//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: MMD (Meditasi Mengenal Diri)  (Read 570727 times)

0 Members and 2 Guests are viewing this topic.

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #555 on: 01 July 2008, 02:50:53 PM »
[at]Tula..
Quote
tidak ada konsep, tidak ada cara tidak ada langkah tidak ada jalan tidak ada keinginan tidak ada kehendak dan masi banyak tidak yg lain ... disana hanya sadar .. sadar gimana ?
smua orang kan sadar ? kalo gasadar meninggal ?
:) Saya merasa anda semakin jauh dari MMD saja....
Saya sudah bilang jangan terpaku kepada "Konsepnya"...Anda memang benar semua orang itu sadar ,tetapi semua orang itu sadar didalam mimpi,sadar didalam ketidaksadaran,melihat hal tsb sebagai suatu yg nyata yg sebenarnya hanyalah maya :)..."Sadar" itu bukan berati anda sedang "pingsan" terus "sadar"."Sadar" definisi disini adalah "melihat apa adanya" ketika anda "sadar" disana tidak ada lagi "aku" yang memberikan label akan "sesuatu" itu "baik" atau "buruk" "menyenangkan" atau "tidak menyenangkan" "bahagia" atau "derita"...Ketika "sadar" hal2 seperti itu sudah tidak ada lagi,karena mata sebagai mata,telinga sebagai telinga, Anda hanya "sadar" bahwa semua itu adalah proses alam ...Anda sudah tidak melabelinya sebagai suatu "Kebahagian" atau "Penderitaan"... Sebagai "sesuatu" yang "mendatangkan" rasa "enak" atau "tidak enak"(Ini bukan berati anda zombi/mati rasa,atau entah apa lah namanya)....Tapi disini adalah "sesuatu yang lain" ketika anda sudah SADAR SECARA PENUH maka semuanya adalah "kosong" karena semuanya sudah "sama" disana tidak ada "aku" lagi,karena ANDA SUDAH SADAR SECARA PENUH sehingga "aku" sudah padam/berhenti...
Maaf ya sudah bicara panjang lebar,saya rasa setelah baca posting saya dilupakan saja...Semua itu sama sekali tidak penting bagi kemajuan batin anda...Anda tidak akan tercerahkan hanya karena kemampuan intelektual saja...Selagi "aku" yang membaca disana tidak ada kebijaksanaan....Sekarang saya sarankan untuk langsung "terjun" saja,jangan memikirkan apa2 lagi...
Lupakan saja,tinggalkan semua konsep anda,tinggalkan semua pengetahuan anda,tinggalkan rakit anda.....Tinggalkan segalanya...... (Meninggalkan segalanya yang telah anda peroleh jangan mengangapnya sebagai "pengorbaan" ,jangan menganggapnya sebagai suatu "kesedihan akan kehilangan" karena meninggalkan segalanya bukan berati anda melupakan segala "pengetahuan" yang telah anda peroleh.Meninggalkan segalanya disini adalah ketika anda meditasi anda hanya perlu "sadar" pada SAAT INI bukan mengingat2 lagi tentang MASA LALU,juga bukan lagi berspekulasi akan MASA DEPAN....)
Saya rasa anda masih "takut" untuk mencoba,"takut" salah jalan,"takut" salah langkah,...
Ingat didalam MMD tidak ada apapun lagi,"kehendak" "keinginan" "takut" "jalan" dll...Anda harus meninggalkan segalanya ketika bermeditasi(INGAT JANGAN BERUSAHA DITINGGALKAN ATAU DILUPAKAN,SEMAKIN ANDA BERUSAHA MAKA DIA AKAN SEMAKIN MUNCUL)
Jalan didalam MMD cuma 1 yakni SAAT INI,SADARI SAAT INI.....

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Sukma Kemenyan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.840
  • Reputasi: 109
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #556 on: 01 July 2008, 04:18:40 PM »
Practical Sadari saat ini itu bagaimana sich?
Terus terang, saya juga mengalami kebingungan yang sama dengan tula...

Duduk ? Lalu... ?
Hanya duduk dengan posisi meditasi ?
Pejamkan mata ? Pikiran ngapain ?

Sewaktu tutup mata, pikiran pasti mengembara...
Entah karena ngeliad kunang2x dimata...
ataupun mengembara mengikuti yg lalu ataupun yg akan datang...

Bagaimana caranya agar Pikiran ada disini, di saat ini...
Apa yang mau disadari di saat ini ?

Duduk dalam posisi bersila itu pikiran ngapain ?
Kalau dikatakan sadari... secara pengertian saya,
berarti mencoba menangkap/menyadari segala sesuatu mengenai sekitar saya dengan perasaan/suhu udara, dll

Namun, kelihatannya disini ada "usaha" (untuk menangkap/menyadari sekitar)
disini menjadikan bingung... sementara mmd seharusnya tanpa usaha...

Lalu, sebenarnya seharusnya ngapain ?
tidak ngapa2in juga bukan jawaban...

Sebab akan menimbulkan kebingungan dalam gelapnya pandangan,
dan berseliwerannya pikiran...
« Last Edit: 01 July 2008, 04:21:42 PM by Kemenyan »

Offline Hendra Susanto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.197
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • haa...
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #557 on: 01 July 2008, 04:53:16 PM »
nyan klo gw sich duduk posisi meditasi pikiran diem terus jalan terus diem lagi terus jalan lagi terus diem lagi... lama2 die diem sendiri

gw sich gak berusaha narik kembali ke fokus atau apalah itu namanya... pokok nya didiemin doank

mohon petunjuk pak hudoyo...

Offline Sukma Kemenyan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.840
  • Reputasi: 109
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #558 on: 01 July 2008, 05:51:28 PM »
"didiemin" sendiri termasuk usaha...

diemin dimana ? disatu titik ? Its called Samatha

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #559 on: 01 July 2008, 06:26:58 PM »
Maskud nya begini, hanya melihat apa adanya, bukannya fokus/apa, tapi membiarkan datang dan lenyap dengan sendiri nya 'cieee gw kek dah ahli aja padahal kaga pernah meditasi cuma teori doang wakakakakak'
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #560 on: 01 July 2008, 06:29:44 PM »
Ini yang nerangin nya terlalu membuat pusing, padahal coba di permudah aja bahasanya, singkat padat, jelas :))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #561 on: 01 July 2008, 06:44:04 PM »
Maaf ya,saya yang jawab?Gppkan?:)
Practical Sadari saat ini itu bagaimana sich?
Terus terang, saya juga mengalami kebingungan yang sama dengan tula...
Sadari itu tidak ada "bagaimana" karena "bagaimana" itu adalah cara....
Quote
Duduk ? Lalu... ?
Hanya duduk dengan posisi meditasi ?
Pejamkan mata ? Pikiran ngapain ?
Hm2...Sepertinya anda sedang berusaha mengkonsepsikannya....
Pikiran ngapain?itu urusannya bukan urusan anda...Urusan anda cuma "menyadari" itu "pikiran" lebih tepatnya "menyadari" segala hal yang sedang berproses/berlangsung disekitar anda secara alami...
Quote
Sewaktu tutup mata, pikiran pasti mengembara...
Entah karena ngeliad kunang2x dimata...
ataupun mengembara mengikuti yg lalu ataupun yg akan datang...
Tepat kata anda...Pikiran memang mengembara...Tetapi yang menjadi fokus bukan itu karena tidak ada objek bahkan objek pikiran sekalipun...Yang anda lakukan cuma 3D(Duduk,diam,disadari)....Meditasi>>Duduk2 bersila>>Pejamkan mata>>SADARI SAAT INI(Maksudnya apa yang ada pada saat anda meditasi tetapi jangan fokuskan kepada apa yang ada...Cthnya ada suara burung,jangan anda langsung fokuskan ke suara burung itu saja...Nanti jadi "Konsentrasi" sama suara burung itu saja dan lainnya hilang....Sedangkan SADARI SAAT INI adalah "sadari" semuanya yang ada...Mau itu suara burung,bunyi jam dinding,kaki kesemutan,semuanya yang ada cukup anda "Sadari" saja...Jangan dilawan/Ditolak...)
Quote
Bagaimana caranya agar Pikiran ada disini, di saat ini...
Apa yang mau disadari di saat ini ?
Jangan mencari "cara",Jangan mencari "konsep" itu NIHIL....
Sudah dikatakan berulang2 kali didalam MMD "tidak ada jalan" "tidak ada cara" "tidak ada langkah" "tidak ada konsep"....
Quote
Duduk dalam posisi bersila itu pikiran ngapain ?
Kalau dikatakan sadari... secara pengertian saya,
berarti mencoba menangkap/menyadari segala sesuatu mengenai sekitar saya dengan perasaan/suhu udara, dll
Pikiran ngapain itu BUKAN URUSAN ANDA,urusan anda cuma SADARI
"mencoba" menangkap itu sepertinya konsentrasi terhadap apa yang anda tangkap?
Itu bukan MMD
[/quote]
Namun, kelihatannya disini ada "usaha" (untuk menangkap/menyadari sekitar)
disini menjadikan bingung... sementara mmd seharusnya tanpa usaha...[/quote]
Ya, MMD memang tanpa usaha dan masih banyak tanpanya lagi....
Quote
Lalu, sebenarnya seharusnya ngapain ?
tidak ngapa2in juga bukan jawaban...
Sudah saya bilang ,anda terus mencari2 sebuah "cara"...Cth:Anda melihat meditasi seperti cara membuat kue.....Pertama kasih telur 2 butir,kedua campurkan tepung,ketiga aduk,dstnya sampai kue itu berhasil....(Maaf jika caranya salah :) ,saya tidak pernah buat kue,itu cuma ilustrasi saya saja)
Padahal didalam MMD "kue" itu sudah ada,tidak perlu cara lagi untuk membuat itu "kue"...Karena pada dasarnya "kue" itu sudah ada disana..Sekarang kenapa kita tidak tahu "kue" itu ada disana?Karena mata kita ini masih tertutup oleh debu,setelah kita "SADARI SECARA PENUH" maka "kue" itu akan terlihat tanpa sedikitpun "cara" untuk membuat kuenya karena kuenya terletak disana dan tetap ada disana....

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #562 on: 01 July 2008, 06:47:06 PM »
Ini yang nerangin nya terlalu membuat pusing, padahal coba di permudah aja bahasanya, singkat padat, jelas :))
:)
Bukan yang nerangin yang bikin "pusing"...
Harusnya yang diterangin juga "sadar" sendirilah...:)
Jangan "nanya2" terus,jangan terus "mencari2" didalam MMD...
Praktekkan dong....
Banyakkan cuma "nanya" dan "nanya" terus....
Kapan prakteknya???
"Manusia selalu mencari kepastian didalam ketidakpastian hidup ini"

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #563 on: 01 July 2008, 06:50:30 PM »
Nah baca tuh yang nanya2 keterangan di atas saya :)) makanya praktek tuh :)) jangan nanya ajah :))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #564 on: 01 July 2008, 08:00:01 PM »
hmm gini .. karena saya selama ini jalanin samatha yg focusing mind jadi begitu pindah ke MMD ini agak bingun jg, makannya itu nanya2 dulu .. kalo lgsg masuk ga ngerti mau ngapain kan jg bingun (nah lo bingun lagi)
kalo biasa di samatha kan kita focus , jadi ingatan lain yg mau lewat akan terhadang smua oleh konsentrasi kita, nah karena skrg ga ngapa2in jadi lewat smua ....
Soalnya karena Anda sudah biasa memfokus, dengan tujuan "menghadang pikiran yang mau muncul".
Mengapa pula pikiran yang mau muncul mesti dihadang? ... Biarkan saja muncul berseliweran.
Jangan berteori ... cobalah membiarkan pikiran berseliweran selama 15 menit ... alami apa yang terjadi ... "nggak ngapa-ngapain", sekadar menonton pikiran yang berseliweran ... Coba dulu ... lalu ceritakan APA YANG ANDA ALAMI. ... saya tidak mau teori ... (Coba baca bagaimana Rekan Wei, 16 tahun, mampu melakukannya; masak Anda gak bisa?)

Quote
justru kalo mau coba MMD ini, karena ga ngapa2 in .. ingatannya jadi lewat, dan karena g ngapa2in yg di sadar i gimana pak ?
kalo biasa kan saya focusing, jadi jgn kan si ingatan mau lewat .. orang uda focus di tertentu gitu
Sekarang DIBALIK: pikiran jangan dihadang, gak ada tujuan menghentikan pikiran, justru pikiran dibiarkan berseliweran ... selama 15 menit ... lihat apa yang terjadi ...

Quote
bukan menyerah pak, tp kan sesuai yg di jelaskan mas Ricky
Pokoknya, jalankan instruksi saya, kalau ingin bisa menjalankan vipassana-bhavana/MMD ...

Quote
tidak ada konsep, tidak ada cara tidak ada langkah tidak ada jalan tidak ada keinginan tidak ada kehendak dan masi banyak tidak yg lain ... disana hanya sadar .. sadar gimana ?
smua orang kan sadar ? kalo gasadar meninggal ?
Orang membunuh juga sadar, orang mencuri juga sadar, orang berzina juga sadar, orang berdusta juga sadar, orang minum minuman keras pada mulanya juga sadar (sampai dia teler). Dalam bahasa Inggris itu namanya 'conscious' (tidak mati, tidak pingsan, tidak tidur, tapi 'sadar'). ... Yang dimaksud Riky 'sadar' bukan 'conscious' ... tapi 'aware' atau 'eling'. ...

Kalau orang mau mencuri (sadar) ... lalu eling akan niatnya ... pasti tidak jadi ia mencuri ... Kalau orang mau menuruti hawa nafsunya (sadar, tidak tidur) ... lalu eling akan niatnya ... pasti ia akan mengurungkan niatnya itu. ... Nah, pahamkah Anda bedanya antara 'sadar' (conscious) dan 'eling' (aware)?

Orang ngelamun hal-hal yang jorok juga 'sadar' (conscious, tidak tidur, tidak pingsan), tapi tidak 'eling' ... kalau dia 'eling' bahwa ia sedang melamun, pasti lamunannya akan berhenti ... Pahamkah Anda bedanya 'sadar' dan 'eling'?

Quote
kalo menilik dari sini .. berarti cuman duduk bersila .. bengong gitu ?
"Bengong" itu apa sih? ... Bisa gak dijelaskan lebih terperinci, bagaimana "bengong" itu ... melamun? ... fly? ... Pasti Anda tidak bisa menjelaskan "bengong" itu bagaimana ... Apakah Anda bisa membedakan dari luar, apakah orang lagi "bengong" (seperti seorang anak yang cacat mental, imbecile) atau orang lagi meditasi/sadar? ...
 
Ndak perlu duduk bersila, sambil berdiri, sambil jalan-jalan, sambil berbaring juga bisa kok ... Yang penting batin DIAM, tidak berbuat apa-apa, tidak memfokus, tapi tidak tidur, dan tidak melamun ... bisa nggak? ... Memang sulit, ... tapi kalau orang lain mampu ... bahkan yang masih hijau, gak pernah meditasi, mampu ... masak Anda gak mampu? ...

Jadi, sebelum menjawab posting ini ... sekali lagi instruksi saya: cobalah diam, tanpa memfokus, tapi tanpa melamun, ... selama 15 menit ... lalu ceritakan apa yang Anda alami dalam posting Anda berikut ... Jangan berteori, ... dari posting Anda nanti, saya bisa tahu Anda cuma berteori atau benar-benar mencoba SELAMA 15 MENIT ... jangan kurang.

Salam,
hudoyo

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #565 on: 01 July 2008, 08:11:45 PM »
nyan klo gw sich duduk posisi meditasi pikiran diem terus jalan terus diem lagi terus jalan lagi terus diem lagi... lama2 die diem sendiri
gw sich gak berusaha narik kembali ke fokus atau apalah itu namanya... pokok nya didiemin doank
mohon petunjuk pak hudoyo...
Rekan Hendra sudah betul ... teruskan ...
Rekan Tula bisa gak mengikuti apa yang dikatakan Rekan Hendra? ...
Sangat sederhana ... yang menjadi masalah ... batin Anda sudah terbiasa melakukan samatha-bhavana ... yang memberi kenikmatan karena tenang ... sekalipun anicca ... untuk sementara saja ... dan bangun dari situ gak ada perubahan apa-apa. ...
Inilah contoh KELEKATAN pada samatha-bhavana. ... Itu harus diakui dulu, sebelum Anda bisa bebas dari samatha-bhavana, dan masuk ke vipassana-bhavana.

Salam,
hudoyo

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #566 on: 01 July 2008, 08:18:35 PM »
"didiemin" sendiri termasuk usaha...
Kembali pada contoh orang melamun: kalau Anda sedang melamun ... lalu tiba-tiba sadar sedang melamun ... pasti lamunan itu berhenti ... Pertanyaan saya: apakah 'sadar' itu usaha? Apakah Anda bisa berusaha 'sadar' ketika sedang melamun? ... Tidak. 'Sadar' itu datang sendiri, tanpa diusahakan ... Persis seperti kata Rekan Hendra: "pikiran diem terus jalan terus diem lagi terus jalan lagi terus diem lagi... lama2 die diem sendiri gw sich gak berusaha narik kembali ke fokus."

Quote
diemin dimana ? disatu titik ? Its called Samatha
Anda jelas cuma berteori ... kalau pun mencoba, barangkali tidak lebih dari 5 menit. ...
Seperti saran saya kepada Rekan Tula, cobalah minimal 15 menit!

Salam,
hudoyo

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #567 on: 01 July 2008, 09:27:37 PM »
Practical Sadari saat ini itu bagaimana sich?
Terus terang, saya juga mengalami kebingungan yang sama dengan tula...
Mengapa bingung? ... Coba digali? ... Pasti karena ada yang diharapkan ... dan karena yang diharapkan tidak tercapai, lalu bingung ... atau karena kebiasaan lama yang sudah melekat kuat harus dilepaskan, dan itu dirasakan tidak enak, atau tidak ada penggantinya yang sama-sama menyenangkan, lalu bingung ...

Quote
Duduk ? Lalu... ?
Hanya duduk dengan posisi meditasi ?
Pejamkan mata ? Pikiran ngapain ?
Tidak perlu duduk, tidak perlu memejamkan mata ...
Kunci masalah Anda terletak pada pertanyaan "Pikiran ngapain?" ... Coba selami pertanyaan itu ... ada apa di balik itu? ... Saya balik bertanya: "Apa yang Anda cari?" ... Silakan direnungkan ... Pikiran itu biasanya bekerja kalau ia berusaha untuk membuat sesuatu, mencapai sesuatu, menghasilkan sesuatu ... Jadi, mengapa bertanya "Pikiran ngapain?" ... Apa yang Anda cari? ...

Quote
Sewaktu tutup mata, pikiran pasti mengembara...
Entah karena ngeliad kunang2x dimata...
ataupun mengembara mengikuti yg lalu ataupun yg akan datang...
Justru itu ... pikiran yang mengembara itu disadari, tanpa usaha untuk dihentikan, tanpa cita-cita pikiran akan berhenti ... disadari saja, pikiran itu akan berhenti dengan sendirinya ... tapi jangan diharapkan akan berhenti.
Ini yang belum Anda coba (atrau Anda coba cuma satu-dua menit sehingga tidak ada artinya) ... Anda baru sampai pada pengalaman "pikiran mengembara" ... Anda belum mengalami bila muncul kesadaran (tanpa disengaja, tanpa diupayakan), maka pikiran akan berhenti (biarpun hanya untuk sesaat) ...

Quote
Bagaimana caranya agar Pikiran ada disini, di saat ini...
Apa yang mau disadari di saat ini ?
Anda tidak menyadari pikiran Anda yang menginginkan untuk "berada di saat sini". ... Lalu pikiran Anda, yang sekarang tidak berada pada saat ini melainkan sibuk dengan ulahnya sendiri, bertanya "apa yang mau disadari di saat ini?" ... Melihatkah Anda bahwa Anda lagi-lagi cuma berteori? ... Mencoba membayangkan "berada di saat ini" ... Anda belum pernah mengalami benar-benar "berada di saat ini", di mana pikiran yang bertanya-tanya itu berhenti ...

Kembalilah pada fakta saat kini: yakni pikiran yang mengembara ... dan lihatlah apa yang terjadi bila Anda bisa diam bersama pikiran yang mengembara itu ... Jangan bertanya, "Apa yang mau disadari pada saat ini?" ... itu bukan berada bersama pikiran yang mengembara namanya ... itu cuma berteori. ...

Quote
Duduk dalam posisi bersila itu pikiran ngapain ?
Kalau dikatakan sadari... secara pengertian saya,
berarti mencoba menangkap/menyadari segala sesuatu mengenai sekitar saya dengan perasaan/suhu udara, dll
"Mencoba menangkap/menyadari" ... ini sama sekali SALAH. ... Si aku / pikiran tidak bisa diam ... Dulu ia selalu mencoba meraih kekayaan lahiriah sebanyak-banyaknya ... sekarang ia mencoba meraih "kekayaan batiniah" ... mencoba menguasai cara/teknik bermeditasi vipassana ...

Sadari saja pikiran yang tidak bisa diam itu ... lihat apa yang terjadi, sadari pikiran yang ingin bergerak terus itu, tanpa melawannya, tanpa menekannya, dan tanpa lari ke samatha. ... Jangan mengharapkan apa-apa.

Quote
Namun, kelihatannya disini ada "usaha" (untuk menangkap/menyadari sekitar)
disini menjadikan bingung... sementara mmd seharusnya tanpa usaha...
Itulah ... Anda tidak menyadari sifat pikiran ketika IA mencoba memahami "bagaimana sadar itu" ... itu seperti seekor anak anjing yang berputar-putar mengejar ekornya sendiri ... gak akan pernah dapat. ... Akhirnya bingung ... Jadi jangan berusaha untuk sadar ... melainkan sadari saja usaha untuk sadar itu dan siapa yang berusaha untuk sadar itu ...

Quote
Lalu, sebenarnya seharusnya ngapain ?
tidak ngapa2in juga bukan jawaban...
Jangan mencari jawaban ... pertanyaan "Seharusnya ngapain?" itu menunjukkan bahwa sebenarnya ANDA TIDAK BISA DIAM ... Sadari saja bahwa Anda tidak bisa diam ... Lihat apa yang terjadi ...

Quote
Sebab akan menimbulkan kebingungan dalam gelapnya pandangan,
dan berseliwerannya pikiran...
Pandangan Anda gelap, karena pikiran Anda tidak memperoleh jawaban yang memuaskan ... Anda menganggap berseliwerannya pikiran itu sebagai 'hal yang salah' dan harus 'dibetulkan' dengan satu dan lain cara ... Karena Anda sudah terbiasa dengan meditasi konsentrasi. ... Ketika konsentrasi harus dilepaskan ... Anda bingung menghadapi suatu tataran kesadaran yang sama sekali asing bagi Anda ... Akui saja bahwa Anda sudah melekat kepada konsentrasi/samatha-bhavana, sebelum Anda bisa masuk ke kesadaran vipassana yang sesungguhnya.

Rekan Kemenyan, setelah beberapa kali diskusi ini, saya melihat Anda tidak ada kemajuan ... Dari pertanyaan-pertanyaan Anda terlihat Anda hanya berteori ... kalaupun mencoba barangkali tidak lebih dari 5 menit sehingga tidak mencapai apa-apa. ...

Saran saya kepada Anda sama dengan kepada Rekan Tula: cobalah berada bersama pikiran yang berseliweran, tanpa melawan, tanpa terseret selama sekurang-kurangnya 15 menit ... jangan minta petunjuk lagi ...

Saya harap dalam posting Anda yang akan datang, Anda mampu menceritakan apa yang Anda alami dalam percobaan Anda itu ... tidak lagi berteori ... Saya bisa tahu, kapan Anda berteori dan kapan Anda menceritakan pengalaman batin Anda. ...

Masak Rekan Wei, 16 tahun, bisa, Anda tidak? ... Kalau Anda tidak bisa menjalankan instruksi ini tanpa mengharapkan hasil apa pun, melainkan sekadar sadar secara pasif akan gerak-gerik batin Anda (pikiran, perasaan, keinginan, kehendak, marah, senang, jengkel, nikmat dst) ... lebih baik kita berhenti saja ... dan Anda kembali ke samatha saja.

Salam,
Hudoyo
« Last Edit: 02 July 2008, 12:02:06 PM by hudoyo »

Offline Hendra Susanto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.197
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • haa...
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #568 on: 02 July 2008, 12:33:43 AM »
ato gini kali yak bahasa nya... "sabodo teuinggggg" mao pikiran ngalor ngidul kek piktor kek apa aja dach bodo amat... itu sich yg gw lakukan nyan...

cobain nyan n tula "telanjang" baju yang selama ini kita pake copotin semua... gak ada salahnya disini kita mencari apa yang cocok dengan diri sendiri.. lalu klo u be 2 merasa gak mantep ya balik lagi aja ke fokus beres abis perkara...

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
OOT: Hukuman mati yang meragukan
« Reply #569 on: 02 July 2008, 04:58:29 AM »
[Baru-baru ini terbit sebuah buku, “The Execution of Willie Francis: Race, Murder and the Search for Justice in the American South”, 324 hal., yang mencoba mengungkap kembali sebuah hukuman mati di kursi listrik terhadap seorang kulit hitam yang berusia 16 tahun pada tahun 1946. Ternyata hukuman mati itu diragukan dasarnya.]

Revisiting the Execution of Willie Francis: Race, Murder and the Search for Justice
By Eleanor J. Bader, Public Eye

Posted on July 1, 2008, Printed on July 1, 2008
http://www.alternet.org/story/89950/

Reviewed: The Execution of Willie Francis: Race, Murder and the Search for Justice in the American South
by Gilbert King Basic Civitas Books, 2008, $26 cloth, 324 pages

They called the Louisiana electric chair Gruesome Gertie and in her years of service to the state, no case was more notorious than that of long-forgotten Willie Francis. A 16-year-old teen at the time of his 1945 arrest, Francis was barely literate, the youngest of 13 children in a desperately poor, devoutly Roman Catholic, African American family.

The story begins in November, 1944 with the murder of 53- year-old Andrew Thomas, the well-liked owner of Thomas's Drug Store in the pastoral Cajun town of St. Martinville, Louisiana. Thomas, who was white, was hit by five shots fired at close range. Theories of who might have killed him were abundant. The lifelong bachelor and purported Don Juan was suspected of numerous romantic liaisons with married women, but after a nine-month investigation, all leads had run cold.

That changed in August 3, 1945 when police in Port Arthur, Texas, 150 miles from St. Martinville, happened upon Willie Francis who was there visiting his sister. Francis was carrying a large valise and the cops, on the lookout for drug traffickers, took Francis into custody for questioning.

In short order, Francis convinced his interrogators that he was not a narcotics dealer. Nevertheless, the cops noted that he stuttered -- a mannerism they determined indicated guilt -- and proceeded to ask him about his involvement in numerous robberies and assaults in the Port Arthur area.

King reports that police accounts reveal a startling -- maybe even unbelievable -- turn of events. According to Port Arthur Chief of Police Claude W. Goldsmith, "who did not keep any notes or records of the interrogation, Willie confessed to the St. Martinville murder [of Thomas] in a matter of minutes." What's more, when they inspected Francis' wallet they found an ID bearing the name of Andrew Thomas.

Francis' written statement, replete with spelling errors, admits that he stole a .38 pistol for the planned murder. His statement further concedes that he took Thomas' wallet, containing $4, along with a gold watch which he later pawned. No counsel was present at the time of this alleged confession.

A month later Francis was indicted by a grand jury and in no-time flat a trial was scheduled. A jury of twelve white men -- clearly not Francis' peers -- was selected. As testimony unfolded the jurors learned that there was no forensic evidence linking Francis to the crime. "Also missing," King writes, "were the murder weapon and bullets that had been recovered from the scene." Both had been lost in transit to the FBI Crime Lab. Worse, King writes, "no fingerprints had been lifted from the gun. Without the alleged murder weapon or the wrist watch as evidence, the bulk of the District Attorney's case rested exclusively on confessions obtained by police while the teenaged Willie Francis was in custody and without legal counsel." Later, attorneys and journalists reviewing the trial transcript dubbed the proceedings "a farce and travesty."

Nonetheless, Francis was found guilty and sentenced to die in Gruesome Gertie.

His executioners were Angola Prison captain Ephie Foster and prisoner Vincent Venezia. Both men were charged with transporting the contraption to St. Martinville and insuring Francis' death by electrocution. They had done this before and ostensibly knew how to proceed. Indeed, they were so relaxed that they opted for a night of serious drinking in the hours immediately before the scheduled execution.

Eyewitnesses report that the pair were visibly drunk when they arrived at the jail the following morning. Still, they did the state's bidding and strapped Francis into the chair before applying the current.

Then something surprising happened -- despite being zapped by electricity, Francis did not die. Spectators were horrified, then relieved to learn that the mechanical malfunction would be corrected and a second execution ordered.

What happened next can only be described as a whirlwind. Attorney Bertrand DeBlanc, a deeply religious white man just returned from serving in World War II, agreed to take Francis' case -- pro-bono. During the next year-and-a-half, he would share legal work with the NAACP and with another white attorneylater- judge named J. Skully Wright.

The more DeBlanc learned about Francis' case, the angrier he became. At the same time he never challenged Francis' guilt -- Francis himself never proclaimed his innocence or took issue with his arrest or conviction -- but instead zeroed in on proving that a second execution would constitute cruel and unusual punishment and amount to double jeopardy.

The case bounced from court to court and eventually wound up in D.C. where the U.S. Supreme Court heard DeBlanc's argument. King's rendering of the proceedings is fascinating. "Sixty years later," he begins, "alleged violations of double jeopardy, cruel and unusual punishment, and due process would constitute unquestionably valid legal strategies for attorneys. But not in 1946. Not once, not twice, but many times the U.S. Supreme Court had held that the first ten amendments to the Constitution, rights citizens decades later would take for granted, simply did not exist for litigants in a case originating at the state level -- cases like Willie's. In other words, one's right not to be tried twice for the same crime could only be invoked if one was being tried in a federal court. The Supreme Court had ruled that in a state court a man [sic] could be tried twice for the same murder. Furthermore, in 1908, the Supreme Court held that the Fifth Amendment -- the right regarding self-incrimination -- did not apply to state court trials."

DeBlanc, Wright and the NAACP pushed forward anyway, arguing that the Bill of Rights should apply to the states. They also argued that a second encounter with Gruesome Gertie would be cruel, unusual and patently illegal.
The Court disagreed. In a five-to-four decision, issued one day after Francis turned 18, the Justices opted to send him back to the chair. Despite seething and eloquent dissents, the Court refused to save Willie Francis' life.

His attorneys were despondent and tried to push the Justices to reconsider; they simultaneously petitioned Louisiana governor Jimmie Davis to commute Francis' sentence to life imprisonment. In a bizarre turn, Justice Felix Frankfurter, who voted with the Court majority, petitioned Davis on Francis' behalf.

Their efforts failed. On May 9, 1947, Francis was executed, making him the 24th state resident killed by Gruesome Gertie.

To this day no one knows what really happened between Francis and Thomas. Years later, rumors that Thomas was gay -- and that his friendships with married women never strayed beyond the platonic -- began to circulate. Francis' one-time assertion -- his enigmatic explanation of what had transpired, "it was a secret about me and him" -- was never probed. Whether this was because of squeamishness, incompetence, or negligence is unknown.

King's exploration of Willie Francis' tragic life and the myriad efforts to save him is riveting. Well-researched and fast-paced, Francis' poignant story showcases the collision between social justice activists and a legal system hell-bent on maintaining the status quo. But it does more than this, reminding us of the ripples beneath the surface of most social change efforts. In this case, even though DeBlanc and colleagues could not save Francis, their courage, fortitude, and resistance set other acts of resistance into motion. Indeed, their tireless advocacy emboldened others and helped catapult racial injustice and the inhumanity of killing youthful offenders into public consciousness.

Eleanor J. Bader is a Brooklyn-based teacher, writer, and activist. She is the coauthor of Targets of Hatred: Anti-Abortion Terrorism (St. Martin’s Press, 2001).

© 2008 Public Eye All rights reserved.
View this story online at: http://www.alternet.org/story/89950/

 

anything