[Dalam keadaan "mengundurkan diri untuk sementara" dari forum DC, Riky tetap berkomunikasi dengan saya, menceritakan pengalaman meditasinya. Berikut ini komunikasi terbaru dengan dia siang ini. ...
Memang luar biasa sekali perkembangan batin anak ini. Bayangkan LIMA MINGGU yang lalu, seorang anak, 17 tahun, yang sangat cerdas, tapi egonya sangat kuat, tangannya selalu gatal untuk menulis menanggapi apa pun yang ada di DC, sering kali terlibat debat kusir di DC, sehingga sering mendapat reputasi minus di DC ... mulai berkomunikasi dengan saya tentang meditasi, padahal sebelumnya ia tidak pernah bermeditasi sama sekali ... lalu saya angkat sebagai anak ... sehingga ia mempunyai motivasi kuat untuk mengembangkan vipassana/MMD mengikuti bapaknya ... sekarang ia memutuskan sendiri untuk "mengundurkan diri untuk sementara dari DC" ... sementara tetap berkomunikasi dengan saya ... email terbarunya menunjukkan bagaimana dalam vipassana/MMD ia memahami 'marah' dalam dirinya dan bagaimana "seharusnya" menyikapi marah itu. ... Kecerdasannya yang sangat tajam sangat membantunya memahami dan menerapkan apa yang dipahaminya dalam vipassana/MMD. ... Dalam yoga ini disebut 'jnana-yoga'./hudoyo]
RIKY:Sekarang saya tau marah menjadi tidak marah(dengan aku) atau marah menjadi tidak marah(tanpa aku)...
Biasanya orang bilang "marah" bisa dikendalikan,saya bilang memang bisa tapi marah itu dikendalikan oleh "aku" ,dipuaskan oleh "aku"... Seperti ketika kita "marah" karena kita disuruh kerja,maka pada saat "marah" itu kita bisa menjadi "tidak marah" dalam konteks,kita berkata,"Ya karena saya adalah pekerja,atau habis ini saya mau refereshing biar tenang,dll">>>disini masih ada "aku" yang terpuaskan,rasa marah kita diganti dengan memuaskan "aku" sehingga "aku" tidak marah tapi disini "aku" menjadi penguasa,kita menjadi budak dari "aku" sendiri!!!"Aku" yang mengatur kita!!!!!
"Tanpa aku" yakni pada saat kita "marah" karena disuruh "kerja",kita hanya "sadari" marah itu dan "marah" itu berangsur2 hilang,tanpa permainan dari "pikiran/aku" itu sendiri!!!Tanpa ada "embel2" apapun tentang "masa lalu" atau "masa depan" cuma ada "SAAT INI",biasanya kita marah kan kita lihat balik ke masa lalu,kayak kita dimarahin guru kita lihat ke masa lalu "kenapa kita dimarahin dll,sehingga kita jadi tidak marah terhadap guru itu"(Menurut saya pribadi ini "pemuasaan aku","aku" ingin "dipuaskan" dengan mencari "sesuatu" yang dianggapnya "pantas dan tidak merugikan dia")..Kalau dari masa depan biasanya ketika kita dimarahin guru,kita pasti "kesal/marah",ketika itu "aku" mencari pemuasaan lewat masa depan seperti habis dimarahin pergi main internet,nonton tv,hang out dsbnya...(Menurut saya pribadi ini juga cuma "pemuasaan aku","aku" ingin "dipuaskan" dengan mencari "sesuatu" yang dianggapnya "pantas dan tidak merugikan dia")
Anakmu,
Riky
HUDOYO:Bagus sekali, Riky ... kamu sudah mengalami sendiri perbedaan antara 'vipassana murni', yang tanpa-aku, tanpa-usaha, dengan kesadaran agama sehari-hari, di mana si aku selalu mengendalikan, menekan "yang buruk" dan memupuk "yang baik", yang dalam Jalan Mulia Berfaktor Delapan disebut 'samma-vayama' ("daya upaya benar").
Teruskan meditasimu, anakku. ... Tidak ada lagi keinginan untuk menulis-nulis lagi di DC, menanggapi macam-macam obrolan di sana, bukan?
Ayah
RIKY:Iya pak,rasanya kalau saya baca ya baca saja,tidak ada "keinginan" menanggapi hal tsb dan yang lebih aneh saya jadi "malas" bacanya paling saya cuma menengok ke MMD saja.
Oh iya pak,bapak tidak aneh dengan tulisan saya??
Saya langsung ketik melalui pengalaman pribadi saya,jadi agak belepotan kan?
Habisnya susah mau tulis apa,susah mau "dikeluarkan" hal yang lewat pengalaman batin pribadi......
Anakmu,
Riky
HUDOYO:Saya membaca tulisanmu dengan hati, bukan dengan pikiran, jadi sama sekali tidak aneh. ... Tulislah apa adanya, tidak perlu memperhatikan tatabahasa segala ... ayah pasti mengerti.
Ayah
RIKY:Iya,pak jika lewat "pikiran" pasti kebingungan lihatnya...
Ya da pak,saya mau "menjauhkan" diri lagi.....
Karena bapak sudah menjawab semua pertanyaan saya dan tidak ada "beban" lagi,jadi saya bisa tenang lagi....Jadi saya bisa meneruskan meditasi saya...Makasih ya pak atas jawaban2nya...
Nanti jika ada hal yang menganggu saya lagi,baru saya datang dan menanyakannya sama bapak......
Anakmu,
Riky
HUDOYO:OK, Riky, teruskan meditasimu ...
Cium dari ayah.
Hudoyo