" ? Bro bilang orang yg sadar adalah org yg tdk punya keinginan, apakah itu otomatis org tsb tdk punya rencana kedepan ?? Bagaimana mungkin hanya melakukan yg terbaik saja pada saat ini, kalau tdk menyadari bahwa yg dilakukan saat ini berkaitan dgn apa yg akan dilakukan kedepan ?? Misal : bro gagal melakukan tugas bro dikantor ( meskipun sudah memberikan yg terbaik ) dikarenakan tingkat kesulitan tugas tsb. Bro sudah mengetahui sulitnya tugas ini ketika ditugaskan. Bro diberitahu pasti dipecat jika gagal. Apa mungkin bro hanya do the best tanpa ada plan B dalam hal ini ? ga memikirkan nanti makan apa kalau dipecat ?? misal doank lho brooo ...

---------------------------------------
-hahaha.. saya berencana menikah tahun depan
-saya ingin menikah tahun depan
-berencana itu keinginan juga.. tapi bentuknya udah lebih jelas, udah ada cara untuk menempuhnya
-hehehe.. orang sadar itu.. keinginannya hilang dengan sendirinya  otomatis.. tidak ada yang direncanakan
-hmm.. mengenai contoh kasus diatas.. memangnya kalau ada plan B.. pasti tidak dipecat? apakah plan B pasti berhasil? hehehe.. semuanya hanya kemungkinan..
-kalau saya, bekerja tidak memiliki rencana.. plan A, plan B.. semuanya saya lakukan untuk saat ini.. hasilnya ditengah jalan pun saya tidak ragu ragu banting stir..
-kalau saya berencana.. tindakan saya akan terbatas pada rencana tersebut.. hasilnya pun terbatas dari apa yang saya rencanakan..
-kalau saya tidak berencana.. tindakan saya menjadi tidak terbatas.. semuanya begitu spontan.. terjadi dengan sendirinya.. bahkan saya sendiri tidak tahu apa yang akan saya lakukan.. hehehe.. hasilnya menjadi tidak terbatas... bisa sangat luar biasa.. dan bisa sangat buruk.. hauahuahauhau!!!!
-heuheuehu... begini-begini...
contoh:
-saya mengatakan ingin menikah tahun depan.. berencana untuk menikah tahun depan.. sebenarnya.. saya tidak ingin dan tidak berencana  saya hanya melihat keadaan saat ini.. dimana sepertinya semuanya mengarahkan saya untuk menikah tahun depan..
-seperti orang tua pacar saya udah ngobrol ngobrol..
-kerjaan, udah mulai jelas..
-dll dll dll..
-nah.. karena sepertinya kehidupan mengarahkan saya untuk menikah tahun depan.. jadi saya ucapkan saya ingin dan berencana.. menikah tahun depan.
-hal diatas bukan rencana, karena tiap saat bisa berubah.. kalau tiba tiba dapet duit 20 juta.. besok pun saya akan menikah  hahaha...
-kalaupun ternyata tahun depan saya tidak bisa menikah.. entah karena saya yang mati.. atau pacar saya yang meninggal dunia.. atau karena nda punya duit.. pun NO PROBLEM!
-ke depan pun.. saya tidak punya rencana atau keinginan mau hidup menjadi apa.. bisa jadi saya jadi gelandangan.. tapi ada kemungkinan saya menjadi presiden RI.. atau hanya menjadi lawyer yang jujur.. bisa juga jadi guru spiritual.. atau.. jadi pemimpin aliran sesat! hauahuahau..  semuanya ok!
-tanpa rencana.. masa depan saya tidak terbatas.. tanpa keinginan POTENSI didalam diri saya menjadi maksimal.. jadi jangan kaget kalau ntar 20 tahun kedepan om ketemu saya dipinggir jalan sebagai gelandangan.. hehehe.. atau bisa juga menjadi orang yang paling kaya di asia tenggara.. saya telah menyerahkan masa depan saya pada kehidupan yang hanya saat ini.
-------------------------------------


Quote
* Bro bilang : " lakukan yg terbaik saat ini, tdk perlu dipikirin berhasil atau tidaknya ntar ". Kalau berhasil sukur, kalau ga ya ga apa2 ga usah menyesal, gitu khan ?? Nah kalau hal tsb dihubungkan dgn "hidup tanpa adanya keinginan", baik keinginan baik atau jahat... kalau misalkan ( misal lagi lhoo ) bro andi tanpa sadar melakukan suatu perbuatan yg jahat/salah/negatif, setelah perbuatan itu terjadi apakah bro andi tdk menyesalinya ??

-------------------------------------
-dengan berada pada disini pada saat ini.. melakukan apapun ya disadari.. justru karena orang tidak berada pada kekinian-lah yang menyebabkan adanya perbuatan yang tidak disadari....
-hmmm.. kalau saya, pribadi.. tidak pernah menyesali perbuatan apapun yang saya lakukan.. bahkan saya tidak pernah menyesali ketidaksadaran saya..
-menyesali sesuatu itu berarti hidup pada masa lalu.. dan hal tersebut tidak relevan.. karena masa lalu sudah berlalu.. sudah tidak penting.. justru yang paling penting itu adalah saat ini...
-saat ini orang-orang terus dan terus melakukan perbuatan jahat/salah/negatif berulang-ulang.. dan teruss berulang karena orang-orang tersebut tidak menghayati perbuatannya.. tidak melakukannya sepenuh jiwa dan raga..
-seorang koruptor.. terus melakukan korupsi.. karena:
1.dia terus menerus berusaha meyakinkan bahwa perbuatannya itu bukanlah korupsi..
2.dan atau dia berusaha membela diri, dengan alasan-alasan logika seperti, anak butuh sekolah.. demi kebahagiaan anak istri... semua teman-temannya dikantor pun sperti itu.. kalau tidak korupsi nanti karirnya dihambat.. korupsi sedikit tidak apa-apa..
3.dan atau dia, rajin beramal.. dengan pikiran.. bahwa beramal dapat menebus perbuatannya sebagai koruptor..
-hmmm.. kalau seorang koruptor.. hanya menjadi koruptor.. mengamati dirinya yang korupsi.. menyadari perbuatannya.. hidup hanya untuk saat ini.. orang tersebut tidak akan bisa menjadi koruptor dalam waktu lama..
-hmm.. dulu waktu smu.. saya sering mencuri uang orang tua saya  korupsi uang buku.. mengada-ada biaya sekolah.. ngakalin supaya dapat uang lebih dll, dll, dll... tapi semua perbuatan itu saya lakukan dengan sepenuh jiwa dan raga.. tanpa pembelaan sedikit pun.. dan saya siap jadi pencuri selamanya..
-ada perasaan bersalah.. tapi tidak saya hindari.. justru saya rasakan rasa tersebut.. rasa tidak enak di dada.. saya tidak melarikan diri dari kenyataan bahwa saya memang seorang pencuri..
-hmm.. hanya sebentar saya menjadi pencuri.. saya berhenti mencuri dengan sendirinya.. tanpa usaha.. tanpa paksaan.. sekarang.. saya berhenti menjadi pencuri dan saya tidak menyesali semua perbuatan saya.. saya menjadi lebih dewasa..
-berbohong.. ingkar janji.. pendendam.. pengecut.. dll dll dll... semuanya saya jalani apa adanya.. tanpa pembelaan.. atau penghukuman pada diri sendiri... tanpa penilaian ini baik.. ini buruk.. hanya menyadari diri.. dan.. sifat-sifat yang tidak saya butuhkan hilang dengan sendirinya..
-hauahauhau... karena hal-hal diataslah.. saya tidak dapat merasa menjadi orang suci.. orang yang benar.. orang yang sempurna.. heuehueheu... saya mungkin hanya orang yang hidup.. merasa hidup..
------------------------------------


Quote
Segini dulu bro, pertanyaan lain akan menyusul. Mohon dijawab ya bro, jgn pake bahasa kiasan, sy orgnya bego ga mampu menyimpulkan hal2 begitu. Jgn tersinggung yah hehe
 
------------------------------------
-heueheuehu.. semoga jawabannya bisa dimengerti.. saya orangnya pikirannya agak terganggu.. ga mampu menjelaskan hal2 yang aneh aneh  jangan kapok ya!

madman.

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Silakan men-download sendiri buku yang Anda inginkan
« Reply #617 on: 28 July 2008, 07:11:41 AM »
Teman-teman yang menginginkan e-book di bawah ini tidak perlu lagi meminta kepada saya, melainkan bisa langsung men-download-nya dengan mengklik URL di bawah buku yang diinginkan.

"Buku Kehidupan - J Krishnamurti.zip" -
http://www.box.net/shared/0b6p7vb9c4

"Pengalaman Tanpa Diri - Bernadette Roberts.pdf" -
http://www.box.net/shared/mw7o9fpwc4

"Duduk Diam dengan Batin yang Hening.zip" -
http://www.box.net/shared/ws2o0g7i8w

Terima kasih kepada Mas Guin yang telah mengenalkan situs Box.net ini kepada saya.

Salam,
Hudoyo

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Mengamati pikiran ... terpecah antara subyek - obyek
« Reply #618 on: 30 July 2008, 07:39:25 AM »

Quote from: doddymobile
Eyang Semar apa mungkin mengamati tanpa si pengamat, sekarang sewaktu saya mulai menyadari pikiran saya merasa kembali mengamati menjadi kembali terpecah antara subyek dan obyek...

Mas Doddy,

Saya ambil sebuah contoh yang sederhana, yang sering kita lakukan: pada saat Anda menonton sebuah film yang bagus di sebuah bioskop ... film itu sangat bagus dan ceritanya memukau, menyita perhatian Anda ... apakah ada si pengamat? Maksudnya, apakah Anda sadar akan 'diri' Anda tengah menonton film? ... Tidak, bukan. ... Di situ tidak ada si pengamat dan yang diamati, tidak ada subyek dan obyek. ...
Nah, pada suatu saat, ketika pikiran/aku Anda bergerak, Anda baru sadar bahwa Anda sedang menonton sebuah film, bahwa Anda ada di sebuah bioskop menghadap ke layar putih, bahwa di kanan-kiri Anda ada penonton lain ... dsb dsb. Pada saat itu, Anda sebagai si pengamat muncul ... dan Anda menyadari situasi Anda berada di dalam bioskop itu ... Di situlah baru ada si pengamat dan yang diamati, ada subyek dan obyek. ...

Begitu pula, ketika batin Anda mengamati segala sesuatu yang ada dengan penuh perhatian, tanpa campur tangan pikiran/si aku, maka si pengamat tidak ada ... Tapi sebentar lagi, seperti Anda ceritakan di atas, ketika pikiran/aku Anda bergerak, maka muncul si pengamat/subyek yang menyadari tengah mengamati pikirannya/obyek ... muncullah dualitas subyek-obyek sebagai akibat dari gerak pikiran; Anda bilang, batin terpecah antara subyek & obyek ... terpecah itu akibat pikiran yang bergerak kembali ... Sebetulnya, pada saat itu Anda sudah tidak lagi "mengamati pikiran" ... "mengamati pikiran" itu sudah lampau sedikit (mungkin 1-2 detik) ... Sekarang pikiran/aku Anda memikirkan apa yang sudah lampau itu ... ia berkata: "Saya mengamati pikiran," tapi sebetulnya yang dimaksudkannya adalah: "[Baru saja] saya mengamati pikiran." ... Kalau orang betul-betul berada dalam keadaan mengamati batin, maka tidak ada si aku yang menyadari dirinya tengah mengamati batin ... tidak ada dualitas antara subyek-obyek. ... Tapi bagi seorang pemula, biasanya keadaan itu hanya berlangsung beberapa detik saja. ...  Pikiran/aku ini begitu licin bagai belut, sehingga ia cepat sekali menyela ketika orang sedang benar-benar dalam keadaan sadar/mengamati, sehingga muncullah apa yang Anda alami itu ...
Bagaimana, ini bisa dipahami dan dilihat/disadari dalam meditasi Anda?

Salam,
semar

Doddymobile: Terima kasih, Eyang Semar.
« Last Edit: 16 October 2008, 08:10:42 PM by Sumedho »

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #619 on: 30 July 2008, 03:06:51 PM »
Dari:  > Forum: Supranatural > Subforum: Spiritual > Thread: MMD-2

Quote from: doddymobile
Eyang Semar apa mungkin mengamati tanpa si pengamat, sekarang sewaktu saya mulai menyadari pikiran saya merasa kembali mengamati menjadi kembali terpecah antara subyek dan obyek...

Mas Doddy,

Saya ambil sebuah contoh yang sederhana, yang sering kita lakukan: pada saat Anda menonton sebuah film yang bagus di sebuah bioskop ... film itu sangat bagus dan ceritanya memukau, menyita perhatian Anda ... apakah ada si pengamat? Maksudnya, apakah Anda sadar akan 'diri' Anda tengah menonton film? ... Tidak, bukan. ... Di situ tidak ada si pengamat dan yang diamati, tidak ada subyek dan obyek. ...
Nah, pada suatu saat, ketika pikiran/aku Anda bergerak, Anda baru sadar bahwa Anda sedang menonton sebuah film, bahwa Anda ada di sebuah bioskop menghadap ke layar putih, bahwa di kanan-kiri Anda ada penonton lain ... dsb dsb. Pada saat itu, Anda sebagai si pengamat muncul ... dan Anda menyadari situasi Anda berada di dalam bioskop itu ... Di situlah baru ada si pengamat dan yang diamati, ada subyek dan obyek. ...

Begitu pula, ketika batin Anda mengamati segala sesuatu yang ada dengan penuh perhatian, tanpa campur tangan pikiran/si aku, maka si pengamat tidak ada ... Tapi sebentar lagi, seperti Anda ceritakan di atas, ketika pikiran/aku Anda bergerak, maka muncul si pengamat/subyek yang menyadari tengah mengamati pikirannya/obyek ... muncullah dualitas subyek-obyek sebagai akibat dari gerak pikiran; Anda bilang, batin terpecah antara subyek & obyek ... terpecah itu akibat pikiran yang bergerak kembali ... Sebetulnya, pada saat itu Anda sudah tidak lagi "mengamati pikiran" ... "mengamati pikiran" itu sudah lampau sedikit (mungkin 1-2 detik) ... Sekarang pikiran/aku Anda memikirkan apa yang sudah lampau itu ... ia berkata: "Saya mengamati pikiran," tapi sebetulnya yang dimaksudkannya adalah: "[Baru saja] saya mengamati pikiran." ... Kalau orang betul-betul berada dalam keadaan mengamati batin, maka tidak ada si aku yang menyadari dirinya tengah mengamati batin ... tidak ada dualitas antara subyek-obyek. ... Tapi bagi seorang pemula, biasanya keadaan itu hanya berlangsung beberapa detik saja. ...  Pikiran/aku ini begitu licin bagai belut, sehingga ia cepat sekali menyela ketika orang sedang benar-benar dalam keadaan sadar/mengamati, sehingga muncullah apa yang Anda alami itu ...
Bagaimana, ini bisa dipahami dan dilihat/disadari dalam meditasi Anda?

Salam,
semar

Doddymobile: Terima kasih, Eyang Semar.

Bukankah ketika kita hanya menyadari ada "pikiran (yg merupakan bagian dari batin) sedang mengamati" itu juga termasuk bekerjanya "aku"?
Karena apapun yg berseliweran adalah juga pikiran termasuk "pikiran sedang mengamati", yg penting bukankah hanya sadar saja(just that)?

Setau saya apapun yg muncul hanya disadari saja termasuk pikiran ttg pengamat pikiran dan dalam hal ini "tidak ada aku" dan hanya ada "aku" ketika kita mulai mengikuti atau terpaku bahkan berpikir "aku sedang mengamati"
 
Bagaimana menurut Pak Hud?Ada saran?

 _/\_
« Last Edit: 30 July 2008, 03:12:56 PM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #620 on: 30 July 2008, 09:01:30 PM »
Begitu pula, ketika batin Anda mengamati segala sesuatu yang ada dengan penuh perhatian, tanpa campur tangan pikiran/si aku, maka si pengamat tidak ada ... Tapi sebentar lagi, seperti Anda ceritakan di atas, ketika pikiran/aku Anda bergerak, maka muncul si pengamat/subyek yang menyadari tengah mengamati pikirannya/obyek . ...

Bukankah ketika kita hanya menyadari ada "pikiran (yg merupakan bagian dari batin) sedang mengamati" itu juga termasuk bekerjanya "aku"?
Karena apapun yg berseliweran adalah juga pikiran termasuk "pikiran sedang mengamati", yg penting bukankah hanya sadar saja(just that)?

Setau saya apapun yg muncul hanya disadari saja termasuk pikiran ttg pengamat pikiran dan dalam hal ini "tidak ada aku" dan hanya ada "aku" ketika kita mulai mengikuti atau terpaku bahkan berpikir "aku sedang mengamati"
 
Bagaimana menurut Pak Hud?Ada saran?

 _/\_

Lalu, apa bedanya yang Anda tulis dengan yang saya tulis (yang Anda bold)? ... Saya berkata: "... ketika batin Anda mengamati segala sesuatu yang ada dengan penuh perhatian, tanpa campur tangan pikiran/si aku, maka si pengamat tidak ada ..."

Saya tidak mengerti ... Tolong dijelaskan apa bedanya yang Anda tulis dengan yang saya tulis.

Salam,
hudoyo
« Last Edit: 31 July 2008, 05:58:51 AM by hudoyo »

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
"Keinginan untuk bebas" ...
« Reply #621 on: 31 July 2008, 05:55:21 AM »

Quote from: andicahya
-hmmm... dulu sidharta gautam.. memilih keluar dari istana dan meninggalkan tahtanya karena keinginan... hasil akhirnya, dia menjadi budha...
-hmmm... walaupun setelah tercerahkan, akhirnya sidharta menyadari bahwa bahkan dalam istanapun pencerahan dapat di capai.. tapi kita tidak bisa menutup mata bahwa keinginan juga lah yang ikut berperan melahirkan sang budha :D

Mas Madman,

Mungkin ini perlu direnungkan lebih dalam ...
Benarkah 'keinginan untuk bebas' ikut berperan menghasilkan 'kebebasan'? ...
Bila 'kebebasan' itu dihasilkan oleh 'keinginan untuk bebas', maka 'kebebasan' itu terkondisi, 'kebebasan' itu menjadi produk dari 'hukum sebab-akibat'. ... Betulkah demikian?

Menurut saya, yang terjadi adalah: bila 'keinginan untuk bebas' itu sendiri disadari ... sehingga berhenti dengan sendirinya ... di situlah muncul 'kebebasan' itu tanpa diinginkan. ...

'Kebebasan' itu muncul bila orang tidak melekat lagi pada 'keinginan untuk bebas'. ...

Jadi, ini berbeda sekali dengan orang yang menginginkan sebuah rumah mewah, terus mendapatkan rumah mewah (seperti dalam "The Secret") :D ... itu belum selesai, dan tidak akan pernah selesai, selama orang tidak memahami keinginannya sendiri.

Salam,
semar
« Last Edit: 16 October 2008, 08:10:54 PM by Sumedho »

Offline Hendra Susanto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.197
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • haa...
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #622 on: 31 July 2008, 06:24:33 AM »
Quote
Benarkah 'keinginan untuk bebas' ikut berperan menghasilkan 'kebebasan'? ...
Bila 'kebebasan' itu dihasilkan oleh 'keinginan untuk bebas', maka 'kebebasan' itu terkondisi, 'kebebasan' itu menjadi produk dari 'hukum sebab-akibat'. ... Betulkah demikian?

imo keinginan berperan sebagai awal

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #623 on: 31 July 2008, 06:36:57 AM »
imo keinginan berperan sebagai awal

Ketika orang masuk ke dalam 'kesadaran bebas', hubungan dengan masa lampau, termasuk hubungan dengan "keinginan untuk bebas", terputus. ... Dalam teori vipassana, ini disebut 'gotrabhu-~nana', suatu momen kesadaran yang terjadi sesaat sebelum muncul kesadaran 'magga' & 'phala'. 'Gotrabhu' berarti "pindah garis keturunan"; yang semula puthujjana (terikat hukum karma) menjadi ariya (mulai bebas dari hukum karma). ... Jadi sekali lagi, 'magga' & 'phala' itu tidak ada hubungan sebab-akibat dengan segala macam keinginan & usaha sebelumnya ... 'kebebasan' bukan produk/hasil dari karma/perbuatan.

Salam,
hudoyo
« Last Edit: 31 July 2008, 06:50:16 AM by hudoyo »

Offline Hendra Susanto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.197
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • haa...
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #624 on: 31 July 2008, 06:44:52 AM »
imo keinginan berperan sebagai awal

Ketika orang masuk ke dalam 'kesadaran bebas', hubungan dengan masa lampau, termasuk hubungan dengan "keinginan untuk bebas", terputus. ... Dalam teori vipassana, ini disebut 'gotrabhu-~nana', suatu momen kesadaran yang terjadi sesaat sebelum muncul kesadaran 'magga' & 'phala'. 'Gotrabhu' berarti "pindah garis keturunan". ... Jadi sekali lagi, 'magga' & 'phala' itu tidak ada hubungan sebab-akibat dengan segala macam keinginan & usaha sebelumnya ... 'kebebasan' bukan produk/hasil karma/perbuatan.

Salam,
hudoyo

ketika saya mulai duduk bermeditasi disana saya memulai dengan keinginan untuk menenangkan diri n yg saya maksudkan adalah titik dimana saat memulainya dan disana adalah titik dimana berakhirnya

Offline Suchamda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 556
  • Reputasi: 14
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #625 on: 31 July 2008, 06:48:28 AM »

Quote
imo keinginan berperan sebagai awal.....


...yang tidak akan pernah berhenti.  ;D

Kecuali bila bangun dari keinginan tersebut.  ;D
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #626 on: 31 July 2008, 06:55:03 AM »
ketika saya mulai duduk bermeditasi disana saya memulai dengan keinginan untuk menenangkan diri n yg saya maksudkan adalah titik dimana saat memulainya dan disana adalah titik dimana berakhirnya

Itu tidak ada kaitannya sama sekali dengan tercapainya 'kebebasan'. ... Jangan berpikiran 'kebebasan' dimulai/diawali dari 'keinginan untuk bebas'. 'Keinginan untuk bebas' itu pikiran ... pikiran tidak mungkin menghasilkan berhentinya pikiran. ... 'Keinginan untuk bebas' itu permainan pikiran puthujjana yang tidak akan menghasilkan 'kebebasan'.
« Last Edit: 31 July 2008, 07:07:19 AM by hudoyo »

Offline Suchamda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 556
  • Reputasi: 14
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #627 on: 31 July 2008, 06:57:08 AM »
Quote
ketika saya mulai duduk bermeditasi disana saya memulai dengan keinginan untuk menenangkan diri n yg saya maksudkan adalah titik dimana saat memulainya dan disana adalah titik dimana berakhirnya

Bukan, bukan.....
Dengan mengatakan demikian berarti anda sedang menciptakan perhentian. Dan itu adalah perhentian yang semu.
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Offline Hendra Susanto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.197
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • haa...
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #628 on: 31 July 2008, 07:16:08 AM »
apa ya kebebasan itu? :)

menggunakan keinginan/product dari pikiran sebagai landasan agar tidak "nyasar"

Offline Hendra Susanto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.197
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • haa...
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #629 on: 31 July 2008, 07:17:36 AM »

Quote
imo keinginan berperan sebagai awal.....


...yang tidak akan pernah berhenti.  ;D

Kecuali bila bangun dari keinginan tersebut.  ;D

 ^-^ ^-^ sebagai awal dan akhir

 

anything