Hmmm...
Kalau begitu...
(ini menurut saya loh, kalau bengkok mohon diluruskan )
Tidak ada atta/aku itu berasal dari >> tidak adanya keinginan apapun >> tidak melakukan apa2 >> jadi melakukan "tidak melakukan apa2" atau do nothing, begitu?
Mohon bimbingannya
Bukan, bukan! ... Coba perhatikan nafas yang mendasari seluruh posting itu ... Di situ jelas terasa ada suatu
pencarian akan suatu
pegangan tertentu, suatu
sikap tertentu, suatu
ajaran tertentu: "tidak boleh ada keinginan, tidak boleh melakukan apa-apa, ... dst."
Pencarian seperti itu menunjukkan bahwa
aku itu masih kuat, sama kuat seperti sebelumnya: menginginkan sesuatu, melakukan sesuatu untuk diri sendiri ... dsb.
... Cuma sekarang
dibalik saja: tidak menginginkan apa-apa, tidak melakukan apa-apa. ...
Rekan Wei, mengenai masalah 'tanpa-aku' ini orang sering
mendekatinya secara salah: ... ingin tahu
seperti apa 'tanpa-aku' itu ... bagaimana seorang yang 'tanpa-aku' bersikap, berbicara, berbuat ... Pendekatan seperti itu akan menghasilkan suatu
ajaran, doktrin, pegangan baru, yang sama sekali bukan 'tanpa-aku'. ...
Selama kita masih berada dalam
tataran pikiran ... 'tanpa-aku'
hanya bisa didekati dan
dipahami dengan
mengamati & menyadari setiap kali 'aku' itu muncul: pikiran, perasaan, keinginan, harapan, kekecewaan, kesenangan, kenikmatan ... dsb. ...
tanpa menginginkan sebaliknya! ...
Di sini kita menyentuh
meditasi ... Rekan Wei, diskusi tentang 'tanpa-aku' tidak akan menghasilkan apa-apa tanpa didukung dengan meditasi ... Anda bilang Anda belum pernah ikut retret meditasi, dan meditasi Anda "awut-awutan" ... entah apa itu artinya ...
Oleh karena itu saya sarankan, sambil meneruskan diskusi ini ... cobalah mulai
bermeditasi dengan teratur,
menyadari setiap kali 'aku' itu muncul, seperti saya jelaskan di atas. ....
Kalau Anda lakukan itu ... saya jamin Anda akan memperoleh pencerahan-pencerahan dari diskusi ini ... Kalau tidak, kalau Anda hanya
mengandalkan kemampuan intelektual semata-mata untuk memahami 'tanpa-aku', saya bisa pastikan bahwa Anda akan bertambah bingung dan tidak mengerti ... Mengapa? ... Karena
pikiran, intelek itu pada dasarnya adalah 'aku' itu sendiri ...
untuk memahami 'tanpa-aku', pikiran/intelek harus berhenti ... di dalam
keheningan meditasi.
Salam,
hudoyo